You are on page 1of 12

e-J.

Agrotekbis 3 (3) : 390 - 401 , Juni 2015 ISSN : 2338 -3011

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KERIPIK


UBI KAYU PADA INDUSTRI PUNDI MAS
DI KOTA PALU

The Strategy of Business Development on Cassava Chips Industry Pundi Mas


in Palu City

Majeni Djalil 1), Sulaeman2)


1)
Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
2)
Staf Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
e-mail: majeni.zahirah@gmail.com
e-mail: cha_cha_jie@yahoo.co.id

ABSTRACT

This study aims to determine the condition of internal factors (strengths and weaknesses) and
external factors (opportunities and threats) and business development strategies in industrial
cassava chips Pundi Mas. The research was conducted in October until December 2014. There were
6 respondents were interviewed with purposive sampling. The analysis used in this study is a
SWOT analysis. The results of the analysis of SWOT matrix IFAS and EFAS are some business
development strategies that can be applied to industrial Pundi Mas namely (a) the promotion
strategy cassava chips industry Pundi Mas is less implement and utilize promotional activities either
through print media, brochures, advertising and internet (b) Availability of labor Pundi Mas less
survive in this industry there are only a few workers who survived that leaders need to increase the
motivation and productivity of its workforce (c) The development of this technology should be
contemplated and implemented Pundi Mas industry because the industry itself is currently not
thought to replace the more modern tools or add to existing technologies and business conditions in
the industry cassava chips Pundi Mas currently in Quadrant I, namely SO strategy where businesses
can create internal strategies like the taste of diverse products, affordable prices, availability of raw
materials to take advantage of external opportunities strategies such as the development of
promotional media, technology development, and support of private television stations.

Key Words : Cassava chips, strategy development.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi faktor internal (Kekuatan dan Kelemahan) dan
faktor eksternal (Peluang dan Ancaman) dan strategi pengembangan usaha keripik ubi kayu pada
industri Pundi Mas. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Oktober sampai dengan Bulan Desember
2014. Ada sebanyak 6 responden telah diwawancarai yang diambil secara purposive. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT. Hasil analisis dari matriks SWOT IFAS dan
EFAS adalah beberapa strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan pada industri Pundi
Mas yaitu (a) Strategi promosi industri keripik ubi kayu Pundi Mas dirasa kurang melaksanakan dan
memanfaatkan kegiatan promosi baik melalui media cetak, brosur-brosur, periklanan maupun internet
(b) Ketersediaan tenaga kerja Pundi Mas kurang bertahan dalam industri ini hanya ada beberapa
tenaga kerja yang bertahan sehingga pimpinan perlu meningkatkan motivasi dan produktifitas
tenaga kerjanya (c) Perkembangan teknologi ini harus difikirkan dan dilaksanakan industri Pundi
Mas karena industri sendiri saat ini belum memikirkan untuk mengganti alat yang lebih modern
atau menambah teknologi yang sudah ada dan kondisi usaha keripik ubi kayu pada Industri Pundi
Mas saat ini berada pada Kuadran I, yaitu strategi S-O dimana usaha tersebut dapat menciptakan
strategi internal seperti rasa produk beragam, harga terjangkau, ketersediaan bahan baku dengan
memanfatkan berbagai strategi peluang eksternal seperti berkembangnya media promosi, perkembangan
teknologi, dan dukungan Stasiun Televisi Swasta.
Kata Kunci : Keripik ubi kayu, strategi pengembangan.
390
PENDAHULUAN Strategi industri Pundi Mas akan
berpengaruh dalam jangka panjang bagi
Negara Indonesia merupakan negara kelangsungan usaha keripik ubi kayu Pundi
agraris yang sebagian besar penduduknya Mas. Menetapkan strategi bersaing yang
bermata pencaharian sebagai petani. Sektor tepat, industri Pundi Mas membutuhkan
pertanian merupakan ujung tombak bagi analisis lingkungan usahanya, yang meliputi
bangsa Indonesia untuk mewujudkan lingkungan eksternal dan lingkungan
tercapainya tujuan pembangunan nasional internal dan eksternal. Melalui analisis
dalam mencukupi kebutuhan pangan. lingkungan usaha, industri Pundi Mas dapat
Keberhasilan pembangunan di sektor ini mengidentifikasi kekuatan dan peluang
diharapkan dapat menjamin ketahanan yang dapat dimanfaatkan dalam strategi
pangan yang berakar pada keragaman bersaing sekaligus juga menghindari serta
sumberdaya bahan pangan, kelembagaan, mengatasi ancaman dan kelemahan
dan budaya lokal (Kartasapoetra, 1988). perusahaan.
Ubi kayu merupakan salah satu Permasalahan - permasalahan yang
tanaman pangan yang memiliki banyak dihadapi antara lain : strategi promosi industri
kelebihan, misalnya saja pada saat cadangan keripik ubi kayu Pundi Mas dirasa kurang
makanan (padi-padian) mengalami kekurangan, melaksanakan dan memanfaatkan kegiatan
ubi kayu masih dapat diandalkan sebagai promosi baik melalui media cetak, brosur -
sumber bahan pengganti karena ubi kayu brosur, periklanan maupun internet.
merupakan tanaman yang tahan terhadap Ketersediaan tenaga kerja Pundi Mas
kekurangan air sehingga masih dapat di kurang bertahan dalam industri ini hanya
produksi di lahan kritis sekalipun dan cara ada beberapa tenaga kerja yang bertahan
penanaman ubi kayu yang mudah. Tujuan sehingga pimpinan perlu meningkatkan
pengolahan ubi kayu adalah untuk motivasi dan produktifitas tenaga kerjanya.
meningkatkan keawetan ubi kayu sehingga Perkembangan teknologi ini harus
layak untuk dikonsumsi dan memanfaatkan difikirkan dan dilaksanakan industri Pundi
ubi kayu agar memperoleh nilai jual yang Mas karena industri sendiri saat ini belum
tinggi dipasaran (Masyhuri, 1994). memikirkan untuk mengganti alat yang
Meningkatnya jumlah penduduk lebih modern atau menambah teknologi
dan tingkat kesadaran masyarakat untuk yang sudah ada.
mengkonsumsi umbi-umbian diharapkan Tujuan penelitian ini untuk
dapat meningkatkan konsumsi ubi kayu mengetahui kondisi faktor internal (Kekuatan
secara nasional. Ubi kayu dapat dikonsumsi dan Kelemahan) dan faktor eksternal
sebagai pengganti dari nasi sehingga (Peluang dan Ancaman) dan strategi
kebutuhan ubi kayu akan terus meningkat, pengembangan usaha keripik ubi kayu pada
maka perlu dilakukan pengembangan keripik industri Pundi Mas.
ubi kayu baik secara intensifikasi maupun
secara ekstensifikasi. Mengembangkan METODE PENELITIAN
industri keripik ubi kayu masih banyak
memerlukan perhatian dari berbagai pihak Tempat dan Waktu Penelitian
yang terlibat didalamnya, salah satu yang Penelitian ini telah dilaksanakan
menentukan perkembangan industri-industri pada industri Pundi Mas yang bertempat di
keripik ubi kayu adalah bagaimana seorang Jalan Tururuka No.5 Kelurahan Lolu
produsen dituntut untuk aktif dalam Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan dari
melaksanakan strategi-strategi pengembangan Bulan Oktober sampai dengan Desember
yang baik untuk suatu usaha dengan 2014. Penentuan lokasi dilakukan secara
menyalurkan hasil produksinya ke sengaja (purposive) dengan pertimbangan
konsumen (Rukmana, 1997). bahwa indusri keripik ubi kayu Pundi Mas

391
merupakan industri rumah tangga dalam kelemahan (weakness) dan ancaman
memproduksi keripik ubi kayu yang (threats).
memiliki prospek pengembangan usaha Bedasarkan analisis SWOT dapat dilakukan
yang menjanjikan. penentuan pengembangan kawasan dengan
Penentuan Responden cara melakukan analisis melalui kombinasi
pertemuan antara garis abis (kekuatan -
Penentuan responden dilakukan kelemahan) dengan garis ordinat (peluang-
secara sengaja (purposive). Dilakukan ancaman) pada diagram analisis SWOT.
dengan wawancara langsung dengan pimpinan Sumber : (Rangkuti,2001)
usaha pengolahan keripik ubi kayu.
Responden yang diambil sebanyak 6 orang PELUANG
yaitu pemilik atau pimpinan perusahaan 1
orang, tenaga kerja bagian produksi 1 II WO I SO
orang, tenaga kerja bagian pengemasan 1 KEKUATAN
KELEMAHAN
orang dan konsumen dari industri Pundi
Mas 3 orang dengan pertimbangan bahwa IV WT III ST
pimmpinan dan tenaga kerja perusahaan
bertanggung jawab penuh dan mengetahui
tentang keadaan industri selama berdirinya ANCAMAN
perusahaaan sehingga diharapkan bisa
diperoleh hasil yang cukup akurat dan Gambar 1. Diagram SWOT
representif sesuai dengan tujuan yang Kuadran I : Ini merupakan situasi yang
diharapkan dalam penelitian. menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki
Pengumpulan Data peluang dan kekuatan sehingga dapat
Data yang digunakan dalam memanfaatkan peluang yang ada. Strategi
penelitian ini bersumber dari data primer yang diterapkan dalam kondisi ini adalah
dan data sekunder. Pengumpulan data mendukung kebijakan pertumbuhan yang
primer dilakukan dengan wawancara agresif.
langsung pada pimpinan dan karyawan Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai
usaha keripik ubi kayu pada industri Pundi ancaman, perusahaan ini masih memiliki
Mas dengan menggunakan daftar pertanyaan kekuatan dari segi internal. Strategi yang
(Questionneiry), dan data sekunder diperoleh harus diterapkan adalah menggunakan
dari berbagai instansi pemerintah yang kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka
terkait dan berbagai literatur lainnya panjang dengan cara strategi diversifikasi
sebagai pendukung dalam penyusunan hasil (produk/pasar).
penelitian ini. Kuadran III : Perusahaan menghadapi peluang
pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak
Analisis Data menghadapi beberapa kendala/kelemahan
Alat analisis yang digunakan adalah internal. Fokus strategi ini yaitu
analisis SWOT. Menurut Rangkuti (2001), meminimalkan masalah internal perusahaan
bahwa analisis SWOT adalah analisis yang sehingga dapat merebut pasar yang lebih
berguna untuk memperoleh formulasi baik (turn around).
strategi yang tepat. Analisis ini merupakan Kuadran IV : Perusahaan mempunyai
situasi yang sangat tidak menguntungkan,
identifikasi berbagai faktor secara sistematis
perusahaan tersebut menghadapi berbagai
untuk merumuskan suatu strategi dengan ancaman dan kelemahan internal. Fokus
dasar pada logika yang dapat memaksimalkan strategi yaitu melakukan tindakan
kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) penyelamatan agar terlepas dari kerugian
namun secara bersamaan bisa meminimalkan yang lebih besar (defensive).
392
1. Menurut Rangkuti (2001), langkah - Nilai 2 = Keberadaan/ketersediaan
langkah penting dalam analisis SWOT rendah/terbatas
ialah sebagai berikut : Mengidentifikasi Nilai 3 = Keberadaan/ketersediaan
faktor-faktor lingkungan internal, yaitu banyak/tinggi
faktor-faktor kekuatan (srenghts) dan Nilai 4 = Keberadaan/ketersediaan sangat
kelemahan (weakness). banyak/ sangat tinggi
2. Mengidentifikasi faktor - faktor dalam Menurut (Yantu, 2012) Pemberian
lingkungan eksternal, yaitu faktor - nilai rating berbanding terbalik antara
faktor peluang (opportunities) dan peluang dan ancaman dan kekuatan dan
ancaman (treats). kelemahan. Semakin mendekati kenyataan,
3. Menyusun faktor - faktor penting dalam maka nilai peluang dan kekuatan semakin
butir (1) dan (2) dalam urutan peringkat besar sehingga nilai kelemahan dan ancaman
mulai dari sangat penting sampai tidak semakin kecil.
penting. Penentuan rating juga menggunakan
4. Membuat matriks SWOT untuk metode obyektif, yaitu pandangan
menemukan empat alternatif strategi responden. Bila IFAS dan EFAS lebih besar
yaitu Strategi SO, Strategi ST, Strategi dari nilai rating tertinggi dibagi dua, maka
WO, dan Strategi WT. perusahaan akan mampu merespon
Mencapai tujuan penelitian
perubahan lingkungan internal dan
digunakan analisis SWOT. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa tahapan analisis SWOT eksternal. Penentuan bobot dihitung dengan
dalam penyusunan perencanaan strategi menggunakan metode obyektif dengan
sebagai berikut : rumus (Yantu, 2012) sebagai berikut :
1. Tahapan pengumpulan data dibedakan R
B =
menjadi faktor internal dan faktor R
eksternal. Data internal diperoleh dari Keterangan :
lingkungan dalam usaha keripik ubi kayu Bi = Bobot Faktor ke - i
yang berupa kekuatan dan kelemahan Ri = Rating ke - i
dan data eksternal diperoleh dari Ri = Total Rating
lingkungan luar yang berupa peluang dan 3. Setelah pemberian nilai dan bobot
ancaman. Faktor ini dibuat dalam bentuk selanjutnya ditentukan nilai skor dengan
matriks IFAS (Internal Factor Analysis mengalikan antara bobot dan rating.
Summary). 4. Pengambilan keputusan untuk perumusan
2. Tahap analisis yaitu menganalisis IFAS strategi dengan menggunakan matriks
dan EFAS dengan memberi skala mulai IFAS dan EFAS, matriks tersebut
dari 1 (paling penting) sampai 0 (tidak menghasilkan empat sel/tipe kemungkinan
penting). Jumlah semua tidak melebihi 1 alternatif strategi sebagai berikut :
untuk masing-masing kondisi (internal 1. Strategi S-O (Kekuatan-Peluang)
dan eksternal), cara penentuan berdasarkan adalah situasi yang paling disukai
pengamatan lapangan untuk menentukan dimana perusahaan menghadapi
urutan prioritas yaitu faktor mana yang beberapa peluang lingkungan dan
paling penting dan tidak penting. Total
banyak kekuatan yang mendorong
bobot sebesar satu untuk masing -
dimanfaatkannya peluang-peluang
masing kondisi (internal dan eksternal),
selanjutnya memberi rating nilai dengan tersebut. Situasi ini menyarankan
skala 1 - 4 dengan kualifikasi sebagai strategi yang berorientasi pada
berikut : pertumbuhan (growth oriented
Nilai 1 = Keberadaan/ketersediaan sangat strategy) untuk memanfaatkan situasi
rendah/sangat terbatas menguntungkan.

393
2. Strategi S-T (Kekuatan - Ancaman) menguntungkan. Perusahaan menghadapi
perusahaan yang memiliki kekuatan - ancaman lingkungan yang besar,
kekuatan tertentu menghadapi lingkungan sementara posisinya relatif masih
yang tidak menguntungkan. Dalam lemah. Situasi ini menuntut strategi
situasi ini, strategi akan memanfaatkan yang mengurangi atau membenahi
kekuatan yang ada untuk mengatasi keterlibatan dalam produk atau pasar
lingkungan yang kurang menguntungkan. yang ditelaah dengan analisis SWOT.
3. Strategi W-O (Kelemahan - Peluang) Keempat strategi yang telah
dalam menghadapi peluang pasar dirumuskan, dikaji untuk menentukan
yang impensif tetapi dapat strategi yang paling menguntungkan bagi
dikendalikan oleh kelemahan - pengembangan keripik ubi kayu
kelemahan intern. Fokus strategi bagi berdasarkan SWOT dan akhirnya dapat
perusahaan seperti ini adalah disusun suatu rencana strategis yang akan
meniadakan kelemahan intern agar menjadi pegangan dalam melaksanakan
dapat lebih efektif dalam memanfaatkan kegiatan selanjutnya yang lebih efektif,
peluang pasar. efesien, dan berkelanjutan. Lebih jelasnya
4. Strategi WT (Kelemahan - Ancaman) dapat dilihat diagram matriks SWOT di
merupakan situasi yang paling tidak bawah ini :
IFAS/EFAS Strenghts (S) Weaknesses (W)
Strategi WO
Strategi SO Menciptakan strategi yang meminimalkan
Opportunities (O) Menciptakan strategi yang kelemahan untuk memanfaatkan peluang
menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang

Strategi ST Strategi WT
Menciptakan stategi yang Menciptakan strategi yang meminimalkan
Treaths (T) menggunakan kekuatan untuk kelemahan dan menghindari ancaman
mengatasi ancaman

HASIL DAN PEMBAHASAN saat ini mendirikan peruasahaan kecil


belum terpikirkan untuk memproduksi
Gambaran Umum Lokasi Penelitian beberapa produk, tetapi hanya
Sejarah Singkat Berdirinya Industri. Pundi memproduksi satu produk yaitu keripik ubi
kayu. Berdasarkan beberapa pertimbangan
Mas adalah salah satu usaha keripik ubi dan melihat peluang pasar yang ada
kayu yang berada di Kota Palu yang akhirnya bapak Sujioh Efendi membagi
dipimpin oleh bapak Sujioh Efendi, keripik ubinya menjadi beberapa jenis rasa
bertempat di Jalan. Tururuka no.5 yaitu keripik yang biasa atau Original,
Kecamatan Lolu Selatan. Pundi Mas ini Balado Pedas Manis, dan Jagung Bakar.
didirikan pada tahun 2001 oleh bapak Struktur Organisasi. Organisasi merupakan
Sujioh Efendi dengan menggunakan modal syarat mutlak dari perusahaan dalam
awal yang merupakan modal sendiri mencapai tujuan yang telah direncanakan.
sebesar Rp. 1.500.000,00 dengan modal Struktur organiasi sangat penting artinya
tersebut serta keahlian yang di miliki, bapak bagi suatu perusahaan karena berdasarkan
Sujioh Efendi mendirikan perusahaan kecil. struktur organisasi setiap anggota dalam
Usaha industri Pundi Mas ini
memiliki 5 orang karyawan yang masing- perusahaan mengenal tugas dan tanggung
masing memiliki tugas dan fungsi yang jawab yang harus dilakukan. Industri
berbeda-beda. Bapak Sujioh Efendi pada Pundimas dalam pelaksanaan kegiatan
394
pengorganisasianya menerapkan sruktur baik internal dan eksternal, mengeluarkan
organisasi lini (line organization) yang keputusan dan kebijakan agar kegiatan
merupakan struktur organisasi sederhana perusahaan dapat berjalan sesuai dengan
dimana pelimpahan wewenang dan hanya yang diharapkan. Bapak Sujioh Efendi
mempunyai seorang pimpinan, sehingga mengkoodinir, memberikan instruksi dan
menegaskan rantai komando yang jelas pengarahan dalam pelaksanaan kegiatan
sederhana. Kinerja industri yang efesien perusahaan dalam pelaksanaan serta
diperlukan adanya kerja sama antara atasan mengevaluasi program-program kerja yang
dan bawahan, sebab tanpa adanya suatu telah ditetepkan.
team work yang baik dalam organisasi 2. Bagian Produksi
tujuan industri ini tidak akan mungkin Tenaga kerja Pundi Mas terdiri atas
tenaga kerja pada bidang produksi saja yang
tercapai. Struktur organisasi pada industri
berjumlah 5 orang. Karyawan/tenaga kerja
ini berbentuk garis dengan hanya dipimpin
ini bertugas untuk mengerjakan segala
oleh seorang saja, dimana hubungan
kegiatan yang berhubungan langsung
struktural antara kegiatan yang satu dengan dengan proses produksi, mulai dari
unit kerja lainnya dapat dilihat pada bagian pengupasan sampai pemasaran.
tugas secara keseluruhan. Untuk lebih
jelasnya, struktur organisasi industri keripik Proses Produksi Keripik Ubi Kayu.
ubi kayu Pundi Mas terlihat pada Gambar 2. Tahapan-tahapan proses produksi ubi kayu
pada usaha Pundi Mas sebagai berikut :
PIMPINAN 1. Pengupasan kulit. Ubi kayu yang telah
Sujioh Efendi dipilih dikupas tetapi sebelumnya
dipotong terlebih dahulu masing-masing
ujungnya. Pengupasan kulit ubi kayu
dilakukan digarit dengan ujung pisau,
BAGIAN PRODUKSI kemudian kulit tersebut mulai dikelupas
sampai bersih.
2 Pencucian. Ubi Kayu yang telah dikuliti
dicuci dengan air sebanyak dua kali
hingga seluruh kotoran yang menampel
pada ubi kayu hilang dan tidak ada lagi
TK 1 TK 2 TK 3 kulit ari yang tersisa pada ubi kayu. Ubi
Sutrisman Aan Hamid kayu dibilas kembali dengan air bersih
sehingga ubi kayu benar-benar bersih
dan siap untuk dilakukan pengirisan.
TK 4 TK 5 3. Perajangan/Pengirisan. Ubi kayu yang
Imun Jamikem telah dicuci bersih diiris (dirajang) tipis-
tipis dengan memakai pisau iris,
Keterangan : pengirisan bisa dilakukan denga dua cara
TK = Tenaga Kerja yaitu secara verikal dan horizontal
Gambar 2. Struktur Organisasi Industri menurut selera dari nilai jualnya. Irisan
Keripik Ubi Kayu Pundi Mas pada ubi kayu tidak boleh terlalu tipis
Struktur organisai Pundi Mas terdiri atau tebal sehingga diperoleh irisan yang
dari pimpinan perusahaan dan sama.
karyawan/tenaga kerja dibidang produksi. 4. Penggorengan. Ubi kayu yang telah
1. Pimpinan dirajang langsung bisa dilakukan
Pimpinan Pundi Mas bertanggung penggorengan, tetapi minyak gorengnya
jawab penuh atas segala kegitan perusahaan harus benar-benar sudah panas ( 160 -
395
200). Penggorengan dilakukan sampai pelaksanaan proses produksi yang baik,
irisan ubi berwarna kuning atau selama dengan komitmen untuk selalu menjaga
10 menit maka keripik ubi sebelum mutu produksinya, sehingga dapat
diangkat dari penggorengan terlebih menghasilkan produk keripik ubi kayu yang
dahulu diberi bumbu seperti garam, gula berkualitas dan mampu bersaing di pasaran,
dan lain-lain, sedangakan untuk rasa kualitas produk yang digunakan untuk
pedas dengan cara ditaburkan pada irisan pembuatan keripik ubi kayu yang ada pada
ubi yang masih digoreng dengan terlebih usaha Pundi Mas bebas dari kerusakan agar
dahulu bumbu tersebut dilarutkan dalam cita rasa dari produk keripik ubi kayu
air. Jenis minyak goreng yang digunakan tersebut tetap terjaga.
sangat berpengaruh pada hasil keripik Berdasarkan beberapa pertimbangan
ubi kayu yang bermutu baik dan tahan dan melihat peluang pasar yang ada
lama disimpan. Minyak goreng yang akhirnya bapak Sujioh Efendi membagi
sudah hitam dan berbau tidak boleh keripik ubi kayu menjadi beberapa jenis
digunakan lagi, setelah penggorengan rasa yaitu original, balado pedas manis, dan
jagung bakar, karena usaha keripik ubi kayu
selesai, sebelum dikemas keripik ubi
yang ada di kota Palu cukup banyak
diangin-anginkan sampai dingin, lalu
sehingga bapak sujioh Efendi harus befikir
dimasukan dalam Gerobak yang telah
untuk lebih mengembangkan hasil
disiapkan dan keripik ubi kayu Pundi
produksinya. Saluran pemasaran usaha
Mas siap untuk di jual. Pundi Mas yaitu menjual produknya
Karakteristik Responden langsung dari produsen ke konsumen,
dengan menjajakan di emperan-emperan
Umur Responden. Berdasarkan hasil
jalan yang terletak di jalan Emi Saelan,
wawancara, umur pimpinan dan karyawan
Tururuka, Karampe, Tombolotutu, dan
berkisar 23-40 tahun, melihat kondisi
Basuki Rahmat.
tersebut umur responden tergolong dalam
Harga juga merupakan masalah
usia produktif karena masih memiliki yang dihadapi banyak perusahaan karena
potensi cukup besar untuk memaksimalkan berpengaruh terhadap penerimaan
produksi dan mengembangkan usahanya. penjualan, tingkat penjualan, serta tingkat
Tingkat Pendidikan Responden. Berdasar keuntungan, pasar yang dapat dicapai oleh
kan dari hasil wawancara, pimpinan dan perusahaan. Harga produk keripik ubi kayu
karyawan industri keripik ubi kayu Pundi Pundi Mas cukup murah karena harga
Mas tingkat pendidikan pimpinan SMP dan ditentukan sesuai dengan keinginan
SMA, dengan demikian tingkat pendidikan konsumen dalam mengonsumsinya hal ini
responden dapat dikatakan tergolong tinggi, diterapkan dalam usaha Pundi Mas agar
hal ini mempermudah responden dalam keripik ubi kayu dapat terjual dengan cepat
mengadopsi teknologi baru. dan tidak mengalami kerugian pada keripik
ubi kayu.
Jumlah Tanggungan Keluarga. Industri Pundi Mas saat ini, masih
Berdasarkan dari hasil wawancara, kurang menerapkan strategi-strategi pada
responden atau pimpinan industri keripik promosi, belum memanfaatkan teknologi
ubi kayu Pundi Mas memiliki jumlah yang telah tersedia saat ini seperti media
tanggungan keluarga sebanyak 5 jiwa, internet dan brosur-brosur, belum
dengan demikian jumlah tanggungan menggunakan alat teknologi yang lebih
keluarga responden dapat dikatakan cukup modern, sehingga industri Pundi Mas saat
banyak, hal ini tidak mempengaruhi ini masih belum dapat berkembang dengan
responden dalam menjalani usahanya. baik.
Strategi yang Diterapkan Saat ini pada Identifikasi Faktor Internal dan Faktor
Usaha Pundi Mas. Usaha Pundi Mas Eksternal. Berdasarkan hasil wawancara
menerapkan strategi saat ini yaitu dari beberapa responden maka didapatkan

396
beberapa indikator seperti terlihat pada Tabel 3. IFAS (Internal Factor Analysis
Tabel 2. Summary) Usaha Keripik Ubi
Tabel 2. Hasil Identifikasi Faktor Internal Kayu Pundi Mas 2014
dan Faktor Eksternal Usaha Keripik Bobot x
Ubi Kayu Pundi Mas Faktor Internal Bobot Rating
Rating
Faktor Internal Faktor Eksternal 1. Kekuatan
(Strenghts) :
a. Rasa Produk 0,20 4 0,80
Kekuatan Peluang Beragam
(Strenghts) (Opportunities) b. Harga 0,20 4 0,80
a. Rasa Produk a. Berkembangnya Terjangkau
Beragam Media Promosi c. Ketersediaan 0,15 3 0,45
b. Harga Terjangkau b. Perkembangan bahan baku
c. Ketersediaan bahan Teknologi d. Modal 0,15 3 0,45
baku c. Dukungan
Sub Total 0,70 14 2,50
d. Modal Stasiun Televisi
2. Kelemahan
Swasta
(Weaknesses) :
a. Strategi
Kelemahan Ancaman Promosi 0,10 2 0,20
(Weakness) (Threaths) b. Ketersediaan
a. Strategi Promosi a. Persaingan Tenaga 0,10 2 0,20
b. Ketersediaan Dengan Kerja
Tenaga Kerja Perusahaan c. Sumberdaya 0,10 2 0,20
c. Sumberdaya Sejenis Peralatan
Peralatan b. Kenaikan harga Perusahaan
Perusahaan bahan pelengkap (Teknologi)
(Teknologi) atau pendukung Sub Total 0,30 6 0,60
c. Persaingan Total (I+2) 1,00 20 3,10
dengan produk
lain Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014
d. Meningkatnya Tabel 3. menunjukkan bahwa faktor
Tarif koefisien IFAS kekuatan ( Strengths) adalah
Transportasi sebesar 2,50 adapaun koefisien IFAS faktor
kelemahan (Weakness) adalah sebesar 0,60.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2014 kekuatan yang dimiliki oleh industri Pundi
Tabel 2. menunjukkan hasil Mas lebih besar daripada faktor kelemahan.
identifikasi faktor internal dan eksternal, Ini berarti bahwa industri Pundi Mas adalah
yaitu menggambarkan faktor kekuatan, memanfaatkan faktor-faktor kekuatan yang
kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki untuk lebih meningkatkan usaha
mempengaruhi pengembangan usaha dan pengembangan yang akan datang guna
keripik ubi kayu Pundi Mas. mengatasi kelemahan yang dimiliki.
Faktor Lingkungan Internal. Analisis Berdasarkan hasil perhitungan dari nilai
faktor internal pada strategi pengembangan rating dan bobot faktor internal strategi
keripik ubi kayu Pundi Mas diarahkan pengembangan usaha keripik ubi kayu
untuk mengidentifikasikan faktror kekuatan Pundi Mas diperoleh dari hasil pengurangan
(Strengths) dan kelemahan (Weakness). antara faktor kekuatan (Strengths) dan
Berdasarkan hasil perhitungan setiap rating, kelemahan (Weakness) yaitu 2,50 - 0,60 =
maka diperoleh pembobotan untuk masing- 1,90 yang dijadikan sebagai sumbu X, maka
masing nilai rating faktor internal disajikan sumbu X dalam diagram SWOT adalah
dalam Tabel 3. 1,90.

397
Faktor Lingkungan Eksternal. Analisis Berdasarkan hasil perhitungan dari
faktor internal pada strategi pengembangan nilai rating dan bobot faktor eksternal
keripik ubi kayu Pundi Mas diarahkan strategi pengembangan keripik ubi kayu
untuk mengidentifikasikan faktror peluang Pundi Mas diperoleh dari hasil pengurangan
(Opportunities) dan ancaman (Treaths). antara faktor peluang (Opportunities) dan
Berdasarkan hasil perhitungan setiap rating, ancaman (Threaths) yaitu 1,92 - 1,72 = 0,20
maka diperoleh pembobotan untuk masing- yang dijadikan sebagai sumbu Y, maka
masing nilai rating faktor eksternal sumbu Y dalam diagram SWOT adalah
disajikan dalam Tabel 4. 0,20. Hasil kualitatif antara faktor internal
Tabel 4. EFAS (Eksternal Factor Analysis dan faktor eksternal yang berada pada
Summary) Usaha Keripik Ubi keripik ubi kayu pada usaha Pundi Mas
Kayu Pundi Mas 2014 akan diformulasikan pada diagram SWOT
Bobot agar dapat diketahui letak kuadran Pundi
Faktor Eksternal Bobot Rating x Mas. Titik tersebut dapat dijadikan acuan
Rating dalam menentukan perumusan strategi
1. Peluang dilihat dari sisi letak kuadrannya.
(Opportunity) : Berdasarkan hasil pembobotan
a. Berkembang nya 0,16 4 0,64
Media Promosi faktor internal dan faktor dapat disimpulkan
b. Perkembangan 0,16 4 0,64 bahwa total skor yang diperoleh dari
Teknologi pengurangan total faktor kekuatan dan
c. Dukungan 0,16 4 0,64 faktor kelemahan sebagai sumbu X yaitu
StasiunTelevis
Swasta sebesar 1,90 sedangkan skor faktor
Sub Total 0,48 12 1,92 eksternal yang merupakan hasil
2. Ancaman pengurangan antara faktor peluang dan
(Threaths) faktor ancaman sebagai sumbu Y yaitu
a. Persaingan 0,12 3 0,36
Dengan sebesar 0,20 tersaji pada tabel 5.
Perusahaan
Sejenis
Tabel 5. Hasil Skoring Faktor Internal
b. Kenaikan harga 0,12 3 0,36 dan Faktor Eksternal Strategi
bahan pelengkap Pengembangan Usaha Keripik
atau pendukung Ubi Kayu pada Industri Pundi
c. Persaingan 0,12 3 0,36 Mas di Kota Palu, 2014.
dengan produk
Kriteria Koordinat Keterangan
lain
d. Meningkat nya 0,16 4 0,64
Tarif Faktor Internal
Transportasi Kekuatan
Sub Total 0,52 13 1,72 1,90 Sumbu X
Kelemahan
Total (I+2) 1,00 25 3,64
Tabel 4. menunjukkan bahwa faktor
koefisien EFAS Peluang (Opportunities) Faktor
adalah sebesar 1,92 adapaun koefisien Eksternal
EFAS faktor Ancaman (Threaths) adalah Peluang 0,20 Sumbu Y
sebesar 1,72. Hal ini menunjukkan bahwa Ancaman
faktor peluang yang dimanfaatkan oleh
industri Pundi Mas lebih besar daripada Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014.
faktor ancaman. Ini berarti bahwa industri Berdasarkan skoring faktor internal
Pundi Mas telah memanfaatkan faktor-
faktor peluang yang ada agar dapat dan faktor eksternal, maka dapat diketahui
terhindar dari ancaman-ancaman yang dapat posisi kuadran usaha keripik ubi kayu Pundi
mempengaruhi keberhasilan pengembangan Mas yang diformulasikan pada diagram
keripik ubi kayu. SWOT pada Gambar 3.
398
PELUANG kuadran I, maka strategi yang difokuskan
Y
bagi pengembangan usaha yaitu
II WO 1,90 I SO menggunakan strategi S-O yaitu strategi
X yang menggunakan kekuatan internal usaha
KELEMAHAN KEKUATAN
untuk memanfaatkan peluang eksternal,
0,20 sehingga strategi yang relevan untuk
dilaksanakan bagi pengembangan usaha
IV WT III ST keripik ubi kayu pada industri Pundi Mas
ANCAMAN
adalah :
1. Menciptakan atau meningkatkan
Gambar 3. Diagram SWOT Strategi produksi dan mengembangkan produk
Pengembangan Usaha Keripik Ubi Kayu keripik ubi kayu dengan menggunakan
pada Industri Pundi Mas di Kota Palu. teknologi untuk memanfaatkan peluang
Berdasarkan diagram SWOT permintaan produk yang meningkat
tersebut, posisi usaha untuk strategi karena rasa produk yang beragam, hal ini
pengembangan usaha keripik ubi kayu dilakukan guna menarik konsumen yang
Pundi Mas berada pada kuadran I, dimana mempunyai selera yang berbeda-beda
pada posisi ini sebuah usaha maupun sehingga mengakibtkan permintaan
industri memiliki posisi yang kuat dan setiap waktu cenderung meningkat.
berpeluang untuk berkembang. Maka perlu dilakukan peningkatan
Penentuan Alternatif Strategi produksi keripik ubi kayu dengan
Pengembangan Usaha Keripik Ubi Kayu memanfaatkan perkembangan teknologi
Pundi Mas. Berdasarkan hasil analisis yang lebih modern.
lingkungan internal dan eksternal pada 2. Memperluas jaringan dengan bekerja
strategi pengembangan usaha keripik ubi sama dengan Stasiun Televisi Swasta
kayu Pundi Mas, dapat digunakan serta melibatkan media promosi dengan
pendekatan melalui matriks SWOT, yang kekuatan yang dimiliki perusahaan baik
bertujuan untuk mengetahui alternatif rasa, maupun harga, dalam upaya
strategi yang tepat digunakan oleh usaha memperluas jaringan pemasaran, dengan
keripik ubi kayu Pundi Mas. Berdasarkan harapan untuk membantu dalam
hasil diagram analisis SWOT, maka pencairan pasar yang potensial. Bekerja
penerapan usaha keripik ubi kayu Pundi sama dengan Stasiun Televisi Swasta
Mas menggunakan startegi S-O, yaitu yang mengarah kepada promosi keripik
menggunakan kekuatan internal perusahaan ubi kayu sebagai sarana peningkatan
untuk memanfaatkan peluang eksternal. volume penjualan.
Berdasarkan diagram analisis dari Diagram analisis dari SWOT
SWOT posisi strategi pengembagan usaha strategi pengembagan usaha keripik ubi
keripik ubi kayu Pundi Mas berada pada kayu Pundi Mas dapat dilihat pada tabel 6.

399
Tabel 6. Diagram Matriks SWOT Strategi Pengembangan usaha Keripik Ubi Kayu pada
Industri Pundi Mas di Kota Palu
Strenghts (S) Weaknesses (W)
Kekuatan : Kelemahan :
IFAS S1 : Rasa produk beragam W1 : Strategi promosi
S2 : Harga terjangkau W2 : Ketersediaan tenaga kerja
S3 : Ketersediaan bahan baku W3 : Sumber daya peralatan
EFAS S4 : Modal perusanaan (teknologi)

Opportunities (O) Strategi (S-O) Strategi (W-O)


Peluang : 1. Menciptakan atau 1. Meningkatkan strategi promosi,
meningkatkan produksi dan sumber daya teknologi dan media
O1 : Berkembangnya mengembangkan produk promosi untuk menjaga kontinuitas
media promosi keripik ubi kayu dengan produksi dengan memanfaatkan
O2 : Perkembangan menggunakan teknologi perkembangan media promosi
teknologi untuk memanfaatkan peluang yang sudah tersedia dan dukungan
O3 : Dukungan rasa produk yang beragam. Stasiun Televisi Swasta. (W1,
Stasiun Televisi (S1 dan O2) W3, O1, dan O3)
Swasta 2. Memperluas jaringan dengan 2. Mempertahankan kemitraan
bekerja sama dengan Stasiun dengan Stasiun televisi Swasta
Televisi Swasta serta untuk meminimalkan
melibatkan media promosi kelemahan (O3, dan W1)
dengan kekuatan yang
dimiliki perusahaan baik
rasa, maupun harga.
(O3,O1,S1 dan S2)
Treaths (T) Strategi (S-T) Strategi (W-T)
Ancaman : 1. Mempertahankan dan menjaga 1. Menambah teknologi yang lebih
kualitas produk dalam modern agar bisa ikut bersaing
T1 : Persaingan dengan mengantisipasi perubahan dengan perusahaan lainya. (W3,
perusahaan sejenis konsumen dan melakukan T1,T3)
T2 : Kenaikan harga inovasi produk untuk
bahan pelengkap mengatasi ancaman
atau pendukung pesaing. (S1, T1 danT3)
T3 : Persaingan
dengan produk lain
T4 : Meningkatnya
Tarif Transportasi
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014
KESIMPULAN DAN SARAN permasalahan yaitu dari segi (a) strategi
promosi industri keripik ubi kayu Pundi
Kesimpulan Mas dirasa kurang melaksanakan dan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari memanfaatkan kegiatan promosi baik
penelitian mengenai strategi pengembangan melalui media cetak, brosur-brosur,
usaha keripik ubi kayu pada industri Pundi periklanan maupun internet (b)
Mas dapat ditarik beberapa kesimpulkan ketersediaan tenaga kerja Pundi Mas
sebagai berikut : kurang bertahan dalam industri ini hanya
1. Kondisi faktor internal dan eksternal ada beberapa tenaga kerja yang bertahan
pengembangan usaha keripik ubi kayu sehingga pimpinan perlu meningkatkan
Pundi Mas yang difokuskan pada motivasi dan produktifitas tenaga

400
kerjanya (c) perkembangan teknologi ini 4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas
harus difikirkan dan dilaksanakan produk sesuai kemampuan yang dimiliki.
industri Pundi Mas karena industri 5. Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan
sendiri saat ini belum memikirkan untuk meneliti lebih lanjut yang menfokuskan
mengganti alat yang lebih modern atau tentang strategi pengembangan usaha.
menambah teknologi yang sudah ada.
2. Alternatif strategi pengembangan usaha DAFTAR PUSTAKA
keripik ubi kayu Pundi Mas yaitu berada
pada kuadran I, yaitu strategi S-O Kartasapoetra, 1988. Pengantar Ekonomi Produksi
dimana usaha tersebut dapat Pertanian. Bina Aksara, Jakarta.
menciptakan strategi internal seperti
rasa produk beragam, harga terjangkau, Masyhuri, 1994. Pengembangan Agroindustri
ketersediaan bahan baku dengan Melalui Penelitian dan Pengembangan
memanfatkan berbagai strategi peluang Produk yang Intensif dan
eksternal seperti berkembangnya media Berkesinambungan dalam Journal Agro
promosi, perkembangan teknologi, dan Ekonomi Vol VII / No. 1 Juni / 2000.
dukungan Stasiun Televisi Swasta. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.
Saran 30-45
Setelah melakukan analisis, maka
saran yang dapat diberikan pada penelitian Rangkuti, 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah
Kasus Bisnis. Gramedia, Jakarta.
ini adalah sebagia berikut :
1. Mengembangkan strategi promosi Pundi Rukmana, 1997. Ubi Kayu Budi Daya dan
Mas untul menciptakan pengembangan Pascapanen. Yokyakarta. Kanisius
yang lebih luas
Yantu, M. 2012. Bahan Ajaran Prodi Magister
2. Memanfaatkan media internet untuk Pengembangan Wilayah Perdesaan.
akses pengembangan dan informasi. Program Pasca Sarjana. UNTAD
3. Menggunakan teknologi yang lebih
modern untuk memperlancar kegiatan
produksi perusahaan.

401

You might also like