1041 945 1 PB PDF

You might also like

You are on page 1of 6
EFEK EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia A. Gray.) TERHADAP Candida albicans SERTA PROFIL KROMATOGRAFINYA Asti Sulistijowati S.* Didik Gunawan** Abstrak ‘Telah dilakukan uji mikrobiologi terhadap hambatan pertumbuhan Candida albicans oleh ‘ekstrak petroleum eter dan fraksi etil asetat daum Kembang Bulan (Tithonia diversifolia A. Gray.), serta pemeriksaan golongan kimia yang terdapat dalam daun tanaman tersebut. Pemeriksaan golongan kimia tanaman dan aktivitas menghambat pertum buhan C. albicans dilakukan dengan cara terlebih dahulu mengekstraksi serbuk kering memakai alat soxhlet dan. menggunakan pelarut petroleum eter dilanjutkan etanol 80% serta diekstraksi ‘air menggunakan etl asetat, Uji mikrobiologi dilakukan terhadap ekstrak petroleum eter, fraksi etl asetat, fraksi air, dan ekstrak air pada media pertumbuhan C. A/bicans (Sabouraud) dengan metode dilusi padat, Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 40% dan 80%. Pengamatan dilakukan 24 jam Setelah penanaman. Secara kualitatif, pada konsentrasi 80% ekstrak petroleum eter dan fraksi til asetat menghambat secara nyata, sedangkan pada konsentrasi 40% terjadi pengurangan kepadatan pertumbuban (dibandingkan dengan kontrol). Fraksi air dan ckstrake air tidak menghambat pertumbuhan C, albicans. ‘Pemeriksaan golongan kimia tanaman dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis yang menggunakan berbagai variasi komposisi pelarut dan pereaksi wama, Hasil pemeriksaan golongan kimia tanaman menunjukkan bahwa Kembang Bulan mengandung sedikitnya 12 senyawa terpenoid, 14 senyawa flavonoid, dan gula. Daun dengan metode kromatografi lapis ips, tak terdeteksi adanya alkaloid dan triterpenoid. Kata kunci: aktivitas antifungi, skrining Stokimia, Candida albicans, Thitonia diversivolia A. Gray Pendabuluan ilaporkanbahwa tanaman —suku Composite mempunyai aktivitas dapat menghambat — pertumbuhan Candida albicans. Tanaman Kembang Bulan termasuk dalam suku Compositae, sehingga secara kemotaksonomi diduga tanaman ini juga mempunyai kandungan kimia serupa yang dapat menghambat pertumbuhan C. albicans (Towers ef al, 1977). Oleh karenanya, * Puslitbang Farmasi, BPPK Depkes RI +++ Fakultas Farmasi Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta 32 dilakukan penelitian tethadap tanaman_ ini, untuk memuktikan secara ilmiah aktivitas penghambat pertumbukan albicans. Kembang Bulan mempunyai beberapa nama, diantaranya Rondosemoyo (Jawa), Harsaga awa), Kembang Bulan (Indonesia), Mary Gold (Inggris) (Steenis, 1978). Merupakan perdu tegak, apabila dibiarkan tumbuh liar dapat mencapai tinggi 9 meter, bertunas, merayap, dalam tanah, Termasuk tanaman penufup tanah yang umumnya tumbuh liar Media Lithanghes Edisi haste, “Obes Asli Indonesia" Volume VIII Nomar 3 & 4 1998/1999 ARTIKEL, ~ flavonoid, sebab diperkirakan di dalamnya terdapat flavonoid dalam bentuk glikosida Hasil pemeriksaan sebagai berikut * = &: hRe v 50 Ou. 7 G: 4 25- Kromatogram Uji Flavonoid Fraksi Bil Asetat 0. Deteksi_ ‘Sitroborat_ Kelerangan Gambar 6 FD ‘Selulosa Kromatogram Uji Flavonoid Bkstak Air FG BAW 2:1) Deteksi — :Sitroborat Forestal (3:30:10) Forestal (10:30:10) Keterangan: FD :Selulosa FG. : sam aselat 15% Pemeriksaan tak menggunakan fase gerak Forestal sebab ekstrak menggunakan pelarut air (polar), sehingga digunakan pengembang polar juga. “ Senyawa lain yang diperkirakan terlarut dalam ekstrak air adalah gula, Hasil_uji terhadap adanya gula adalah sebagai berikut. | Co. On oe | amber 5 Gambar 7 Kromatogram Uji Flavonoid Fraksi Air Kromatogram uj gula ekstrak air Deteksi : Sitroborat Deteksi —:Anilin ialat Keterangan: Keterangan: FD ‘Selulosa FD :Selulosa FG :-BAW (62:1) Forestal (3:30:10) Forestal (10:30:10) FG BAW (6:2:1) 36 Media Litbangkes Edisi Khusus" Oat Asli Indonetia" Voluma VII Nomor 3 & 4 1998/1999 ARTIKEL Hasil kromatogram pemeriksaan tethadap adanya gula menggunakan pereaksi wama Anilin ftalat memberikan empat buah bercak yaitu wama coklat-kuning, kemerahan, kuning dan coklat. Menturut Harborne (1987), bercak berwama coklat-merah adalah glukosa dan 2alaktosa, wama kuning fruktosa, merah arabinosa atau ksilosa dan kuning adalah ramnosa. Sehingga, —diperkirakan dalam ekstrak air terdapat glukosa atau galaktosa fruktosa, arabinosa atau ksilosa dan ramnosa Pemeriksaan dilanjutkan dengan menguji hambatan pertumbuhan C. albicans akibat pemberian ekstrak P-E., fraksi etil asetat,frakst air dan ekstrak air. Uji mikrobiologi dilakukan dengan metode dilusi, Pertumbuhan C albicans tidak sama dengan pertumuhan mikroba. Mikroba tumbuh dipermukaan, sedang jamur mempunyai hifa, sehingga pertumbuhannya menembus ke dalam media. Akibataya konsentrasi untuk menghambat pertumbuhan diperlukan lebih besar. Digunakan dua macam konsentrasi ekstrak yaitu konsentrasi besar (80%) dan kecil (40%) dengan maksud ‘membuktikan secara kualitatif ada tidaknya pertumbuhan jamur akibat pemberian ekstrak Hasil_menunjukkan bahwa pada konsentrast 40% ada pertumbuhan namun kerapatannya kurang dibanding Kontrol. Sedangkan pada Konsentrasi tinggi (80%) ada hambatan pertumbuhan secara nyata, Ini berarti bahwa pada Konsentrasi tinggi dapat menghambat, tetapi pada konsentrasi rendah pertumbuhan tak dapat dihambat seluruhnya, Pengamatan dilakukan 24 jam setelah penanaman. Hasil ‘menunjukkan bahwa hanya ekstrak PE. dan etil asetat saja yang dapat menghambat sedang cekstrak dan fraksi air tidak Kesimpulan Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa 1. daun Kembang Bulan dapat menghambat pertumbuhan C: albicans 2. ekstrak dan fraksi petroleum eter dapat menghambat pertumbuhan C. albicans 3. daun Kembang Bulan sedikitnya mengandung 12 senyawa terpenoid, 14 senyawa flavonoid dan gula 4, dengan metode KLT tidak terdeteksi adanya alkaloid dan tritemenoid. Saran Perlu dilakukan penelitian febih tanjut ‘erfadap flavonoid yang dicurigai dapat menghambat pertumbuhan C: albicans Daftar Pustaka 1 Barwh, NC; Sharma, RP; Madhusudana, KP, Thygarajan, Gopalakrisna, Werner, H.. Murary: Ramaswamy, 1979, Sesguiterpen Lactones of Tithonia diversifolia A. Gray. Chemical Abstrack, Vol. 91 No, 20751, p. 678, American Chemical Society, Ohio. 2. Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimi: ‘Penuntun Cara Modern Meng- analisis Tumbuhan, _ bal.123-138, Penerbit ITB, Bandung. 3. Steenis, C.G.GJ., 1978, Flora untuk sekolah di Indonesia, diterjemahkan ‘oleh Moeso Soerjowinoto, Soenarto Hardjosuwamo, Soerjo Sodo Hadisewojo, Wibisono, korektor Moeso Soerjowinoto, P.T. Pradnya Paramita, Jakarta 4 Towers, GH. Wat, Chit-Kit, Graham, AE. Bandon, R.J., 1977, Ultraviolet Mediated Antibiotic Activity of Species of Compositae Coused by Polyacetylenic Compound, Lloydia, Vol40,No.5. = 5. Wagner, H; Bladt, S.. Zginski, EM, 1984, Plant Drug Analysis A Thin Layer Chromatography Atlas, p. 5-8, 51-58, 125-127, 163-167, 225-228, Springen Verlag, Tokyo. 6. Watt, JM. Brayer-Brandwijck, gerdina, M., 1962, The Medical and Poisonous Plants of Shouternand Eastern Africa, 2 Bd, E and S Living Stone Lid, Edinbergh, London. Media Lithanghes Fiisi Khusus," Obat Asi tndemesia” Valume VITT Nomar 3 & 4 1998/1999 ”

You might also like