You are on page 1of 13

HUBUNGAN ANTARA HASIL PEMERIKSAAN

HISTEROSALPINGOGRAFI NORMAL DAN ABNORMAL


TERHADAP PASIEN INFERTILITAS DI DEPARTEMEN RADIOLOGI
RSPAD GATOT SOEBROTO PADA TAHUN 2014 - 2015
Dini Ayudia

Program Studi Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta


Departemen Radiologi, Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta
Jl. RS Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan 12450, Telp. (021) 7656971
Homepage: http://www.upnvj.ac.id E-mail : upnvj@upnvj.ac.id
Abstract

Infertility is a complex condition associated with medical, psychosocial and economy factors.
Based on the data from the Indonesian Health Department (Depkes) on 2006, infertility occurs
on more than 20% of the Indonesian population. Infertility are classified into two categories;
primary and secondary infertility. Anatomical abnormalities are the most common cause of
infertility, which may be detected with hysterosalphingography (HSG). This study is an
analytical study with a cross-sectional design. A total of 62 samples were obtained through
simple random sampling. Secondary data were collected from reference forms and HSG results
form. Data were analyzed with univariate and bivariate analysis. Univariate analysis showed
the highest prevalence in 18-34 years old (64,5%) and in 35-44 years old age range (35,5%),
and none were found in >44 years old. Prevalence of patent fallopian tube findings is 43,5%
and non-patent is 56,6%, normal uterus is 82,3% and abnormal is 17,7%, normal cervix is 96,8%
and abnormal is 3,2%, normal HSG findings is 40,3% and abnormal is 59,7%. The prevalence
of secondary infertility is 21% and primary is 79%. Chi-square analysis showed a p = 0,017
which confirms a correlation between HSG results and infertility.
Key words: hysterosalphingography, infertility, fallopian tube, uterus

PENDAHULUAN dari awal hubungan seksual, sedangkan

Infertilitas merupakan gangguan pada infertilitas sekunder terdapat kesulitan

kompleks dengan masalah medis, hamil setelah dalam kandungan (baik

psikososial, dan ekonomi yang saling setelah terjadi kehamilan atau mengalami

berhubungan. Infertilitas itu sendiri adalah keguguran saat kehamilan) (Olooto et al,

ketidakmampuan pasangan untuk mencapai 2012, hlm.379).

kehamilan selama periode rata-rata satu Berdasarkan data Departemen

tahun pada wanita dibawah usia 35 tahun Kesehatan (Depkes) tahun 2006, infertilitas

atau 6 bulan pada wanita diatas usia 35 terjadi lebih dari 20% populasi di Indonesia.

tahun yang teratur 3-4 kali per minggu Dari data tersebut didapatkan 40% pada

berhubungan seksual. Pada infertilitas wanita, 40% pada pria dan 20% pada

primer, pasangan tidak mampu untuk hamil keduanya. Menurut penelitian


Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh

1
Indonesia (PERSI) di Jakarta didapatkan 64% Menurut penelitian Departemen
terjadi pada wanita dan 36% terjadi pada Obgyn RS Pendidikan Sultan Qaboos
pria. Pada penelitian lain didapatkan 15% Muscat di Oman pada tahun 2013,
pada usia produktif (30-34 tahun), ditemukan pada hasil pemeriksaan HSG
meningkat sampai 30% pada usia 35-39 terhadap kelompok infertilitas primer dan
tahun dan 64% pada usia 40-44 tahun sekunder yaitu adanya bilateral blok 2,6%
(Luhulima, 2012, hlm.1). pada primer dan 2,97% pada sekunder,
Berdasarkan WHO, diketahui unilateral blok 16,52% pada primer dan
penyebab infertilitas terbanyak pada 25,74% pada sekunder, obstruksi tuba
perempuan adalah faktor tuba fallopi fallopi 19,1% pada primer dan 28,7% pada
sebanyak 36% (Sidabutar, 2013, hlm.1). sekunder. Dan juga terdapat adanya
Penyakit radang panggul menjadi penyebab hubungan kehamilan ektopik dan operasi
utama infertilitas karena faktor tuba panggul terhadap tingginya kejadian
(Saragih, 2014, hlm.9). Untuk infertilitas sekunder (Subhi et al, 2013,
mendiagnosis adanya kelainan tuba hlm.215). Soares dkk menunjukkan bahwa
dibutuhkan teknik diagnosis yang akurat, HSG memiliki nilai positif 28,6% untuk lesi
aman, mudah dilakukan, murah dan dapat polipoid, dan sensitivitas 0% untuk
diterima pasien. Umumnya saat ini yang hiperplasia endometrium. Penelitian yang
banyak dipergunakan untuk evaluasi tuba sama menunjukkan HSG memiliki
adalah histerosalpingografi (HSG) sensitivitas 44,4% untuk malformasi uterus,
(Djuwantono & Ritonga, 2010, hlm.2). dan sensitivitas 75% untuk mendeteksi
HSG merupakan pemeriksaan lini adhesi (Chalazonitis et al, 2009, hlm.199).
pertama dari wanita infertilitas untuk Berdasarkan penjelasan yang
menilai struktur dari tuba falopii dan uterus telah diuraikan, bahwa peneliti sebelumnya
(Duraker et al, 2011, hlm.41). Pemeriksaan hanya menggambarkan beberapa kelainan
ini sangat diperlukan sebelum dilakukan anatomis berdasarkan pemeriksaan HSG
tatalaksana seperti inseminasi intrauterine dan tidak mencari hubungan dari hasil
dan fertilisasi in vitro (Giugliano et al, 2012, pemeriksaan HSG terhadap kejadian
hlm.161). Di RSPAD data yang didapatkan infertilitas. Oleh karena itu, peneliti tertarik
pada tahun 2013 pasien infertilitas yang meneliti bagaimana hubungan hasil
melakukan pemeriksaan HSG berjumlah pemeriksaan HSG yang normal dan
118 pasien, pada tahun 2014 berjumlah 78 abnormal terhadap pasien infertilitas di
pasien, dan pada tahun 2015 berjumlah 92 Departemen Radiologi RSPAD Gatot
pasien. Soebroto Periode 2014 - 2015. Dimana di

2
RSPAD Gatot Soebroto belum ada memenuhi kriteria inklusi. Teknik sampling
penelitian seperti ini, dan juga RSPAD yang pada penelitian ini adalah
merupakan rumah sakit tipe A dengan menggunakan teknik probabilitas dengan
akreditasi internasional (Depkes, 2016) dan metode sampel acak sederhana.
dengan adanya data yang lengkap saya
Pada penelitian ini diambil seluruh
tertarik melakukan penelitian di RSPAD
sampel yang memenuhi kriteria inklusi
Gatot Soebroto.
yaitu data rekam medis pasien dengan
METODE PENELITIAN diagnosis infertilitas yang dilakukan

Jenis penelitian ini termasuk pemeriksaan HSG, data rekam medis

penelitian analitik dengan menggunakan pasien infertilitas dengan usia dibawah 35

metode penelitian pontong lintang, dimana tahun dan sudah menikah minimal 12 bulan,

subjek penelitian hanya diukur dan di dan data rekam medis pasien infertilitas

observasi dalam waktu yang sama. dengan usia diatas 35 tahun dan sudah

Penelitian ini menggunakan data rekam menikah minimal 6 bulan. Dalam penelitian

medis pasien radiologi di RSPAD Gatot ini terdapat kriteria eksklusi yaitu data

Subroto, Jakarta Pusat. rekam medis pasien dengan kelainan


hormonal yang melakukan pemeriksaan
Lokasi penelitian ini dilaksanakan HSG.
di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat
Gatot Soebroto, Jakarta Pusat dan Penghitungan besar sampel

dilaksanakan pada bulan Maret - Mei 2016. menggunakan rumus analisis kategorik
tidak berpasangan
Populasi target dari penelitian ini
adalah seluruh data rekam medis pasien
wanita dengan infertilitas primer dan didapatkan 62 sampel. Jenis data pada
sekunder berdasarkan pemeriksaan HSG di penelitian ini adalah data sekunder yang
Departemen Radiologi bagian Traktus diperoleh dari data rekam medis pada
Urogenitalis RSPAD Gatot Soebroto pasien infretilitas berdasarkan pemeriksaan
Jakarta Pusat pada tahun 2014-2015. HSG di Depratemen Radiologi RSPAD
Gatot Soebroto, Jakarta Pusat tahun 2014-
Sampel dalam penelitian ini adalah
2015.
bagian dari populasi, yaitu semua data rekam
medis pasien wanita yang dilakukan
pemeriksaan HSG di RSPAD Gatot Subroto
Jakarta Pusat pada tahun 2014-2015 yang

3
HASIL DAN PEMBAHASAN berusia 35 44 tahun dan 0 pada usia >44
1. Hasil Analisis Univariat tahun.
Tabel 1 Distribusi wanita dengan Tabel 3 Distribusi hasil pemeriksaan
diagnosis infertilitas di RSPAD Gatot HSG wanita infertilitas di RSPAD Gatot
Soebroto Soebroto
Hasil Jumlah Persentase
Infertilitas Jumlah Persentase
Pemeriksaan (%)
(%)
HSG
Sekunder 13 21%
Normal 25 40,3%
Primer 49 79%
Abnormal 37 59,7%
Total 62 100%
Total 62 100%
Berdasarkan hasil penelitian dari 62
Berdasarkan hasil penelitian dari
sampel penelitian yang didiagnosis
62 sampel penelitian yang menjalani
infertilitas sekunder terdapat 13 (21%) dan
pemeriksaan HSG dengan hasil normal
infertilitas primer terdapat 49 (79%) sampel
terdapat 25 (40,3%) dan hasil abnormal
penelitian.
terdapat 37 (59,7%) sampel penelitian.
Tabel 2 Distribusi usia pasien wanita
Tabel 4 Distribusi gambaran tuba
infertilitas di RSPAD Gatot Soebroto
fallopii wanita infertilitas di RSPAD
Usia Jumlah Persentase Gatot Soebroto
(%) Tuba Jumlah Persentase
Fallopii (%)
18 34 tahun 40 64,5 %
Paten 27 43,5%
35 44 tahun 22 35,5%
Non paten 35 56,5%
>44 tahun 0 0
Total 62 100%
Total 62 100%
Berdasarkan hasil penelitian ini
Berdasarkan hasil penelitian ini
dari 62 sampel penelitian yang menjalani
didapatkan bahwa dari jumlah sampel
pemeriksaan HSG dengan hasil gambaran
penelitian, terdapat 40 wanita (64,5%)
tuba fallopii paten terdapat 27 (43,5%)
berusia 18 34 tahun, 22 wanita (35,5%)

4
sampel dan hasil non paten terdapat 35 hasil abnormal terdapat 3 (4,8%) sampel
(56,5%) sampel penelitian. penelitian.
Tabel 5 Distribusi gambaran uterus Tabel 7 Distribusi beberapa kelainan
wanita infertilitas di RSPAD Gatot yang ditemukan
Soebroto Kelainan Jumlah Persentase
Uterus Jumlah Persentase anatomi (%)
(%)
Tuba dan 9 75%
Normal 51 82,3% Uterus

Abnormal 11 17,7% Tuba dan 3 25%


Serviks
Total 62 100%
Total 12 100%
Berdasarkan hasil penelitian ini dari
62 sampel penelitian yang menjalani Berdasarkan hasil penelitian dari 12
pemeriksaan HSG dengan hasil gambaran sampel penelitian yang menjalani
uterus normal terdapat 51 (82,3%) sampel pemeriksaan HSG dengan hasil gambaran
dan hasil abnormal terdapat 11 (17,7%) tuba fallopii dan uterus abnormal terdapat 9
sampel penelitian. (75%) dan hasil gambaran tuba fallopii dan
Tabel 6 Distribusi gambaran serviks serviks abnormal terdapat 3 (25%) sampel
wanita infertilitas di RSPAD Gatot penelitian.
Soebroto
Serviks Jumlah Persentase
(%)

Normal 59 95,2%

Abnormal 3 4,8%

Total 62 100%

Berdasarkan hasil penelitian dari 62


sampel penelitian yang menjalani
pemeriksaan HSG dengan hasil gambaran
serviks normal terdapat 59 (95,2%) dan

5
2. Analisis Bivariat menolak H0. Yang berarti, ada hubungan
antara hasil pemeriksaan
Tabel 8 Hubungan Hasil Pemeriksaan
histerosalpingografi abnormal terhadap
HSG terhadap Infertilitas kejadian infertilitas.

Hasil Infertilitas Total P Hasil penelitian ini sesuai dengan


Pemeriksaa hasil penelitian Atalabi & Osinaike (2014,
Sekunder Primer
n HSG hlm.149) dimana hasil pemeriksaan HSG
N % N % N % yang abnormal lebih banyak dibandingkan
Normal 9 36% 16 64 25 100 dengan hasil pemeriksaan HSG yang
% % normal.
0,017
HSG merupakan pemeriksaan lini
Abnormal 4 10,8 33 89 37 100
pertama dari wanita infertilitas untuk
% ,2 %
menilai struktur dari tuba falopii dan uterus
%
(Duraker et al, 2011, hlm.41) dan dapat
Total 13 21% 49 79 62 100
memberikan gambaran pada kelainan
% %
kanalis servikalis (Ekayuda, 2005,
hlm.312). Menurut penelitian Malwadde &
Berdasarkan data, terdapat persentase Byanyima (2004, hlm.179) temuan HSG
wanita yang menjalani pemeriksaan HSG normal terdapat 16,6% menerangkan
dengan hasil normal dan didiagnosa bahwa infertilitas tidak hanya karena
infertilitas sekunder sebanyak 36% dan kelainan pada fisik tetapi kebanyakan
pada infertilitas primer sebanyak 64%. pasien ditemukan terdapat masalah pada
Selain itu terdapat hasil pemeriksaan HSG fisiknya yang terbanyak pada tuba fallopii
yang abnormal pada infertilitas sekunder yang merupakan penyebab umum
sebanyak 10,8% dan pada infertilitas terjadinya infertilitas.
primer sebanyak 89,2%. Berdasarkan hasil Tabel 9 Hubungan Gambaran Tuba
analisis uji statistik Chi Square didapatkan Fallopii dengan Infertilitas
Gambaran Infertilitas Total P
0 sel (0,0%) yang mempunyai nilai
Tuba
Sekunder Primer
expected kurang dari 5, maka memenuhi
Fallopii
syarat Chi Square. N % N % N %

Dari tabel uji diatas didapatkan nilai


Paten 9 33,3% 18 66,7% 25 100%
p untuk Uji Chi Square sebesar 0,017
Non paten 4 11,4% 31 88,6% 37 100% 0,036
(p<0,05) sehingga dapat disimpulkan
Total 13 21% 49 79% 62 100%

6
Berdasarkan data, terdapat persentase pangkal atau bagian tengah tuba, maupun
wanita yang menjalani pemeriksaan HSG pada ujung distal dari tuba (Anwar et al,
dengan hasil tuba fallopii paten dan 2011, hlm.429).
didiagnosa infertilitas sekunder sebanyak Tabel 10 Hubungan Gambaran Uterus
33,3% dan pada infertilitas primer dengan Infertilitas
sebanyak 66,7%. Selain itu, terdapat Gambar Infertilitas Total P

persentase hasil tuba fallopii non paten an


Sekunder Primer
pada infertilitas sekunder sebanyak 11,4% Uterus
N % N % N %
dan pada infertilitas primer sebanyak
88,6%. Berdasarkan hasil analisis uji Normal 12 23,5% 39 76,5% 51 100%

statistik Chi Square didapatkan 0 sel (0,0%) Abnorm 1 9,1% 10 90,9% 11 100% 0,268

yang mempunyai nilai expected kurang dari al

5, maka memenuhi syarat Chi Square.


Total 13 21% 49 79% 62 100%
Dari tabel uji diatas didapatkan nilai
p untuk Uji Chi Square sebesar 0,036 Berdasarkan data, terdapat persentase
(p<0,05) sehingga dapat disimpulkan wanita yang menjalani pemeriksaan HSG
menolak H0. Yang berarti, ada hubungan dengan hasil uterus normal dan didiagnosa
antara gambaran tuba fallopii terhadap infertilitas sekunder sebanyak 23,5% dan
infertilitas. pada infertilitas primer sebanyak 76,5%.
Hasil tersebut sesuai dengan data Selain itu, terdapat persentase hasil uterus
WHO, diketahui penyebab infertilitas abnormal pada infertilitas sekunder
terbanyak pada perempuan adalah faktor sebanyak 9,1% dan pada infertilitas primer
tuba fallopi sebanyak 36% (Sidabutar, 2013, sebanyak 90,9%. Berdasarkan hasil analisis
hlm.1). uji statistik Chi Square didapatkan 1 sel
Hasil penelitian juga sesuai pada (25%) yang mempunyai nilai expected
penelitian yang dilakukan oleh Farhi & Ben kurang dari 5, maka tidak memenuhi syarat
Haroush (2011, hlm.52) yaitu penyebab Chi Square karena lebih dari 20% sel yang
infertilitas terbanyak pada wanita yaitu mempunyai expected kurang dari lima. Uji
adanya obstruksi pada tuba fallopi. alternatif yang digunakan yaitu uji fisher.
Tuba fallopii sangat berperan Dari tabel uji diatas didapatkan nilai
dalam proses fertilisasi, yaitu dalam proses p untuk uji fisher sebesar 0,268 (p>0,05)
transport sperma, kapasitas sperma saat sehingga dapat disimpulkan menolak H1.
fertilisasi dan transport embrio. Adanya Yang berarti, tidak ada hubungan antara
kelainan tuba seperti sumbatan tuba di gambaran uterus dengan infertilitas

7
Berdasarkan penelitian Sule et al Tabel 11 Hubungan gambaran serviks
(2008, hlm.227) faktor uterus merupakan dengan infertilitas
penyebab infertilitas. Faktor-faktor uterus
Gambaran Infertilitas Total P
adalah malformasi uterus seperti bentuk
Serviks
Sekunder Primer
uterus abnormal dan septum intrauterine
seperti polip, leiomioma, dan sindrom N % N % N %

Asherman. Fibroid jinak di dalam uterus Normal 13 22% 46 78% 59 100%


sangat umum terjadi pada wanita di usia 30-
Abnormal 0 0% 3 100% 3 100% 0,487
an. Fibroid dapat menyebabkan infertilitas
dengan merusak lapisan uterus, Total 13 21% 49 79% 62 100%

menghalangi tuba falopi, mendistorsi


Berdasarkan data, terdapat persentase
bentuk rongga uterus atau mengubah posisi
wanita yang menjalani pemeriksaan HSG
leher uterus (Olooto et al, 2012, hlm. 381)
dengan hasil serviks normal dan didiagnosa
Selain itu kelainan bentuk uterus yaitu
infertilitas sekunder sebanyak 22% dan
bentuk septate. Bentuk septate ini
pada infertilitas primer sebanyak 78%.
menyebabkan inkompetensi pada serviks
Selain itu, terdapat persentase hasil serviks
dan juga menyebabkan hasil reproduksi
abnormal pada infertilitas sekunder
yang buruk. Septum uterus terdiri dari
sebanyak 0% dan pada infertilitas primer
jaringan fibroelastik dengan adanya
sebanyak 100%. Berdasarkan hasil analisis
perubahan pada endometrium dan
uji statistik Chi Square didapatkan 2 sel
pembuluh darah myometrium
(50%) yang mempunyai nilai expected
menyebabkan tekanan balik yang kuat pada
kurang dari 5, maka tidak memenuhi syarat
plasenta. Bentuk ini yang dapat
Chi Square karena lebih dari 20% sel yang
menyebabkan terjadinya aborsi berulang
mempunyai expected kurang dari lima. Uji
dan infertilitas (Pai et al, 2009, hlm.18).
alternatif yang digunakan yaitu uji fisher.
Dari tabel uji diatas didapatkan nilai
p untuk uji fisher sebesar 0,487 (p>0,05)
sehingga dapat disimpulkan menolak H1.
Yang berarti, tidak ada hubungan antara
gambaran serviks dengan infertilitas.
Hasil penelitian sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sule et al
(2008, hlm.227) yaitu salah satu penyebab

8
infertilitas ialah dari faktor serviks. Sekitar yang didapatkan tidak menjelaskan lebih
3% dari pasien infertilitas disebabkan oleh spesifik.
kelainan pada bagian serviks.
Penyebab infertilitas karena KESIMPULAN
faktor serviks yaitu perkembangan serviks Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
yang abnormal sehingga mengakibatkan terhadap hasil penelitian yang diperoleh
migrasi sperma terhambat. Tumor serviks dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
seperti polip atau mioma yang dapat
a. Data usia pasien wanita dengan
menutupi saluran sperma atau
diagnosis infertilitas lebih banyak
menimbulkan discharge yang mengganggu
pada usia 18 34 tahun
spermatozoa. Selain itu infeksi serviks yang
b. Gambaran jenis infertilitas pada
menghasilkan asam atau sekresi purulen
pasien wanita lebih banyak pada
yang bersifat toksin terhadap spermatozoa
infertilitas primer
(Saraswati, 2015, hlm.6).
c. Gambaran hasil pemeriksaan
Selain keadaan tersebut,
histerosalpingografi lebih banyak
rendahnya integrin yang berperan dalam
yang abnormal
proses implantasi memiliki kaitan yang erat
d. Gambaran data hasil pemeriksaan
sebagai faktor dari endometriosis kronik.
HSG pasien wanita infertilitas
Pertumbuhan abnormal endometrium atau
dengan gambaran tuba fallopii paten
polip endometrium banyak dikaitkan
terdapat 27 sampel dan hasil non
dengan kejadian infertilitas. Kombinasi
paten terdapat 35 sampel, gambaran
antara polip endometrium dan
uterus normal terdapat 51 sampel
endometriosis kronis dapat meningkatkan
dan hasil abnormal terdapat 11
kejadian infertilitas (Anwar et al, 2011,
sampel, gambaran serviks normal
hlm.429).
terdapat 60 sampel dan hasil
abnormal terdapat 2 sampel.
KETERBATASAN PENELITIAN
e. Terdapat hubungan yang bermakna
Pada penelitian tidak lepas dari
antara hasil pemeriksaan HSG
kekurangan, diantaranya ialah variabel
abnormal dengan kejadian
yang diteliti hanya hasil pemeriksaan
infertilitas primer dimana nilai
histerosalpingografi yang normal dan
signifikasi yang didapat dari uji Chi
abnormal tidak meneliti jenis kelainan yang
Square adalah p = 0.017.
abnormal lebih spesifik dikarenakan data

9
f. Terdapat hubungan antara hasil dijadikan protokol untuk pasien
gambaran tuba fallopii non paten wanita yang telah terdiagnosis
terhadap kejadian infertilitas infertilitas baik primer maupun
dimana nilai signifikasi yang sekunder.
didapat dari uji Chi Square adalah c. Bagi peneliti selanjutnya disarankan
p = 0,036 untuk meneliti variabel lain yang
g. Tidak terdapat hubungan antara belum diteliti dalam penelitian ini dan
hasil gambaran uterus abnormal meneliti variabel yang terkuat
terhadap kejadian infertilitas diantara beberapa variabel.
dimana nilai signifikasi yang d. Bagi masyarakat yang sudah
didapat dari uji Fisher adalah p = didiagnosis infertilitas agar dapat
0,268 segera menjalani pemeriksaan HSG
h. Tidak terdapat hubungan antara supaya dapat mengetahui
hasil gambaran serviks abnormal penyebabnya dan menjalani
terhadap kejadian infertilitas pengobatan sesuai dengan kelainan
dimana nilai signifikasi yang yang ditemukan dalam pemeriksaan.
didapat dari uji Fisher adalah p =
0,487 DAFTAR PUSTAKA
Adrian C. Schankath, AC, Fasching, N,
Urech-Ruh, C, Hohl, MK, Kubik-
SARAN
Huch, RA 2012,
a. Dari hasil penelitian didapatkan Hysterosalpingography in the workup
of female infertility: indications,
bahwa hasil pemeriksaan
technique and diagnostic findings,
histerosalpingografi (HSG) yang Insights Imaging, Vol. 3, pp. 475483
abnormal lebih banyak dari pada
Agwuna, KK,Anyanwu, GE 2006, The
hasil yang normal oleh sebab itu Role of Hysterosalpingography In
The Assessment Of Infertility,
untuk wanita dengan diagnosis
Journal Of The University Of Nigeria
infertilitas dapat membuktikan Medical Students
penyebab infertilitas dengan
Ahmadi, F, Zafarani, F, Shahrzad, G 2013,
melakukan pemeriksaan penunjang Histerosalpingographic Appearances
salah satunya yaitu HSG of Female Genital Tract Tuberculosis
Part II Uterus, pp. 13-19
b. Bagi institusi penelitian yaitu RSPAD
Gatot Soebroto Jakarta dari hasil Al Subhi, T, Al Jashnmi, RN, Al Khaduri,
M, &Gowri, V 2013, Prevalence of
penelitian ini dapat dibuktikan Tubal Obstruction in the
bahwa pemeriksaan HSG dapat Hysterosalpingogram of Women with

10
Primary and Secondary Infertility, http://sirs.buk.depkes.go.id/rsonline/
Journal of Reproduction & Infertility, data_list.php?pagesize=500
Vol. 14, No. 4, pp. 214216
Atalabi, OM, Osinaike, BB 2014, Do
American Society for Reproductive Abnormal Findings on Hystero-
Medicine 2012, Fact sheet: Salphingographic Examination
Polycystic ovary syndrome(PCOS), Correlate with Intensity of Procedure
diakses 1 Juni 2016, Associated Pain?, African Journal of
http://www.reproductivefacts.org/upl Reproductive Health, Vol. 18, No. 2,
oadedFiles/ASRM_Content/Resourc pp. 147
es/Patient_Resources/Fact_Sheets_an
d_Info_Booklets/PCOS.pdf Briceag, I, Costache, A, Purcarea, VL,
Cergan, R, Dumitru, M, Sajin, M,
Anwar, M, Baziad, A, Prabowo, RP 2011, Ispas, AT 2015, Current
Ilmu Kandungan, Ed.3, pp. 424-432, Management of Tubal Infertility:
PT. Bina Pustaka Sarwono From Hysterosalpingography to
Prawirohardjo, Jakarta. Ultrasonography and Surgery,
Journal of Medicine and Life, Vol. 8,
Anonim, Data Rumah Sakit Online, No. 2, pp. 157 159
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, diakses 4 Januari 2016,

Briceag, I, Costache, A, Purcarea, VL, Djuwantono, T & Ritonga, MA 2010,


Cergan, R, Dumitru, M, Sajin, M, Evaluasi Fungsi Tuba dalam
Ispas, AT 2015, Fallopian tubes Infertilitas, pp. 1-16
literature review of anatomy and
etiology in female infertility, Duraker, R, Demir, B, Dilbaz, B,Akkurt, O,
Journal of Medicine and Life, Vol. 8, Kocak, M, Tasci, Y, Goktolga, U
No. 2, pp. 129 131 2011, Comparisons Of
Hysterosalpingography And
Bushnik, T, Cook, JL, Yuzpe, AA, Tough, Laparoscopy Result In The Diagnosis
S, Collins, J, 2012, Estimating The Of Tubal Occlusion, J Turk
Prevalence of Infertility in Canada, SocObstetGynecol, Vol. 8, pp. 40-43
Human Reproduction, Vol. 0, No. 0,
pp. 1-9 Ekayuda, I, 2005, Radiologi Diagnostik,
Ed.2, pp. 321-324, Balai Penerbit
Chalazonitis, A, Tzovara, I, Laspas, F, FKUI, Jakarta.
Porfyridis, P, Ptohis, N, Tsimitselis,
G 2009, Hysterosalpingography Esmaeilzadeh, S, Delavar, M A, Basirat, Z.,
Technique and Application, pp.199- & Shafi, H 2013, Physical activity
205 and body mass index among women
who have experienced
Chauhan, M.B, Lakra, P, Sangwan, R, infertility.Archives of Medical
Nanda, S, Malhotra, V 2013, Science: AMS, 9(3), 499505,
Hysterosalpingography vs diakses 28 Mei 2016,
Hysteroscopy: Role in Assessment of http://doi.org/10.5114/aoms.2013.35
Uterine Factor during Infertility 342
Workup, International Journal of
Infertility and Fetal Medicine, Vol.4, Farhi, J, Ben Haroush, A 2011,
No.3, pp. 79 82 Distribution of Causes of Infertility

11
in Patients AttendingPrimary Fertility tubal subfertility in the modern
Clinics in Israel, IMAJ, Vol. 13, pp. subfertility workup, Human
51 53 Reproduction, Vol.0, No. 0, pp. 15

Giugliano, E, Cagnazzo, E, Bazzan, E, Luhulima, AD 2012, Gambaran Insidensi


Patella, A, Marci, R 2012, dan Faktor Risiko Infertilitas pada
Hysterosalpingo-contrast a Pria Usia Reproduktif yang Berobat
sonography: is possible to quantify ke Poli Rumah Bersalin Permata Hati
the therapeutic effect of a diagnostic Bandung Periode Desember 2010 -
test?, ClinExpReprod Med, Vol. 39, November 2011: Karya Tulis Ilmiah,
No. 4, pp. 161-165 pp.1

Hajikhani, B., Motallebi, T., Norouzi, J., Maheshwari, A, Hamilton, M,


Bahador, A., Bagheri, R., Asgari, S., Bhattacharya, S 2008, Effect of
&Chamani-Tabriz, L. 2013, Female Age on the Diagnostic
Classical and Molecular Methods Categories of Infertility, Human
for Evaluation of Chlamydia Reproduction, Vol. 23, No. 3, pp. 538
Trachomatis Infection in Women 542
with Tubal Factor
Infertility, Journal of Mai, Z, Lei, M, Yu, B, Du, H, Liu, J 2014,
Reproduction & Infertility, 14(1), The Effect of Cigarette Smoke
2933. Extract on Ovulation, Oocyte
Morphology and Ovarian Gene
Haque, S 2010, Role of Expression in Mice, PLo Sone, Vol.
HysterosalpingographyFor 9, No. 4, pp.1-8
Evaluation of Infertility, Bangladesh
Medical Journal, Vol. 39, No.1, pp. Malwadde, EK, Byanyima, RK 2004,
16-23 Structural findings at
hysterosalpingography in patients
Igashi, J, Joseph, D, Joseph, G, Kadas, S, with infertility at two private clinics
Luntsi, G, Nkubli, F, Laushugno, S, in Kampala, Uganda, African Health
Chinedu, O 2014, Sciences, Vol. 4, No. 3, pp. 178 181
Hysterosalpingography: A Re-
Emerging Study in Health Care MSD 2015, Cares for Fertility, pp. 1 5
Tranformation, IOSR Journal of
Dental and Medical Sciences, Vol. 13, Oktarina, A, Abadi, A, Bachsin, R 2014,
No. 7, pp.37-40 Faktor-faktor yang Memengaruhi
Infertilitas pada Wanita di Klinik
Kawwass, J.F, Crawford, S, Kissin, D.M, Fertilitas Endokrinologi Reproduksi,
Session, D.R, Boulet, S, Jamieson, MKS, Th. 46, No. 4, pp. 295 300
D.J 2013, Tubal Factor Infertility
and Perinatal Risk After Assisted Olooto, Eniola, W, Amballi, Adetola, A,
Reproductive Technology, Banjo, Abayomi, T 2012, A Review
ObstetGynecol, Vol.121, No. 6, pp. of Female Infertility, Important
1-15 Etiological Factors and Management,
Journal of Microbiology and
Lim, CP, Hasafal, Z, Bhattacharya, S, Biotechnology Research, Vol. 2, No.
Maheshwari, a 2011, Should a 3, pp. 379-385
hysterosalpingogram be a rst-line
investigation to diagnose female

12
Pai, H. D., Kundnani, M. T., Palshetkar, N. technologies(ART). ReproductiveH
P., Pai, R. D., &Saxena, N 2009, ealth, Vol.10, No.41, pp.1-10,
Reproductive Performance After diakses 28 Mei 2016,
HysteroscopicMetroplasty in Women http://doi.org/10.1186/1742-4755-
with Primary Infertility and Septate 10-41
Uterus, Journal of Gynecological
Endoscopy and Surgery, Vol. 1, No. Saragih, CF 2014, Analisa Faktor faktor
1, pp.1720, diakses 28 Desember Penyebab Infertilitas di RS Jejaring
2015, http://doi.org/10.4103/0974- Departemen Obgin FK USU Periode
1216.51904 Januari 2012 Desember 2013, Tesis
Magister, Universitas Sumatra Utara.
Panchal, S., &Nagori, C. 2014, Imaging
techniques for assessment of tubal Saraswati, A 2015, Infertility, J
status, Journal of Human MAJORITY, Vol. 4, No. 5, pp. 1 - 5
Reproductive Sciences, 7(1), pp. 212,
diakses 10 Februari 2016, Sariroh, W, Primariawan, R.Y 2015,
http://doi.org/10.4103/0974- Tingginya Infeksi Chlamydia
1208.130797 trachomatis pada Kerusakan Tuba
Fallopi Wanita Infertil, Majalah
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Obstetri&Ginekologi, Vol. 23, No. 2,
Indonesia 2013, Konsensus pp. 69-74
Penanganan Infertilitas, pp. 1-90
Scanhkath, A.C, Fasching, N, Ruh, C.U,
Hohl, M.K, Kubik Huch, R.A 2012,
Poltekes 2015, Bahan Ajar Teknik Sistem Hysterosalpingography in the
Reproduksi Wanita, diakses 15 juni workup of female infertility:
2016, http://jtrr.poltekkes- indications, technique and diagnostic
smg.ac.id/wp- findings, Insights Imaging, Vol. 3,
content/uploads/2015/05/BAHAN- pp.475483
AJAR-TEKNIK-RADIOGRAFI-
4.pdf Sidabutar, I. M. S 2013, Karakteristik
Infertilitas Di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2012, pp. 1 12
Purba, IH 2011, Kecemasan Pasangan Usia
Subur Terhadap Infertilitas Sekunder, Sule, JO, Erigbali, P, Eroum, L 2008,
Karya Tulis Ilmiah, pp. 9 11 Prevalence of Infertility in Women
in a Southwestern Nigerian
Roupa, Z, Polikandrioti, M, Sotiropoulou, P, Community, African Journal of
Faras, E, Kouloun, A, Wazniak, G, Biomedical Research, Vol. 11, pp.
Gourni, M 2009, Cause of Infertility 225 - 227
in Women at Reproductive Age, HSJ
Health Science Journal, Vol. 3, No.
2, pp. 80 87

Sabarre, K.-A., Khan, Z., Whitten, A. N.,


Remes, O., & Phillips, K. P 2013, A
qualitative study of Ottawa university
students awareness, knowledge and
perceptions of infertility, infertility
risk factors and assisted reproductive

13

You might also like