Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Infertility is a condition in which someone unable to conceive and give birth after one year of regular coital
activity without contraception. The aim of this study was to describe respondents characteristic of infertile
couple and risk factors of the incidence of infertility, which are smoking, alcohol consumption and obesity on the
incidence of infertility. This study used descriptive analysis method. Sample of this study were all patients of
infertile couples in the Fertility Clinic and In Vitro Fertilization Tiara Cita during the period from November to
December 2015. They were 83 couples as the samples. The data of this study were collected from questionnaires
as primary data and general at clinic as secondary data. Analysis of data through cross tabulation. The results
showed that respondents was conduct risk behavior (39,8 percent ) to smoke, alcohol consumption ( 27,7
percent ), and obesity ( 40,9 percent ). Based on this data showed that the majority of couples infertil at the
clinic was behave that the risk is one factor of infertility. The need for increased knowledge about risk factors
and for couples who had obesity to applied a pattern of a healthy diet by keeping weight ideal.
Keywords: smoking, alcohol consumption, obesity and infertility
ABSTRAK
Infertilitas merupakan kondisi pada sesorang yang tidak memiliki kemampuan untuk mengandung dan
melahirkan setelah satu tahun aktivitas koitus secara teratur tanpa kontrasepsi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan obesitas pada kejadian infertilitas Metode yang
digunakan adalah analisis deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien pasangan infertil di
Klinik Fertilitas dan Bayi Tabung Tiara Cita periode Nopember–Desember 2015. Jumlah sampel yang didapat
sebanyak 83 pasangan. Pengumpulan data menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh melalui
kuesioner sedangkan data sekunder yaitu data umum klinik. Analisis data yang digunakan adalah univariat untuk
melihat distribusi frekuensi. Responden sebagian mengalami infertilitas primer (77,1 persen), Responden
melakukan perilaku berisiko sebesar (39,8%) untuk kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol (27,7 persen),
dan obesitas (40,9 persen). Berdasarkan data tersebut menggambarkan bahwa sebagian responden pasangan
infertil di klinik tersebut berperilaku berisiko yang menjadi salah satu faktor kejadian infertilitas. Dibutuhkan
pengetahuan yang lebih baik tentang beberapa perilaku berisiko serta pada pasangan suami istri untuk
menerapkan pola diet yang sehat dengan menjaga berat badan yang ideal.
Kata kunci: merokok, konsumsi alkohol, obesitas dan infertilitas
61
62 Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 5, No. 1 Juli 2016: 61–69
psikologis bagi pasangan infertilitas (Koes, persen. Zat nikotin yang ada dalam tembakau
2014). dapat mempengaruhi kadar hormon dalam tubuh.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Nikotin juga mengandung racun yang berbahaya
tahun 2010 menyebutkan bahwa pasangan suami bagi embrio. Perempuan perokok berat cenderung
istri yang mengalami infertilitas sebanyak sulit hamil, mengalami kehamilan ektopik atau
25 persen dan menunjukkan bahwa 64 persen keguguran (Ambarwati, 2009).
penyebab berada pada istri dan sebesar 36 Data di Klinik Fertilitas dan Bayi Tabung
persen diakibatkan adanya kelainan pada suami Tiara Cita RS. Putri Surabaya tahun 2013
(Addy, 2012). menyebutkan jumlah kunjungan pasien
Badan Pusat Statistik (BPS) 2011 sebanyak 186 pasien dan meningkat pada tahun
menyebutkan dari total 237 juta penduduk berikutnya sebanyak 298 kunjungan. Pada
Indonesia, terdapat kurang lebih 39,8 juta wanita bulan Januari–September tahun 2015 jumlah
usia subur, namun 10–15 persen diantaranya kunjungan sebanyak 342 kunjungan.
infertil. Ariyadi (2006), menjelaskan bahwa Berdasarkan studi sebelumnya di beberapa
terdapat dua faktor yang mempengaruhi kejadian wilayah, tentang kaitan antara merokok, konsumsi
infertilitas, yaitu internal dan eksternal. Faktor alkohol dan obesitas pada kejadian infertilitas,
internal antara lain kelainan hormonal, kista maka dilakukan penelitian tentang faktor risiko
ovarium dan tumor. Faktor eksternal antara lain tersebut berdasarkan jenis infertilitas.
usia, kebiasaan merokok, alkohol juga
mempengaruhi kesuburan.
METODE PENELITIAN
Obesitas merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang serius karena obesitas Penelitian ini menggunakan analisis
berperan dalam meningkatkan morbiditas dan deskriptif. Populasi penelitian adalah pasangan
mortalitas. Prevalensi obesitas populasi dewasa infertil di Klinik Fertilitas dan Bayi Tabung
di seluruh dunia pada tahun 2005 mencapai 400 Tiara Cita RS. Putri Surabaya dan sampel yang
juta jiwa (WHO, 2011). Berdasarkan hasil Riset diambil seluruh pasien pasangan infertil periode
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, angka Nopember–Desember 2015 yaitu sebanyak 83
kejadian obesitas di Indonesia pada kelompok responden.
usia 18 tahun ke atas dengan persentase Variabel yang di gunakan adalah kebiasaan
terbanyak pada wanita yaitu sebanyak 15,5 merokok, konsumsi alkohol dan obesitas.
persen, dibandingkan laki-laki yaitu sebesar 7,8 Pengumpulan data dalam penelitian ini
persen. Pada tahun 2013, prevalensi obesitas menggunakan data primer dan data sekunder.
perempuan dewasa ( >18 tahun) 32,9 persen, Data primer yaitu data yang diperoleh melalui
naik 18,1 persen dan laki-laki sebanyak 19,7 wawancara secara langsung dengan
persen meningkat dari tahun sebelumnya (13,9 menggunakan kuesioner yang diberikan kepada
persen) (Riskesdas, 2013). responden. Data sekunder adalah data jumlah
Pasangan usia subur yang keduanya kunjungan pada tahun sebelumnya yang
mengalami obesitas memiliki risiko 2.74 kali diperoleh dari Klinik Fertilitas dan Bayi
untuk mengalami infertilitas dibandingkan dengan Tabung Tiara Cita RS. Putri Surabaya.
pasangan usia subur yang tidak obesitas. Bukan Data yang diperoleh diolah kemudian di
hanya obesitas, merokok juga dapat menyebabkan analisis untuk melihat gambaran distribusi
infertilitas. Sebuah penelitian oleh Saleh (2002), frekuensi dan hasilnya akan disajikan dalam
tentang efek merokok terhadap timbulnya seminal bentuk narasi dan tabulasi silang sesuai dengan
oxidative stres pada pria yang mengalami infertil teori yang terkait.
berhasil membuktikan bahwa merokok memiliki
efek yang merugikan terhadap kualitas sperma,
HASIL PENELITIAN
terutama konsentrasi sperma, motilitas, dan
morfologi. Responden dalam penelitian ini adalah
Kebiasaan merokok pada perempuan juga seluruh pasangan infertil yang datang ke klinik
menurunkan kemungkinan hamil sebesar 30 fertilitas periode Nopember–Desember
Sa’adah dan Purnomo, Karakteristik dan Perilaku Beresiko Pasangan… 63
2015 dengan total jumlah responden sebanyak Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan
83 pasangan. Adapun hasil analisis karakteristik Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase
responden disajikan sebagai berikut:
Swasta 39 47
KARAKTERISTIK Wiraswasta 29 34,9
Jenis Infertilitas PNS/TNI/POLRI 15 18,1
Infertilitas dalam penelitian ini dibagi Total 83 100
menjadi dua kelompok yaitu infertilitas primer Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pendidikan
dan sekunder. Infertilitas primer adalah ketika
Pasangan Usia Subur (PUS) yang telah menikah Terakhir
lebih dari satu tahun melakukan hubungan
seksual secara aktif tanpa usaha pencegahan, Pendidikan Frekuensi Persentase
tetapi belum juga terjadi kehamilan, atau belum terakhir
pernah melahirkan anak hidup dan infertilitas SD - -
sekunder adalah jika istri pernah hamil, namun SMP 1 1,2
kemudian tidak terjadi kehamilan lagi walaupun SMA 27 32,5
bersenggama tanpa usaha kontrasepsi. PT 55 66,3
Sementara itu, hasil penelitian menunjukkan
Total 83 100
bahwa dari 83 responden, sebagian besar (77,1
persen) mengalami infertilitas primer (Tabel 1.). Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kebiasaan
Lama Merokok
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Mengonsumsi
Hasil wawancara dengan 33 responden
Alkohol
yang mempunyai kebiasaan merokok tentang
durasi lama merokok dapat dilihat pada tabel 8. Konsumsi Alkohol Frekuensi Persentase
Hasil penelitian menggambarkan untuk Ya 23 27,7
frekuensi lama merokok responden yang paling Tidak 60 72,3
banyak sebelum menikah adalah lebih dari lima
Total 83 100
tahun yaitu sebesar 54,6 persen.
Sa’adah dan Purnomo, Karakteristik dan Perilaku Beresiko Pasangan… 65
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Terakhir 27. Lima puluh sembilan persen tidak
Mengonsumsi Alkohol mengalami obesitas (Tabel 16.).
Terakhir konsumsi Frekuensi Persentase Distribusi Obesitas Berdasarkan Usia
alkohol
Tabel 17 menggambarkan bahwa
Sampai saat ini 2 8,7
kelompok usia yang paling banyak mengalami
1 minggu terakhir 2 8,7
obesitas adalah diatas 25 tahun. Dengan
1–2 bulan terakhir 17 73,9
masing-masing 26–35 tahun sebanyak 18 dan
>12 bulan terakhir 2 8,7 36–45 tahun sebanyak 15.
Total 23 100
Tabel 13. Distribusi Kebiasaan Mengonsumsi PEMBAHASAN
(63,6 persen) responden mengonsumsi rokok perjalanan dalam garis lurus. Sel spermatozoa
sejumlah 6–10 batang per hari 54,6 persen. akan mengalami kesulitan untuk menembus
Responden dengan jangka waktu mengonsumsi lender serviks atau kulit luar sel telur.
rokok > 5 tahun sebelum mereka menikah. Akibatnya kemungkinan untuk membuahi sel
Pada perokok terdapat peningkatan level 8- telur juga tidak ada.
hydroxydeoxyguanosine, penanda biokimia dan Menurut Amarudin (2012), etanol yang
kerusakan oksidatif DNA sperma, yang terdapat dalam minuman keras dapat menurunkan
menyebabkan terjadinya kerusakan DNA pada frekuensi gerakan flagel sehingga motilitas
sperma. Spermatozoa tersebut mengalami spermatozoa akan menurun. Hal ini diduga karena
kelainan struktur kromatin berupa single/double- meningkatnya reaksi etanol di dalam tubuh
strand DNA breaks (Budiman, 2011). mengakibatkan terjadinya kerusakan sel, sehingga
Amaruddin (2012) menyebutkan bahwa pria produksi ATP sebagai bahan energi mitokondria
yang merokok 10-20 batang per hari memiliki rendah. Reaksi etanol dalam tubuh yang tinggi
kecenderungan 7,2 kali untuk mengalami kualitas menimbulkan terbentuknya peroksida lipid pada
sperma abnormal dibandingkan pria yang tidak membrane spermatozoa dapat menyebabkan
merokok. Pria yang merokok sebanyak 21–40 kerusakan membrane spermatozoa. Peroksida
batang per hari memiliki kecenderungan lipid tersebut berasal dari reaksi asam lemak tak
jenuh dengan etanol yang banyak terdapat pada
mengalami kualitas sperma abnormal 27,7 kali
membran spermatozoa. Kerusakan sel
dibandingkan pria yang tidak merokok.
spermatozoa dapat terjadi karena enzim
Pada wanita yang mengonsumsi rokok,
pertahanan terhadap reaksi etanol dalam
ditemukan kadar estradiol yang rendah dalam
sitoplasma spermatozoa tidak cukup banyak
darah dan cairan folikular. Respons ovarium
untuk menurunkan reaksi etanol.
terhadap clomifen pada wanita yang merokok
Alkohol dapat mengganggu fungsi sel
juga rendah, selain menyebabkan infertilitas
Leydig dengan sintesis testosteron sehingga
juga menyebabkan aborsi dan angka menyebabkan kerusakan pada membran basalis.
keberhasilan kehamilan rendah. Hal tersebut Alkohol juga dapat memperburuk kualitas
diakibatkan efek negatif dari asap rokok seperti sperma, jumlah sperma rendah, encer, morfologi
nikotin dan PAH terhadap gonadotropin, sperma abnormal serta menurunkan kadar zinc
pembentukan corpus luteum, interaksi gamet, yang berguna untuk membentuk lapisan luar dan
fungsi tuba, dan implantasi hasil konsepsi, ekor sperma serta melindungi dari kerusakan
sehingga bisa terjadi disfungsi tuba, abortus, oxidative dan membantu menghentikan aglutinasi
kehamilan ektopik dan infertilitas. dan jika dalam jumlah banyak dapat menurunkan
fungsi seksual melalui penghambatan biosintesis
Konsumsi Alkohol (Ambarwati, 2009).
Minuman keras (miras) merupakan Sistem reproduksi pria terdiri dari
minuman yang didalamnya terdapat kandungan hipotalamus, kelenjar pituitari anterior, dan
alkohol seperti etanol berbahan psikoaktif yang testis. Alkohol dapat mengganggu fungsi dari
menyebabkan penurunan kesadaran dan masing-masing komponen sehingga
gangguan pada kesehatan. Mengonsumsi menyebabkan impotensi, infertilitas dan
alkohol dalam jumlah yang berlebihan dapat mengurangi karakteristik seksual sekunder.
menimbulkan dampak negatif di dalam Hasil penelitian menunjukkan 72,3 persen
kehidupan seperti kerusakan organ, dan tidak mengonsumsi alkohol. Jarkko (2006),
gangguan sistem reproduksi (Ngadji, 2007). menjelaskan bahwa konsumsi alkohol dalam
Menurut Ress (2005), kandungan etanol jumlah moderat dapat mempengaruhi kualitas
yang terdapat dalam minuman keras dan air mani serta secara serius mempengaruhi
mengonsumsi dalam dosis yang berlebihan proses spermatogenesis.
dapat membahayakan motilitas spermatozoa Alkohol berhubungan dengan gangguan
dan mengurangi kemampuannya untuk bergerak kesehatan reproduksi seperti impotensi dan atropi
menjadi lambat atau tidak melakukan testis, spermatogenesis dan memiliki efek
68 Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 5, No. 1 Juli 2016: 61–69
merugikan pada reproduksi laki-laki, hormon yang disebabkan persentase lemak yang
dan kualitas sperma. Sebuah kasus kontrol studi berlebih dibanding dengan pria yang memiliki
yang dilakukan di Jepang menunjukkan bahwa berat badan normal. Obesitas mengakibatkan
alkohol secara signifikan lebih umum pada rendahnya produksi sperma, sperma yang
infertil pria dibandingkan pada kontrol. Alkohol abnormal, disfungsi ereksi dan kemandulan
paparan in vitro menginduksi penurunan (Sallmen M, dkk, 2006).
motilitas sperma dan morfologi, dan respons Hasina (2011) menyebutkan bahwa obesitas
berhubungan dengan dosis. Selain itu, risiko merupakan salah satu faktor pada infertilitas. Jika
aneuploidi sperma XY adalah lebih besar pada seorang memiliki berat badan yang berlebih (over
peminum alkohol dibandingkan dengan bukan weight) atau memiliki lemak tubuh 10-15% dari
peminum (Budiman, 2011). persentase lemak tubuh normal atau mengalami
Penelitian Ahsan (2012) menjelaskan obesitas, maka seseorang tersebut kemungkinan
bahwa pria yang memiliki kebiasaan konsumsi besar akan menderita gangguan keseimbangan
alkohol memiliki risiko 13.409 kali lebih besar hormon dan pertumbuhan folikel di ovarium
untuk mengalami keterlambatan konsepsi meningkat yang disebut Polycistic Ovarium
(infertilitas) pasangan suami istri pada laki-laki Syndrome (PCOS).
bila dibandingkan dengan responden yang tidak Pada wanita yang memiliki persentase
mengonsumsi alkohol, atau dapat disimpulkan lemak tubuh tinggi terjadi peningkatan produksi
bahwa kebiasaan mengonsumsi alkohol androstenedion yang merupakan androgen yang
merupakan faktor risiko terhadap kejadian berfungsi sebagai prekusor hormon reproduksi.
keterlambatan konsepsi (infertilitas) pasangan Androgen digunakan untuk memproduksi
suami istri pada laki-laki. estrogen di dalam tubuh dengan bantuan enzim
aromatase. Proses aromatisasi androgen
menjadi estrogen ini terjadi di sel-sel granulosa
Obesitas dan jaringan lemak. Semakin banyak persentase
Faktor risiko kejadian infertilitas lainnya jaringan lemak tubuh, semakin banyak pula
adalah obesitas. Hasil penelitian menunjukkan estrogen yang terbentuk yang kemudian dapat
59 persen responden tidak mengalami obesitas. mengganggu keseimbangan hormon di dalam
Selanjutnya kelompok usia yang paling banyak tubuh sehingga menyebabkan gangguan
mengalami obesitas adalah di atas 25 tahun. menstruasi.
Andon (2015), menjelaskan bahwa obesitas Gangguan siklus menstruasi tersebut
pada wanita memiliki risiko 78 persen lebih diakibatkan karena adanya gangguan umpan balik
besar mengalami infertilitas dibandingkan dengan kadar estrogen yang selalu tinggi sehingga
dengan wanita yang tidak obesitas. Pria obesitas kadar Follicle Stimulating Hormone (FSH) tidak
memiliki risiko 49 persen lebih tinggi mencapai puncak. Pertumbuhan folikel terhenti
dibandingkan yang berat badan normal sehingga tidak terjadi ovulasi. Keadaan ini
sedangkan pasangan usia subur yang keduanya berdampak pada perpanjangan siklus menstruasi
obesitas memiliki risiko 2.74 kali untuk (oligomenore) ataupun kehilangan siklus
mengalami infertilitas dibandingkan pasangan menstruasi (amenore) (Alaa, 2015).
subur yang tidak obesitas.
Penelitian Juwarnis (2009), juga SIMPULAN DAN SARAN
menyebutkan bahwa obesitas mempunyai Simpulan
hubungan dengan kejadian infertilitas. Pasangan
usia subur yang mengalami obesitas Sebagian besar responden sebagian besar
mempunyai peluang 13,6 kali untuk mengalami mengalami infertilitas primer (77,1 persen),
infertilitas dibanding pasangan yang tidak kelompok usia responden lebih dari separuh
obesitas. Beberapa kasus infertilitas pada pria (57,8 persen) berusia antara 26–35 tahun.
yang disebabkan obesitas mempunyai hubungan Pendidikan terakhir responden sebagian besar (66,3
dengan tingginya estrogen yang dihasilkan persen) adalah PT dan jenis pekerjaan yang paling
banyak adalah swasta
Sa’adah dan Purnomo, Karakteristik dan Perilaku Beresiko Pasangan… 69