You are on page 1of 7

EFEKTIVITAS METODE PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP

PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN TENTANG


PENCEGAHAN KEPUTIHAN PATALOGIS
Roselina Panghiyangani1, Syamsul Arifin1, Rudi Fakhriadi2, Syarifah Kholishotunnisa1, Annisa1,
Siti Nurhayani1, Noor Samirah Herviana2
1
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat, Kalimantan Selatan, Indonesia
2
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat,
Kalimantan Selatan, Indonesia
Email korespondensi: roselina.darma@gmail.com

ABSTRACT

World Health Organization (WHO) states that almost all women and adolescents have
experienced 60% vaginal discharge in adolescents and 40% in women of childbearing age (WUS).
Based on the prevalence of cervical cancer in Indonesia by 0.8%, the highest prediction in the
Province of South Kalimantan is Banjar Regency as many as 286 people, which is calculated from the
number of fertile women aged 15-39 years as many as 115,297 people, ages 15-49 years as many as
154,136. UPT. Martapura 1 found 123 women who had an early selection of cervical cancer. The aims
of the study was to determine the effectiveness of counseling in increasing knowledge and attitudes
on preventing patalogical vaginal discharge in Darul Hijrah Putri Banjarbaru female students. The
research design used was quasi-experimental, with a sample of 65 respondents. The research
instrument in this study is a questionnaire. The results of data analysis with logistic regression. Control
respondents showed no difference between before and after p-value counseling (0.176). In contrast to
the results of the analysis of respondents, treatment shows that there is a relationship between before
and after counseling p-value (0.000). The conclusion of this study is that there is no relationship
between knowledge in the control respondents and there is a relationship between respondents who
treat it by increasing their knowledge, attitudes and actions on preventing patalogical vaginal
discharge.

Keywords: knowledge, attitude, action, pathological vaginal prevention

ABSTRAK

World Health Organization (WHO) menyatakan hampir seluruh wanita dan remaja putri pernah
mengalami keputihan 60% pada remaja putri dan 40% pada wanita usia subur (WUS). Berdasarkan
prevalensi kanker serviks di Indonesia sebesar 0,8%, prediksi tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan
yaitu Kabupaten Banjar sebanyak 286 orang, yang dihitung dari jumlah wanita subur usia 15-39 tahun
sebanyak 115.297 orang, usia 15-49 tahun sebanyak 154,136. UPT. Martapura 1 didapatkan 123
wanita yang dilakukan deteksi dini kanker leher rahim. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas
penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang pencegahan keputihan patologis
pada santriwati Darul Hijrah Putri Banjarbaru. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi
eksperimental, dengan jumlah sampel 65 responden. Instrumen penelitian dalam penelitian ini yaitu
kuesioner. Hasil analisis data dengan regresi logistic. Responden kontrol menunjukkan tidak terdapat
perbedaan antara sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan p-value (0,176). Berbeda dengan hasil
analisis dari responden perlakukan yang menunjukkan terdapat hubungan antara sebelum dan
sesudah dilakukan penyuluhan p-value (0,000). Kesimpulan dari penelitian ini tidak terdapat
hubungan pengetahuan pada responden control dan terdapat hubungan pada responden perlakukan
dengan peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan tentang pencegahan keputihan patalogis.

Kata Kunci: pengetahuan, sikap, tindakan, pencegahan keputihan patalogis

18
Panghiyangani R.dkk. Efektivitas Metode Penyuluhan Kesehatan... 19

PENDAHULUAN penguat). Pengetahuan dan sikap seseorang


Masalah kesehatan reproduksi remaja akan berpengaruh terhadap perilaku, termasuk
khususnya wanita yang sering dikeluhkan salah didalam hal ini adalah pengetahuan dan sikap
satunya adalah keputihan. Keputihan dapat yang berpengaruh dalam perilaku pencegahan
berupa keputihan fisiologis (normal) dan keputihan. Pada penelitian yang dilakukan
keputihan patologis (tidak normal). Bakteri Mokodongan (2015), menunjukkan ada
mudah berkembang biak dan ekosistem di hubungan antara tingkat pengetahuan tentang
vagina terganggu sehingga menimbulkan keputihan dengan perilaku pencegahan
aroma serta infeksi, oleh karena itu perlu keputihan pada remaja. Penelitian lain yang
menjaga keseimbangan ekosistem vagina. dilakukan Juliana dkk (2015) menunjukkan
Keputihan dapat mengganggu hingga bahwa ada hubungan antara pengetahuan
menyebabkan ketidaknyamanan dalam remaja putri tentang keputihan dengan perilaku
aktivitas sehari-hari, Jika hal ini dibiarkan akan pencegahan keputihan pada siswi SMK
memiliki dampak yang berbahaya bagi BOPKRI 2 Yogyakarta (6,7,8,9,10).
kesehatan. Akibat dari keputihan sangat fatal Sikap yang tidak tepat akan
apabila lambat ditangani, tidak hanya bisa memperlemah seseorang untuk berperilaku
mengakibatkan kemandulan dan hamil di luar sehat dalam upaya pencegahan keputihan.
kandungan, keputihan juga bisa merupakan Penelitian yang dilakukan oleh Widyasari
gejala awal dari kanker leher rahim yang bisa (2014), menunjukkan bahwa ada hubungan
berujung pada kematian (1, 2). antara sikap dengan perilaku pencegahan
Fluor albus/leukorea/cairan putih adalah keputihan. Penelitian ini sejalan dengan
satu bentuk cairan vagina dan/atau serviks penelitian yang dilakukan Badaryati (2012)
pada wanita. Keluhan dapat diserta dengan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan
gatal, disuria, dan nyeri abdominal bawah atau antara sikap dengan perilaku pencegahan dan
nyeri punggung bawah (LBP). Dalam kondisi penanganan keputihan (11,12).
normal, terlihat cairan vaginal yang jernih, putih Salah satu dampak dari kebersihan
berkabut atau kekuningan ketika kering pada pribadi yang kurang diperhatikan pada wanita
pakaian (1). adalah keputihan, tidak terkecuali pada remaja
World Health Organization (WHO) dalam di lingkungan pesantren. Pada dasarnya
Suryandari dan Rufaida (2013) menyebutkan pesantren adalah lembaga pendidikan Islam,
bahwa hampir seluruh wanita dan remaja putri pengetahuan-pengetahuan yang berhubungan
pernah mengalami keputihan, 60% pada dengan agama Islam diharapkan dapat
remaja (15-22 tahun) dan 40% pada wanita diperoleh di pesantren. Ciri khas kehidupan di
(23-45 tahun), Jika dibiarkan keputihan dapat pesantren biasanya para santriwati berpakaian
menyebabkan dampak yang buruk bagi yang serba tertutup, dan jarang berganti
kesehatan, salah satunya adalah kanker pakaian selama satu hari dan kamar mandi
serviks. Sedangkan menurut Wulandari (2015) digunakan secara bersama-sama sehingga
wanita yang pernah mengalami keputihan, pernularan penyakit akan mudah terjangkit (13).
sebanyak 75% mengalami keputihan minimal 1 SMA Darul Hijrah merupakan bagian dari
kali dalam seumur hidupnya dengan 50% pada Pondok Pesantren Darul Hijrah Putri yang
remaja dan 25% pada wanita usia subur (WUS) mengharuskan siswinya tinggal di asrama.
dari 95% kasus kanker leher rahim yang terjadi Hasil penelitian Rahmitasari (2016) di SMA
pada wanita di Indonesia ditandai dengan Darul Hijrah menunjukkan bahwa 62,3%
keputihan (3, 4). santriwati masih memiliki perilaku yang buruk
Salah satu dampak dari keputihan dalam pencegahan keputihan. Hal ini
patologis adalah kanker serviks. Setiap berhubungan dengan pengetahuan dan sikap
tahunnya sebanyak 8.000 wanita di Indonesia santriwati dalam hal keputihan. Penelitian ini
meninggal dunia karena menderita kanker memperlihatkan bahwa 52 responden (49,1%)
serviks. Artinya hampir tiap jam, seorang wanita memiliki tingkat pengetahuan rendah tentang
Indonesia meninggal dunia karena digerogoti keputihan patologis, dan 39 responden (36,8%)
kanker serviks. Kanker serviks menyerang dan memiliki sikap negatif tentang keputihan
membunuh wanita pada usia produktif yakni patologis. Masih adanya perilaku yang buruk
usia 20-25 tahun, namun dapat muncul pada dalam pencegahan keputihan juga didukung
perempuan dengan usia yang lebih muda (5). dengan kurangnya terpaan informasi. Hasil
Menurut Green dalam Notoatmodjo penelitian ini memperlihatkan bahwa 50
(2012) ada beberapa faktor yang dapat responden (47,2%) tidak terpapar informasi
mempengaruhi perilaku yaitu predisposing tentang keputihan patologis (14).
factors (faktor-faktor predisposisi atau faktor Pendidikan tentang kesehatan reproduksi
pemudah), enabling factors (faktor-faktor merupakan masalah penting yang perlu
pemungkin), reinforcing factors (faktor-faktor mendapatkan perhatian dari semua pihak.
20 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 4, No. 1, Mei 2018: 18-24
DOI: 10.20527/jbk.v4i1.5655

Pendidikan kesehatan dapat dilakukan dengan yang dilakukan oleh Ari dan Hidayati (2013)
berbagai macam metode dan media/alat. Salah yang menunjukkan bahwa penyuluhan
satu bentuk penyampaian pesan dalam berpengaruh terhadap perubahan sikap
komunikasi dan pemberian pendidikan memelihara organ genitalia pada santriwati
kesehatan adalah penyuluhan. Penyuluhan SMP Pondok Pesantren Islamik Center Binbaz
dengan metode ceramah memiliki tingkat Piyungan Bantul Yogyakarta, sikap positif
persentase lebih tinggi untuk meningkatkan meningkat sebesar 13,1% setelah diberikan
pengetahuan dan sikap dibanding dengan penyuluhan (18).
metode lainnya. Hasil penelitian Dewi (2012) Berdasarkan uraian di atas, penelitian
tentang efektifitas pemberian pendidikan dilakukan untuk mengetahui efektivitas
kesehatan tentang keputihan terhadap penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan
pengetahuan dan sikap remaja putri di SMKN 6 dan sikap tentang pencegahan keputihan
Palembang tentang upaya pencegahan patologis pada santriwati Darul Hijrah Putri
keputihan menunjukkan bahwa pendidikan Banjarbaru.
kesehatan melalui penyuluhan efektif untuk
meningkatkan pengetahuan dan sikap. Pada METODE
penelitian ini pengetahuan baik meningkat Penelitian ini merupakan penelitian
51,2%, dan sikap bersikap positif meningkat kuantitatif dengan metode penelitian quasi
9,3%. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan eksperimental design dengan rancangan non
penelitian oleh Roifah (2015) bahwa equivalent contol group design yang diterapkan
penyuluhan kebersihan genitalia menggunakan untuk melihat pengaruh penyuluhan kesehatan
multimedia efektif untuk diterapkan dalam yang diberikan pada santriwati dalam
upaya pencegahan keputihan pada remaja putri meningkatkan pengetahuan dan sikap dalam
yaitu meningkatkan upaya pencegahan sebesar pencegahan keputihan patologis (19). Lokasi
26,7% (15, 16). penelitian dilakukan di Darul Hijrah Putri
Penelitian Khoiron (2014) menunjukkan Banjarbaru pada bulan Juli-September 2017.
bahwa penyuluhan menggunakan slide Sampel berjumlah 65 responden. Instrumen
presentasi lebih efektif dibandingkan media penelitian dalam penelitian ini yaitu kuesioner.
leaflet untuk meningkatkan pengetahuan dan Hasil analisis data dengan regresi logistic.
sikap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pengetahuan melalui media leaflet hanya HASIL DAN PEMBAHASAN
meningkat sebesar 2,37% sedangkan melalui
slide presentasi, pengetahuan meningkat A. Analisis univariat
sebesar 3,85%. Begitu pula dengan sikap Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
melalui media leaflet hanya meningkat sebesar diperoleh distribusi pengetahuan pretest pada
4,33% sedangkan melalui slide persentasi, responden pada perlakuan dan kontrol tentang
sikap meningkat sebesar 6,55% (17). Hasil pencegahan keputihan patologis yang dapat
penelitian ini juga sejalan dengan penelitian dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Distribusi frekuensi pengetahuan pretest responden pada kontrol tentang pencegahan
keputihan patologis

No Pengetahuan pada Kontrol Frekuensi Persentase (%)


1 Kurang 2 3,1
2 Baik 63 96,9
Total 65 100
Sumber: Data primer 2017

Tabel 2. Distribusi frekuensi pengetahuan pretest responden pada perlakuan tentang pencegahan
keputihan patologis

No Pengetahuan pada Perlakuan Frekuensi Persentase (%)


1 Kurang 0 0
2 Baik 65 100
Total 65 100
Sumber: Data primer 2017
Panghiyangani R.dkk. Efektivitas Metode Penyuluhan Kesehatan... 21

Responden Kontrol
120
100
80
Frekuensi
60
Persentase
40
20
0
Kurang Baik

Gambar 1. Grafik hasil pengetahuan pre-posttest responden kontrol tentang pencegahan keputihan
patologis

Pada gambar 1 menunjukkan hasil besar pengetahuan manusia diperoleh melalui


penelitian dari 65 responden kelas kontrol mata dan telinga seperti poster, majalah, atau
sebelum pemberian informasi tentang sumber informasi yang berbentuk tulisan dan
pencegahan dan keputihan patologis informasi yang berbentuk suara seperti
didapatkan 3,10% berpengetahuan kurang, seminar, penyuluhan, atau pembicaraan dari
96,90% berpengetahuan baik. Pada tabel 2 orang lain melalui percakapan sehari-hari (21).
menunjukkan hasil penelitian dari 65 responden Menurut Notoadmodjo (2012)
kelas perlakuan sebelum pemberian informasi Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan
tentang pencegahan dan keputihan patalogis terjadi setelah melakukan penginderaan
didapatkan 100% berpengetahuan baik. Hal ini terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
menunjukkan bahwa pengetahuan kelas ini terjadi melalui panca indera manusia yakni
perlakuan lebih tinggi dibandingkan kelas indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
kontrol. Berdasarkan hasil penelitian, rasa dan rata. Sebagian besar pengetahuan
pengetahuan tentang keputihan dan diperoleh melalui telinga dan mata. Penyuluhan
pencegahannya yang paling banyak tidak yang dilakukan dengan metode yang tepat dan
diketahui responden adalah pengetahuan menarik seperti gambar-gambar pada power
tentang klasifikasi keputihan, dan pengetahuan point dan gambar-gambar akibat bila terkena
yang paling banyak diketahui responden adalah Flour Albus Patologis karena dari gambar-
pengetahuan tentang penatalaksanaan gambar tersebut dapat menarik perhatian siswi
keputihan SMA serta mempermudah pemahaman siswi
Kurangnya pengetahuan remaja tentang terhadap penyuluhan yang diberikan oleh
kesehatan reproduksi dikarenakan minimnya petugas kesehatan. Oleh karena itu penyuluhan
fasilitas pelayanan, konseling dan penyuluhan pada penelitian ini bisa berdampak memberikan
tentang reproduksi kepada remaja. hasil yang lebih baik saat sesudah diberikan
Pengetahuan remaja tingkat SLTP dan SLTA penyuluhan daripada saat sebelum penyuluhan
mengenai masalah reproduksi masih relatif (22).
kurang. Hal ini dikarenakan remaja masih Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
merasa malu untuk terbuka masalah kesehatan diperoleh distribusi pengetahuan posttes pada
reproduksi dan masih banyaknya orang tua responden pada perlakuan dan kontrol tentang
yang belum memberi informasi mengenai pencegahan keputihan patologis yang dapat
kesehatan reproduksi remaja (20). Sebagian dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Distribusi frekuensi pengetahuan posttes responden pada kontrol tentang pencegahan
keputihan patologis
No Pengetahuan pada Kontrol Frekuensi Persentase (%)
1 Kurang 2 3,1
2 Baik 63 96,9
Total 65 100
Sumber: Data primer 2017
22 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 4, No. 1, Mei 2018: 18-24
DOI: 10.20527/jbk.v4i1.5655

Tabel 4. Distribusi frekuensi pengetahuan posttest responden pada perlakuan tentang pencegahan
keputihan patologis
No Pengetahuan pada Perlakuan Frekuensi Persentase (%)
1 Kurang 0 0
2 Baik 65 100
Total 65 100
Sumber: Data primer 2017

Responden Perlakuan
120
100
80 Frekuensi
60 Persentase
40
20
0
Kurang Baik

Gambar 2. Grafik hasil Pengetahuan Pre-Posttes Responden Perlakuan Tentang Pencegahan


Keputihan Patologis

Pada gambar 2 menunjukkan hasil B. Hasil bivariat


penelitian dari 65 responden kelas kontrol Tabel 5. Distribusi perbandingan pengetahuan
sesudah pemberian informasi tentang pre-post penyuluhan kelas kontrol
pencegahan dan keputihan patologis
didapatkan 3,10% berpengetahuan kurang, Pengetahuan Mean P-Value
96,90% berpengetahuan baik. Pada tabel 4 Pre-test 10,14
menunjukkan hasil penelitian dari 65 responden 0,176
kelas perlakuan sesudah pemberian informasi Post-test 10,69
tentang pencegahan dan keputihan patalogis Sumber: Data primer 2017
didapatkan 100% berpengetahuan baik. Hal ini Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui
menunjukkan bahwa pengetahuan kelas perbandingan mean pengetahuan pada
perlakuan lebih tinggi dibandingkan kelas kelompok kelas kontrol sebelum diberikan
kontrol sesudah pemberian informasi. Hal ini penyuluhan dengan pre-test yaitu 10,14 dan
menunjukkan bahwa tidak terdapat peningkatan post-test yaitu 10,69 dengan p-value 0,176 > α
pengetahuan antara sebelum dan sesudah (0,05). Sehingga dapat disimpulkan Ho
pemberian informasi. Hal ini tidak sejalan diterima. Sehingga dapat disimpulkan tidak
dengan penelitian yang dilakukan oleh terdapat perbedaan yang signifikan antara
Kustriyani (2009) pada siswi di SMU 4 mean pengetahuan sebelum dan sesudah
Semarang yang menyatakan bahwa pemberian pemberian penyuluhan pada remaja putri.
pendidikan kesehatan dapat meningkatkan
pengetahuan untuk kelas kontrol (23). Tabel 6. Distribusi perbandingan pengetahuan
Sedangkan menurut Manurung (2006) pre-post penyuluhan kelas perlakuan
mengungkapkan bahwa untuk meningkatkan
pengetahuan dapat dilakukan dengan Pengetahuan Mean P-Value
memberikan informasi melalui pendidikan
kesehatan (24). Pre-test 17,06
0,000
Hasil dari perhitungan diketahui bahwa Post-test 23,71
pengetahuan responden yang paling banyak Sumber: Data primer 2017
diketahui dan paling banyak tidak diketahui
tentang keputihan dan pencegahnnya setelah Berdasarkan tabel 6 diketahui
diberikan pendidikan kesehatan sama dengan perbandingan mean pengetahuan pada
sebelum mereka diberikan pendidikan kelompok kelas perlakuan sebelum diberikan
kesehatan yaitu tentang klasifikasi keputihan penyuluhan dengan pre-test yaitu 17,06 dan
dan penatalaksanaannya. post-test yaitu 23,71 dengan p-value 0,000<α
Panghiyangani R.dkk. Efektivitas Metode Penyuluhan Kesehatan... 23

(0,05). Sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak. penyuluhan pada remaja putri dengan nilai (p-
Sehingga dapat disimpulkan terdapat value = 0,000).
perbedaan yang signifikan antara mean Mengacu pada hasil penelitian,
pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian pembahasan serta kesimpulan maka
penyuluhan pada remaja putri. diharapkan pihak Dinas Kesehatan setempat
Berdasarkan tabel 5 dan 6, hasil untuk meningkatkan pemberian informasi
penelitian menunjukkan bahwa dapat diketahui berupa penyuluhan kepada remaja putri
perbedaan pengetahuan pada kelompok khususnya wilayah Kota Banjarbaru dan
perlakuan maupun kelompok kontrol sebelum melakukan evaluasi serta monitoring dari
dan sesudah diberi pre-post. dari hasil pretest tentang perilaku pencegahan keputihan
penelitian dengan 65 responden. Setelah sehingga mengurangi risiko kejadian keputihan
diberikan pre-post pada masing-masing pada remaja putri.
kelompok, diperoleh hasil bahwa mayoritas
responden pada kelompok perlakuan DAFTAR PUSTAKA
mengalami peningkatan pengetahuan yang 1. Sholikah R, Marsito, Nurlaila. Hubungan
signifikan menjadi baik sebesar 65 respoden tingkat pengetahuan tentang keputihan
(100%) sedangkan pada kelompok kontrol dengan perilaku remaja putri dalam
mayoritas berpengetahuan cukup 63 respoden menjaga kebersihan diri di Desa Bandung,
(96,9%). Perbedaan ini dimungkinkan dari jenis Kecamatan Kebumen. Jurnal Ilmiah
metode yang digunakan antara kelompok Kesehatan Keperawatan. 2010; 6(2): 63-
kontrol dan kelompok perlakuan. 70.
Dalam penelitian Morina (2013) 2. Septiana. Pengaruh pendidikan kesehatan
pengatahuan tentang pengaruh pemberian terhadap tingkat pengetahuan remaja
penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap tentang kesehatan reproduksi di SMP
peningkatan pengetahuan pada siswa di SMK Islam Ruhama Ciputat [skripsi]. Jakarta:
Putra Samodera. Sebelum diberikan Universitas Islam Negeri Syarif
penyuluhan kelompok intervensi sebesar 24 Hiddayatullah; 2014.
(55,8%) pada kelompok perlakuan dan pada 3. Suryandari DF, Rufaida Z. Hubungan
kelompok kontrol sebesar 23 (53,5%), dari pemakaian sabun pembersih kewanitaan
kedua kelompok masih berpengetahuan kurang dengan terjadinya keputihan pada wanita
dan setelah diberikan penyuluhan kelompok usia subur (WUS) di desa Karang Jeruk
intervensi sudah baik sebesar 31 (72,25%) dan Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto.
pada kelompok kontrol sebesar 19 (18,6%) Hospital Majapahit. 2013; 5(1): 32-47.
(25). 4. Wulandari D, Setyowati H, Salafas E.
Dengan dilakukannya pre-post setelah Hubungan pengetahuan dengan sikap
diberikan perlakuan dapat mengetahui tingkat remaja putri dalam mengatasi keputihan di
pengetahuan siswa pada kelompok eksperimen Pondok Pesantren Al Ikhlas Ungaran Barat
dan kontrol. Peningkatan pengetahuan saat Kabupaten Semarang. Artikel Penelitian.
dilakukan pretest dan posttest penting untuk Semarang: Akademi Kebidanan Ngudi
diketahui agar dapat mengukur seberapa Waluyo; 2015.
tingkat pengetahuan remaja sebelum dan 5. Issanue Y, Ani S, Vita M. Pengetahuan
setelah diberikan perlakuan, karena informasi dan perilaku vaginal hygiene berkaitan
kesehatan reproduksi yang salah akan dengan kejadian keputihan pada siswi di
mengakibatkan persepsi seseorang mengenai SMP Arjuno Kota Batu. Nursing News.
kesehatan reproduksi itu menjadi salah. Survei 2016; 1(2): 223-33.
yang dilakukan oleh WHO dibeberapa negara 6. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan
yang memperlihatkan adanya informasi yang perilaku kesehatan. Jakarta: PT Rineka
baik dan benar, dapat menurunkan Cipta; 2012.
permasalahan reproduksi remaja (26). 7. Sugiarto TH. Hubungan tingkat
pengetahuan tentang kesehatan
KESIMPULAN reproduksi wanita dengan perilaku
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat pencegahan keputihan pada siswi di SMA
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan Negeri 1 Jatinom [skripsi]. Surakarta:
yang signifikan pada kelas kontrol antara mean Universitas Muhammadiyah Surakarta;
pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian 2012.
penyuluhan pada remaja putri dengan nilai (p- 8. Nurhayati A. Hubungan pengetahuan,
value = 0,176). Terdapat perbedaan yang sikap, dan perilaku vaginal hygiene
signifikan pada kelas perlakuan antara mean terhadap kejadian keputihan patologis
pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian pada remaja putri usia 13-17 tahun di
Daerah Pondok Cabe Ilir [skripsi]. Jakarta:
24 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 4, No. 1, Mei 2018: 18-24
DOI: 10.20527/jbk.v4i1.5655

Universitas Islam Negeri Syarif leaflet dan media slide power point
Hidayatullah; 2013. terhadap perubahan pengetahuan, sikap,
9. Mokodongan MH, Wantania J, Wagey F. dan perilaku deteksi dini kanker serviks
Hubungan tingkat pengetahuan tentang pada ibu-ibu pkk di wilayah kerja
keputihan dengan perilaku pencegahan Puskesmas Kartasura Sukoharjo [skripsi].
keputihan pada remaja putri. Jurnal e- Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan
clinic. 2015; 3(1): 272-6. Universitas Muhammadiyah Surakarta;
10. Juliana E, Kuswanti I, Melina F. Hubungan 2014.
remaja putri tentang keputihan dengan 18. Ari CS, Hidayati EN. The Influence of the
perilaku pencegahan keputihan di SMK elucidation toward the attitude in
BOPKRI 2 Yogyakarta. Jurnal Kesehatan maintaining genitalia organ: a case study
Samodra Ilmu. 2015; 6(2): 12-128. of female students in Pondok Pesantren
11. Widyasari DT. Faktor-faktor yang Islamic Center Binbaz Piyungan Bantul
berhubungan dengan perilaku pencegahan Yogyakarta. Yogyakarta: Sekolah Tinggi
dan penanganan keputihan patologis pada Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta;
mahasiswi kebidanan STIK Bina Husada 2013.
Palembang Tahun 2014. Jurnal Kesehatan 19. Notoatmojo S. Metodologi penelitian
Bina Husada. 2014; 10(3): 390-3. kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
12. Badaryati E. Faktor-faktor yang 20. Dian E. Efektifitas pendidikan kesehatan
mempengaruhi perilaku pencegahan dan terhadap tingkat pengetahuan remaja
penanganan keputihan patologis pada perempuan tentang pencegahan keputihan
siswi SLTA atau sederajat di Kota di SMK YMJ Ciputat [skripsi]. Jakarta:
Banjarbaru Tahun 2012 [skripsi]. Depok: Univeristas Islam negeri Syarif
Universitas Indonesia; 2012. Hidayatullah Jakarta; 2013.
13. Suhartami MR. Personal hygiene dengan 21. Efendi R, Makhfudli. Keperawatan
kejadian flour albus pada santriwati di kesehatan komunitas: Teori dan praktik
Pondok Pesantren Darut Taqwa Desa dalam keperawatan. Jakarta: Salemba
Ngembeh Kecamatan Dlanggu Mojokerto Medika; 2009.
[KTI]. Mojokerto: Politeknik Kesehatan 22. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan
Majapahit Mojokerto; 2014. perilaku kesehatan. Jakarta: PT Rineka
14. Rahmitasari N. Hubungan tingkat Cipta; 2012.
pengetahuan, sikap, persepsi, dan terpaan 23. Kustriyani M. Perbedaan pengetahuan dan
informasi tentang keputihan patologis sikap siswi sebelum dan sesudah
dengan perilaku pencegahan keputihan pemberian pendidikan kesehatan tentang
patologis [KTI]. Banjarbaru: Program Studi keputihan di SMU Negeri 4 Semarang
Kesehatan Masyarakat Fakultas [tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro;
Kedokteran Universitas Lambung 2009.
Mangkurat; 2016. 24. Manurung S. Pendidikan kesehatan dalam
15. Dewi NS. Efektifitas pemberian pendidikan keperawatan maternitas. Jakarta: TIM;
kesehatan tentang leukorrhea terhadap 2006.
pengetahuan dan sikap remaja putri di 25. Morina. Pengaruh pemberian penyuluhan
SMKN 6 Palembang tentang upaya kesehatan reproduksi terhadap
pencegahan leukorrhea [skripsi]. peningkatan pengetahuan pada siswa di
Palembang: Prodi Ilmu Keperawatan SMK Putra Samodera Yogyakarta 2013
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya; [skripsi]. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
2012. Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta; 2013.
16. Roifah I. Efektifitas penyuluhan dengan 26. Retno KW. Efektifitas penyuluhan
multimedia sebagai media untuk kesehatan reproduksi terhadap
pencegahan terjadinya fluor albus pada pengetahuan dan sikap seks bebas pada
remaja putri [skripsi]. Mojokerto: Sekolah siswa kelas X di SMAN 2 Banguntapan
Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat PPNI; tahun 2014 [skripsi]. Yogyakarta: Sekolah
2014. Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
17. Khoiron N. Efektifitas pendidikan Yogyakarta; 2014.
kesehatan dengan menggunakan media

You might also like