You are on page 1of 14

PENGARUH KONSELING TENTANG KEPUTIHAN TERHADAP

TINGKAT PENGETAHUAN KEPUTIHAN PADA PEREMPUAN


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II BATURADEN
TAHUN 2014
Anggraeni Dwi Pamulatsih, Tin Utami
Prodi Kebidanan D3 STIKES Harapan Bangsa Purwokerto
Prodi Kebidanan D3 STIKES Harapan Bangsa Purwokerto

ABSTRAK

Health problems are common genital area in women is vaginal discharge. As


many as 75% of women in the world have suffered from pathological vaginal
discharge. Indonesian women are more prone to reproductive tract infections
(RTI) such as flour albus (white) in Indonesia picucuaca moist. Based on the
results of preliminary studies conducted by researchers, the results obtained in
2013 the number of cases of pathological vaginal discharge as many as 953 cases,
consisting of as many as 458 cases BV, trichomoniasis as 6 cases and 489 cases of
candidiasis.
This research method is pre exsperimental design using the approach of one group
pretest - posttest. Data collection techniques using primary data obtained from
respondents directly, secondary data in the study include the initials of
respondents, data on the number of women who mengalamikeputihan. The
sampling technique used purposive sampling 91sampel.
The results showed that the results of the univariate analysis showed that prior
knowledge of counseling average of 91 respondents was as much as 59.9 where
the score is included in a sufficient knowledge. While after counseling the average
amount of knowledge amounted to 71.7 is included in the score range sufficient
knowledge.
Bivariate analysis results showed that there was an effect of counseling on
discharge thitung (-10.424) <- ttable (-1.6620) and Sig value 0.000 <0.1 it can be
concluded that Ho is rejected, meaning that the average knowledge before and
after counseling is different (no influence).
The conclusion of this study that there was an effect of counseling on discharge
given to women to the level of knowledge that increased scores but are still
included in the knowledge enough.
Keywords: Counseling, Whitish, Knowledge Level, Woman

Viva Medika | VOLUME 08/NOMOR 15/SEPTEMBER/2015 30


PENDAHULUAN umum saja, sedangkan untuk
Kesehatan reproduksi adalah suatu kesehatan alat reproduksi sangat
kondisi yang mencakup kesehatan jarang didapatkan karena kurang
fisik, mental, dan sosial yang berarti nyaman untuk dibicarakan
bahwa kesehatan reproduksi tidak (Prawirohardjo,2009).
semata-mata membahas tentang Di Indonesia 22.059.375 remaja
struktur biologis laki-laki dan pernah mengalami keputihan dan di
perempuan tetapi juga meliputi Jawa Tengah pada tahun 2009
pengetahuan sistem dan fungsi terdapat 2,9 juta jiwa remaja putri
reproduksi, penyakit menular yang berusia 15-24 tahun dan
seksual, Acquired Immuno sebanyak (1.305.00) remaja putri
Deficiency Virus (AIDS) dan mitos- pernah mengalami keputihan (Diar,
mitos tentang seksual (IPPF dalam 2009). Untuk penderita kanker leher
JEN & PKBI,2009). Alat reproduksi rahim di Indonesia di perkirakan 90-
merupakan salah satu organ tubuh 100 per 100.000 penduduk
yang sensitive dan memerlukan (Nasdaldy, 2006). Kasus kanker
perawatan yang khusus. Pengetahuan leher rahim 90% di tandai dengan
dan perawatan yang baik merupakan keputihan (Octaviyanti, 2006).
faktor penentu dalam memelihara Keputihan yang fisiologis jika
kesehatan reproduksi (Ratna, 2010). dibiarkan akan beresiko menjadi
Apabila alat reproduksi tidak dijaga keputihan patologis. Sehingga
kebersihannya maka akan diperlukan perubahan perilaku
menyebabkan infeksi, yang pada sehari-hari untuk menjaga organ
akhirnya dapat menimbulkan intim tetap kering dan
penyakit (Kasdu, 2005). Perawatan lembab(Wijayanti, 2009). Kondisi ini
area genital sangat jarang dilakukan sering terjadi pada remaja
dan dibicarakan khususnya oleh putri,mereka cenderung membiarkan
masyarakat Indonesia karena saja setiap kali mengalami keputihan
terkesan tabu dan jorok. Perawatan tanpa mengalami penyebabnya. Hal
kebersihan yang dibicarakan ini mendukung pernyataan dari
biasanya hanya menyangkut hal Prasetyowati (2009) yang

Viva Medika | VOLUME 08/NOMOR 15/SEPTEMBER/2015 31


menyatakan bahwa remaja reproduksi dari gangguan penyakit
merupakan salah satu bagian dari menular seksual,infeksi saluran
populasi berisiko terkena keputihan reproduksi (ISR), bagaimana
yang perlu mendapat perhatian memfungsikan seksualitas sebagai
khusus. alat reproduksi sekaligus alat
Khusus pada masa remaja, rekreasi secara optimal,serta
perempuan harus mengetahui tentang dinamika munculnya dorongan
keputihan dan penyebabnya secara seksualitas secara biologis
dini,karena menurut WHO pada (Kusmirani, 2011).
masa peralihan anak-anak ke masa Perilaku yang didasari pengetahuan
dewasa terdapat perubahan- lebih tahan lama dibandingkan
perubahan fisiologis wanita perilaku yang tidak didasari
khususnya seperti pada daerah organ pengetahuan (Maulana, 2009). Oleh
reproduksi yang dapat menjadi karena itu perlu adanya pemberian
masalah pada remaja jika tidak informasi yang lengkap pada setiap
mengetahui permasalahan seputar perempuan untuk meningkatkan
organ reproduksinya dan hal tersebut pengetahuan dan kesadaran mereka
merupakan hal yang baru bagi akan pentingnya menjaga kebersihan
remaja perempuan. Tak terbantahkan diri terutama kebersihan genital
jika remaja adalah generasi penerus termasuki resiko bila tidak dijaga
suatu bangsa.Remaja perlu dijaga (Handayani, 2011). Salah satu cara
kesehatan reproduksinya sehingga yang digunakan pemerintah untuk
kualitas hidupnya baik dan memberikan pengetahuan mengenai
melahirkan generasi-generasi yang keputihan adalah dengan cara
kuat, cerdas, dan mempunyai konseling (BKKBN, 2006).
kualitas beragam yang baik. Berdasarkan hasil pra surveyyang
Gangguan Kesehatan reproduksi dilakukan oleh peneliti pada tanggal
akan sangat berdampak pada remaja 04 Februari 2014, didapatkan data
itu dikemudian hari disepanjang bahwa jumlah penderita keputihan
hidupnya kelak. Sangat penting patologis di Puskesmas II Baturraden
didalam menjaga kesehatan pada tahun 2011 sebanyak 667

Viva Medika | VOLUME 08/NOMOR 15/SEPTEMBER/2015 32


kasus, masing-masing adalah METODOLOGI
bacterial vaginosis (BV) sebanyak Jenis penelitian yang digunakan
459 kasus, trichomoniasis sebanyak adalah Pre-experimental design.
3 kasus dan kandidiasis sebanyak Menurut Notoatmodjo (2005) pre-
205 kasus. Pada tahun 2012 experimental design adalah
ditemukan jumlah kasus keputihan penelitian yang bertujuan untuk
patologis sebanyak 805 kasus, mengetahui suatu gejala atau
diantaranya jumlah kasus bacterial pengaruh yang timbul, sebagai akibat
vaginosis (BV) sebanyak 435 kasus, dari adanya perlakuan tertentu.
trichomoniasis sebanyak 6 kasus dan Desain penelitian ini untuk
kandidiasis sebanyak 365 kasus. mengetahui tentang pengaruh
Sedangkan pada tahun 2013 jumlah konseling tentang keputihan terhadap
kasus keputihan patologis sebanyak tingkat pengetahuan keputihan pada
953 kasus, yang terdiri dari bacterial perempuan. Pendekatan yang
vaginosis (BV) sebanyak 458 kasus, digunakan dalam penelitian ini
trichomoniasis sebanyak 6 kasus dan adalah One group pretest – postes
kandidiasis sebanyak 489 kasus. dengan cara membagikan kuesioner
Berdasarkan data tersebut diketahui kemudian dilakukan konseling dan
bahwa kasus keputihan patologis selanjutnya membagikan kuesioner
pada tahun 2013 mengalami lagi untuk melihat terjadi perubahan
peningkatan jika dibandingkan atau tidak. Penelitian ini
dengan tahun 2011 dan 2012. menggunakan metode pendekatan
Berdasarkan latar belakang di atas cross sectional yaitu penelitian untuk
maka peneliti tertarik untuk mempelajari dinamika korelasi
melakukan penelitian dengan judul antara faktor-faktor risiko dengan
pengaruh tingkat pengetahuan efek, dengan cara pendekatan
tentang personal hygiene terhadap observasi atau pengumpulan data
keputihan patologis pada perempuan sekaligus pada suatu saat (point time
di Puskesmas II Baturraden approach) artinya setiap subjek
Kabupaten Banyumas tahun 2014. penelitian hanya diobservasi sekali
saja (Notoatmojo, 2005)

Viva Medika | VOLUME 08/NOMOR 15/SEPTEMBER/2015 33


Populasi adalah keseluruhan Pengambilan sampel sebanyak 20%-
obyek penelitian atau obyek yang 30% dari jumlah populasi yang
akan diteliti (Notoatmodjo,2005). lebihdari 100 dianggap sudah cukup
Populasi dalam penelitian ini mewakili (Saryono, 2009). Jadi
adalah semua perempuan yang sampel yang akan digunakan dalam
terkena keputihan fisiologis dan penelitian ini adalah sebanyak 91
patologis di wilayah puskesmas II orang.
Baturraden tahun 2013 sebanyak
Analisis data dalam penelitian ini
953 orang.
meliputi:
Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti a. Analisis univariat
(Arikunto, 2010). Sampel dalam Analisis univariat dilakukan
penelitian ini adalah perempuan yang terhadap tiap variable dari hasil
mengalami keputihan baik fisiologis penelitian. Pada umumnya dalam
maupun patologis di wilayah kerja analisis ini hanya menghasilkan
Puskesmas II Baturraden tahun 2014. distribusi dan prosentase dari tiap
Teknik pengambilan sampel dengan variabel (Notoatmodjo, 2003).
cara purposive sampling, yaitu teknik Untuk menganalisis satu variabel
penentuan sampel dengan pada penelitian ini menggunakan
pertimbangan tertentu yang dibuat analisis univariat dengan analisis
oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri distribusi frekuensi.
atau sifat-sifat populasi yang sudah
b. Analisis Bivariat
diketahui sebelumnya (Notoatmodjo,
Analisis bivariat dilakukan
2005). Alasan memilih teknik
terhadap dua variabel yang diduga
purposive sampling karena sampel
berhubungan atau berkorelasi.
yang digunakan harus memiliki ciri
Dalam penelitian ini dapat
tertentu yaitu perempuan yang
dilakukan pengujian statistik
memiliki keputihan yang patologis
dengan menggunakan t test (uji
dan patologis. Besar sampel dalam
beda) berpasangan. Biasanya t
penelitian ini ditentukan dengan
test berpasangan dilakukan untuk
menggunakan prosentase.

Viva Medika | VOLUME 08/NOMOR 15/SEPTEMBER/2015 34


menguji perbedaan antara dua kesehatan seseorang.
pengamatan. Uji t bisa dilakukan Dari hasil penelitian juga
pada subjek yang diuji pada didapatkan sebagian besar
situasi sebelum dan sesudah informasi yang diperoleh
proses. responden tentang keputihan
Berdasarkan Tabel 1 dapat sebagian besar diperoleh dari
dilihat bahwa tingkat pengetahuan teman yaitu 31 responden (34,1%)
responden tentang keputihan yang belum tentu benar
sebelum dilakukan konseling yang informasinya. Hal ini sesuai
berpengetahuan baik sebanyak 8 dengan teori yang disampaikan
responden (8,8%). Berdasarkan oleh Notoatmodjo (2010) bahwa
penelitian kebanyakan responden pengetahuan merupakan hasil dari
yang berpengetahuan kurang tahu dan ini terjadi setelah orang
tidak bisa menjawab pernyataan melakukan penginderaan terhadap
mengenai pencegahan dan suatu objek tertentu (objek disini
penanganan keputihan. adalah informasi mengenai
Dari hasil penelitian keputihan). Penginderaan terjadi
didapat bahwa rendahnya melalui panca indra manusia,
pengetahuan responden yakni indra penglihatan,
dikarenakan tingkat pendidikan pendengaran, penciuman, rasa dan
yang rendah yaitu SD 18 raba. Pengetahuan atau kognitif
responden (19,8%) dan SMP 73 merupakan domain yang sangat
responden (80,2%) hal ini sesuai penting untuk terbentuknya
dengan teori Notoatmodjo (2003) tindakan seseorang.
bahwa pendidikan yang rendah Penelitian ini sesuai
(SD/MI dan SMP) cenderung dengan hasil penelitian yang
dipengaruhi oleh orang lain atau dilakukan oleh Wahyurini
lingkungan bukan atas terhadap 269 remaja di Desa
pengetahuannya sendiri selain itu Lembah Sari Kabupaten Bagor
rendahnya pendidikan masyarakat Jawa Barat tahun 2005 dengan
akan mempengaruhi tentang judul Gambaran Tingkat

Viva Medika | VOLUME 08/NOMOR 15/SEPTEMBER/2015 35


Pengetahuan Remaja Putri keputihan (p = 0,027).
Terhadap Keputihan Di Desa
Lembah Sari Kabupaten Bogor
Jawa Barat didapat hasil
mayoritas responden memiliki
pengetahuan kurang tentang
keputihan 57 %.
Penelitian ini sesuai
dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Molyda Devy dan
Nafisah tahun 2012 dengan judul
Gambaran Tingkat Pegetahuan
Remaja Putri Tentang Keputihan
Di Desa Tampieng Tunong
Kecamatan Indrajaya Kabupaten
Pidie Tahun 2012 Hasil penelitian
terungkap bahwa sebagian besar
responden berpengetahuan rendah
tentang keputihan yaitu 37
responden (74,0 %).

Hal ini sesuai dengan


penelitian Mikaz Yunita pada
1. Gambaran Tingkat pengetahuan
siswi SMUN 3 Demak didapatkan
tentang keputihan pada
sebesar 58,70% berpengetahuan
perempuan di wilayah Puskesmas
kurang. Hasil uji statistik
II Baturraden tahun 2014 setelah
didapatkan hubungan yang
dilakukan konseling
bermakna antara pengetahuan
Tabel 2 Distribusi Frekuensi
menjaga kebersihan genetalia
pengetahuan sebelum dilakukan
eksterna dengan kejadian
konseling

Viva Medika | VOLUME 08/NOMOR 15/SEPTEMBER/2015 36


Tingkat Pengetahuan Frekuensi (F) Persentase (%)

Baik 49 53,8

Cukup 39 42,9

Kurang 3 3,3

Total 91 100,0

Hasil 1l penelitian menunjukkan Dari hasil penelitian setelah


tingkat pengetahuan responden dilakukan konseling responden yang
tentang keputihan setelah dilakukan tidak bisa menjawab pernyataan
konseling yang berpengetahuan baik tentang pencegahan dan penanganan
sebanyak 49 responden (53,8%). keputihan sudah banyak yang bisa
menjawab pernyataan dengan benar.
Peneliti berasumsi bahwa
pengetahuan yang baik disebabkan
oleh informasi yang didapatkan oleh
responden. Hal ini sesuai

Viva Medika | VOLUME 08/NOMOR 15/SEPTEMBER/2015 37


Mean N Correlation t Sig.

Skor pengetahuan
59,9725 91
sebelum konseling
0,542 -10,424 0,000
Skor pengetahuan
71,6758 91
sesudah konseling

dengan teori yang dikemukakan oleh informasi mempermudah masyarakat


Notoatmodjo (2003) yaitu seseorang untuk menerima pesan, dengan
yang mempunyai sumber informasi demikian akan mempengaruhi
yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan masyarakat tentang
pengetahuan yang lebih luas . informasi baru.
Selain itu menurut Penelitian ini sesuai dengan
Notoatmodjo (2010) pengetahuan penelitian Ayuningtyas dan
atau kognitif merupakan domain Suryaatmadja (2011) dalam
yang sangat penting untuk penelitiannya mengenai Hubungan
terbentuknya tindakan seseorang Antara Pengetahuan Dan Perilaku
(overt behavior), Pengetahuan Menjaga Kebersihan Genitalia
seseorang tentang suatu obyek Eksterna Dengan Kejadian
mengandung 2 aspek positif dan Keputihan Pada Siswi SMA Negeri
aspek negatif. Ke-2 aspek inilah 4 Semarang mengungkapkan bahwa
yang akan menentukan sikap Kejadian keputihan dipengaruhi
sesorang terhadap obyek tertentu. oleh tingkat pengetahuan mengenai
Semakin banyak aspek positif dari kebersihan genitalia eksterna.
obyek diketahui maka menimbulkan
sikap makin positif terhadap obyek
tersebut. Informasi yang didapatkan
oleh responden juga selanjutnya dari
tenaga kesehatan yang kebenarannya
sudah pasti dan hai ini sesuai dengan
teori Notoatmodjo (2005) yaitu

Viva Medika | VOLUME 08/NOMOR 15/SEPTEMBER/2015 38


2. Pengaruh Konseling tentang juga bahwa Ho ditolak, artinya
keputihan terhadap tingkat rata-rata pengetahuan sebelum
pengetahuan keputihan pada dan sesudah konseling adalah
perempuan beda (ada pengaruh).
Tabel 3 menunjukkan Secara keseluruhan hasil
bahwa rata-rata pengetahuan penelitian menunjukkan bahwa
pada sebelum dan sesudah pemberian konseling sangat
konseling. Sebelum konseling berpengaruh terhadap peningkatan
rata-rata pengetahuan dari 91 pengetahuan perempuan tentang
responden adalah sebanyak 59,9 keputihan. Hal ini sesuai dengan
dimana skor ini termasuk dalam penelitian Dhuangga dan
pengetahuan cukup. Sementara Misrawati (2012) yang
setelah konseling jumlah menyatakan bahwa ada perbedaan
pengetahuan rata-rata adalah tingkat pengetahuan setelah
sebesar 71,7 rentang skor diberikan pendidikan kesehatan (p
tersebut termasuk dalam value = 0,001) dan ada perbedaan
pengetahuan cukup. sikap setelah diberikan
pendidikan kesehatan (p value =
Hasil uji menunjukan bahwa
0,034).
korelasi antara dua variabel di
Berdasarkan uraian diatas
tunjukan dengan angka 0,547
peneliti berasumsi bahwa
dengan angka probabilitas 0,001
pengetahuan responden terhadap
(dibawah 0,01) ini berarti
kejadian keputihan serta
korelasi antara dua rata-rata
informasi konseling tentang
pengetahuan sebelum dan
keputihan yang didapatkan akan
sesudah konseling adalah nyata
sangat mempengaruhi
dan sangat erat. Selain itu thitung (-
pengetahuan responden. Karena
10,424) < - ttabel (- 1,6620) dan
semakin banyak responden
nilai Sig (2 tailed) 0,001 hal ini
mendapatkan informasi konseling
menunjukan bahwa probabilitas
tentang kejadian keputihan maka
kurang dari 0,01 yang berarti
semakin baik juga pengetahuan

Viva Medika | VOLUME 08/NOMOR 15/SEPTEMBER/2015 39


responden, sebaliknya semakin kejadian keputihan.
responden tidak memperoleh
KESIMPULAN DAN SARAN
informasi maka semakin kurang
Ada pengaruh pemberian konseling
pula pengetahuan responden
tentang keputihan terhadap tingkat
tentang kejadian keputihan. Oleh
pengetahuan tentang keputihan pada
karena itu menurut peneliti
perempuan di Wilayah kerja
pencegahan dan cara mengatasi
Puskesmas Baturaden II dengan nilai
keputihan sangatlah berpengaruh
korelasi antara dua variabel adalah
pada perilaku bagaimana mereka
sebesar 0,542 dengan sig sebesar
mencegah dan mengatasi
0,001
keputihan. Hasil wawancara
Dari kesimpulan tersebut maka
terhadap 34 responden
diharapkan kepada bidan puskesmas
mengatakan bahwa mereka
II Baturraden dapat
terkadang menyepelekan bahkan
mensosialisasikan pada masyarakat
banyak juga yang tidak peduli
secara luas dengan cara memberikan
akan kebersihan alat genetalia,
penyuluhan setiap satu minggu sekali
karena banyak wanita yang
agar masyarakat dapat mengerti
kurang memahami dan masih
dengan benar tentang keputihan.
kurangnya infomasi tentang
DAFTAR PUSTAKA Aristha, Zuhriyah dan Rosita. (2013)
Hubungan Tingkat
Pengetahuan, Sikap Dan
Agustina. (2012) Hubungan Antara
Perilaku Mandi, Cuci Dan
Tingkat Pengetahuan
Kakus Dengan Kejadian
Tentang flour Albus
Keputihan Pada Remaja
(Keputihan) padasiswi SMP
Putri Yang Tinggal Disekitar
Gunung Jati Kembaran. KTI,
Sungai Bedadung Desa
Kebidanan DIII STIKES
Gumelar Kecamatan Balung
Harapan Bangsa Purwokerto.

Andira, D. (2010) Seluk Beluk Jember.http://old.fk.ub.ac.id/a
Kesehatan Reproduksi rtikel/id/filedownload/kebida
Wanita. Jogjakarta: Kenn nan/MAJALAH%2520ARIS
Books. THA%2520DWI%2520WIR
APRAJA.pdf. Diakses pada 6

Viva Medika | VOLUME 08/NOMOR 15/SEPTEMBER/2015 40


Desember 2013.Pukul 11.50 Indida Leii Indah F. (2013)
WIB. Gambaran Pengetahuan
Remaja Putri tentang Perinal
Ayuningtyas, D. N., & Suryaatmaja, Hygiene di SMPIT As Salam
L. (2011) Hubungan Antara pasar
Pengetahuan Dan Perilaku Minggu.http://lontar.ui.ac.id/f
Menjaga Kebersihan ile%3Ffile%3Dpdf/abstrak-
Genitalia Eksterna Dengan 20301518.pdf. Diakses pada
Kejadian Keputihan Pada
6 Desember 2013.Pukul
Siswi Sma Negeri 4 11.53 WIB.
Semarang (Doctoral
dissertation, Faculty of Jalaluddin, dan Abdullah Idi.
Medicine). (2002) Filsafat
Pendidikan. Jakarta: Gaya
Badan Koordinasi Keluarga Media Pratama.
Berencana Nasional.(2006)
Buku Pedoman Konseling Julianingsih. (2011) Gambaran
Kesehatan Reproduksi Pengetahuan Wanita Usia
Remaja. Jakarta: Badan Subur Tentang keputihan
Koordinasi KB Nasional. Fisiologis dan Patologis di
Puskesmas Sumbang II
Entjang, I. (2003) Mikrobiologi dan
Kecamatan Sumbang
Parasitologi untuk Akademi Kabupaten banyumas.
Keperawatan. Bandung : KTI,Kebidanan DIII STIKES
Citra Aditya Bakti. Harapan Bangsa Purwokerto.
Kusmiran. (2012) Kesehatan Kasdu, Dini. (2005) Solusi Problem
Reproduksi Remaja Dan Wanita Dewasa Jakarta:
Wanita, Jakarta : Salemba Puspa Suara.
Medika.
Liewellyn, Jones Derek. (2005)
Fadillah.(2013) Makalah Personal Dasar - Dasar Obstetri dan
Hygiene. Ginekologi. Jakarta :
http://fadlillahbieber.blogspot Hipocrates.
.com/2013/03/makalah- Maulana, H.D.J. (2009) Promosi
personal-hygiene.html Kesehatan. Jakarta: EGC.
Diakses tanggal 29 November
2013. Myers, I. B., & Myers, P. B.
(2010). Gifts differing:
Handayani, S, (2011) Buku Ajar Understanding personality
Pelayanan KB, Yogyakarta :
Pustaka Rihama.

Viva Medika | VOLUME 08/NOMOR 15/SEPTEMBER/2015 41


type. Nicholas Brealey Prayitno, A., & Sosial, F. P. I. P.
Publishing. Penerapan Asas Humanistik
Dalam Pembelajaran Pkn Di
Nasdaldy, (2006). Keputihan Pada Sma Negeri 7 Semarang
Wanita, diunduh dari : http: Tahun Pelajaran 2013-2014.
//www.umm.edu/ency/article/
003158.htm diakses tanggal 6 Ratna DP. (2010) Pentingnya
Januari 2014. Menjaga Organ
Kewanitaan.Jakarta: Indeks.
Nenk, (2009).
http://www.lenterabiru.com/2 Rio, Yuliatun dan Madyaning.
009/10/kesehatan- (2013) Pengaruh penyuluhan
Reproduksi-keputihan.htm Kesehatan tentang
(diakses 25 Desember 2013). Kebersihan Genital terhadap
upaya pencegahan keputihan
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007) pada Remaja Putri di SMPN
Pendidikan dan Perilaku 1 Dau Malang.
Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta. http://old.fk.ub.ac.id/artikel/id
/filedownload/keperawatan/M
Notoatmodjo. (2010) Metodologi ajalah%2520eky%2520mady
Penelitian Kesehatan Edisi aning.pdf.Diakses pada 6
Revisi, Jakarta: Rineka Cipta. Desember 2013.Pukul 11.48
Potter and Perry, Griffin Anne. WIB.
(2005). Buku Ajar Sallika, NS. (2010) Serba – Serbi
Fundamental Keperawatan: Kesehatan perempuan.
Konsep, Proses dan Praktik Cetakan ke-2.
edisi 4.EG : Jakarta.
Sedana.(2012). Kebutuhan Personal
Prasetyowati. (2009). Hubungan Hygiene. Makalah.Sekolah
personal hygiene dengan Tinggi IlmuKesehatan Wira
kejadian keputihan pada Medika PPNI Bali.
siswi SMU Muhammadiyah
Metro tahun 2009. Medan. http://adisedana.blogspot.com
Skripsi tidak dipublikasikan. /2012/03/kebutuhan-personal-
hygiene.html diakses tanggal
Prawirohardjo,S. (2009) Ilmu 29 November 2013.
Kebidanan. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Shadine, Mahannad. (2009) Penyakit
Prawirohardjo. Wanita. Yogyakarta: Kenn
Books.

Viva Medika | VOLUME 08/NOMOR 15/SEPTEMBER/2015 42


Sharma P. (2008). Problem Related
to Menstruation Amongst
Adolescent Girl. Indian
Journal of Pediatrics.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung:
Alfabeda.

Tarwoto & Wartonah. (2005).


Kebutuhan Dasar Manusia
dan Proses Keperawatan.
Edisi 3. Jakarta: Salemba
Medika

Vorvick. L. (2009) Vaginal


Discharge. Baltimore:
University of Maryland.

Wijayanti, D. (2009) Fakta Penting


Seputar Kesehatan
Reproduksi Wanita.
Yogyakarta: Glossia Medika.

Joanna, Problem Wanita.


www.compas.com. Diakses tanggal
28 Agustus 2014

Viva Medika | VOLUME 08/NOMOR 15/SEPTEMBER/2015 43

You might also like