You are on page 1of 8

Maieftiki Journals

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN


KB IMPLANT PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR
DI PUSKEMAS BELAWAN

Dewi Sartika1, Jitasari Tarigan Sibero2, Eni Wulandari 3


1,2 Dosen D4 Kebidanan, Fakultas Farmasi dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia, Medan, Indonesia
3 Prodi D4 Kebidanan Fakultas Farmasi dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia, Medan, Indonesia
1dewisartika@helvetia.ac.id

ABSTRACT
Long-term contraceptive methods such as implants are the most effective contraceptive
methods that are durable, efficient, convenient and relatively low cost compared to non-
MKJP which are less attractive to the public. This study aims to determine the factors that
influence the low number of implanted birth control users in women of Childbearing Age
Couples (PUS) at the Belawan Health Center. This study used a descriptive design as a
research design by taking a total sample of 374 people from 13,076 PUS populations who
visited the Belawan Health Center based on calculations with the Slovin formula and
sampling using accidental sampling. Based on the results of research with chi square
statistical tests, it is known that education (p = 0.000), economic level (p = 0.000), sources of
information (p = 0.000), knowledge (p = 0.000) and attitudes (p = 0.000) towards the low
use of birth control implants in women of childbearing age couples. Based on multivariate
results, attitudes (Exp(B)/OR 87,919) and education (Exp(B)/OR 6,914) were obtained. The
conclusions in this study are related to age, education, monthly income, sources of
information, knowledge and attitudes with the low use of birth control implants in women
couples of childbearing ages at the Belawan Health Center.
Keywords: Knowledge, Attitudes, Age, Education, and Family Planning Implants.

ABSTRAK
Metode kontrasepsi jangka panjang seperti implan adalah metode kontrasepsi paling efektif
yang tahan lama, efisien, nyaman dan biayanya relatif murah dibandingkan non-MKJP yang
kurang diminati masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi rendahnya pengguna KB implan pada wanita Pasangan Usia Subur (PUS) di
Puskesmas Belawan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sebagai desain penelitian
dengan mengambil jumlah sampel sebanyak 374 orang dari 13.076 populasi PUS yang
berkunjung ke Puskesmas Belawan berdasarkan perhitungan dengan rumus Slovin serta
pengambilan sampel yang menggunakan accidental sampling. Berdasarkan hasil penelitian
dengan uji statistik chi square diketahui bahwa pendidikan (p=0,000), level ekonomi
(p=0,000), sumber informasi (p=0,000), pengetahuan (p=0,000) dan sikap (p=0,000) terhadap
rendahnya penggunaan KB Implant pada wanita pasangan usia subur. Berdasarkan hasil
multivariat didapat sikap (Exp(B)/OR 87,919) dan pendidikan (Exp(B)/OR 6,914).
Kesimpulan dalam penelitian ini ada hubungan umur, pendidikan, pendapatan perbulan,
sumber informasi, pengetahuan dan sikap dengan rendahnya penggunaan KB Implant pada
wanita pasangan usia subur di Puskesmas Belawan.
Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Umur, Pendidikan, dan KB Implan.

1
Maieftiki Journals Vol 3 No 1, 2023
Dewi Sartika, Jitasari Tarigan Sibero, Eni Wulandari

PENDAHULUAN
Program untuk kelangsungan hidup para ibu adalah keharusan hak asasi manusia, dan
itu adalah prioritas dalam pembangunan. Konferensi Internasional tentang Penduduk dan
Pembangunan dan Tujuan Pembangunan Milenium menganjurkan untuk mencapai
pengurangan 75% dalam kematian ibu antara tahun 1990 dan 2015 ini tetap menjadi agenda
yang belum selesai. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang baru, juga dikenal sebagai
Tujuan Global, menganjurkan agar rasio kematian ibu turun menjadi 70 kematian per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Cara terbaik untuk mencapai target ini adalah
untuk: memastikan semua wanita memiliki akses menggunakan kontrasepsi untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan. Tetapi penurunan yang signifikan dalam
mortalitas ibu adalah mungkin, dan itu terjadi.
Rasio kematian ibu global telah turun dari 385 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 1990 menjadi 216 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Di banyak negara - termasuk Kuba, Mesir, Jamaika, Malaysia, Maroko, Sri Lanka, Thailand
dan Tunisia – kematian ibu telah menurun karena perempuan telah memperoleh akses ke
keluarga berencana dan persalinan terlatih dengan perawatan kebidanan darurat cadangan.
Banyak dari negara-negara ini telah mengurangi separuh kematian ibu mereka dalam waktu
satu dekade. Wanita usia reproduksi di negara berkembang yang ingin menghindari
kehamilan tidak menggunakan metode kontrasepsi modern sebanyak 214 juta. Beberapa
metode keluarga berencana, seperti kondom, membantu mencegah penularan HIV dan infeksi
menular seksual lainnya. Keluarga berencana/ kontrasepsi dapat mengurangi aborsi, terutama
aborsi yang tidak aman.
Keluarga berencana memperkuat hak orang untuk menentukan jumlah dan jarak anak-
anak mereka. Dengan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, keluarga
berencana/kontrasepsi mencegah kematian ibu dan anak. Keluarga berencana memungkinkan
orang untuk mencapai jumlah anak yang diinginkan dan menentukan jarak kehamilan. Ini
dicapai melalui penggunaan metode kontrasepsi dan pengobatan infertilitas (lembar fakta ini
berfokus pada kontrasepsi). Promosi keluarga berencana dan memastikan akses ke metode
kontrasepsi pilihan untuk wanita dan pasangan sangat penting untuk mengamankan
kesejahteraan dan otonomi wanita, sambil mendukung kesehatan dan pengembangan
masyarakat. Kemampuan seorang wanita untuk memilih apakah dan kapan untuk hamil
memiliki dampak langsung pada kesehatan dan kesejahteraannya.
Keluarga berencana memungkinkan jarak kehamilan dan dapat menunda kehamilan
pada wanita muda dengan peningkatan risiko masalah kesehatan dan kematian akibat
persalinan dini. Ini mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, termasuk wanita yang lebih
tua yang menghadapi peningkatan risiko terkait kehamilan. Keluarga berencana
memungkinkan wanita yang ingin membatasi ukuran keluarga mereka untuk melakukannya.
Bukti menunjukkan bahwa wanita yang memiliki lebih dari 4 anak berisiko lebih tinggi
mengalami kematian ibu. Data BKKBN 2020 menunjukan bahwa pengguna alat kontrasepsi
implant di seluruh Indonesia masih di bawah alat kontrasepsi suntik, pil dan IUD. Persentase
pengguna alat konrasepsi KB suntik yaitu 78.184 orang, KB pil yaitu 33.755 orang, KB IUD
yaitu 5482, MOWS yaitu sebanyak 1.047, MOP yaitu sebanyak 31 orang, kondom yaitu
sebanyak 2.479, sedangkan KB Implant 11.828.
Keluarga Berencana merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan
ketahanan keluarga, kesehatan dan keselamatan ibu, anak serta perempuan. Program KB
dilakukan diantaranya dalam rangka mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran.
Sasaran program ini adalah pasangan usia subur (PUS) yang lebih menitiberatkan pada
kelompok wanita usia subur (WUS) yang berada pada kisaran usia 15-49 tahun.
2
Maieftiki Journals Vol 1 No 1, 2023
Dewi Sartika, Jitasari Tarigan Sibero, Eni Wulandari

Tingkat pencapaian pelayanan Keluarga Berencana dapat dilihat dari cakupan Pasangan Usia
Subur (PUS/ pasangan suami istri, istri berusia 15 sampe dengan 49 tahun)yang sedang
menggunakan alat/metode kontrasepsi (KB Aktif) serta metode kontrasepsiyang paling
banyak digunakan Pasangan Usia Subur (PUS). Peserta KB aktif adalah pasangan usia subur
yang saat ini menggunakan salah satu alat kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan. Dari metode
kontrasepsi yang paling banyak digunakan peserta KB aktif adalah suntikan (33.9%), PIL
(30.1%), Implant (10%), IUD (12%), MOW (5%), sedangkan metode yang paling sedikit
adalah Metode Operasi Pria (MOP) sebanyak 1%. Sedangkan untuk peserta KB baru adalah
pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan alat/cara kontrasepsi dan atau
pasangan usia subur yang kembali menggunakan metode kontrasepsi setelah
melahirkan/keguguran. Untuk penggunaan KB suntik (39%), Pil (29%), Implant 10%,
Kondom (9%), IUD (6%), MOW (5%), dan paling sedikit MOP (2%).
Keluarga berencana (KB) adalah proses yang biasanya melibatkan diskusi antar wanita,
pria, dan pelayanan KB terlatih berfokus pada kesehatan keluarga dan keinginan pasangan
untuk membatasi keluarga mereka. Ada yang berbeda metode yang digunakan. Metode
kontrasepsi yang digunakan untuk KB dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori secara
terprogram, yaitu metode jangka panjang dan permanen (alat kontrasepsi, implan, dan
sterilisasi) dan metode jangka pendek (pil, kondom, spermisida, injeksi, metode modern
lainnya, dan semua metode tradisional).
Metode jangka panjang dan permanen, metode ini biasanya digunakan untuk
membatasi persalinan, sedangkan metode jangka pendek lebih cocok untuk wanita yang ingin
untuk menunda tetapi tidak kehilangan memiliki anak. Meskipun pelayanan KB sudah
digalakkan oleh pemerintah Indonesia, dalam kenyataannya laju pertumbuhan penduduk
Indonesia masih tinggi. Salah satu faktor penyebabnya adalah pemilihan metode kontrasepsi
yang tidak tepat. Dalam kenyataannya, banyak kesulitan yang dialami para wanita dalam
menentukan alat kontrasepsi yang sesuai untuk dirinya. Kendala yang sering ditemukan
timbul akibat kurangnya pengetahuan. Banyak aspek yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan kontrasepsi yang meliputi derajat status kesehatan, kemungkinan munculnya efek
samping, kemungkinan kegagalan atau kehamilan yang tidak dikehendaki, jumlah kisaran
keluarga yang diharapkan, persetujuan dari suami atau istri, nilai-nilai budaya, lingkungan
serta keluarga dan lain sebagainya.
Kenyataannya banyak kesulitan yang dialami para wanita dalam menentukan alat
kontrasepsi yang sesuai untuk dirinya. Kendala yang sering ditemukan timbul akibat
kurangnya pengetahuan. Banyak aspek yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan
kontrasepsi yang meliputi derajat status kesehatan, kemungkinan munculnya efek samping,
kemungkinan kegagalan atau kehamilan yang tidak dikehendaki, jumlah kisaran keluarga
yang diharapkan, persetujuan dari suami atau istri, nilai-nilai budaya, lingkungan serta
keluarga dan lain sebagainya. Metode kontrasepsi jangka panjang IUD dan implan adalah
metode kontrasepsi paling efektif yang tahan lama, efisien, nyaman dan biayanya relatif
murah dibandingkan non-MKJP.
Tingkat kegagalan MKJP pada setahun pertama sangatlah rendah yakni 0,05% untuk
implan dan 0,1% sampai 0,8% untuk IUD. MKJP tidak bergantung pada kemampuan
mengingat kalender haid ataupun kepatuhan minum pil atau kunjungan suntikan ke dokter.
MJKP sayangnya kurang diminati masyarakat. Cakupan preferensi MKJP di Indonesia dari
tahun 2009 sampai 2012 hanya berkisar antara 12,60% sampai 25,37%. Persentase peserta
MKJP baru tahun 2012 adalah implant 10,65%, IUD 7,15% dan MOW atau MOP 1,71%.
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013-2018, penggunaan metode kontrasepsi didominasi
oleh metode kontrasepsi modern (59,3%). Jenis kontrasepsi yang rata-rata digunakan di
Indonesia antara lain suntik (48,5%), pil (8,5%), Intra Uterine Devices (6,6%), implant
(4,7%), Metode Operatif Wanita (MOW) (3,7%), Metode Operatif Pria (MOP) (0,4%),
3
Maieftiki Journals Vol 3 No 1, 2023
Dewi Sartika, Jitasari Tarigan Sibero, Eni Wulandari

metode kalender (1,6%), metode senggama terputus (1,5%), dan kondom (0,9%).
Berdasarkan data Puskemas Belawan (2020) jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak
13076 orang, yang menggunakan KB implant (864 orang), penggunaan KB suntik (4768
orang), pengguna KB PIL (2920 orang), penggunaan KB IUD sebanyak (122 orang).
Pengguna KB Kondom (225 orang) pengguna KB MOW (377 orang) dan pengguna KB
MOP (162 orang). Adapun faktor yang di perkirakan tinggi nya yang mempengaruhi
rendahnya penggunaan KB Implant pada wanita pasangan usia subur di puskesmas belawan
adalah tingkat Pendidikan formal, tingkat ekonomi, sumber informasi, tingkat pengetahuan
dan sikap.
Berdasarkan latar belakang masalah maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
faktor yang mempengaruhi masih rendahnya penggunaan KB Implant pada wanita pasangan
usia subur di Puskesmas Belawan tahun 2022, melalui wawancara kepada 10 orang wanita
pasangan usia subur.

METODE
Desain penelitian merupakan bagian penelitian yang berisi uraian-uraian tentang
gambaran alur penelitian yang menggambarkan pola pikir peneliti dalam melakukan
penelitian yang lazim disebut paradigma penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah desain deskriptif untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi
rendahnya penggunaan KB implant diPuskesmas Belawan tahun 2022.(27) Lokasi penelitian
ini akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Belawan. Peneliti tertarik melakukan
penelitian di Puskesmas tersebut karena tempatnya yang strategis, belum pernah dilakukan
penelitian sebelumnya, mudah dijangkau oleh peneliti, dan karena banyak ibu yang
memakai KB implant di wilayah kerja Puskesmas tersebut. Waktu yang akan digunakan
untuk penelitian ini adalah dari bulan April – Mei 2019. Populasi pada penelitian ini adalah
jumlah PUS di Puskesmas belawan sebanyak 13.076.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Responden: Tabel 1 pada kategori umur menunjukkan bahwa dari 99
responden yang diteliti diketahui responden yang umur beresiko sebanyak 36 orang (36,4%)
dan responden yang berumur tidak beresiko sebanyak 63 orang (63,6%). Kategori pendidikan
dari 99 responden yang diteliti diketahui responden yang berpendidikan rendah sebanyak 62
orang (62,6%), dan responden yang berpendidikan tinggi sebanyak 37 orang (37,4%).
Kategori tingkat ekonomi dari 99 responden yang diteliti diketahui responden yang memiliki
tingkat ekonomi kurang dari UMR (<2.700.000) sebanyak 63 orang (63,6%) Kategori sumber
informasi dari 99 responden yang diteliti diketahui responden yang memiliki sumber
informasi kurang sebanyak 67 orang (67,7%), dan responden yang memiliki sumber
informasi baik sebanyak 32 orang (32,3%). Kategori pengetahuan dari 99 responden yang
diteliti diketahui responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 60 orang (60,6%),
responden yang berpengetahuan baik sebanyak 39 orang (39,4%). Kategori sikap dari 99
responden yang diteliti diketahui responden yang bersikap negatif sebanyak 57 orang (57,6%)
dan responden yang bersikap positif sebanyak 42 orang (42,4%). Kategori penggunaan KB
Implant dari 99 responden yang diteliti diketahui responden tidak menggunakan KB Implant
sebanyak 57 orang (57,6%) dan responden menggunakan KB Implant sebanyak 42 orang
(42,4%).

4
Maieftiki Journals Vol 1 No 1, 2023
Dewi Sartika, Jitasari Tarigan Sibero, Eni Wulandari

Table 1. Analisa Univariat


Jumlah
Karrakteristik Responden
f %
Umur
Beresiko 36 36,4
Tidak beresiko 63 63,6
Pendidikan
Rendah 62 62,6
Tinggi 37 37,4
Sumber Informasi
Kurang 67 67,7
Baik 32 32,3
Pengetahuan
Kurang 60 60,6
Baik 39 39,4
Sikap
Negatif 57 57,6
Positif 42 42,4
Penggunaan KB Implant
Tidak Menggunakan 57 57,6
Menggunakan 42 42,4

Analisa Bivariat: Tabel 2 menunjukkan bahwa 99 responden yang diteliti diperoleh


bahwa responden yang berpendidikan rendah sebanyak 62 orang (62,6%) dengan tidak
menggunakan KB Implant sebanyak 49 orang (49,5%) dan yang menggunakan KB Implant
sebanyak 13 orang (13,1%), sedangkan responden yang berpendidikan tinggi sebanyak 37
orang (37,4%) dengan tidak menggunakan KB Implant sebanyak 8 orang (8,1%) dan yang
menggunakan KB Implant sebanyak 29 orang (29,3%). Berdasarkan hasil uji statistik chi-
square dengan batas kemaknaan 95% atau nilai sig α (0,05), diperoleh nilai p-value 0,000 <
0,05, yang artinya ada hubungan antara pendidikan dengan rendahnya pengguna KB Implant
pada wanita pasangan usia subur. Dari 99 responden yang diteliti diperoleh bahwa responden
yang tingkat ekonomi kurang dari UMR sebanyak 63 orang (63,6%) dengan tidak
menggunakan KB Implant sebanyak 49 orang (49,5%) dan yang menggunakan KB Implant
sebanyak 14 orang (14,1%), sedangkan responden yang memiliki tingkat ekonomi sesuai
dengan UMR sebanyak 36 orang (36,4%) dengan tidak menggunakan KB Implant sebanyak
8 orang (8,1%) dan yang menggunakan KB Implant sebanyak 28 orang (28,3%). Berdasarkan
hasil uji statistik chi-square dengan batas kemaknaan 95% atau nilai sig α (0,05), diperoleh
nilai p-value 0,000 < 0,05, yang artinya ada hubungan antara ekonomi keluarga dengan
rendahnya pengguna KB Implant pada wanita pasangan usia subur.
Dari 99 responden yang diteliti diperoleh bahwa responden yang memiliki sumber
informasi kurang sebanyak 67 orang (67,7%) dengan tidak menggunakan KB Implant
sebanyak 48 orang (44,4%) dan yang menggunakan KB Implant sebanyak 19 orang (19,2%),
sedangkan responden yang memiliki sumber informasi baik sebanyak 32 orang (32,3%)
dengan tidak ditemukan yang tidak menggunakan KB Implant sebanyak 9 orang (9,1%) dan
yang menggunakan KB Implant sebanyak 23 orang (23,2%). Berdasarkan hasil uji statistik
chi-square dengan batas kemaknaan 95% atau nilai sig α (0,05), diperoleh nilai p-value 0,000
< 0,05, yang artinya ada hubungan antara sumber informasi dengan rendahnya pengguna KB
Implant pada wanita pasangan usia subur. Dari 99 responden yang diteliti diperoleh bahwa
responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 60 orang (60,6%) dengan tidak
menggunakan KB Implant sebanyak 47 orang (47,5%) dan yang menggunakan KB Implant
sebanyak 13 orang (13,1%), sedangkan responden yang berpengetahuan baik sebanyak 39

5
Maieftiki Journals Vol 3 No 1, 2023
Dewi Sartika, Jitasari Tarigan Sibero, Eni Wulandari

orang (39,4%) dengan tidak menggunakan KB Implant sebanyak 10 orang (10,1%) dan yang
menggunakan KB Implant sebanyak 29 orang (29,3%). Berdasarkan hasil uji statistik chi-
square dengan batas kemaknaan 95% atau nilai sig α (0,05), diperoleh nilai p-value 0,000 <
0,05, yang artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan rendahnya pengguna KB
Implant pada wanita pasangan usia subur. Dari 99 responden yang diteliti diperoleh bahwa
responden yang bersikap negatif sebanyak 57 orang (57,6%) dengan tidak menggunakan KB
Implant sebanyak 53 orang (53,6%) dan responden yang menggunakan KB Implant sebanyak
4 orang (4,0%), sedangkan responden yang bersikap positif sebanyak 42 orang (42,4%)
dengan tidak menggunakan KB Implant sebanyak 4 orang (4,0%) dan yang menggunakan
KB Implant sebanyak 38 orang (38,4%). Berdasarkan hasil uji statistik chi-square dengan
batas kemaknaan 95% atau nilai sig α (0,05), diperoleh nilai p-value 0,000 < 0,05, yang
artinya ada hubungan antara pendapatan perbulan dengan rendahnya pengguna KB Implant
pada wanita pasangan usia subur.

Tabel 2. Analisa Bivariat

Pengguna KB Implant
Jumlah
Analisa Bivariat Tidak menggunakan Menggunakan Sig.α
f % f % f %
Rendah 49 49,5 13 13,1 62 62,6
Tinggi 8 8,1 29 29,3 37 37,4 0,000
Sumber Informasi
Kurang 48 48,5 19 19,2 67 67,7
Tinggi 9 9,1 23 23,2 32 32,3 0,000
Pengetahuan
Kurang 47 47,5 13 13,1 60 60,6
Baik 10 10,1 29 29,3 39 39,4 0,000
Pengetahuan
Negatif 53 53,6 4 4,0 57 57,6 0,000

Analisa Multivariat: Tabel 3. menunjukkan bahwa ada 2 variabel penelitian yang


paling signifikan. Variabel signifikan tersebut adalah sikap diperoleh nilai sig=0,000 dengan
nilai Exp(B)/OR 87,919 yang artinya sikap mempengaruhi sebesar 88 kali terhadap
rendahnya penggunaan KB Implan pada wanita pasangann usia subur dan pendidikan
diperoleh nilai sig=0,016 dengan nilai Exp(B)/OR 6,914 yang artinya pendidikan
mempengaruhi sebesar 6 kali terhadap rendahnya penggunaan KB Implan pada wanita
pasangann usia subur.

Tabel 3. Analisa Multivariat

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


a
Step 1 Kat_Sikap 4.835 .738 42.885 1 .000 125.875
Constant -7.419 1.163 40.721 1 .000 .001
b
Step 2 Kat_Pendidikn 1.934 .801 5.832 1 .016 6.914
Kat_Sikap 4.476 .778 33.143 1 .000 87.919
Constant -9.569 1.768 29.299 1 .000 .000
a. Variable(s) entered on step 1: Kat_Sikap.
b. Variable(s) entered on step 2: Kat_Pendidikan.

6
Maieftiki Journals Vol 1 No 1, 2023
Dewi Sartika, Jitasari Tarigan Sibero, Eni Wulandari

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan judul faktor yang
berhubungan dengan rendahnya pengguna KB implant pada wanita pasangan usia subur,
ditemukan bahwa ada hubungan antara pendidikan, tingkat ekonomi, sumber informasi,
pengetahuan dan sikap dengan rendahnya pengguna KB Implant pada wanita pasangan usia
subur dengan nilai p-value 0,000 < 0,05. Disarankan bagi puskesmas agar selalu memberikan
penyuluhan, atau promosi kesehatan tentang alat konstrasepsi terutama bagi petugas
kesehatan dalam rangka lebih meningkatkan pelayanan KB terutama alat Kontrasepsi Implant
kepada masyarakat luas khususnya bagi wanita pasangan usia subur untuk menggunakan KB
Implant. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan atau bahan perbandingan
untuk penelitian yang akan datang dan sebagai bahan bacaan bagi institusi pendidikan dalam
keagiatan proses belajar. Sebagai informasi pengembangan ilmu pengetahuan asuhan
kebidanan bagi peneliti berikutnya yang ingin meneliti yang berkaitan dengan faktor yang
mempengaruhi rendahnya penggunaan KB implant pada wanita pasangan usia subur sebagai
alat kontrasepsi. Bagi masyarakat dapat menjadi sumber pengetahuan, saran dan masukan
bagi akseptor KB dalam rangka peningkatan pengetahuan mengenai alat kontrasepsi implant.

DAFTAR PUSTAKA
United Nations Population Fund. World population trends | UNFPA - United Nations
Population Fund [Internet]. United Nations Population Fund. 2017. Available from:
http://www.unfpa.org/world-population-trends.
UNFPA. Maternal health | UNFPA - United Nations Population Fund [Internet]. 2015.
Available from: http://www.unfpa.org/maternal-health
Family planning_Contraception.
BKKBN. (2015). Kualitas Sumber Daya Manusia Dalam Menggapai Bonus Demografi. J
Popul. 2(1):102–14.
Profil Kesehatan Indonesia. Profil Kesehatan RI 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2015. 2016. 125 p.
Gebremariam A, Addissie. (2014) A. Knowledge and Perception on Long Acting and
Permanent Contraceptive Methods in Adigrat Town , Tigray , Northern Ethiopia : A
Qualitative Study.
Affandi. Buku panduan praktis kontrasepsi. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono. 2010.
Stoddard A, McNicholas C, Peipert JF. Efficacy and safety of long-acting reversible
contraception. Vol. 71, Drugs. 2011. p. 969–80.
Indonesia KKR. Indonesia Health Profile 2016. Pus data dan Inf Kementrian Kesehat Ri
[Internet]. 2017;1–168. Available from:
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/lain-lain/Data dan Informasi
Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia 2016 - smaller size - web.pdf
Indonesia KKR. Hasil utama Riskesdas 2018. (2018). Jakarta Badan Penelit dan Pengemb
Kesehatan, Kementrian Kesehat Republik Indones.
Arikunto S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

7
Maieftiki Journals Vol 3 No 1, 2023
Dewi Sartika, Jitasari Tarigan Sibero, Eni Wulandari

Imroni M, Fajar NA, Febry F. (2015). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan
Implan di Desa Parit Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2009. J
Publikasi Ilmu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.
Prof. DR. Soekidjo Notoatmodjo, S.K.M. MC. (2008). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Prilaku.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Anggraeni P. (2015). Determinan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
Pada Akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2014. Kti.
Budiarti I, Nuryani DD, Hidayat R. (2017). Determinan Penggunaan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) Pada Akseptor KB. J Kesehat, 8(2):220–4.
Alfiah ID. (2015). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kalideres Tahun 2015.
Siti Handayani. (2018). Faktor Yang Mempengaruhi Berhubungan Dengan Pengguna KB
Implant Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di Desa Partihaman Saroha Kecamatan
Padang Sidempuan Hutaimbaru. Skripsi Mhs D4 Kebidanan Helvetia.

You might also like