You are on page 1of 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

PENGARUH EDUKASI GIZI TERHADAP PENGETAHUAN DAN


PRAKTIK CALON IBU DALAM PENCEGAHAN KURANG ENERGI
KRONIK IBU HAMIL (Studi pada Pengantin Baru Wanita di Wilayah
Kerja Puskesmas Duren, Bandungan, Semarang)

Fifiantyas Amalia *, S.A. Nugraheni **, Apoina Kartini **


*) Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Diponegoro
**) Dosen Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
Masyarakat,
Universitas Diponegoro
Jalan Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Kota Semarang 50239, Indonesia
*) Email: fifiantyasamalia@gmail.com

ABSTRACT
Chronic Energy Deficiency is a condition caused by an imbalance between intake
and energy and protein needs. The impact of CED is low birth weight (LBW),
congenital defects and neonatal mortality. The purpose of this study is to
determine the effect of nutrition education on knowledge and practice of
prospective mothers related to prevention of pregnant women’s CED. This
research used Quasi-Experimental method by using one-group pre-test - post-
test design. The samples were 38 newlywed women taken by purposive sampling
technique. The normality test used Shapiro Wilk. Data analysis used was
Wilcoxon Signed Ranks Test and Chi-Square. The results showed an increase in
the knowledge of good categories as much as 55.2%. In practice, there was a
decrease in good practice category by 13.2%. The results of Wilcoxon test found
that there was a difference between the knowledge before and after nutrition
education with p-value = 0.001 (p <0.005) and there was a difference between
practice before and after nutrition education with p-value = 0.003 (p <0.005). The
results of chi square test found that there was no correlation between educational
background with knowledge p-value = 0.089 (p> 0.005), there was no relationship
between educational background and practice p-value = 0.393 (p> 0.005), there
was no relationship between work background and knowledge value = 0.636 (p>
0.005), there is a relationship between work background and practice p-value =
0.029 (p <0.005). It can be concluded that there is an effect of nutrition education
on improving knowledge of CED prevention but there is no effect of nutrition
education on improving prevention practice of CED. The suggestion of this
research is that the newlyweds woman do prevention of CED in the form of
routine meals three times a day and maintain their diet.

Keywords : nutrition education, knowledge, practice, CED prevention, newlywed


women

PENDAHULUAN adanya ketidakseimbangan antara


asupan dengan kebutuhan energi
Kekurangan Energi Kronik dan protein.1 Menurut data Riset
atau bisa disebut KEK merupakan Kesehatan Dasar tahun 2013,
suatu kondisi yang disebabkan oleh proporsi ibu hamil yang mengalami

370
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

KEK di Indonesia pada tahun 2010 informasi dini mengenai KEK dan
sebesar 33,5% kemudian naik upaya pencegahannya.
menjadi 38,5% di tahun 2013.2 Berdasarkan hasil penelitian
Menurut data Dinas Kesehatan di Barru tahun 2012, menyatakan
Propinsi Jawa Tengah tahun 2010 bahwa kader posyandu serta tokoh
sebanyak 13.9% ibu hamil masyarakat dapat dilatih menjadi
mengalami KEK.3 Puskesmas Duren komunikator lokal dalam ikut serta
merupakan salah satu puskesmas menyampaikan informasi mengenai
yang mempunyai trend kasus KEK pencegahan KEK pada ibu hamil
yang meningkat dari tahun 2015 disela-sela acara adat pengantin
hingga tahun 2017. Pada tahun (Mappacci) dengan disertai media
2015 sebanyak 9,5%, tahun 2016 KIE (Komunikasi, Informasi dan
sebanyak 15,3% dan tahun 2017 Edukasi) yang berupa lembar balik
sebanyak 18%.4 dan modul yang berisi tentang
Ibu hamil yang menderita pencegahan KEK.7
KEK dapat menyebabkan Berdasarkan uraian tersebut,
keguguran, cacat bawaan, kematian peneliti tertarik untuk meniliti
neonatal, bayi lahir mati dan berat bagaimana pengaruh edukasi gizi
bayi lahir rendah (BBLR).5 Data terhadap pengetahuan dan praktik
Profil Dinas Kesehatan Kabupaten calon ibu dalam pencegahan kurang
Semarang tahun 2015 menunjukkan energi kronik ibu hamil (studi pada
angka kematian bayi (AKB) pada pengantin baru wanita di Wilayah
tahun 2014 sebanyak 142 kasus dan Kerja Puskesmas Duren,
pada tahun 2015 meningkat menjadi Bandungan, Semarang).
158 kasus. Salah satu penyebab
kematian bayi yaitu BBLR dengan
persentase tertinggi dari tahun 2012 METODE PENELITIAN
hingga tahun 2015.6
KEK yang dialami oleh ibu Penelitian ini merupakan
hamil berhubungan dengan tingkat penelitian jenis Quasy Experimental
pendidikan yang mempengaruhi yaitu jenis penelitian yang bertujuan
pengetahuan, perilaku, status untuk mengukur efek dari suatu
pekerjaan, pendapatan dan usia intervensi terhadap hasil tertentu
kehamilan. Berbagai macam metode yang diprediksi sebelumnya. Dengan
dapat dilakukan dalam upaya menggunakan one-group pre test-
mencegah serta menanggulangi post test design.
kejadian KEK pada ibu hamil, salah
satunya yaitu dengan pemberian
edukasi gizi. Edukasi gizi perlu
Gambar 1. Quasy Eksperimental
dilakukan dikarenakan pelayanan
bidan pada program posyandu di
O1 = Pretest dilakukan mulai 27
setiap dusun di Bandungan kurang
april-13 mei 2018.
dimanfaatkan dengan baik oleh para
X = Pemberian intervensi berupa
ibu hamil muda yang dapat
edukasi gizi yang disampaikan oleh
mengakibatkan kurangnya informasi
kader kesehatan dalam bentuk
yang diperoleh bagi calon ibu.
konseling disertai modul yang
Program KUA yang sebatas
diberikan pada kader dan pengantin
mengajarkan bagaimana cara hidup
baru. Edukasi gizi dilakukan mulai
berumah tangga juga tidak cukup
27 april–13 mei 2018 di Desa
dalam mencegah terjadinya KEK ibu
Banyukuning dan Desa Kenteng.
hamil. Pemberian edukasi gizi
bertujuan untuk memberikan

371
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

O2 = Pengambilan posttest dilakukan besar responden pendidikannya


2 minggu setelah proses edukasi >9 tahun yaitu sebanyak 55,3%.
gizi. Semakin tinggi tingkat
Populasi pada penelitian ini pendidikan seseorang maka
adalah 81 pengantin baru wanita di akan semakin mudah pula
Wilayah Kerja Puskesmas Duren, seseorang dalam menerima
Bandungan, Semarang. Sedangkan informasi yang didapat sehingga
sampel pada penelitian ini yaitu dapat menambah pengetahuan
sebanyak 38 pengantin baru wanita. yang dimilikinya, sebaliknya
Pengambilan sampel dilakukan semakin rendah tingkat
dengan teknik purposive sampling pendidikan seseorang maka
yaitu pengambilan sampel dengan akan semakin sulit seseorang
adanya tujuan tertentu berupa dalam menerima informasi
jumlah pengantin baru wanita sehingga pengetahuan yang
terbanyak di dua desa. Instrumen didapatkan kurang maksimal.
penelitian yang digunakan yaitu Proses perkembangan sikap
kuesioner meliputi identitas dalam menanggapi nilai baru
responden, pertanyaan pengetahuan yang diperkenalkan juga akan
dan pertanyaan praktik dan modul terhambat.8
berisi pencegahan KEK. Dilain pihak pendidikan yang
Uji statistik yang digunakan rendah juga dapat menyebabkan
yaitu uji normalitas menggunakan daya intelektual seseorang
Shapiro-Wilk. Uji Wilcoxon terbatas sehingga masih
digunakan untuk menguji apakah terpengaruh oleh lingkungan
ada perbedaan antara pengetahuan sekitar, seperti budaya setempat
dan praktik sebelum dan sesudah dan pengaruh orang lain yang
edukasi gizi dan uji Chi Square yang mendominasi seseorang dalam
digunakan untuk menguji apakah membentuk pengetahuannya.8
terdapat hubungan antara variabel
pengganggu (pendidikan dan b. Distribusi Frekuensi Pekerjaan
pekerjaan) dengan variabel terikat Responden
(pengetahuan dan praktik).
Tabel 2. Status Pekerjaan
Responden
HASIL DAN PEMBAHASAN
Status Pekerjaan f %
a. Distribusi Frekuensi Pendidikan
Bekerja 11 28,9
Responden
Tidak Bekerja 27 71,1
Total 38 100,0
Tabel 1. Pendidikan Responden
Berdasarkan tabel 2.
Tingkat f % menunujukkan bahwa sebagian
Pendidikan besar responden tidak bekerja
Pendidikan 17 44,7 sebanyak 71,1%. Responden
Rendah ≤9 yang bekerja antara lain
tahun karyawan (5,3%), wiraswasta
Pendidikan 21 55,3 (5,3) serta buruh (18,4%).
Tinggi >9 tahun Status pekerjaan responden
Total 38 100,0 digunakan untuk mengetahui
apakah responden bekerja atau
tidak bekerja. Status pekerjaan
Berdasarkan tabel 1.
responden berpengaruh
menunjukkan bahwa sebagian
terhadap perilaku responden.

372
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Seseorang yang bekerja akan responden dengan praktik baik


memiliki waktu yang lebih sebanyak 50% dan sesudah
singkat untuk memperhatikan dilakukan edukasi gizi,
kebutuhan diri sendiri dan responden dengan praktik baik
keluarga. Begitu sebaliknya, jika turun menjadi 36,8%.
seseorang tidak bekerja maka
dia akan memiliki waktu lebih e. Perbedaan Tingkat Pengetahuan
banyak untuk lebih Sebelum dan Sesudah Edukasi
memperhatikan kebutuhan diri Gizi
sendiri dan keluarganya.9 Tabel 5. Hasil Uji Beda
Pengetahuan Responden
c. Distribusi Frekuensi
Pengetahuan Sebelum dan Pengetahuan Median ± SD
Sesudah Edukasi Gizi (min-max)
Sebelum 13,00 ± 2,354
Tabel 3. Dsitribusi Frekuensi (8-18)
Pengetahuan Responden Sesudah 17,00 ± 1,903
(13-20)
Kategori Sebelum Sesudah p-value 0,001
Pengetahuan f % f %
Kurang 26 68,4 5 13,2 Berdasarkan tabel 5.
(<75%) menunjukkan bahwa ada
Baik (≥75%) 12 31,6 33 86,8 perbedaan antara pengetahuan
Total 38 100 38 100 sebelum dan sesudah (p<0,005).
Terlihat pada tabel bahwa nilai
Berdasarkan tabel 3. median pada pengetahuan
menunjukkan bahwa sebagian meningkat sesudah dilakukan
besar responden sebelum edukasi gizi.
dilakukan edukasi gizi, Hal tersebut terjadi
responden dengan pengetahuan dikarenakan kondisi sebelumnya
baik yaitu sebanyak 31,6%. responden tidak banyak
Setelah dilakukan edukasi gizi, mengetahui tentang KEK dan
responden dengan pengetahuan upaya pencegahannya yang
baik meningkat menjadi 86,8%. dapat dilihat dari hasil pretest.
Setelah diberikan edukasi gizi
berupa penyuluhan yang disertai
d. Distribusi Frekuensi Praktik modul dapat meningkatkan
Sebelum dan Sesudah Edukasi pengetahuan responden tentang
Gizi KEK dan pencegahannya yang
dilihat berdasarkan naiknya nilai
Tabel 4. Distribusi Frekuensi posttest.
Praktik Responden Hal ini sejalan dengan
penelitian oleh Ikada yaitu
Kategori Sebelum Sesudah pemberian pendidikan gizi yang
Praktik f % f % hasilnya mengalami peningkatan
Kurang 19 50,0 24 63,2 pengetahuan dari rerata nilai
Baik 19 50,0 14 36,8 (56,00 ± 12,7) menjadi (82,4 ±
Total 38 100,0 38 100,0 13,8).10 Hasil penelitian Cut Rizki
di Banda Aceh menjelaskan
Berdasarkan tabel 4. bahwa terdapat pengaruh
menunjukkan bahwa sebelum penyuluhan gizi seimbang
dilakukan edukasi gizi, terhadap pengetahuan baik

373
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

kelompok kontrol maupun Berdasarkan tabel 6.


kelompok perlakuan dengan nilai menunjukkan bahwa ada
p-value=0,001.11 perbedaan praktik sebelum dan
Edukasi merupakan proses sesudah (p<0,005). Terlihat
berlangsungnya interaksi antara bahwa nilai median pada praktik
manusia dan lingkungan dan mengalami penurunan sesudah
menghasilkan perubahan- dilakukan edukasi gizi.
perubahan dalam pengetahuan, Pada responden yang
ketrampilan serta sikap. Melalui hamil diduga dalam keadaan
proses edukasi seseorang akan tersebut responden merasa mual
belajar yang awalnya tidak tahu muntah yang mengakibatkan
menjadi tahu.12 Adapun nilai praktik pada posttest turun
beberapa faktor yang dapat yaitu pada pertanyaan “apakah
mempengaruhi edukasi seperti responden rutin makan sehari
yang ditunjukkan oleh tiga kali” dan pada pertanyaan
Notoatmojo yaitu adanya “apakah responden menjaga
komunikasi, sosial maupun pola makan”. Pada responden
training. Komunikasi yang terjalin yang mengalami penurunan nilai
dengan baik akan memberikan posttest juga diduga adanya
pengetahuan,sikap, kepercayaan perasaan tertekan dikarenakan
dan lain sebagainya. Kondisi pada saat pengambilan pretest
sosial yang baik akan didampingi oleh kader sehingga
memberikan ketersediaan dapat mempengaruhi jawaban
fasilitas, sedangkan training responden.
yang baik akan memberikan Hal lain yang memicu
pengaruh terhadap sikap dan penurunan nilai posttest praktik
perilaku.13 ini yaitu faktor yang tidak diteliti
Pengetahuan mempengaruhi seperti dukungan keluarga
gaya hidup seseorang dalam (suami dan mertua) yang
menentukan perilaku seseorang mungkin menjadi faktor yang
dalam mengkonsumsi makanan penting dalam mendukung
yang berpengaruh terhadap praktik pencegahan KEK. Selain
asupan gizi seseorang. faktor dukungan keluarga,
Pengetahuan yang baik tentang kondisi pengambilan posttest
gizi akan membuat seseorang yang diadakan saat bulan puasa
semakin baik dalam juga dapat mempengaruhi
memperhitungkan jumlah dan jawaban praktik responden,
jenis makanan yang mereka seperti adanya persepsi yang
konsumsi.14 salah terhadap pertanyaan
“apakah responden makan
f. Perbedaan Tingkat Praktik sehari tiga kali” dan “apakah
Sebelum dan Sesudah Edukasi responden menjaga pola makan”
Gizi yang peneliti sudah jelaskan
bahwa pertanyaan tersebut
Tabel 6. Hasil Uji Beda Praktik dipertanyakan untuk hari-hari
Responden biasa (kondisi tidak puasa) tetapi
adanya responden yang mengisi
Praktik Median ± SD (min-max) kuesioner secara pribadi dapat
Sebelum 10,50 ± 1,550 (6-13) mengakibatkan salah persepsi
Sesudah 10,00 ± 1,474 (6-13) terhadap pertanyaan tersebut.
p-value 0,003 Penelitian ini sejalan
dengan penelitian Anindita di

374
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

SMPN 5 Bogor yang Lingkungan tempat


menyatakan bahwa terdapat tinggal juga ikut andil dalam
perbedaan asupan energi dan menentukan praktik yang dipilih
protein sebelum dan sesudah oleh seseorang. Lingkungan
intervensi, namun perbedaan ini yang baik akan mendukung
tidak pada peningkatan skor, seseorang dalam melakukan
tetapi penurunan skor yang praktik yang baik pula. Begitu
dibuktikan dengan menurunnya sebaliknya saat kondisi
rata-rata asupan energi dan zat lingkungan kurang mendukung
gizi responden sesudah seseorang dalam melakukan
diberikan intervensi.15 Tetapi hal perubahan praktik maka
ini tidak sejalan dengan keputusan untuk melakukan
penelitian Razak di RSUP DR perubahan praktik juga akan
Wahidin Sudirohusodo Makassar terhambat.13
dengan pemberian konseling gizi
mampu meningkatkan praktik g. Hubungan Pendidikan dan
yang dilakukan oleh pasien Pekerjaan dengan Pengetahuan
rumah sakit dengan melihat dan Praktik Sesudah Edukasi
tingkat kecukupan energi yang Gizi
meningkat.16
Praktik merupakan Tabel 7. Hubungan Variabel
respon dari sebuah rangsangan Pengganggu dengan Variabel
setelah seseorang mengetahui Terikat
stimulus atau objek, kemudian
melakukan penilaian terhadap Variabel Variabel p-value
objek tersebut dan selanjutnya Bebas Terikat
dapat menerapkan pengetahuan Pendidikan Pengetahuan 0,089
baru yang dinilai baik bagi Pendidikan Praktik 0,393
dirinya.17 Perubahan praktik Pekerjaan Pengetahuan 0,636
seseorang terbentuk setelah ada Pekerjaan Praktik 0,029
perubahan pengetahuan serta
sikap seseorang. Pemberian Berdasarkan tabel 7. Terlihat
edukasi gizi yang dilakukan ahli bahwa dari kedua faktor
gizi dengan pendekatan yang pengganggu yang berhubungan
baik maka dapat meningkatkan hanya faktor pekerjaan yang
pengetahuan dan sikap yang mempengaruhi praktik.
kemudian diikuti dengan
perubahan praktik.13
Terbentuknya suatu KESIMPULAN
praktik yang baru yaitu dimulai
dari cognitive domain yang 1. Tingkat pendidikan responden
artinya seseorang tahu terlebih >9 tahun (55,3%) dan pendidikan
dahulu terhadap stimulus yang ≤9 tahun (44,7%). Status
ada yaitu berupa materi baru pekerjaan responden tidak
sehingga muncul pengetahuan bekerja (71,1%) dan reponden
baru yang selanjutnya dapat bekerja (28,9%).
menimbulkan respon dalam 2. Tingkat pengetahuan baik
bentuk sikap seseorang yang responden sebelum intervensi
diharapkan dari hasil sikap yang 31,6% meningkat menjadi 86,8%
baik akan timbul praktik baru setelah intervensi. Responden
yang baik.13 sebelum intervensi dengan
praktik baik sebanyak 50%

375
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

menurun menjadi 36,8% setelah DAFTAR PUSTAKA


intervensi.
3. Terdapat perbedaan berupa 1. Achmad, D Sediaoetama. Ilmu
peningkatan antara pengetahuan gizi. Jakarta: Dian Rakyat. 2010.
sebelum dan sesudah intervensi 2. Badan Penelitian dan
dengan p-value sebesar 0,001. Pengembangan Kesehatan
Terdapat perbedaan berupa Kementerian Kesehatan RI.
penurunan antara praktik 2013. Riset Kesehatan Dasar
sebelum dan sesudah intervensi 2013. Diakses dari:
dengan p-value sebesar 0,003. www.depkes.go.id/resources/do
wnload/general/Hasil%20Riskes
das%202013.pdf.
SARAN 3. Dinkes, Jateng. Profil kesehatan
provinsi Jawa Tengah.
1. Bagi Responden Penelitian Semarang: Dinkes Jateng. 2010.
a. Responden yang mempunyai 4. Laporan Tahunan Puskesmas
tingkat pengetahuan baik Duren Kabupaten Semarang
diharapkan dapat melakukan (unpublished).
praktik pencegahan KEK ibu 5. Pantikawati, I. Asuhan
hamil meliputi mengukur kebidanan (kehamilan).
berat badan dan tinggi badan Yogyakarta: Muha Medika. 2010.
sebulan sekali, memakan 6. Laporan Tahunan Dinas
makanan sumber protein, Kesehatan Kabupaten
lemak, karbohidrat, zat besi Semarang. 2015. Semarang.
serta rutin cek kesehatan. 7. Citrakesumasari, Susilowati D,
b. Responden yang bekerja Suriah, Bohari. Mappacci
diharapkan mampu membagi sebagai pendekatan pemberian
waktunya untuk lebih pemahaman calon pengantin
memperhatikan asupan tentang anemia gizi dan kurang
makanan melalui pemilihan energi kronik (KEK) di
makanan yang sesuai Kabupaten Barru (Laporan Hasil
dengan nilai gizi. Riset Operasional Intervensi
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Kesehatan Ibu Dan Anak).
a. Diharapkan memperpanjang Makassar: Pusat Humaniora,
waktu penelitian (minimal 3 Kebijakan Kesehatan dan
bulan) agar hasil perubahan Pemberdayaan Masyarakat
praktik terlihat lebih akurat. Badan Penelitian dan
b. Diharapkan memperdalam Pengembangan Kesehatan
materi tentang pemeriksaan Kementerian Kesehatan
kehamilan dan kandungan Republik Indonesia bekerja
gizi pada makanan. sama dengan Program Studi
c. Diharapkan meniliti faktor lain Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan
seperti dukungan keluarga, Masyarakat Universitas
tokoh masyarakat, tokoh Hasanuddin; 2012.
agama, tradisi yang dapat 8. Nursalam. Manajemen
mempengaruhi pengetahuan keperawatan, aplikasi dan
dan praktik sehingga faktor praktik keperawatan profesional.
yang mempengaruhi Edisi 2. Jakarta: Salemba
pengetahuan dan praktik Medika. 2007.
lebih beragam. 9. Roesli. Panduan inisiasi
menyusui dini. Jakarta: Pustaka
Bunda. 2008.

376
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

10. Gibson RS. Principles of 14. Sayogo S. Gizi remaja putri.


nutritional assesment. USA: Jakarta: 2006.
Oxford University Press. 2005. 15. Anindita N. Pengaruh
11. Husna, Cut Rizki Azria. penyuluhan gizi terhadap
Pengaruh penyuluhan gizi pengetahuan, konsumsi pangan,
terhadap pengetahuan dan dan status gizi siswa obesitas di
perilaku ibu tentang gizi SMPN 5 Bogor. [Skripsi]. Bogor:
seimbang balita Kota Banda Institut Pertanian Bogor; 2014.
Aceh. Fakultas Kedokteran. 16. Razak R. Pengaruh konseling
Universitas Syiah Kuala. 2016. gizi pada penderita HIV/AIDS
12. Hidayah. Tingkat pengetahuan untuk perubahan perilaku makan
serta kebutuhan informasi dan status gizi di RSUP DR
masyarakat kota yogyakarta Wahidin Sudirohusodo
mengenai penyakit epilepsi. Makassar. Media Gizi Pangan.
Skripsi. Yogyakarta: Fakultas 2009; 7 (1): 41-47.
Farmasi Universitas Gadjah 17. Notoatmodjo, S. Promosi
Mada. 2005. p. 45. kesehatan dan ilmu perilaku.
13. Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Jakarta: Rineka Cipta.
kesehatan masyarakat: Prinsip- 2007.
prinsip Dasar. Jakarta: PT
Rineka Cipta. 2003.

377

You might also like