You are on page 1of 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

PENGARUH EDUKASI GIZI TERHADAP PENGETAHUAN DAN


PRAKTIK CALON IBU DALAM PENCEGAHAN KURANG ENERGI
KRONIK IBU HAMIL (Studi pada Pengantin Baru Wanita di Wilayah
Kerja Puskesmas Duren, Bandungan, Semarang)

Fifiantyas Amalia *, S.A. Nugraheni **, Apoina Kartini **


*) Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Diponegoro
**) Dosen Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Diponegoro
Jalan Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Kota Semarang 50239, Indonesia
*) Email: fifiantyasamalia@gmail.com

ABSTRACT
Chronic Energy Deficiency is a condition caused by an imbalance between intake
and energy and protein needs. The impact of CED is low birth weight (LBW),
congenital defects and neonatal mortality. The purpose of this study is to
determine the effect of nutrition education on knowledge and practice of
prospective mothers related to prevention of pregnant women’s CED. This
research used Quasi-Experimental method by using one-group pre-test - post-
test design. The samples were 38 newlywed women taken by purposive sampling
technique. The normality test used Shapiro Wilk. Data analysis used was
Wilcoxon Signed Ranks Test and Chi-Square. The results showed an increase in
the knowledge of good categories as much as 55.2%. In practice, there was a
decrease in good practice category by 13.2%. The results of Wilcoxon test found
that there was a difference between the knowledge before and after nutrition
education with p-value = 0.001 (p <0.005) and there was a difference between
practice before and after nutrition education with p-value = 0.003 (p <0.005). The
results of chi square test found that there was no correlation between educational
background with knowledge p-value = 0.089 (p> 0.005), there was no relationship
between educational background and practice p-value = 0.393 (p> 0.005), there
was no relationship between work background and knowledge value = 0.636 (p>
0.005), there is a relationship between work background and practice p-value =
0.029 (p <0.005). It can be concluded that there is an effect of nutrition education
on improving knowledge of CED prevention but there is no effect of nutrition
education on improving prevention practice of CED. The suggestion of this
research is that the newlyweds woman do prevention of CED in the form of
routine meals three times a day and maintain their diet.

Keywords : nutrition education, knowledge, practice, CED prevention, newlywed


women

PENDAHULUAN adanya ketidakseimbangan antara


Kekurangan Energi Kronik atau asupan dengan kebutuhan energi dan
bisa disebut KEK merupakan suatu protein.1 Menurut data Riset Kesehatan
kondisi yang disebabkan oleh Dasar tahun 2013, proporsi ibu hamil
yang mengalami

1
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

KEK di Indonesia pada tahun 2010 informasi dini mengenai KEK dan upaya
sebesar 33,5% kemudian naik menjadi pencegahannya.
38,5% di tahun 2013.2 Menurut data Berdasarkan hasil penelitian di
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah Barru tahun 2012, menyatakan bahwa
tahun 2010 sebanyak 13.9% ibu hamil kader posyandu serta tokoh masyarakat
mengalami KEK.3 Puskesmas Duren dapat dilatih menjadi komunikator lokal
merupakan salah satu puskesmas yang dalam ikut serta menyampaikan
mempunyai trend kasus KEK yang informasi mengenai pencegahan KEK
meningkat dari tahun 2015 hingga tahun pada ibu hamil disela-sela acara adat
2017. Pada tahun 2015 sebanyak pengantin (Mappacci) dengan disertai
9,5%, tahun 2016 media KIE (Komunikasi, Informasi dan
sebanyak 15,3% dan tahun 2017 Edukasi) yang berupa lembar balik dan
sebanyak 18%.4 modul yang berisi tentang pencegahan
Ibu hamil yang menderita KEK KEK.7
dapat menyebabkan Berdasarkan uraian tersebut,
keguguran, cacat bawaan, kematian peneliti tertarik untuk meniliti
neonatal, bayi lahir mati dan berat bayi bagaimana pengaruh edukasi gizi
lahir rendah (BBLR).5 Data Profil Dinas terhadap pengetahuan dan praktik calon
Kesehatan Kabupaten Semarang tahun ibu dalam pencegahan kurang energi
2015 menunjukkan angka kematian bayi kronik ibu hamil (studi pada pengantin
(AKB) pada tahun 2014 sebanyak 142 baru wanita di Wilayah Kerja
kasus dan pada tahun 2015 meningkat Puskesmas Duren,
menjadi Bandungan, Semarang).
158 kasus. Salah satu penyebab
kematian bayi yaitu BBLR dengan
persentase tertinggi dari tahun 2012 METODE PENELITIAN
hingga tahun 2015.6
KEK yang dialami oleh ibu Penelitian ini merupakan
hamil berhubungan dengan tingkat penelitian jenis Quasy Experimental
pendidikan yang mempengaruhi yaitu jenis penelitian yang bertujuan
pengetahuan, perilaku, status pekerjaan, untuk mengukur efek dari suatu
pendapatan dan usia kehamilan. intervensi terhadap hasil tertentu yang
Berbagai macam metode dapat diprediksi sebelumnya. Dengan
dilakukan dalam upaya mencegah serta menggunakan one-group pre test- post
menanggulangi kejadian KEK pada ibu test design.
hamil, salah satunya yaitu dengan
pemberian edukasi gizi. Edukasi gizi
perlu dilakukan dikarenakan pelayanan
bidan pada program posyandu di setiap Gambar 1. Quasy Eksperimental
dusun di Bandungan kurang
dimanfaatkan dengan baik oleh para ibu O1 = Pretest dilakukan mulai 27 april-
hamil muda yang dapat mengakibatkan 13 mei 2018.
kurangnya informasi yang diperoleh X = Pemberian intervensi berupa
bagi calon ibu. Program KUA yang edukasi gizi yang disampaikan oleh
sebatas mengajarkan bagaimana cara kader kesehatan dalam bentuk konseling
hidup berumah tangga juga tidak cukup disertai modul yang diberikan pada
dalam mencegah terjadinya KEK ibu kader dan pengantin baru. Edukasi gizi
hamil. Pemberian edukasi gizi bertujuan dilakukan mulai
untuk memberikan 27 april–13 mei 2018 di Desa
Banyukuning dan Desa Kenteng.

2
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

O2 = Pengambilan posttest dilakukan besar responden pendidikannya


2 minggu setelah proses edukasi gizi. >9 tahun yaitu sebanyak 55,3%.
Populasi pada penelitian ini Semakin tinggi tingkat
adalah 81 pengantin baru wanita di pendidikan seseorang maka akan
Wilayah Kerja Puskesmas Duren, semakin mudah pula seseorang
Bandungan, Semarang. Sedangkan dalam menerima informasi yang
sampel pada penelitian ini yaitu didapat sehingga dapat menambah
sebanyak 38 pengantin baru wanita. pengetahuan yang dimilikinya,
Pengambilan sampel dilakukan dengan sebaliknya semakin rendah tingkat
teknik purposive sampling yaitu pendidikan seseorang maka akan
pengambilan sampel dengan adanya semakin sulit seseorang dalam
tujuan tertentu berupa jumlah pengantin menerima informasi sehingga
baru wanita terbanyak di dua desa. pengetahuan yang didapatkan
Instrumen penelitian yang digunakan kurang maksimal. Proses
yaitu kuesioner meliputi identitas perkembangan sikap dalam
responden, pertanyaan pengetahuan dan menanggapi nilai baru yang
pertanyaan praktik dan modul berisi diperkenalkan juga akan terhambat.8
pencegahan KEK. Dilain pihak pendidikan yang
Uji statistik yang digunakan rendah juga dapat menyebabkan
yaitu uji normalitas menggunakan daya intelektual seseorang terbatas
Shapiro-Wilk. Uji Wilcoxon digunakan sehingga masih terpengaruh oleh
untuk menguji apakah ada perbedaan lingkungan sekitar, seperti budaya
antara pengetahuan dan praktik sebelum setempat dan pengaruh orang lain
dan sesudah edukasi gizi dan uji Chi yang mendominasi seseorang dalam
Square yang digunakan untuk menguji membentuk pengetahuannya.8
apakah terdapat hubungan antara
variabel pengganggu (pendidikan dan b. Distribusi Frekuensi Pekerjaan
pekerjaan) dengan variabel terikat Responden
(pengetahuan dan praktik).
Tabel 2. Status Pekerjaan
Responden
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Distribusi Frekuensi Pendidikan Status Pekerjaan f %
Responden Bekerja 11 28,9
Tidak Bekerja 27 71,1
Tabel 1. Pendidikan Responden Total 38 100,0
Berdasarkan tabel 2.
Tingkat f % menunujukkan bahwa sebagian
Pendidikan besar responden tidak bekerja
Pendidikan 17 44,7 sebanyak 71,1%. Responden yang
Rendah ≤9 bekerja antara lain karyawan (5,3%),
tahun Pendidikan wiraswasta
21 55,3 (5,3) serta buruh (18,4%).
Tinggi >9 tahun Status pekerjaan responden
Total 38 100,0 digunakan untuk mengetahui apakah
responden bekerja atau tidak
Berdasarkan tabel 1. bekerja. Status pekerjaan responden
menunjukkan bahwa sebagian berpengaruh
terhadap perilaku responden.

3
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Seseorang yang bekerja akan responden dengan praktik baik


memiliki waktu yang lebih singkat sebanyak 50% dan sesudah
untuk memperhatikan kebutuhan dilakukan edukasi gizi,
diri sendiri dan keluarga. Begitu responden dengan praktik baik turun
sebaliknya, jika seseorang tidak menjadi 36,8%.
bekerja maka dia akan memiliki
waktu lebih banyak e. Perbedaan Tingkat Pengetahuan
untuk lebih Sebelum dan Sesudah Edukasi Gizi
memperhatikan kebutuhan diri Tabel 5. Hasil Uji Beda
sendiri dan keluarganya.9 Pengetahuan Responden
c. Distribusi Frekuensi
Pengetahuan Sebelum dan Pengetahuan Median ± SD
Sesudah Edukasi Gizi (min-max)
Sebelum 13,00 ± 2,354
Tabel 3. Dsitribusi Frekuensi (8-18)
Pengetahuan Responden Sesudah 17,00 ± 1,903
(13-20)
Kategori Sebelum Sesudah f p-value 0,001
Pengetahuan % f %
Kurang 26 68,4 5 13,2 Berdasarkan tabel 5.
(<75%) menunjukkan bahwa ada
Baik (≥75%) 12 31,6 33 86,8 perbedaan antara pengetahuan
Total 38 100 38 100 sebelum dan sesudah (p<0,005).
Terlihat pada tabel bahwa nilai
Berdasarkan tabel 3. median pada pengetahuan
menunjukkan bahwa sebagian besar meningkat sesudah dilakukan
responden sebelum dilakukan edukasi gizi.
edukasi gizi, Hal tersebut terjadi
responden dengan pengetahuan baik dikarenakan kondisi sebelumnya
yaitu sebanyak 31,6%. Setelah responden tidak banyak mengetahui
dilakukan edukasi gizi, responden tentang KEK dan upaya
dengan pengetahuan baik meningkat pencegahannya yang dapat dilihat
menjadi 86,8%. dari hasil pretest. Setelah diberikan
edukasi gizi berupa penyuluhan
yang disertai modul dapat
d. Distribusi Frekuensi Praktik meningkatkan pengetahuan
Sebelum dan Sesudah Edukasi Gizi responden tentang KEK dan
pencegahannya yang dilihat
Tabel 4. Distribusi Frekuensi berdasarkan naiknya nilai posttest.
Praktik Responden Hal ini sejalan dengan penelitian
oleh Ikada yaitu
Kategori Sebelum Sesudah pemberian pendidikan gizi yang
Praktik f % f % hasilnya mengalami peningkatan
Kurang 19 50,0 24 63,2 pengetahuan dari rerata nilai
Baik 19 50,0 14 36,8 (56,00 ± 12,7) menjadi (82,4 ±
Total 38 100,0 38 100,0 13,8).10 Hasil penelitian Cut Rizki
di Banda Aceh menjelaskan

Berdasarkan tabel 4. bahwa terdapat pengaruh


menunjukkan bahwa sebelum penyuluhan gizi seimbang terhadap
dilakukan edukasi gizi, pengetahuan baik

4
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

kelompok kontrol maupun Berdasarkan tabel 6.


kelompok perlakuan dengan nilai p- menunjukkan bahwa ada perbedaan
value=0,001.11 praktik sebelum dan sesudah
Edukasi merupakan proses (p<0,005). Terlihat bahwa nilai
berlangsungnya interaksi antara median pada praktik mengalami
manusia dan lingkungan dan penurunan sesudah dilakukan
menghasilkan perubahan- edukasi gizi.
perubahan dalam pengetahuan, Pada responden yang hamil
ketrampilan serta sikap. Melalui diduga dalam keadaan tersebut
proses edukasi seseorang akan responden merasa mual muntah
belajar yang awalnya tidak tahu yang mengakibatkan nilai praktik
menjadi tahu.12 Adapun beberapa pada posttest turun yaitu pada
faktor yang dapat mempengaruhi pertanyaan “apakah responden rutin
edukasi seperti yang ditunjukkan makan sehari tiga kali” dan pada
oleh Notoatmojo yaitu pertanyaan “apakah responden
adanya komunikasi, sosial maupun menjaga pola makan”. Pada
training. Komunikasi yang terjalin responden yang mengalami
dengan baik akan memberikan penurunan nilai posttest juga
pengetahuan,sikap, kepercayaan dan diduga adanya perasaan tertekan
lain sebagainya. Kondisi sosial yang dikarenakan pada saat pengambilan
baik akan memberikan ketersediaan pretest didampingi oleh kader
fasilitas, sedangkan training yang sehingga dapat mempengaruhi
baik akan memberikan pengaruh jawaban responden.
terhadap sikap dan perilaku.13 Hal lain yang memicu
Pengetahuan mempengaruhi penurunan nilai posttest praktik ini
gaya hidup seseorang dalam yaitu faktor yang tidak diteliti
menentukan perilaku seseorang seperti dukungan keluarga (suami
dalam mengkonsumsi makanan dan mertua) yang mungkin menjadi
yang berpengaruh terhadap asupan faktor yang penting dalam
gizi seseorang. Pengetahuan yang mendukung praktik pencegahan
baik tentang gizi akan membuat KEK. Selain faktor dukungan
seseorang semakin baik keluarga, kondisi pengambilan
dalam posttest yang diadakan saat bulan
memperhitungkan jumlah dan jenis puasa juga dapat mempengaruhi
makanan yang mereka konsumsi.14 jawaban praktik responden, seperti
adanya persepsi yang salah terhadap
f. Perbedaan Tingkat Praktik Sebelum pertanyaan “apakah responden
dan Sesudah Edukasi Gizi makan sehari tiga kali” dan “apakah
responden menjaga pola makan”
Tabel 6. Hasil Uji Beda Praktik Responden yang peneliti sudah jelaskan bahwa
pertanyaan tersebut dipertanyakan
Praktik Median ± SD (min-max)
untuk hari-hari biasa (kondisi tidak
puasa) tetapi adanya responden yang
mengisi kuesioner secara pribadi
dapat
Sebelum 10,50 ± 1,550 (6-13) mengakibatkan salah persepsi
Sesudah 10,00 ± 1,474 (6-13) terhadap pertanyaan tersebut.
p-value 0,003 Penelitian ini sejalan
dengan penelitian Anindita di

5
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

SMPN 5 Bogor yang menyatakan Lingkungan tempat


bahwa terdapat perbedaan asupan tinggal juga ikut andil dalam
energi dan protein sebelum dan menentukan praktik yang dipilih
sesudah intervensi, namun oleh seseorang. Lingkungan yang
perbedaan ini tidak pada baik akan mendukung seseorang
peningkatan skor, tetapi penurunan dalam melakukan praktik yang baik
skor yang dibuktikan dengan pula. Begitu sebaliknya saat kondisi
menurunnya rata-rata asupan energi lingkungan kurang mendukung
dan zat gizi responden sesudah seseorang dalam melakukan
diberikan intervensi.15 Tetapi hal ini perubahan praktik maka keputusan
tidak sejalan dengan penelitian untuk melakukan perubahan praktik
Razak di RSUP DR Wahidin juga akan terhambat.13
Sudirohusodo Makassar dengan
pemberian konseling gizi mampu g. Hubungan Pendidikan dan
meningkatkan praktik yang Pekerjaan dengan Pengetahuan dan
dilakukan oleh pasien rumah sakit Praktik Sesudah Edukasi Gizi
dengan melihat tingkat kecukupan
energi yang meningkat.16 Tabel 7. Hubungan Variabel
Praktik merupakan Pengganggu dengan Variabel
respon dari sebuah rangsangan Terikat
setelah seseorang mengetahui
stimulus atau objek, kemudian
melakukan penilaian terhadap Variabel Variabel p-value
objek tersebut dan selanjutnya Bebas Terikat
dapat menerapkan pengetahuan baru Pendidikan Pengetahuan 0,089
yang dinilai baik bagi dirinya.17 Pendidikan Praktik 0,393
Perubahan praktik seseorang Pekerjaan Pengetahuan 0,636
terbentuk setelah ada perubahan Pekerjaan Praktik 0,029
pengetahuan serta
sikap seseorang. Pemberian edukasi Berdasarkan tabel 7. Terlihat
gizi yang dilakukan ahli gizi dengan bahwa dari kedua faktor
pendekatan yang baik maka dapat pengganggu yang berhubungan
meningkatkan pengetahuan dan hanya faktor pekerjaan yang
sikap yang kemudian diikuti dengan mempengaruhi praktik.
perubahan praktik.13
Terbentuknya suatu
praktik yang baru yaitu dimulai dari KESIMPULAN
cognitive domain yang artinya
seseorang tahu terlebih dahulu 1. Tingkat pendidikan responden
terhadap stimulus yang ada yaitu >9 tahun (55,3%) dan pendidikan
berupa materi baru sehingga muncul ≤9 tahun (44,7%). Status pekerjaan
pengetahuan baru yang selanjutnya responden tidak bekerja (71,1%) dan
dapat menimbulkan respon dalam reponden bekerja (28,9%).
bentuk sikap seseorang yang 2. Tingkat pengetahuan baik responden
diharapkan dari hasil sikap yang sebelum intervensi 31,6%
baik akan timbul praktik baru yang meningkat menjadi 86,8% setelah
baik.13 intervensi. Responden sebelum
intervensi dengan praktik baik
sebanyak 50%

6
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

menurun menjadi 36,8% setelah DAFTAR PUSTAKA


intervensi.
3. Terdapat perbedaan berupa 1. Achmad, D Sediaoetama. Ilmu gizi.
peningkatan antara pengetahuan Jakarta: Dian Rakyat. 2010.
sebelum dan sesudah intervensi 2. Badan Penelitian dan
dengan p-value sebesar 0,001. Pengembangan Kesehatan
Terdapat perbedaan berupa Kementerian Kesehatan RI.
penurunan antara praktik sebelum 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.
dan sesudah intervensi dengan p- Diakses dari:
value sebesar 0,003. www.depkes.go.id/resources/do
wnload/general/Hasil%20Riskes das
%202013.pdf.
SARAN 3. Dinkes, Jateng. Profil kesehatan
1. Bagi Responden Penelitian provinsi Jawa Tengah.
a. Responden yang mempunyai Semarang: Dinkes Jateng. 2010.
tingkat pengetahuan baik 4. Laporan Tahunan Puskesmas Duren
diharapkan dapat melakukan Kabupaten Semarang (unpublished).
praktik pencegahan KEK ibu 5. Pantikawati, I. Asuhan
hamil meliputi mengukur berat kebidanan (kehamilan).
badan dan tinggi badan sebulan Yogyakarta: Muha Medika. 2010.
sekali, memakan makanan 6. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan
sumber protein, lemak, Kabupaten Semarang. 2015.
karbohidrat, zat besi serta rutin Semarang.
cek kesehatan. 7. Citrakesumasari, Susilowati D,
b. Responden yang bekerja Suriah, Bohari. Mappacci sebagai
diharapkan mampu membagi pendekatan pemberian pemahaman
waktunya untuk lebih calon pengantin tentang anemia gizi
memperhatikan asupan dan kurang energi kronik (KEK) di
makanan melalui pemilihan Kabupaten Barru (Laporan Hasil
makanan yang sesuai dengan Riset Operasional Intervensi
nilai gizi. Kesehatan Ibu Dan Anak).
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Makassar: Pusat Humaniora,
a. Diharapkan memperpanjang Kebijakan Kesehatan dan
waktu penelitian (minimal 3 Pemberdayaan Masyarakat
bulan) agar hasil perubahan Badan Penelitiandan
praktik terlihat lebih akurat. Pengembangan Kesehatan
b. Diharapkan memperdalam Kementerian Kesehatan
materi tentang pemeriksaan Republik Indonesia bekerja sama
kehamilan dan kandungan gizi dengan Program Studi Ilmu Gizi,
pada makanan. Fakultas Kesehatan Masyarakat
c. Diharapkan meniliti faktor lain Universitas
seperti dukungan keluarga, Hasanuddin; 2012.
tokoh masyarakat, tokoh agama, 8. Nursalam. Manajemen
tradisi yang dapat keperawatan, aplikasi dan praktik
mempengaruhi pengetahuan dan keperawatan profesional. Edisi 2.
praktik sehingga faktor yang Jakarta: Salemba Medika. 2007.
mempengaruhi pengetahuan dan 9. Roesli. Panduan inisiasi menyusui
praktik lebih beragam. dini. Jakarta: Pustaka Bunda. 2008.

7
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

10. Gibson RS. Principles of nutritional 14. Sayogo S. Gizi remaja putri. Jakarta:
assesment. USA: Oxford University 2006.
Press. 2005. 15. Anindita N. Pengaruh
11. Husna, Cut Rizki Azria. Pengaruh penyuluhan gizi terhadap
penyuluhan gizi terhadap pengetahuan, konsumsi pangan, dan
pengetahuan dan perilaku ibu status gizi siswa obesitas di SMPN 5
tentang gizi seimbang balita Kota Bogor. [Skripsi]. Bogor: Institut
Banda Aceh. Fakultas Kedokteran. Pertanian Bogor; 2014.
Universitas Syiah Kuala. 2016. 16. Razak R. Pengaruh konseling gizi
12. Hidayah. Tingkat pengetahuan serta pada penderita HIV/AIDS untuk
kebutuhan informasi masyarakat perubahan perilaku makan dan
kota yogyakarta mengenai penyakit status gizi di RSUP DR Wahidin
epilepsi. Skripsi. Yogyakarta: Sudirohusodo Makassar. Media Gizi
Fakultas Farmasi Universitas Pangan. 2009; 7 (1): 41-47.
Gadjah Mada. 2005. p. 45. 17. Notoatmodjo, S. Promosi kesehatan
13. Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka
kesehatan masyarakat: Prinsip- Cipta. 2007.
prinsip Dasar. Jakarta: PT Rineka
Cipta. 2003.

You might also like