Professional Documents
Culture Documents
Group...
Abstract
Newborn (BBL) has a high risk of mortality. It happened because the public’s knowledge and practice
about simple treatments such as prevention of hypothermia, giving colostrum and exclusive
breastfeeding is still very poor. Cadre is one closest person of newborn‘s mother who can affect
maternal behavior, so she can provides a good information to newborn‘s mothers and families when
her knowledge has been good. The aim of this research is to obtain information from the analysis of
the effect in newborn care education by Syndicate Group methods on cadres’ knowledge in
Sumberdanti village. This research used pre-experimental method with one group pretest-post test
design that used 24 cadres’ of Sumberdanti Village who registered by the village midwife. Before
getting intervention, there were 50% cadres who belong to category of having enough knowledge
and there were 58.3% cadres who belong to the category of having good knowledge after getting
intervention. Analysis of hypothesis used Wilcoxon Signed Rank test with α = 0.05 which obtained p
value = 0.001, indicating a significant effect of newborn care education by Syndicate Group method
on cadres’ knowledge. Hopefully, the Sukowono Public Health Center and the midwives can continue
improving the cadres’ knowledge by interactive methods such as Syndicate Group and other
methods, so that their role can be more optimal.
Kata kunci: kader posyandu, pengetahuan tentang bayi baru lahir, metode Syndicate Group
pada tabel 2 menunjukkan sebagian besar lahir dengan metode Syndicate Group juga
kader yaitu 18 orang (75%) menyatakan sudah telah terdapat kader yang tergolong dalam
tidak ada kepercayaan tertentu dalam pengetahuan baik, yaitu sebanyak 4 orang
perawatan BBL, sehingga meskipun selama (16,7%). Faktor yang menjadi penyebab
pelaksanaan intervensi ini kader mudah untuk baiknya pengetahuan kader tersebut adalah
menerima informasi baru yang diterimanya, usia kader yang berada pada rentang 17-25
namun pada item tertentu masih terdapat kader tahun dan 26-35 tahun. Individu pada tahap
yang menjawab sesuai dengan kebiasaan yang usia madya akan lebih berperan aktif dalam
mereka lakukan selama ini. masyarakat dan kehidupan sosial, serta lebih
banyak melakukan persiapan melakukan demi
Pengetahuan Kader Posyandu Desa suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju
Sumberdanti Wilayah Kerja Puskesmas usia tua, sehingga hal tersebut yang
Sukowono Kabupaten Jember Sebelum dimungkinkan menjadi penyebab kemampuan
Dilakukan Pendidikan Perawatan Bayi Baru kognitif kader pada usia tersebut lebih baik
Lahir dengan Metode Syndicate Group daripada kader yang lebih tua.
Hasil pretest didapatkan kader yang Faktor lain yang mempengaruhi adalah
tergolong kategori pengetahuan kurang faktor lama menjadi kader, dimana 3 dari 4
berjumlah 8 orang (33,3%), kategori kader yang tergolong pengetahuan baik
pengetahuan cukup berjumlah 12 orang (50%) tersebut telah menjadi kader selama ≥ 5 tahun.
dan kategori pengetahuan baik berjumlah 4 Semakin lama masa tugas seorang kader,
orang (16,7%). Faktor yang memiliki pengaruh maka akan menyebabkan banyaknya
terhadap rendahnya pengetahuan kader dalam pengetahuan dan pengalaman yang
perawatan bayi baru lahir dalam penelitian ini diperolehnya. Pekerjaan kader sebagai ibu
adalah usia, tingkat pendidikan, dan kurangnya rumah tangga (IRT) juga menjadi faktor yang
sumber informasi. mempengaruhi pengetahuan kader, karena IRT
Kader yang usianya lebih tua dalam dapat mempunyai banyak waktu untuk
penelitian ini cenderung memiliki pengetahuan membaca/mengakses info yang lebih banyak
yang lebih rendah dibandingkan kader yang sehingga dapat meningkatkan
usianya lebih muda. Faktor tingkat pendidikan pengetahuannya. Hamper seluruh kader
juga menjadi salah satu yang berpengaruh (91,7%) adalah sebagai Ibu Rumah Tangga.
pada pengetahuan seseorang. Sebagian besar Menurut penelitian Widagdo dan Husodo,
kader yang tergolong dalam pengetahuan pengetahuan kader yang bekerja sebagai ibu
kurang juga memiliki pendidikan terakhir SD/MI rumah tangga lebih baik daripada yang bekerja
(41,7%) dan SMP/MTs (37,5%). Pendidikan di luar rumah [12].
formal memang tidak menjadi tolok ukur utama Tidak adanya kepercayaan tertentu dalam
tingkat pengetahuan kader, namun dengan perawatan bayi baru lahir juga menjadi salah
tingkat pendidikan yang rendah juga dapat satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan
berpengaruh pada kemampuan seseorang kader. Seluruh kader yang tergolong dalam
untuk menangkap informasi yang diperolehnya, pengetahuan baik pada penelitian ini tidak
apakah informasi tersebut dapat diproses dan memiliki kepercayaan tertentu dalam
disimpan dengan baik oleh indra dan perawatan bayi baru lahir, sehingga mereka
memorinya, ataukah hanya akan menjadi lebih mudah untuk menerima informasi baru
informasi yang tidak terekam dengan baik. dari luar karena tidak adanya retensi/penolakan
Kurangnya pengetahuan kader adalah dari individu tersebut.
informasi tentang perawatan bayi baru lahir
yang dimiliki kader masih minim, kader Pengetahuan kader posyandu Desa
posyandu Desa Sumberdanti juga belum Sumberdanti Wilayah Kerja Puskesmas
pernah mendapatkan informasi melalui Sukowono Kabupaten Jember setelah
penyuluhan/pelatihan tentang perawatan bayi dilakukan pendidikan perawatan bayi baru
baru lahir secara rinci dari Dinas Kesehatan, lahir dengan metode Syndicate Group
Puskesmas, bidan desa ataupun instansi Didapatkan terjadi peningkatan
pendidikan, yang berarti juga bahwa sumber pengetahuan kader tentang perawatan bayi
informasi dan kemudahan dalam mendapatkan baru lahir setelah dilakukan pendidikan
informasi adalah masih kurang. perawatan bayi baru lahir dengan metode
Pengetahuan kader sebelum Syndicate Group. Sebagian besar kader
mendapatkan pendidikan perawatan bayi baru memang tidak mengalami peningkatan
pengetahuan menjadi kategori baik, namun Desa Sumberdanti ini. Faktor yang menjadi
masih terdapat kader yang mengalami penyebabnya adalah karena kader telah
peningkatan pengetahuan dari kategori mendapatkan informasi dan penjelasan yang
pengetahuan kurang menjadi cukup, dan dari benar dan jelas tentang perawatan bayi baru
kategori pengetahuan cukup menjadi baik. lahir melalui pemberian sumber informasi
Kader yang masih tergolong dalam berupa leaflet, diskusi kelompok kecil,
kategori pengetahuan kurang setelah dilakukan presentasi/laporan perwakilan kelompok, tanya-
pendidikan perawatan bayi baru lahir dengan jawab, dan demonstrasi yang merupakan
metode Syndicate Group dapat disebabkan rangkaian kegiatan pembelajaran dengan
oleh usia kader yang berusia ≥ 35 tahun. Daya metode Syndicate Group.
ingat kader yang usianya lebih tua akan
mengalami penurunan, karena IQ akan Pengaruh Pendidikan Perawatan Bayi Baru
menurun sejalan dengan bertambahnya usia Lahir dengan Metode Syndicate Group
[10]. Faktor lain adalah pendidikan terakhir Terhadap Pengetahuan Kader Posyandu
kader yang hanya pada jenjang SD/MI. Ketika Desa Sumberdanti Wilayah Kerja
menjawab kuesioner kader kemungkinan lebih Puskesmas Sukowono Kabupaten Jember
cenderung menjawab berdasarkan apa yang Hasil uji statistik dengan Uji Wilcoxon Sign
pernah mereka alami atau yang pernah mereka Rank Test seperti yang ditampilkan dalam tabel
dengar dari orang lain, bukan menjawab 3 menunjukkan p value sebesar 0,001
berdasarkan apa yang telah diajarkan selama sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
proses pembelajaran karena sulit untuk pengaruh yang signifikan pendidikan perawatan
memahami dan menerima informasi yang bayi baru lahir dengan metode Syndicate
didapatkannya. Group terhadap pengetahuan kader posyandu
Hasil penelitian secara umum Desa Sumberdanti Wilayah Kerja Puskesmas
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan Sukowono.
pengetahuan setelah diberikan pendidikan Informasi dapat diberikan melalui
perawatan bayi baru lahir pada kader, namun membaca (10%), melihat (30%), melihat dan
masih terdapat beberapa subtopik yang masih mendengar (50%), mengatakan (70%),
belum dikuasai dengan baik oleh kader. mengatakan dan melakukan (90%). Pada
Subtopik tersebut diantaranya adalah tentang pembelajaran metode Syndicate Group ini,
pemberian ASI Eksklusif (teknik melepas kader dilatih untuk mengakses informasi
hisapan bayi yang benar pada : soal no. 13) dengan cara membaca, melihat dan
dan perawatan tali pusat (pengertian perawatan mendengar (diskusi kelompok), serta
tali pusat : soal no. 15 dan tujuan penggunaan mengatakan (presentasi kelompok) dan
gurita dalam perawatan tali pusat : soal no. 20). melakukan (demonstrasi), sehingga
Selama proses diskusi dan pengetahuan yang didapatkan adalah
presentasi/laporan hasil diskusi oleh masing- maksimal. Selama proses diskusi dalam
masing perwakilan kelompok yang bertugas penelitian ini, kader mampu mengungkapkan
mendiskusikan tentang topik tersebut, pendapatnya secara bebas karena jumlah
didapatkan memang masih banyak kurang anggota kelompoknya hanya sedikit (4-5 orang)
tepat dalam menyelesaikan soal kasus yang sehingga kelompok dapat bermusyawarah
diberikan saat proses pembelajaran. Hal untuk memutuskan hasil yang terbaik untuk
tersebut merupakan salah satu kelemahan dapat dilaporkan/dipresentasikan pada
metode Syndicate Group seperti yang kelompok lainnya.
dinyatakan oleh Suyanto dan Jihad, dimana Penggunaan metode Syndicate Group ini
memang sangat dimungkinkan terdapat juga bertujuan agar anggota kelompok mampu
kelompok yang tidak dapat menyelesaikan memanfaatkan bahan pustaka atau sumber
tugasnya dengan tepat dan optimal sehingga belajar selain guru/fasilitator yang dalam
menyebabkan setelah proses pembelajaran penelitian ini adalah berupa leaflet. Informasi
masih terdapat kader yang mengalami dalam leaflet ini disesuaikan dengan topik
penurunan bahkan konstan dalam menjawab permasalahan yang akan dibahas oleh masing-
pertanyaan dengan subtopik tersebut [13]. masing kelompok. Adanya gambar dan kalimat
Peningkatan pengetahuan pada subtopik dapat meningkatkan pemahaman kader
lainnya juga terjadi setelah dilakukan terhadap pesan yang disampaikan dalam
pendidikan perawatan bayi baru lahir dengan bentuk sumber dan kalimat singkat dalam
metode Syndicate Group pada kader posyandu leaflet. Diperkirakan sekitar 40% pengetahuan
dapat meningkat melalui membaca dan melihat juga mampu menganalisis [15]. Kesimpulan
media leaflet. Penggunaan kalimat/istilah medis yang dapat diambil adalah metode
dalam leaflet juga diminimalkan untuk pembelajaran Syndicate Group ini terbukti
memudahkan kader dalam memahami dapat meningkatkan pengetahuan kader tentang
informasi. perawatan bayi baru lahir.
Metode demonstrasi dalam pembelajaran
dengan metode Syndicate Group tentang Simpulan dan Saran
perawatan bayi baru lahir ini juga menimbulkan
pengaruh positif pada pengetahuan kader, Hasil uji Wilcoxon Sign Rank Test
karena kader akan mendapatkan gambaran didapatkan p value = 0,001, yang berarti bahwa
yang lebih jelas setelah melakukan demonstrasi terdapat pengaruh yang signifikan antara
daripada hanya melalui membaca saja [13]. pendidikan perawatan bayi baru lahir dengan
Pernyataan berikut juga mendukung, dimana metode Syndicate Group terhadap
melalui kegiatan mendengar, melihat dan pengetahuan kader. Hasil penelitian
bertanya/berdiskusi dan melakukan, individu menunjukkan bahwa terdapat kemaknaan pada
akan memperoleh pengetahuan dan pengetahuan kader setelah diberikan
keterampilan. intervensi, namun hasil tersebut dirasa belum
Pelaksanaan yang lebih awal terkait optimal sehingga perlu dilakukan perbaikan
pembagian kelompok dan penjelasan secara untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.
garis besar tentang topik dan subtopik yang Disarankan pada pihak puskesmas untuk
akan dibahas juga dapat menjadi faktor yang dapat mengaplikasikan sistem TOT dari bidan
berpengaruh terhadap peningkatan yang telah mendapatkan pelatihan tentang
pengetahuan kader dalam penelitian ini. perawatan BBL sehingga dapat mengadakan
Pembagian kelompok dan penjelasan pelatihan bagi kader, terutama bagi ketua kader
topik/subtopik pada penelitian ini dilakukan yang dilanjutkan dengan melakukan pendidikan
sebelum hari pelaksanaan diskusi kelompok, dan pelatihan pada anggota kader yang lain.
sehingga setiap kelompok dapat lebih awal Kader juga diharapkan mau dan mampu
untuk mempersiapkan bahan/materi yang akan menyampaikan informasi yang telah didapat
didiskusikan dan lebih mudah dalam kepada ibu dan keluarga BBL melalui kunjungan
pemecahan masalahnya [14]. rumah rutin sebagai upaya menurunkan Angka
Hasil penelitian secara umum menunjukkan Kematian Bayi (AKB) di Wilayah Kerja
bahwa terjadi peningkatan pengetahuan setelah Puskesmas Sukowono.
diberikan pendidikan perawatan bayi baru lahir
pada kader, namun masih terdapat beberapa Daftar Pustaka
subtopik yang masih belum dikuasai dengan [1]. Indonesia. Kemenkes RI. Kinerja dua
baik oleh kader. Subtopik tersebut diantaranya tahun kemenkes RI tahun 2009-2011 :
adalah tentang pemberian ASI Eksklusif (teknik Menuju masyarakat sehat yang mandiri
melepas hisapan bayi yang benar) dan dan berkeadilan. Jakarta: Kementerian
perawatan tali pusat (pengertian perawatan tali Kesehatan RI; 2011.
pusat dan tujuan penggunaan gurita dalam
perawatan tali pusat). [2]. Suriah et al. Peran kader kesehatan
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan terhadap perubahan tindakan ibu dalam
oleh Wahyono, juga mendukung penelitian ini, asuhan bayi baru lahir di Kabupaten
dimana didapatkan hasil belajar mahasiswa Garut. Jurnal Promosi Kesehatan
mengalami peningkatan dan mengalami Nusantara Indonesia. 2013 Nopember;
ketuntasan belajar mencapai 94% setelah 11(11): 36-42.
dilakukan pembelajaran dengan metode [3]. Indonesia. Kemenkes RI. Pedoman
Syndicate Group. Dampak positif lainnya kader seri kesehatan anak. Jakarta :
setelah dilakukan pembelajaran menggunakan Direktorat Bina Kesehatan Anak
metode Syndicate Group juga didapatkan Kemenkes RI. 2010.
peningkatan keaktifan mahasiswa, suasana [4]. WHO-UNICEF. Caring for newborns
belajar menjadi lebih hidup, tidak terdapat and children in the community : The
kesulitan dalam memecahkan masalah, three part training package for
perbaikan cara komunikasi mahasiswa dalam community health worker. [internet].
menyampaikan hasil diskusi, dan mahasiswa 2012. [diakses pada 27 Januari 2015].
juga tidak hanya mampu menghafal saja namun dari: www.unicef.org.