You are on page 1of 8

Rofif, et al, Pengaruh Pendidikan Perawatan Bayi Baru Lahir dengan Metode Syndicate

Group...

Pengaruh Pendidikan Perawatan Bayi Baru Lahir


dengan Metode Syndicate Group terhadap Pengetahuan
Kader Posyandu di Desa Sumberdanti Wilayah Kerja
Puskesmas Sukowono Kabupaten Jember
(The Effect of Newborn Care Education Using Syndicate Group
Method to the Knowledge of Cadres in Sumberdanti Village
Work Area of Sukowono Public Health Center Jember Regency)
Rizqi Fauziyah Rofif, Hanny Rasni, Lantin Sulistyorini
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax. (0331) 323450
email: ketua.psik@unej.ac.id

Abstract
Newborn (BBL) has a high risk of mortality. It happened because the public’s knowledge and practice
about simple treatments such as prevention of hypothermia, giving colostrum and exclusive
breastfeeding is still very poor. Cadre is one closest person of newborn‘s mother who can affect
maternal behavior, so she can provides a good information to newborn‘s mothers and families when
her knowledge has been good. The aim of this research is to obtain information from the analysis of
the effect in newborn care education by Syndicate Group methods on cadres’ knowledge in
Sumberdanti village. This research used pre-experimental method with one group pretest-post test
design that used 24 cadres’ of Sumberdanti Village who registered by the village midwife. Before
getting intervention, there were 50% cadres who belong to category of having enough knowledge
and there were 58.3% cadres who belong to the category of having good knowledge after getting
intervention. Analysis of hypothesis used Wilcoxon Signed Rank test with α = 0.05 which obtained p
value = 0.001, indicating a significant effect of newborn care education by Syndicate Group method
on cadres’ knowledge. Hopefully, the Sukowono Public Health Center and the midwives can continue
improving the cadres’ knowledge by interactive methods such as Syndicate Group and other
methods, so that their role can be more optimal.

Keywords: Posyandu Cadres, Knowledge Of Newborn Care, Syndicate Group Method


Abstrak
Bayi Baru lahir (BBL) memiliki risiko kematian yang tinggi. Penyebanya adalah pengetahuan dan
praktik perawatan sederhana seperti pencegahan hipotermi, pemberian kolostrum dan ASI eksklusif
adalah masih sangat kurang. Kader merupakan salah 1 orang terdekat yang dapat mempengaruhi
perubahan perilaku ibu BBL, sehingga kader dapat memberikan informasi yang benar dan
mempengaruhi pengetahuan ibu serta keluarga apabila pengetahuan kader sudah baik. Penelitian
ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dari analisa pengaruh pendidikan perawatan bayi baru
lahir dengan metode Syndicate Group terhadap pengetahuan kader posyandu di Desa Sumberdanti.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-eksperimen dengan pendekatan one group
pretest-post test dengan sampel 24 kader posyandu Desa Sumberdanti yang terdaftar oleh bidan
desa. Sebelum dilakukan intervensi, 50% kader posyandu tergolong dalam kategori pengetahuan
cukup dan 58,3% kader posyandu tergolong dalam kategori pengetahuan baik setelah dilakukan
intervensi. Analisis hipotesis menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan α=0,05
didapatkan p value = 0,001, yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan pendidikan perawatan
bayi baru lahir dengan metode Syndicate Group terhadap pengetahuan kader posyandu.
Diharapkan pihak puskesmas dan bidan desa dapat melanjutkan upaya peningkatan pengetahuan
kader dengan metode yang interaktif seperti Syndicate Grup dan metode lainnya, sehingga peran
kader menjadi lebih optimal.

Kata kunci: kader posyandu, pengetahuan tentang bayi baru lahir, metode Syndicate Group

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.4 (no.3), September, 1


2016
Rofif, et al, Pengaruh Pendidikan Perawatan Bayi Baru Lahir dengan Metode Syndicate
Group...

Pendahuluan menentukan derajat kesehatan masyarakat


Prioritas Kementerian Kesehatan RI saat ini adalah Angka Kematian Neonatal (AKN) atau
salah satunya adalah meningkatkan status Bayi Baru Lahir (AKBBL) [6].
kesehatan anak, khususnya bayi dan balita [1], Data yang didapatkan dari Dinas
karena fakta yang terjadi saat ini adalah masih Kesehatan Kabupaten Jember terkait Angka
tingginya kesakitan dan kematian pada bayi, Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Jember
terutama bayi baru lahir (BBL). Kematian bayi adalah sebanyak 428 kasus pada tahun 2010
baru lahir salah satunya dapat disebabkan oleh dan pada tahun 2014 menurun hingga 251
perawatan yang kurang benar. Faktor kasus [7]. Kecamatan Sukowono adalah wilayah
penghambat dalam melakukan perawatan bayi yang memiliki AKB tertinggi pada tahun 2013-
baru lahir yang benar adalah kurangnya 2014 dengan jumlah 25 kasus, yang 13 kasus
pengetahuan masyarakat dan cara perawatan diantaranya adalah kematian bayi baru lahir [8].
yang kurang benar. Kader adalah salah satu Upaya promotif dan preventif yang dapat
orang terdekat yang dapat mempengaruhi dilakukan oleh kader dalam perawatan bayi baru
perubahan perilaku ibu BBL [2]. Peran kader lahir menjadi salah satu hal yang dapat
akan dapat dilaksanakan apabila pengetahuan mempengaruhi status kesehatan BBL.
kader sudah baik. Pengetahuan kader posyandu Pemberian informasi oleh kader secara
di Wilayah Kerja Puskesmas Sukowono tentang bertahap dan berkelanjutan diharapkan mampu
bayi baru lahir dan perawatannya adalah masih meningkatkan pengetahuan ibu tentang
kurang dan kader juga masih belum banyak perawatan bayi baru lahir. Informasi akan lebih
dilibatkan dalam perawatan bayi baru lahir, mudah diterima oleh masyarakat karena kader
sehingga pelaksanaan peran kader masih belum lebih mengenal kebiasaan dan karakteristik
optimal dan perlu penguatan. masyarakat [3]. Peran kader sebagai
Kader memiliki peran penting dalam penyuluh/pemberi informasi dapat dilaksanakan
perawatan BBL. Menurut Kementerian jika kader diberikan pendidikan dan pelatihan
Kesehatan RI, kader mempunyai peran sebagai secara berkelanjutan [9]. Metode Syndicate
penggerakan masyarakat, penyuluhan, dan Group merupakan salah satu metode interaktif
pemantauan [3]. Kader kesehatan komunitas yang dapat diaplikasikan, karena metode ini
yang telah menjalani pendidikan/pelatihan dasar merupakan salah satu jenis diskusi kelompok
dapat melakukan kunjungan rumah untuk kecil yang memungkinkan setiap anggota untuk
perawatan bayi baru lahir meliputi menunjukkan kemampuannya dalam
promosi/konseling perawatan bayi baru lahir dan memecahkan masalah sehingga mencapai
mengenali tanda bahaya bayi baru lahir [4]. kesimpulan kelompok yang dilaporkan kepada
Kader mampu mengubah tindakan ibu menjadi kelompok lain [10].
lebih baik dalam asuhan bayi baru lahir melalui Metode pembelajaran ini belum pernah
upaya pemberian informasi dan pembelajaran diaplikasikan pada kader posyandu Desa
selama masa kehamilan ibu dan pasca Sumberdanti, sehingga peneliti tertarik untuk
persalinan. melakukan penelitian yang berjudul pengaruh
Beberapa riset perawatan bayi baru lahir di pendidikan perawatan bayi baru lahir dengan
komunitas menunjukkan bahwa pengetahuan metode Syndicate Group terhadap pengetahuan
dan praktik perawatan sederhana seperti kader posyandu di Desa Sumberdanti Wilayah
pencegahan hipotermi, pemberian kolostrum Kerja Puskesmas Sukowono.
dan ASI eksklusif adalah masih sangat kurang
[5]. Kader posyandu di Wilayah Kerja Metode Penelitian
Puskesmas Sukowono dari hasil studi Desain penelitian adalah pre
pendahuluan diketahui bahwa kader posyandu eksperimental dengan pendekatan one group
Desa Sumberdanti sudah dianggap sebagai role pretest-post test. Jumlah sampel dalam
model oleh masyarakat, namun kader saat ini penelitian ini adalah 24 kader posyandu Desa
hanya mampu memberikan info tentang ASI Sumberdanti yang didapatkan melalui teknik
eksklusif saja karena keterbatasan pengetahuan total sampling dengan kriteria inklusi dan
dan takut salah dalam penyampaian informasi. eksklusi yang ditetapkan peneliti. Penelitian
Belum optimalnya peran kader posyandu dalam dilakukan pada tanggal 13, 18 dan 20 Mei 2015
hal perawatan BBL tersebut dapat dengan durasi ± 100 menit pada setiap
mempengaruhi status kesehatan bayi. Salah pertemuan. Data penelitian diambil
satu indikator yang digunakan untuk menggunakan kuesioner pretest dan post test
tentang perawatan BBL. Pengambilan data

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.4 (no.3), September, 2


2016
Rofif, et al, Pengaruh Pendidikan Perawatan Bayi Baru Lahir dengan Metode Syndicate
Group...

dengan memperhatikan etika, prinsip Perbedaan Pengetahuan Kader Posyandu


kerahasiaan, prinsip kemanfaatan, prinsip Desa Sumberdanti Wilayah Kerja
kejujuran, dan prinsip keadilan. Puskesmas Sukowono Sebelum dan Setelah
Dilakukan Pendidikan Perawatan Bayi Baru
Hasil Penelitian Lahir dengan Metode Syndicate Group
Hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk Tabel 3.Perbedaan pengetahuan kader
narasi dan tabel. Data hasil penelitian dibedakan posyandu Desa Sumberdanti
menjadi dua, yaitu data umum dan data khusus. Wilayah Kerja Puskesmas
Data umum berisi tentang hasil analisis univariat Sukowono sebelum dan setelah
dari karakteristik responden yaitu usia, lama dilakukan pendidikan perawatan
menjadi kader, suku, pendidikan terakhir, bayi baru lahir dengan metode
pekerjaan, dan kepercayaan tertentu dalam Syndicate Group bulan Mei 2015
perawatan BBL. Data khusus berisi tentang hasil (n=24 kader posyandu)
analisis bivariat untuk melihat pengetahuan Waktu Kategori Pengetahuan p
kader tentang perawatan BBL sebelum dan Kurang Cukup Baik value
sesudah diberikan intervensi, serta pengaruh f (%) f f (%)
pendidikan perawatan bayi baru lahir dengan (%)
metode Syndicate Group terhadap pengetahuan Pretes 8 33,3 12 50 4 16,7 0,001
kader Post 4 16,7 6 25 14 58,3
Data Karakteristik Kader test
Tabel 1. Distribusi karakteristik menurut usia Tabel 4. Perbedaan kemampuan kader
kader posyandu Desa Sumberdanti posyandu Desa Sumberdanti Wilayah
Wilayah Kerja Puskesmas Sukowono Kerja Puskesmas Sukowono dalam
Kabupaten Jember bulan Mei 2015 menjawab kuesioner saat sebelum dan
Variabel f Persentase (%) sesudah dilakukan pendidikan
Usia (tahun) perawatan bayi baru lahir dengan
17-25 6 25 metode Syndicate Group berdasarkan
26-35 8 33,3 indikator pertanyaan dalam kuesioner
36-45 5 20,8 bulan Mei 2015
46-55 4 16,6 No Indikator No. ∑ resp. yang
56-65 1 4,1 Variabel soal mampu
menjawab
benar
Tabel 2. Distribusi karakteristik kader posyandu
Pretes Post
Desa Sumberdanti Wilayah Kerja t test
Puskesmas Sukowono Kabupaten 1 Pengertian 11 13 17
Jember bulan Mei 2015 bayi baru
Lama Menjadi f Persentase lahir dan
Kader (%) perawatan
a. < 5 tahun 9 37,6 bayi baru
b. ≥ 5 tahun 15 62,4 lahir : bedong
Suku f Persentase &
(%) memberikan
a. Madura 15 62,5 makanan
b. Jawa 9 37,5 selain ASI
c. Lain-lain 0 0 2 Tanda 14 15 13
Tingkat pendidikan f Persentase bahaya bayi
(%) baru lahir dan

a. SD/MI 10 41,7 pemeriksaan


b. SMP/MTs 9 37,5 rutin bayi
c. SMA/MA 5 20,8 baru lahir
d. D3/D4/S1 0 - terkait kondisi
Pekerjaan f Persentase yang
(%) membahayak
a. Ibu RT 22 91,7 an pada :
b. PNS 0 0 suhu tubuh,
c. Lain-lain 2 8,3 tali pusat dan
perilaku saat
serta setelah
e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.4 (no.3), September, 3
2016
Rofif, et al, Pengaruh Pendidikan Perawatan Bayi Baru Lahir dengan Metode Syndicate
Group...

diberikan rendah karena terjadinya penurunan daya


ASI). ingat.
3 Memandikan Sebagian besar kader yang tergolong
dan menjaga dalam pengetahuan kurang memiliki pendidikan
kehangatan
terakhir SD/MI (41,7%) dan SMP/MTs (37,5%).
bayi baru
lahir : 6 13 17 Orang dengan pendidikan tinggi cenderung
a. alasan bayi akan merespon lebih rasional pada informasi
baru lahir yang didapatkannya, serta memikirkan
perlu dijaga keuntungan yang akan didapatkannya.
kehangatan Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka
tubuhnya; 17 13 17 semakin mudah pula orang tersebut untuk
b. pertimbang menerima informasi. Melalui pendidikan tinggi
an apakah yang dimiliki oleh seseorang, maka akan
mandi
semakin banyak informasi yang didapatkan
rendam
baik untuk sehingga semakin banyak pula pengetahuan
semua bayi yang dimiliki [10].
baru lahir Lama menjadi kader dapat mempengaruhi
4 Pemberian 13 8 8 pengetahuan dan pelaksanaan peran kader
ASI Eksklusif: posyandu karena lama menjadi kader adalah
teknik salah satu indikator produktivitas kader. Jumlah
melepas kader yang masa/lama menjadi kader ≥5 tahun
hisapan bayi
adalah 15 orang (62,4%). Masa/lama menjadi
yang benar kader untuk dapat disebut menjadi kader aktif
5 Perawatan 20 3 6
adalah minimal telah menjadi kader selama 60
tali pusat :
tujuan
bulan (5 tahun) [11]. Masa menjadi kader yang
penggunaan lama diharapkan dapat meningkatkan
gurita dalam pengetahuan dan pengalaman kader, sehingga
perawatan pelayanan yang diberikan pada masyarakat
tali pusat. akan menjadi baik dan bermutu.
6 Imunisasi BCG 3 6 18 Karakteristik kader dalam penelitian ini jika
ditinjau dari suku didapatkan sebagian besar
Pembahasan kader adalah bersuku Madura, yaitu 15 orang
Karakteristik Kader (62,5%). Seseorang akan bertambah
Hasil penelitian menunjukkan sebagian pengetahuannya walaupun tidak melakukan,
besar kader yaitu 8 kader (25%) berada pada karena mengetahui kebiasaan dan tradisi yang
rentang usia 26-35 tahun. Menurut Budiman ada pada sukunya, ataupun mengetahui dari
dan Riyanto, dijelaskan bahwa pertambahan orang terdahulunya. Kader menyatakan bahwa
usia akan meningkatkan pengetahuan selama ini tidak terdapat aturan/tata cara
seseorang [10]. Kecerdasan yang mengalir khusus yang harus dilakukan dalam perawatan
fluid) akan memuncak pada pertengahan usia bayi baru lahir dari sukunya.
20 tahun dan menurunkan secara bertahap Karakteristik kader berdasarkan jenis
hingga pada usia 60 tahun. Pada kader usia pekerjaan dalam penelitian ini hampir
26-35 tahun merupakan usia yang produktif seluruhnya yaitu 22 orang (91,7%) adalah
dan diharapkan dapat melaksanakan perannya sebagai Ibu Rumah Tangga. Penelitian
sebagai kader secara optimal. Widagdo dan Husodo, menyatakan bahwa
Verner dan Davison menyatakan bahwa kader yang memanfaatkan buku KIA dengan
ada 6 faktor fisik yang dapat menghambat baik adalah kader yang memiliki lama kerja di
proses belajar pada orang dewasa, sehingga rumah >8 jam [12]. Sehingga dapat disimpulkan
membuat penurunan pada suatu waktu dalam bahwa kader yang bekerja sebagai Ibu Rumah
kekuatan berfikir dan bekerja. Daya ingat kader Tangga seharusnya mempunyai pengetahuan
yang usianya lebih tua akan mengalami yang lebih baik dari kader yang bekerja di luar
penurunan, karena IQ akan menurun dengan rumah dan hal ini harus menjadi pertimbangan
bertambahnya usia, khususnya beberapa bagi penelitian sehingga kader dapat
kemampuan misalnya kosa kata dan mengoptimalkan perannya.
pengetahuan umum [10]. Kader yang berusia Data hasil penelitian yang ditampilkan
≥35-65 tahun cenderung pengetahuannya lebih

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.4 (no.3), September, 4


2016
Rofif, et al, Pengaruh Pendidikan Perawatan Bayi Baru Lahir dengan Metode Syndicate
Group...

pada tabel 2 menunjukkan sebagian besar lahir dengan metode Syndicate Group juga
kader yaitu 18 orang (75%) menyatakan sudah telah terdapat kader yang tergolong dalam
tidak ada kepercayaan tertentu dalam pengetahuan baik, yaitu sebanyak 4 orang
perawatan BBL, sehingga meskipun selama (16,7%). Faktor yang menjadi penyebab
pelaksanaan intervensi ini kader mudah untuk baiknya pengetahuan kader tersebut adalah
menerima informasi baru yang diterimanya, usia kader yang berada pada rentang 17-25
namun pada item tertentu masih terdapat kader tahun dan 26-35 tahun. Individu pada tahap
yang menjawab sesuai dengan kebiasaan yang usia madya akan lebih berperan aktif dalam
mereka lakukan selama ini. masyarakat dan kehidupan sosial, serta lebih
banyak melakukan persiapan melakukan demi
Pengetahuan Kader Posyandu Desa suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju
Sumberdanti Wilayah Kerja Puskesmas usia tua, sehingga hal tersebut yang
Sukowono Kabupaten Jember Sebelum dimungkinkan menjadi penyebab kemampuan
Dilakukan Pendidikan Perawatan Bayi Baru kognitif kader pada usia tersebut lebih baik
Lahir dengan Metode Syndicate Group daripada kader yang lebih tua.
Hasil pretest didapatkan kader yang Faktor lain yang mempengaruhi adalah
tergolong kategori pengetahuan kurang faktor lama menjadi kader, dimana 3 dari 4
berjumlah 8 orang (33,3%), kategori kader yang tergolong pengetahuan baik
pengetahuan cukup berjumlah 12 orang (50%) tersebut telah menjadi kader selama ≥ 5 tahun.
dan kategori pengetahuan baik berjumlah 4 Semakin lama masa tugas seorang kader,
orang (16,7%). Faktor yang memiliki pengaruh maka akan menyebabkan banyaknya
terhadap rendahnya pengetahuan kader dalam pengetahuan dan pengalaman yang
perawatan bayi baru lahir dalam penelitian ini diperolehnya. Pekerjaan kader sebagai ibu
adalah usia, tingkat pendidikan, dan kurangnya rumah tangga (IRT) juga menjadi faktor yang
sumber informasi. mempengaruhi pengetahuan kader, karena IRT
Kader yang usianya lebih tua dalam dapat mempunyai banyak waktu untuk
penelitian ini cenderung memiliki pengetahuan membaca/mengakses info yang lebih banyak
yang lebih rendah dibandingkan kader yang sehingga dapat meningkatkan
usianya lebih muda. Faktor tingkat pendidikan pengetahuannya. Hamper seluruh kader
juga menjadi salah satu yang berpengaruh (91,7%) adalah sebagai Ibu Rumah Tangga.
pada pengetahuan seseorang. Sebagian besar Menurut penelitian Widagdo dan Husodo,
kader yang tergolong dalam pengetahuan pengetahuan kader yang bekerja sebagai ibu
kurang juga memiliki pendidikan terakhir SD/MI rumah tangga lebih baik daripada yang bekerja
(41,7%) dan SMP/MTs (37,5%). Pendidikan di luar rumah [12].
formal memang tidak menjadi tolok ukur utama Tidak adanya kepercayaan tertentu dalam
tingkat pengetahuan kader, namun dengan perawatan bayi baru lahir juga menjadi salah
tingkat pendidikan yang rendah juga dapat satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan
berpengaruh pada kemampuan seseorang kader. Seluruh kader yang tergolong dalam
untuk menangkap informasi yang diperolehnya, pengetahuan baik pada penelitian ini tidak
apakah informasi tersebut dapat diproses dan memiliki kepercayaan tertentu dalam
disimpan dengan baik oleh indra dan perawatan bayi baru lahir, sehingga mereka
memorinya, ataukah hanya akan menjadi lebih mudah untuk menerima informasi baru
informasi yang tidak terekam dengan baik. dari luar karena tidak adanya retensi/penolakan
Kurangnya pengetahuan kader adalah dari individu tersebut.
informasi tentang perawatan bayi baru lahir
yang dimiliki kader masih minim, kader Pengetahuan kader posyandu Desa
posyandu Desa Sumberdanti juga belum Sumberdanti Wilayah Kerja Puskesmas
pernah mendapatkan informasi melalui Sukowono Kabupaten Jember setelah
penyuluhan/pelatihan tentang perawatan bayi dilakukan pendidikan perawatan bayi baru
baru lahir secara rinci dari Dinas Kesehatan, lahir dengan metode Syndicate Group
Puskesmas, bidan desa ataupun instansi Didapatkan terjadi peningkatan
pendidikan, yang berarti juga bahwa sumber pengetahuan kader tentang perawatan bayi
informasi dan kemudahan dalam mendapatkan baru lahir setelah dilakukan pendidikan
informasi adalah masih kurang. perawatan bayi baru lahir dengan metode
Pengetahuan kader sebelum Syndicate Group. Sebagian besar kader
mendapatkan pendidikan perawatan bayi baru memang tidak mengalami peningkatan

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.4 (no.3), September, 5


2016
Rofif, et al, Pengaruh Pendidikan Perawatan Bayi Baru Lahir dengan Metode Syndicate
Group...

pengetahuan menjadi kategori baik, namun Desa Sumberdanti ini. Faktor yang menjadi
masih terdapat kader yang mengalami penyebabnya adalah karena kader telah
peningkatan pengetahuan dari kategori mendapatkan informasi dan penjelasan yang
pengetahuan kurang menjadi cukup, dan dari benar dan jelas tentang perawatan bayi baru
kategori pengetahuan cukup menjadi baik. lahir melalui pemberian sumber informasi
Kader yang masih tergolong dalam berupa leaflet, diskusi kelompok kecil,
kategori pengetahuan kurang setelah dilakukan presentasi/laporan perwakilan kelompok, tanya-
pendidikan perawatan bayi baru lahir dengan jawab, dan demonstrasi yang merupakan
metode Syndicate Group dapat disebabkan rangkaian kegiatan pembelajaran dengan
oleh usia kader yang berusia ≥ 35 tahun. Daya metode Syndicate Group.
ingat kader yang usianya lebih tua akan
mengalami penurunan, karena IQ akan Pengaruh Pendidikan Perawatan Bayi Baru
menurun sejalan dengan bertambahnya usia Lahir dengan Metode Syndicate Group
[10]. Faktor lain adalah pendidikan terakhir Terhadap Pengetahuan Kader Posyandu
kader yang hanya pada jenjang SD/MI. Ketika Desa Sumberdanti Wilayah Kerja
menjawab kuesioner kader kemungkinan lebih Puskesmas Sukowono Kabupaten Jember
cenderung menjawab berdasarkan apa yang Hasil uji statistik dengan Uji Wilcoxon Sign
pernah mereka alami atau yang pernah mereka Rank Test seperti yang ditampilkan dalam tabel
dengar dari orang lain, bukan menjawab 3 menunjukkan p value sebesar 0,001
berdasarkan apa yang telah diajarkan selama sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
proses pembelajaran karena sulit untuk pengaruh yang signifikan pendidikan perawatan
memahami dan menerima informasi yang bayi baru lahir dengan metode Syndicate
didapatkannya. Group terhadap pengetahuan kader posyandu
Hasil penelitian secara umum Desa Sumberdanti Wilayah Kerja Puskesmas
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan Sukowono.
pengetahuan setelah diberikan pendidikan Informasi dapat diberikan melalui
perawatan bayi baru lahir pada kader, namun membaca (10%), melihat (30%), melihat dan
masih terdapat beberapa subtopik yang masih mendengar (50%), mengatakan (70%),
belum dikuasai dengan baik oleh kader. mengatakan dan melakukan (90%). Pada
Subtopik tersebut diantaranya adalah tentang pembelajaran metode Syndicate Group ini,
pemberian ASI Eksklusif (teknik melepas kader dilatih untuk mengakses informasi
hisapan bayi yang benar pada : soal no. 13) dengan cara membaca, melihat dan
dan perawatan tali pusat (pengertian perawatan mendengar (diskusi kelompok), serta
tali pusat : soal no. 15 dan tujuan penggunaan mengatakan (presentasi kelompok) dan
gurita dalam perawatan tali pusat : soal no. 20). melakukan (demonstrasi), sehingga
Selama proses diskusi dan pengetahuan yang didapatkan adalah
presentasi/laporan hasil diskusi oleh masing- maksimal. Selama proses diskusi dalam
masing perwakilan kelompok yang bertugas penelitian ini, kader mampu mengungkapkan
mendiskusikan tentang topik tersebut, pendapatnya secara bebas karena jumlah
didapatkan memang masih banyak kurang anggota kelompoknya hanya sedikit (4-5 orang)
tepat dalam menyelesaikan soal kasus yang sehingga kelompok dapat bermusyawarah
diberikan saat proses pembelajaran. Hal untuk memutuskan hasil yang terbaik untuk
tersebut merupakan salah satu kelemahan dapat dilaporkan/dipresentasikan pada
metode Syndicate Group seperti yang kelompok lainnya.
dinyatakan oleh Suyanto dan Jihad, dimana Penggunaan metode Syndicate Group ini
memang sangat dimungkinkan terdapat juga bertujuan agar anggota kelompok mampu
kelompok yang tidak dapat menyelesaikan memanfaatkan bahan pustaka atau sumber
tugasnya dengan tepat dan optimal sehingga belajar selain guru/fasilitator yang dalam
menyebabkan setelah proses pembelajaran penelitian ini adalah berupa leaflet. Informasi
masih terdapat kader yang mengalami dalam leaflet ini disesuaikan dengan topik
penurunan bahkan konstan dalam menjawab permasalahan yang akan dibahas oleh masing-
pertanyaan dengan subtopik tersebut [13]. masing kelompok. Adanya gambar dan kalimat
Peningkatan pengetahuan pada subtopik dapat meningkatkan pemahaman kader
lainnya juga terjadi setelah dilakukan terhadap pesan yang disampaikan dalam
pendidikan perawatan bayi baru lahir dengan bentuk sumber dan kalimat singkat dalam
metode Syndicate Group pada kader posyandu leaflet. Diperkirakan sekitar 40% pengetahuan

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.4 (no.3), September, 6


2016
Rofif, et al, Pengaruh Pendidikan Perawatan Bayi Baru Lahir dengan Metode Syndicate
Group...

dapat meningkat melalui membaca dan melihat juga mampu menganalisis [15]. Kesimpulan
media leaflet. Penggunaan kalimat/istilah medis yang dapat diambil adalah metode
dalam leaflet juga diminimalkan untuk pembelajaran Syndicate Group ini terbukti
memudahkan kader dalam memahami dapat meningkatkan pengetahuan kader tentang
informasi. perawatan bayi baru lahir.
Metode demonstrasi dalam pembelajaran
dengan metode Syndicate Group tentang Simpulan dan Saran
perawatan bayi baru lahir ini juga menimbulkan
pengaruh positif pada pengetahuan kader, Hasil uji Wilcoxon Sign Rank Test
karena kader akan mendapatkan gambaran didapatkan p value = 0,001, yang berarti bahwa
yang lebih jelas setelah melakukan demonstrasi terdapat pengaruh yang signifikan antara
daripada hanya melalui membaca saja [13]. pendidikan perawatan bayi baru lahir dengan
Pernyataan berikut juga mendukung, dimana metode Syndicate Group terhadap
melalui kegiatan mendengar, melihat dan pengetahuan kader. Hasil penelitian
bertanya/berdiskusi dan melakukan, individu menunjukkan bahwa terdapat kemaknaan pada
akan memperoleh pengetahuan dan pengetahuan kader setelah diberikan
keterampilan. intervensi, namun hasil tersebut dirasa belum
Pelaksanaan yang lebih awal terkait optimal sehingga perlu dilakukan perbaikan
pembagian kelompok dan penjelasan secara untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.
garis besar tentang topik dan subtopik yang Disarankan pada pihak puskesmas untuk
akan dibahas juga dapat menjadi faktor yang dapat mengaplikasikan sistem TOT dari bidan
berpengaruh terhadap peningkatan yang telah mendapatkan pelatihan tentang
pengetahuan kader dalam penelitian ini. perawatan BBL sehingga dapat mengadakan
Pembagian kelompok dan penjelasan pelatihan bagi kader, terutama bagi ketua kader
topik/subtopik pada penelitian ini dilakukan yang dilanjutkan dengan melakukan pendidikan
sebelum hari pelaksanaan diskusi kelompok, dan pelatihan pada anggota kader yang lain.
sehingga setiap kelompok dapat lebih awal Kader juga diharapkan mau dan mampu
untuk mempersiapkan bahan/materi yang akan menyampaikan informasi yang telah didapat
didiskusikan dan lebih mudah dalam kepada ibu dan keluarga BBL melalui kunjungan
pemecahan masalahnya [14]. rumah rutin sebagai upaya menurunkan Angka
Hasil penelitian secara umum menunjukkan Kematian Bayi (AKB) di Wilayah Kerja
bahwa terjadi peningkatan pengetahuan setelah Puskesmas Sukowono.
diberikan pendidikan perawatan bayi baru lahir
pada kader, namun masih terdapat beberapa Daftar Pustaka
subtopik yang masih belum dikuasai dengan [1]. Indonesia. Kemenkes RI. Kinerja dua
baik oleh kader. Subtopik tersebut diantaranya tahun kemenkes RI tahun 2009-2011 :
adalah tentang pemberian ASI Eksklusif (teknik Menuju masyarakat sehat yang mandiri
melepas hisapan bayi yang benar) dan dan berkeadilan. Jakarta: Kementerian
perawatan tali pusat (pengertian perawatan tali Kesehatan RI; 2011.
pusat dan tujuan penggunaan gurita dalam
perawatan tali pusat). [2]. Suriah et al. Peran kader kesehatan
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan terhadap perubahan tindakan ibu dalam
oleh Wahyono, juga mendukung penelitian ini, asuhan bayi baru lahir di Kabupaten
dimana didapatkan hasil belajar mahasiswa Garut. Jurnal Promosi Kesehatan
mengalami peningkatan dan mengalami Nusantara Indonesia. 2013 Nopember;
ketuntasan belajar mencapai 94% setelah 11(11): 36-42.
dilakukan pembelajaran dengan metode [3]. Indonesia. Kemenkes RI. Pedoman
Syndicate Group. Dampak positif lainnya kader seri kesehatan anak. Jakarta :
setelah dilakukan pembelajaran menggunakan Direktorat Bina Kesehatan Anak
metode Syndicate Group juga didapatkan Kemenkes RI. 2010.
peningkatan keaktifan mahasiswa, suasana [4]. WHO-UNICEF. Caring for newborns
belajar menjadi lebih hidup, tidak terdapat and children in the community : The
kesulitan dalam memecahkan masalah, three part training package for
perbaikan cara komunikasi mahasiswa dalam community health worker. [internet].
menyampaikan hasil diskusi, dan mahasiswa 2012. [diakses pada 27 Januari 2015].
juga tidak hanya mampu menghafal saja namun dari: www.unicef.org.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.4 (no.3), September, 7


2016
[5]. Dutta AK. Home based newborn care : [12]. Widagdo L, Husodo BT. Pemanfaatan
How effective and feasible?. Journal of buku kia oleh kader posyandu : Studi
Indian Pediatrics. 2009; 46: 835-840. pada kader posyandu di Wilayah Kerja
[6]. Susanti DP. Tinjauan deskriptif angka Puskesmas Kedungadem Kabupaten
kematian bayi baru lahir di RS Bojonegoro. [internet]. 2009. [diakses
Telogorejo Semarang. [internet]. 2013. pada 9 Mei 2015]. dari:
[diakses pada 22 Oktober 2014]. dari: http://pdfoiooo.org/k-13014454.com.
http://dinus.ac.id [13]. Suyanto, Jihad A. Menjadi guru
[7]. Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. profesional strategi meningkatkan
Angka kematian bayi tahun 2014. kualifikasi dan kualitas guru di era
Jember: Dinas Kesehatan Kabupaten global. Jakarta: Erlangga; 2013.
Jember. 2014. [14]. Martha PE. Perbedaan aktivitas dan
[8]. Puskesmas Sukowono. Dinas hasil belajar siswa melalui metode
Kesehatan Kabupaten Jember: Laporan diskusi buzz group dengan metode
data angka kematian bayi tahun 2014. diskusi syndicate group (studi
Jember : Puskesmas Sukowono. 2014. eksperimen pada siswa kelas X5 dan
[9]. Sinaga A. Upaya kader posyandu dalam X6 pada mata pelajaran ekonomi pokok
peningkatan status gizi balita di bahasan permintaan dan penawaran di
Kelurahan Margasuka Kota Bandung. SMA Negeri 1 Arjasa tahun ajaran
Jurnal Darma Agung. 2013 Agustus; 2011/2012). Tidak Diterbitkan. Skripsi.
XXIII: 18-26. Jember: Program Pendidikan Ekonomi
[10]. Budiman, Riyanto A. Kapita selekta Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
kuesioner pengetahuan dan sikap Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
dalam penelitian kesehatan. Jakarta: Pendidikan UNEJ; 2012.
Salemba Medika; 2013. [15]. Wahyono. Penerapan metode diskusi
[11]. Fatmawati NL. Hubungan motivasi syndicate group untuk meningkatkan
kader dengan pelaksanaan peran kader pemahaman mahasiswa pada konsep
posyandu di Kelurahan Sumbersari dasar pengantar ilmu ekonomi. Jurnal
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Pendidikan Ekonomi. 2009 Januari;
Jember. Skripsi. Jember: Program Studi 4(1): 1-16.
Ilmu Keperawatan UNEJ; 2012.

You might also like