Professional Documents
Culture Documents
Sishayati * J.Supadi **
ABSTRAC
Background : Health Integrated Comprehensif (Posyandu) is important in monitoring for infants, toddlers and
the role of his mother. Efforts to increase coverage of D/S (level partisipasion) to Posyandu are expected under
five suffering from malnutrition and malnutrition can be detected so quickly to do intervention measures and
countermeasures. Puskesmas Gabus I Grobogan in two consecutive years 2014 and 2015 have not reached the
standard SPM and achievements 76.8% and 77.8%.
Methods : The study by cross sectional on the 46 mothers, toddler age 12-24 months. Statistical analysis using
Chi-square test and logistic regression test.
Results : The results showed 50% of women participate actively and 50% inactive to Posyandu, means
participation in the region Puskesmas I considered optimal. Most educated respondents Basic 30 respondents,
31 respondents out of work, 27 respondents knowledgeable unfavorable. 13 respondents working and inactive
to the Posyandu. 19 respondents had knowledgeable less well and had no active participation. 17 respondents
whose families are less active support and participation, and there are 15 respondents who had PMT
unfavorable perception and also inactive.
There is a relationship between education, employment, knowledge, family support and the perception PMT
of the level of community participation (D / S) to the Posyandu. The most dominant factor affecting the level
of community participation in sequence as follows: education, employment, knowledge, family support, and
perceptions PMT with value (p value 0.000; 0.001; 0.052; 0.089; 0.992).
Conclusions : education, employment, knowledge, family support, and perceptions PMT have a relationship
and influence on the level of participation (D/S), so it is still necessary to increase outreach activities and
health promotion efforts more to increase mother visits to Posyandu.
ABSTRAK
Latar Belakang : Posyandu sangatlah penting dalam pemantauan bagi bayi, balita dan peran ibunya. Upaya
meningkatkan cakupan D/S ( tingkat patrisipasi) masyarakat ke Posyandu diharapkan balita yang mengalami
gizi buruk maupun gizi kurang dapat terdeteksi sehingga segera dapat dilakukan langkah intervensi maupun
penanggulangannya. Puskesmas Gabus I Grobogan pada 2 tahun berturut-turut tahun 2014 dan 2015 juga
belum mencapai standart SPM dan capaiannya 76,8 % dan 77,8 %.
Metode : Penelitian dengan studi cross sectional pada 46 ibu, balita berumur 12-24 bulan. Analisa statistik
menggunakan uji Chi-Square dan uji Regresi Logistik.
Hasil : Hasil penelitian didapatkan 50% ibu berpartisipasi aktif dan 50% tidak aktif ke Posyandu artinya
partisipasi ibu di wilayah Puskesmas Gabus I dinilai belum optimal. Responden paling banyak berpendidikan
Dasar 30 orang,31 orang tidak bekerja, 27 responden berpengetahuan kurang baik. 13 responden bekerja dan
tidak aktif ke Posyandu. 19 responden berpengaetahuan kurang baik dan memiliki partisipasi tidak aktif. 17
responden yang keluarganya tidak mendukung dan partisipasinya kurang aktif, serta terdapat 15 responden
yang mempunyai persepsi PMT kurang baik dan partisipasinya juga tidak aktif.
15
Ada hubungan antara pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dukungan keluarga dan persepsi PMT terhadap
tingkat partisipasi masyarakat (D/S) ke Posyandu. Faktor paling dominan yang mempengaruhi tingkat
partisipasi masyarakat berurutan sebagai berikut : pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dukungan keluarga,
dan persepsi PMT Balita dengan nilai ( p value 0,000 ; 0,001 ; 0,052 ; 0,089 ; 0,992).
Kesimpulan : Pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dukungan keluarga, dan persepsi PMT balita memiliki
hubungan dan pengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat (D/S), sehingga masih diperlukan peningkatan
kegiatan penyuluhan dan upaya promosi kesehatan lainnya untuk meningkatkan jumlah kunjungan ibu ke
Posyandu.
Kata Kunci : Determinan, Partisipasi, Posyandu, Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan, Dukungan Keluarga,
Persepsi PMT.
16
pencapaian D/S tersebut, tetapi angka tersebut ibu, pengetahuan ibu, pekerjaan ibu, dukungan
masih terpaut 12,2% dari target pencapaian Dinas keluarganya dan persepsi PMT balita dengan
Kesehatan Kabupaten Grobogan sebesar 90%. Dari tingkat partisipasi masyarakat (D/S) menggunakan
angka pencapaian tersebut, Puskesmas Gabus I uji Chi-Square.
merupakanperingkat ke-15 dari 30 Puskesmas di Sedangkan menggunakan analisa
Kabupaten Grobogan. Multivariat untuk menjelaskan pengaruh dari
Penelitian ini bertujuan untuk semua variabel ( Pendidikan, pekerjaan,
mengetahui apakah ada hubungan dan pengaruh pengetahuan, dukungan keluarga, dan persepsi
antara pendidikan ibu, pengetahuan ibu, pekerjaan PMT balita terhadap tingkat partisipasinya ke
ibu, dukungan keluarganya dan persepsi PMT posyandu dengan uji Regresi Logistik.
balita dengan/ terhadap tingkat partisipasi
masyarakat (D/S). HASIL PENELITIAN
17
sebanyak 34,85 ( 16 responden) berpendidikan rendah dan aktif menimbang balitanya ke
menengah ( SMA/SMK,Diploma, dan Magister) Posyandu yaitu 45,5%. Dari analisis bivariat
Partisipasi ibu ke posyandu sebanyak 50% diketahui ada pengaruh yang signifikan antara
aktif (23 responden) dan 50% tidak aktif ( 23 pendidikan ibu yang tinggi terhadap
responden). Sehingga dapat disimpulkan tingkat partisipasi ibu menimbang balitanya ke
partisipasi masyarakat (D/S) di wialayah Puskesmas Posyandu.34
Gabus I kabupaten Grobogan belum optimal.
Pengetahuan ibu sebagian besar kurang b. Hubungan Pekerjaan dengan Tingkat
baik ( 58,7%) sebanyak 27 responden. Sedangkan Partisipasi Masyarakat (D/S)
untuk dukungan keluarga, terdapat 52,2% Dari hasil penelitian didapatkan data
mendukung (24 responden) dan 47,8% tidak bahwa responden yang bekerja cenderung
mendukung ( 22 responden ). tidak aktif datang ke posyandu sebesar 86,7%
Untuk persepsi PMT, sebanyak 54,3% ( 25 (13 responden), sedangkan responden yang
responden ) mempunyai persepsi yang baik dan tidak bekerja lebih aktif datang ke posyandu
45,7% ( 21 responden ) memiliki persepsi kurang sebesar 67,7% (21 responden). Dengan
baik. bekerja ibu kurang memiliki waktu mengantar
a. HubunganPendidikan dengan Partisipasi balitanya ke posyandu. Hal ini dapat dilihat
Masyarakat (D/S) pada tabel 2.
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan data bahwa ibu-ibu yang Tabel 2. Distribusi Hubungan Pekerjaan
berpendidikan menengah lebih aktif datang ke dengan Partisipasi Masyarakat (D/S) di
posyandu yaitu 87,5% dan responden yang Puskesmas Gabus I Kabupaten Grobogan.
berpendidikan dasar kurang aktif
patisipasinya yaitu sebanyak 21%. Hal ini
dapat dilihat pada tabel 1.
18
c. Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat menimbang balitanya ke Posyandu yaitu
Partisipasi Masyarakat (D/S) 22,4%. yang mengatakan bahwa
Dalam penelitian ini diketahui pengetahuan ibu balita tentang
ada sebanyak 19 responden ( 70,4%) yang Posyandu berhubungan secara
berpengetahuan kurang baik lebih bermakna dengan ketidakhadiran balita
cenderung tidak aktif datang ke di Posyandu
Posyandu, sedangkan sebanyak 15
responden (78,9%) yang mempunyai d. Hubungan Dukungan keluarga dengan
pengetahuan baik lebih aktif untuk datang Tingkat Partisipasi Masyarakat
menimbangkan balitanya. Ibu balita yang Pada penelitian ini diperoleh
kurang mengetahui manfaat posyandu data bahwa jumlah keluarga yang tidak
akan mempengaruhi sikapnya untuk mendukung cenderung tidak aktif ke
berinisiatif datang menimbangkan posyandu yaitu sebesar 77,3% ( 17
balitanya ke posyandu. Hal ini dapat responden), sedangkan keluarganya yang
dilihat pada tabel 3. mendukung, tentunya mereka lebih aktif
datang ke posyandu yaitu sebesar 75%
Tabel 3. Distribusi Hubungan Tingkat (18 responden). Keluarga lebih
Pengetahuan dengan Partisipasi cenderung tidak mau ikut membantu ibu
Masyarakat (D/S) di Puskesmas Gabus I untuk mengantar ke posyandu ataupun
Kabupaten Grobogan. mengantar balita disaat ibu sedang
bekerja/ tidak bisa hadir ke posyandu.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.
19
menimbangkan balitanya ke Posyandu Hasil penelitian ini sesuai dengan
yaitu 60,4%, lebih tinggi dibanding penelitian sebelumnya dari Reihana
responden yang tidak ada dukungan dan (2012) bahwa kelompok PMT yang
aktif menimbang balitanya ke Posyandu berpartisipasi aktif menimbang balitanya
yaitu sebanyak 31,3%.34 ke Posyandu yaitu 59,5% sedikit lebih
tinggi dibanding responden yang tidak ada
e. Hubungan Persepsi PMT balita dengan PMT dan aktif menimbang balitanya ke
Tingkat Partisipasi Masyarakat (D/S). Posyandu yaitu 43,1%.34
Hasil penelitian diperoleh data
bahwa ada 15 responden (71,4%) f. Pengaruh Pendidikan, Pekerjaan,
memiliki persepsi PMT kurang baik dan Pengetahuan, Dukungn Keluarga, dan
mereka cenderung kurang aktif datang ke Persepsi PMT balita terhadap Tingkat
posyandu. Sebaliknya ada 17 responden Partisipasi Masyarakat (D/S).
(68%) mempunyai persepsi PMT yang baik Dalam Penelitian ini diperoleh
dan tentunya lebih aktif datang ke data bahwa faktor yang mempengaruhi
posyandu. Hal ini dapat dilihat pada tabel tingkat partisipasi masyarakat (D/S) di
5. wilayah Puskesmas Gabus I yaitu secara
berurutan sebagai berikut : Pendidikan (p
Tabel 5. Distribusi Hubungan Persepsi value : 0,035), Pekerjaan ( p value :
PMT dengan Partisipasi Masyarakat (D/S) 0,041), Pengetahuan (p value : 0,052),
di Puskesmas Gabus I Kabupaten Dukungan Keluarga (p value : 0,089), dan
Grobogan. Persepsi PMT Balita (p value : 0,992).
Pendidikan ibu yang termasuk
kategori berpendidikan rendah ( SD dan
SMP), menjadikan tingkat pengetahuan
ibu yang rendah pula, sehingga
berpengaruh pada sikap, pengetahuan
dan inisiatif mereka untuk datang ke
Sumber: Data Primer, 2016. posyandu. Ibu balita yang bekerja
cenderung kurang aktif berpartisipasi
Hasil uji statistik dengan Chi datang ke posyandu. Dikarenakan
square ini pada variabel persepsi PMT keluarga mereka yang tidak mendukung
dengan partisipasi menunjukkan hasil untuk mengingatkan jadwal posyandu
statistik nilai p 0,008 . Karena nilai p<0,05 yang ada, mengajak dan sudi mengantar
maka Ho ditolak dan Ha diterima ke posyandu yang ada di wilayahnya. Hal
sehingga dapat diartikan ada hubungan ini dapat dilihat pda tabel 6.
persepsi PMT dengan partisipasi
masyarakat (D/S) di Puskesmas Gabus I Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Multivariat
Kabupaten Grobogan. Faktor Determinan Partisipasi Masyarakat
Adanya PMT dapat dijadikan (D/S) di Wilayah Puskesmas Gabus I
sebagai motivasi ibu ke posyandu karena Kabupaten Grobogan tahun 2016.
anaknya mendapatkan tambahan
makanan bergizi sehingga meningkatkan
keaktifan ibu dalam berpartisipasi di
posyandu. 15 Responden merasa PMT
yang diberikan kurang menarik dan tidak
selalu menyukai PMT yang diberikan. .
Hal ini karena memang bentuk dan Menurut Notoatmodjo, 2014
variasi menu PMT yang terbatas, yang bahwa dengan pendidikan dapat mengubah
mana sumber dana untuk PMT dari pengetahuan, sikap dan persepsi seseorang
setiap desa juga terbatas. Walaupun ada dan mampu menanamkan tingkah laku yang
beberapa posyandu yang memang sudah baik dalam upaya / usaha mengembangkan
menggalang dana PMT dari ibu balita kepribadian dan kemampuannya di dalam
agar PMT yang diberikan dibuat/ dimasak bersosialisasi di lingkungannya.11 Semakin
lebih menarik dan bervariasi baik jumlah tinggi pendidikan, tentunya seseorang akan
maupun jenis menu/bentuknya. semakin berkemampuan atau
20
kompeten. Dengan demikian, semakin KESIMPULAN
tinggi pendidikan, kegiatan Tingkat partisipasi Masyarakat (D/S) yang
kemasyarakatan akan semakin tinggi. masih rendah, hal ini disebabkan tingkat pendidikan
Pendidikan mampu memerangi mayoritas berpendidikaan dasar (65,2%) dan
kebodohan , dapat berpengaruh terhadap pengetahuan ibu-ibu yng masih kurang baik ( 58,7%).
peningkatan kemampuan berusaha atau Kedua variabel tersebut menjadi faktor yang paling
bekerja, sehingga dapat meningkatkan mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dengan
pendapatan ( ekonomi). Selanjutnya akan nilai p value = 0,035 dan 0,041.
dapat meningkatkan kemampuan
mencegah penyakit atau memelihara dan SARAN
meningkatkan kesehatannya. Hal ini Petugas kesehatan untuk meningkatkan
termasuk dalam perannya untuk pengetahuan tentang program dan manfaat
berpartisipasi ke posyandu dalam rangka posyandu masyarakat melalui penyuluhan baik di
meningkatkan kesehatan keluarganya.8 lintas sektor maupun lintas program. Dan diharapkan
Diharapkan masyarakat dapat pemerintahan Desa sewilayah Gabus dapat
meningkatkan tingkat pengetahuannya mendukung kegiatan pelayanan kesehatan di
selain di tingkat formal juga secara posyandu agar kunjungan balita (D/S) meningkat,
informal, yaitu aktif mengikuti dengan menyediakan dana dan sarana prasarana
pengetahuan yang disampaikan oleh posyandu yang lebih memadai sehingga PMT balita
petugas kesehatan selama di lapangan, yang diberikan lebih menarik, sehat dan bergizi. Dan
maupun pertemuan desa lainnya seperti dukungan jajaran aparatur desa yang baik dalam
PKK dan sebagainya. Kemudian dengan rangka meningkatkan partisipasi masyarakat di
banyak membaca informasi baik media posyandu melalui penyuluhan masyarakat di berbagai
cetak maupun media sosial lainnya. sektor/ sasaran di Desanya. Serta masyarakat / Ibu
Peran ibu yang bekerja dan tidak balita untuk dapat meningkatkan partisipasinya
bekerja sangat berpengaruh terhadap membawa balitanya ke posyandu sehingga dapat
perawatan keluarga. Ibu yang tidak mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
bekerja akan mempunyai waktu lebih balitanya, ibu balita juga untuk aktif mengikuti
banyak untuk mengurus keluarga penyuluhan tentang manfaat dan program posyandu
terutama anaknya, daripada ibu yang sehingga pengetahuan ibu balita mengenai posyandu
bekerja. Jadi dapat diketahui bahwa ibu dan programnya meningkat. Selain itu masyarakat
yang bekerja akan mmpunyai perilaku agar lebih banyak
yang berbeda dengan ibu yang tidak meningkatkan pengetahuan dengan
bekerja dalam hal mengurus anak.13 Hal memanfaatkan sarana prasarana teknologi baik
ini diharapkan keluarga senantiasa media sosial & komunikasi ( media cetak, televisi,
mendukung ibu untuk ikut berpartisipasi internet, dan sebagainya).
ke posyandu, yaitu dengan saling
membantu untuk mengajak balitanya DAFTAR PUSTAKA
datang ke posyandu. 1. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Umum
Pengelolaan Posyandu.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Jakarta ,2011
penelitian Ita Puspitasari (2015) tentang 2. Kementrian Kesehatan RI. Pusat Info Data dan
faktor – faktor yang mempengaruhi Informasi : Jakarta, 2015
partisipasi ibu balita ke posyandu 3. Departemen Kesehatan RI.
Kencursari I di Dukuh Tegaltan dan Desa StrategiPeningkatanPeningkatan
Banguntapan Kabupaten Bantul. PenimbanganBalita di Posyandu, Dirjen Bina Gizi
Berdasarkan hasil uji multivariat regresi dan KIA
logistik dari semua variabel bebas yakni Jakarta , 2014
umur, pendidikan, status bekerja, jarak ke 4. Kemenkes RI. Rencana Strategis Kementrian
posyandu, pengetahuan, dan kebutuhan Kesehatn Tahun 2015-2019.
yang dirasakan ibu balita dalam pelayanan Jakarta, 2015
di posyandu berpengaruh terhadap 5. Departemen Kesehatan RI. Panduan Kader
partisipasi ibu balita ke posyandu Kencursari Posyandu. Jakarta, 2013
I dan didapatkan hasil bahwa status bekerja 6. Notoatmodjo, Soekidjo , Pendidikan dan
ibu merupakan variabel yang paling Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
dominan berpengaruh yakni nilai Exp(B) = Jakarta, 2003
7,634 dan ρ = 0,001.24
21
7. Suharjo, Berbagai Cara Pendidikan Gizi. PT. Bumi 24. Puspitasari, Ita, Faktor-faktor yang
Aksara : Jakarta, 1989 mempengaruhi Partisipasi ibu balita
8. Notoatmodjo, Soekidjo, Promosi Kesehatan dan ke Posyandu Kencur Sari I DukuhTegal
Perilaku Kesehatan. Tandan Desa Banguntapan
Rineka Cipta : Jakarta, 2014 Kabupaten Bantul : Bantul, 2015
9. Notoatmodjo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat- 25. Khoirunnisa Br.Purba, Elida , Faktor-faktor
Ilmu & Seni. Rineka Cipta : yang Berhubungan dengan
Jakarta, 2011 Perilaku Kunjungan ke Posyandu pada Ibu
10. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Balita di wilayah kerja
Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta Puskesmas Pancoran Mas, Kota Depok :
: Jakarta, 2005 Jakarta, 2012
11. Notoatmodjo, Soekidjo .Pendidikan dan 26. Sunyoto, Danyang. Analisis Penelitian
Perilaku Kesehatan, Rineka Kesehatan. Data Penelitian
Cipta : Jakarta, 2010 dengan Analisis SPSS, PT.Nuha Medika :
12. Khomsan, Ali, dkk , Teknik Pengukuran Yogyakarta, 2011
Pengetahuan Gizi. Masyarakat 27. Notoatmodjo, Soekidjo, Metodelogi
Sumber Daya Keluarga. Departemen Gizi : Penelitiaan, Rineka Cipta : Jakarta,
Bogor, 2000 2005
13. Husaini, Mengenal Faktor-faktor At-risk 28. Rahman, Hidayatul, et all. Determinan Niat
sebagai Suatu Sistem Masyarakat untuk
Pengawasan Keadaan Gizi Anak Balita, Puslitbang Berkunjung ke Posyandu di Wilayah Kerja
Gizi Depkes RI : Bogor, 1998 Puskesmas Jelbuk
14. Suhardjo, Berbagai Cara Pendidikan Gizi, PT. Kabupaten Jember :Jember, 2013
Bumi Aksara : Jakarta,
1989 29. Hasan, Nurain Olivia, dkk. Faktor-faktor yang
15. Mutiara Sari Dewi, Hubungan Dukungan berhubungan dengan
keluarga terhadap Frekuensi partisipasi ibu balita dlam kegiatan posyandu di
kunjungan ANC: Jakarta, 2014 Kelurahan Kayumerah, Kecamatan Limboto,
16. Heru bajang, blogspot.co.id// http : Program Kabupaten Gorontalo : Gorontalo, 2013
PMT secara Umum.html , 30. Riski, Gizella Asta. Determinan Rendahnya
2013 Partisispas Ibu
17. Departemen Kesehatan RI, Pedoman Umum Berbalitadalam Pemanfaatan Posyandu di
Pengelolaan Posyandu : Kelurahan Tegal Besar, Kecamatan Kaliwates,
Jakarta, 2006 Kabupaten Jember : Jember, 2011)
18. Departemen Kesehatan RI, Profil Kesehatan 31. Rahmawati, Ni Putu Devi Asnatassia, dkk.
Menuju Sehat : Jakarta, 2010 Hubungan Pemahaman
19. Peran Serta Ibu dalam Kegiatan Pertumbuhan Balita dengan keaktifan Ibu Balita ke
Penimbangan.http//peran serta ibu ke Posyandun di Desa Ngawis, Karangmojo,
posyandu.go.id. Diakses tanggal 26 Januari Gunung Kidul : Yogyakarta, 2015.
2016. 32. Halimah, Nur. Hubungan Tingkat Pendidikan
20. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelayanan Ibu dan Jarak Tempat
Gizi di Puskesmas : Tinggal Balita ke Posyandu dengan tingkat
Jakarta, 2014 kehadiraan Balita di Posyandu Desa Karang
21. Yuryanti, Faktor-faktor yang Berhubungan Tengah, Kecammatan Karang Tengah,
dengan Perilaku Kunjungan Kabupaten Wonogiri : Wonogiri, 2012
Ibu Balita ke Posyandu di Kelurahan Muka 33. Kruater, Green. Health Program Planning :
Kening Wilayah Kerja PRECEDE/PROCEED Model
Puskesmas Sei Pancur Kota Batam : Batam, 4 th ed. New York : Mc Graw Hill, 2005
2010 34. Reihana, Artha Budi Susilo Duarsa. Faktor-
22. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian faktor yang berhubungan
Kesehatan. Rineka Cipta : dengan Partisipasi Ibu untuk Menimbang Balita ke
Jakarta, 2005 Posyandu,
23. Khotimah, Nyimas Nur, Huhungan Antara YARSI University: Jakarta, 2012
Tingkat Pendidikan ibu balita 35. Murningsih. Hubungan antara Pemberian
di Tingkat Kunjungan Ibu ke Posyandudi Wilayah Makanan Tambahan dengan
krja Puskesmas
Kertapati Palembang : Palembang, 2009
22
Tingkat Kunjungan ke Pelayanan Kesehatan di
Kelurahan Simo Sragen (http //
www.Google.com / diakses 23 Juli 2016)
36. Mathi, S.Hindu, dkk. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Tingkat
Partisipasi Ibu dalam Penimbangan Balita ke
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
Darussalam Kecamatan Medan Petisah :
Medan, 2013
37. Hutami, Isaini Riska, Endro Ardianto. Faktor
yang Berhubungan dengan
Kunjungan Balita di Posyandu Desa Bulak Lor
Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang , 2014
23