You are on page 1of 13

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGANI

IBUIUNTUKIPENIMBANGANIBALITAIKEIPOSYANDUIDIIWILAYAHIKERJA
PUSKESMASITIUH TOHOIKABUPATEN TULANG BAWANG
TAHUNI2023

Seny Komalasari SA, Dwi Yulia Maritasari2, Nova Mega Rukmana3


1
Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Mitra Indonesia
Jl. ZA. Pagar Alam No. 7, Gedong Meneng, Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Indonesia 40115
2
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan, Universitas Mitra Indonesia
Jl. ZA. Pagar Alam No. 7, Gedong Meneng, Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Indonesia 40115
3
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan, Universitas Mitra Indonesia
Jl. ZA. Pagar Alam No. 7, Gedong Meneng, Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Indonesia 40115
*Email Korespondensi: senykomalasari.student@umitra.ac.id
*Email Korespondensi: dwiyulia@umitra.ac.id
*Email Korespondensi: novamegarukmana@umitra.ac.id

Abstract
Problems related to the unmonitored growth of toddlers include the lack of awareness from the
community toibringitheiritoddlersitoiposyandu, one of which is regular weighing of toddlers
every month which can have aniimpact onithe growth andidevelopment of toddlers
suchiasimalnutrition, vitamin and mineral deficiencies, infections, and developmental disorders.
furthermore. Theiresults of the pre-survey showed that the coverage of visits to posyandu had not
reached the target of only 58.67% with a target of 100%. Theipurpose ofithis study wasito
determine theirelationshipibetween service quality and compliance with visits by mothers under
five to Posyandu in the Working Area of the Tiuh Toho Health Center, Tulang Bawang Regency in
2023. This type of quantitative research with a cross sectional approach. The population is all
mothers with toddlers and the sample is mothers under five in the working area of the Tiuh Tohou
Health Center with a total sample of 87 respondents taken by proportional random sampling
technique. The research instrument used a questionnaire. How to collect data by interviewing Data
analysis using univariate and bivariate with statistical analysis using chi square. The results of the
univariate analysis found that 59.8% of mothers under five were disobedient during visits to
posyandu. The test results showed that there was a significant relationship between the quality of
posyandu services (p value: 0.023; OR: 3.067), cadre services (p value: 0.044; OR: 2.708), the
condition of posyandu facilities (p value: 0.009 and OR: 3.619), and presence of health workers (p
value: 0.023 and OR: 3.152) with visits by mothers under five to Posyandu. The puskesmas is
expected to carry out SOP training and training on posyandu management for cadres, provide
routine schedules for health workers so they can routinely visit puskesmas in their working area
and provide an inventory of existing facilities and infrastructure at the posyandu to keep it up to
standard.
Keywords: service quality, service for cadres, condition of facilities, compliance with posyandu visits

Abstrak
Permasalahaniterkait dengan tidak terpantaunya pertumbuhan balita diantaranya yaitu kurangnya
kesadaran dari masyarakat untuk membawaibalitanya ke posyandu yang salah satunya yaitu
penimbangan balita secara rutin setiap bulannya yang dapat berdampakipada pertumbuhan dan
perkembangan balitaiseperti giziiburuk, kekurangan vitamin dan mineral, infeksi, dan gangguan
perkembangan selanjutnya. Hasil prasurvey menunjukkanicakupan kunjungan ke posyandu belum
mencapaiitarget hanya sebesar 58,67% dengan target sasaran 100%. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubunganikualitas pelayanan denganiKepatuhaniKunjunganiIbuibalita ke
PosyanduidiiWilayahiKerjaiPuskesmasiTiuhiToho KabupateniTulang Bawang Tahun 2023. Jenis
penelitianikuantitatifidenganipendekatanicrossisectional. iPopulasiiadalahiseluruhiibuiyang
memilikibalitaidanisampel adalah ibu balita diiwilayah kerja Puskesmas Tiuh Tohou dengan

1|
jumlah sampeliyang diambil 87 respondeniyang diambil dengan teknik proportional random
sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Cara pengumpulan data dengan
wawancara Analisa data menggunakaniunivariat danibivariat dengan analisisistatistik
menggunakanichiisquare. Hasil analisis univariat didapatkan sebanyak 59,8% ibu balita tidak patuh
dalam kunjungan ke posyandu. Hasiliujiimenunjukan ada hubungan yang signifikan antara kualitas
pelayanan posyandu (pivalue: 0,023; OR: 3,067), pelayanan kader (pivalue: 0,044; OR: 2,708),
kondisi fasilitas posyandu (pivalue: 0,009 dan OR: 3,619), dan kehadiran tenagaikesehatan (p
value: 0,023 dan OR: 3,152) dengan kunjunganiibu balita ke Posyandu. Pihak puskesmas
diharapkan melaksanakan pelatihan SOP dan pelatihan tentang pengelolaan posyandu kepada para
kader, memberikan jadwal rutin kepada tenaga kesehatan agar dapat rutin mengunjungi puskesmas
yang ada di wilayah kerjanya serta memberikan inventarisasiisaranaidaniprasaranaiyangiadaidi
posyanduiagar tetapisesuaiidengan standar.
Kata Kunci: kualitas pelayanan, pelayanan kader, kondisi fasilitas, kepatuhan kunjungan
ke posyandu

PENDAHULUAN
Posyandu balita bertujuan untuk memantau pertumbuhanidaniperkembangan anak,
memberikaniinformasi dan edukasiitentang kesehatan, mempromosikan kesehatan anak
dan ibu, serta mengidentifikasi masalah kesehatan yang mempengaruhi anak-anak di
masyarakat. iProgram ini juga bertujuaniuntukimeningkatkanipartisipasiimasyarakatidalam
pemantauan kesehatan anak balita dan memfasilitasi akses ke layanan kesehatan yang
dibutuhkan (Kemenkes, 2018).
Tidak terpantaunya pertumbuhan balita dapat berdampak buruk pada kesehatan dan
perkembangan anak. Jika pertumbuhan tidak optimal, maka dapat menyebabkan anak
mengalami masalah kesehatan seperti gizi buruk, kekurangan vitamin dan mineral, infeksi,
dan gangguan perkembangan. Selain itu, pertumbuhan yang tidak terpantau dengan baik
juga dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam belajar dan berinteraksi sosial
(Kemenkes, 2019).
Beberapa permasalahan terkait dengan tidak terpantaunya pertumbuhan balita
diantaranya yaitu kurangnya kesadaran dari masyarakat untukimembawaibalitanyaike
iposyandu secarairutinisetiap bulannya, meskipun program posyandu balita telah
berlangsung selama lebih dari tiga dekade, masih ada banyak tantangan yang dihadapi
dalam implementasinya selain dari kurangna kesadaran masyarakat juga terkiat dengan
kurangnya penyedian fasilitas pelayanan kesehatan yang ada, dukungan dari petugas
kesehatan, dan kurangnya dukungan dari pemerintah (Kemenkes, 2019).
Kurangnya kepatuhan ibuiuntukirutinimembawa bayi atau balitanyaikeiposyandu
memberikan dampak yang kurang menguntungkan bagi balita karena bayi dan balita
termasukisalahisatuikelompokiyang berisikoiterhadap masalahikesehatan. Kesehatanibalita
merupakanimasalah kesehatanimasyarakat yangipencegahannyaitidakihanyaidilakukan
secara medis. Gangguanikesehatan balitaimengakibatkaniadanya gangguanipertumbuhan
daniperkembanganiselanjutnya (Supriasa, 2018).
Menurut Kemenkes RI (2022), jumlah Posyandu di Indonesia sebanyak 296.777 yang
tersebaridiiseluruhiIndonesia. Terkait dengan kepatuhan ibu untuk memantau pertumbuhan
balitanya dengan berkunjung keiposyanduidapat dilihatidari cakupanipenimbanganibalita
di posyandu. Cakupan pengukuran berat anak kecil (D/S) merupakan tanda pengamatan
perkembangan bayi melalui pengukuran bulan ke bulan sesuai usianya. Jumlah balita yang
ditimbang (D/S) dapat menggambarkanijumlahikunjunganibalitaikeiPosyandu, iserta

2|
keterlibataniatauipartisipasiimasyarakat dan kinerja kader kesehatan dalamimengedukasi
masyarakat tentangipertumbuhan Posyandu.
Indikatoriyangimenggambarkanitingkat partisipasi masyarakatidalamikegiatan di
posyanduiadalah CakupaniD/S. Cakupan D/S di Indonesia padaitahun 2019 sebesar
68,37%, dan pada tahun 2020 mengalami kenaikan menjadi 61,3% dan untuk tahun 2021
sebesar 69% (Kemenkes RI, 2022). Berdasarkan data Provinsi Lampung diketahui data
cakupan D/S untuk tahun 2019 sebesar 53,52%, tahun 2020 sebesar 67,5% dan tahun 2021
sebesar 72,8%, walaupun data cakupan meningkatiakan tetapiibelumimencapaiitargetiyang
ditentukan sebesar 100%. Berdasarkan data Dinas KesehataniProvinsi Lampung terkait
cakupan D/S untuk Kabupaten Tulang Bawang tahun 2019 sebesar 68,37%, tahun 2020
sebesar 69,7% dan tahun 2021 secara umum hanya 70,8%%. Data ini lebih rendah jika
dibandingkan dengan beberapa Kabupaten di Lampung Tengah untuk tahun 2021 seperti
Kabupaten Tanggamus 89,9%, Kabupaten Lampung Selatan 81,9%, Kabupaten Lampung
Timur 84,3%, Kabupaten Way Kanan 77,5%, Kabupaten Pesawaran 79,2% dan Kabupaten
Lampung Utara 71,1% (Dinkes Provinsi Lampung, 2021). Puskesmas Tiuh Tohou menjadi
Puskesmas dengan cakupan terendah dibandingkan dengan 20 Puskesmas lain yang ada di
Kabupaten Tulang Bawang yaitu tahun 2019 sebesar 55,64%, tahun 2020 sebesar 56,30%
dan tahun 2021 secara umum hanya 57,25% dan untuk tahun 2022 masih terendah dengan
cakupan sebesar 58,67%, walaupun meningkatiakan tetapiibelum mencapaiitargetiyang
telahiditentukan sebesar 100%. Data tersebut lebih rendah dibandingkan dengan data
Puskesmas lain seperti Puskesmas Tulang Bawang 78,2%, Puskesmas Penawar Jaya
75,9%, Puskesmas Menggala 79,4% dan Puskesmas Rawa Jitu 65,8%. Data inilah yang
menjadikan wilayah Puskesmas Tiuh Toho menjadi lokasi yang akan diangkat menjadi
lokasi penelitian (Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang, 2021)
FaktoriyangimenjadiipenyebabirendahnyaikunjunganimasyarakatikeiPosyandu
disebabkan oleh beberapaifaktor yang mempengaruhiiperilaku masyarakat baik dari faktor
internalimaupunieksternal. Faktoriinternalimerupakan faktoriyang berasal dari ibu itu
sendiriiseperti pengetahuan, sikap, presepsi, dan kepercayaan/keyakinan atas posyandu itu
sendiri sedangkan faktor eksternal seperti kurangnya dukungan dari keluarga, fasilitas yang
kurang memadai, pelayanan kader yang kurang memuaskan, peran tenaga kesehatan
maupun dukungan pemerintah terkait posyandu balita (Astuti, 2017).
Berdasarkan beberapa studi terdahulu serta hasil survei singkat tergambar bahwa
beberapa faktor yang sering muncul menjadi alasan ibu kurang berminat untuk berkunjung
ke posyandu diantaranya yaitu kurang memuaskannya pelayanan yang diberikan kader,
kondisi fasilitas di posyandu yang baik dan kurang lengkap serta tenaga kesehatan atau
bidan yang tidak selalu ada di Posyandu (Marwati, E., Sari, I. P., & Rahmadani, F. 2019).
Kualitas pelayanan kader merupakan faktoripentingiyang dapatimempengaruhi
kunjunganike posyandu. Kaderimerupakaniujung tombak dari programiposyandu, yang
berperan sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke posyandu dan memfasilitasi
kegiatan posyandu. Oleh karena itu, kualitasipelayanan kader yangibaikidapat
mempengaruhiimotivasi oranitua untuk membawa anaknya ke posyandu (Wulandari et al.,
2019). Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antaraikualitas
pelayananikaderidenganikunjungan ke posyandu. Sebagai contoh, studi di Kabupaten Aceh
Utara menemukan bahwa kualitas pelayanan kader berpengaruh positif terhadap kunjungan
ke posyandu (Wulandari et al., 2019). Studi lain di Desa Harjosari, Kabupaten Lampung
Tengah, menunjukkan bahwa kualitas pelayanan kader berpengaruh signifikan terhadap
kunjungan balita ke posyandu (Saputra et al., 2018). Penelitian di Kecamatan Simpang
Empat, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, juga menunjukkan bahwa kualitas

3|
pelayanan kader berhubungan positif dengan kunjungan balita ke posyandu (Alkaff et al.,
2019).
Kehadiran tenaga kesehatan di posyandu jugaimerupakanifaktor penting yang
mempengaruhiikunjungan ke posyandu. Tenaga kesehatan seperti bidan atau perawat dapat
memberikanipelayananikesehatan kepadaimasyarakat, termasuk pemeriksaan kesehatan
dan pemberian imunisasi kepada anak-anak yang datang ke posyandu. Beberapa penelitian
menunjukkan adanya hubungan positif antara kehadiran tenaga kesehatan dengan
kunjungan ke posyandu diantaranya studi di Kabupaten Aceh Utara menemukan bahwa
kehadiran tenaga kesehatan berpengaruh positif terhadap kunjungan ke posyandu
(Wulandari et al., 2019). Penelitian di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, juga
menunjukkan bahwa kehadiran tenaga kesehatan di posyandu berpengaruh positif terhadap
kunjungan ke posyandu (Widayati et al., 2016). Studi di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur,
menemukan bahwa kehadiran tenaga kesehatan di posyandu berhubungan positif dengan
peningkatan jumlah kunjungan ke posyandu (Novianti et all., 2021).
Puskesmas Tiuh Toho adalahisalahisatu Puskesmas yang ada di KabupateniTulang
bawang yang memiliki capaian D/S rendah yaitu 59,46% pada tahun 2020 dan D/S pada
tahun 2021 adalah sebesar 59,89% dan pada tahun 2022 sebesar 58,67% sedangkan target
capaian yang harusnya di capai adalah 100%. Dari data tersebut diperoleh gambaran awal
dimana tingkat kunjungan ibu ke posyandu balita yang masih jauh dari target yang telah
ditetapkan sehingga diperlukan upaya untukimengetahuiifaktor apaisajaiyang terkait
dengan rendahnya kunjunganiibu ke posyanduibalita tersebut.

METODE
Jenis penelitian adalah analitik kuatitatif. Objek penelitian adalah kualitas
pelayanan dan Kepatuhan Kunjungan Ibu untuk penimbangan balita keiPosyandu. Populasi
dalamipenelitian ini adalah seluruhiibu yang memilikiibalita dengan jumlah kunjungan
sebanyak 985 ibu balitaidenganijumlahisampel sebanyak 67 respondeniyangidiambil
menggunakan teknik proportional random sampling. Penelitian dilakukan di seluruh
posyanduiyangiada di 5 desa diiwilayah kerjaiPuskesmasiTiuh Tohou pada bulan Juni
2023. Dataiyangidigunakaniadalah dataiprimer dengan instrumenipenelitian adalah lembar
kuisioneridan pengolahanidata dengan menggunakan rumus distrubusi frekuensi dan
analisa chi square menggunakan SPSS.

HASIL DAN PEMBAHASAN


UNIVARIAT
1. Kepatuhan Kunjungan IbuiBalita keiPosyandu
Tabel 1. DistribusiiFrekuensiiKepatuhan Kunjungan ibuiBalita keiPosyandu

Kunjungan Ibu Balita Frekuensi (n) Persentase (%)


Tidak patuh 52 59,8%
patuh 35 40,2%
Jumlah 87 100

Distribusiifrekuensi kepatuhanikunjungan ibu balitaike posyandu diiWilayahiKerja


Puskesmas Tiuh Tohou, sebagian besar tidak patuh sebanyak 52 ibu (59,8%).

4|
2. Kualitasipelayanan di Posyandu
Tabel 2. DistribusiiFrekuensiikualitas pelayananidi Posyandu
Kualitas Pelayanan Frekuensi (n) Persentase (%)
1. Pelayanan Posyandu
a. Kurang 44 50,6%
b. Baik 43 49,4%
Jumlah 87 100
2. Pelayanan kader
a. Kurang 45 53,1%
b. Baik 42 46,9%
Jumlah 87 100
3. Kondisi Fasilitas
a. Kurang 53 60,9%
b. Baik 34 39,1%
Jumlah 87 100
4. Kehadiran Nakes
a. Tidak rutin 39 44,8%
b. Rutin 48 55,2%
Jumlah 87 100

Distribusi frekuensi kualitas pelayanan posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh


Tohou yang menyatakan kualitas pelayanan kurang baik sebanyak 44 ibu (50,6%) dan
yang baik sebanyak 43 ibu (49,9%), Kualitas pelayanan kader yang kurang baik sebanyak
45 ibu (51,7%) dan yang menyatakan baik 42 ibu (46,9%), kondisi fasilitas yang
menyatakan kurang baik sebanyak 53 ibu (60,9%) dan yang menyatakan baik sebanyak 34
ibu (39,1%) dan untuk kunjungan tenaga kesehatan yang menyatakan tenaga kesehatan
rutin datang ke posyandu sebanyak 48 ibu (55,2%) dan yang menyatakan tidak rutin
sebanyak 39 ibu (44,8%).

BIVARIAT

1. Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu


Tabel 3. Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kunjungan Ibu Balita keiPosyandu
Kunjungan Ibu Balita
Total P value OR
Variabel Tidak Patuh Patuh
n % n % n %
Kualitas Pelayanan
Kurang 32 72,7 12 27,3 44 100
3.067
Baik 20 46,5 23 53,5 43 100 0,023
(1.254-7.498)
Total 52 59,8 35 40,2 87 100
Pelayanan Kader
Kurang 32 71,1 13 28,9 45 100
2,708
Baik 20 47,6 22 52,4 42 100 0,044
(1,118-6,557)
Total 52 59,8 35 40,2 87 100
Kondisi Fasilitas
Kurang 38 71,7 15 28,3 53 100
3,619
Baik 14 41,2 20 58,8 34 100 0,009
(1,460-8,869)
Total 52 59,8 35 40,2 87 100
Kehadiran Nakes
Tidak rutin 29 74,4 10 25,6 39 100
3,152
Rutin 23 47,9 25 52,1 48 100 0,023
(1,262-7,871)
Total 52 59,8 35 40,2 87 100

5|
Hasilianalisisihubungan kualitas pelayanan posyanduidengan kunjunganiibu balita ke
Posyanduidiperoleh hasil bahwa pada responden yang menyatakan kualitas pelayanan
kurang baik yang tidak patuh melakukan kunjungan sebanyak 32 ibu (72,7%), sedangkan
yang patuh melakukan kunjungan sebanyak 12 ibu (27,3%). Pada ibu yang menyatakan
kualitas pelayanan posyandu baik yang tidak patuh melakukan kunjungan sebanyak 20 ibu
(46,5%), dan yang patuh melakukan kunjungan sebanyak 23 ibu (53,5%). Berdasarkan uji
statistik diperoleh nilaiip value: 0,023 < α: 0,05 yang berartiihipotesis Haiditerima,
sehingga dapatidisimpulkaniada hubunganikualitas pelayanan posyandu denganikunjungan
ibuibalita keiPosyandu di WilayahiKerja Puskesmas Tiuh Tohou Kecamatan Menggala
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2023. NilaiiOR didapatkanisebesar 3,067 yang berarti
ibu yang mengangap pelayanan posyandu yang kurangibaik memilikiikecenderungan
3,067 kali lebih tinggi untuk tidak patuh melakukanikunjungan ke posyanduibalita
dibandingkanidengan ibuiyang menyatakan pelayanan posyandu sudah baik.
Hasil analisis hubungan pelayanan kader dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu
diperoleh hasil bahwa pada responden yang menyatakan pelayanan kader kurang baik yang
tidak patuh melakukan kunjungan sebanyak 32 ibu (71,1%), sedangkan yang patuh
melakukan kunjungan sebanyak 13 ibu (28,9%). Pada ibu yang menyatakan pelayanan
kader baik yang tidak patuh melakukan kunjungan sebanyak 20 ibu (47,6%), dan yang
patuh melakukan kunjungan sebanyak 22 ibu (52,4%). Berdasarkan uji statistikidiperoleh
nilaiip value: 0,044i<iα: 0,05 yangiberarti hipotesis Haiditerima, sehingga dapat
disimpulkan ada hubungan pelayanan kader denganikunjungan ibu balitaike Posyanduidi
WilayahiKerja Puskesmas Tiuh Toho Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang
Tahun 2023. NilaiiOR didapatkan sebesar 2,708 yang berarti ibu yang mengangap
pelayanan kader yang kurang baik memiliki kecenderungan 2,708 kali lebih tinggi untuk
tidak patuh melakukan kunjungan ke posyanduibalita dibandingkanidengan ibu yang
menyatakan pelayanan kader sudah baik.
Hasilianalisis hubunganikondisi fasilitas posyanduidengan kunjunganiibu balitaike
Posyandu diperoleh hasil bahwa pada responden yang menyatakan kondisi fasilitas kurang
baik yang tidak patuh melakukan kunjungan sebanyak 38 ibu (71,7%), sedangkan yang
patuh melakukan kunjungan sebanyak 15 ibu (28,3%). Pada ibu yang menyatakan kondisi
fasilitas posyandu baik yang tidak patuh melakukan kunjungan sebanyak 14 ibu (41,2%),
dan yang patuh melakukan kunjungan sebanyak 20 ibu (58,8%). Berdasarkan uji statistik
diperolehinilai pivalue: 0,009 < α: 0,05 yang berarti hipotesis Ha diterima, sehingga dapat
disimpulkan ada hubungan kondisi fasilitas posyandu denganikunjunganiibu balitaike
Posyanduidi WilayahiKerja PuskesmasiTiuh Toho Kecamatan Menggala Kabupaten
Tulang Bawang Tahun 2023. Nilai OR didapatkan sebesar 3,619 yang berarti ibu yang
mengangap kondisi fasilitas yang kurang baik memiliki kecenderungan 3,067 kali lebih
tinggi untuk tidak patuh melakukanikunjungan keiposyandu balita dibandingkanidengan
ibuiyang menyatakan kondisi fasilitas posyandu sudah baik.
Hasil analisis hubungan kehadiran tenaga kesehatan ke posyandu denganikunjungan
ibuibalita ke Posyandu diperoleh hasil bahwa pada responden yang menyatakan kunjungan
tenaga kesehatan tidak rutin yang tidak patuh melakukan kunjungan sebanyak 29 ibu
(74,7%), sedangkan yang patuh melakukan kunjungan sebanyak 10 ibu (25,6%). Pada ibu
yang menyatakan kunjungan tenaga kesehatan rutin yang tidak patuh melakukan
kunjungan sebanyak 23 ibu (47,9%), dan yang patuh melakukan kunjungan sebanyak 25
ibu (52,1%). Berdasarkan uji statistik diperoleh nilaiip value: 0,023 < α: 0,05 yang berarti
hipotesis Haiditerima, sehingga dapaidisimpulkan adaihubungan kunjunganitenaga
kesehatan keiposyandu denganikunjungan ibuibalita ke Posyanduidi Wilayah Kerja

6|
PuskesmasiTiuh Tohou Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2023.
Nilai OR didapatkan sebesar 3,152 yang berarti ibu yang menyatakan tenaga kesehatan
tidak rutin melakukan kunjungan ke posyandu memiliki kecenderungan 3,152 kali lebih
tinggi untuk tidak patuh melakukanikunjungan ke posyandu balita dibandingkanidengan
ibu yang menyatakan kunjungan tenaga kesehatan ke posyandu rutin.

PEMBAHASAN
1. HubunganiKualitasiPelayanan denganikepatuhan KunjunganiIbu balitaike
Posyandu
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh hasil bahwa pada ibu yang memnganggap
kualitas pelayanan posyandu kurang baik lebih banyak yang tidak patuh melakukan
kunjungan dibandingkan dengan yang mengangap kualitas pelayanan yang sudah baik.
Hasiliujiistatistik juga menunjukkanibahwa adaihubungan pelayanan posyanduidengan
kunjunganiibu balitaike Posyanduidi WilayahiKerja PuskesmasiTiuh TohouiKecamatan
Menggala Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2023. Selanjutnya juga diperoleh hasil bahwa
ibu yang mengangap pelayanan posyandu yang kurang baik memiliki kecenderungan lebih
tinggi untuk tidak patuh melakukan kunjungan ke posyandu balita dibandingkan dengan
ibu yang puas dengan pelayanan posyandu.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pelayanan posyandu terkait dengan
kepatuhan ibu melakukan kunjungan diantarnya penelitian Pitaloka dan Ryandini (2019)
terhadap ibu balita di Kelurahan Gedongombo Kecamatan Semanding dengan hasil yang
dapat disimpulkan semakinibaik pelayananiyang diberikanimaka semakin rutiniibu balita
dalamimengikuti kegiatan diiposyandu, sebaliknya semakinirendah pelayananiyang
diberikan makaisemakin tidakiaktif kunjungan ibuibalita dalam kegiatanidi posyandu (p
value < 0,05). Penelitian Lushinta dkk (2022) di wilayah kerja Puskesmas Sebulu dengan
hasil sebagian besar ibu yang menyatakan pelayanan poyandu baik aktif melakukan
kunjungan ke posyandu demikian pula sebaliknya sebagian besar ibu yang menyatakan
pelayaan posyandu kurang baik tidak aktif datang ke posyandu atau dengan kata lain ada
hubungan kualitas pelayanan posyandu dengan kunjungan ibu balita ke posyandu (p value;
0,004).
Hasil ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa kualitas pelayanan posyandu
juga mempengaruhi frekuensi kunjungan. Ibu yang merasa puas dengan kualitas pelayanan
posyandu dan merasa diperlakukan dengan baik cenderung lebih sering mengunjungi
posyandu (Kristina et al., 2019; Sulistyorini, 2020). Kualitas pelayanan yang baik di
Posyandu dapat mempengaruhi persepsi ibu tentang pelayanan yang diberikan. Jika ibu
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan, mereka cenderung lebih termotivasi untuk
kembali berkunjung ke Posyandu secara teratur. Kualitas pelayanan yang baik di Posyandu
juga melibatkan komunikasi yang efektif antara petugas kesehatan dan ibu. Jika petugas
kesehatan memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami tentang manfaat
kunjungan rutin ke Posyandu, ibu akan lebih memahami pentingnya kepatuhan dan merasa
termotivasi untuk melakukannya (Notoatmodjo, 2016).
Adanya hubunganiantara kualitasipelayananidengan kepatuhaniibu untuk melakukan
kunjungan keiposyandu tersebut terkait dengan kepuasan ibu atas pelayanan yang
diberikan sehingga mereka merasa manfaat dari pelaksanaan posyandu tersebut dapat
mereka dapatkan sepenuhnya, dimana hal ini akan memicu ibu untuk mendapatkan
kembali pelayanan yang baik tersebut dalam kegiatan posyandu berikutnya, sehingga perlu
upaya perbaikan pelayanan dengan pelatihan kepada petugas posyandu serta memberikan
tugas khusus kepada tenaga kesehatan di puskesmas sebagai pembina pelaksanaan posyadu
di wilayah kerjanya untuk rutin memberikan arahan kepada kader saat plaksanaan

7|
posyandu agar mereka dapat memberikan pelayanan sesuai standar pelaksanaan posyandu
sehingga dapat meningkatkan keterampilan kader dan menjadi standar pelaksanaan yang
baku di setiap posyandu.

2. Hubungan Pelayanan KaderiPosyandu dengan kepatuhan Kunjungan Ibuibalita


keiPosyandu
Berdasarkan hasil analisaidata diperoleh hasil bahwa pada ibu yang menganggap
pelayanan kader kurang baik memiliki persentase lebih tinggi untuk tidak patuh
dibandingkan dengan ibu yang menganggap pelayanan kader yang sudah baik. Hasil uji
statistik menunjukkan bahwa ada hubungan pelayanan kaderidengan kunjunganiibu balita
ke Posyanduidi WilayahiKerja Puskesmas Tiuh Tohou KecamataniMenggala Kabupaten
Tulang Bawang Tahun 2023. Diperoleh hasil juga bahwa ibu yang mengangap pelayanan
kader yang kurang baik memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk tidak patuh melakukan
kunjungan ke posyandu balita dibandingkanidengan ibuiyang puas dengan pelayanan
kader.
Beberapaipenelitian menunjukkan adanya hubungan positif antarikualitasipelayanan
kaderidenganikunjungan keiposyandu. Sebagai contoh, studi di Kabupaten Aceh Utara
menemukan bahwa kualitas pelayanan kader berpengaruh positif terhadap kunjungan ke
posyandu (Wulandari et al., 2019). Studi lain di Desa Harjosari, Kabupaten Lampung
Tengah, menunjukkan bahwa kualitas pelayanan kader berpengaruh signifikan terhadap
kunjungan balita ke posyandu (Saputra et al., 2018). Penelitian di Kecamatan Simpang
Empat, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, juga menunjukkan bahwaikualitas
pelayananikaderiberhubungan positif denganikunjungan balitaikeiposyandu (Alkaff et al.,
2019).
Kualitas pelayanan kader merupakan faktoripenting yang dapat mempengaruhi
kunjungan ke posyandu. Kader merupakan ujung tombak dari program posyandu, yang
berperan sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke posyandu dan memfasilitasi
kegiatan posyandu. Oleh karena itu, kualitas pelayanan kader yang baik dapat
mempengaruhi motivasi orang tua untuk membawa anaknya ke posyandu (Wulandari et
al., 2019). Peranikader yang terampilidan aktif akan mendapatirespon positif dari ibu-ibu
yang memilikiibalita sehinggaiibu-ibu balitaimau untukike posyandu (Rehing dkk, 2021)
Adanya hubunganiantara pelayanan yang diberikan kaderidengan kepatuhan ibu
berkunjung ke posyandu tersebut dapat juga terkait dengan kepuasan ibu atas pelayanan
yang mereka terima, pelayanan yang baik dari kader dapat menimbulkan persepsi yang
positif dari ibu akan manfaat dari kegiatan posyandu tersebut sehingga meningkatkan
motivasi ibu dalam berkunjungan ke posyandu. Berdasarkan hal tersebut maka perlu
dilakukan pelatihan secara rutin kepada kader guna meningkatkan kemampuan dalam
memberikan pelayanan kepada ibu-ibu yang datang keiposyandu.

3. HubunganiKondisi Fasilitas Posyanduidengan kepatuhan KunjunganiIbu balita


ke Posyandu
Berdasarkanihasil analisa data diperoleh hasil bahwa pada ibu yang menganggap
kondisi fasilitas di posyandu yang kurang baik dengan persentase yang lebih besar tidak
patuh melakukanikunjungan ke posyanduidibandingkan denganiibu yang menganggap
bahwa kondisi fasilitasidi posyandu yangibaik. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada
hubungan kondisi fasilitas posyanduidengan kunjunganiibu balita ke Posyanduidi Wilayah
KerjaiPuskesmas Tiuh Tohou Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang Tahun
2023. Nilai OR: 3,619 yang berarti ibu yang mengangap kondisi fasilitas posyandu yang
kurang baik memiliki kecenderungan 3,619 kali lebih tinggi untuk tidak patuhimelakukan

8|
kunjungan ke posyandu balita dibandingkanidengan ibuiyang mengangap kondisi fasilitas
posyandu baik.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara fasilitas di
posyanduidengan kunjunganikeiposyandu, diantaranya yaitu penelitian di Desa Harjosari,
Kabupaten Lampung Tengah, menunjukkan bahwa fasilitas posyandu berpengaruh
signifikan terhadap kunjungan balita ke posyandu (Saputra et al., 2018). Studi di
Kabupaten Aceh Utara juga menunjukkan bahwa kondisi fisik dan fasilitas posyandu
berpengaruh positif terhadap kunjungan ke posyandu (Wulandari et al., 2019). Penelitian di
Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, menunjukkan bahwa fasilitas posyandu seperti
ruangan yang nyaman dan toilet yang bersih berpengaruh positif terhadap kunjungan ke
posyandu (Widayati et al., 2016).
Fasilitas di posyandu juga merupakan faktor yang mempengaruhi kunjungan ke
posyandu. Fasilitas yang baik dan memadai dapat meningkatkan motivasi orang tua untuk
membawa anaknya ke posyandu. Salah satu penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa
kondisi fasilitas di Posyandu seperti adanya stadiometer untuk mengukur tinggi badan,
timbangan untuk mengukur berat badan, dan pita pengukur lingkar kepala pada anak dapat
meningkatkan kunjungan ke Posyandu. Hal ini dikarenakan kondisi fasilitas yang memadai
dapat memudahkan tenaga kesehatan dalam melakukan pengukuran pertumbuhan dan
perkembangan anak serta memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa kondisi fasilitas di Posyandu seperti ruangan yang
nyaman dan bersih, aksesibilitas yang baik, serta ketersediaan obat-obatan dan vitamin
dapat meningkatkan kepatuhan masyarakat untuk mengunjungi Posyandu
(Kusumawardani, R., & Yuniar, Y., 2018).
Adanya hubungan antara kondisi fasilitasiyang adaidi posyanduidengan kepatuhaniibu
dalam berkunjungike posyanduidapt disebabkan karena dari fasilitas di posyandu yang
memgang peran penting dalam pelaksanan fungsi pelayanan kesehatan, dengan kondisi
fasilitas yang baik ibu akan lebih yakin dengan pelayanan yang diberikan karena
menggunakan fasilitas yang memeng bermanfaat bagi pemantauan pertumbuhan dan
perkebangan kesehatan balitanya sehingga mereka akan rutin berkunjung untuk memantau
perkembangan dan pertumbuhaan balita dengan fasilitas yang mereka anggap baik
tersebut. Perawatan fasilitas yang ada di posyandu perlu dilakukan secara rutin setiap
bulannya serta dapat mengajukan permintaan kepada puskemas jika terdapat fasilitas yang
rusak sehingga pelayanan tidak terganggu akibat kurangnya fasilitas posyandu.

4. Hubungan KehadiraniTenaga Kesehatanidengan kepatuhan Kunjungan Ibu


balitaikeiPosyandu
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh hasil bahwa pda ibu yang menyatakan bahwa
tenaga kesehatan tidak rutin melakukan kunjungan ke posyandu memiliki persentase yang
lebih besar untuk tidak patuh melakukanikunjungan keiposyandu balita dibandingkan
denganiibu yang menyatakan tenaga kesehatan rutin melakukan kunjungan ke posyandu
Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan kehadiran tenaga kesehatan dengan
kunjungan ibu balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Tohou Kecamatan
Menggala Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2023. Nilai OR: 3,152 yang berarti ibu yang
mengangap kehadiran tenaga kesehatan yang tidak rutin memiliki kecenderungan 3,152
kali lebih tinggi untuk tidak patuh melakukanikunjungan keiposyandu balita dibandingkan
denganiibu yang menyatakan kehadiran tenaga kesehatan rutin.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara kehadiran tenaga
kesehatanidengan kunjunganike posyanduidiantaranya studi di Kabupaten Aceh Utara
menemukan bahwa kehadiran tenaga kesehatan berpengaruh positif terhadap kunjungan ke

9|
posyandu (Wulandari et al., 2019). Penelitian di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah,
juga menunjukkan bahwa kehadiran tenaga kesehatan di posyandu berpengaruh positif
terhadap kunjungan ke posyandu (Widayati et al., 2016). Studi di Kabupaten Sidoarjo,
Jawa Timur, menemukan bahwa kehadiran tenaga kesehatan di posyandu berhubungan
positif dengan peningkatan jumlah kunjungan ke posyandu (Novianti et al., 2021).
Kehadiran tenagaikesehatan di posyandu juga merupakanifaktor penting yang
mempengaruhi kunjungan ke posyandu. Tenaga kesehatan seperti bidan atau perawat dapat
memberikanipelayanan kesehatanikepada masyarakat, termasuk pemeriksaan kesehatan
dan pemberian imunisasi kepada anak-anak yang datang ke posyandu. Beberapa penelitian
menunjukkan adanya hubungan positif antara kehadiran tenaga kesehatan dengan
kunjungan ke posyandu diantaranya studi di Kabupaten Aceh Utara menemukan bahwa
kehadiran tenaga kesehatan berpengaruh positif terhadap kunjungan ke posyandu
(Wulandari et al., 2019).
Adanya hubunganiantara kehadiranitenaga kesehatan denagn kepatuhan ibu untuk
berkunjung ke posyandu tersebut terkait dengan keyakinan ibu akan informasi dan
tindakan yang diberikan oleh orang yang benar-benar berprofesi sebagai tenaga kesehatan
dibandingkan dengan hanya sekedar kader yang mereka anggap kurang berkompeten jika
dibandingan dengan tenaga kesehatan sehingga mereka akan lebih termotivasi untuk rutin
berkunjungan jika dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh tenaga kesehatan. Kehadiran
tenaga kesehatan dapat diwujudkan dengan memberikan jadwal rutin bagai tenaga
kesehatan untuk melakukan pembinaan ke posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Tiuh Tohou. Pihak puskesmas dapat memberikan tugas kepada para tenaga kesehatan yang
ada di wilayah kerjanya seperti bidan desa untuk rutin melakukan kunjungan ke posyandu
dengan memberikan jadwal tetap setiap bulannya.

KESIMPULAN
1. Distribusi frekuensi Kepatuhan Kunjungan ibu Balita ke Posyandu sebagian besar tidak
patuh sebanyak 52 ibu (59,8%).
2. Distribusiifrekuensi kualitasipelayanan terbanyak menyatakan pelayanan posyandu
kurang baik sebanyak 44 ibu (50,6%), pelayanan kader yang kurang baik sebanyak 45
ibu (51,7%), kondisi fasilitas yang kurang baik sebanyak 53 ibu (60,9%) dan tenaga
kesehatan rutin datang sebanyak 48 ibu (55,2%).
3. Ada hubungan kualitas pelayanan posyandu (p value: 0,023; OR: 3,067), pelayanan
kader (p value: 0,044; OR: 2,708), kondisi fasilitas posyandu (p value: 0,009; OR:
3,619) dan kehadiran tenaga kesehatan (p value: 0,023l OR: 3,152) dengan kunjungan
ibu balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tiuh Tohou Kabupaten Tulang
Bawang Tahun 2023.

SARAN
Bagi pihak puskesmas untuk dapat meningkatkan kunjungan ibu balita ke posyandu
dengan melakukan peningkatan dari berbagai aspek seperti yang diperoleh dari hasil
peneltiian ini meliputi:
1. Memberikan pelatihan secara rutin kepada para kader agar dapat meningkatkan kualitas
pelayanannya pada saat pelaksanaan posyandu dengan kegiatan update keterampilan di
posyandu dan pemberian informasi terkait dengan program-program kesehatan bagi ibu
dan balita secara rutin di jadwalkan minimal dalam satu bulan sekali, pelatihan tentang
pengelolaan posyandu agar keterampilan para tenaga kader dalam memberikan
pelayanan dapat lebih meningkat.

10 |
2. Memberikan jadwal Posyandu terbaru kepada para kader dan menginfokan kembali
kepada masyarakat apabila jadwal Posyandu berubah melalui media sosial WhatsApp
dan Facebook.
3. Melakukan inventarisasi terkait dengan kelengkapan fasilitas yang ada di setiap
posyandu agar ketersediaan fasilitas menjadi lebih lengkap dengan dengan kondfisi
yang layak dan standar untuk digunakan dalama pelayanan kesehatan yang ada di
posyandu.
4. Memberikan jadwal rutin kepada tenaga kesehatan terutama tenaga gizi yang ada di
puskesmas agar dapat rutin mengunjungi posyandu yang ada di wilayah kerjanya,
bahkan juga diperlukan diberikan sangsi jika terdapat tenaga kesehatan yang tidak
melakukan kunjungan tanpa disertai dengan keterangan yang jelas.

UCAPAN TERIMAKASIH
Saya sebagai peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada semua yang berperan
dalam penelitian ini terkhusus kepada pimpinan dan seluruh pegawai Puskesmas Tiuh
Toho dan yang bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini sehingga penelitian
ini dapat berjalan dengan lancar dan semoga kedepannya dapat bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA
Alkaff, M., Darmawati, S., & Suryanti, S. (2019). Hubungan antara Kualitas Pelayanan
Kader dan Fasilitas Posyandu dengan Kunjungan Balita di Kecamatan Simpang
Empat Kabupaten Sijunjung

Astuti. (2017). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Ibu dalam Kegiatan


Posyandu. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(2), 159-164.

Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang. (2021). Profil Kesehatan Kabupaten TulanG
bawnag Tahun 2021.

Faridah, dkk, (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Balita Ke


Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Kota Padang Tahun 2017. Jurnal
Ilmu Kesehatan (JIK) April 2018 Volume 2 Nomor 1 P-ISSN : 25.

Halimah dan Adista (2021). Hubungan kualitas pelayanan posyandu dengan minat
kunjungan ibu di posyandu Kemuning XII Desa Cibeber Cilegon. Jurnal Riset
Kebidanan Indonesia. Vol 5, No. 2, Desember 2021, pp. 180-183.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


67 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Pedoman Pengelolaan Pos


Pelayanan Terpadu (Posyandu). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Kajian Pembaruan Indikator Kinerja


Program Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.

11 |
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Pedoman Penyusunan Standar
Pelayanan Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Profil Kesehatan Indonesia Tahun


2021. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kusumawardani, R., & Yuniar, Y. (2018). Hubungan Kondisi Fasilitas dengan


Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu dan Balita. Jurnal Keperawatan, 10(1), 20-29.

Kusuma & Widayanti. (2020). Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu
di Kabupaten Pekalongan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 9(1), 8-16.

Lushinta dkk., (2022). Persepsi kualitas pelayanan posyandu dengan kunjungan Ibu balita
pada masa pandemi covid-19, Mahakam Midwifery Journal Vol 07 No. 1 Mei 2022

Marwati, E., Sari, I. P., & Rahmadani, F. (2019). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Kepatuhan Kunjungan Posyandu Balita di Desa Sukaresmi Kecamatan Cikajang
Kabupaten Garut. Jurnal Keperawatan Indonesia, 22(2), 83-92.

Notoatmodjo, Soekidjo., (2017), Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta:


Rineka Cipta.

Novianti, I., Widayati, A., & Setiyawan, H. (2021). Factors Affecting the Attendance of
Toddlers at Integrated Health Post (Posyandu) in Sidoarjo Regency. International
Journal of Public Health Science (IJPHS), 10(1), 1-6.
Pitaloka dan Ryandini, (2019). Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Posyandu
Terhadap Frekuensi Kunjungan Ibu Balita Di Posyandu VI Flamboyan Lingkungan
Kiring Kelurahan Gedongombo Kecamatan Semanding. Jurnal MIDPRO. Volume
11 No.2 Desember 2019.

Pratiwi, D. A., Widjanarko, B., & Wibowo, Y. A. (2019). Faktor yang Berhubungan
dengan Kunjungan Balita ke Posyandu di Kecamatan Rembang Kabupaten Pati.

Rolando, Jacobis. (2018). Faktor-faktor kualitas pelayanan pengaruhnya terhadap


kepuasan pasien rawat inap peserta jamkesmas di BLU RSUP Prof.dr. R.d. Kandou
Manado. Jurnal EMBA 619 Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 619-629.

Riadi. (2021). Kepatuhan (Obedience). Artikel kajian Pustaka diakses dari


https://www.kajianpustaka.com/2021/05/kepatuhan-obedience.html.

Ririn, I. S., Riyanto, S., & Sunaryo, S. (2021). The Effect of Service Quality on Posyandu
Cadres on Mother's Visit to Posyandu. International Journal of Health Sciences
(IJHS), 5(1), 11-20.

Saputra, A. D., Wulandari, E. R., & Raharjo, B. B. (2018). Faktor yang Berhubungan
dengan Kunjungan Balita ke Posyandu di Desa Harjosari, Kabupaten Lampung
Tengah.

12 |
Saputra, I., Subekti, S., & Anggriani, Y. (2018). The Influence of Posyandu Service Quality
on Toddler’s Visitation. Journal of Health Promotion and Behavior, 3(1), 37-44.

Sari, Chanif Kurnia, (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Balita di


Posyandu. Jurnal Keperawatan. Volume 13 Nomor 1, Maret 2021

Sari, D. K., Rakhmawati, T., & Setiawati, E. P. (2019). Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Kepatuhan Ibu dalam Mengikuti Program Posyandu di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai. Jurnal Keperawatan
Maternitas, 4(2), 142-151

Sulistyorini. (2020). Hubungan Persepsi Ibu tentang Posyandu dengan Perilaku


Kunjungan Balita ke Posyandu Mawar di Dusun Soragan Ngestiharjo Kasihan
Bantul Yogyakarta. Skripsi thesis, STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta.

Utomo, A. B., & Sumarni, S. (2019). Hubungan Faktor Kader dengan Kepatuhan
Kunjungan Posyandu. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 10(2), 145-154.

Widayati, A., Nugroho, W. T., & Kusuma, A. E. (2016). The Influence of Posyandu
Service Quality on Toddler’s Visitation in Purbalingga District. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (Journal of Public Health), 11(1), 57-65.

Wibowo, dkk (2021). Factors Affecting Mother Of Children Under Five Years Old’s
Activity To Posyandu. Journal of Applied Health Management and Technology Vol
3, No 3 (2021) 88-95

Wulandari dan Fitriahadi, (2021).Gambaran Kualitas Pelayanan Posyandu Balita di


Wilayah Kerja Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta. Jurnal Kebidanan – Vol 10,
No 1 (2021), 35-50

Wulandari, A., Perwitasari, D. A., & Kusnanto, H. (2019). Determinan Kunjungan


Posyandu Balita di Kabupaten Aceh Utara. International Journal of Health
Sciences (IJHS), 5(1), 11-20.

Yulianti, N. A., Wardhani, N. K., & Indarjo, M. A. (2019). Faktor yang Mempengaruhi
Kunjungan Posyandu Balita di Kabupaten Ngawi.

13 |

You might also like