You are on page 1of 6

Edukasi Masyarakat Sehat Sejahtera (EMaSS) : Jurnal Pengabdian

kepada Masyarakat
2656-0364 (Online)
Journal Homepage: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/EMaSS/index

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BAIK DAN


BENAR DI KELAS IBU BALITA DUSUN CIKIJING DESA SINDANGSARI
KABUPATEN PANGANDARAN TAHUN 2020

Siti Nurhalimah Amatilah*1, Atit Tajmiati 2, Herni Kurnia3


1,2,3
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Indonesia
*e-mail: sn06011998@gmail.com

ABSTRACT
ESSENCE Breastfeeding technique is one of the factors that influence milk production where if
breastfeeding technique is not right it can cause blisters and make mothers reluctant to breastfeed and
infants rarely breastfeed because babies are reluctant to breastfeed causing unfavorable, because
baby's sucking is very influential in stimulating further milk production, but often times mothers are less
informed about the benefits of breastfeeding and proper breastfeeding techniques (Roesli, 2011).
Participants in the toddler mothers class are mothers' study groups including nursing mothers who
have children aged 0-5 years. By grouping 0-1 years, 1-2 years, 2-5 years. The purpose of this activity
is after attending a health education for breastfeeding mothers in the Cikijing Hamlet, Sindangsari
Village to obtain knowledge and abilities of good and correct breastfeeding techniques through toddler
mother classes. The type of method used in this Final Project Report (LTA) is adult learning to know
the knowledge and abilities of good and correct breastfeeding techniques in toddler mother classes
through health education. And data collection is done through field observations and identification of
respondents. This activity lasted for 2 weeks with two meetings namely on February 22 and February
24, 2020 using the Pre-Test, Post-Test and Checklist with SAP media, leaflets and demonstrations using
baby dolls. The target of this activity is breastfeeding mothers who have babies aged 0-6 months with a
total of 10 people. Based on the results of the activities with the Pre-Test results obtained from 10
respondents in either category who carried out the correct breastfeeding technique as many as 1 person
(10%), enough categories were 3 people (30%) and less categories were 6 people (60%) . After being
given health education in breastfeeding techniques, all knowledge and ability to implement
breastfeeding mothers increased to 10 people (100%).

Keywords: Health Education, Breastfeeding, Good and Correct Breastfeeding Techniques, Toddler
Mother Class

ABSTRAK
Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI dimana bila teknik
menyusui tidak benar dapat menyebabkan putting lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui dan bayi
jarang menyusu karena bayi enggan menyusu berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya, namun sering kali ibu – ibu kurang
mendapatkan informasi tentang manfaat ASI dan teknik menyusui yang benar (Roesli, 2011). Peserta
kelas ibu balita adalah kelompok belajar ibu – ibu diantaranya ibu menyusui yang mempunyai anak
usia 0-5 tahun. Dengan pengelompokkan 0-1 tahun, 1-2 tahun, 2-5 tahun. Tujuan dari kegiatan ini
adalah setelah mengikuti pendidikan kesehatan kelompok ibu menyusui di Dusun Cikijing, Desa
Sindangsari memperoleh pengetahuan dan kemampuan teknik menyusui yang baik dan benar melalui
kelas ibu balita. Jenis metode yang dilakukan pada Laporan Tugas Akhir (LTA) ini adalah pembelajaran

Edukasi Masyarakat Sehat Sejahtera (EMaSS) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 Tahun 2020
orang dewasa untuk mengetahui pengetahuan dan kemampuan teknik menyusui yang baik dan benar di
kelas ibu balita melalui pendidikan kesehatan. Dan dilakukan pengumpulan data melalui observasi
lapangan dan identifikasi responden. Kegiatan ini berlangsung selama 2 minggu dengan dua kali
pertemuan yaitu pada tanggal 22 Februari dan 24 Februari 2020 dengan menggunakan instrument Pre-
Test , Post- Test dan Daftar Tilik dengan media SAP, leaflet dan demonstrasi dengan menggunakan
boneka bayi. Sasaran pada kegiatan ini adalah Ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan
dengan jumlah 10 orang. Berdasarkan hasil kegiatan dengan hasil Pre- Test yang diperoleh dari 10
responden pada kategori baik yang melakukan pelaksanaan teknik menyusui yang benar sebanyak 1
orang (10 %), kategori cukup sebanyak 3 orang (30 %) dan kategori kurang sebanyak 6 orang (60%) .
Setelah diberikan pendidikan kesehatan teknik menyusui yang benar semua pengetahuan dan kemamuan
pelaksanaan ibu menyusui meningkat menjadi 10 orang (100%)

Kata kunci : Pendidikan Kesehatan, ASI, Teknik Menyusui Yang Baik Dan Benar, Kelas Ibu Balita.

I. PENDAHULUAN
Proses pertumbuhan dan perkembangan bayi dipengaruhi oleh makanan yang diberikan pada
anak. Bayi yang mendapatkan ASI akan mempunyai status gizi yang baik serta mengalami
pertumbuhan yang optimal. Pertumbuhan yang optimal dapat dilihat dari penambahan berat badan,
tinngi badan maupun lingkar kepala sedangkan perkembangan yang optimal dapat dilihat dari adanya
peningkatan kemampuan motorik, psikomotor dan Bahasa ( Marni, 2012 ). WHO dan UNICEF
merekomendasikan bahwa semua bayi harus mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) secara ekslusif sejak
lahir sesegera mungkin sampai usia enam bulan. Pemberian ASI merupakan cara memberi makan yang
paling ideal untuk 4-6 bulan pertama sejak bayi dilahirkan karena ASI dapat memenuhi kebutuhan gizi
bayi dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. Masa
bayi merupakan masa terjadinya pertumbuhan yang pesat. Terutama pada 2 tahun pertama kehidupan.
Pertumbuhan yang pesat ini perlu mendapat dukungan dari asupan gizi yang baik (Kurni, Giri 2013 )
Berdasarkan Riskesdas tahun 2018 proporsi gizi buruk dan gizi kurang pada balita di Indonesia
mencapai 17, 7 % dengan gizi buruk 3, 9 % dan gizi kurang 13, 8%. Dan Provinsi Jawa Barat pada
tahun 2018 gizi buruk dan gizi kurang pada balita 14, 9%. Berdasarkan Data Dinas Kesehatan
Kabupaten Pangandaran tahun 2019 jumlah status gizi 0- 23 bulan, gizi baik 95, 5 %, gizi buruk 0,
19%, gizi kurang 1, 66%. Berdasarkan Jumlah Status Gizi 0 - 23 bulan di Puskesmas Cimerak pada
tahun 2019 gizi baik 47 %, gizi buruk 0, 51 %, gizi kurang 1, 10 %, dan gizi lebih 2, 55 %.
Berdasarkan Jumlah Status Gizi 0 – 23 bulan di Puskesmas Cimerak pada tahun 2019 status gizi
paling rendah yaitu Desa Sindangsari dengan gizi baik 48 %, gizi buruk 0, 84 %, gizi kurang 0, 84 %,
gizi lebih 4, 66 %.
Faktor yang mempengaruhi dalam pemberian ASI diantaranya usia, pendidikan, pengetahuan,
pekerjaan, dan paritas ibu ( Septia, 2012 ). Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi produksi ASI dimana bila teknik menyusui tidak benar dapat menyebabkan putting lecet
dan menjadikan ibu enggan menyusui dan bayi jarang menyusu karena bayi enggan menyusu berakibat
kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya, namun
sering kali ibu – ibu kurang mendapatkan informasi tentang manfaat ASI dan teknik menyusui yang
benar ( Roesli, 2011 ).
Menurut Kementerian kesehatan RI tahun 2019 Kelas ibu balita dirancang untuk dilaksanakan di
seluruh wilayah provinsi di Indonesia. Peserta kelas ibu balita adalah kelompok belajar ibu – ibu
diantaranya ibu menyusui yang mempunyai anak usia 0-5 tahun. Dengan pengelompokkan 0-1 tahun,
1-2 tahun, 2-5 tahun. Pelaksanaan kelas ibu dilaksanakan di (kecamatan, desa, kelurahan) dengan
melibatkan sejumlah unsur lokal seperti poskesdes, polindes, puskesmas, bidan, kader posyandu, tokoh
masyarakat. Dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dengan menggunakan
Buku KIA dalam mewujudkan tumbuh kembang balita optimal diantaranya meningkatkan kesadaran

Edukasi Masyarakat Sehat Sejahtera (EMaSS) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 Tahun 2020
pemberian ASI. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan Pendidikan
Kesehatan tentang teknik menyusui yang baik dan benar di kelas ibu balita Dusun Cikijing, Desa
Sindangsari, Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah Setelah mengikuti pendidikan kesehatan kelompok ibu
menyusui di Dusun Cikijing, Desa Sindangsari memperoleh pengetahuan dan kemampuan teknik
menyusui yang baik dan benar melalui kelas ibu balita. Manfaat dari penelitian ini adalah
meningkatkan pengetahuan Kelas Ibu balita tentang Teknik menyusui yang tepat untuk kesiapan
memberikan ASI pada bayinya
.

II. METODE
Metode yang akan digunakan adalah menggunakan metode Pembelajaran orang dewasa. Langkah
– langkah penggunaan metode pembelajaran orang dewasa dapat dilakukan sebagai berikut (Sudjana,
Djudju 2007) adalah membina keakraban antar peserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik,
mengidentifikasi kebutuhan belajar, sumber – sumber, dan hambatan yang mungkin terjadi dalam
pembelajaran, merumuskan tujuan pembelajaran, menyusun program pembelajaran, melaksanakan
program pembelajaran, mengevaluasi proses, hasil dan pengaruh pembelajaran. Tempat pelaksanaan
kegiatan di kelas ibu balita di Dusun Cikijing, Desa Sindangsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Pangandaran. Waktu pelaksanaan di kelas ibu balita dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 22 Februari
dan 24 Februari 2020 dengan 2 kali pertemuan dengan durasi 60 menit dan 120 menit. Subyek yang
terlibat keseluruhannya mengikuti dalam pemberian Pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui
yang baik dan benar adalah ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan dengan jumlah 10 orang
di Dusun Cikijing, Desa Sindangsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran. Perencanaan
persiapan, penyusunan (SAP), leaflet, demonstrasi teknik menyusui yang baik dan benar. Pelaksanaan
pertemuan ke-1 melakukan pengisian Pre-test tentang pengetahuan ibu mengenai definisi menyusui
yang baik dan benar, manfaat menyusui bagi ibu dan bayi dan langkah – langkah teknik. Pertemuan ke-
2 sebelum memberikan penyuluhan kesehatan tentang teknik menyusui yang benar dan demonstrasi
dengan menggunakan boneka bayi kemudian dilanjut pengisian Post-test. Evaluasi Pre test dalam
bentuk kuesioner yang berjumlah 20 pertanyaan pilihan ganda 1 kali sebelum pengkajian dan post test
1 kali setelah pengkajian dan daftar tilik Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya yang berjumlah 21
pertanyaan 1 kali sebelum pengkajian dan 1 kali sesudah pengkajian

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Laporan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan kemampuan teknik
menyusui yang baik dan benar serta untuk mengetahui tingkat pelaksanaan teknik menyusui yang baik
dan benar. Pengambilan dan pengumpulan data dilakukan di Dusun Cikijing, Desa Sindangsari,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran Tahun 2020 dengan mengumpulkan ibu menyusui.
Media yang digunakan SAP, pre test, post test, leaflet dan demonstrasi menggunakan boneka bayi
sebagai alat peraga dan evaluasi penatalaksanaan teknik menyusui dengan jumlah responden sebanyak
10 orang.

Edukasi Masyarakat Sehat Sejahtera (EMaSS) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 Tahun 2020
Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Pre-tes dan Post Test Tentang Pengetahuan Ibu Menyusui Sebelum dan
Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Teknik Menyusui Di Dusun Cikijing Desa Sindangsari
Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran

Sebelum Pendidikan Sesudah Pendidikan


Pengetahuan Kesehatan Kesehatan
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Baik 1 10% 10 100%
Cukup 3 30% 0 0
Kurang 6 60% 0 0
Jumlah 10 100% 10 100%

Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Pre-tes dan Post Test Gambaran Kemampuan Teknik Menyusui Di
Dusun Cikijing, Kecamatan Sindangsari Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Sebelum
dan Sesudah Dilakukan Pendidikan Kesehatan Teknik Menyusui yang Benar

Sebelum Pendidikan Sesudah Pendidikan


Kemampuan Teknik
Kesehatan Kesehatan
Menyusui
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Kompeten 2 20% 10 100%
Belum Kompeten 8 80% 0 0
Jumlah 10 100% 10 100%

Berdasarkan hasil yang sudah didapatkan dari pengetahuan Ibu sebelum dilakukan pendidikan
kesehatan mengenai teknik menyusui bahwa dari 10 sasaran, sebanyak 6 orang kurang pengetahuan, ibu
dengan pengetahuan cukup 3 orang dan yang pengetahuannya baik hanya 1 orang. Dan untuk
gambaran kemampuan teknik menyusui yang baik dan benar sebelum dilakukan pendidikan kesehatan
teknik menyusui bahwa dari 10 sasaran, sebanyak 8 orang belum kompeten, dan 2 orang yang
kompeten. Dan berdasarkan hasil pengetahuan dan gambaran kemampuan teknik menyusui dilihat dari
10 orang responden, setelah diberikan pendidikan kesehatan teknik menyusui yang benar semua
pengetahuan dan kemampuan ibu menyusui meningkat menjadi 10 orang (100%).

Gambar 1. Pendidikan Kesehatan Teknik Menyusui yang Baik dan Benar

Edukasi Masyarakat Sehat Sejahtera (EMaSS) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 Tahun 2020
Dilihat dari hasil nilai pre-test dan post-test tentang pengetahuan Ibu menyusui yang diberikan
pada 10 responden berupa pertanyaan pilihan ganda sebanyak 20 pertanyaan dengan nilai rata-rata pre-
test 58 % dan post-test 90, 5 % menunjukan adanya peningkatan dalam pengetahuan teknik menyusui
yang baik dan benar dapat dilihat dari sebelum dan sesudah diberikan Pendidikan kesehatan kesehatan
sebanyak 32, 5 %. Dilihat dari hasil nilai gambaran kemampuan teknik menyusui yang baik dan benar
sebelum dilakukan pendidikan kesehatan dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan Ibu menyusui
diminta untuk mempraktekkan teknik menyusui yang baik dan benar dengan jumlah 21 pertanyaan
yang diberikan pada 10 responden dengan nilai rata-rata pre-test 57,5 dan post-test 90, 2% menunjukan
adanya peningkatan dalam kemampuan teknik menyusui yang baik dan benar dapat dilihat dari sebelum
dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan kesehatan sebanyak 32, 7 %. Hal ini membuktikan bahwa
sebagian besar sasaran masih kurang pengetahuan pelaksanaan mengenai teknik menyusui yang benar,
maka dari itu pendidikan kesehatan mengenai teknik menyusui perlu diberikan kepada klien agar
mampu dan di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sering ibu mengalami masalah dalam hal
menyusui dikarenakan pengetahuannya yang kurang mengenai teknik menyusui, seperti cara
meletakkan payudara ketika menyusui, isapan bayi yang kurang tepat yang mengakibatkan nyeri
putting. Disamping itu ada beberapa yang mendapat perhatian ibu selain cara menyusui yang baik dan
benar yaitu pengetahuan gizi ibu, istirahat yang cukup dan pikiran tenang (Suradi, dkk, 2003). Puting
ibu menjadi lecet atau masuk ke dalam menjadi hambatan untuk proses memberikan ASI yang
berkurang hingga akhirnya bayi tidak mau menyusu pada puting ibu. Banyak dan sedikitnya kegagalan
adalah dikarenakan kesalahan dalam memposisikan dan meletakkan bayi ketika ibu ingin menyusui
atau kurangnya pengetahuan mengenai tehnik menyusui yang benar (Nasrin, 2014).
Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu tepat saat memberikan
ASI, yaitu dengan tanda-tanda antara lain berupa gerakan-gerakan memainkan mulut dan lidah atau
memainkan tangan di mulut, kepekaan terhadap waktu menyusui tidak cukup untuk keberhasilan
menyusui, kegagalan menyusui disebabkan oleh teknik dan posisi menyusui yang kurang tepat
(Perinasia, 2009).Pengetahuan tentang teknik menyusui harus dikuasai dengan benar, langkah - langkah
menyusui, cara pengamatan teknik menyusui dan lama frekuensi menyusui. Yang paling penting dari
teknik menyusui setelah tidak terdapat kendala dari ibu maupun bayi adalah lama dan frekuensi yang
tidak dijadwal sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi
akan menetukan sendiri kebutuhannya. (Creasoft,2008).
Berdasarkan pelaksanaan pendidikan kesehatan teknik menyusui yang dilakukan pada tanggal 22
Februari 2020, 24 Februari 2020 didapat faktor pendukung dan kendala. Faktor Pendukung adalah
adanya dukungan pembimbing dari pendidikan untuk melaksanakan pendidikan kesehatan teknik
menyusui yang benar pada ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan di Dusun Cikijing, Desa
Sindangasari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, adanya dukungan dari tokoh masyarakat
seperti Kepala Desa, Kepala Dusun, Rw, Bidan Desa dan Kader dalam kegiatan pendidikan kesehatan
teknik menyusui yang benar pada ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan, antusiasme ibu
dalam pelaksanaan memberikan pendidikan kesehatan teknik menyusui yang benar, sarana dan
Prasarana yang mendukung, dana yang tersedia. Kendala dalam kegiatan ini adalah menentukan waktu
pertemuan dalam pelaksaan kegiatan pendidikan pendidikan kesehatan teknik menyusui yang benar,
mengumpulkan sasaran dalam pelaksaan kegiatan pendidikan kesehatan teknik menyusui yang baik
dan benar

IV. SIMPULAN
Adapun proses kegiatan yang telah dilaksanakan, mendapatkan hasil sebagai berikut. Dilihat dari
hasil nilai pre-test dan post-test tentang pengetahuan Ibu menyusui yang diberikan pada 10 responden
berupa pertanyaan pilihan ganda sebanyak 20 pertanyaan dengan nilai rata-rata pre-test 58 % dan post-
test 90, 5 % menunjukan adanya peningkatan dalam pengetahuan teknik menyusui yang baik dan benar
Edukasi Masyarakat Sehat Sejahtera (EMaSS) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 Tahun 2020
dapat dilihat dari sebelum dan sesudah diberikan Pendidikan kesehatan kesehatan sebanyak 32, 5 %.
Dilihat dari hasil nilai gambaran kemampuan teknik menyusui yang baik dan benar sebelum dilakukan
pendidikan kesehatan dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan Ibu menyusui diminta untuk
mempraktekkan teknik menyusui yang baik dan benar dengan jumlah 21 pertanyaan yang diberikan
pada 10 responden dengan nilai rata-rata pre-test 57,5 dan post-test 90, 2% menunjukan adanya
peningkatan dalam kemampuan teknik menyusui yang baik dan benar dapat dilihat dari sebelum dan
sesudah diberikan Pendidikan kesehatan kesehatan sebanyak 32, 7 %

DAFTAR PUSTAKA
Betty Yosephin, dkk 2019. Buku pegangan petugas KUA : sebagai konselor 1000 HPK dalam
mengedukasi calon pengantin. Yogyakarta :Grup Penerbitan CV Budi utama.
Djami, dkk.2013. Frekuensi pemeriksaan kehamilan, konseling laktasi, dan pemberian Air Susu Ibu
Ekslusif. Bandung: fak. Kedokteran Univ. Padjajaran.
Effendi, Ferry Nursalam 2011. Pendidikan dalam Keperawatan.Salemba Medika.
Kurnia, Giri. Hubungan Pola Pemberian ASI Ekslusif Dengan Status Gizi Balita Usia 6- 24 Bulan Di
Kampung Kajanan Buleleng. Jurnal Sains Dan Teknologi . 2013
Kristiyanasari, Weni.2011. ASI, Menyusui dan SADARI. Muha Medika. Yogjakarta.
Maryunani, Anik 2012. Inisiasi menyusui dini, ASI ekslusif dan manajemen laktasi. Jakarta : Trans
Info Media.
Nasrin. 2014. Kampanye ASI untuk Generasi Unggul. (http://www.jurnal_nasional.com)
Nirwana, A. 2014. ASI dan susu formula. Nuha medika. Yogyakarta.
Notoatmodjo,S. 2012. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta.
Noelaka, Amos.2017. Landasan Pendidikan dasar pengenalan diri sendiri menuju perubahan hidup.
PT. Kharisma putra utama. Depok.
Perinasia. 2009. Manajemen Laktasi, Cetakan ke-4 Perkumpulan Perinatologi Indonesia. Jakarta
Prawirohardjo, dkk. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakata: YBP-SP
Rahayu, Puji anik 2016. Panduan praktikum keperawatan maternitas. Yogyakarta. Penerbit deepublish.
Roesli, U. 2011. Mengenal ASI ekslusif. Surabaya. Niaga Swadaya.
Roesli, Utami. 2013. Mengenal ASI Ekslusif . PT.Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Jakarta.
Septikasari,Majestika.2018. Status Gizi anak dan factor yang mempengaruhinya. UNY Press.
Yogyakarta.
Sulistyowati, Wiwit. 2011. Teknik Menyusui Yang Benar pada ibu primipara di desa gayaman
kecamatan mojoanyar kabupaten Mojokerto vol.3. No. 2 November 2011. Hospital Majapahit.
Suradi, dkk. 2003. Manajemen Laktasi. Jakarta : Perkumpulan Perinatologi Indonesia
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP - UPI. 2007. Ilmu dan aplikasi Pendidikan. PT. Imperial Bhakti
Utama. Bandung

Edukasi Masyarakat Sehat Sejahtera (EMaSS) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 Tahun 2020

You might also like