Professional Documents
Culture Documents
Megalea Rut Harikatang1, Mei Melysa Mardiyono2, Meisa Karisma Br Babo3, Lia
Kartika4, Prisca Adipertiwi Tahapary5
1
Fakultas Keperawatan, Universitas Pelita Harapan
Email: mharikatang@gmail.com
2
Fakultas Keperawatan, Universitas Pelita Harapan
Email: meimardiyono1@gmail.com
3
Fakultas Keperawatan, Universitas Pelita Harapan
Email: meisaginting@gmail.com
4
Fakultas Keperawatan, Universitas Pelita Harapan
Email: sarah.kartika@uph.edu
5
Fakultas Keperawatan, Universitas Pelita Harapan
Email: prisca.adipertiwi@uph.edu
ABSTRACT
Stunting is cronic condition where the lack of fulfillment of nutrition in children. The incidence of
stunting in Indonesia reached 30.8%. One factor related to stunting is the mother's knowledge. During
interviews in one village in Tangerang and surrounding areas, it was found that ten mothers did not yet
know about the meaning of stunting, two of whom had heard but did not know about stunting and eight of
whom had never heard of stunting. This study was conducted to determine the relationship of knowledge
and attitudes of mothers with the incidence of stunting toddlers in one village in Tangerang. This study
uses a quantitative method of correlational types. The population are mothers who have toddlers in one
village in Tangerang. The sampling technique used in this study is total sampling. The research
instrument used a questionnaire. The data analysis technique used is a bivariate analysis using the Chi-
Square test. Bivariate test results with chi-square stated there was no relationship between maternal
knowledge with the incidence of stunting (p = 1,000) and maternal attitudes with the incidence of stunting
(p = 0.786). Nurses have the responsibility to give a comprehensive education with various media to
enhance mothers’ knowledge of stunting. Further research is needed to identify different variables such as
perception, behavior, and parenting which can influence stunting. The effectiveness of nursing
independent interventions in the form of counseling or extra micronutrient feeding can also be
investigated to obtain the most effective interventions to prevent the occurrence of stunting.
76
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 1-14
77
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 1-14
78
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 76-
Tabel 2. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Tabel 5. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan
Balita Stunting di Satu Kelurahan di Kejadian Balita Stunting d di Satu Kelurahan
Tangerang di Tangerang
79
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 76-
Berdasarkan tabel 6, Hasil analisis Terhadap Kejadian Stunting pada Anak Baru
hubungan antara sikap ibu dengan kejadian Masuk Sekolah Dasar di Kecamatan
balita stunting. Ada sebanyak 19 (76,0%) Nanggalo yang mendapatkan hasil
ibu yang memiliki sikap negatif mempunyai responden paling banyak berusia 30-39
anak tidak stunting. Sedangkan diantara ibu tahun yaitu 147 ibu (63,4%) Pendidikan
yang memiliki sikap positif ada 28 ibu terakhir responden yang paling mendominasi
(82,4%) mempunyai anak tidak stunting. dalam penelitian ini adalah DIII/Sarjana/S2
Hasil uji Chi-Ssquare memperoleh yaitu 39 responden (66,1%). Hal ini
nilai p= 0,786. Hal ini menunjukkan tidak menunjukkan tingkat pendidikan ibu sudah
adanya hubungan antara sikap ibu dengan baik sehingga mudah untuk menerima
kejadian balita stunting di satu kelurahan di informasi dari luar.
Tangerang. Odd Ratio menunjukkan bahwa Menurut Lailatul & Ni’mah (2015) orang
ibu yang memiliki sikap negatif tentang yang memiliki tingkat pendidikan baik dapat
balita stunting mempunyai peluang 1,474 dengan mudah menerima informasi dan
kali memiliki balita tidak stunting. dapat memahami dengan baik informasi
yang diterima. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Anindita
4. PEMBAHASAN (2012) sebanyak 23 responden (69,7%)
a. Karakteristik Responden memiliki pendidikan tingkat lanjut dan
Temuan dalam penelitian ini penelitian yang dilakukan oleh Septamarini
menemukan bahwa mayoritas ibu berusia dkk (2019) sebanyak 23 responden (72,9%)
26-35 tahun yaitu sebanyak 43 responden memiliki tingkat pendidikan diploma.
(72,9%). Hal ini menunjukkan bahwa ibu- Namun penelitian ini tidak sejalan dengan
ibu yang memiliki balita lebih didominasi penelitian Rahmandiani dkk (2019)
oleh ibu-ibu yang berumur 26-35 tahun mendapatkan responden yang memiliki
karena pada umur tersebut seorang wanita pendidikan tertinggi adalah SMP yaitu
masih produktif untuk menghasilkan sebanyak 107 ibu (44,2%). Penelitian Basuki
keturunan dengan aman. Menurut penelitian & Uminingsih (2019) responden terbanyak
yang dilakukan oleh Susanti, et al. (2012) berpendidikan SMA yaitu 45 ibu (60%).
rentang usia 20-34 tahun merupakan usia Sedangkan penelitian yang dilakukan
produktif untuk hamil dan aman untuk oleh Pribadi dkk (2019) kebanyakan
kehamilan dan persalinan karena kualitas sel responden memiliki pendidikan tertinggi
telur yang baik dan meningkat kualitasnya yaitu SD sebanyak 24 responden (47,1%).
serta kualitas otot dinding rahim yang masih Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa
kuat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang mayoritas responden tidak memiliki
dilakukan oleh Rahmandiani et al. (2019) pekerjaan atau sebagai ibu rumah tangga
mengenai hubungan pengetahuan ibu yaitu sebanyak 34 responden (57,6%). Hal
tentang stunting dengan karakteristik sumber ini menunjukkan bahwa ibu-ibu tersebut
informasi di Desa Hegarmanah Kecamatan lebih fokus dalam membantu pekerjaan
Jatinangor Kabupaten Sumedang dimana rumah tangga, serta fokus dalam merawat
jumlah responden terbanyak adalah ibu yang anak dari pada bekerja di luar rumah.
berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak 130 Padahal ibu-ibu tersebut lebih banyak
responden (71,0%). Berbeda dengan lulusan dari perguruan tinggi dan masih
penelitian yang dilakukan Olsa et al. (2017) berada dalam usia produktif yang dapat
Hubungan Sikap dan Pengetahuan Ibu bekerja diluar rumah selain menjadi ibu
rumah tangga. Menurut Krisnawati,dkk
80
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 1-14
(2017) terdapat beberapa hal yang ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
melatarbelakangi seorang ibu yang lulusan oleh Illahi (2017) dimana responden
perguruan tinggi tetapi tetap memiliki untuk memiliki pendapatan dibawah UMR yaitu 34
menjadi ibu rumah tangga, yaitu : tidak responden (54,8%), selain itu juga penelitian
sanggup menjalankan peran ganda, memiliki yang dilakukan oleh Septamarini dkk (2019)
penilaian terhadap penghasilan perempuan mendapatkan hasil pendapatan responden
yang walaupun memiliki hal pendidikan dan dibawah UMR yaitu 17 responden (53,2%)
pengalaman serta keterampilan kerja namun dan penelitian yang dilakukan oleh Pribadi
tetap akan mendapatkan ladang pekerjaan dkk (2019) responden memiliki pendapatan
yang rendah, penghasilan suami sudah yang rendah sebanyak 19 responden
mencukupi, tidak diperbolehkan suami untuk (37,3%). Sedangkan hasil berbeda yang
bekerja, dan fokus merawat anak. Hal ini didapatkan dalam penelitian yang dilakukan
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2018), Anindita (2012) dan
oleh Setyowati (2018) sebanyak 21 Rahmad dan Miko (2016).
responden (61,8%) tidak memiliki pekerjaan Penelitian oleh Hapsari (2018)
dan penelitian yang dilakukan oleh Fauzi menunjukkan hasil yaitu sebagian besar
dkk (2020) sebanyak 87 responden (91,6%) responden memiliki pendapatan diatas UMR
sebagai ibu rumah tangga. Namun hasil yang sebanyak 38 responden (54,3%), penelitian
berbeda didapatkan dalam penelitian yang oleh Anindita (2012) sebanyak 20 responden
dilakukan oleh Rahmad & Miko (2016) (60,6%) pendapatan diatas UMR juga dan
dimana sebagian besar responden bekerja penelitian yang dilakukan oleh Rahmad dan
sebagai swasta yaitu 17 responden (50,0%) Miko (2016) mendapatkan hasil yang sama
dan penelitian yang dilakukan oleh Hasandi yaitu berpenghasilan tinggi sebanyak 39
dkk (2019) mendapatkan hasil terbanyak responden (81,2%).
responden bekerja sebagai petani yaitu 22
responden (42,3%). b. Pengetahuan Ibu
Dalam penelitian ini sebagian besar Sebagian besar responden memiliki
penghasilan ibu < 4.200.000 yaitu sebanyak pengetahuan yang tinggi atau baik tentang
38 responden (65,4%). Hal ini menunjukkan stunting yaitu sebanyak 33 responden (55,9).
bahwa penghasilan ibu-ibu tersebut lebih Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan
banyak masih berada di bawah nilai UMR di ibu sudah baik karena mayoritas pendidikan
daerah tersebut karena dapat dilihat bahwa tertinggi ibu dalam penelitian ini adalah
kebanyakan ibu-ibu tidak memilih untuk DIII/Sarjana/S2, seseorang yang
bekerja di luar rumah tetapi hanya menjadi berpendidikan S1 sudah terpapar dengan
ibu rumah tangga, walaupun memiliki cara memperoleh pengetahuan dengan
tingkat pendidikan yang sudah baik. Selain metodologi penelitian sehingga dapat
itu, penghasilan keluarga juga menentukan dengan mudah menerima dan mengelola
pemenuhan gizi dalam keluarga, karena informasi. Menurut Lailatul & Ni’mah
menurut Ngaisyah (2015) menjelaskan (2015) seorang ibu yang memiliki tingkat
bahwa tingkat sosial ekonomi seseorang pendidikan yang baik akan dengan mudah
mempengaruhi dalam pemenuhan gizi menerima dan memproses informasi yang
keluarga, pemilihan makanan tambahan, dan diterima dengan baik, sehingga akan
waktu pemberian makanan, serta kebiasaan mempengaruhi pola pikir dan sikap ibu
hidup sehat, jika hal ini terganggu maka tersebut terhadap sesuatu yang terjadi.
akan menyebabkan kurang gizi pada anak Beberapa penelitian sebelumnya yang
salah satunya dapat terjadinya stunting. Hal sama dengan penelitian kami adalah
81
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 1-14
penelitian Arnita dkk (2020), mendapatkan sikap terbentuk dari beberapa komponen
hasil tingkat pengetahuan ibu baik tentang diantaranya adalah kemampuan kognitif.
stunting pada penelitian sebanyak 57 Kognitif merupakan komponen sikap yang
responden (71,9%). Penelitian berfungsi untuk membuat penilaian kepada
Agustiningrum & Rokhanawatir (2016) suatu objek yang berasal dari luar yang akan
mendapatkan hasil 52 responden (57,1%) menghasilkan sebuah nilai yang akan
memiliki pengetahuan baik tentang stunting dikombinasi dari informasi yang telah
dan penelitian yang dilakukan oleh Olsa dkk diterima dan afektif merupakan perasaan
(2017) mendapatkan hasil terbanyak yang diberikan kepada suatu hal yang
responden memiliki tingkat pengetahuan diterima berdasarkan hasil penilaiannya. Hal
yang cukup yaitu 113 responden (48,7%). ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Sedangkan, terdapat beberapa penelitian oleh Olsa dkk (2017) yang mendapatkan
sebelumnya yang memberikan hasil hasil sebagian besar responden memiliki
bertentangan dengan hasil penelitian kami, sikap yang positif yaitu 128 responden
diantaranya penelitian Wulandari & Rahayu (55,2%), begitu juga dengan penelitian yang
(2019) yang dilakukan di Wilayah Kerja dilakukan oleh Arnita dkk (2020) yang
Puskesmas Kerkap Kabupaten Bengkulu mendapatkan hasil terbanyak yaitu sikap
Utara mendapatkan hasil 60 responden yang baik sebanyak 59 responden (67,8%)
(65,9%) memiliki pengetahuan rendah. dan penelitian yang dilakukan oleh
Penelitian Basuki dan Uminingsih (2019) Suryagustina dkk (2018) mendapatkan hasil
yang dilakukan di Sleman Yogyakarta sebanyak 20 responden (80%) memiliki
mendapatkan hasil 28 responden (37,3%) sikap yang baik.
memiliki pengetahuan yang rendah juga Sedangkan hasil yang berbeda
tentang stunting dan penelitian yang ditemukan dalam penelitian Nainggolan &
dilakukan oleh Ibrahim dan Faramita (2014) Zuraida (2012) mendapatkan hasil 82
mendapatkan hasil 98 responden (51,0%) responden (51,6%) memiliki sikap yang
memiliki pengetahuan yang kurang negatif dan 67 diantaranya memiliki balita
mengenai gizi dan stunting. dengan status gizi yang kurang. Begitu juga
dengan penelitian yang dilakukan oleh
c. Sikap Ibu Pratama & Zain (2013) yang mendapatkan
Lebih dari setengah responden memiliki hasil sebanyak 58 responden (54,7%)
sikap yang positif yaitu 34 responden memiliki sikap yang negatif dan 35
(57,6%). Sikap positif yang dimiliki ibu responden (33%) memiliki balita yang status
tidak terlepas dari pengetahuan atau gizinya kurang.
informasi yang telah diperoleh dan
pengetahuan yang dimiliki ibu sangatlah d. Kejadian Stunting
baik atau dalam kategori tinggi sehingga hal Sebagian besar responden tidak
tersebut membentuk sikap positif atau memiliki balita stunting yaitu sebanyak 47
penilaian ibu yang baik terhadap kejadian responden (79,7%). Hal ini disebabkan
stunting. Menurut Haines dkk (2018) Sikap karena pelayanan kesehatan salah satunya
ibu terhadap stunting adalah persepsi ibu posyandu yang sudah tersedia di daerah
mengenai dampak stunting terhadap balita tersebut dan mudah dijangkau oleh beberapa
yang dapat menghasilkan sikap positif atau ibu-ibu. Selain itu, tingkat ekonomi keluarga
negatif dari ibu berdasarkan informasi yang yang rata-rata mampu dalam memenuhi
diterima. Selain itu, menurut Gerungan WA kebutuhan nutrisi anak.
(2000) didalam Suharyat Yayat, (2009)
82
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 1-14
83
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 1-14
Hasil yang sama juga didapatkan dalam timbulnya keinginan untuk bertingkah laku
penelitian Arnita dkk (2020) mendapatkan atau bertindak terhadap suatu hal. Namun,
hasil p-value 0,373 sehingga disimpulkan sikap tidak selalu menghasilkan sebuah
tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tindakan karena dipengaruhi oleh seberapa
dengan upaya pencegahan stunting. Namun banyak pengalaman yang dialami seseorang.
hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Hal ini sejalan dengan penelitian yang
penelitian yang dilakukan oleh Irviana & dilakukan oleh Ramdaniati (2018) dengan
Faramita (2014), hasil penelitian hasil uji bivariat antara variabel sikap
menunjukkan bahwa terdapat hubungan dengan kejadian stunting didapatkan nilai p-
yang signifikan antara pengetahuan ibu value 0,455 sehingga disimpulkan bahwa
dengan kejadian stunting yang memperoleh tidak adanya hubungan antara sikap dengan
nilai (p=0,000) dengan kejadian stunting kejadian stunting.
anak usia 24-59 bulan di wilayah kerja Hasil yang berbeda didapatkan oleh
Puskesmas Barombong. Hasil tersebut Arnita dkk (2020), dengan hasil p-value
sejalan dengan penelitian yang dilakukan 0,030 sehingga disimpulkan terdapat
oleh Wulandari & Rahayu (2019) yang hubungan antara sikap ibu dengan upaya
menunjukkan bahwa ada hubungan antara pencegahan stunting pada balita di Wilayah
pengetahuan dengan kejadian stunting Kerja Puskesmas Simpang Kawat Kota
dengan nilai p-value (0,000) di Wilayah Jambi. Penelitian yang dilakukan oleh Olsa
Kerja Puskesmas Kerkap Kabupaten dkk (2017) mendapatkan hasil p-value 0,00
Bengkulu Utara. Begitu juga dengan hasil maka hal ini menunjukkan terdapat
penelitian yang dilakukan Nadhiroh dkk hubungan yang signifikan antara sikap ibu
(2010) yang menunjukkan ada kemaknaan dengan kejadian stunting.
hubungan antara pengetahuan ibu dengan
kejadian stunting pada balita (p=0,015) 5. SIMPULAN
dengan OR 3,877. Temuan dalam penelitian ini
Upaya pencegahan stunting dapat menyatakan bahwa tidak adanya hubungan
dicegah salah satunya dengan memiliki pola bermakna antara pengetahuan dan sikap ibu
asuh gizi yang baik. Studi terkini dari Astuty dengan kejadian balita stunting. Namun
dan Ginting (2019) menunjukkan adanya walaupun seperti itu, kondisi stunting anak
hubungan yang erat antara pendidikan ibu balita tetap harus menjadi perhatian dan
dengan pengetahuan ibu tentang pola asuh perlu dicegah. Stunting tidak semata-mata
gizi (p= 0,023) menunjukkan perawakan yang kerdil namun
juga menjadi kondisi yang mencemaskan
f. Hubungan Sikap Ibu dengan Kejadian karena pertumbuhan sel lain dan kinerja
Stunting belajar anak dapat menurun. Jika kondisi ini
Temuan dalam penelitian ini terus menerus berlangsung maka dapat
mendapatkan bahwa tidak terdapat menurunkan kualitas dan produktivitas masa
hubungan antara sikap ibu dengan kejadian depan warga negara Indonesia.
balita stunting (p= 0,786). Hal ini terjadi Peneliti merekomendasikan kepada
karena sikap yang dimiliki ibu tidak institusi pendidikan agar tetap memberikan
sebanding dengan tindakan atau tidak tentu edukasi kepada masyarakat terlebih
bahwa akan menghasilkan sebuah tindakan khususnya ibu perihal tentang stunting
yang sesuai. Menurut Ningsih dkk (2015) karena hasil dari penelitian ini masih
sikap merupakan respon yang masih belum menunjukkan terdapat kejadian stunting di
terbuka terhadap suatu stimulus dan satu kelurahan di Tangerang. Mahasiswa
84
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 1-14
86
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 1-14