You are on page 1of 13

Jurnal Mutiara Ners, 76-

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KEJADIAN


BALITA STUNTING DI SATU KELURAHAN DI TANGERANG

Megalea Rut Harikatang1, Mei Melysa Mardiyono2, Meisa Karisma Br Babo3, Lia
Kartika4, Prisca Adipertiwi Tahapary5
1
Fakultas Keperawatan, Universitas Pelita Harapan
Email: mharikatang@gmail.com
2
Fakultas Keperawatan, Universitas Pelita Harapan
Email: meimardiyono1@gmail.com
3
Fakultas Keperawatan, Universitas Pelita Harapan
Email: meisaginting@gmail.com
4
Fakultas Keperawatan, Universitas Pelita Harapan
Email: sarah.kartika@uph.edu
5
Fakultas Keperawatan, Universitas Pelita Harapan
Email: prisca.adipertiwi@uph.edu

ABSTRACT

Stunting is cronic condition where the lack of fulfillment of nutrition in children. The incidence of
stunting in Indonesia reached 30.8%. One factor related to stunting is the mother's knowledge. During
interviews in one village in Tangerang and surrounding areas, it was found that ten mothers did not yet
know about the meaning of stunting, two of whom had heard but did not know about stunting and eight of
whom had never heard of stunting. This study was conducted to determine the relationship of knowledge
and attitudes of mothers with the incidence of stunting toddlers in one village in Tangerang. This study
uses a quantitative method of correlational types. The population are mothers who have toddlers in one
village in Tangerang. The sampling technique used in this study is total sampling. The research
instrument used a questionnaire. The data analysis technique used is a bivariate analysis using the Chi-
Square test. Bivariate test results with chi-square stated there was no relationship between maternal
knowledge with the incidence of stunting (p = 1,000) and maternal attitudes with the incidence of stunting
(p = 0.786). Nurses have the responsibility to give a comprehensive education with various media to
enhance mothers’ knowledge of stunting. Further research is needed to identify different variables such as
perception, behavior, and parenting which can influence stunting. The effectiveness of nursing
independent interventions in the form of counseling or extra micronutrient feeding can also be
investigated to obtain the most effective interventions to prevent the occurrence of stunting.

Keywords: attitude; early childhood; mothers’ knowledge; stunting

1. PENDAHULUAN yang terjadi dapat dideteksi sedini mungkin


Balita merupakan suatu tahap dimana (Mitra 2015).
pertumbuhan dan perkembangan mengalami Salah satu gangguan tumbuh kembang
peningkatan yang pesat, masa ini sering anak ialah stunting. Stunting adalah kondisi
disebut Golden Age yaitu masa yang sangat balita yang memiliki ukuran badan pendek
penting untuk memperhatikan tumbuh dan tidak sesuai dengan umur yang
kembang anak sehingga jika ada kelainan disebabkan oleh kekurangan gizi dari ibu

76
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 1-14

maupun anak (Kementerian Kesehatan RI Tim Nasional Percepatan


2018). Penanggulangan Kemiskinan (2018)
Anak yang mengalami stunting dapat mencatat bahwa prevalensi stunting di
mengalami gangguan perkembangan fisik, Indonesia berada pada peringkat 108 dari
mental, kognitif dan intelektual sehingga 132 negara. Sebelumnya, Indonesia tercatat
anak tidak mampu belajar secara optimal. sebagai salah satu dari 17 negara yang
Anak stunting mempunyai kemampuan mengalami beban ganda gizi, baik kelebihan
kognitif yang rendah, jika tidak ditangani maupun kekurangan gizi. Di kawasan Asia
sebelum mencapai usia lima tahun dapat Tenggara, prevalensi stunting di Indonesia
berdampak sampai usia dewasa dan berisiko merupakan tertinggi kedua setelah Kamboja.
mengalami kematian, serta wanita dewasa Hasil Kementerian Kesehatan RI Badan
yang stunting berisiko melahirkan anak Penelitian dan Pengembangan (2018),
dengan BBLR (Suliastiningsih and Madi menunjukkan penurunan prevalensi stunting
2013). di tingkat nasional sebesar 6,4% selama
Faktor yang berhubungan dengan periode lima tahun, yaitu dari 37,2% (2013)
terjadinya stunting adalah kurangnya asupan menjadi 30,8% (2018). Tahun 2018, proporsi
gizi saat ibu mengandung, bayi tidak status gizi sangat pendek dan pendek
diberikan ASI Eksklusif pada enam bulan terhadap balita di Indonesia sebanyak 30,8
pertama dan MP-ASI, status sosio-ekonomi % sedangkan pada Banten sebanyak 28%.
yang rendah dalam keluarga, dan tingkat Wawancara awal terhadap sepuluh orang
pendidikan ibu (Nadhiroh et al. 2010). ibu yang memiliki anak balita di satu
Salah satu hal yang menjadi faktor kelurahan di Tangerang, Banten
terjadinya stunting terhadap balita adalah mendapatkan bahwa sepuluh orang ibu
tingkat pengetahuan keluarga mengenai masih belum mengetahui tentang stunting,
asupan gizi dan tingkat pendidikan dari dua diantaranya hanya pernah mendengar
orang tua yang mempengaruhi pola pikir tetapi tidak mengetahui pengertian stunting
(Mugianti et al. 2018). sedangkan delapan diantaranya belum
Orang tua memiliki peran penting dalam pernah mendengar dan mengetahui tentang
memenuhi gizi balita karena balita masih stunting.
membutuhkan perhatian khusus dalam Informasi dari kader turut pula terungkap
perkembangannya, lebih khususnya peran bahwa di kelurahan tersebut belum pernah
seorang ibu sebagai sosok yang paling sering dilakukan penelitian terkait stunting.
bersama dengan balita. Jika seorang ibu Berdasarkan hasil tersebut maka peneliti
memiliki pengetahuan yang baik tentunya tertarik untuk melakukan penelitian
akan mempengaruhi sikap yang baik juga mengenai hubungan pengetahuan dan sikap
dalam pemenuhan gizi balita (Olsa et al. ibu dengan kejadian balita stunting di satu
2017). kelurahan di Tangerang.
Stunting mulai dapat dikenali sejak anak
berusia 2 tahun karena pertumbuhan linear 2. METODE PENELITIAN
dan perkembangan otak yang pesat yang Metode penelitian yang digunakan dalam
terjadi di usia tersebut. Jika sudah berisiko penelitian ini adalah kuantitatif jenis
stunting, hal tersebut dapat dicegah segera korelasional. Penelitian ini dilaksanakan
karena sebelum usia lima tahun sudah sangat pada bulan April-Mei 2020.
sulit untuk memperbaiki stunting (Mugianti
et al. 2018).

77
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 1-14

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu- 3. HASIL


ibu yang memiliki balita di satu kelurahan di Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden
Tangerang. Teknik sampling yang di Satu Kelurahan di Tangerang
digunakan dalam penelitian ini adalah
incidental sampling. Kategori Frekuensi Persentase
Instrumen yang digunakan dalam (n) (%)
penelitian ini adalah kuesioner yang dibuat Usia ibu
dan diuji oleh peneliti sendiri yang Remaja akhir 6 10,2
mencakup variabel pengetahuan dan sikap Dewasa awal 43 72,9
ibu. Terdapat 13 butir pertanyaan yang valid Dewasa akhir 9 15,3
untuk mengukur variabel pengetahuan Lansia awal 0 0
dengan reliabilitas menggunakan Alpha Lansia akhir 1 1,7
Cronbach mencapai 0,821. Sedangkan untuk Pendidikan
variabel sikap, terdapat 9 butir pertanyaan tidak tamat 2 3,4
valid dengan reliabilitas menggunakan SD/ tamat SD
Alpha Chronbach mencapai 0,822. Peneliti tamat SMP 0 0
menentukan status gizi stunting dan tidak tamat SMA 18 30,5
stunting dengan menggunakan tabel standar DIII/ sarjana/ 39 66,1
Antropometri penilaian status gizi anak dari S2
Departemen Kesehatan. Balita dengan Z- Pekerjaan
score dibawah – 2 standar deviasi akan ibu
dikategorikan dalam kondisi stunting. Tidak bekerja/ 34 57,6
Penelitian ini menggunakan dua jenis ibu RT
analisis data yaitu univariat untuk Karyawan 25 42,4
mendapatkan data karakteristik responden, swasta/ PNS
gambaran pengetahuan ibu, gambaran sikap
Penghasilan
ibu dan gambaran kejadian stunting, dan < 4.200.000 38 65,4
bivariat dengan menggunakan teknik uji > 4.200.000 21 35,6
Chi-Square untuk mengetahui hubungan
pengetahuan ibu dan sikap ibu dengan
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa usia
kejadian stunting.
ibu mayoritas berada dalam kategori dewasa
Terkait situasi pandemi COVID-19,
proses pengambilan data konvensional awal (36-45 tahun) yaitu sebanyak 43
dialihkan menggunakan kuesioner daring. responden (72,9%). Sebagian besar tingkat
Penelit tetap memperhatikan hak responden pendidikan responden adalah lulusan DIII/
dan mempertimbangkan nilai etik dalam sarjana/ S2 yaitu 39 responden (66,1%).
proses pelaksanaannya. Penelitian ini telah Lebih dari setengah responden tidak bekerja/
dikaji dan dinyatakan lolos uji etik dari ibu RT yaitu sebanyak 34 responden
Komisi Etik Keperawatan Fakultas (57,6%). Sebagian besar penghasilan ibu
Keperawatan Universitas Pelita Harapan adalah < 4.200.000 yaitu sebanyak 38
dengan No. 050/KEP-FON/III/2020/rev1. responden (65,4%).

78
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 76-

Tabel 2. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Tabel 5. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan
Balita Stunting di Satu Kelurahan di Kejadian Balita Stunting d di Satu Kelurahan
Tangerang di Tangerang

Kategori Frekuensi Persentase Penge Kejadian Stunting Nilai OR


(n) (%) tahuan Stunting Tidak p
Tinggi 33 55,9 Stunting
Rendah 26 44,1 n % n %
Rendah 5 19,2 21 80,8
Total 59 100,0 Tinggi 7 21,2 26 82,4 1,000 1,47
Total 12 20,3 47 79,7
Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa
mayoritas responden memiliki pengetahuan Berdasarkan tabel 5, Hasil analisis
yang tinggi tentang balita stunting yaitu hubungan antara pengetahuan ibu dengan
sebanyak 33 responden (55,9%). kejadian balita stunting memperoleh bahwa
ada sebanyak 21 responden (80,8%) yang
Tabel 3. Gambaran Sikap Ibu tentang Balita berpengetahuan rendah tidak memiliki anak
Stunting di Satu Kelurahan di Tangerang stunting. Sedangkan diantara ibu yang
berpengetahuan tinggi ada 26 responden
Kategori Frekuensi Persentase (78,8%) yang tidak memiliki anak stunting.
(n) (%) Hasil uji Chi-Square memperoleh
Negatif 25 42,4 nilai p= 1,000. Hal ini menunjukkan tidak
Rendah 34 57,6 adanya hubungan antara pengetahuan ibu
Total 59 100,0 tentang balita stunting dengan kejadian
balita stunting di satu kelurahan di
Berdasarkan tabel 3, terlihat bahwa Tangerang. Di satu sisi, ibu yang memiliki
mayoritas responden memiliki sikap yang pengetahuan yang rendah tentang balita
positif tentang balita stunting yaitu sebanyak stunting mempunyai peluang 1,474 kali
34 responden (57,6%). memiliki balita tidak stunting. Hasil ini
dipaparkan dalam tabel 5.
Tabel 4. Gambaran Kejadian Balita Stunting
di Satu Kelurahan di Tangerang Tabel 6. Hubungan Sikap Ibu dengan
Kejadian Balita Stunting di Satu Kelurahan
Kategori Frekuensi Persentase di Tangerang
(n) (%)
Stunting 12 20,3 Sikap Kejadian Stunting Nilai OR
Tidak 47 79,7 Stunting Tidak P
Stunting Stunting
Total 59 100,0 n % n %
Negatif 6 24,0 19 76,0
Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa Positif 6 17,6 26 82,4 0,786 1,47
Total 12 20,3 47 79,7
mayoritas balita yang dimiliki responden
tidak masuk dalam kategori stunting yaitu
sebanyak 47 responden (79,7%).

79
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 76-

Berdasarkan tabel 6, Hasil analisis Terhadap Kejadian Stunting pada Anak Baru
hubungan antara sikap ibu dengan kejadian Masuk Sekolah Dasar di Kecamatan
balita stunting. Ada sebanyak 19 (76,0%) Nanggalo yang mendapatkan hasil
ibu yang memiliki sikap negatif mempunyai responden paling banyak berusia 30-39
anak tidak stunting. Sedangkan diantara ibu tahun yaitu 147 ibu (63,4%) Pendidikan
yang memiliki sikap positif ada 28 ibu terakhir responden yang paling mendominasi
(82,4%) mempunyai anak tidak stunting. dalam penelitian ini adalah DIII/Sarjana/S2
Hasil uji Chi-Ssquare memperoleh yaitu 39 responden (66,1%). Hal ini
nilai p= 0,786. Hal ini menunjukkan tidak menunjukkan tingkat pendidikan ibu sudah
adanya hubungan antara sikap ibu dengan baik sehingga mudah untuk menerima
kejadian balita stunting di satu kelurahan di informasi dari luar.
Tangerang. Odd Ratio menunjukkan bahwa Menurut Lailatul & Ni’mah (2015) orang
ibu yang memiliki sikap negatif tentang yang memiliki tingkat pendidikan baik dapat
balita stunting mempunyai peluang 1,474 dengan mudah menerima informasi dan
kali memiliki balita tidak stunting. dapat memahami dengan baik informasi
yang diterima. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Anindita
4. PEMBAHASAN (2012) sebanyak 23 responden (69,7%)
a. Karakteristik Responden memiliki pendidikan tingkat lanjut dan
Temuan dalam penelitian ini penelitian yang dilakukan oleh Septamarini
menemukan bahwa mayoritas ibu berusia dkk (2019) sebanyak 23 responden (72,9%)
26-35 tahun yaitu sebanyak 43 responden memiliki tingkat pendidikan diploma.
(72,9%). Hal ini menunjukkan bahwa ibu- Namun penelitian ini tidak sejalan dengan
ibu yang memiliki balita lebih didominasi penelitian Rahmandiani dkk (2019)
oleh ibu-ibu yang berumur 26-35 tahun mendapatkan responden yang memiliki
karena pada umur tersebut seorang wanita pendidikan tertinggi adalah SMP yaitu
masih produktif untuk menghasilkan sebanyak 107 ibu (44,2%). Penelitian Basuki
keturunan dengan aman. Menurut penelitian & Uminingsih (2019) responden terbanyak
yang dilakukan oleh Susanti, et al. (2012) berpendidikan SMA yaitu 45 ibu (60%).
rentang usia 20-34 tahun merupakan usia Sedangkan penelitian yang dilakukan
produktif untuk hamil dan aman untuk oleh Pribadi dkk (2019) kebanyakan
kehamilan dan persalinan karena kualitas sel responden memiliki pendidikan tertinggi
telur yang baik dan meningkat kualitasnya yaitu SD sebanyak 24 responden (47,1%).
serta kualitas otot dinding rahim yang masih Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa
kuat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang mayoritas responden tidak memiliki
dilakukan oleh Rahmandiani et al. (2019) pekerjaan atau sebagai ibu rumah tangga
mengenai hubungan pengetahuan ibu yaitu sebanyak 34 responden (57,6%). Hal
tentang stunting dengan karakteristik sumber ini menunjukkan bahwa ibu-ibu tersebut
informasi di Desa Hegarmanah Kecamatan lebih fokus dalam membantu pekerjaan
Jatinangor Kabupaten Sumedang dimana rumah tangga, serta fokus dalam merawat
jumlah responden terbanyak adalah ibu yang anak dari pada bekerja di luar rumah.
berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak 130 Padahal ibu-ibu tersebut lebih banyak
responden (71,0%). Berbeda dengan lulusan dari perguruan tinggi dan masih
penelitian yang dilakukan Olsa et al. (2017) berada dalam usia produktif yang dapat
Hubungan Sikap dan Pengetahuan Ibu bekerja diluar rumah selain menjadi ibu
rumah tangga. Menurut Krisnawati,dkk
80
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 1-14

(2017) terdapat beberapa hal yang ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
melatarbelakangi seorang ibu yang lulusan oleh Illahi (2017) dimana responden
perguruan tinggi tetapi tetap memiliki untuk memiliki pendapatan dibawah UMR yaitu 34
menjadi ibu rumah tangga, yaitu : tidak responden (54,8%), selain itu juga penelitian
sanggup menjalankan peran ganda, memiliki yang dilakukan oleh Septamarini dkk (2019)
penilaian terhadap penghasilan perempuan mendapatkan hasil pendapatan responden
yang walaupun memiliki hal pendidikan dan dibawah UMR yaitu 17 responden (53,2%)
pengalaman serta keterampilan kerja namun dan penelitian yang dilakukan oleh Pribadi
tetap akan mendapatkan ladang pekerjaan dkk (2019) responden memiliki pendapatan
yang rendah, penghasilan suami sudah yang rendah sebanyak 19 responden
mencukupi, tidak diperbolehkan suami untuk (37,3%). Sedangkan hasil berbeda yang
bekerja, dan fokus merawat anak. Hal ini didapatkan dalam penelitian yang dilakukan
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2018), Anindita (2012) dan
oleh Setyowati (2018) sebanyak 21 Rahmad dan Miko (2016).
responden (61,8%) tidak memiliki pekerjaan Penelitian oleh Hapsari (2018)
dan penelitian yang dilakukan oleh Fauzi menunjukkan hasil yaitu sebagian besar
dkk (2020) sebanyak 87 responden (91,6%) responden memiliki pendapatan diatas UMR
sebagai ibu rumah tangga. Namun hasil yang sebanyak 38 responden (54,3%), penelitian
berbeda didapatkan dalam penelitian yang oleh Anindita (2012) sebanyak 20 responden
dilakukan oleh Rahmad & Miko (2016) (60,6%) pendapatan diatas UMR juga dan
dimana sebagian besar responden bekerja penelitian yang dilakukan oleh Rahmad dan
sebagai swasta yaitu 17 responden (50,0%) Miko (2016) mendapatkan hasil yang sama
dan penelitian yang dilakukan oleh Hasandi yaitu berpenghasilan tinggi sebanyak 39
dkk (2019) mendapatkan hasil terbanyak responden (81,2%).
responden bekerja sebagai petani yaitu 22
responden (42,3%). b. Pengetahuan Ibu
Dalam penelitian ini sebagian besar Sebagian besar responden memiliki
penghasilan ibu < 4.200.000 yaitu sebanyak pengetahuan yang tinggi atau baik tentang
38 responden (65,4%). Hal ini menunjukkan stunting yaitu sebanyak 33 responden (55,9).
bahwa penghasilan ibu-ibu tersebut lebih Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan
banyak masih berada di bawah nilai UMR di ibu sudah baik karena mayoritas pendidikan
daerah tersebut karena dapat dilihat bahwa tertinggi ibu dalam penelitian ini adalah
kebanyakan ibu-ibu tidak memilih untuk DIII/Sarjana/S2, seseorang yang
bekerja di luar rumah tetapi hanya menjadi berpendidikan S1 sudah terpapar dengan
ibu rumah tangga, walaupun memiliki cara memperoleh pengetahuan dengan
tingkat pendidikan yang sudah baik. Selain metodologi penelitian sehingga dapat
itu, penghasilan keluarga juga menentukan dengan mudah menerima dan mengelola
pemenuhan gizi dalam keluarga, karena informasi. Menurut Lailatul & Ni’mah
menurut Ngaisyah (2015) menjelaskan (2015) seorang ibu yang memiliki tingkat
bahwa tingkat sosial ekonomi seseorang pendidikan yang baik akan dengan mudah
mempengaruhi dalam pemenuhan gizi menerima dan memproses informasi yang
keluarga, pemilihan makanan tambahan, dan diterima dengan baik, sehingga akan
waktu pemberian makanan, serta kebiasaan mempengaruhi pola pikir dan sikap ibu
hidup sehat, jika hal ini terganggu maka tersebut terhadap sesuatu yang terjadi.
akan menyebabkan kurang gizi pada anak Beberapa penelitian sebelumnya yang
salah satunya dapat terjadinya stunting. Hal sama dengan penelitian kami adalah
81
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 1-14

penelitian Arnita dkk (2020), mendapatkan sikap terbentuk dari beberapa komponen
hasil tingkat pengetahuan ibu baik tentang diantaranya adalah kemampuan kognitif.
stunting pada penelitian sebanyak 57 Kognitif merupakan komponen sikap yang
responden (71,9%). Penelitian berfungsi untuk membuat penilaian kepada
Agustiningrum & Rokhanawatir (2016) suatu objek yang berasal dari luar yang akan
mendapatkan hasil 52 responden (57,1%) menghasilkan sebuah nilai yang akan
memiliki pengetahuan baik tentang stunting dikombinasi dari informasi yang telah
dan penelitian yang dilakukan oleh Olsa dkk diterima dan afektif merupakan perasaan
(2017) mendapatkan hasil terbanyak yang diberikan kepada suatu hal yang
responden memiliki tingkat pengetahuan diterima berdasarkan hasil penilaiannya. Hal
yang cukup yaitu 113 responden (48,7%). ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Sedangkan, terdapat beberapa penelitian oleh Olsa dkk (2017) yang mendapatkan
sebelumnya yang memberikan hasil hasil sebagian besar responden memiliki
bertentangan dengan hasil penelitian kami, sikap yang positif yaitu 128 responden
diantaranya penelitian Wulandari & Rahayu (55,2%), begitu juga dengan penelitian yang
(2019) yang dilakukan di Wilayah Kerja dilakukan oleh Arnita dkk (2020) yang
Puskesmas Kerkap Kabupaten Bengkulu mendapatkan hasil terbanyak yaitu sikap
Utara mendapatkan hasil 60 responden yang baik sebanyak 59 responden (67,8%)
(65,9%) memiliki pengetahuan rendah. dan penelitian yang dilakukan oleh
Penelitian Basuki dan Uminingsih (2019) Suryagustina dkk (2018) mendapatkan hasil
yang dilakukan di Sleman Yogyakarta sebanyak 20 responden (80%) memiliki
mendapatkan hasil 28 responden (37,3%) sikap yang baik.
memiliki pengetahuan yang rendah juga Sedangkan hasil yang berbeda
tentang stunting dan penelitian yang ditemukan dalam penelitian Nainggolan &
dilakukan oleh Ibrahim dan Faramita (2014) Zuraida (2012) mendapatkan hasil 82
mendapatkan hasil 98 responden (51,0%) responden (51,6%) memiliki sikap yang
memiliki pengetahuan yang kurang negatif dan 67 diantaranya memiliki balita
mengenai gizi dan stunting. dengan status gizi yang kurang. Begitu juga
dengan penelitian yang dilakukan oleh
c. Sikap Ibu Pratama & Zain (2013) yang mendapatkan
Lebih dari setengah responden memiliki hasil sebanyak 58 responden (54,7%)
sikap yang positif yaitu 34 responden memiliki sikap yang negatif dan 35
(57,6%). Sikap positif yang dimiliki ibu responden (33%) memiliki balita yang status
tidak terlepas dari pengetahuan atau gizinya kurang.
informasi yang telah diperoleh dan
pengetahuan yang dimiliki ibu sangatlah d. Kejadian Stunting
baik atau dalam kategori tinggi sehingga hal Sebagian besar responden tidak
tersebut membentuk sikap positif atau memiliki balita stunting yaitu sebanyak 47
penilaian ibu yang baik terhadap kejadian responden (79,7%). Hal ini disebabkan
stunting. Menurut Haines dkk (2018) Sikap karena pelayanan kesehatan salah satunya
ibu terhadap stunting adalah persepsi ibu posyandu yang sudah tersedia di daerah
mengenai dampak stunting terhadap balita tersebut dan mudah dijangkau oleh beberapa
yang dapat menghasilkan sikap positif atau ibu-ibu. Selain itu, tingkat ekonomi keluarga
negatif dari ibu berdasarkan informasi yang yang rata-rata mampu dalam memenuhi
diterima. Selain itu, menurut Gerungan WA kebutuhan nutrisi anak.
(2000) didalam Suharyat Yayat, (2009)
82
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 1-14

Menurut Sartika (2017) pemanfaatan e. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan


pelayanan kesehatan yang tersedia salah Kejadian Stunting
satunya posyandu sangat membantu untuk Hasil uji Chi-Square menunjukkan
mendeteksi pertumbuhan dan perkembangan bahwa tidak terdapat hubungan antara
anak. Ada beberapa faktor yang dapat pengetahuan ibu dengan kejadian balita
mempengaruhi seorang ibu untuk pergi ke stunting dengan hasil p=1,000 dengan OR
posyandu diantaranya, terbatasnya akses, 1,474. Peneliti berasumsi karena mayoritas
tidak tersedianya layanan kesehatan, dan ibu adalah lulusan perguruan tinggi DII
status ekonomi keluarga. Jika ibu tidak rutin maupun sarjana, sehingga memiliki
dalam mengunjungi posyandu dapat kesempatan lebih dalam menerima informasi
mengakibatkan keterlambatan dalam dan memahami dengan baik sehingga ibu-
mengidentifikasi perrtumbuhan dan ibu tersebut memiliki tingkat pengetahuan
perkembangan anak. Hasil penelitian ini yang tinggi mengenai stunting. Namun,
sejalan dengan penelitian yang dilakukan dengan adanya pengetahuan yang baik atau
oleh Fitri (2018) di Puskesmas Lima Puluh tingkat pendidikan yang sudah baik tidak
Pekanbaru yang mendapatkan hasil dapat menjamin bagaimana pola hidup
sebanyak 50 responden (66,7%) tidak masuk seseorang dan tidak dapat menjamin sikap
dalam kategori stunting, hasil yang sama maupun perilaku yang baik. Jika
juga didapatkan dalam penelitian yang pengetahuan ibu baik namun kondisi
dilakukan oleh Ibrahim dkk (2019) di ekonominya tidak mendukung maka tidak
Puskesmas Kerkap Kabupaten Bengkulu seimbang dalam menerapkan pola hidup
Utara yang mendapatkan hasil 80 responden, sehat.
sebanyak 53 responden (66,3%) tidak Menurut Apriani (2018) menjelaskan
stunting. Begitu juga dengan hasil penelitian bahwa ibu yang memiliki pendidikan tinggi
yang dilakukan oleh Illahi (2017) akan mudah dalam menerima dan
mendapatkan hasil yaitu mayoritas memahami informasi yang diberikan
responden masuk dalam kategori tidak khususnya dalam memilih makanan yang
stunting, sebanyak 44 responden (71,0%). bergizi, namun untuk memperoleh bahan
Hasil yang berbeda didapatkan dalam pangan yang bergizi dipengaruhi juga oleh
penelitian yang dilakukan oleh Anindita status ekonomi keluarga atau kemampuan
(2012) di Kecamatan Tembalang Kota keluarga dalam membeli bahan pangan yang
Semarang dimana mendapatkan hasil bergizi. Sehingga, dengan memiliki
sebanyak 26 responden (78,8%) masuk pekerjaan yang baik saja, pengetahuan yang
dalam kategori pendek dan 7 responden baik saja, atau pendapat yang sudah bagus
(21,2%) dalam kategori sangat pendek. belum dapat menentukan tingkat kesehatan
Penelitian yang dilakukan oleh Basuki & dari seseorang, jadi harus seimbang antara
Uminingsih (2019) mendapatkan hasil hal-hal tersebut. Hasil penelitian ini sejalan
sebanyak 51 responden (68,0%) masuk dengan penelitian yang dilakukan oleh
dalam kategori stunting, dan hasil dari Rifiana & Agustina (2018) nilai ρ –value
penelitian yang dilakukan oleh Dewi & 0,760 lebih besar dari nilai α 0,05 (ρ > α)
Mu’minah (2020) mendapatkan hasil bahwa dengan OR 1,150 yang berarti tidak ada
44 responden (77,2%) masuk dalam kategori hubungan antara pengetahuan ibu dengan
stunting. kejadian balita stunting.

83
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 1-14

Hasil yang sama juga didapatkan dalam timbulnya keinginan untuk bertingkah laku
penelitian Arnita dkk (2020) mendapatkan atau bertindak terhadap suatu hal. Namun,
hasil p-value 0,373 sehingga disimpulkan sikap tidak selalu menghasilkan sebuah
tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tindakan karena dipengaruhi oleh seberapa
dengan upaya pencegahan stunting. Namun banyak pengalaman yang dialami seseorang.
hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Hal ini sejalan dengan penelitian yang
penelitian yang dilakukan oleh Irviana & dilakukan oleh Ramdaniati (2018) dengan
Faramita (2014), hasil penelitian hasil uji bivariat antara variabel sikap
menunjukkan bahwa terdapat hubungan dengan kejadian stunting didapatkan nilai p-
yang signifikan antara pengetahuan ibu value 0,455 sehingga disimpulkan bahwa
dengan kejadian stunting yang memperoleh tidak adanya hubungan antara sikap dengan
nilai (p=0,000) dengan kejadian stunting kejadian stunting.
anak usia 24-59 bulan di wilayah kerja Hasil yang berbeda didapatkan oleh
Puskesmas Barombong. Hasil tersebut Arnita dkk (2020), dengan hasil p-value
sejalan dengan penelitian yang dilakukan 0,030 sehingga disimpulkan terdapat
oleh Wulandari & Rahayu (2019) yang hubungan antara sikap ibu dengan upaya
menunjukkan bahwa ada hubungan antara pencegahan stunting pada balita di Wilayah
pengetahuan dengan kejadian stunting Kerja Puskesmas Simpang Kawat Kota
dengan nilai p-value (0,000) di Wilayah Jambi. Penelitian yang dilakukan oleh Olsa
Kerja Puskesmas Kerkap Kabupaten dkk (2017) mendapatkan hasil p-value 0,00
Bengkulu Utara. Begitu juga dengan hasil maka hal ini menunjukkan terdapat
penelitian yang dilakukan Nadhiroh dkk hubungan yang signifikan antara sikap ibu
(2010) yang menunjukkan ada kemaknaan dengan kejadian stunting.
hubungan antara pengetahuan ibu dengan
kejadian stunting pada balita (p=0,015) 5. SIMPULAN
dengan OR 3,877. Temuan dalam penelitian ini
Upaya pencegahan stunting dapat menyatakan bahwa tidak adanya hubungan
dicegah salah satunya dengan memiliki pola bermakna antara pengetahuan dan sikap ibu
asuh gizi yang baik. Studi terkini dari Astuty dengan kejadian balita stunting. Namun
dan Ginting (2019) menunjukkan adanya walaupun seperti itu, kondisi stunting anak
hubungan yang erat antara pendidikan ibu balita tetap harus menjadi perhatian dan
dengan pengetahuan ibu tentang pola asuh perlu dicegah. Stunting tidak semata-mata
gizi (p= 0,023) menunjukkan perawakan yang kerdil namun
juga menjadi kondisi yang mencemaskan
f. Hubungan Sikap Ibu dengan Kejadian karena pertumbuhan sel lain dan kinerja
Stunting belajar anak dapat menurun. Jika kondisi ini
Temuan dalam penelitian ini terus menerus berlangsung maka dapat
mendapatkan bahwa tidak terdapat menurunkan kualitas dan produktivitas masa
hubungan antara sikap ibu dengan kejadian depan warga negara Indonesia.
balita stunting (p= 0,786). Hal ini terjadi Peneliti merekomendasikan kepada
karena sikap yang dimiliki ibu tidak institusi pendidikan agar tetap memberikan
sebanding dengan tindakan atau tidak tentu edukasi kepada masyarakat terlebih
bahwa akan menghasilkan sebuah tindakan khususnya ibu perihal tentang stunting
yang sesuai. Menurut Ningsih dkk (2015) karena hasil dari penelitian ini masih
sikap merupakan respon yang masih belum menunjukkan terdapat kejadian stunting di
terbuka terhadap suatu stimulus dan satu kelurahan di Tangerang. Mahasiswa
84
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 1-14

juga dapat terlibat aktif untuk mendorong Jambi, 9(1), 7.


masyarakat terlebih khususnya ibu untuk https://doi.org/10.36565/jab.v9i1.149
rutin membawa balita ke layanan kesehatan
agar selalu mengontrol status nutrisi balita. Astuty, M. & Ginting, D. Faktor-faktor yang
. berhubungan dengan pola asuh gizi
pada ibu yang memiliki anak balita di
6. REFERENSI
wilayah kerja puskesmas gomo
Agustiningrum, T., & Rokhanawati, D. kecamatan gomo kabupaten nias
(2016). Hubungan karakteristik ibu selatan provinsi sumatera utara. Jurnal
dengan kejadian stunting pada balita Mutiara Ners, 2(2), 216-223.
usia 24-59 bulan di wilayah kerja Retrieved from http://e-journal.sari-
puskesmas wonosari I. Universitas mutiara.ac.id/index.php/NERS/article/
’Aisyiyah Yogyakarta, 1. Retrieved view/860
from
http://digilib.unisayogya.ac.id/id/eprin Basuki, P. P., & Uminingsih, T. (2019).
t/2146 Kontribusi karakteristik ibu terhadap
kejadian stunting pada anak usia 24-
Anindita, P. (2012). Hubungan tingkat 36 bulan di Sleman Yogyakarta.
pendidikan ibu, pendapatan keluarga, Kesehatan Masyarakat. Retrieved
kecukupan protein & zinc dengan from http://ejurnal.stikesrespati-
stunting (pendek) pada balita usia 6- tsm.ac.id/index.php/semnas/article/vie
35 tahun di kecamatan tembalang kota w/257
semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal), 1, 1–10. Dewi, S., & Mu’minah, I. (2020). Pemberian
Retrieved from MP- ASI tidak berhubungan dengan
https://www.neliti.com/publications/1 kejadian stunting pada anak usia 1-3
8764/hubungan-tingkat-pendidikan- tahun di wilayah kerja puskesmas
ibu-pendapatan-keluarga-kecukupan- Sumbang I kabupaten Banyumas.
protein-zinc-denga INFOKES, 10(1), 5–10. Retrieved
from
Apriani, L. (2018). Hubungan karakteristik http://ojs.udb.ac.id/index.php/infokes/
ibu, pelaksanaan keluarga sadar gizi article/view/841
(kadarzi) dan perilaku hidup bersih
sehat (PHBS) dengan kejadian Fauzi, M., Wahyudin, & Aliyah. (2020).
stunting (studi kasus pada baduta 6 - Hubungan tingkat pendidikan dan
23 bulan di wilayah kerja puskesmas pekerjaan ibu balita dengan kejadian
pucang sawit kota surakarta). Jurnal stunting di wilayah kerja puskesmas x
Kesehatan Masyarakat (e-Journal), kabupaten indramayu. Prosiding
6(4), 198–205. Retrieved from Seminar Nasional Kesehatan, 9–15.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.ph Retrieved from
p/jkm/article/view/21396 http://ejurnal.stikesrespati-
tsm.ac.id/index.php/semnas/article/vie
Arnita, S., Rahmadhani, D. Y., & Sari, M. T. w/257
(2020). Hubungan pengetahuan dan
sikap ibu dengan upaya pencegahan Fitri, L. (2018). Hubungan bblr dan asi
stunting pada balita di wilayah kerja ekslusif dengan kejadian stunting di
puskesmas simpang kawat kota puskesmas lima puluh pekanbaru.
Jambi. Jurnal Akademika Baiturrahim Jurnal Endurance, 3(1), 131.
85
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 1-14

https://doi.org/10.22216/jen.v3i1.1767 Manajemen Kesehatan Yayasan


RS.Dr. Soetomo, 3(1), 1.
Haines, A. C., Jones, A. C., Kriser, H., https://doi.org/10.29241/jmk.v3i1.85
Dunn, E. L., Graff, T., Bennett, C., …
West, J. H. (2018). Analysis of rural Irviana, I., & Faramita, R. (2014). Hubungan
Indonesian mothers knowledge, faktor sosial ekonomi keluarga
attitudes, and beliefs regarding dengan kejadian stunting anak usia
stunting. Medical Research Archives, 24-59 bulan di wilayah kerja
6(11), 1–13. Retrieved from puskesmas barombong kota makassar
https://journals.ke- tahun 2014. Al-Sihah : Public Health
i.org/index.php/mra/article/view/1872 Science Journal, 6(2), 63–75.
https://doi.org/10.1121/1.394925
Hasandi, L. A., Maryanto, S., & Anugrah, R.
M. (2019). The correlation between Kementerian Kesehatan RI. (2018). Buku
maternal age, exclusive breastfeeding saku pemantauan status gizi. Buku
and stunting toddlers in Cemanggal Saku Pemantauan Status Gizi Tahun
Munding village Semarang regency. 2017, 7–11.
JGK, 11(25), 29–38. Retrieved from
http://ejournalnwu.ac.id/unggahartikel Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian
/9bb022a7bc0c8b35fd8ac6788da0bc8 dan Pengembangan. (2018). Hasil
Utama Riset Kesehatan Dasar. In
Hapsari, W. (2018). Hubungan pendapatan Kementrian Kesehatan Republik
keluarga, pengetahuan ibu tentang Indonesia. https://doi.org/1 Desember
gizi, tinggi badan orang tua, dan 2013
tingkat pendidikan ayah dengan
kejadian stunting pada anak umur 12- Krisnawati, I., Iswari, R., & Arsi, A. A.
59 bulan. Journal of Materials (2017). Implikasi pendidikan tinggi
Processing Technology, 1(1), 1–8. terhadap pelaksanaan peran domestik
https://doi.org/10.1109/robot.1994.35 (studi kasus perempuan berpendidikan
0900 tinggi menjadi ibu rumah tangga di
perumahan mangunsari asri
Ibrahim, I. A., Bujawati, E., Syahrir, S., & kecamatan gunungpati kota
Adha, A. S. (2019). Analisis semarang). Solidarity: Journal of
determinan kejadian growth failure ( Education, Society and Culture, 5(1),
stunting ) pada anak balita usia 12-36 22–30. Retrieved from
bulan di wilayah pegunungan desa https://journal.unnes.ac.id/sju/index.p
bontongan kecamatan baraka hp/solidarity/article/view/14482/7904
kabupaten enrekang. Al-Sihah: The
Public Health Science Journal, 11(1), Lailatul, M., & Ni’mah., C. (2015).
50–64. Retrieved from Hubungan tingkat pendidikan, tingkat
http://journal.uin- pengetahuan dan pola asuh ibu
alauddin.ac.id/index.php/Al- dengan wasting dan stunting pada
Sihah/article/view/9418 balita keluarga miskin. Media Gizi
Indonesia, 10(2015), 84–90.
Illahi, R. K. (2017). Hubungan pendapatan https://doi.org/Vol. 10, No. 1 Januari–
keluarga, berat lahir, dan panjang lahir Juni 2015: hlm. 84–90 terdiri
dengan kejadian stunting balita 24-59
bulan di bangkalan. Jurnal Mitra, M. (2015). Permasalahan anak

86
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 1-14

pendek (stunting) dan intervensi untuk 98232013000400007


mencegah terjadinya stunting (suatu
kajian kepustakaan). Jurnal Olsa, E. D., Sulastri, D., & Anas, E. (2017).
Kesehatan Komunitas, 2(6), 254–261. Hubungan sikap dan pengetahuan ibu
https://doi.org/10.25311/jkk.vol2.iss6. terhadap kejadian stunting pada anak
85 baru masuk sekolah dasar di
kecamatan nanggalo. Jurnal
Mugianti, S., Mulyadi, A., Anam, A. K., & Kesehatan Andalas, 6(3), 523–529.
Najah, Z. L. (2018). Faktor penyebab Retrieved from
anak stunting usia 25-60 bulan di http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/
kecamatan sukorejo kota blitar. jka/article/view/733
Journal of Ners and Midwifery, 5(2),
268-278. Retrieved from Pratama, A. R., & Zain, I. M. (2013).
https://ink.phb.ac.id/index,php/jnk/arti Pengaruh tingkat pendidikan, tingkat
cle/view/374/pdf pendapatan, pengetahuan ibu, sikap
ibu dan perilaku ibu terhadap status
Nadhiroh, Siti Rahayu; Ni’mah, K. (2010). gizi balita di kecamatan kesamben
Faktor yang berhubungan dengan kabupaten jombang. Swara Bhumi,
kejadian stunting pada balita. Media 2(1), 251–259. Retrieved from
Gizi Indonesia, 1, 13–19. Retrieved http://id.portalgaruda.org/?ref=browse
from https://e- &mod=viewarticle&article=64892
journal.unair.ac.id/MGI/article/downl
oad/3117/2264 Pribadi, R. P., Gunawan, H., & Rahmat.
(2019). Hubungan pola asuh
Nainggolan, J., & Zuraida, R. (2012). pemberian makan oleh ibu dengan
Hubungan antara pengetahuan dan kejadian stunting pada balita usia 2-5
sikap gizi ibu dengan status gizi balita tahun. JKA, 2(6), 79–86. Retrieved
di wilayah kerja puskesmas rajabasa from http://journal.stikes-
indah kelurahan rajabasa bandar aisyiyahbandung.ac.id/index.php/jka/a
lampung. Journal of the Japan Society rticle/view/143
of Air Pollution, 24(1), 45–51.
Retrieved from Rahmad, A. H. AL, & Miko, A. (2016).
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/inde Kajian stunting pada anak balita
x.php/majority/article/view/24 berdasarkan pola asuh dan pendapatan
keluarga di kota banda aceh. Jurnal
Ngaisyah, R. D. (2015). Hubungan sosial Kesmas Indonesia, 8(2), 63–79.
ekonomi dengan kejadian stunting Retrieved from
pada balita di desa kanigoro, saptosari http://jos.unsoed.ac.id/index.php/kesm
gunung kidul. Jurnal Medika Respati, asindo/article/view/151
X, 65–70. Retrieved from
http://medika.respati.ac.id/index.php/ Rahmandiani, R. D., Astuti, S., Susanti, A.
Medika/article/view/105 I., Handayani, D. S., & Didah. (2019).
Hubungan pengetahuan ibu balita
Ningsih, S., Kristiawati, & Krisnana, I. tentang stunting dengan karakteristik
(2015). Hubungan perilaku ibu ibu dan sumber informasi di desa
dengan status gizi kurang anak usia hegarmanah kecamatan jatinangor
toddler. Metrologia, 53(5), 1–116. kabupaten sumedang. Jsk, 5(2), 74–
https://doi.org/10.1590/s1809- 80. Retrieved from
87
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 1-14

http://jurnal.unpad.ac.id/jsk_ikm/articl Retrieved from


e/view/25661/0 https://ejournal3.undip.ac.id/index.ph
p/jnc/article/view/23808
Ramdaniati, S. N. (2018). Hubungan Tingkat
Pendidikan , Tingkat Pengetahuan Suliastiningsih, A., & Madi, D. A. M. Y.
dan Sikap Ibu Tentang Gizi Terhadap (2013). Kurangnya asupan makan
Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6 - sebagai penyebab kejadian balita
59 Bulan di Desa Pareang , pendek. Jurnal Dunia Kesehatan,
Kecamatan Mekarjaya Kabupaten 5(1), 71–75. Retrieved from
Pandeglang Tahun 2018. 7(2), 195– https://media.neliti.com/media/publica
204. Retrieved from tions/77123-ID-kurangnya-asupan-
http://www.drdbanten.org/jurnal/inde makan-sebagai-penyebab.pdf
x.php/jurnal/article/view/41
Suharyat Yayat. (2009). Hubungan antara
Rifiana, A. J., & Agustina, L. (2018). sikap, minat dan perilaku manusia.
Analisis kejadian stunting pada balita Region, 1, 1–19. Retrieved from
di desa pasirdoton kecamatan cidahu https://www.academia.edu/25787317/
kabupaten sukabumi provinsi jawa HUBUNGAN_ANTARA_SIKAP_M
barat tahun 2017-2018. Jurnal INAT_PERILAKU_MANUSIA
Akademi Keperawatan Husada Karya
Jaya, 4(2). Retrieved from Suryagustina, Araya, W., & Jumielsa.
http://ejurnal.husadakaryajaya.ac.id/in (2018). Pengaruh pendidikan
dex.php/JAKHKJ/article/view/95 kesehatan tentang pencegahan
stunting terhadap pengetahuan dan
Sartika, R. A. D. (2017). Analisis sikap ibu di kelurahan pahandut
pemanfaatan program pelayanan palangka raya. Dinamika Kesehatan,
kesehatan status gizi balita. Jurnal 9(2), 583. Retrieved from
Kesehatan Masyarakat Nasional, https://ojs.dinamikakesehatan.unism.a
5(2), 76–83. Retrieved from c.id/index.php/dksm/article/download/
http://journal.fkm.ui.ac.id/kesmas/arti 373/298
cle/view/152
Susanti, U., Misrawati, & Utomo, W.
Septamarini, R. G., Widyastuti, N., & (2012). Hubungan persepsi ibu hamil
Purwanti, R. (2019). Hubungan tentang kehamilan dengan tingkat
pengetahuan dan sikap responsive kecerdasan emosional. Jurnal Ners
feeding dengan kejadian stunting pada Indonesia, 2, 2. Retrieved from
baduta usia 6-24 bulan di wilayah http://download.portalgaruda.org/artic
kerja puskesmas bandarharjo, le.php?article=157082&val=2290&titl
Semarang. Journal of Nutrition e=Hubungan Persepsi Ibu Hamil
College, 8 (1), 9. Tentang Kehamilan Dengan Tingkat
https://doi.org/10.14710/jnc.v8i1.2380 Kecerdasan Emosional
Setyowati, E. (2018). Faktor-faktor Wulandari; Rahayu, F. (2019). Analisis
penyebab stunting pada balita usia 24- faktor resiko kejadian stunting.
60 bulan di desa sungai beringin Prosiding Seminar Nasional Fakultas
kecamatan bathin iii ulu tahun 2018. Keperawatan, 50–54. Retrived from
Jurnal Kesehatan Dan Sains Terapan http://seminar.umpo.ac.id/index.php/S
STIKes Merangin, 4(2), 1–7. NFIK2019/article/view/374/374
88
Jurnal Mutiara Ners Juli-Desember 2020, Vol.3 No.2

You might also like