Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 8, Nomor 4, Desember 2021 389
PENDAHULUAN
Stunting merupakan gangguan postur tubuh yang tidak optimal saat
pertumbuhan fisik yang ditandai dengan dewasa (lebih pendek dibandingkan pada
penurunan kecepatan pertumbuhan umumnya, meningkatkan risiko obesitas
serta merupakan dampak dari ketidak dan penyakit lainnya, menurunya
seimbangan gizi (Gladys Apriluana, kesehatan reproduksi, kapasitas belajar
2018). Menurut World Health dan performa yang kurang optimal saat
Organization (WHO) pada Pada tahun masa sekolah dan produktivitas dan
2017 22,2% atau sekitar 150,8 juta kapasitas kerja yang tidak optimal
balita di dunia mengalami stunting. Lebih (Kementrian Kesehatan RI, 2018)
dari setengah balita stunting di dunia Menurut UNICEF (Prakhasita,
berasal dari Asia (55%) sedangkan lebih 2018) faktor yang mempengaruhi
dari sepertiganya (39%) tinggal di stunting adalah faktor individu seperti
Afrika. Dari 83,6 juta balita stunting di asupan gizi kurang, penyakit infeksi,
Asia, proporsi terbanyak berasal dari berat badan lahir rendah (BBLR) dan
Asia Selatan (58,7%) dan proporsi paling faktor pengasuh/orang tua seperti
sedikit di Asia Tengah (0,9%) (Ilma et pengetahuan dan sikap, ketahanan
al., 2019) pangan, pola asuh. Dari salah satu faktor
Balita atau yang biasa disebut bayi tersebut terutama faktor orang tua dapat
dibawah usia 5 tahun merupakan masa berperan penting untuk mengawasi dan
dimana pertumbuhan dan memperhatikan dalam pemberian
perkembangan mengalami peningkatan makan-makanan yang seimbang pada
yang pesat, masa ini sering disebut anak.Agar anak mendapatkan gizi yang
golden age yaitu masa yang sangat baik tergantung pada pengetahuan
penting untuk memperhatikan tumbuh orang tua.
kembang anak sehingga jika ada Pengetahuan orang tua adalah
kelainan yang terjadi dapat dideteksi suatu faktor yang penting dalam
sedini mungkin. Pada masa ini balita pemberian makanan pada usia balita
membutuhkan asupan gizi yang cukup karena dengan pengetahuan yang baik,
dalam jumlah dan kualitas yang lebih orang tua tahu kapan waktu pemberian
banyak karena balita umumnya makanan yang tepat, jenis makanan dan
mempunyai aktivitas fisik yang cukup frekuensi makanan yang akan diberikan
tinggi dan masih dalam proses belajar. pada anak. Namun ketidaktahuan orang
Proses perkembangan dan pertumbuhan tua tentang pemberian makanan akan
pada masa balita ditentukan oleh mengakibatkan masalah gizi kurang dan
makanan yang dikonsumsi setiap hari. akan memberikan efek pada
Pemberian asupan gizi yang sesuai pertumbuhan anak balita (Dedo
dengan kebutuhan akan menghasilkan Sheptriani Paula Inyolia, 2019).
tumbuh kembang yang baik. Gizi yang Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh
seimbang didapat dari asupan makanan beberapa faktor yaitu usia, pendapatan,
yang memenuhi kebutuhan gizi anak pendidikan, dan pekerjaan (Puspasari,
yang dilihat dari usia dan kegiatan agar 2017 dalam Farwati & Amar, 2020).
tercapai berat badan normal (Astuti & Picky eating merupakan salah satu
Ayuningtyas, 2018) faktor yang mempengaruhi status
Jika kejadian stunting pada balita kesehatan pada balita.Picky eating atau
karena kekurangan gizi pada tahap perilaku pilih-pilih makanan adalah suatu
perkembangan tidak diatasi sedini keadaan dimana anak tidak bersedia
mungkin maka akan menimbulkan atau menolak untuk makan, atau
dampak yang besar yaitu dapat mengalami kesulitan dalam
menimbulkan dampak jangka pendek mengkonsumsi makanan dan
dan jangka panjang diantaranya yaitu minuman.Perilaku sulit makan yang
adanya peningkatan kejadian kesakitan tidak baik yaitu seperti pilih-pilih
dan kematian, perkembangan kognitif, makanan, makan sambil nonton televisi
motorik dan verbal pada anak tidak atau main, dan baru mau makan kalau
optimal, peningkatan biaya kesehatan,
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 8, Nomor 4, Desember 2021 390
diajak jalan-jalan, tentu dapat terbawa Penelitian Margawati & Astuti
hingga dewasa(Almahera, 2019) (2018) menyatakan bahwa Ibu dengan
Masalah pola makan yang sering anak yang menderita stunting
terjadi pada anak balita seperti picky mempunyai pengetahuan dan persepsi
eating dan penanganan yang salah yang salah tentang stunting. Stunting
terhadap perilaku picky eating oleh orang dianggap bukan masalah serius yang
tua merupakan salah satu penyumbang perlu segera ditindak lanjuti. Menurut
peningkatan status gizi kurang maupun penelitian (Alwafi Ridho Subarkah, 2018)
gizi buruk pada anak yang berjudul Hubungan Pendapatan
Indonesia.Pengasuh anak dengan Keluarga, Pengetahuan Ibu Tentang Gizi,
karakteristik tertentu mempunyai Tinggi Badan Orang Tua, dan Tingkat
dampak positif pada keadaan gizi Pendidikan Ayah Dengan Kejadian
anak.Ibu dari anak yang bergizi, Stunting pada Anak Umur 12-59 Bulan
merupakan ibu yang terampil mengurus didapatkan hasil bahwa pengetahuan ibu
anak, sabar, dan tampak dewasa tentang gizi yang rendah merupakan
dibandingkan ibu dari kelompok dengan faktor risiko terjadinya stunting pada
anak bergizi rendah (Astuti & balita dengan risiko sebesar 3,801.
Ayuningtyas, 2018)
Upaya yang dapat dilakukan METODE
sebagai tindakan pencegahan terhadap Desain atau jenis penelitian ini
stunting salah satunya yaitu adalah correlation study dengan
meningkatkan pengetahuan dalam rancangan pendekatan cross sectional.
pemberian makanan secara mandiri variabel independen pengetahuan ibu
seperti pemanfaatan informasi berbasis dan perilaku picky eating dan variabel
media elektronik dapat dilakukan oleh dependen adalah kejadian stunting.
orang tua saat ini.Sehingga dari banyak Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu
sumber yang dapat digunakan untuk dan balita di Wilayah Kerja Puskesmas
mendapatkan informasi secara cepat dan Gadingrejo dengan jumlah sampel
mudah mengenai pemberian makanan sebanyak 53 responden dan teknik
seimbang ada anak.Selain itu sampling yang digunakan yaitu teknik
menurunkan perilaku picky eating purposive sampling. Peneliti melakukan
dimana orang tua dapat menyiapkan penelitian pada bulan 27 Juni-03 Juli
makanan untuk anggota keluarga 2021.Instrumen yang digunakan dalam
dengan gizi seimbang dan beragam, agar penelitian ini yaitu kuesioner
anak dapat mengkonsumsi makanan pengetahuan orang tua dan picky eating,
yang lebih bervariasi dengan tampilan Alat Microtoise, aplikasi E PPGBM. Dalam
yang menarik anak untuk makan menganalisis data peneliti menggunakan
(Kementrian Kesehatan RI, 2018). SPSS dengan uji statistik chi-square.
HASIL
1. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
Tabel 1. Jenis Kelamin Balita
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
Laki-laki 31 58.5
Perempuan 22 41.5
Total 53 100
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 8, Nomor 4, Desember 2021 391
b. Umur
Tabel 2. Umur Balita
Umur Frekuensi Presentase
1 tahun 15 28.3
2 tahun 17 32.1
3 tahun 8 15.1
4 tahun 6 11.3
5 tahun 7 13.2
Total 53 100
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 8, Nomor 4, Desember 2021 392
Diketahui berdasarkan frekuensi 2. Analisis Univariat
orang tua balita berdasarkan pendapatan Analisis univariat bertujuan untuk
orang tua sebagian besar memiliki mendeskripsikan variabel dependen
pendapatan rendah, yaitu 37 orang (kejadian stunting) dan independen
(69.8%). (pengetahuan ibu dan perilaku picky
eating)
Total 53 100
c. Kejadian Stunting
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 8, Nomor 4, Desember 2021 393
a. Hubungan Pengetahuan Orang Tua Dalam Pemberian Makan dengan kejadian
stunting
Diketahui hasil dari 38 responden diperoleh p-value = 0,005 atau α < 0,05.
dengan pengetahuan orang tua baik Sehingga dapat disimpulkan ada
sebanyak 24 orang (63.2%) kejadian hubungan hubungan pengetahuan orang
tidak stunting, sedangkan 15 responden tua dalam pemberian makan dengan
dengan pengetahuan kurang baik kejadian stunting di Wilayah Kerja
kejadian tidak stunting sebanyak 15 Puskesmas Gadingrejo Kabupaten
orang (100.0%). Hasil uji statistik Pringsewu tahun 2021.
dengan menggunakan Chi-Square
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 8, Nomor 4, Desember 2021 394
tahun di TK Malaikat Pelindung Manado. presentasi belajar, menurunnya
Hasil penelitiannya mendapatkan nilai p- kekebalan tubuh sehingga mudah sakit,
value sebesar 0,000 atau α< 0,05. dan resiko tinggi munculnya penyakit
Pengetahuan gizi ibu merupakan diabetes, obesitas, penyakit jantung,
salah satu faktor yang mempengaruhi kanker, stroke, dan disabilitas di usia
konsumsi pangan dan status gizi. tua, serta kualitas kerja yang kurang
Pengetahuan yang kurang dan salah yang berakibat pada rendahnya
konsepsi terhadap kebutuhan asupan produktivitas ekonomi (Kementrian
makanan dan nilai pangan merupakan Kesehatan RI, 2018)
masalah yang umum ditemui, hal Pada penelitian ini total dari 38
tersebut dapat dikarenakan kurangnya balita dengan pengetahuan orang tua
pengetahuan tentang gizi ataupun baik balita yang tidak mengalami
kemampuan untuk menerapkan kejadian stunting yaitu sebanyak 24
informasi tersebut dalam kehidupan orang (63.2%). Fakta ini menjelaskan
sehari-hari(Anggraini, 2014). bahwa pengetahuan ibu dalam
Pengetahuan orang tua yang baik jika memberikan makanan pada balita
mereka telah mampu mengaplikasikan sangat baik sehingga dalam hal ini ibu
dalam memberikan makanan yang tepat memberikan asupan gizi pun dengan
pada balita. baik. Pada ibu yang memperbaiki status
Semakin baik pengetahuan orang gizi pada anak untuk mencapai
tua dalam pemberian makanan pada kematangan pertumbuhan dan
balita maka akan memberikan makanan perkembangan maka anak tidak akan
yang sehat, mengolah makanan dengan mengalami hambatan dan kelainan.
baik, memberikan porsi sesuai Sedangkan pada total 15 pengetahuan
kebutuhan dan memenuhi kebutuhan orang tua kurang dengan balita tidak
nutrisi dengan baik. Jika pengetahuan kejadian stunting yaitu sebanyak 15
orang tua kurang baik terhadap orang (100.0%). Dalam hal ini berasumsi
pemberian makan pada usia balita maka bahwa dengan ibu yang memiliki
akan berdampak buruk untuk pengetahuan kurang dalam pemberian
kedepannya, balita dapat mengalami makan pada balita tidak semua pula ibu
gangguan pertumbuhan tubuhnya memberikan makanan yang tidak bergizi
seperti stunting. dan sehat.
Stunting dapat terjadi mulai dari Pada analisis Hubungan Perilaku
dalam kandungan, namun baru terlihat Picky Eating dengan kejadian stunting di
saat anak berusia 2 tahun (Endy Wilayah Kerja Puskesmas Gadingrejo
Paryanto Prawirahartono, 2020). Kabupaten Pringsewu diperoleh hasil
Kependekan mengacu pada anak yang analisis uji chi-square yang
memiliki indeks TB/U rendah. Pendek menunjukkan bahwa ada hubungan yang
dapat mencerminkan baik variasi normal signifikan antara picky eating dengan
dalam pertumbuhan ataupun defisit kejadian stunting didapatkan nilai p-
dalam pertumbuhan. Penyebab dari value sebesar 0,005 atau α< 0,05.
stunting salah satunya adalah Penelitian ini sejalan dengan (Priyanti,
pengetahuan. Selain itu, penyebab yang 2013) mengutarakan bahwa
lainnya adalah asupan gizi yang kurang penelitiannya terdapat hubungan antara
baik, penyakit infeksi, usia, berat badan perilaku makan orang tua dengan picky
lahir rendah dan status gizi ibu saat eating pada anak dengan didapatkan
hamil. nilai p-value sebesar 0,008 atau α <
Stunting dapat menyebabkan 0,05. Sama halnya dengan (Sani, 2017)
dampak bagi kelangsungan hidup anak. hasil penelitiannya mendapatkan nilai
Dampak jangka pendek dari stunting yang signifikan dengan nilai p-value
yaitu terganggunya perkembangan otak, sebesar 0,038 atau α < 0,05, berarti
kecerdasan, dan gangguan metabolisme ada hubungan perilaku makan ibu
dalam tubuh. Sedangkan, dampak dengan perilaku picky eating pada anak.
jangka panjang adalah dapat Sesuai dengan teori bahwa faktor
menurunkan kemampuan kognitif dan yang mempengaruhi perilaku picky
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 8, Nomor 4, Desember 2021 395
eating pada anak salah satunya adalah KESIMPULAN
perilaku orang tua. Orang tua memiliki Terdapat hubungan pengetahuan
peranan penting terhadap perilaku orang tua dalam pemberian makan dan
makan anak. Beberapa penelitian perilaku picky eating dengan kejadian
mengatakan bahwa perilaku picky eating stunting di Wilayah Kerja Puskesmas
pada anak dipengaruhi oleh perilaku Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun
makan orang tua. Kebiasaan makan 2021.
orang tua terbentuk dari budaya dan
norma yang berlaku di masyarakat SARAN
(Anggraini, 2014). Anak yang tumbuh Dapat menjadikan referensi
dari keluarga yang malas makan akan tambahan untuk dasar teori penelitian
memacu perilaku malas makan serupa sebagai bahan pertimbangan
juga(Sulistyaningsih, 2013). untuk dasar penelitian tentang
Hasil penelitian ini dari 38 balita pengetahuan orang tua dalam pemberian
dengan perilaku picky eating pada balita makan dan perilaku picky eating dengan
yang tidak mengalami stunting sebanyak kejadian stunting pada balita.
24 orang (63.2%). Fakta ini menjelaskan
bahwa sebagian besar balita mampu DAFTAR PUSTAKA
menghabiskan makananya, tidak Almahera, E. (2019). Hubungan pola
memuntahkan makananya, membuka asuh orang tua dengan perilaku
mulutnya tanpa paksaan, menyukai picky eater pada anak usia 24-59
banyak variasi makanan, mau bulan di desa lubuk sakti indralaya
memasukkan makanan ke dalam mulut tahun 2019.
dan tidak menutup mulut rapat ketika Alwafi Ridho Subarkah. (2018).
disuapi. Sedangkan dari 15 balita dengan Hubungan Pendapatan Keluarga ,
perilaku picky eating pada balita yang Pengetahuan Ibu Tentang Gizi,
tidak mengalami stunting sebanyak 15 Tinggi badan Orang Tua dan
orang (100.0%).Fakta ini menjelaskan Tingkat Pendidikan Ayah dengan
bahwa bisa saja pada anak balita yang Kejadian Stunting pada Anak Umur
memiliki perilaku makan yang kurang 12-59 Bulan. In thesis ums (Vol.
baik atau suka memilih-milih makan 151, Issue 2).
karena mendapatkan dukungan dan pola http://eprints.ums.ac.id/58665/
asuh keluarga yang baik sehingga anak Anggraini, I. R. (2014). Perilaku Makan
mau makan sedikit tapi sering tanpa Orang Tua dengan Kejadian Picky
memilih-milih makan yang telah Eater pada Anak Usia Toddler.
diberikan. NurseLine Journal, 5(2), 154–162.
Namun, hasil dalam penelitian ini http://ejournal.umm.ac.id/index.p
tidak senada atau terdapat kesenjangan hp/keperawatan/article/view/2344
pada penelitian Hardianti, Dieny dan Astuti, E. P., & Ayuningtyas, I. F. (2018).
Wijayanti (2018) yang mengungkapkan Perilaku Picky Eater Dan Status Gizi
bahwa stunting dengan indeks TB/U Pada Anak Toddler. Midwifery
tidak terdapat hubungan dengan asupan Journal: Jurnal Kebidanan UM.
energi, lemak dan protein. Tetapi adanya Mataram, 3(1), 81.
keterkaitan dengan riwayat anak yang https://doi.org/10.31764/mj.v3i1.
pernah dirawat di rumah sakit karena 155
tipes, panas tinggi atau dehidrasi. Sama Dedo Sheptriani Paula Inyolia. (2019).
halnya yang dilakukan peneliti Putri dan Gambaran Tingkat Pengetahuan
Muniroh (2019) mengatakan bahwa Ibu Tentang Pemberian Makanan
perilaku picky eating tidak ada Pendamping Asi Dengan Status Gizi
hubungannya dengan TB/U tetapi Baduta Usia 6-24 Bulan Di Desa
memiliki hubungan erat dengan tingkat Tablolong. Journal of Chemical
kecukupan energy, karbohidrat, protein, Information and Modeling, 53(9),
dan lemak. 1689–1699.
Ilma, N. N., Salimo, H., & Pamungkasari,
E. P. (2019). Prevalence and Path
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 8, Nomor 4, Desember 2021 396
Analysis on the Effects of Diarrhea makan orang tua terhadap
and Life Course Determinants on kejadian picky eater (pilih-pilih
Stunting in Children Under Two makanan pada anak toddler di
Years of Age in Kupang, East Nusa Desa Karang Jeruk Kecamatan
Tenggara. Journal of Maternal and Jatirejo Mojokerto. Medica
Child Health, 4(4), 230–241. Majapahit, 5(2), 43–55.
https://doi.org/10.26911/thejmch. Sani, A. N. (2017). Hubungan
2019.04.04.02 Pengetahuan Gizi Orang Tua
Kementrian Kesehatan RI. (2018). Terhadap Perilaku Picky Eater Pada
Cegah Stunting, itu Penting. Pusat Anak Usia 1-3 Tahun Di Desa
Data Dan Informasi, Kementerian Watugajah Gunungkidul. Fakultas
Kesehatan RI, 1–27. Kedokteran Universitas Kristen
https://www.kemkes.go.id/downlo Duta Wacana Yogyakarta.
ad.php?file=download/pusdatin/bu Simanjuntak, D. R., & Georgy, C. (2020).
letin/Buletin-Stunting-2018.pdf Hubungan Pengetahuan, Sikap dan
Pormes, W., Rompas, S., & Ismanto, A. praktik Ibu tentang Pemberian MP-
(2014). Hubungan Pengetahuan ASI dengan Kejadian Stunting di
Orang Tua Tentang Gizi Dengan UPTD Puskesmas Beru, Kelurahan
Stunting Pada Anak Usia 4-5 Tahun Waioti, Kabupaten Sikka Pada
Di Tk Malaekat Pelindung Manado. Tahun 2019. Repository Universitas
Jurnal Keperawatan UNSRAT, 2(2), Kristen Indonesia.
105260. Sulistyaningsih, R. (2013). Evaluasi
Prakhasita, R. C. (2018). Hubungan Pola Program Pemberian Makanan
Pemberian Makan Dengan Kejadian Pendamping Air Susu Ibu ( Mp-Asi
Stunting pada Balita Usia 12-59 ) Lokal Terhadap Perbaikan Status
Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Gizi Balita Di Kelurahan Saigon Dan
Tambak Wedi Surabaya. Skripsi, 1– Parit Mayor Kecamatan Pontianak
119. Timur Tahun 2012. Jurnal Proners,
Priyanti, S. (2013). Pengaruh perilaku 01.
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 8, Nomor 4, Desember 2021 397