You are on page 1of 12

GEMASSIKA VoL. 3 No.

2 Nopember 2019
ISSN: 2598-7593

EDUKASI DAN DEMONSTRASI PEDOMAN GIZI SEIMBANG UNTUK


ANAK SEHAT DAN BERPRESTASI

Miftahul Jannah 1), Indah Kusumaningrum 2)


1
Jurusan Kesehatan, Politeknik Negeri Jember
2
Fakultas Ilmu – ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka
email: miftahuljannah@polije.ac.id

Doi : https://doi.org/10.30787/gemassika.v3i2.364
Received: Maret 2019 | Revised: September 2019 | Accepted: Nopember 2019

Abstract
School-age children tend to have poor eating behavior and lack of knowledge regarding
nutrition, whereas that age group is the most vulnerable to malnutrition. This activity
aimed to increase the knowledge about balanced nutrition guideline among students in
State Elementary School Pulogebang 11, East Jakarta. This activity was conducted
among all 4th grade students which numbered 109 students, in February 2019. The
details of the activity are (1) education and demonstration about balanced nutrition
guideline, in the form of lectures, games, singing, and exercise; (2) nutritional status
assessment by measuring body weight and height of the students; and (3) food safety
measurement by checking borax and formalin contained in snacks. The results of this
activity shows an increase in knowledge related to balanced nutrition guideline,
evidenced by students being able to answer and complete the game correctly. In terms of
food safety, there are no snacks that contain formalin and borax. However, some snacks
still contain other food additives, such as artificial sweetener, coloring, and flavoring.
Food vendors also still lack of hygiene and sanitation. Based on nutritional status
measurements, the prevalence of very thi, thin, normal, overweight, and obese were 4.6%,
7.3%, 59.6%, 12.8%, and 15.6% respectively.

Keywords: school-age children; nutrition education; nutritional status; food safety

PENDAHULUAN masalah gizi lebih, yang proporsinya


Salah satu kelompok yang rentan semakin meningkat (WHO 2017).
terhadap masalah gizi adalah anak Masalah gizi tersebut dapat
sekolah. Berdasarkan hasil Riset mengakibatkan dampak negatif untuk
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun anak, yang merupakan generasi penerus
2013, pada anak dengan umur 5 – 12 bangsa. Dampak tersebut antara lain
tahun, prevalensi pendek sebesar 30.7%, penurunan perkembangan fisik dan
prevalensi kurus sebesar 11.2%, dan kecerdasan, imunitas tubuh menurun,
prevalensi gemuk sebesar 18.8% penurunan aktifitas dan kreatifitas, serta
(Kementerian Kesehatan RI 2013). memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
Berdasarkan data tersebut, saat ini terkena penyakit di masa mendatang
Indonesia tengah mengalami masalah (United Nations Children’s Fund 2015).
gizi ganda, yaitu di saat masalah gizi Masalah gizi yang terjadi di
kurang belum terselesaikan, muncul Indonesia dapat disebabkan karena

Edukasi dan Demonstrasi… 169


GEMASSIKA VoL. 3 No.2 Nopember 2019
ISSN: 2598-7593

beberapa faktor, antara lain asupan yang Anak usia sekolah pada umumnya
tidak adekuat, adanya penyakit infeksi, banyak bermain di luar rumah dan
pola asuh yang kurang memadai, memiliki perilaku yang kurang sehat,
pengetahuan anak dan orang tua rendah, seperti konsumsi makanan berlebihan;
serta rendahnya tingkat pendidikan dan konsumsi makanan tinggi lemak jenuh,
ekonomi orang tua (United Nations gula, dan garam; kurangnya konsumsi
Children’s Fund 2015). Berdasarkan sayur, buah, dan air putih; aktifitas fisik
hasil Riskedas Tahun 2013, proporsi yang kurang; dan lain sebagainya
anak usia > 10 tahun mengkonsumsi (Kementerian Kesehatan RI 2014).
buah dan sayur kurang adalah sebesar Ditambah lagi, beberapa jenis
93.5% (Kementerian Kesehatan RI makanan jajanan yang dikonsumsi
2013). Sementara hasil Riskesdas Tahun mengandung bahan tambahan pangan
2018 menunjukkan bahwa proporsi anak yang tidak baik untuk kesehatan, seperti
dengan usia ≥ 5 tahun yang boraks, formalin, pewarna buatan, dan
mengkonsumsi buah dan sayur kurang lain – lain. Temuan Badan Pengawas
adalah sebesar 95.5% (Kementerian Obat dan Makanan (BPOM), sebesar
Kesehatan RI 2018). Ditambah lagi, 48% makanan jajanan anak di sekolah
proporsi anak usia >10 tahun yang tidak memenuhi syarat keamanan
melakukan aktifitas fisik kurang pangan karena mengandung bahan
mengalami peningkatan dari 26.1% pada tambahan pangan berbahaya. Selain itu,
tahun 2013 menjadi 33.5% pada tahun sebanyak 47.8% higiene perorang
2018 (Kementerian Kesehatan RI 2013, pedagang tidak baik, 62.5% memiliki
2018). sanitasi peralatan tidak baik, 30.4%
Kementerian Kesehatan RI pedangang menyajikan makanan tidak
mengeluarkan Keputusan No 41 Tahun baik, dan 47.8% sarana penjaja tidak
2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang baik (BPOM RI 2009; Manalu and
dengan pesan khusus untuk anak usia Su’udi 2016).
sekolah. Hal ini bertujuan untuk Pedoman Gizi Seimbang yang
menurunkan angka masalah gizi anak dikeluarkan oleh Kementerian
sekolah melalui kebiasaan – kebiasaan Kesehatan sebagai sarana mengatasi
yang sehat, yang dapat menurunkan masalah gizi di Indonesia, belum banyak
faktor risiko masalah gizi anak di dikenal oleh masyarakat. Hampir
Indonesia (Kementerian Kesehatan RI sebagian besar masyarakat Indonesia
2014). mengenal konsep 4 sehat 5 sempurna.
Pedoman Gizi Seimbang memiliki 10

Edukasi dan Demonstrasi… 170


GEMASSIKA VoL. 3 No.2 Nopember 2019
ISSN: 2598-7593

pesan yang dapat dijadikan sebagai lingkungannya sangat perlu untuk


pedoman makan, beraktivitas fisik, dilakukan. Hal ini dikarenakan sebagian
hidup bersih, dan mempertahankan berat besar waktu anak dihabiskan di sekolah
badan normal (Kementerian Kesehatan sehingga lingkungan sekolah cukup
RI 2014). berperan pada status gizi anak. Salah
SD Negeri Pulogebang 11 satu kegiatan pendidikan dan promosi
merupakan salah satu sekolah dasar di kesehatan yang akan dilakukan dalam
Jakarta Timur dengan mayoritas Program Kemitraan Masyarakat (PKM)
siswanya berada di tingkat ekonomi ini adalah ceramah dan demonstrasi
menengah ke bawah. Berdasarkan terkait gizi seimbang, serta pengecekan
penelitian sebelumnya, masyarakat keamanan makanan. Dengan kegiatan
dengan tingkat ekonomi rendah PKM ini, diharapkan pengetahuan gizi
memiliki risiko mengalami masalah gizi siswa akan meningkat, serta akan
yang lebih besar. Salah satu program terdeteksi keamanan makanan jajanan di
dalam mengatasi masalah gizi adalah SD Negeri Pulogebang 11. Dengan
dengan diadakannya edukasi gizi serta demikian, siswa diharapkan akan lebih
pemantauan status gizi secara berkala. selektif dalam memilih makanan jajanan
Namun, kegiatan edukasi gizi serta serta dapat menerapkan gizi seimbang
pemantauan status gizi masih jarang dalam kehidupan sehari – hari.
dilakukan di sekolah tersebut.
Terkait makanan jajanan, anak – MASALAH, TARGET DAN
anak memiliki kecenderungan untuk LUARAN
memilih makanan jajanan menurut Masalah utama yang dihadapi oleh
kesukaannya, tanpa memikirkan bahan – siswa SD Negeri Pulogebang 11 adalah
bahan yang terkandung di dalamnya kurangnya edukasi gizi yang
serta kebersihannya. Hal ini mengakibatkan pada keterbatasan
mengakibatkan anak menjadi korban pengetahuan siswa tentang gizi
penyakit bawaan makanan akibat seimbang. Hal tersebut berdampak ke
mengonsumsi makanan di kantin perilaku makan yang salah, kurang
sekolah atau penjaja kaki lima di sekitar memperhatikan higiene dan sanitasi,
sekolah. kurangnya aktifitas fisik, serta
Permasalahan yang terjadi di atas kurangnya kemampuan memilih
menunjukkan bahwa pendidikan dan makanan jajanan yang sehat.
promosi kesehatan tentang Pedoman Oleh karena itu, kegiatan PKM ini
Gizi Seimbang pada anak sekolah dan memiliki target dan luaran yang harus

Edukasi dan Demonstrasi… 171


GEMASSIKA VoL. 3 No.2 Nopember 2019
ISSN: 2598-7593

dicapai yaitu adanya peningkatan terkait pedoman gizi seimbang.


pengetahuan siswa terhadap gizi Dance/gerakan gizi seimbang yang
seimbang sehingga dapat berperilaku diciptakan dalam kegiatan ini juga
sesuai pedoman gizi seimbang, serta mudah untuk ditiru oleh siswa sehingga
lebih selektif dalam memilih makanan, memudahkan siswa dalam mengingat
terutama makanan jajanan. Selain itu, pesan gizi seimbang.
kegiatan PKM ini juga memiliki target
luaran berupa gambaran status gizi METODE PELAKSANAAN
siswa SD Pulogebang 11, ada tidaknya Kegiatan Program Kemitraan
kandungan bahan tambahan pangan Masyarakat (PKM) “Gizi Seimbang
berbahaya (boraks dan formalin) pada untuk Anak Sehat Berprestasi” ini
makanan jajanan di sekolah, poster dilaksanakan di SD Negeri Pulogebang
Pesan Gizi Seimbang, dance/gerakan 11, Cakung, Jakarta Timur pada bulan
gizi seimbang, dan publikasi Februari 2019. Sasaran dari kegiatan ini
pelaksanaan pengabdian masyarakat. adalah seluruh siswa kelas 4 SD
Adanya data gambaran pengetahuan Pulogebang 11 yang berjumlah 109
gizi, status gizi siswa, dan kandungan orang.
makanan berbahaya di sekolah, yang Metode yang dikembangkan dalam
merupakan luaran dari kegiatan ini, kegiatan ini adalah edukasi dan
dapat dimanfaatkan sebagai dasar untuk demonstrasi. Siswa kelas 4 SD diberikan
melakukan program gizi dan kesehatan ceramah tentang Pedoman Gizi
di sekolah. Kekurangan dari data Seimbang (PGS) dengan media power
kandungan makanan berbahaya (boraks point. Materi yang disampaikan meliputi
dan formalin) di sekolah adalah pengenalan tentang gizi seimbang, 4
pengujian tidak dilakukan pada semua pilar gizi seimbang, serta pesan umum
jenis makanan. Pengujian hanya gizi seimbang.
dilakukan terhadap makanan yang Untuk lebih meningkatkan
berpeluang besar untuk ditambahkan pemahaman dan ingatan siswa terkait
bahan tambahan pangan berbahaya PGS, demonstrasi tentang PGS juga
(boraks dan formalin) tersebut. dilakukan. Demonstrasi PGS dilakukan
Luaran berupa poster memiliki melalui permainan dan senam.
keunggulan desain yang menarik Permainan yang dilakukan berupa
sehingga mudah dipahami siswa. Poster permainan “isi piring makanku” dan
juga dapat ditempel di berbagai tempat langkah mencuci tangan. Pada
di sekolah sebagai pengingat siswa permainan “isi piring makanku”, siswa

Edukasi dan Demonstrasi… 172


GEMASSIKA VoL. 3 No.2 Nopember 2019
ISSN: 2598-7593

diminta untuk menuliskan bahan 109 orang. SD Negeri Pulogebang 11


makanan sesuai dengan porsi dan merupakan salah satu sekolah dasar
penggolongannya pada gambar piring yang terletak di kota Jakarta Timur.
makan. Demonstrasi juga dilakukan Siswa yang bersekolah di SD tersebut,
melalui kegiatan menyanyikan lagu “4 mayoritas berasal dari keluarga dengan
pilar gizi seimbang” dan senam / tingkat ekonomi menengah ke bawah.
gerakan dengan backsound lagu
tersebut. Tabel 1. Karakteristik Demografi Siswa
Selain edukasi dan demonstrasi, Karakteristik Demografi N %
dalam kegiatan ini juga dilakukan Umur, tahun (n=107)
9 13 11.9
pemeriksaan keamanan makanan jajanan 10 76 69.7
dan pengukuran status gizi. Pemeriksaan 11 17 15.6
12 2 1.8
keamanan makanan dilakukan untuk 13 1 0.9
menilai kandungan formalin dan boraks Jenis Kelamin (n=109)
Laki – laki 56 51.4
pada makanan jajanan yang berpotensi Perempuan 53 48.6
mengandung zat tersebut, seperti sosis, Pendidikan Ibu (n=107)
Tidak Sekolah 2 1.8
siomay, smokebeef, cireng isi, dan lain – Tamat SMP 13 12.1
lain. Tamat SMA 13 12.1
Tamat SMA/SMK 64 59.8
Pengukuran status gizi siswa Tamat Perguruan 15 14.0
dilakukan melalui pengukuran berat Tinggi

badan dan tinggi badan, yang kemudian


Tabel 1 menunjukkan siswa yang
dihitung berdasarkan z-score IMT/U.
menjadi sasaran kegiatan ini sebagian
Berat badan siswa diukur menggunakan
besar berumur 10 tahun dan sebagian
timbangan digital injak, sedangkan
kecil dari mereka berumur 12 – 13
tinggi badan siswa diukur menggunakan
tahun. Lebih dari setengah diantaranya
microtoise. Pengukuran dilakukan oleh
berjenis kelamin laki – laki dan
tenaga terlatih.
memiliki ibu dengan pendidikan terakhir
tamat SMA.
HASIL PEMBAHASAN
Karakteristik Sasaran
Edukasi dan Demonstrasi Gizi
Kegiatan Program Kemitraan
Seimbang
Masyarakat (PKM) Gizi Seimbang
Edukasi tentang gizi seimbang pada
untuk Anak Sehat dan Berprestasi
siswa kelas 4 SD dilakukan di dalam
dilakukan terhadap siswa kelas 4 SD
ruang kelas. Edukasi gizi diberikan
Negeri Pulogebang 11 yang berjumlah
melalui ceramah dengan media power

Edukasi dan Demonstrasi… 173


GEMASSIKA VoL. 3 No.2 Nopember 2019
ISSN: 2598-7593

point. Materi yang disampaikan dalam mendapatkan informasi tersebut dari


kegiatan ini, yaitu: (1) pengertian gizi buku, hanya 1 siswa yang mendapatkan
seimbang, (2) 4 pilar gizi seimbang, dan informasi pedoman gizi seimbang dari
(3) 10 pesan umum gizi seimbang. petugas. Hal tersebut menunjukkan
Siswa tampak antusias kurangnya peran petugas kesehatan
mendengarkan edukasi ini. Sebagian dalam sosialisasi PGS ke sekolah –
besar siswa mengaku belum mengetahui sekolah. Petugas kesehatan perlu
tentang Pedoman Gizi Seimbang. Hal ini melakukan edukasi gizi secara berkala
sesuai dengan hasil identifikasi paparan ke sekolah – sekolah untuk peningkatan
media tentang Pedoman Gizi Seimbang kesadaran masyarakat supaya lebih
(PGS) yang tercantum dalam Tabel 2. melek gizi, yang pada akhirnya akan
memberikan outcome berupa perbaikan
Tabel 2. Paparan informasi pedoman status gizi anak sekolah.
gizi seimbang pada siswa Kurangnya paparan informasi terkait
Paparan informasi n % PGS pada siswa dapat berakibat ke
Paparan Media Terkait kurangnya pengetahuan mereka tentang
Gizi Seimbang (n=108)
Tidak Pernah 71 65.7 gizi (Rahmawati and Marfuah 2016).
Pernah 37 34.3 Dalam kegiatan ini, pengetahuan terkait
Sumber Informasi
Paparan / Media (n=37) gizi seimbang diukur melalui 13
Koran 2 5.4 pertanyaan. Pengukuran tingkat
Majalah 3 8.1
Buku 22 59.5 pengetahuan siswa dilakukan sebelum
Poster 2 5.4 edukasi gizi.
Brosur 5 13.5
Internet 2 5.4 Hasil kegiatan ini menunjukkan
Petugas Kesehatan 1 2.7 bahwa rata – rata skor pengetahuan pada
siswa kelas 4 SD Negeri Pulogebang 11
Berdasarkan Tabel 2, dua pertiga
adalah sebesar 8.87 dengan standar
siswa belum pernah terpapar terkait
deviasi 1.42. Skor terendah yang
PGS, sedangkan sepertiga diantaranya
diperoleh adalah 6 dan skor tertinggi
mengaku pernah terpapar PGS. Hal ini
adalah 12.
menunjukkan bahwa sosialisasi tentang
Tabel 3 menunjukkan bahwa hampir
PGS, yang merupakan pengganti slogan
semua siswa dapat menjawab dengan
“4 sehat 5 sempurna” belum
benar bahwa membiasakan sarapan dan
dilaksanakan secara menyeluruh,
melakukan aktivitas fisik merupakan
terutama di tingkat sekolah dasar.
salah satu isi pesan dalam pedoman gizi
Lebih dari 50% siswa yang
seimbang. Meskipun demikian, sebagian
mengaku pernah terpapar PGS,

Edukasi dan Demonstrasi… 174


GEMASSIKA VoL. 3 No.2 Nopember 2019
ISSN: 2598-7593

besar siswa masih belum mengetahui secara berkala di lingkungan sekolah


berapa jumlah pesan dan seluruh isi dasar sangat perlu untuk dilakukan.
pesan dalam Pedoman Gizi Seimbang. Edukasi gizi merupakan salah satu cara
Hal ini dikarenakan sosialisasi terkait untuk meningkatkan pengetahuan gizi,
Pedoman Gizi Seimbang belum pernah dengan tujuan akhir adanya perubahan
dilakukan di sekolah. perilaku seseorang (Contento 2008).
Pertanyaan pengetahuan terkait Hasil edukasi gizi pada anak sekolah
fungsi protein, bahan makanan sumber dipengaruhi oleh keseuaian metode
karbohidrat, protein, dan vitamin A edukasi yang digunakan berdasarkan
dapat dijawab dengan benar oleh karakteristik anak sekolah. Untuk
sebagian besar siswa. Siswa kelas 4 SD mendapatkan hasil atau tujuan edukasi
sudah mendapatkan mata pelajaran IPA, yang optimal dibutuhkan petunjuk yang
dimana materi terkait karbohidrat, dapat berupa pedoman atau booklet,
protein, dan vitamin A, serta cara demonstrasi, dan video terkait bila
mencuci tangan yang benar ada di dalam memungkinkan. Hal ini dikarenakan
mata pelajaran tersebut. Porsi makan edukasi secara verbal saja cenderung
seimbang juga dapat dijawab oleh sulit diserap oleh anak sekoah
sebagian besar siswa. (Notoatmodjo 2012).
Lebih dari setengah dari total siswa
dapat menjawab dengan benar tentang Tabel 3. Pengetahuan gizi siswa
batasan konsumsi gula dalam sehari, Pengetahuan Jawaban Jawaban
Benar Salah
frekuensi aktivitas fisik, dan akibat
Jumlah pesan 36 73
makan tidak seimbang. Sementara dalam PGS (33%) (67%)
pertanyaan terkait makanan beraneka Isi pesan dalam 105 4
PGS (96.3%) (3.7%)
ragam hanya dijawab oleh sebagian Makanan 9 100
kecil siswa. Hal ini menunjukkan bahwa beraneka ragam (8.3%) (91.7%)
Fungsi protein 80 29
Pedoman Gizi Seimbang belum dikenal (73.4%) (26.6%)
oleh siswa. Sebagian besar siswa masih Porsi makan 83 26
seimbang (76.1%) (23.9%)
menggunakan konsep 4 sehat 5 Bahan makanan 89 20
sempurna, dimana makanan yang sumber vitamin (81.7%) (18.3%)
A
beraneka ragam terdiri dari nasi, Bahan makanan 84 25
sayuran, lauk nabati, lauk hewani, dan sumber (77.1%) (22.9%)
karbohidrat
susu. Bahan makanan 91 18
Berdasarkan hasil tersebut, edukasi sumber protein (83.5%) (16.5%)
Batasan 52 57
dan sosialisasi tentang gizi seimbang konsumsi gula (47.7%) (52.3%)

Edukasi dan Demonstrasi… 175


GEMASSIKA VoL. 3 No.2 Nopember 2019
ISSN: 2598-7593

Isi pesan dalam 98 11 bayam, kangkung, sawi hijau, wortel,


PGS (89.9%) (10.1%)
dan lain – lain, harus dituliskan pada
Frekuensi 65 44
aktivitas fisik (59.6%) (40.4%) gambar piring pada sisi yang memiliki
Akibat makan 77 32 porsi lebih besar (1/3 piring). Sumber
tidak seimbang (70.6%) (29.4%)
Cara mencuci 98 11 protein yaitu tahu, tempe, ikan, daging,
tangan yang (89.9%) (10.1%) ayam, dan lain – lain serta buah –
benar
buahan yaitu mangga, papaya, pisang,
Dalam kegiatan PKM ini, edukasi pear, dan lain – lain dituliskan pada
gizi dilakukan bertujuan untuk gambar yang memiliki porsi lebih kecil
memberikan informasi guna (1/6 piring).
meningkatkan pengetahuan siswa Dilaksanakannya game ini juga
tentang pedoman gizi seimbang. Tidak bertujuan sebagai evaluasi terkait
hanya edukasi gizi secara verbal pemahaman siswa tentang materi yang
(ceramah), demonstrasi juga dilakukan disampaikan. Game dipilih sebagai cara
untuk memudahkan siswa mengingat mengevaluasi supaya lebih menarik bagi
dan memahami pedoman gizi seimbang. siswa dan lebih interaktif. Dari game ini
Demonstrasi yang dilakukan dalam dapat diketahui bahwa siswa cukup
bentuk: (1) menyanyikan lagu “4 pilar paham tentang porsi dan penggolongan
gizi seimbang”, (2) permainan “isi bahan makanan yang dikonsumsi dalam
piring makanku”, (3) senam / gerakan gizi seimbang.
tentang gizi seimbang. Salah satu bentuk demonstrasi gizi
Pada saat menyanyikan lagu “4 pilar dalam kegiatan PKM ini adalah senam
gizi seimbang” siswa diberikan teks lirik dengan backsound lagu “4 pilar gizi
lagu, kemudian belajar bernyanyi seimbang”. Senam 4 pilar gizi seimbang
bersama dengan diiringi musik lagu dilakukan selama 30 menit di lapangan
tersebut. Setelah itu, siswa melakukan sekolah, dengan tujuan memudahkan
permainan/game “isi piring makanku”. siswa untuk mengingat dan memahami
Siswa diminta untuk menuliskan jenis pesan dalam pedoman gizi seimbang.
bahan makanan yang harus ada dalam Siswa tampak sangat antusias mengikuti
satu piring saat kita makan. Penulisan senam serta dapat menghafal gerakan
jenis – jenis bahan makanan tersebut dari senam ini dan lagunya.
harus sesuai dengan porsi dan golongan Media audio kinestetik (senam dan
bahan makanannya, seperti sumber lagu 4 pilar gizi seimbang) adalah media
karbohidrat yaitu nasi, jagung, singkong, yang dapat didengar dengan perantara
dan lain – lain; dan sayuran yaitu listrik, bersifat audio, dan dapat

Edukasi dan Demonstrasi… 176


GEMASSIKA VoL. 3 No.2 Nopember 2019
ISSN: 2598-7593

dipergunakan untuk senam pada anak Tujuan dilakukannya pengukuran


usia sekolah. Keunggulan dari media ini status gizi ini adalah untuk mengetahui
adalah mudah dimengerti, awet, status gizi siswa kelas 4 SDN
fleksibel, serta bisa dihafal dengan Pulogebang 11. Pengukuran status gizi
menggunakan gerak dan diiringi lagu ini belum dilakukan secara teratur di
untuk penyampaian pesan gizi seimbang sekolah tersebut, sehingga data ini
kepada anak sekolah. Gerak dan lagu diharapkan sebagai landasan
merupakan sarana yang menyenangkan dilakukannya program peningkatan
bagi anak untuk senam dan olah raga status gizi anak sekolah.
(Aliya and Muwakhidah 2017). Oleh Berdasarkan Tabel 4, dari total 109
karena itu, edukasi gizi dengan media siswa kelas 4, lebih dari setengah siswa
audio kinestetik ini dipilih dalam kelas 4 memiliki status gizi normal,
kegiatan PKM ini dengan harapan siswa sebagian kecil dari mereka memiliki
dapat lebih mudah dalam memahami status gizi sangat kurus hingga kurus,
pedoman gizi seimbang. sedangkan status gizi gemuk hingga
obesitas mencapai lebih dari seperempat
Pengukuran Status Gizi dari total responden. Data tersebut
Status gizi merupakan kondisi menunjukkan terjadinya fenomena
kesehatan yang dipengaruhi oleh asupan beban ganda masalah gizi, yaitu di saat
dan penggunaan zat gizi. Asupan yang masalah gizi kurang (sangat kurus
sesuai dengan rekomendasi dan hingga kurus) masih belum teratasi,
kecukupan gizi akan berdampak pada prevalensi gizi lebih (gemuk hingga
status gizi yang baik (United Nations obesitas) justru meningkat.
Children’s Fund 2015). Salah satu
indicator yang digunakan untuk Tabel 4. Status gizi siswa berdasarkan
menentukan status gizi anak sekolah indeks IMT/U
adalah menggunakan IMT/U (Indeks Status Gizi n %
Massa Tubur per Umur). Indeks Massa Sangat Kurus 5 4.6
Kurus 8 7.3
Tubuh (IMT) dapat diketahui melalui Normal 65 59.6
perhitungan berat badan dan tinggi Gemuk 14 12.8
Obesitas 17 15.6
badan (Supariasa, Bakri, and Fajar
2002). Pengukuran status gizi yang Beban ganda masalah gizi tersebut
dilakukan dalam kegiatan ini adalah dapat berakibat pada beberapa masalah.
pengukuran berat badan dan tinggi Kekurangan gizi pada anak dapat
badan. menyebabkan pertumbuhan fisik dan

Edukasi dan Demonstrasi… 177


GEMASSIKA VoL. 3 No.2 Nopember 2019
ISSN: 2598-7593

otak anak tidak optimal, dan jika tidak karena mengandung bahan tambahan
diatasi dalam jangka panjang dapat pangan berbahaya. Selain itu, sebanyak
mengakibatkan hilangnya potensi 47.8% hygiene perorang pedagang tidak
generasi muda yang cerdas dan baik, 62.5% memiliki sanitasi peralatan
berkualitas (lost generation). Sementara tidak baik, 30.4% pedangang
kelebihan gizi juga tidak baik bagi anak menyajikan makanan tidak baik, dan
karena memicu munculnya berbagai 47.8% sarana penjaja tidak baik (BPOM
penyakit degeneratif seperti diabetes RI 2009; Manalu and Su’udi 2016).
mellitus, hipertensi, hiperkolesterol dan Kegiatan pemeriksaan kemanan
penyakit jantung (United Nations makanan jajanan dalam kegiatan ini
Children’s Fund 2015; WHO 2017). bertujuan untuk memastikan bahwa
makanan jajanan yang dikonsumsi anak
Pemeriksaan Keamanan Makanan sekolah adalah sehat. Bahan kimia yang
Jajanan diperiksa adalah formalin dan boraks.
Makanan dan jajanan sekolah Makanan jajanan yang dilakukan
merupakan masalah yang perlu menjadi pengecekan adalah makanan yang
perhatian masyarakat, khususnya berpotensi besar mengandung zat
orangtua, pendidik, dan pengelola tersebut, seperti siomay, pentol, cireng,
sekolah, karena makanan dan jajanan sosis, nugget, dan smokebeef.
sekolah sangat berisiko terhadap Hasil pengecekan menunjukkan
cemaran biologis atau kimiawi yang bahwa bahan makanan tersebut tidak
banyak mengganggu kesehatan, baik mengandung formalin dan boraks.
jangka pendek maupun panjang anak Namun, jika dilihat dari penampilannya,
sekolah. beberapa makanan masih mengandung
Berkaitan dengan jenis dan efek zat bahan tambahan pangan berupa pewarna
kimia berbahaya yang sering ditemukan buatan, pemanis buatan, penyedap rasa
dalam bahan makanan, Badan POM buatan, serta tambahan pangan berupa
mengungkapkan bahwa berbagai bahan saos. Aneka jenis makanan kemasan,
kimia yang umum digunakan pada seperti chiki dan minuman manis masih
bahan makanan antara lain formalin, banyak dijual di kantin sekolah. Aneka
rodhamin, methanol yellow, dan boraks. buah – buahan tidak tampak dijajakan di
Temuan Badan Pengawas Obat dan sekolah ini.
Makanan (BPOM), sebesar 48% Selain itu, dilihat dari segi hygiene
makanan jajanan anak di sekolah tidak dan sanitasi makanannya, beberapa
memenuhi syarat keamanan pangan penjaja makanan masih belum

Edukasi dan Demonstrasi… 178


GEMASSIKA VoL. 3 No.2 Nopember 2019
ISSN: 2598-7593

menerapkan hal tersebut. Hal ini tampak dengan edukasi terkait gizi seimbang.
dari beberapa makanan yang tidak Keunggulan yang dihasilkan adalah
ditutup serta kurangnya cuci tangan siswa SD menjadi lebih mudah
sebelum dan setelah menyentuh mengingat dan memahami pesan gizi
makanan. Hal yang menarik yang seimbang.
ditemukan di kantin sekolah ini adalah
mereka mulai mengurangi penggunaan SIMPULAN DAN SARAN
plastic sebagai upaya pengurangan Status gizi anak sekolah dinilai
jumlah sampah. Setiap pembelian berdasarkan indeks IMT/U. Di SD
makanan, daun pisang, kertas, piring, Negeri Pulogebang 11, terdapat 4.6%
gelas digunakan sebagai wadah siswa memiliki status gizi sangat kurus,
pembungkus makanan dan minuman. 7.3% memiliki status gizi kurus, 59.6%
Berdasarkan hal tersebut, edukasi terkait memiliki status gizi normal, 12.8%
hygiene dan sanitasi penjaja makanan memiliki status gizi gemuk, dan 15.6%
perlu untuk dilakukan di sekolah ini. memiliki status gizi obesitas.
Kegiatan Program Kemitraan Salah satu upaya untuk
Masyarakat (PKM) “Gizi Seimbang memperbaiki status gizi siswa adalah
untuk Anak Sehat Berprestasi” berjalan meningkatkan pengetahuan melalui
dengan lancar dan dapat mencapi tujuan. edukasi gizi. Edukasi gizi yang
Siswa SD, yang memiliki karakteristik dilakukan dengan penyuluhan
berbeda dengan orang dewasa, menjadi dilanjutkan permainan, menyanyi, dan
salah satu kesulitan sekaligus tantangan senam gizi seimbang menyebabkan
dalam kegiatan ini. Siswa SD yang siswa dapat menerima pesan gizi yang
memiliki kecenderungan untuk suka disampaikan. Dari hasil edukasi gizi ini,
bermain menyebabkan kondisi siswa cukup paham terkait dengan porsi
pelaksanaan kegiatan menjadi lebih dan jumlah makanan yang dikonsumsi
rame dan kurang kondusif untuk dalam satu piring untuk sekali makan.
melakukan edukasi. Salah satu cara yang Selain edukasi gizi, kegiatan lain
dilakukan untuk mengatasi hal itu yang dilakukan adalah pemeriksaan
adalah dengan memasuki dunia siswa keamanan makanan. Makanan yang
SD yang suka bermain. Cara edukasi dijajakan di kantin sekolah tidak
yang dikemas dalam bentuk game, mengandung formalin dan boraks. Akan
dance, dan lagu membuat siswa SD tetapi, bahan tambahan pangan yang lain
lebih tertarik. Siswa SD dapat seperti pemanis buatan, penyedap rasa
melakukan permainan yang dikemas buatan, pewarna buatan masih

Edukasi dan Demonstrasi… 179


GEMASSIKA VoL. 3 No.2 Nopember 2019
ISSN: 2598-7593

digunakan. Higiene dan sanitasi penjaja dengan tujuan supaya pemahaman


makanan juga masih kurang dan harus siswa terkait pedoman gizi seimbang
lebih diperhatikan lagi. menjadi lebih dalam. Selain itu,
Berdasarkan hasil dari kegiatan pembinaan kantin sekolah, sosialisasi
ini, edukasi gizi perlu dilakukan gizi seimbang terhadap guru dan orang
dengan frekuensi yang lebih sering tua juga perlu untuk dilakukan.

REFERENSI
Aliya, H & Muwakhidah 2017, 'Pengaruh pendidikan gizi dengan media audio kinestetik
(senam dan lagu pesan gizi seimbang) terhadap peningkatan pengetahuan gizi
seimbang pada anak SD Muhammadiyah Kandangsapi Surakarta', Jurnal Kesehatan,
vol. 10, no. 2, hh. 58–65.
BPOM RI 2009, Pangan jajanan anak sekolah, Badan Pengawas Obat dan Makanan,
Jakarta.
Contento, IR 2008, 'Nutrition education: linking research, theory, and practice', Asia
Pacific Journal of Clinical Nutrition, vol. 17, hh. 176–79.
Kementerian Kesehatan RI 2013, Riset kesehatan dasar tahun 2013., Kementerian
Kesehatan RI, Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI 2014, Pedoman gizi seimbang, Kementerian Kesehatan RI,
Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI 2018, Riset kesehatan dasar tahun 2018, Kementerian
Kesehatan RI, Jakarta.
Manalu, HSP & Su'udi, A 2016, 'Kajian implementasi pembinaan pangan jajanan anak
sekolah (PJAS) untuk meningkatkan keamanan pangan: Peran Dinas Pendidikan
Dan Dinas Kesehatan Kota', Media Litbangkes, vol. 26, no.4, hh. 249–56.
Notoatmodjo 2012, Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Rahmawati, T & Marfuah, D 2016, 'Gambaran status gizi pada anak Sekolah Dasar',
Profesi, vol. 14, hh. 72–76.
Supariasa, IDN, Bakri, B & Fajar, I 2002, Penilaian Status Gizi, EGC, Jakarta.
United Nations Children’s Fund 2015, Unicef ’ s approach to scaling up nutrition for
mother and their children, World Health Organization, New York.
WHO, 2017, The double burden of malnutrition: Policy brief, World Health
Organization, Geneva.

Edukasi dan Demonstrasi… 180

You might also like