You are on page 1of 10

PENGARUH EDUKASI MEDIA LEAFLET TERHADAP

PENGETAHUAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR


TENTANG MANFAAT MENGONSUMSI BUAH
DAN SAYUR DI SD INPRES
SUDIANG MAKASSAR

The Effect 0f Media Leaflet Nutrition Education On


Knowledge Of Elementary School Children
About The Benefits Of Fruit
And Vegetables At SD Inpres
Sudiang Makassar.

Anggun Khairunnisa1, Manjilala2, Agustian Ipa2, Adriyani Adam2


1
Mahasiswa Sarjana Terapan, Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar
2
Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar
*Korespondensi : E-Mail : anggunkhairunnisa@poltekkes-mks.ac.id
HP : 082343514799
ABSTRACT
Children in indonesia have a habit of consuming very low fruits and vegetables.
Result of Riskesdas in 2018 shows that overall the population of age > 5 years lacked 95,5%
of the fruit and vegetables. In theory that the benefits of the content of fruits and vegetables
are very important for fulfilling good nutritional intake needs. Desy this study was a Pre-
Experimental Design With One Group Pretest-Posttest Design Carried Out at the Inpres
Sudiang Makassar. The samle size in this study was 97 people taken by the total sampling.
Variables in the study were elementary nutritional knowledge before being given an
intervention in the form of education through leaflet media and knowledge after intervention.
The effect of variables using questionnaires was tested by using the wilcoxon test. The results
showed that in SD Inpres Sudiang Makassar, the age was generally 60.8%, the class was
generally 27.8%, and the gender was generally 25.8%. The father's occupation was generally
private employee (29.9%), while the mother's occupation was generally a housewife (77.3%).
The level of knowledge before education was generally good (85.6%), while the level of
knowledge after education was generally good (100%). Statistical analysis showed a
difference in nutritional knowledge before and after the provision of media leaflet education
(p = 0.000). It is recommended for further research, it is expected to be able to develop
educational media in accordance with the development of technology so thah it supports
interest and reading interest and reading interesr for respondents.

Keywords : Fruits, Nutrition education, Media Leaflet, Knowledge, Vegetables.


References : 44 (2002-2021)

ABSTRAK

Anak – anak di Indonesia memiliki kebiasaan dalam mengonsumsi buah dan sayur
sangat rendah. Hasil riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa secara keseluruhan penduduk
umur > 5 tahun kurang mengonsumsi buah dan sayur sebanyak 95,5% penduduk. Secara teori
bahwa manfaat kandungan dari buah dan sayur sangat penting untuk pemenuhan asupan gizi
yang baik. Desain penelitian ini adalah Pre Eksperimental Design dengan One Group
Pretest-Posttest Design yang dilaksanakan di SD Inpres Sudiang Makassar. Besar sampel
dalam penelitian ini sebanyak 97 orang yang diambil dengan cara total sampling. Variabel
dalam penelitian ini adalah pengetahuan gizi SD sebelum diberi intervensi berupa edukasi
melalui media leaflet dan pengetahuan setelah intervensi. Adapun pengaruh variabel dengan
menggunakan kuesioner di uji dengan menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian diketahui
di SD Inpres Sudiang Makassar pada umur umumnya (60,8%). Kelas umumnya (27,8%).
Jenis kelamin umumnya (25,8%). Pekerjaan ayah umumnya karyawan swasta (29,9%).
Pekerjaan ibu umumnya ibu rumah tangga (77,3%). Tingkat pengetahuan sebelum edukasi
umumnya baik (85,6). Tingkat pengetahuan sesudah edukasi umumnya baik (100%). Analisis
statistik ada perbedaan pengetahuan gizi sebelum dan sesudah pemberian edukasi media
leaflet terhadap pengetahuan (p = 0,000). Disarankan untuk penelitian selanjutnya diharapkan
dapat mengembangkan media edukasi sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga
mendukung ketertarikan serta minat baca bagi responden.
Kata Kunci : Buah, Edukasi Gizi, Media Leflet, Pengetahuan, Sayur.
Daftar Pustaka : 44 (2002 – 2021)

PENDAHULUAN Jika dibandingkan dengan cut off WHO


Secara umum, Kesehatan gizi tahun 2021, persentase stunting antara 20-
mengacu pada keadaan fisik seseorang 29%, masuk dalam kategori sedang, cut off
yang dipengaruhi oleh keseimbangan pada wasting antara 5-9%, sehingga masuk
antara makanan yang dikonsumsi dan dalam kategori serius. Sedangkan cut off
kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh dari underweight yaitu 10-19%, sehingga
tubuh. Dengan kata lain, status gizi termasuk dalam kategori masalah gizi
seseorang dipengaruhi oleh seberapa sedang (Kementerian Kesehatan RI, 2021).
banyak zat gizi yang diperoleh dari Berdasarkan hasil survei status gizi
makanan dan seberapa banyak yang tahun 2021, Sulawasi Selatan dengan
dibutuhkan oleh tubuh untuk berfungsi presentase masalah 27,4% anak
secara optimal.Di Indonesia, gizi menjadi mengalami stunting (pendek), sekitar
salah satu pilar penting dalam kesehatan 6,2% mengalami wasting (tubuh kurus)
masyarakat. Gizi memiliki peranan yang dan 19,0% mengalami underweight. Jika
sangat penting dalam pertumbuhan dan dibandingkan dengan cut off WHO tahun
perkembangan seseorang, khususnya pada 2021, persentase stunting antara 20-27%,
anak sekolah dasar. Jika kebutuhan gizi masuk dalam kategori sedang, cut off pada
tidak terpenuhi, maka dapat wasting antara 5-6%, sehingga masuk
mempengaruhi kesehatan dan dalam kategori buruk. Sedangkan cut off
pertumbuhan anak hingga usia dewasa dan dari underweight yaitu 10-19%, sehingga
dapat memberikan dampak yang buruk termasuk dalam kategori masalah gizi
bagi kesehatan di masa depan. Oleh karena sedang (Kementerian Kesehatan RI, 2021).
itu, upaya untuk memperbaiki status gizi di Menurut UNICEF tahun 2019
Indonesia, terutama pada anak-anak, sekitar sekitar 23% anak di Asia timur dan
sangatlah penting untuk mendukung Pasifik tidak diberikan makanan berupa
pertumbuhan dan perkembangan yang buah dan sayur. Hal ini tentu akan
optimal serta mencegah munculnya berdampak pada kesehatan anak. Dimana
penyakit yang disebabkan oleh kekurangan menurut UNICEF, tanpa keragaman yang
gizi. (Candra, 2020). cukup pada makanan yang dikonsumsi
Pada tahun 2021 masalah anak, akan berdampak pada kebutuhan
kekurangan gizi yang di alami Indonesia nutrisi responden yang tidak tercukupi
berdasarkan hasil riset kesehatan dasar sehing mempengaruhi pertumbuhan dan
mengungkapkan bahwa sekitar 24,4% perkembangan anak (UNICEF, 2019).
anak mengalami stunting (pendek), sekitar Beberapa penelitian di Afrika,
7,1% mengalami wasting (tubuh kurus) Amerika, dan Asia telah menunjukkan
dan sekitar 17% mengalami Underweight. bahwa anak-anak usia 5-14 tahun
cenderung memiliki konsumsi buah dan penuaan dini dan berbagai penyakit
sayur yang lebih rendah dibandingkan lainnya.Serat makanan merupakan satu
dengan orang dewasa usia 30-59 tahun, komponen bukan gizi yang harus dipenuhi
dengan kecenderungan sebesar 20%. Di jumlahnya agar tubuh dapat berfungsi
Asia Tenggara, rata-rata konsumsi buah dengan baik. Untuk mencegah timbulnya
dan sayur pada anak usia 5-14 tahun berbagai penyakit berbahaya akibat
sangat rendah, yaitu sebesar 182 g/hari. kekurangan atau kelebihan jumlah serat
Meskipun anjuran konsumsi buah dan makanan yang dikonsumsi hendaknya
sayur berbeda-beda, di Indonesia, terutama sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
bagi balita dan anak sekolah, disarankan Jenis makanan yang dapat dijadikan
untuk mengonsumsi sayuran dan buah- sumber serat yaitu buah dan sayur.
buahan sebanyak 300-400 g/orang/hari, Hasil Riset Kesehatan Dasar
sementara remaja dan orang dewasa (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan
sebanyak 400-600 g/orang/hari. Dalam penduduk Indonesia kurang mengonsumsi
anjuran tersebut, sekitar dua pertiga dari buah dan sayur sebanyak 95,5% penduduk.
jumlah tersebut adalah porsi untuk Sedangkan berdasarkan RISKESDAS
sayuran. Pada tahun 2016, konsumsi buah Kabupaten/Kota Sulawesi Selatan
dan sayur di Indonesia kurang dari menunjukkan bahwa secara keseluruhan
setengah konsumsi yang penduduk umur ≥ 5 tahun kurang
direkomendasikan. Sebagian penduduk mengonsumsi buah dan sayur sebesar
Indonesia mengkonsumsi buah dan sayur 95%. Kurang mengonsumsi buah dan
sebanyak 173 g/hari, lebih kecil dari sayur dihadapi oleh seluruh kabupaten di
Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang Sulawesi Selatan. Sedangkan di Makassar
direkomendasikan. masyarakat yang kurang mengonsumsi
Asupan zat gizi yang seimbang buah dan sayur sebanyak 91%.
diperlukan oleh tubuh untuk mencukupi Salah satu cara untuk
kebutuhannya. Bahan makanan yang baik meningkatkan asupan buah dan sayur
dikonsumsi bagi tubuh maka setiap dengan memberikan edukasi gizi bentuk
individu harus lebih memperhatikan pola upaya untuk melakukan suatu tindakan
makan setiap saat sehingga tubuh selalu perubahan dalam hal ini kemajuan
sehat serta terhindar dari bermacam pengetahuan, praktik atau keterampilan
penyakit sayur dan buah ialah pangan yang saat mengonsumsi sumber zat gizi dari
bersumber mineral dan vitamin. makanan. Pendidikan tentang gizi sangat
Kandungan zat gizi pada buah dan sayur penting karena tingkat pengetahuan
memberi manfaat bagi kesehatan, masyarakat dalam hal ini masih dinilai
perkembangan serta pertumbuhan pada rendah, sehingga meskipun mereka
seseorang yang mengonsumsinya. memiliki daya beli yang cukup dan selalu
World Health Organization tersedia pangan di rumah, kebutuhan gizi
(WHO,2018) menyatakan bahwa mereka tidak terpenuhi dengan baik.
kurangnya mengonsumsi buah dan sayur (Emilia, 2009) .
dapat menyebabkan penyakit degeneratif Edukasi gizi sangat penting oleh
seperti obesitas, diabetes, hipertensi, anak usia sekolah dasar dan memiliki
tekanan darah tinggi, dan kanker. Sayuran peran penting sebagai upaya dalam
dan buah-buahan merupakan sumber menjaga kesehatan tubuhnya. Seorang
berbagai vitamin, mineral, senyawa anak dianggap lebih terbuka untuk
fitokimia dan serat pangan. Beberapa mendapatkan edukasi serta mempunyai
vitamin (vitamin A, vitamin E, dan rasa ingin tahu lebih besar
vitamin C) dan beberapa mineral tembaga, (Dewi,dkk,2011). Edukasi gizi sangat
seng, dan selenium merupakan antioksidan berkaitan dengan peningkatan pengetahuan
yang sangat besar dalam mencegah gizi utamanya anak sekolah dasar,
sehingga hubungan peningkatan meningkatkan pengetahuan mereka
pengetahuan gizi dapat menjadi faktor tentang konsumsi buah dan sayur. Dengan
penentu . menggunakan leaflet, sasaran dapat
Dalam dunia pendidikan ada menyesuaikan dan belajar mandiri serta
banyak metode dan alat yang telah praktis karena tidak perlu mencatat
dikembangkan agar dapat menyampaikan informasi secara manual. (Supariasa dan
informasi dengan baik dengan tujuan Nyoman, 2012).
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan Anak-anak cenderung malas makan
keterampilan. Bentuk edukasi yang ada sayur, padahal manfaat dan kandungan
selama ini adalah penyuluhan dengan dari sayur sangat penting untuk
menggunakan metode ceramah, dan pemenuhan asupan gizi yang baik
metode audio visual seperti penampilan (Mohammad dan Madanijah, 2015).
video, metode audio visual dan gambar Kurangnya pengetahuan ibu tentang nutrisi
cetak atau kertas bergambar (poster, pop dan faktor sosial-ekonomi keluarga
up book, kwartet, leaflet, dll). merupakan faktor yang menjadi alasan
Berdasarkan hasil penelitian yang rendahnya konsumsi buah dan sayur di
dilakukan oleh Suiraoka (2010) bahwa ada kalangan anak-anak sekolah dasar.
pengaruh yang signifikan pengetahuan gizi Berdasarkan penelitian sebelumnya
yang lebih baik pada responden yang yang dilakukan diberbagai daerah di
diberikan pendidikan gizi dengan media indonesia, Indonesia termasuk dalam
dibandingkan dengan responden yang kategori masyarakat yang masih
tidak diberikan pendidikan gizi tanpa kekurangan dalam mengonsumsi buah dan
menggunakan media. sayur, yang sangat disayangkan karena
Leaflet merupakan jenis media negara ini memiliki kekayaan pangan yang
edukasi berbentuk lembaran. Media melimpah seperti buah dan sayur. Dalam
edukasi leaflet ini memiliki banyak melihat tingginya angka anak sekolah
keuntungan antara lain, mudah dibawah, dasar yang tidak mengonsumsi buah dan
klien dapat menyesuaikan dan belajar sayur, Kementerian Kesehatan RI telah
mandiri, pengguna dapat melihat isinya menciptakan sebuah program bernama
pada saat santai, informasi dapat dibagikan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
dengan keluarga dan teman. Leaflet sebuah (GERMAS) yang bertujuan untuk
media yang dapat membantu masyarakat menyadarkan pentingnya hidup sehat..
untuk mengingat kembali informasi yang Data Kementrian Kesehatan RI
telah diajarkan atau dikomunikasikan. Hal tahun (Riskesdas,2014). Mengacu pada
ini dapat memudahkan pengajar dan permenkes No.41 Tahun 2014 yaitu dalam
masyarakat untuk mempelajari informasi Pedoman Gizi Seimbang (PSG). Usia
yang rumit secara bersama-sama. sekolah dianjurkan untuk mengkonsumsi
Informasi yang diberikan dalam leaflet sayuran dan buah-buahan sebanyak 300-
dapat dibaca dan didiskusikan oleh 400 gram yang terdiri dari 250 gram sayur
anggota kelompok sasaran sehingga (setara dengan 3-5 porsi atau 2,5 gelas
memberikan detail informasi yang tidak sayur setelah dimasak dan ditiriskan) dan
mungkin diberikan secara lisan. Selain itu, 150 gram 3 buah (setara dengan 2-3 porsi
leaflet juga mudah dibuat, diperbanyak, atau 3 buah pisang ambon ukuran sedang
diperbaiki, dan disesuaikan dengan atau 1,5 potong pepaya ukuran sedang atau
kelompok sasaran. Penggunaan leaflet juga 3 buah jeruk ukuran sedang).
sangat efektif dalam memperkenalkan ide-
ide baru kepada orang banyak. Sebagai Berdasarkan hasil survei tentang kebiasaan
contoh, leaflet yang berisi informasi makan buah dan sayur di Indonesia,
tentang buah dan sayur dapat lebih mudah tampaknya masih banyak penduduk yang
dipahami oleh anak sekolah dan membantu tidak cukup mengonsumsi kedua jenis
makanan tersebut. Oleh karena itu, penulis diperoleh tidak berdistribusi normal, maka
ingin melakukan penelitian mengenai uji statistik yang digunakan adalah uji
pengaruh edukasi media leaflet terhadap (wilcoxon).
peningkatan pengetahuan tentang Hasil
konsumsi buah dan sayur pada anak-anak Tabel 01 menunjukkan distribusi
sekolah dasar. responden berdasarkan umur terbanyak
ialah 10 tahun sebanyak 59 orang (60,8%).
METODE PENELITIAN Tabel 02 menunjukkan distribusi
Desain, Tempat, dan Waktu responden berdasarkan kelas terbanyak
Penelitian ini menggunakan metode ialah VB sebanyak 27 orang (27,8%).
Pre Eksperimental Design dengan One Tabel 03 menunjukan
Group Pretest-Posttest Design. Penelitian distribusi responden berdasarkan
digunakan untuk membandingkan hasil kelamin terbanyak ialah laki-laki
intervensi dari edukasi gizi melalui media sebanyak 49 orang (50,5%).
leaflet. Rancangan ini melibatkan satu Tabel 04 menunjukan
kelompok yaitu kelompok perlakuan distribusi responden berdasarkan
dimana subyek diobservasi terlebih dahulu pekerjaan ayah terbanyak ialah
(pre-test) sebelum diberikan perlakuan karyawan swasta sebanyak 29 orang
kemudian diobservasi lagi (post-test) (29,9%).
setelah diberikan perlakuan. Penelitian Tabel 05 menunjukan
dilakukan di SD Inpres Sudiang distribusi responden berdasarkan
Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar pekerjaan ibu terbanyak ialah IRT 75
pada periode Desember-Februari 2023 orang (77,3%)
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Tabel 06 menunjukan
Untuk memperoleh data dasar sampel, distribusi responden berdasarkan
digunakan kuesioner. Pengaruh Edukasi pengetahuan gizi sebelum dan
Media Leaflet Terhadap Pengetahuan Pada sesudah pemberian edukais gizi.
Anaka Sekolah Dasar Tentang Manfaat Pada media edukasi leaflet
Mengonsumsi Buah dan Sayur di SD pengetahuan gizi yang baik sebelum
Inpres Sudiang Makassar, dalam bentuk edukasi sebanyak 83 orang (85,6%)
Media Leaflet yang diberikan satu kali meningkat setelah diberikan edukais
pada responden jam 09.00-10.00 WITA. sebanyak 97 orang (100%) dapat
Pengetahuan sampel tentang gizi diukur dikatakan bahwa setelah diberikan
melalui kuesioner yang diberikan sebelum edukasi media leaflet responden
dan setelah edukasi gizi yang diberikan meningkatan
melalui media leaflet. Tabel 07 menunjukan
Pengolahan dan Analisis Data edukasi gizi menggunakan media
Data yang sudah dikumpulkan leaflet terhadap pengetahuan gizi
melalui kuesioner, selanjutnya dientry, di pada skor pengetahuan terjadi
editing, kemudian dianalisis dengan alat perubahan rata-rata 7,2 sebelum
bantu komputer menggunakan aplikasi diberikan edukasi gizi menjadi 8,7
SPSS. Analisis univariat dilakukan untuk setelah diberikan edukasi. Hasil
menggambarkan masing-masing variabel analisis statistika dengan
yang disajikan dalam bentuk tabel menggunakan uji wilcoxon diperoleh
distribusi frekuensi dan dianalisis nilai p value= 0,000 yang artinya ada
berdasarkan presentase. Analisis Bivariat pengaruh pemberian edukasi gizi
uji statistik jika data yang diperoleh adalah melalui media leaflet terhadap
berdistribusi normal, maka uji statistik pengetahuan manfaat mengonsumsi
yang digunakan adalah uji (Paired sampel buah dan sayur.
T-test). Namun, jika sampel yang Pembahasan
Pendidikan gizi atau edukasi gizi Media edukasi harus disesuaikan dengan
merupakan suatu proses dimana sasaran yang akan di edukasi . Leaflet
komponennya sama seperti proses sendiri memiliki keuntungan yaitu mudah
pendidikan. Bertindak sebagai pendidik dibawah, lebih informatif dan memuat
yaitu petugas kesehatan yang bertujuan pesan lebih banyak. Leflet juga salah satu
mempengaruhi individu/kelompok alat bantu dalam proses edukasi untuk
masyarakat tertentu. Adapun tujuan menimbulkan perhatian pada suatu
pemberian edukasi gizi yakni sebagai masalah, dapat juga sebagai pengingat
upaya untuk terjadinya perubahan dalam menjelaskan sesuatu pesan,
pengetahuan (knowledge). Pengetahuan tindakan dan informasi
sendiri mencakup bagaimana individu (Notoatmodjo,2012).
tersebut dapat menguraikan, menyebutkan Selain pemberian edukasi sampel
kembali, serta menyatakan dari hasil tahu juga mengisi kuesioner berupa pre-test dan
yang terjadi setelah orang tersebut post-test. Pemberian pre-test dan post-test
menerima informasi atau edukasi gizi dilakukan sebelum intervensi dan
(Sukraniti, D.P., Taufiqurrahman, & pemberian post test 15 menit setelah
Iwan,2018). intervensi dilakukan. Sesuai dengan
Hasil penelitian menunjukkan pendapat (Hisyam Zaini and Aryani, 2005)
bahwa pengetahuan siswa sebelum yaitu Giving question and getting answer
diberikan edukasi gizi dengan pengetahuan (memberi pertanyaan dan menjawab
kurang sebanyak 14 orang (14,4%) dan pertanyaan) yang merupakan strategi
baik sebanyak 83 orang (85,6%). Setelah sangat baik digunakan untuk melibatkan
dberikan edukasi gizi terjadi perubahan siswa dalam mengulang materi
pengetahuan yang baik sebanyak 97 0rang pelajarannya. Dan strategi ini tepat
(100%) dan yang kurang tidak ada. dilakukan pada akhir pertemuan, yaitu
Peningkatan perubahan tersebut pada 15 menit terakhir sebagai rangkuman
disebabkan sampel menerima edukasi gizi semua materi yang telah diberikan.
dengan baik. Hasil Uji Wilcoxon diperoleh KESIMPULAN
nilai p value = 0,000 (ɑ<0,05) maka Ha 1. Sebelum dilakukan edukasi gizi
diterima dan Ho ditolak sehingga ada menggunakan media leaflet
perubahan pemberian edukasi gizi pengetahuan gizi tentang manfaat
menggunkan media leaflet terhadap mengonsumsi buah dan sayur pada
perubahan pengetahuan sampel. anak sekolah dasar di SD Inpres
Penelitian ini sejalan dengan Sudiang Makassar kategori baik
penelitian yang dilakukan oleh (Etika et sebanyak 83 orang (85.6%) dengan
al., 2021) berdasarkan uji wilcoxon, rata-rata skor pengetahuan
pengaruh promosi kesehatan menggunakan sebanyak 7,2.
media leaflet didapat dengan nilai = 0,000 2. Setelah dilakukan edukasi gizi
< 0.05 yang berarti ada pengaruh promosi menggunakan media leaflet
kesehatan dengan media leaflet terhadap pengetahuan gizi tentang manfaat
pengetahuan makan buah dan sayur pada mengonsumsi buah dan sayur pada
anak SD Negeri 8 Kota Bengkulu. anak sekolah dasar di SD Inpres
Proses edukasi gizi tidak terlepas Sudiang Makassar kategori baik
dari pengaruh penggunaan peraga atau meningkat menjadi 97 orang (100
media yang bisa mendukung %) dengan rata-rata skor
berlangsungnya kegiatan edukasi tersebut. pengetahuan sebanyak 8,7.
Media edukasi dibuat dengan menganut 3. Ada pengaruh edukasi media
prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada leaflet terhadap peningkatan
setiap orang diterima atau ditangkap pengetahuan pada anak sekolah
melalui panca indra (Kapti,dkk 2013).
dasar tentang manfaat
mengonsumsi buah dan sayur di Penelitian selanjutnya diharapkan
SD Inpres Sudiang Makassar dapat mengembangkan media edukasi
(p=0,000). sesuai dengan perkembangan teknologi
sehingga mendukung ketertarikan serta
SARAN minat baca bagi responden.
Tabel 1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Umur n %

9 Tahun 13 13,4
10 Tahun 59 60,8

11 Tahun 25 25,8
Total 97 100

Sumber : Data Primer, 2023

Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan Kelas

Kelas n %

IV A 25 25,8
IV B 25 25,8
VA 20 20,6

VB 27 27,8
Total 97 100

Sumber : Data Primer, 2023

Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin n %

Laki- laki 49 50,5


Perempuan 48 49,5

Total 97 100
Sumber : Data Primer, 2023
Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ayah

Pekerjaan Ayah n %
PNS/TNI/Polri 16 16,5
Karywan Swasta 29 29,9
Pedagang 7 7,2
Pengusaha 14 14,4
Petani 2 2,1
Buruh 17 17,5
Pensiunan 1 1,0
Nelayan 2 2,1
Sopir/Tukang Ojek 7 7,2
Honorer/Magang 2 2,1

Total 97 100
Sumber : Data Primer, 2023

Tabel 5
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu

Pekerjaan Ibu n %
PNS/TNI/Polri 7 7,2
Karyawan Swasta 5 5,2
Pedagang 8 8,2
Pengusaha 1 1,0
Honorer/Magang 1 1,0
IRT 75 77,3
Total 97 100
Sumber : Data Primer, 2023
Tabel 6
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Waktu Pemberian

Pengetahuan
Sebelum Sesudah
Gizi

n % n %

Baik 83 85,6 97 100


Kurang 14 14,4 0 0
Total 97 100 97 100

Sumber : Data Primer, 2023

Tabel 8
Menganalisis Pengaruh Edukasi Gizi Melalui Media Leaflet terhadap
Pengetahuan Gizi tentang Manfaat Buah dan Sayur

Skor Pengetahuan
Media
Waktu Pengukuran p1value
Edukasi

Mean + SD

Sebelum 7,2 + 1,5


Leaflet 8,7 + 1,4 0.000
Sesudah

1
Uji Wilcoxon diperoleh nilai p value = 0,000
Sumber : Data Primer, 2023

You might also like