You are on page 1of 17

GAMBARAN STATUS GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI PADA SISWA

SEKOLAH DASAR KECAMATAN SUNGAI SEMBILAN KOTA DUMAI

Lintang Dwi Utari


Yanti Ernalia
Suyanto
lintangdwiutari@yahoo.co.id

ABSTRACT

School-age children need a good nutrition to support learning activities at school.


Nutritional intake will affect the concentration of power and intelligence of the child in
receiving and absorbing the knowledge gained in school. The purpose of this study was to
describe the nutritional status and nutrient intake in children of primary school in Sungai
Sembilan, Dumai City. This research is a descriptive study with cross-sectional design.
Respondents in this research were 153 boys and 192 girls were calculated BMI by measuring
height and weight. Dietary intake assessment done by asking parents to fill the food record.
Nutritional status is divided into very thin, thin, normal, obese and very obese, based on
anthropometric indices while food intake consists of energy intake, carbohydrate, protein and
fat. Children with very poor nutritional status of 3,5%, children with malnutrition status of
3,5%, obese children with nutritional status of 16.5%, the nutritional status of children with
very fat 2,6% The majority of children receive the intake deficit Energy 36.5%, 52.2% less
carbohydrates, less protein and less fat 41.7 43.5%.

Keywords : children of school age, nutritional status, nutrient intake

PENDAHULUAN pemenuhan kebutuhan dasar manusia.


Peningkatan kualitas sumber daya Proses tumbuh kembang anak sejak masa
manusia (SDM) yang dilakukan secara pembuahan sampai dewasa muda menjadi
berkelanjutan merupakan tujuan utama fokus utama. Unsur gizi merupakan salah
dari pembangunan nasional. Upaya satu faktor penting dalam proses tumbuh
peningkatan kualitas SDM dimulai melalui kembang anak dalam upaya pembentukan

JOM FK Volume 3 No. 1 Februari 2016 1


SDM yang berkualitas, yaitu manusia yang Status gizi pada anak dipengaruhi
sehat, cermat dan produktif. oleh faktor langsung yaitu pola makan dan
penyakit infeksi yang diderita anak dan
Masalah gizi pada anak sekolah
faktor tidak langsung yaitu keadaan
dasar saat ini masih cukup tinggi. Data
ekonomi, pola asuh yang tidak memadai
Dinas Kesehatan RI menujukkan
dan faktor pelayanan kesehatan. Salah satu
prevalensi anak kurang gizi pada tahun
faktor yang paling berpengaruh yaitu pola
2000 setelah Indonesia mengalami krisis
makan anak. Untuk anak sekolah sarapan
multi dimensi terjadi kenaikan yaitu 26,1%
pagi merupakan hal yang paling penting
pada tahun 2001 menjadi 27,5% pada
dalam kegiatan meningkatkan status gizi,
tahun 2003.1 Berdasarkan data Riset
selain kegiatan makan siang dan makan
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
malam.4
prevalensi nasional Anak Usia Sekolah
(5-12 tahun) kurus adalah 11,2%. Selain Asupan nutrisi yang baik adalah
masalah anak kurus terdapat juga masalah sesuai dengan Pedoman Umum Gizi
anak gemuk yaitu anak usia sekolah (5-12 Seimbang (PUGS). Namun anak usia
tahun) gemuk 18,8%.2 sekolah sangat kurang untuk
mengkonsumsi sayur dan buah. Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh
yang dilakukan oleh Yulni dkk, di
Ayu dkk pada anak sekolah dasar didaerah
dapatkan bahwa asupan makan pada anak
Ubud di dapatkan sebanyak 25,7%
sekolah di kawasan pesisir makasar adalah
mengalami gizi kurang dan sebanyak
baik yaitu sebesar 1530,17 Kkal, protein
24,3% gizi lebih.3 Secara umum prevalensi
52,16 g, lemak 37,67 g, karbohidrat 231,97
gizi kurang di provinsi Riau pada tahun
g.5 Hasil Rikesdas tahun 2013 terlihat
2013 adalah 13,8%, terdiri dari 4,8% yang
bahwa penduduk Indonesia yang kurang
sangat kurus dan 9,0% yang kurus.2 Selain
mengkonsumsi sayuran dan buah sebanyak
masalah anak kurus terdapat masalah anak
93,6%. Untuk provinsi Riau sebanyak
gemuk sebanyak 16,6%.2 Hasil Riskesdas
98,6% penduduk Riau yang kurang
2010 menunjukkan 40,6% penduduk
mengkonsumsi sayuran dan buah.2
mengkonsumsi makanan dibawah
kebutuhan minimal (Angka Kecukupan Anak usia sekolah membutuhkan
Gizi / AKG) yang di anjurkan. Menurut asupan nutrisi yang baik untuk menunjang
kelompok umur di jumpai 24,4% pada kegiatan belajar di sekolah. Karena asupan
balita, dan 41,2% pada anak usia sekolah.1 nutrisi akan mempengaruhi daya
kosentrasi dan kecerdasaan anak dalam
JOM FK Volume 3 No. 1 Februari 2016 2
menerima dan menyerap setiap ilmu yang memiliki warna air yang kecoklatan dan
didapat di sekolah. Program gizi pada rasa yang sedikit payau.
kelompok anak sekolah memiliki dampak
Berdasarkan pengamatan peneliti,
luas yaitu pada aspek kesehatan, gizi,
terlihat sanitasi lingkungan dan higiene
pendidikan masa kini dan juga secara
masyarakat yang buruk, kelembaban udara
langsung mempengaruhi kualitas sumber
yang tinggi, masyarakat banyak yang
daya manusia di masa mendatang. Anak
berpenghasilan kurang dari Upah
sekolah merupakan sasaran strategis dalam
Minimum (UMR) sehingga terdapat
perbaikan gizi masyarakat. Hal ini menjadi
keterbatasan dalam mengkonsumsi asupan
penting karena anak sekolah sedang
makanan yang baik dan lokasi Kecamatan
mengalami pertumbuhan secara fisik dan
Sungai Sembilan yang dekat dengan laut.
mental yang sangat diperlukan untuk
Kurangnya konsumsi buah dan sayuran
menunjang kehidupannya di masa
menjadi faktor gizi kurang pada
mendatang. Anak sekolah memerlukan
Kecamatan Sungai Sembilan. Kecamatan
kondisi tubuh yang optimal dan bugar
Sungai Sembilan belum pernah dilakukan
dengan didukung status gizi yang baik.
penelitian, baik tentang gambaran status
Anak sekolah dapat menjadi perantara
gizi dan asupan zat gizi pada anak. Oleh
dalam penyuluhan gizi pada keluarga dan
karena itu peneliti tertarik untuk
masyarakat sekitarnya.
mengetahui bagaimana gambaran status
Kecamatan Sungai Sembilan gizi dan asupan zat gizi pada anak sekolah
adalah salah satu kecamatan yang terletak dasar Kecamatan Sungai Sembilan Kota
di pesisir kota Dumai. Mata pencaharian Dumai.
masyarat di kecamatan ini adalah sebagai
petani sawit, pisang dan palawija.
METODE PENELITIAN
Kecamatan ini adalah satu-satunya
Jenis penelitian yang digunakan
kecamatan di kota Dumai yang minim
adalah penelitian deskriptif, dengan
infrastruktur sehingga distribusi bahan
pendekatan cross sectional study yaitu
pangan ke daerah ini sedikit mengalami
penelitian yang pengukuran variabel
kesulitan.6 Angka kejadian malaria dan
variabelnya dilakukan hanya satu kali pada
demam berdarah dengue di kecamatan ini
satu saat.
cukup tinggi. Selain itu didaerah ini juga
Data penelitian ini diambil di 4
sulit untuk mendapatkan air bersih. Karena
sekolah dasar di Kecamatan Sungai
hampir seluruh Kota Dumai memang

JOM FK Volume 3 No. 1 Februari 2016 3


Sembilan Kota Dumai pada bulan Juni Kriteria eksklusi penelitian ini
Desember 2015. adalah :
Populasi pada penelitian ini adalah 1. Sekolah tidak bersedia menjadi subjek
seluruh siswa sekolah dasar di Kecamatan penelitian
Sungai Sembilan Kota Dumai yang 2. Lokasi penelitian sulit dijangkau
termasuk kedalam kriteria inklusi. Sampel 3. Siswa sedang menderita penyakit
pada penelitian ini diambil secara yang berhubungan dengan status gizi
probability sampling dengan cara simple Pengumpulan data pada penelitian
random sampling yaitu mengambil semua ini berdasarkan data primer yang
populasi yang memenuhi kriteria inklusi didapatkan dari pengisian food record oleh
sehingga semua sampel minimal terpenuhi, orang tua dan data sekunder yang
sampel minimal dari penelitian ini akan didapatkan dari sekolah.
dihitung menggunakan rumus dengan Setelah pengumpulan data selesai,
uraian sebagai berikut : kemudian dilakukan pengolahan data :
1. Editing
n = besar sampel yang diperlukan Langkah ini digunakan untuk
memeriksa kembali data yang diperoleh
N = besar populasi
mencakup kelengkapan / kesempurnaan
d = tingkat ketetapan yang data, kekeliruan pengisian, data sampel
dikehendaki peneliti. Pada penelitian ini yang tidak sesuai / tidak lengkap.
digunakan nilai d = 5 % atau 0,05 2. Coding
Data yang diperoleh diberikan kode
tertentu untuk mempermudah pembacaan
data.
3. Entry
Proses pemasukan data dalam suatu
Berdasarkan rumus diatas, maka program komputer yaitu Nutrisurvey dan
besar sampel minimum adalah 330 Software statistik.
responden. 4. Processing
Kriteria inklusi penelitian ini Proses pengolahan data untuk
adalah : mendapatkan distribusi frekuensi setiap
1. Bersedia menjadi subjek penelitian. variable yang diteliti dengan menggunakan
2. Hadir saat pengukuran berat badan dan program komputer yaitu :
tinggi badan. a. IMT/U
JOM FK Volume 3 No. 1 Februari 2016 4
Ketika data sudah diperoleh akan Dasar di Kecamatan Sungai Sembilan
dimasukkan kedalam table IMT/U untuk Kota Dumai. Populasi pada penelitian ini
melihat standar deviasi dan menentukan adalah seluruh siswa sekolah dasar di
kategori responden. Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai
b. Nutrisurvey yang mudah di jangkau oleh peneliti.
Software yang digunakan untuk Sampel di ambil berdasarkan teknik
mengukur asupan energi, karbohidrat, random sampling yaitu pengambilan
protein, dan lemak yang dikonsumsi oleh sampel secara acak dengan jumlah sampel
responden. Data didapatkan dari food minimum dari jumlah populasi yang
record yang telah diisi oleh responden tersedia, yaitu terdaapat 345 sampel.
selama 3 hari. Lalu diolah kedalam
Analisis Univariat
software nutrisurvey.
Berdasarkan hasil penelitian yang
c. Software statistic
dilakukan di Kecamatan Sungai Sembilan
Software yang digunakan untuk
Kota Dumai distribusi responden yang
mengkategorikan pendapatan, tingkat
dapat disajikan dalam tabel berikut :
pendidikan orang tua, status gizi, asupan
Tabel 1 Distribusi karakteristik
zat gizi. Pengolahan menggunakan analisis
responden berdasarkan umur, jenis
univariat karena pada penelitian ini tidak
kelamin, pendidikan orang tua dan
dilakukan analisa terhadap hubungan
pendapatan orang tua
variable yang diteliti.
Karaketerisitik Frekuensi Persentase
5. Tabulasi
Responden (%)
Data yang terkumpul dimasukkan
dalam tabel frekuensi komputer sesuai Umur
dengan kategori masing masing.
4-6 tahun 3 orang 0,9
Penelitian ini dinyatakan lolos kaji
etik dari tim pelaksana kegiatan (TPC) 7-9 tahun 150 orang 43,5
Etika Penelitian Fakultas Kedokteran
10-12 tahun 165 orang 47,8
Universitas Riau dengan nomor : 99
/UN.19.5.1.1.8/UEPKK/2015. 13-15 tahun 27 orang 7,8

Jenis kelamin
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran umum subjek penelitian Laki-laki 153 orang 44,3
Penelitian ini telah dilakukan pada
siswa-siswi kelas 1 sampai kelas 6 Sekolah
JOM FK Volume 3 No. 1 Februari 2016 5
Perempuan 192 orang 55,7 Responden yang berjenis kelamin laki-laki
berjumlah 153 orang (44,3%) dan
Pendidikan
perempuan berjumlah 192 orang (55,7%).
ayah
Pendidikan ayah terbanyak adalah tingkat
Tidak ada 9 orang 2,6 sekolah dasar (SD) sebanyak 55,7% dan
pendidikan ibu terbanyak yaitu tingkat
SD 192 orang 55,7
sekolah dasar (SD) sebanyak 60%.
SMP 63 orang 18,3 Penghasilan orang tua responden tertinggi
adalah <UMR yaitu 76,5% dan > UMR
SMA 72 orang 20,9
sebanyak 23,5%.
PT 9 orang 2,6
Status gizi siswa-siswi di Sekolah Dasar
Pendidikan ibu
Kecamatan Sungai Sembilan Kota
Tidak ada 12 orang 3,5 Dumai
Hasil pengukuran antropometri
SD 207 orang 60,0
pada anak dapat dilihat pada tabel 2 :
SMP 87 orang 25,2 Tabel 2 Status gizi siswa-siswi di
Sekolah Dasar Kecamatan Sungai
SMA 27 orang 7,8
Sembilan Kota Dumai
PT 12 orang 3,5
Variabel Jumlah Persentase
Pendapatan (%)

< UMR 264 orang 65,5 IMT/U

> UMR 119 orang 34,5 Sangat 12 orang 3,5


kurus

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa Kurus 12 orang 3,5


frekuensi tertinggi responden berasal dari
Normal 255 orang 73,9
kelompok umur 10-12 tahun yaitu 47,8% ,
disusul dengan kelompok umur 7-9 tahun Gemuk 57 orang 16,5
sebanyak 43,3%, kelompok umur 13-15
Obesitas 9 orang 2,6
tahun sebanyak 7,8% dan frekuensi
terendah responden berasal dari kelompok
umur 4-6 tahun sebanyak 0,9%.

JOM FK Volume 3 No. 1 Februari 2016 6


Berdasarkan tabel 2 didapatkan di Provinsi Riau memiliki prevalensi diatas
bahwa anak usia sekolah yang memiliki rata-rata nasional dengan persentasi rata-
status gizi normal sebanyak 73,9%. rata nasional sebesar 4,0% dan 7,2%.
Persentase hasil penelitian ini lebih kecil Sedangkan anak umur 5-12 tahun dengan
dari pada penelitian Sumini, Danang dan status gizi sangat gemuk dan gemuk di
Yoza, tetapi lebih besar dibandingkan Provinsi Riau berada dibawah rata-rata
penelitian Wulan. nasional dengan persentasi 8,8% dan
Penelitian Sumini didesa Grabahan 10.8%.2
tahun 2014, didapatkan status gizi normal Perbedaan persentase status gizi
29
sebanyak 51%. Pada penelitian Danang yang didapat bisa disebabkan oleh
didesa Sanggrahan Kabupaten Pacitan perbedaan setiap anak memperoleh asupan
didapatkan anak dengan status gizi normal zat gizi. Status gizi baik dapat terjadi
sebanyak 22,52%.30 Pada penelitian Yoza apabila tubuh memperoleh cukup zat-zat
di SD Metta Maitraya didapatkan anak gizi yang digunakan secara efisien,
dengan status gizi normal sebanyak sehingga memungkinkan pertumbuhan
31
59,52%. Pada penelitian Wulan dipulau fisik, perkembangan otak, kemampuan
Sulawesi tahun 2015, didapatkan anak kerja mencapai tingkat kesehatan optimal.
dengan status gizi normal sebanyak Status gizi kurang merupakan kondisi
76,6%.32 tidak sehat yang ditimbulkan karena tidak
Hasil penelitian ini juga tercukupinya kebutuhan makanan yang
menunjukkan terdapatnya anak dengan diperlukan oleh tubuh. Sedangkan zat gizi
status gizi sangat kurus sebanyak 3,5%, lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat
kurus sebanyak 3,5%, anak dengan status gizi yang berlebihan. Pada keadaan gizi
gizi gemuk sebanyak 16,5 dan anak kurang akan mengakibatkan terhambatnya
dengan status gizi sangat gemuk sebanyak proses tumbuh kembang anak. Konsumsi
2,6%. makanan sangat berpengaruh terhadap
Hasil penelitian ini menunjukkan status gizi seseorang. Pada anak usia
lebih rendah dari persentasi kurus, sangat sekolah keadaan gizi dapat mengakibatkan
kurus dan sangat gemuk serta lebih tinggi menurunnya prestasi belajar.7 Sedangkan
dari persentasi gemuk jika dibandingkan pada keadaan gizi lebih akan
dengan data Riskesdas tahun 2013.2 menyebabkan obesitas pada anak dan akan
Data Riskesdas tahun 2013 berisiko menderita penyakit degeneratif.33
menunjukkan anak umur 5-12 tahun Selain disebabkan oleh faktor
dengan status gizi sangat kurus dan kurus asupan makanan, faktor tidak langsung
JOM FK Volume 3 No. 1 Februari 2016 7
pun juga mungkin dapat mempengaruhi Variabel Jumlah Persentase
status gizi anak, antara lain seperti tingkat (%)
pengetahuan ibu yang kurang, penghasilan
Kecukupan
rumah tangga, tingkat pendidikan, jumlah
energi
anggota keluarga yang terlalu banyak yang
mengakibatkan berkurangnya asupan Kurang 156 orang 45,5
makanan yang dikonsumsi masing-masing
Baik 84 orang 24,3
anggota keluarga sehingga kandungan
gizinya pun juga tidak mencukupi Lebih 105 orang 30,4
kebutuhan dari masing-masing individu,
Asupan
pola asuh anak yang salah serta kesehatan
karbohidrat
lingkungan yang sangat kurang.15
Pada penelitian ini menunjukkan Kurang 180 orang 52,2
bahwa pendapatan orang tua kurang dari
Baik 51 orang 14,8
UMR. Selain itu pendidikan orang tua
banyak yang tamat sekolah dasar. Lebih 114 orang 33,0
Sehingga memungkinkan bahwa orang tua
kurang mengetahui makanan yang baik
untuk meningkatkan status gizi. Asupan
Pendapatan orang tua juga tidak Protein
mencukupi untuk memberikan asupan
Kurang 144 orang 41,7
makanan yang baik untuk anaknya. Selain
itu aktifitas anak juga mempengaruhi Baik 66 orang 19,1
status gizi. Anak yang aktif namun asupan
Lebih 135 orang 39,1
nutrisi kurang akan menyebabkan status
gizi kurang. Karena nutrisi yang Asupan
dikonsumsi tidak cukup untuk menunjang Lemak
aktifitas anak yang berlebihan.
Kurang 150 orang 43,5

Tabel 3 Asupan asupan energi, Baik 75 orang 21,7

karbohidrat, protein dan lemak yang


Lebih 120 orang 34,8
dikonsumsi oleh siswa-siswi di Sekolah
Dasar Kecamatan Sungai Sembilan
Kota Dumai
JOM FK Volume 3 No. 1 Februari 2016 8
Berdasarkan tabel 3 didapatkan berenergi dan dapat menganggu tumbuh
responden dengan asupan energi kurang kembang anak.36
sebanyak 45,5%. Hal ini menunjukkan Berdasarkan hasil penelitian ini
bahwa rerata asupan energi anak usia didapatkan asupan protein kurang
sekolah kurang dari AKG. Hasil penelitian sebanyak 41,7%. Hal ini menunjukkan
ini juga meperlihatkan bahwa sebagian bahwa rerata asupan responden kurang
besar anak mendapatkan asupan dari AKG. Hasil penelitian ini lebih rendah
karbohidrat yang kurang sebanyak 52,2%, dibandingkan dengan penelitian yang
ini menujukkan asupan karbohidrat dilakukan Anna didapatkan responden
responden kurang dari AKG. Hasil dengan protein kurang sebanyak 58%.34
penelitian ini lebih besar dibandingkan Protein dibutuhkan untuk perkembangan
dengan hasil penelitian yang dilakukan tubuh dan otak, pertumbuhan, imunitas
oleh Anna di Kecamatan Leuwiliang dan pertumbuhan otot. Kekurangan protein
Kabupaten Bogor dari 31 responden akan mengakibatkan seseorang rentan
didapatkan responden dengan asupan terhadap penyakit dan gangguan
34 37
energi kurang sebanyak 22,6%. pertumbuhan pada anak.
Hasil penelitian yang dilakukan Berdasarkan hasil penelitian ini
oleh Yulni di pesisir Kota Makassar didapatkan asupan lemak kurang sebanyak
didapatkan responden dengan asupan 43,5%. Hal ini menandakan asupan lemak
karbohidrat kurang sebanyak 42,7%.5 pada anak kurang dari AKG. Hasil
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yoza penelitian ini lebih rendah dibandingkan
di SD Metta Maitreya di Pekanbaru dengan hasil penelitian yang dilakukan
didapatkan responden dengan asupan oleh Yulni di pesisir Kota Makassar
karbohidrat kurang sebanyak 11,76%.31 didapatkan responden dengan asupan
Fungsi utama dari karbohidrat adalah lemak kurang 83,3%.5 Hasil penelitian ini
penyediaan energi bagi tubuh. 1 gram lebih rendah dibandingkan dengan
karbohidrat menghasilkan 4 kalori dan penelitian Yoza di SD Metta Meitreya di
rerata kebutuhan karbohidrat diperlukan Pekanbaru yaitu didapatkan anak dengan
anak-anak sebanyak 60-70% dari angka asupan lemak kurang sebanyak 53,8%.31
kecukupan gizi (AKG).35 Kurangnya Lemak berfungsi sebagai sumber
asupan karbohidrat akan menyebabkan energi, pembentukan sel, pelindung organ
berkurangnya asupan energi sehingga akan tubuh, memelihara suhu tubuh. 1 gram
berakibat buruk terhadap status gizi anak, lemak menghasilkan 9 kalori. Makanan
menyebabkan tubuh lemah, lesu, tidak yang tinggi lemak selain memiliki rasa
JOM FK Volume 3 No. 1 Februari 2016 9
yang lezat, makanan yang mengandung Berdasarkan tabel 4 Berdasarkan hasil
lemak kurang mengenyangkan penelitian ini didapatkan bahwa anak
dibandingkan makanan yang mengandunh dengan status gizi sangat kurus didapatkan
asupan karbohidrat dan protein, sehingga asupan energi kurang dan baik sebanyak
mengakibatkan anak mengkonsumsi 50%. Anak dengan status gizi kurus
makanan yang mengandung lemak secara didapatkan asupan energi kurang dan lebih
berlebihan yang dapat menimbulkan sebanyak 50%. Anak dengan status gizi
obesitas pada anak.38 normal didapatkan asupan energi kurang
Peningkatan asupan lemak lebih sebanyak 40%. Anak dengan status gizi
pada anak dipengaruhi oleh pola makan gemuk didapatkan asupan energi kurang
yang sering mengkomsumsi fast food atau sebanyak 63,2%, dan anak dengan status
makanan cepat saji yang akan gizi sangat gemuk didapatkan asupan
meningkatkan berat badan sebesar kurang energi kurang sebanyak 66,7%.
lebih 0,4 kg/tahun. Pada penelitian yang
Sumber energi berasal dari
dilakukan oleh Bernadatte mengatakan
karbohidrat, lemak dan protein.40 Asupan
asupan makanan cepat saji lebih dari 224
energi ideal harus mengandung cukup
kkal/hari berisiko 29,7 kali lebih besar
energi dan semua zat esensial sesuai
terjadinya obesitas pada anak.39
kebutuhan sehari-hari.41 Distribusi energi
dalam keseimbangan diet (balance diet)
Tabel 4 Gambaran asupan energi,
makanan anak adalah 50% berasal dari
karbohidrat, protein dan lemak
karbohidrat, 35% dari lemak. Dan 15%
berdasarkan status gizi
dari protein.36

Pemberian makanan yang


mengandung energi yang melebihi
kecukupan akan disimpan sebagai
cadangan di dalam tubuh berbentuk lemak
atau jaringan lain dan akan menyebabkan
gizi lebih hingga obesitas.41 Apabila
konsumsi energi kurang, maka cadangan
energi dalam tubuh yang berada dalam
jaringan otot atau lemak akan digunakan
untuk menutupi kekurangan tersebut, jika
keadaan tersebut berlangsung lama maka
JOM FK Volume 3 No. 1 Februari 2016 10
cadangan energi tersebut akan habis dan kurus mendapatkan asupan protein kurang
akan terjadi kemerosotan jaringan yang sebanyak 66,7%, anak dengan status gizi
ditandai dengan penurunan berat badan kurus mendapatkan asupan protein baik
41,9
dan pertumbuhan yang terhambat. sebanyak 66,7%, anak dengan status gizi
Status gizi baik akan terpenuhi apabila normal mendapatkan asupan protein lebih
asupan energi yang masuk kedalam tubuh sebanyak 43,5%, anak dengan status gizi
sesuai dengan energi yang dibutuhkan oleh gemuk mendapatkan asupan protein
tubuh.9 kurang sebanyak 36,8%, dan anak dengan
status gizi sangat gemuk mendapatkan
Hasil penelitian ini didapatkan
asupan protein kurang sebanyak 66,7%.
bahwa anak dengan status gizi sangat
kurus mendapatkan asupan karbohidrat Hal ini tidak sejalan dengan
kurang sebanyak 75%, anak dengan status penelitian yang dilakukan oleh Fatimah
gizi kurus mendapatkan asupan tahun 2008, dimana anak dengan status
karbohidrat lebih sebanyak 75%, anak gizi kurus mendapatkan asupan protein
dengan status gizi normal mendapatkan baik sebanyak 70%. Anak dengan status
asupan karbohidrat kurang sebanyak gizi normal mendapatkan asupan protein
50,6%, anak dengan status gizi gemuk kurang sebanyak 42,86%. Anak dengan
mendapatkan asupan karbohidrat kurang status gizi gemuk mendapatkan asupan
sebanyak 57,9%, dan anak dengan status protein baik sebanyak 81,82%.42
gizi sangat gemuk mendapatkan asupan
Pada umumnya kecukupan asupan
karbohidrat kurang sebanyak 66,7%.
protein pada semua kategori status gizi
Karbohidrat merupakan komponen dikategorikan kurang. Namun pada status
terbesar penyusun sumber energi yaitu 50- gizi kurus di jumpai tingkat asupan protein
60%. Apabila asupan karbohidrat kurang baik, hal ini menggambarkan anak sudah
akan menyebabkan berkurangnya asupan cukup mengkonsumsi makanan yang
energi sehingga akan mengakibatkan mengandung protein namun belum cukup
gngguan pada status gizi anak, mengkonsumsi asupan karbohidrat.
menyebabkan tubuh lesu, lemah, tidak
Pada formulir food record yang
bertenaga dan terganggunya tumbuh
digunakan didapatkan sebagian anak lebih
kembang anak.36
banyak mengkonsumsi telur, tempe, tahu
Hasil penelitian ini didapatkan dan nasi. Konsumsi makanan yang tidak
bahwa anak dengan status gizi sangat bervariasi menyebabkan asupan zat gizi

JOM FK Volume 3 No. 1 Februari 2016 11


kedalam tubuh tidak sesuai dengan AKG dan tanggung jawabnya terhadap
yang dianjurkan. Selain itu pada food pekerjaan dapat menyebabkan kuranganya
record terlihat banyaknya anak yang perhatian orang tua dalam menyiapakan
kurang menyukai sayuran dan buahan. hidangan yang sesuai dengan kebutuhan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu anak. Karena itu dalam penelitian ini
jenis makanan atau disebut faddisme menunjukkan salah satu penyebab bahwa
makanan akan mengakibatkan tubuh tidak seringkali terjadi ketidakseimbangan
memperoleh semua zat gizi yang antara konsumsi zat energi, karbohidrat,
dibutuhkan.43 protein, lemak dengan kebutuhan anak.43

Hasil penelitian ini menunjukkan Distribusi bahan pangan yang sulit


bahwa anak dengan status gizi sangat kedaerah ini juga dapat dilihat dari
kurus mendapatkan asupan lemak kurang tingginya harga bahan makanan pokok.
dan baik sebanyak 50%, anak dengan Sehingga menyulitkan orang tua untuk
status gizi kurus mendapatkan asupan memberikan makanan yang seuai dengan
lemak kurang dan lebih sebanyak 50%, porsi gizi seimbang.
anak dengan status gizi normal
mendapatkan asupan lemak kurang dan
SIMPULAN DAN SARAN
lebih sebanyak 38,8%, anak dengan status
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
gizi gemuk mendapatkan asupan lemak
dilakukan dapat diambil kesimpulan
kurang sebanyak 52,6%, dan anak dengan
sebagai berikut :
status gizi sangat gemuk mendapatkan
1. Sebagian besar anak usia sekolah
asupan lemak kurang sebanyak 100%.
berumur 10-12 tahun sebanyak
Pemenuhan kebutuhan asupan 47,8% dan berjenis kelamin
kemak yang tidak sesuai dengan perempuan sebanyak 55,7%,
kebutuhan anak akan menimbulkan pendidikan ayah sebagian besar
gangguan pada status gizi dan kesehatan tingakat sekolah dasar sebanyak
41
anak. Pada pemberian asupan makanan 55,7% dan pendidikan ibu sebagian
dibutuhkan peran orang tua untuk dapat besar tingkat sekolah dasar
mengarahkan memilih makanan yang sebanyak 60%, penghasilan orang
sesuai dengan kebutuhan gizi. Orang tua tua dibawah upah minimum
yang mempunyai pekerjaan penuh tidak (<UMR) sebanyak 76,5%.
lagi dapat memberikan perhatian penuh 2. Anak dengan status gizi normal
terhadapat anaknya. Kesibukan pekerjaan sebanyak 73,9%, anak dengan
JOM FK Volume 3 No. 1 Februari 2016 12
status gizi gemuk sebanyak 16,5%, gemuk didapatkan anak dengan
anak dengan status gizi sangat asupan karbohidrat kurang
kurus dan kurus sebanyak 3,5%, sebanyak 57,9%. Status gizi sangat
anak dengan status gizi sangat gemuk didapatkan anak dengan
gemuk sebanyak 2,6%. asupan lemak kurang sebanyak
3. Anak mendapatkan asupan energi 100%.
defisit sebanyak 36,5%, asupan
6.2 Saran
energi kurang sebanyak 8,7%,
asupan energi sedang sebanyak 1. Bagi peneliti lain, disarankan untuk
19,1%, asupan energi baik dapat meneliti mengenai hubungan
sebanyak 5,2% dan asupan energi asupan zat gizi terhadap status gizi
lebih sebanyak 30,4%. anak sekolah.
4. Anak mendapatkan asupan 2. Kepada orang tua agar lebih
karbohidrat kurang sebanyak memperhatikan keseimbangan
52,2%, asupan karbohidrat baik asupan zat gizi dengan
sebanyak 14,8%, asupan memberikan makanan yang
karbohidrat lebih sebanyak 33%. bersumber energi, karbohidrat,
Anak mendapatkan asupan protein protein, lemak sesuai dengan porsi
kurang sebanyak 41,7%, asupan gizi seimbang.
protein baik sebanyak 19,1%,
asupan protein lebih sebanyak UCAPAN TERIMAKASIH
39,1%. Anak mendapatkan asupan Penulis mengucapkan terima kasih dan
lemak kurang sebanyak 43,3%, penghargaan kepada pihak Fakultas
asupan lemak baik sebanyak 21,7% Universitas Riau, Ibu Yanti Ernalia S.Gz,
dan asupan lemak lebih sebanyak Dietisien,MPH dan bapak dr Suyanto
34,8%. MPH sebagai pembimbing, bapak dr
5. Status gizi sangat kurus didapatkan Nazardi Oyong Sp.A dan ibu drg Tuti
anak dengan asupan karbohidrat Restuastuti M.Kes selaku penguji dan ibu
kurang sebanyak 75%. Status gizi dr Suri Dwi Lesmana sebagai supervisi
kurus didapatkan anak dengan yang telah meluangkan waktu dan pikiran
asupan karbohidrat lebih sebanyak dengan penuh kesabaran untuk
75%. Status gizi normal didapatkan membimbing dan mengarahkan penulis
anak dengan asupan karbohidrat serta memberi masukan demi
kurang sebanyak 50,6%. Status gizi kesempurnaan skripsi ini.
JOM FK Volume 3 No. 1 Februari 2016 13
7. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: PT Gramedia Pustaka
1. Departemen Kesehatan. Ringkasan Utama; 2009: 28-56
hasil prevalensi status gizi anak usia
5-12 tahun. Riset Kesehatan Dasar 8. Indra D, Wulandari Y. Prinsip
2010; 2010 prinsip dasar ahli gizi. Jakarta: Dunia
Cerdas; 2013: 21-4
2. Departemen Kesehatan. Ringkasan
hasil prevalensi status gizi anak usia 9. Kementrian Kesehatan RI.
5-12 tahun. Riset Kesehatan Dasar Klasifikasi status gizi anak:
2013; 2013 Keputusan Mentri Kesehatan RI.
Jakarta. 2010
3. Hapsari AI, Antari PY, Ani LS.
Gambaran status gizi siswa sekolah 10. Hatriyanti Y, Triyanti. Penilaian
dasar negri 03 Peliatan Kecamatan status gizi dalam gizi dan kesehatan
Ubud Kabupaten Gianyar tahun 2011 masyarakat. Jakarta: PT Raja
[Skripsi]. Bali: Universitas Udayana; Grafindo; 2007: 33-9
2011
11. Proverawati A, Wati EK. Ilmu gizi
4. Badan Perencanaan Pembangunan untuk keperawatan dan gizi
Nasional (BPPN). Rencana aksi kesehatan. Yogyakarta: Nuha
nasional pangan dan gizi 2006-2011. Medika; 2011: 45-8
Jakarta; 2007
12. Supariasa NDI, Bakri B, Fajar I.
5. Hadju V, Yulni, Virani D. Hubungan Penilaian status gizi. Jakarta: EGC;
asupan zat gizi makro dengan status 2012: 42-7
gizi anak sekolah dasar di wilayah
pesisir kota Makassar tahun 2013. 13. Gibson RS. Principal of nutritional
[Skripsi]; 2013 assessment. 2nd ed. New York:
Oxford University Inc; 2005
6. Anonim.
http://www.wikepedia.org/wiki/kota_ 14. Alamsyah D. Pemberdayaan gizi
dumai teori dan aplikasi. Yogyakarta: Nuha
Medika; 2013: 30-9
JOM FK Volume 3 No. 1 Februari 2016 14
kalsium harian di yayasan
15. Arisman. Gizi dalam daur kehidupan. kampungkids Pejaten Jakarta Selatan
Jakarta: EGC; 2009: 55-9 tahun 2009 [skripsi]. Jakarta:
Universitas Indonesia; 2011
16. Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat FKM UI. Gizi dan 22. Jauhari A. Dasar dasar ilmu gizi.
kesehatan masyarakat. Jakarta: PT Yogyakarta: Jaya Ilmu; 2013: 30-50
Raja Grafindo Persada; 2013: 70-5
23. Departemen Kesehatan RI.
17. Brown et al. Nutrition through the Komposisi zat gizi pangan Indonesia.
life cycle. 2nd ed. USA: Wardsworth Jakarta: Depkes; 2013
Inc; 2005
24. Menteri Kesehatan Republik
18. WKNPG. Kesehatan pangan dan gizi Indonesia. angka kecukupan gizi
di era otonomi daerah dan yang dianjurkan bagi bangsa
globalisasi. Jakarta: LIPI;2012 indonesia. 2013. Diaskses dari:
http://www.hukor.depkes.go.id/up_pr
19. Gunanti IR. Pengetahuan, sikap, dan od_permenkes/PMK%20No.%2075
keterampilan pembantu rumah %20ttg%20Angka%20Kecukupan%
tangga (PRT) dalam pengasuhan 20Gizi%20Bangsa%20Indonesia.pdf
anak serta hubungannya dengan (3 desember 2014).
status gizi dan perkembangan anak
usia 2-5 tahun. Universitas 25. Departemen Gizi dan Kesehatan
Airlangga; 2005; [diakses 24 April Masyarakat. Gizi dan Kesehatan
2015]; dari; www.adln.lib.unair.ac.id Masyarakat. Jakarta:Rajawali Pers;
2011
20. FAO/WHO. Dietary fats oil. Food
nutrition paper. A joint FAO/WHO 26. Adriani M, Wirjatmadi B. Pengantar
expert consultation. Rome: FAO of gizi masyarakat. Jakarta: Kencana
the United Nations Series 23; 1988 Prenada Media Group; 2012: 66-9

21. Alatas SS. Status gizi anak usia 27. More J. Gizi bayi,anak,dan remaja.
sekolah(7-12 tahun) dan Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2014:
hubungannya dengan tingkat asupan 23-5
JOM FK Volume 3 No. 1 Februari 2016 15
kecamatan leuwiliang, kabupaten
28. WHO. Physical status: the use and bogor. [Skripsi]; 2014
interpretation of anthropometry.
Ganeva: WHO Technical Series 35. Mahan L, et all. Krauses, food,
Report; 2000 nutrition and diet therapy.
Philadelphia: W.B. Saunders co.ed,
29. Sumini. Hubungan status gizi dengan 11; 2004
usia menarche pada siswi sekolah
dasar kelas 4,5 dan 6 di sekolah dasar 36. Hasan R, Alatas H. Ilmu Kesehatan
negri grabahan kecamatan karengrejo Anak. Jakarta: FKUI; 2011
kabupaten magetan. [Skripsi]; 2014
37. Krisno, A. DR. Dasar Ilmu Gizi.
30. Putro DE. Status gizi siswa sekolah UMM PRESS. Malang
dasar negeri sanggrahan 2 kecamatan
kebonagung kabupaten pacitan. 38. Subardja. Obesitas Primer Pada
[Skripsi]; 2013 Anak. Bandung: PT Kiblat Buku
utama; 2004
31. Meirizal Y. Gambaran status gizi
anak di sekolah dasar metta maitreya. 39. Cahyani, RB. Besar risiko konsumsi
[Skripsi]; 2014 makanan cepat saji western dan lama
menonton tv terhadap kejadian o
32. Agustina W, Jusat I, Mulyani EY . besitas pada anak. [Thesis]. 2010
Asupan zat gizi makro dan serat
menurut status gizi anak usia 6-12 40. Barasi ME. At A Glance Ilmu Gizi.
tahun di pulau Sulawesi.[Skripsi]; Jakarta: Erlangga; 2009
2015
41. Sulistyoningsih H. Gizi untuk
33. Santoso, Soegeng dan Ranti, Anne L. Kesehatan Ibu dan Anak.
Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Penerbit Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011
Rinenka Cipta; 2004
42. Fatimah, Sari. Faktor-faktor yang
34. Martiyati SA, Nugraha A, Anwar F. berkontribusi terhaap status gizi pada
Asupan vitamin A, status vitamin A, balita di Kecamatan Cimahi
dan status gizi anak sekolah dasar di
JOM FK Volume 3 No. 1 Februari 2016 16
Kabupaten Tasikmalaya [Skripsi].
Universitas Padjajaran. 2008

43. Moehji S. Ilmu Gizi Pengetahuan I.


Jakarta: Papas Sinar Sinanti; 2009

JOM FK Volume 3 No. 1 Februari 2016 17

You might also like