You are on page 1of 10

Jurnal Kebidanan Kestra (JKK), e-ISSN 2655-0822

Vol. 2 No.2 Edisi November 2019-April 2020


http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK
===========================================================================================
Received: 04 September 2019 :: Accepted: 28 April 2020:: Publish: 30 April 2020

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA

Tri Hartika Putri Hasibuan1, Masryna Siagian2, Eva Ellya Sibagariang3

1,2,3
Universitas Prima Indonesia
JL. Sekip simp. Sikambing
trihartika25@yahoo.co.id

DOI : https://doi.org/10.35451/jkk.v2i2.229

Abstract
The data from the Health Profile of Medan in 2016 revealed that there were
104 cases of malnutrition in balita (under five year-old children) in which 47 of
them were boys and 57 of them were girls while 1,424 balita (0.13%) suffered
from malnutrition. There are 5 balita who suffered from under nutrition and 4
balita suffered from severe malnutrition at Lingkungan VII, Kelurahan
Sidorejo, Medan Tembung Sub-district. The research used descriptive analytic
method with cross sectional design where independent variables and
dependent variable were analyzed at the same time. The population was 43
women who had balita andall of them were used as the samples according to
inclusion criteria. The data were analyzed by using chi square test which was
aimed to find out whether there was significant correlation of the amount of
food, types of food, and eating pattern with nutritional status of balita. The
result of the research showed that the amount of food with nutritional status
was at p-value=0.000,the type of food with nutritional status was at p-
value=0.000, and eating pattern nutritional status was at p-value=0.001
which indicated that there was the correlation of these three variables with
nutritional status of balita. It is recommended that mothers of toddlers pay
attention to balanced nutrition by determining the amount of food and types of
food according to the needs of toddlers, so as to improve the nutritional status
of toddlers.

Keywords : The Amount of Food, the Type of Food, Eating Pattern,


Nutritional Status

1. PENDAHULUAN sebaik-baiknya disebut konsumsi yang


adekuat (sediaoetama, 1991 dalam
Pola makan adalah cara Adriani, 2017).
seseorang atau kelompok orang Anak balita sedang melakukan
memanfaatkan pangan yang tersedia proses pertumbuhan yang sangat giat,
sebagai reaksi terhadap tekanan sehingga memerlukan zat-zat
ekonomi dan sosial budaya yang di makanan yang relatif lebih banyak
alaminya (Almatsier, 2005 dalam dengan kualitas yang lebih tinggi. Hasil
Adriani, 2017), adapun menurut pertumbuhan setelah menjadi manusia
sediaoetama (1991),pola makan ialah dewasa, sangat ditentukan oleh
kebiasaan makan yang terbentuk pertumbuhan waktu balita.
maupun kuantitasnya,maka tubuh Kekurangan gizi pada fase
akan mendapat kondisi kesehatan gizi pertumbuhan akan menghasilkan
yang baik. Konsumsi yang manusia dewasa dengan sifat-sifat
menghasilkan kesehatan gizi yang

116
Jurnal Kebidanan Kestra (JKK), e-ISSN 2655-0822
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019-April 2020
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK
===========================================================================================
Received: 04 September 2019 :: Accepted: 28 April 2020:: Publish: 30 April 2020

berkualitas inferior (Sediaoetama, balita gizi buruk 5,3% dan gizi kurang
2004). 13,1% (Kemenkes RI, 2017).
Bahwa ada hubungan antara
Profil Kesehatan Sumatera Utara
makanan dengan kesehatan manusia
(2014) bahwa prevalensi balita gizi
telah lama di akui. Sejak tahun 1970
buruk dan kurang di Sumatera Utara
para pembuat kebijakan pembangunan
pada tahun 2013 sebesar 22,4% yang
di dunia menyadari bahwa arti
terdiri dari 8,3% gizi buruk dan 14,1%
makanan lebih luas dari sekedar untuk
gizi kurang. Prevalensi tertinggi balita
memelihara dan meningkatkan
gizi buruk dan kurang pada tahun
kesehatan saja. Kecukupan gizi dan
2013 terdapat di kabupaten/Kota
pangan merupakan salah satu faktor
Padang Lawas sebesar 41,4% yang
terpentinng dalam mengembangkan
terdiri dari 12,6% gizi buruk dan
kualitas sumber daya manusia,hal
28,8% gizi kurang. Prevalensi
mana merupakan faktor terpenting
terendah balita gizi buruk dan kurang
dalam keberhasilan pembangunan
pada tahun 2013 terdapat di
suatu bangsa. Dalam hal ini gizi
kabupaten/Kota Samosir sebesar
ternyata sangat berpengaruh terhadap
13,2% yang terdiri dari 1,5% gizi
kecerdasan dan produktivitas kerja
buruk dan 11,7% gizi kurang.
manusia. Agar perencanaan
peningkatan status gizi penduduk Hasil penelitian yang dilakukan
dapat dilakukan dengan baik,semua Damanik (2013) tentang Hubungan
aspek yang berpengaruh perlu Pola Konsumsi Makan dengan Status
dipelajari, termasuk pengaruh Gizi Balita di Lingkungan II Kelurahan
konsumsi makanan terhadap status Namogajah Medan dari 32 responden
gizi (Almatsier, 2009). dengan jenis makanan baik mayoritas
Menurut WHO (2016) secara memiliki status gizi yang baik yaitu 17
global prevalensi gizi buruk pada anak orang (53,12%). Dari 13 responden
balita sekitar 7,5% dan yang yang jenis makanan kurang baik
mengalami gizi lebih sekitar 5,6%. Jika mayoritas mengalami status gizi baik
di lihat dari wilayah prevalens gizi yaitu 7 orang (21,88%). terdapat
buruk yang tertinggi berada di wilayah hubungan yang signifikan antara jenis
Asia Tenggara sebesar 15,2%, di ikuti makanan dengan status gizi pada
Eropa Timur 9,1%, wilayah Afrika balita. Sedangkan porsi makan baik
7,0%, wilayah Pasifik Barat 2,3%, dan mayoritas memiliki status gizi yang
wilayah Amerika 0,9%. Dan prevalensi baik yaitu 18 orang (56,25%). Dari 11
yang mengalami gizi lebih berada di responden yang porsi makan kurang
wilayah Amerika sebesar 7,2%, di ikuti baik mayoritas mengalami status gizi
Eropa Timur 6,8%, wilayah Pasifik baik yaitu 6 orang (18,75%). tidak
Barat 5,3%,wilayah Afrika 3,7%, terdapat hubungan yang signifikan
wilayah Asia Tenggara 3,4%. antara porsi makan dengan status gizi
Jumlah balita gizi buruk dan gizi pada balita usia 1-4 tahun di
kurang di Indonesia tahun 2016 Lingkungan II Kelurahan Namo Gajah.
Balita usia 0-59 bulan yang Pada Puskesmas Sering
mengalami gizi buruk sebesar 3,4% Kecamatan Medan Tembung terdiri
dan gizi kurang sebesar 14,43%, dari 3 Kelurahan yaitu Kelurahan
mengalami sedikit peningkatan pada Sidorejo, Kelurahan Sidorejo Hilir,
tahun 2017, Balita usia 0-59 bulan Kelurahan Indra Kasih.
yang mengalami gizi buruk sebesar Pada bulan Desember 2016
3,8% dan gizi kurang sebesar jumlah anak balita yang mengalami
14,00%, Provinsi Nusa Tenggara gizi buruk sebanyak 5 orang dan gizi
Timur pada tahun 2017 memiliki kurang sebanyak 20 orang, dan tahun
persentasi tertinggi balita gizi buruk 2017 anak dengan status gizi buruk
7,4% dan gizi kurang 20,9%, mengalami kenaikan yaitu sebanyak 7
sedangkan Provinsi Sumatera Utara orang dan gizi kurang 30 orang, dan
pada tahun 2017 memiliki persentasi pada tahun 2018 mengalami
penurunan yaitu 4 orang anak gizi

117
Jurnal Kebidanan Kestra (JKK), e-ISSN 2655-0822
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019-April 2020
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK
===========================================================================================
Received: 04 September 2019 :: Accepted: 28 April 2020:: Publish: 30 April 2020

buruk dan gizi kurang 24 orang. bahan makanan yang tepat akan
Dimana gangguan gizi yang paling melahirkan status gizi yang baik.
banyak terjadi di Kelurahan Sidorejo
yaitu di Lingkungan VII sebanyak 9
orang anak balita mengalami gizi 2. METODE PENELITIAN
kurang dari 24 orang anak balita
Jenis penelitian yang dilakukan
(Puskesmas Sering, 2018).
adalah deskriptif analitik dengan
Bardasarkan survey awal yang di
rancangan cross sectional. yang
lakukan oleh peneliti di Lingkungan VII
bertujuan untuk mengetahui
Kelurahan Sidorejo dengan melakukan
Hubungan pola makan dengan status
wawancara kepada 8 ibu anak balita, 2
gizi balita di wilayah kerja puskesmas
anak balita yang gizi buruk, 3 ibu anak
sering di lingkungan VII Kelurahan
balita yang mengalami gizi kurang,
Sidorejo Kecamatan Medan Sunggal.
dan 3 ibu anak balita yang mengalami
Penelitian ini dilakukan di Wilayah
gizi baik. Peneliti melakukan food
Kerja Puskesmas Sering di Lingkungan
recall dengan bertanya kepada ibu
VII Kelurahan Sidorejo Kecamatan
anak balita yang gizi buruk dan gizi
Medan Tembung adapun alasan
kurang yaitu memiliki pola makan
dilakukannya penelitian ini, karena
yang tidak baik karena jumlah makan
pada lingkungan VII termasuk
yang sangat kurang dan jumlah kalori
lingkungan yang banyak terdapat
yang di dapatkan berdasarkan angka
kasus anak balita yang mengalami
kecukupan gizi yaitu < 1125-1600
status gizi kurang. Waktu penelitian
kkal/hari, jenis makanan anak balita
dilakukan pada Agustus 2018 – Maret
mengalami gizi buruk dan gizi kurang
2019. Populasi dalam penelitian ini
tidak beragam hanya mengkonsumsi
adalah keseluruhan ibu yang memiliki
makanan pokok berupa nasi dengan
anak balita di Lingkungan VII
lauk pauk seperti telur, tempe, dan
Kelurahan Sidorejo Sebanyak 43
tahu tanpa sayur, dan ada yang
orang. Sampel penelitian ini adalah
mengkonsumsi makanan pokok hanya
dengan menggunakan Total Sampling
dengan sayur saja, lauk pauk berupa
atau populasi menjadi sampel yaitu
telur,tahu,tempe, dan dengan jumlah
keseluruhan ibu yang memiliki anak
yang sedikit, ada yang hanya dengan
balita sebanyak 43 orang.
kecap saja. Lauk pauk daging sangat
jarang dikonsumsi karena harganya Metode Analisis Data
relatif mahal. Konsumsi sayur dan
Adapun analisis data dalam penelitian
buah juga masih sangat terbatas.
ini adalah sebagai berikut :
Menurut Sulistyoningsih, (2011) jika
asupan makanan kurang dari yang Analisis Univariat
dibutuhkan akan menyebabkan tubuh
Analisi univariat ini bertujuan untuk
menjadi kurus dan rentan terhadap
mendeskripsikan karakteristik masing-
penyakit sehingga disebut gizi salah.
masing variable independen (Jumlah
Sedangkan pola makan 3 anak
makanan, jenis makanan dan pola
balita dengan status gizi baik memiliki
makan pada balita) dan terhadap
pola makan yang baik yang bervariasi
variable dependen (status gizi pada
terdiri dari makanan pokok, lauk pauk,
anak balita). Akan dibuat gambaran
sayur dan buah, dan dalam kategori
distribusi dan persentasi Data tersebut
baik dengan jumlah kalori yang
ditampilkan dalam bentuk table
didapatkan berdasarkan angka
frekuensi.
kecukupan gizi yaitu 1125-1600
kkal/hari. Jenis makanan yang Analisis Bivariat
dikonsumsi beragam berupa makan
Analisis bivariat ini bertujuan
pokok, lauk pauk, sayur ,dan buah
untuk mengetahui hubungan antara
bahkan ada makanan selingan.
dua variabel dengan menggunakan uji
Menurut Sulistyoningsih, (2011) pola
chi-square, karena variabel penelitian
makan yang seimbang, yaitu sesuai
ini menggunakan kategorikal dengan
dengan kebutuhan disertai pemilihan

118
Jurnal Kebidanan Kestra (JKK), e-ISSN 2655-0822
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019-April 2020
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK
===========================================================================================
Received: 04 September 2019 :: Accepted: 28 April 2020:: Publish: 30 April 2020

skala ordinal. Uji statistic ini 3. Pekerjaan


menggunakan taraf signifikan p=0,05.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi
Dimana jika nilai (p < 0,05) berarti Ha
Karakteristik Ibu Berdasarkan
diterima dan Ho ditolak menunjukkan
pekerjaan di Lingkungan VII Kelurahan
bahwa terdapat hubungan diantara
Sidorejo Kecamatan Medan Tembung
variabel.
Pekerjaan n %
3. HASIL
Tidak Bekerja 35 81,4
Karakteristik Ibu
Bekerja 8 18,6
1. Umur Total 43 100,0
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Karakteristik Ibu Berdasarkan umur di Dari table 3. dapat di ketahui
Lingkungan VII Kelurahan Sidorejo Karakteristik ibu berdasarkan
Kecamatan Medan Tembung pekerjaan, mayoritas ibu tidak bekerja
atau sebagai ibu rumah tangga
sebanyak 35 orang (81,4%) dan
minoritas ibu yang bekerja sebanyak 8
Umur (tahun) n % (18,6%).

4. Pendapatan Keluarga
20 – 26 3 7,0
27 - 32 20 46,5 Tabel 4. Distribusi Frekuensi
33 - 38 14 32,6 Karakteristik Ibu Berdasarkan
39 – 44 6 14,0 pendapatan keluarga di Lingkungan
VII Kelurahan Sidorejo Kecamatan
Total 43 100,0
Medan Tembung
Dari table 1. dapat di ketahui
bahwa mayoritas umur ibu 27-32 Pendapatan n %
tahun sebanyak 20 orang (46,5%) dan Keluarga
minoritas 20-26 tahun sebanyak 3 >500.000/Bulan 0 0.0
orang (7,0%). 500.000- 4,7
2. Pendidikan 1.000.000/Bulan 2 95,3
>1.000.000/Bulan 41
Tabel 2. Distribusi Frekuensi
Karakteristik Ibu Berdasarkan Total 43 100,0
pendidikan di Lingkungan VII
Kelurahan Sidorejo Kecamatan Medan Dari table 4. dapat di ketahui
Tembung Karakteristik ibu berdasarkan
pendapatan keluarga perbulan
Pendidikan n % mayoritas memiliki pedapatan lebih
Tamat SD 5 11,6 dari satu juta perbulan sebanyak 41
orang (95,3%) dan minoritas
Tamat SMP 5 11,6
pendapatan lima ratus ribu sampai
Tamat SMA 24 55,8
satu juta perbulan sebanyak 2 orang
PerguruanTinggi 9 20,9 (4,7%).
Total 43 100,0

Dari table 2. dapat di ketahui


Karakteristik ibu berdasarkan
pendidikan relatif sudah baik karena
mayoritas ibu tamat SMA sebanyak 24
orang (55,8%) dan minoritas tamatan
SD dan SMP sebanyak 5 orang
(11,6%).

119
Jurnal Kebidanan Kestra (JKK), e-ISSN 2655-0822
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019-April 2020
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK
===========================================================================================
Received: 04 September 2019 :: Accepted: 28 April 2020:: Publish: 30 April 2020

Karakteristik Anak Balita Analisis Univariat


1. Umur Tabel 7. Distribusi Frekuensi
Pada Anak Balita Berdasarkan Jumlah
Tabel 5. Distribusi Frekuensi
Makanan, Jenis Makanan, Pola Makan
Karakteristik Anak Balita Berdasarkan
dan Status Gizi di Lingkungan VII
Umur di Lingkungan VII Kelurahan
Kelurahan Sidorejo Kecamatan Medan
Sidorejo Kecamatan Medan Tembung
Tembung
No Frekuensi N %
Umur n %
1 Jumlah
(bulan)
Makanan
Baik 30 69,8
14-25 14 32,6 Sedang 2 4,7
26-37 18 41,9 Kurang 11 25,6
38-49 7 16,3 Total 43 100,0
50-58 4 9,3 2 Jenis
Makanan
Total 43 100,0
Beragam 34 79,1
Tidak 9 20,9
Dari table 5. dapat di ketahui Beragam
bahwa mayoritas umur pada anak
Total 43 100,0
balita 26-37 bulan sebanyak 14 orang
3 Pola
(41,9%) dan minoritas 50-58 bulan
Makan
sebanyak 4 orang (9,3%).
Baik 28 65,1
Tidak Baik 15 64,9
2. Jenis Kelamin
Total 100,0
Tabel 6. Distribusi Frekuensi 4 StatusGizi
Karakteristik Anak Balita Berdasarkan Baik 34 79,1
Jenis Kelamin di Lingkungan VII Kurang 5 11,6
Kelurahan Sidorejo Kecamatan Medan Buruk 4 9,3
Tembung Total 43 100,0
Jenis N %
Kelamin Pada Tabel 7. diatas dapat
Laki-laki 21 48,8 dilihat bahwa berdasarkan jumlah
Perempuan 22 51,2 makanan pada anak balita, mayoritas
dengan jumlah makanan kategori baik
Total 43 100,0 sebanyak 30 orang (69,8%), minoritas
dengan jumlah makanan kategori
Dari table 6. dapat di ketahui sedang sebanyak 2 orang (4,7%).
Karakteristik berdasarkan jenis Berdasarkan Jenis makanan
kelamin pada anak balita, mayoritas pada anak balita, mayoritas dengan
perempuan sebanyak 22 orang jenis makanan kategori beragam
(51,2%) dan minoritas perempuan sebanyak 34 orang (79,1%), minoritas
sebanyak 21 orang (48,8%). dengan jenis makanan kategori tidak
beragam sebanyak 9 orang (20,9%).
Berdasarkan pola makan pada
anak balita, mayoritas dengan pola
makan baik sebanyak 28 orang
(65,1%) dan minoritas dengan pola
makan tidak baik sebanyak 15 orang
(64,9%).
Berdasarkan status gizi pada
anak balita, mayoritas dengan status
gizi baik sebanyak 34 orang (79,1%)

120
Jurnal Kebidanan Kestra (JKK), e-ISSN 2655-0822
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019-April 2020
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK
===========================================================================================
Received: 04 September 2019 :: Accepted: 28 April 2020:: Publish: 30 April 2020

dan minoritas dengan gizi sebanyak 4 orang (9,3%).


Analisis Bivariat

Tabel 8. Hubungan Jumlah Makanan dengan Status Gizi Pada Anak Balita di
Lingkungan VII Kelurahan Sidorejo Kecamatan Medan Tembung

Jumlah Status Gizi Total P Value


Makanan
Baik Kurang Buruk
N % n % N % N %
Baik 29 96,7 1 3,3 0 0,0 30 100,0 0,000
Sedang 1 50,0 1 50,0 0 0,0 2 100,0
Kurang 4 36,4 3 27,3 4 36,4 11 100,0
mayoritas mengalami status gizi
Berdasarkan Tabel 8. dapat kurang dan buruk yaitu sebanyak 4
diketahui dari 30 anak balita yang orang (36,4)
Berdasarkan uji chi-square
jumlah makanan baik mayoritas
diperoleh p Value = 0,000 (p value <
mengalami status gizi baik yaitu
0,05) dan α = 0,05, Maka Ho ditolak
sebanyak 29 orang (96,7%) dan
dan Ha diterima yang berarti ada
minoritas mengalami status gizi
hubungan antara jumlah makanan
kurang sebanyak 1 orang (3,3%). Dari
dengan status gizi sampel di
2 abak balita yang jumlah makanan
Lingkungan VII Kelurahan Sidorejo
sedang yaitu mengalami status gizi
Kecamatan Medan Tembung.
baik dan kurang yaitu sebanyak 1
orang (50,0%). Dari 11 anak balita
yang jumlah makanan kurang

Tabel 9. Hubungan Jenis Makanan dengan Status Gizi Pada Anak Balita di Lingkungan
VII Kelurahan Sidorejo Kecamatan Medan Tembung
Jenis Status Gizi Total P Value
Makanan
Baik Kurang Buruk
n % n % n % N %
Beragam 31 91,2 3 8,8 0 0,0 34 100,0 0,000
Tidak 3 33,3 2 22,2 4 44,4 9 100,0
Beragam
(44,4%) dan minoritas
Pada Tabel 9. dapat diketahui mengalami gizi kurang yaitu sebanyak
dari 34 anak balita yang jenis 2 orang (22,2%).
makanan beragam mayoritas
berdasarkan uji chi-square
mengalami status gizi baik yaitu
diperoleh nilai p Value = 0,000 (p
sebanyak 31 orang (91,2%) dan
value < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha
minoritas mengalami status gizi
diterima yang berarti ada hubungan
kurang yaitu sebanyak 3 orang
antara jenis makanan dengan status
(8,8%). Dari 9 anak balita dengan
gizi pada anak balita di Lingkungan VII
jenis makanan tidak beragam,
Kelurahan Sidorejo Kecamatan Medan
mayoritas mengalami status gizi baik
Tembung.
dan gizi buruk yaitu sebanyak 4 orang

121
Jurnal Kebidanan Kestra (JKK), e-ISSN 2655-0822
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019-April 2020
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK
===========================================================================================
Received: 04 September 2019 :: Accepted: 28 April 2020:: Publish: 30 April 2020

Tabel 10. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Pada Anak Balita di
Lingkungan VII Kelurahan Sidorejo Kecamatan Medan Tembung

Pola Status Gizi Total P Value


Makan
Baik Kurang Buruk
n % n % N % N %
Baik 27 96,4 1 3,6 0 0,0 28 100,0 0,001
Tidak Baik 7 46,7 4 26,7 4 26,7 15 100,0
tidak pernah dan jarang mengonsumsi
Pada Tabel 10. dapat diketahui jumlah makanan yang dibutuhkan
dari 28 anak balita dengan pola makan anak usia 1–3 tahun, seperti konsumsi
baik, mayoritas mengalami status gizi nasi 1–3 piring, 2–3 potong lauk
baik yaitu sebanyak 27 orang (96,4%) hewani, 2–3 potong lauk nabati,
dan minoritas mengalami status gizi menghabiskan makanan, dan
kurang sebanyak 1 orang (3,6). dari konsumsi 2-3 potong buah dalam satu
15 anak balita dengan pola makan hari. Hasil uji statistik menggunakan
tidak baik, mayoritas mengalami Spearman’s Rho (rs) diperoleh derajat
status gizi baik yaitu sebanyak 7 orang signifikansi sebesar p = 0,000 dengan
(46,7%) dan minoritas mengalami gizi menetapkan derajat signifikansi α ≤
kurang 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian
pada table 8. dapat diketahui dari 30
dan gizi buruk yaitu masing-masing anak balita yang jumlah makanan baik
sebanyak 4 orang (26,7%). mayoritas mengalami status gizi baik
Berdasarkan uji chi-square yaitu sebanyak 29 orang (96,7%) dan
diperoleh p Value = 0,001 (p value minoritas mengalami gizi kurang
<0,05) dan α = 0,05, Maka Ho ditolak sebanyak 1 orang (3,3%). Dari 2 anak
dan Ha diterima yang berarti ada balita yang jumlah makanan sedang
hubungan antara pola makan dengan yaitu mengalami status gizi baik dan
status gizi sampel di Lingkungan VII status gizi kurang yaitu sebanyak 1
Kelurahan Sidorejo Kecamatan Medan orang (50,0%). dari 11 anak balita
Tembung. dengan jumlah makanan kurang,
mayoritas mengalami status gizi baik
4. PEMBAHASAN dan status gizi buruk yaitu sebanyak 4
orang (36,4%) dan minoritas
mengalami status gizi kurang yaitu
Hubungan Jumlah Makanan
sebanyak 3 orang (27,3%). Adanya 4
dengan Status Gizi Anak Balita di
anak balita dengan jumlah makanan
Lingkungan VII Kelurahan
kurang yang mengalami status gizi
Sidorejo Kecamatan Medan
baik. Hal tersebut diasumsikan peneliti
Tembung
bahwa anak balita dengan jumlah
Berdasarkan uji chi-square makanan kurang tetapi status gizinya
diperoleh p Value = 0,000 (p value < baik dikarenakan. Pada waktu sebelum
0,05) dan α = 0,05, Maka Ho ditolak penelitian anak memang dalam kondisi
dan Ha diterima yang berarti ada sehat hanya saja pada saat dilakukan
hubungan antara jumlah makanan penelitian, anak mengalami sakit
dengan status gizi sampel di sehingga jumlah makanannya kurang,
Lingkungan VII Kelurahan Sidorejo dan anak kurang mau makan karena
Kecamatan Medan Tembung. kondisi fisiknya menyebabkan mereka
tidak nyaman merasakan makanan.
Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian Subarkah, dkk Menurut Cakrawati dan Mustika
(2016) Parameter jumlah makanan (2012) makanan dan penyakit dapat
yang dikonsumsi menunjukkan 9 secara langsung menyebabkan gizi
responden sebagian besar menjawab kurang. Timbulnya kurang gizi tidak

122
Jurnal Kebidanan Kestra (JKK), e-ISSN 2655-0822
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019-April 2020
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK
===========================================================================================
Received: 04 September 2019 :: Accepted: 28 April 2020:: Publish: 30 April 2020

hanya dikarenakan asupan makanan peneliti bahwa anak balita dengan


yang kurang, tetapi juga penyakit. jenis makanan tidak beragam tapi
Anak yang mendapat cukup makanan status gizinya baik dikarenakan jenis
tetapi sering menderita sakit dapat makanan yang tidak beragam tidak
menderita kurang gizi. berdampak langsung dengan status
gizi, karena hanya dari beberapa
jumlah zat gizi tertentu lebih banyak
Hubungan Jenis Makanan dengan
dikonsumsi sehingga jumlah makanan
Status Gizi Anak Balita di
balita terpenuhi walaupun jenis
Lingkungan VII Kelurahan
makanan tidak beragam. Apabila
Sidorejo Kecamatan Medan
pemilihan makanan tidak tepat, tidak
Tembung
sehat dan jumlah berlebihan atau
Sembilan anak balita yang kurang juga akan menimbulkan
memiliki jenis makanan tidak beragam masalah gizi. Sedangkan jenis
berdasarkan uji chi-square diperoleh makanan tidak beragam dengan status
nilai p Value = 0,000 (p value < 0,05), gizi balita buruk dan kurang
maka Ho ditolak dan Ha diterima yang disebabkan karena menu yang
berarti ada hubungan antara jenis dikonsumsi tidak bervariasi untuk
makanan dengan status gizi pada anak memenuhi kebutuhan zat gizi dan
balita di Lingkungan VII Kelurahan asupan makanan balita yang kurang
Sidorejo Kecamatan Medan Tembung. sehingga berpengaruh pada status
gizi.
Mayoritas mengalami status
gizi baik dan gizi buruk yaitu sebanyak Pola makan yang seimbang dan
4 orang (44,4%) dan minoritas pemilihan bahan makanan yang tepat
mengalami gizi kurang yaitu sebanyak merupakan hal yang harus dilakukan.
2 orang (22,2%). Hal ini disebabkan Jumlah dan kualitas makanan yang
karena walaupun jenis makanan tidak kita konsumsi adalah hal penting
beragam namun jika jumlah makanan (Sulistyoningsih, 2011).
sesuai dengan kebutuhan kalorinya,
maka status gizi baik dapat diperoleh,
Hubungan Pola Makan dengan
namun kekurangan salah satu sumber
Status Gizi Anak Balita di
zat gizi dapat menimbulkan masalah
Lingkungan VII Kelurahan
gizi, untuk itu sampel harus memenuhi
Sidorejo Kecamatan Medan
sumber karbohidrat, protein, lemak,
Tembung
vitamin dan mineral, sehingga asupan
gizi dalam tubuh dapat terpenuhi
Berdasarkan uji chi-square
dengan baik.
diperoleh p value = 0,001 (p value
Berdasarkan dari hasil
<0,05) dan α = 0,05, Maka Ho ditolak
penelitian pada table 9. dapat
dan Ha diterima yang berarti ada
diketahui dari 34 anak balita yang
hubungan antara pola makan dengan
jenis makanan beragam mayoritas
status gizi sampel di Lingkungan VII
mengalami status gizi baik yaitu
Kelurahan Sidorejo Kecamatan Medan
sebanyak 31 orang (91,2%) dan
Tembung.
minoritas mengalami status gizi
Hal ini sejalan dengan hasil
kurang yaitu sebanyak 3 orang
penelitian (Mursyid dkk, 2013)
(8,8%). Dari 9 anak balita dengan
hubungan Pola makan dengan status
jenis makanan tidak beragam,
gizi balita di Daerah Nelayan Distrik
mayoritas mengalami status gizi baik
Jayapura Utara Kota Jayapura dengan
dan gizi buruk yaitu sebanyak 4 orang
hasil uji statistic chi-square di
(44,4%) dan minoritas mengalami gizi
dapatkan nilai p = 0,010 (p<0,05) dan
kurang yaitu sebanyak 2 orang
ratio prevalence (RP=2,31). Hal ini
(22,2%). Tetapi terdapat 3 anak
memiliki pengertian bahwa keluarga
balita dengan jenis makanan tidak
yang mempunyai pola makan kurang
beragam yang mengalami status gizi
dari tiga kali mempunyai risiko 2,31
baik. Hal tersebut diasumsikan oleh
kali lebih besar memiliki balita yang

123
Jurnal Kebidanan Kestra (JKK), e-ISSN 2655-0822
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019-April 2020
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK
===========================================================================================
Received: 04 September 2019 :: Accepted: 28 April 2020:: Publish: 30 April 2020

mempunyai status gizi kurang terbaik. Asupan makanan yang


dibanding dengan keluarga yang melebihi kebutuhan tubuh akan
mempunyai pola makan baik (≥3 menyebabkan kelebihan berat badan
kali/hari). dan penyakit lain yang disebabkan
Berdasarkan hasil penelitian oleh kelebihan zat gizi. Sebaliknya,
pada tabel 10. dapat diketahui dari 28 asupan makanan kurang dari yang
anak balita dengan pola makan baik, dibutuhkan akan menyebabkan tubuh
mayoritas mengalami status gizi baik menjadi kurus dan rentan terhadap
yaitu sebanyak 27 orang (96,4%) dan penyakit. Kedua keadaan tersebut
minoritas mengalami status gizi sama tidak baiknya, sehingga disebut
kurang sebanyak 1 orang (3,6). dari gizi salah (Sulistyoningsih, 2011).
15 anak balita dengan pola makan
tidak baik, mayoritas mengalami
status gizi baik yaitu sebanyak 7 orang 5. KESIMPULAN
(46,7%) dan minoritas mengalami gizi
Berdasarkan hasil penelitian
kurang dan gizi buruk yaitu masing-
tentang hubungan pola makan dengan
masing sebanyak 4 orang (26,7%).
status gizi balita dapat ditarik
Akan tetapi ada 7 anak balita dengan
kesimpulan bahwa :
pola makan tidak baik yang mengalami
status gizi baik. Hal tersebut Ada hubungan jumlah makanan
diasumsikan bahwa anak balita dengan dengan status gizi pada anak balita di
pola makan tidak baik tetapi status Lingkungan VII Kelurahan Sidorejo
gizinya baik dikarenakan berdasarkan Kecamatan Medan Tembung. Ada
hasil wawancara, cara pemberian hubungan jenis makanan dengan
makan pada anak tidak sesuai dengan status gizi pada anak balita di
yang seharusnya atau makanan tidak Lingkungan VII Kelurahan Sidorejo
beragam, namun jumlah makanannya Kecamatan Medan Tembung. Ada
baik sesuai angka kecukupan gizi hubungan pola makan dengan status
(AKG) masing-masing, sehingga gizi pada anak balita di Lingkungan VII
menghasilkan status gizi baik. adanya Kelurahan Sidorejo Kecamatan Medan
faktor penyebab yang lain, yaitu Tembung.
kondisi kesehatan anak. Status gizi
anak baik dikarenakan pada waktu
sebelum penelitian anak memang
dalam kondisi sehat hanya saja pada DAFTAR PUSTAKA
saat dilakukan penelitian, anak
mengalami sakit sehingga pola Adriani, M. & Wirjatmadi, B. (2017)
makannya kurang baik. Anak kurang Gizi dan Kesehatan Balita
mau makan karena kondisi fisiknya Peranan Mikro Zinc Pada
menyebabkan mereka tidak nyaman Pertumbuhan Balita. Jakarta:
merasakan makanan. Dan juga Kencana.
lingkungan atau tempat tinggal anak Almatsier. (2009) Prinsip Dasar Ilmu
balita yang padat serta tidak terjaga Gizi. Jakarta : PT Gramedia
kebersihan lingkungan yang menjadi Pustaka Utama.
pemicu dari terjadinya penyakit Cakrawati, Dewi., & NH, Mustika.
infeksi. Selain itu, juga disebabkan (2011) Bahan Pangan Gizi
karena aktivitas anak tidak terlalu dan Kesehatan. Bandung:
tinggi sehingga dengan pola makan Alfabeta.
yang kurang baik dalam satu bulan
terakhir ini, anak tetap mempunyai Damanik, H., (2013) HUBUNGAN
status gizi baik. POLA MAKAN DENGAN
STATUS GIZI PADA BALITA
Pola makan yang seimbang,
USIA 1-4 TAHUN DI
yaitu sesuai dengan kebutuhan disertai
LINGKUNGAN II KELURAHAN
pemilihan bahan makanan yang tepat
NAMOGAJAH MEDAN,
akan melahirkan status gizi yang
JURNAL ILMIAH

124
Jurnal Kebidanan Kestra (JKK), e-ISSN 2655-0822
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019-April 2020
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK
===========================================================================================
Received: 04 September 2019 :: Accepted: 28 April 2020:: Publish: 30 April 2020

KEPERAWATAN IMELDA VOL.


1, NO. 1, FEBRUARI 2015. Subarkah, dkk (2016) POLA
PEMBERIAN MAKAN
Kemenkes RI (2017) Profil Kesehatan TERHADAP PENINGKATAN
Indonesia 2017 Jakarta: STATUS GIZI PADA ANAK
Kemenkes RI. USAI 1–3 TAHUN. JURNAL
INJEC VOL. 1 NO. 2
Profil Kesehatan provinsi Sumatera DESEMBER 2016
Utara Medan (2014) SUGIYONO. (2011)
STATISTIKA UNTUK
Mursyid, dkk. (2013) TINGKAT PENELITIAN. BANDUNG:
PENDAPATAN DAN POLA ALFABETA.
MAKAN BERHUBUNGAN
DENGAN STATUS GIZI BALITA Sulistyoningsih, Hariyani. (2011) Gizi
DI DAERAH NELAYAN DISTRIK Untuk Kesehaan Ibu dan
JAYAPURA UTARA KOTA Anak.Yogyakarta: Graha
JAYAPURA, JURNAL GIZI DAN Ilmu.
DIETETIK INDONESIA VOL. 1,
NO. 3, SEPTEMBER 2013. World Health Organization. (2016)
Levels and Trends in Child
Sediaoetama, AD. (2004) Ilmu gizi Malnutrition.
untuk mahasiswa dan
profesi. Dian rakyat. Jakarta
.

125

You might also like