Professional Documents
Culture Documents
E-ISSN : 2548-5741
http://dx.doi.org/10.30867/action.v5i1.198 Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, Mei 2020 (5)1: 45-54
ABSTRAK ABSTRACT
Penanganan masalah gizi anak balita dapat dilakukan Handling of nutritional problems of children under
melalui pengembangan produk pangan berupa cookies five can be done through the development of food
tepung daun kelor dan cookies tepung biji kelor yang products in the form of Moringa leaf flour cookies and
diberikan kepada balita, selanjutnya dinilai peningkatan Moringa seed flour cookies given to toddlers, and then
Berat Badan dan Status gizinya. Tujuan penelitian yaitu assessed an increase in body weight and nutritional
melihat perbedaan berat badan dan status gizi setelah status. The purpose of the study was to look at
diintervensi cookies tepung daun kelor dan cookies differences in body weight and nutritional status after
tepung biji kelor pada anak balita. Desain penelitian intervention from Moringa leaf flour cookies and
menggunakan Randomized Controlled Trial Single Moringa seed flour cookies in toddlers. The study
Blind Pre-post Study. Penelitian dilakukan di Wilayah design uses a Randomized Controlled Trial Single
Kerja Puskesmas Tampa Padang Kecamatan Kaluku, Blind Pre-post Study. The study was conducted in the
Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat. Waktu penelitian working area of the Tampa Padang Public Health
dimulai pada bulan Agustus – Oktober 2019 terhadap Center in August-October 2019 on children aged 3-5
anak balita berumur 3-5 tahun. Jumlah sampel 50 years. The number of samples was 50 people, 25
orang, 25 anak diintervensi cookies tepung daun kelor children have interfered with Moringa leaf flour
dan 25 anak diintervensi tepung biji kelor. Analisis zat cookies, and 25 children were intervened by Moringa
gizi konsumsi pangan anak balita menggunakan seed flour. Analysis of nutrient consumption of toddler
program Nutri Survei. Konsumsi gizi ibu dinyatakan foods using the Nutri Survey program. Maternal
dalam persen AKG. Analisis statistik menggunakan uji nutrition consumption is expressed in percent of RDA.
T. Hasil penelitian menunjukkan perubahan berat badan Statistical analysis using the T-test. The results
sebelum dan setelah pemberian cookies biji kelor dan showed changes in body weight before and after giving
cookies daun kelor dengan nilai p=0,025 (p- Moringa seed cookies and Moringa leaf cookies
value<0,05). Terdapat perbedaan peningkatan BB (p=0,025). There is a difference in the increase in
kedua kelompok sampel, namun secara statistik belum weight of the two groups of samples, but statistically
bisa memperbaiki status gizi, baik yang diberi cookies has not been able to improve the nutritional status,
subtitusi tepung biji kelor maupun yang diberi cookies both those who were given Moringa seed flour
subtitusi tepung daun kelor dengan nilai p=0,495 (p- substitute cookies and those who were given Moringa
value>0,05). Kesimpulan, terdapat perubahan berat leaf flour substitution cookies (p=0,495). In
badan balita namun belum signifikan terhadap status conclusion, there is a change in toddler's body weight,
gizi balita yang mendapatkan cookies berbahan daun but it is not yet significant to the nutritional status of
kelor. toddlers.
Kata kunci: Biji kelor, cookies, daun kelor, tepung Keywords: Cookies, flour, moringa leaves, moringa seeds
*
Penulis untuk korespondensi: zaki.gizimamuju@gmail.com
© The Author(s). 2020 Open Access
Artikel ini telah didistribusikan berdasarkan atas ketentuan Lisensi Internasional
Creative Commons Attribution 4.0
Zaki Irwan, Andi Salim, Adriyani Adam
kesehatan serta mengatasi kekurangan nutrisi. daun kelor dan tablet besi/asam folat (kontrol),
Oleh karena kelor disebut Miracle Tree dan setelah 3 bulan terapi, rata-rata kadar konsentrasi
Mother’s Best Friend. Selain itu kelor Hb meningkat secara signifikan baik kelompok
berpotensi sebagai bahan baku dalam industri perlakuan maupun kontrol, meskipun kadar
kosmetik, obat-obatan dan perbaikan lingkungan ferritin plasma tidak signifikan pada kelompok
yang terkait dengan cemarandankualitas air yang mendapat tepung kelor.12 Hasil penelitian
bersih. Senyawa bioaktif dalam kelor lain yaitu rata-rata volume ASI meningkatkan
menyebakan kelor memiliki sifat farmakologis. secara nyata pada kedua kelompok sebelum dan
Selain itu telah diidentifikasi bahwa daun kelor sesudah intervensi. Kelompok ekstrak kelor
mengandung antioksidan tinggi serta meningkat sebesar 263,1±40,8 ml (66,2%) dan
antimikrobia. Hal ini menyebabkan kelor dapat kelompok tepung kelor meningkat sebesar
berfungsi sebagai pengawet alami dan 151,4±9,4 ml (33,7%).13
memperpanjang masa simpan olahan berbahan Berdasarkan fakta-fakta tersebut, maka
baku daging yang disimpan pada suhu 40c tanpa dalam penelitian ini akan mengembangkan daun
terjadi perubahan warna selama penyimpanan.9 kelor dan biji kelor sebagai salah satu makanan
Penggunaan kelor sebagai suplemen gizi tambahan bagi anak balita. Kandungan gizi yang
makin meluas, terbukti dengan makin banyaknya terdapat dalam kelor dapat dimanfaatkan sebagai
laporan penggunaannya di berbagai tempat baik bahan fortifikasi maupun bahan baku produk
pada hewan coba ataupun manusia. Pada ibu pangan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
hamil, pemberian tepung daun kelor dapat Yudianti tahun 2017 bahwa kandungan biji kelor
menyembuhkan anemia setelah pemberian enam kering mengandung protein dan Fe yang tinggi
minggu, serta dari 320 ibu hamil hanya 10 orang sedangkan pada biji kelor muda mengandung
(0,076%) yang lahir dengan BBLR termasuk 8 Kalsium yang tinggi.14
diantaranya kembar.8 Srikhant, juga melaporkan Cookies merupakan salah satu jenis
bahwa penanganan malnutrisi dapat dilakukan makanan ringan yang diminati masyarakat.
dengan pemberian kelor sebagai sumber diet Cookies dikenal oleh banyak orang, baik anak-
tambahan, karena daun kelor memiliki anak, usia remaja maupun dewasa, yang tinggal
kandungan protein lengkap (mengandung 9 di daerah pedesaan maupun perkotaan. Tekstur
asam aminoesensial), kalsium, zat besi, kalium, cookies mempunyai tekstur yang renyah dan
magnesium, zink dan vitamin A,C,E serta B tidak mudah hancur seperti dengan kue-kue
yang memiliki peran besar pada sistem imun.10 kering pada umumnya.15
Penelitian lain yang dilakukan oleh Potensi biji kelor sebagai makanan
Zakaria11 pada tahun 2017, menyatakan bahwa tambahan bagi anak balita yang telah
tidak ada perbedaan status gizi pada anak balita dikembangkan dalam bentuk cookies dengan
setelah intervensi tepung daun kelor. Selain itu penambahan tepung biji kelor sebesar 10% adalah
Penelitian lain pada ibu menyusui juga persentase yang paling banyak disenangi.
memperlihatkan peningkatan produksi air susu. Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan
Daun kelor merupakan bahan makanan yang adalah melakukan uji organoleptik kepada ibu
dapat meningkatkan produksi ASI ibu. Hasil balita tentang daya terima cookies biji kelor dan
penelitiannya menunjukkan bahwa pemberian hasilnya bahwa cookies dengan penambahan
tepung daun kelor dapat meningkatkan produksi tepung biji kelor 10% lebih disenangi dibanding
air susu induk tikus secara signifikan. Pemberian produk lainnya. Penelitian lain yang menjadi
dosis mulai 42 mg/kg BB secara signifikan dapat dasar adalah penelitian oleh Zakaria yang
membuat sekresi air susu tikus putih meningkat menyarankan bahwa untuk penambahan berat
dan berat badan anak tikus meningkat seiring badan dibutuhkan intervensi pemberian tepung
dengan meningkatnya dosis yang diberikan. daun kelor selama 90 hari.11 Oleh karena itu
Nicole et al melakukan studi tentang pemberian penelitian ini kemudian akan melihat perbedaan
tepung daun kelor secara acak terhadap dua berat badan dan status gizi setelah diintervensi
kelompok ibu menyusui yang memiliki bayi 3 – cookies tepung daun kelor dan cookies tepung biji
4 bulan yang masing-masing diberikan tepung kelor pada anak balita di Kabupaten Mamuju.
tidak normal dua kelompok tidak berpasangan dan dilakukan, responden berdasarkan kelompok
uji Wilcoxon bila variabel numerik distribusi tidak umur tertinggi pada kelompok umur 24 – 59
normal dua kelompok berpasangan. Tingkat bulan sebanyak 25 orang (50%) dan terendah
kemaknaan yang diinginkan dalam penelitian ini kelompok umur 6 – 11 bulan sebanyak 8 orang
yaitu sebesar 95%. (16%) dan terendah kelompok umur 6 – 11
bulan sebanyak 8 orang (16%).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan, responden dengan jenis kelamin laki-
laki sebanyak 29 orang (58%) dan jenis kelamin
1. Karakteristik Sampel
perempuan sebanyak 21 orang (42%).
Hasil penelitian menunjukkan beberapa
karakteristik responden yang meliputi umur,
pendidikan, pekerjaan, suku dan agama. 2. Hasil Uji Terhadap Biji Kelor
Hasil penelitian sebagaimana disajikan
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan pada tabel 2, menunjukkan bahwa nilai t-hitung
kelompok umur di Kabupaten Mamuju untuk kelompok Cookies Biji Kelor adalah -
3,744 dengan probabilitas (p) sebesar 0,001.
Variabel n % Karena nilai probabilitas (p) 0,001 < 0,05 maka
Umur H0 Ditolak. Artinya terdapat pengaruh yang
6 – 11 bulan 8 16,0 signifikan dari pemberian cookies biji kelor
12 – 23 bulan 17 34,0 terhadap berat badan balita antara sebelum dan
24 – 59 bulan 25 50,0 sesudah pemberian.
Jenis kelamin Nilai t-hitung untuk kelompok Cookies
Laki-Laki 29 58,0 Biji Kelor adalah 2,753 dengan probabilitas (p)
Perempuan 21 42,0 0,011. Karena nilai probabilitas (p) sebesar 0,011
Jumlah 50 100,0 (p < 0,05) maka H0 Ditolak. Artinya terdapat
pengaruh yang signifikan dari pemberian
Pada Tabel 1 diperoleh informasi bahwa cookies biji kelor terhadap status gizi sebelum
berdasarkan hasil penelitian yang telah dan sesudah pemberian.
Tabel 2. Hasil uji Paired T-test kelompok cookies biji kelor terhadap BB dan status gizi
sebelum dan sesudah pemberian
3. Hasil Uji Terhadap Daun Kelor probabilitas (p) 0,000 <0,05 maka H0 ditolak.
Hasil penelitian terhadap pengujian Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari
pemberian tepung dari daun kelor terhadap pemberian cookies daun kelor terhadap berat
perubahan berat badan dan status gizi balita badan balita antara sebelum dan sesudah
disajikan pada tabel 3. Hasil tersebut pemberian.
menunjukkan bahwa nilai t-hitung untuk Nilai t-hitung untuk kelompok cookies
kelompok cookies daun kelor adalah -44,801 daun kelor adalah 1,809 dengan probabilitas (p)
dengan probabilitas (p) 0,000. Karena nilai 0,083. Karena nilai probabilitas (p) 0,083 > 0,05
maka H0 diterima. Artinya tidak terdapat cookies daun kelor terhadap status gizi sebelum
pengaruh yang signifikan dari pemberian dan sesudah pemberian cookies.
Tabel 2. Hasil uji Paired T-test kelompok cookies daun kelor terhadap BB dan status gizi
sebelum dan sesudah pemberian
4. Hasil Uji Terhadap Daun Kelor rata berat badan kelompok yang diintervensi
Penilaian terkait dengan perbedaan dengsan cookies subtitisi tepung daun kelor
pertambahan berat badan antara dua 10,08 Kg, dengan standar deviasi 1,817 dan
kelompok sampel penelitian yang diberi kelompok yang dintervensi dengan cookies
cookies subtitusi dan kelompok yang diberi subtitusi tepung biji kelor 8,912, dengan nilai
cookies suptitusi tepung daun kelor dapat deviasi sebesar 1,795, uji staistik menunjukan
digambarkan sebagai berikut. Tabel 4 adanya perbedaan petambahan BB kedua
menggambakan bahwa setelah intervensi rata- kelompok sampel p-value < 0,05.
Tabel 4. Hasil uji independet T-test perbedaan peningkatan berat badan dan status gizi
setelah intervensi
Mean
Kelompok Mean SD p-value
Difference
Peningkatan BB
Biji Kelor 8,932 1,705 -1,148 0,025
Daun Kelor 10,08 1,817 -1,148
Peningkatan Status Gizi
Biji Kelor -2,328 1,245 -0,209 0,495
Daun Kelor -2,119 0,866 -0,209
Peningkatan berat badan yang signifikan Faktor yang diduga dapat menjadi
akan berdampak pada peningkatan status gizi, pengganggu kenaikan BB adalah Asupan zat gizi
messki demikian yang terjadi pada penelitian ini terutama Energi dan Protein, untuk memastikan
adalah bahwa peningkatan berat badan belum bahwa perubahan yang terjadi pada kelompok
mampu untuk memperbaiki status gizi kedua sampel adalah karena intervensi yang diberikan,
kelompok kasus. Meskipun hasil penelitian dilakukan recall 24 jam. Hasil recall asupan
menunjukkan terdapatnya perbedaan kedua kelompok sampel dapat dilihat pada tabel
peningkatan berat badan kedua kelompok 5. Secara statistik tidak ada perbedaan asupan
sampel, namun secara satistik menunjukan energi dan proten sehari-hari kedua kelompok
bahwa perbedaan tersebut belum bisa sampel uji statistic menunjukan p-value > 0,05
memperbaiki status gizi, baik kelompok yang dan hal tersebut menggambarkan bahwa adanya
diberi intervensi dengan PMT subtitusi perbedaan pertambahan berat badan kedua
tepungbiji kelor, maupun kelompok yang diberi kelompok sampel, intervensi yang diberikan
PMT subtitusi tepung daun kelor (p > 0,05). memberikan andil yang besar.
Tabel 5. Perbedaan asupan zat gizi (energi dan protein) kelompok intervensi biji dan tepung
daun kelor
Standar
Asupan Zat Gizi Kelompok Perlakuan Rata-rata p-value
Deviasi
Energi Cookies dari tepung biji 354,06 87,96 0,268
Cookies dari tepung daun 387,22 118,94
Protein Cookies dari tepung biji 21,36 8,22 0,849
Cookies dari tepung daun 21,77 6,82
Tabel 6. Hasil uji Ancova, pengaruh intevensi terhadap pertambahan berat badan dan
peningkatan berat badan serta status gizi (BB/U) setelah intervensi
Kelompok intevensi
Variabel Cookies Cookies Daun p-valuea p-valueb
Biji Kelor Kelor
Peningkatan Berat Badan
Berat Badan 8,932 10,08 0,024 0,000
Asupan Energi 354,06 387,22 0,081
Asupan Protein 21,36 21,768 0,532
Peningkatan Status Gizi (BB/U)
Z-score BB/U -2,328 -2,119 0,102 1,000
Asupan Energi 354,06 387,22 0,144
Asupan Protein 21,36 21,768 0,052
dari KBM dalam waktu yang relative lama akut maupun kronis karena BB sangat sensitive
dapat menyebabkan anak mengalami masalah terhadap berbagai perubahan kesehatan yang
gizi (BB kurang).18 dialami oleh anak, misalnya diare, demam, dan
Faktor lain yang diduga akan lainnya. Pertambahan BB anak setiap bulan
mempengaruhi peningkatan BB maupun harus sesuai dengan pertambahan umur anak,
perbedaan peningkatan BB kedua kelompok (KBM), jika pertambahan BB dibawah KBM
sampel adalah asupan makanan sehari-hari dalam waktu yang relatif lama dapat
setiap individu sampel, karena asupan sangat menyebabkan anak mengalami masalah gizi
rendah berdasarkan recall 24 jam terutama (BB kurang), oleh karena itu penting
energy <50% AKG, sedangkan asupan protein melakukan pemantauan anak setiap bulan agar
rata pada kedua kelompok sampel <70% AKG, jika terjadi masalah dapat segera
sehinggga tidak memberikan pengaruh yang ditanggulangi/diatasi. Penilaian status gizi
signifikan terhadap peningkatan BB bendasarkan pada proporsi tubuh anak dengan
Peningkatan BB pada kedua kelompok menbandingkan antara BB.21,22
sampel menunjukan adanya perbedaan yang Beberapa penelitian sebelumnya
signifikan sebelum dan setelah intervensi, hasil dilaporkan bahwa pemberian intervensi berupa
uji hipotesis nilai p-value <0,05. Perbedaan PMT atau MP ASI dapar memperbaiki status
kenaikan BB pada kelompok kasus yang lebih gizi Balita kurang gizi. Ibrahim et al., telah
besar dibandingkan kelompok control melaporkan bahwa pemberian biskuit ubi jalar
menggambarkan bahwa baruas yang diberi ungu dan biskuit tepung terigu selama kurang
tambahan tepung daun kelor kandungan zat lebih 30 hari belum mampu mengubah status
gizi (ca, Fe, Zn, dan protein) yang lebih tinggi gizi (BB/U) anak balita gizi kurang.23
pada baruas kelor memberikan dampak yang Penelitian yang dilakukan Maukina et al., telah
lebih terhadap pertambahan BB balita melaporkan bahwa pemberian sirup Zing
Pertambahan BB pada kelompok kasus selama 1 bulan dapat meningkatkan BB
meskipun lebih tinggi dibandingkan kelompok sampel, namun belum mampu memperbaiki
control, namun secara statistik tidak status gizi balita sampel 24. Selain itu penelitian
menunjukan sebelumnya adanya perbedaan Iskandar, juga menunjukkan bahwa pemberian
yang signifikan, karena perbedaannya sangat makananan tambahan dalam bentuk modifikasi
kecil yaitu sebesar 0,06 (60 gram). Penelitian sangat signfikan terhadap peningkatan status
tentang pemantapan tepung daun kelor yang gizi balita yang lebih baik.25
dilakukan sebelumnya melaporkan hal yang Kesamaan hasil yang diperoleh dari
sama, bahwa Pemberian serbuk daun penelitian dengan penelitian sebelumnya
kelor lokal di daerah Nusa Tenggara Barat menggambarkan bahwa untuk mengintervensi
(NTB) dapat meningkatkan keadaan balita dengan harapan agar status gizi anak
fisik kondisi KEP hingga mengarah ke dapat meningkat, dibutuhkan waktu yang lebih
keadaan fisik normal.19 lama, minimal 90 hari makan. Perbedaan yang
Kesamaan hasil yang diperoleh dari diperoleh dari penelitian ini dengan 2
penelitian ini dengan penelitian penelitian sebelumnya karena waktu yang
menggambarkan bahwa tepung daun kelor digunakan melakukan intervensi yang berbeda,
merupakan pangan alternative yang dapat pada penelitian ini waktu yang digunakan
digunakan untuk meningkatkan BB anak yang melakukan intervensi kurang lebih 90 hari
mengalami kekurangan BB, karena selain makan, sedangkan 2 penelitian sebelumnya
mengandung Fe dan protein tinggi yang dapat yang melapoekan bahwa PMT yang diberikan
meningkatkan anti bodi anak sehingga tidak belum mampu memperbaiki status gizi (BB/U)
mudah terkena penyakit infeksi, juga daun anak lamanya waktu yang digunakan untuk
kelor mengandung anti oksidan yang dapat melakukan intervensi hanya kurang lebih 30
mengikat radikal bebas.20 hari, hal tersebut sama yang didapatkan dari
Penilaian status gizi berdasarkan indeks penelitian ini pada saat penelitian baru berjalan
BB/U menilai status gizi yang terjadi secara kurang lebih 30 hari.