Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Bumi Agung Health Center, the stunting prevalence rate in 2021 is 467 cases (13%) from 3,611 toddlers
consisting of very short 157 toddlers (5%) and short 310 toddlers (8%), compared to 2020 as many as
361 cases (24 %) of 1459 toddlers consisting of very short toddlers as many as 83 toddlers (5%) and
short 278 toddlers (19%). the effect of education using video media and leaflets on increasing maternal
knowledge in preventing stunting in Bumi Agung Village, North Lampung Regency in 2022. This study
uses a Pre Experimental design with a One Group Pretest – Posttest Design approach which was carried
out on 11 to 14 July 2022 in Bumi Agung Village, North Lampung Regency in 2022. The sample of this
study amounted to 16 samples. Data analysis used univariate and bivariate. For bivariate using Wirocom
Dependent T test. The results of the study showed that there was an effect of education using video media
and leaflets on increasing mother's knowledge in preventing stunting in Bumi Agung Village, North
Lampung Regency. 2022 with a p value of 0.000 (p value < = 0.05). It is recommended that this method
be used as material for counseling and health education. With the existence of health education through
video media and leaflets can increase one's knowledge, especially mothers who have toddlers to prevent
stunting.
A. Pendahuluan
Stunting adalah kondisi gagal dan proporsi paling sedikit di Asia Tengah
tumbuh pada anak berusia di bawah lima (0,9%). Data prevalensi balita stunting yang
tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dikumpulkan World Health Organization
yang ditandai dengan panjang atau tinggi (WHO), Indonesia termasuk ke dalam
badannya berada di bawah standar. Anak negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di
tergolong stunting apabila panjang atau regional Asia Tenggara (Kemenkes RI,
tinggi badannya berada di bawah minus dua 2018).
dari standar deviasi (-2SD) panjang atau Stunting merupakan salah satu
tinggi anak seumurnya (Kemenkes, 2021). masalah gizi terbesar pada balita di
Stunting merupakan salah satu Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar
masalah gizi yang dialami oleh balita di (Riskesdas) 2018 menunjukkan penurunan
dunia saat ini. Pada tahun 2018 ada sekitar prevalensi stunting balita di tingkat nasional
150,8 juta atau 22,2% balita di dunia sebesar 6,4% selama 5 tahun, yaitu dari
mengalami stunting. Pada tahun 2018, lebih 37,2% (2013) menjadi 30,8% (2018).
dari setengah balita stunting di dunia Proporsi status gizi; pendek dan sangat
berasal dari Asia sedangkan lebih dari pendek pada baduta, mencapai 29,9% atau
sepertiganya tinggal di Afrika. Dari 83,6 lebih tinggi dibandingkan target RPJMN
juta balita stunting di Asia, proporsi 2019 sebesar 28% (Kemenkes, 2021).
terbanyak berasal dari Asia Selatan (58,7%) Di Provinsi Lampung pada tahun
2018 angka prevalensi stunting mengalami
kenaikan sebesr 27,28% yang terdiri dari kecerdasan dan produktivitas anak di masa
pendek sebesar 19,4% dan sangat pendek depan. Stunting juga akan meningkatkan
sebesar,7,88% dan pada tahun 2019 terjadi risiko terjadinya penyakit degeneratif di
penurunan sebesar 26,26% yang terdiri dari usia dewasa. Kerugian ekonomi akibat
pendek sebesar 18,2% dan sangat pendek stunting pada angkatan kerja di Indonesia
sebesar 8,4%. Dari 15 Kab/Kota yang ada saat ini diperkirakan mencapai 10.5% dari
di Provinsi Lampung pada tahun 2019 ada 5 produk domestik bruto (PDB), atau setara
Kab/Kota yang memiliki angka prevalensi dengan 286 triliun rupiah (Kemenkes,
stunting tertinggi yaitu Lampung Utara 2021).
sebesar 38,6%, Bandar Lampug sebesar Permasalahan utama yang
36,1%, Lampung Selatan sebesar 30,4%, menyebabkan masih tingginya angka
Mesuji sebesar 27,4% dan Tanggamus stunting di Indonesia adalah kombinasi
sebesar 27,4%. 5 Kab/Kota ini juga antara rendahnya kesadaran mengenai
melebihi angka prevalensi stunting Provinsi stunting, kebijakan yang belum konvergen
Lampung sebesar 26,3% (Profil Dinas dalam memberikan dukungan terhadap
Kesehatan Provinsi Lampung, 2020). pencegahan stunting, dan permasalahan
Berdasarkan hasil wawancara komunikasi dalam perubahan perilaku baik
kepada pemegang program di Puskesmas di tingkat individu, tingkat masyarakat, dan
Bumi Agung, angka prevalensi stunting tingkat layanan kesehatan (Kemenkes,
pada tahun 2021 lebih banyak sebanyak 467 2021). Selain itu, menurut UNICEF (1990)
kasus (13%) dari 3.611 balita yang terdiri dalam Bappenas (2011),penyebab
dari sangat pendek 157 balita (5%) dan terjadinya masalah gizi yang disesuaikan
pendek 310 balita (8%), dibandingkan dengan kondisi Indonesia antara lain
tahun 2020 sebanyak 361 kasus (24%) dari penyebab langsung yaitu faktor makanan
1459 balita yang terdiri dari sangat pendek dan penyakit infeksi, penyebab tidak
sebanyak 83 balita (5%) dan pendek 278 langsung yaitu kesedian dan pola konsumsi
balita (19%). Berdasarkan data tersebut rumah tangga, pola asuh (pemberian
terdapat peningkatan kasus di Puskesmas ASI/MP-ASI, psikosial, penyedian MPASI,
Bumi Agung Kabupaten Lampung Utara. kebersihan dan sanitasi), pelayanan
Hal ini dikarenakan faktor masih rendahnya kesehatan dan kesehatan lingkungan, daya
pengetahuan ibu hamil dan ibu memiliki beli, akses pangan, akses informasi, akses
balita tentang status gizi dan cara pelayanan, kemiskinan, pendidikan dan
pencegahannya terutama soal stunting budaya.
(Puskesmas Bumi Agung, 2021). Permasalahan gizi khususnya
Berdasarkan hasil wawancara dengan stunting tak kunjung tuntas diantaranya
petugas program gizi kasus stunting kerena faktor kemiskinan. Kehidupan dalam
tertinggi ada didesa tersebut pada tahun tataran kemiskinan akan sejalan dengan
2021 desa Bumi Agung merupakan desa pendidikan yang diraihnya. Semakin
yang memiliki angka prevalensi tertinggi seseorang berada dalam status kemiskinan
kasus stunting yaitu 76 kasus (Puskesmas maka pendidikan yang akan diraihnya akan
Negara Ratu, 2021). semakin di bawah standar. Standar yang
Stunting memiliki dampak yang dimaksud adalah wajib bersekolah 9 tahun
besar terhadap tumbuh kembang anak dan yakni sekolah dasar sampai sekolah
juga perekonomian Indonesia di masa yang menengah pertama. Hal ini sejalan dengan
akan datang. Dampak stunting terhadap data pendidikan tahun 2010 sebanyak 1,3
kesehatan dan tumbuh kembang anak juta anak usia 7-15 tahun putus sekolah. Ini
sangat merugikan seperti dapat disebabkan karena faktor kemiskinan yang
menghambat pertumbuhan fisik, melanda dikeluarga mereka. Fakta
meningkatkan kerentanan anak terhadap menyebutkan untuk makan sesuap nasi pun
penyakit, menimbulkan hambatan anak tersebut susah mendapatkannya.
perkembangan kognitif yang menurunkan Sehingga mereka rela meninggalkan sekolah
untuk mencari biaya makan setiap harinya. Desa Bumi Agung yaitu sebanyak 108 Ibu
Jika hal ini dibiarkan maka untuk dengan sampel sebanyak 16 ibu responden.
mendapatkan pemahaman pentingnya Teknik pengambilan sampel ini
menjaga kesehatan tubuh dengan menggunakan simple random sampling.
mengonsumsi makanan bergizi jauh dari Kriteria inklusi adalah bersedia menjadi
harapan. Karena hanya dengan mendapatkan responden dengan menandatangani
pendidikan yang layak melalui bangku informed consent, bertempat tinggal di Desa
sekolah seseorang akan berubah Bumi Agung dan Ibu yang memiliki balita
pemikirannya tentang pentingnya usia 1 s/d 5 Tahun. Sedangkan kriteria
mengonsumsi makanan yang bergizi. eksklusi adalah tidak hadir, maksudnya
Pendidikan yang tuntas mendorong sudah dilakukan pendekatan dan bersedia
seseorang untuk memiliki pekerjaan yang menjadi responden dengan menandatangani
layak dengan gaji yang sesuai standar. informed consent tapi tidak hadir pada saat
Namun bila kesempatan bekerja masih penelitian berlangsung dan saat penelitian
terbatas dengan syarat minimal tamatan berlangsung responden mengalami sakit
sarjana makan untuk meraih hal tersebut Kriteria eksklusif adalah tidak
akan makin sulit diraih. Mengingat jumlah bersedia menjadi responden dan sedang
tamatan sekolah menengah keatas masih sakit. Pengolahan data dalam penelitian ini
minim. Dengan kondisi ini untuk ada 4 yaitu Editing Data, Coding,
menyediakan pangan yang berkualitas masih Processing, Cleaning dan analisis data
jauh dari harapan. Sehingga untuk menggunakan program komputer yang
mendapatkan gizi yang seimbang masih dilakukan 2 tahap yaitu analisis univariat
sangat jauh (Irianto, 2014). dan bivariat. Analisis Bivariat
Berdasarkan hasil prasurvai yaitu menggunakan uji T dependen.
wawancara kepada 10 ibu yang memiliki
balita di Desa Bumi Agung Kabupaten C. Hasil Penelitian
Lampung Utara katagori stunting terdapat 7 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu di Desa Bumi
ibu tidak paham tentang stunting seperti ciri Agung Kabupaten Lampung Utara Tahun 2022
ciri stunting, penyebab stunting, cara
mencegah stunting dan 3 ibu paham tentang Jumla Presentase
h (%)
stunting seperti ciri ciri stunting, penyebab Pendidikan
stunting, cara mencegah stunting. SMP 10 62,5
Berdasarkan uraian diatas penulis SMA/SMK 3 18,8
Perguruan Tinggi 3 18,8
tertarik untuk mengambil judul pengaruh Pekerjaan
edukasi menggunakan media video dan Petani 4 25
Buruh 3 18,8
leatflet terhadap peningkatan pengetahuan Wirausaha 7 43,8
ibu dalam pencegahan stunting di Desa PNS/Porli/TNI 2 12,5
Bumi Agung Kabupaten Lampung Utara Total 16 100
Tahun 2022