Professional Documents
Culture Documents
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 10, No 3, Tahun 2022 ,hal 401-412
Tersedia online di https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care
ISSN 2527-8487 (Online)
ABSTRACT
Stunting has still become a serious problem in Indonesia, including Manggarai Regency in the East Nusa
Tenggara Province, where the prevalence of stunting increased to 23.5% in 2020. This study aims to
evaluate the effectiveness of the Lonto Leok program based on Rumah Gendang in the prevention and
treatment of stunting and analysis of the inhibiting factors. The research was conducted in Ling Village,
North Satarmese District, Manggarai Regency, East Nusa Tenggara using qualitative methods with a
descriptive design. The research population was all parties involved in the program, and the sample was
taken purposively. The instrument used is in-depth interviews conducted with the eight key participants
including the head of the public health sector at the Manggarai District Health Office, village midwives,
community leaders, pregnant women, and parents of stunting toddlers. The data was analyzed
thematically. The results showed that the Lonto Leok program based on the Gendang House had not
been effective in preventing and dealing with stunting problems because of the lack of community
commitment to implement the agreements that had been discussed during implementation. Regular
monitoring and evaluation are needed from related parties so that this program is really useful in preventing
and dealing with stunting problems.
ABSTRAK
Stunting masih menjadi salah satu persoalan serius di Indonesia, tak terkecuali Kabupaten
Manggarai di Provinsi Nusa Tenggara Timur dimana prevalensi stunting mencapai 20%
pada tahun 2019 dan mengalami peningkatan menjadi 23,5% pada tahun 2020. Penelitian
ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas program Lonto Leok berbasis Rumah
Gendang dalam pencegahan dan penanganan stunting beserta analisa faktor
penghambatnya. Penelitian di lakukan di Desa Ling, Kecamatan Satarmese Utara,
Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur menggunakan metode kualitatif dengan
desain deskriptif kualitatif. Populasi penelitian adalah semua pihak yang terlibat dalam
program dan sampel diambil secara purposive. Instrumen yang digunakan dalah wawancara
mendalam. Wawancara dilakukan pada delapan partisipan kunci yang meliputi kepala
bidang kesehatan masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, bidan desa, tokoh
masyarakat, ibu hamil dan orang tua balita stunting. Data hasil penelitian dianalisis secara
tematik. Hasil penelitian menunjukkan program Lonto Leok berbasis Rumah Gendang
belum efektif dalam mencegah dan menangani masalah stunting di Desa Ling karena
kurangnya komitmen dari masyarakat untuk melaksanakan kesepakatan yang telah
dibicarakan dalam pelaksanaan program. Diperlukan monitoring dan evaluasi secara
berkala dari pihak terkait agar program ini betul bermanfaat dalam mencegah dan
Cara mengutip: Parus, AN., Andur, ES., Esi, MG., Nanur, FN (2022). Efektivitas Program Lonto Leok Berbasis
Rumah Gendang dalam Pencegahan dan Penanganan Stunting di Manggarai. Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan
Vol 10, No 3, 2022, hal 401-412. Retrieved from https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care/article/view/ 3702
402
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 10, No 3,Tahun 2022 hal 401-412
menangani masalah stunting baik di Desa Ling secara khusus dan Manggarai pada
umumnya.
Kata kunci : Manggarai; Program Lonto Leok; Pencegahan dan Penanganan; Stunting
daerah dan desa, ketahanan pangan dan kunjungan rumah (Pendidikan, PPPA),
gizi, serta pemantauan dan evaluasi (Tim akses pangan baduta, ibu menyusui dan
Nasional Percepatan Penanggulangan ibu hamil (Ketahanan Pangan), serta
Kemiskinan, 2017). registrasi catatan sipil dan akta kelahiran
(Kependudukan) (Sekretariat Kabinet RI,
Sementara itu, upaya penanganan 2020).
stunting yang telah dilakukan oleh
pemerintah propinsi Nusa Tenggara Kabupaten Manggarai merupakan salah
Timur difokuskan pada 1000 hari satu dari 100 kabupaten/kota prioritas
pertama kehidupan dengan pendekatan untuk intervensi stunting. Dinas
intervensi spesifik dan sensitive. kesehatan Kabupaten Manggarai melalui
Intervensi spesifik dilakukan melalui program lonto leok berbasis rumah
pemberian makanan tambahan (PMT) gendang mencoba mengatasi dan
bagi ibu hamil dan penderita kekurangan mencegah masalah stunting yang ada di
energy kronis (KEK), konsumsi tablet Manggarai. Program ini telah
suplemen tambah darah (Fe), promosi dilaksanakan sejak tahun 2019 hingga
dan konseling menyusui, promosi dan saat ini. Dalam program ini, petugas
konseling pemberian makanan bayi dan kesehatan bersama tim dari dinas
anak (PMBA), tata laksana gizi buruk, kesehatan melakukan kunjungan pada
PMT pemulihan anak kurus, pemantauan tiap rumah adat (rumah gendang) untuk
dan promosi pertumbuhan, suplemen melakukan sosialisasi dan promosi
kalsium dan pemeriksaan kehamilan, tentang kebutuhan gizi pada 1000 hari
imunisasi, pengobatan diare, Manajemen pertama kehidupan dan informasi-
Terpadu Balita Sakit (MTBS), suplemen informasi terkait pemenuhan kebutuhan
zink dan suplemen taburia serta gizi pada ibu hamil,nifas serta bayi dan
pencegahan kecacingan (Guru, 2019). balita. Program ini sangat diharapkan
Sedangkan intervensi sensitif meliputi, dapat berkontribusi terhadap penurunan
penyediaan akses air minum dan sanitas angka stunting di Manggarai. Salah satu
(PUPR), Akses layanan Keluarga desa yang telah melaksanakan program
Berencana (BKKBN), Akses JKN dan ini adalah Desa Ling. Di desa ini,
Bantuan Uang Tunai Keluarga Kurang program lonto leok telah dilaksanakan
Mampu (PKH) maupun BNPT (Dinas sejak tahun 2019 dan belum pernah
Sosial), parenting, konseling dan stimulan dievaluasi. Oleh karena itu, kami tertarik
404
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 10, No 3,Tahun 2022 hal 401-412
(Wawancara Mendalam dengan KK) Program Lonto Leok ini didukung oleh
Selain ada dukungan dana, program ini sarana-prasarana penunjang seperti
berjalan berkat adanya sumber daya antropometri kit, fasilitas kesehatan yang
manusia yang cukup banyak. Program ini ada di setiap desa serta bantuan-bantuan
di antaranya didukung oleh sejumlah berupa makanan tambahan baik untuk
pihak yang terkait erat dengan isu ibu hamil maupun bagi balita yang
stunting seperti Dinas Kesehatan, Dinas mengalami stunting. Berikut kutipan
Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas wawancara dengan partisipan.
Perikanan, Kelautan dan Ketahanan
Pangan, Dinas Pendidikan dan Bapeda. ‘ Ini kegiatan lonto leok kan kegiatan yang
dilakukan di rumah gendang jadi dalam
Setiap pihak yang terlibat mempunyai
bentuk sosialisasi, kita duduk bersama di
perannya masing-masing. Hal itu rumah gendang bahas tentang stunting, apa
itu stunting, penyebabnya apa,tujuannnya
terungkap dari kutipan wawancara
apa, lalu untuk mendukung itu,melalui
berikut ini. puskesmas-puskesmas sudah dipersiapkan
alat antropometri kit, lalu fasilitas kesehatan
juga sdh tersedia di setiap desa, lalu bantuan-
‘Yang terlibat itu lintas sektor yaitu dari
bantuan berupa makanan tambahan baik
dinas kesehatan, dinas pemberdayaan
biscuit maupun makanan tambahan dari
masyarakat desa karena pencegahan stunting
pangan lokal’
ini melalui dana desa juga, kemudian dari
(Wawancara Mendalam dengan KK)
dinas pertanian ini bagaimana penguatan
PPL ke bawah untuk ketersediaan pangan,
‘sarana penunjang ada seperti alat pengukur
terus dinas peternakan karena mereka juga
tinggi badan, timbang berat badan, terus
punya program yang sama untuk penurunan
untuk kegiatan di rumah gendang semua yang
stunting melalui pemberian bantuan bibit
dibutuhkan juga tersedia. Jadi soal sarana
ternak kecil, kemudian dinas perikanan,
penunjang tidak masalah’
kelautan dan ketahanan pangan mereka juga
(Wawancara Mendalam dengan Bidan)
ini terlibat dalam tim percepatan
penanggulangan stunting melalui program
kegiatan mereka yaitu KRPL (kawasan
rumah pangan lestari) itu juga melalui Idealnya dalam pelaksanaan sebuah
bantuan bibit ikan,bibit ayam, polibeg2
program harus dipandu atau berpedoman
sayur2, lalu dari dinas pendidikan juga ikut
didalamnya karena terkait dengan pada sebuah juknis atau panduan yang
pengelolaan PAUD, dan terakhir Bapeda.’
akan mengatur jalannya program. Terkait
(Wawancara Mendalam dengan KK)
ini, penelitian ini menemukan bahwa
sejauh ini program lonto leok ini tidak
Sebuah program juga akan berjalan
memiliki juknis khusus karena bersifat
dengan baik jika didukung oleh sarana
lokal. Pelaksanaan kegiatan berpedoman
dan prasarana penunjang yang memadai.
pada kerangka acuan kerja yang telah
406
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 10, No 3,Tahun 2022 hal 401-412
dibuat oleh tim. Berikut kutipan perwakilan ibu hamil, tokoh agama dan
wawancara dengan partisipan. perwakilan orang tua balita yang stunting.
‘eh kalau juknis tidak ada, karena ini Berikut kutipan wawancara dengan
sifatnya local. cuman ini menjadi salah satu
partisipan.
kegiatan inovasi daerah dalam upaya
percepatan penanganan stunting. Jadi ini
kegiatan inovasi yang sudah terdaftar di ‘Kelompok sasarannya adalah satu tokoh
LAN, kita sudah daftar di lembaga masyarakat, tokoh adat yang ada di desa itu,
administrasi Negara. Jadi semua lalu kader, dukun bersalin, lalu orang tua
pelaksanaan kegiatannya berdasarkan dari anak balita yang stunting.’
kerangka acuan kerja. Jadi kerangka acuan (Wawancara Mendalam dengan KK)
kerja itu yang menjadi acuan bagaimana 1.
tataran pelaksanaannya’ ‘yang hadir dalam kegiatan ini adalah tokoh
(Wawancara Mendalam dengan KK) masyarakat, tokoh agama, perwakilan ibu
hamil, perwakilan orang tua balita stunting,
dinas kesehatan, dinas pertanian, dinas
Komponen Proses perkebunan dan perikanan. Saya lupa yang
Komponen proses yang dievaluasi dalam lain’
(Wawancara Mendalam dengan KPS)
penelitian ini adalah pelaksanaan kegiatan
lonto leok. Program ini dilaksanakan di
10 desa lokus stunting, termasuk Desa Masing-masing pihak yang terlibat dalam
Ling. Kegiatan lonto leok hanya kegiatan lonto leok ini memberikan
dilakukan satu kali dalam satu Rumah materi sesuai dengan bidang masing-
Gendang, seperti kutipan wawancara masing seperti Dinas Kesehatan
berikut ini. memberikan materi tentang pengertian
‘eh pelaksanaan lonto leok ini sejak tahun stunting, penyebab stunting serta dampak
2019 itu sudah dilaksanakan di 10 desa buruk balita penderita stunting, cara
lokus stunting yang ditetapkan berdasarkan
keputusan menteri dalam negeri. Jadi mengidentifikasi anak stunting.
pelaksanaannya di 10 desa lokus itu dengan Sedangkan Dinas Pertanian memberikan
dua rumah gendang di setiap desa. Jadi ada
20 rumah gendang yang sudah dikunjungi’ materi terkait dengan ketersediaan
(Wawancara Mendalam dengan KK) pangan seperti ketersediaan protein di
‘untuk kegiatannya hanya satu kali tiap tingkat rumah tangga dengan
rumah gendang’ memberikan bibit ternak kecil,
(Wawancara Mendalam dengan KPS)
memastikan ketersediaan pangan dan
cara membudidayakan tanaman seperti
Adapun kelompok sasaran dalam sayur. Hal ini didukung oleh pernyataan
kegiatan ini adalah tokoh ada, tokoh partisipan di bawah ini.
masyarakat, kader, dukun bersalin,
407
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 10, No 3,Tahun 2022 hal 401-412
‘materinya tadi seperti yang sudah lanjut dari kegiatan lonto leok ini. Misalnya
dijelaskan, pertama kita sosialisasi kepada dibuat kebun gizi desa sebagai kebun contoh’
mereka apa itu stunting supaya masyarakat (Wawancara Mendalam dengan TM)
tahu, lalu apa penyebabnya, apa
dampaknya, lalu bagaimana ‘Diakhir setiap kegiatan lonto leok, bersama
mengidentifikasi anak stunting, cara semua peserta yang hadir kita biasanya
ukurnya, lalu kalau anak ini sudah stunting menyepakati beberapa hal terutama
peran siapa untuk mengatasinya, bagaimana berkaitan dengan apa tindak lanjut dari
peran orang tuanya, bagaimana peran tokoh kegiatan lonto leok, misalnya tokoh ada
masyarakat, bagaimana peran tokoh adat, harus berbuat apa, tokoh masyarakat
bagaimana peran dinas kesehatan melalui melakukan apa.demikianpun dengan yang
puskesmas-puskesmas, lalu lintas sector lain’
terakit tadi yang menjadi narasumber, (Wawancara Mendalam dengan BD)
mereka menyampaikan program-program
terkait dari masing-masing OPD mereka,
misalnya tadi dari dinas peternakan mereka
Namun dalam pelaksanaan kegiatan ini,
member penyuluhan atau sedikit masukan
untuk bagaimana memastikan ketersediaan masih ditemukan beberapa kendala
protein di tingkat rumah tangga, protein
seperti tanggapan masyarakat yang
yang paling gampang dan murah inikan
telur, jadi mereka memberikan bibit ternak terkesan biasa saja, tidak melaksanakan
kecil seperti ayam petelur untuk
apa yang telah disepakati bersama pada
masyarakat. Begitu juga dengan dinas-dinas
yang lain.’ saat lonto leok di Rumah Gendang.
(Wawancara Mendalam dengan KK)
Berikut kutipan wawancara dengan
‘Masing-masing pihak memberikan materi partisipan.
sesuai dengan bidang yang digeluti, lalu
dibagi bibit ikan, bibit ayam, bibit sayur dan
‘Masyarakat ini kelihatannya, pertama
banyak sekali bantuan yang diberikan’
mereka tidak merasa stunting ini menjadi
(Wawancara Mendalam dengan KPS)
satu kondisi yang mengancam generasi penerus
karena anak masih sehat walafiat. Mereka
Sementara itu, dalam setiap akhir
melihat anak-anaknya tidak sakit, tidak
kegiatan lonto leok , para peserta panas, tidak batuk, tidak diare, tidak tidur
terus, tidak Nampak sakitlah. Jadi mereka
bersama dinas-dinas yang hadir akan
menganggap stunting ini biasa-biasa saja.
membuat suatu kesepakatan yang wajib Sehingga ya respon mereka juga ya mungkin
untuk sekali ngomong itu belum memberikan
dilaksanakan setelah pertemuan itu agar
dampak. Makanya setelah lonto leok, perlu
memberikan dampak perubahan yang ada monitoring dan evaluasi lanjutan melalui
tim yang ada di desa dan puskesmas.karena
signifikan, seperti yang disampaikan oleh
masyarakat merasa stunting itu biasa, kalau
partisipan di bawah ini. anak itu pendek, dia punya nenek pendek,
dia punya bapa pendek, ya tidak masalah.
Padahal itu menjadi satu indicator penting’
‘Setelah pemberian materi dari berbagai
(Wawancara Mendalam dengan KK)
narasumber, diakhir dibuat suatu
kesepakatan bersama tentang apa yang harus
‘ sejauh ini kendala, hambatan yang
dilakukan setelah kegiatan ini sebagai tindak
bermakna itu tidak ada. Cuman dalam
408
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 10, No 3,Tahun 2022 hal 401-412