You are on page 1of 8

MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 04 No.

02 Tahun 2021
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI: https://doi.org/10.32528/mdk.v4i2.5851

ANALISIS KOMUNIKASI KESEHATAN BIDAN DESA DALAM UPAYA


PENCEGAHAN STUNTING
Maielayuskha, Ardiyansyah

Universitas Nurdin Hamzah Jambi, Jln.Kol.Abunjani, Simpang IV Sipin, Kota Jambi, 36124
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Jln. Jambi-Muara Bulian KM 16, Simp. Sei Duren, Jambi
Luar Kota, Muaro Jambi, 36361
Email: yuskhamaiela@gmail.com

Abstract
The health of pregnant women, infants and toddlers are one of the most influential
factors in the welfare of society in Indonesia, especially in rural areas. Currently, one
of the health problems in rural areas that is becoming a significant concern is stunting.
In reducing this problem, communicators are needed to convey the information related
to children's height is shorter than their age to villagers with babies, toddlers, and
pregnant women. The village midwives are the communicators who have an essential
role in providing information services to the villagers. They use persuasion techniques
to increase the quality and quantity of the delivered message. This research was
conducted at the Polindes in Baru Village, Maro Sebo District, Muaro Jambi Regency.
Through qualitative research, the researcher describes two health communication
persuasion techniques used by village midwives. First, the intensification tactic is
through the repetition of messages about nutritious food for infants and toddlers to
avoid and reduce stunting. This tactic is conducted through counselling activities to the
villagers' homes during Covid-19. Second, the omission tactic is through the delivery of
subtle messages using the local language with the aim that critical messages can cover
subtle messages through spoken words. The village midwife's health communication
process obstacle is that health workers do not play their role as communicators in
conveying information about stunting.
Keywords: Health Communication; Village Midwives; Stunting

Abstrak
Kesehatan bagi para ibu hamil, bayi dan balita merupakan salah satu faktor yang sangat
berpengaruh dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia terutama di pedesaan. Saat
ini, salah satu masalah kesehatan di daerah pedesaan yang sedang menjadi perhatian
utama adalah stunting. Untuk mengurangi masalah ini, dibutuhkan komunikator yang
mampu menyampaikan informasi mengenai problem kondisi tinggi badan anak lebih
pendek dibanding badan anak seusianya kepada warga desa yang memiliki anak bayi,
balita dan ibu hamil. Bidan desa merupakan komunikator yang memiliki peran penting
dalam pemberian layanan informasi kepada warga di desa. Mereka menggunakan teknik
persuasi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pesan yang disampaikan. Penelitian
ini dilakukan di Polindes Desa Baru, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi.
Melalui penelitian kualitatif, peneliti mendeskripsikan dua teknik persuasi komunikasi
kesehatan yang dilakukan oleh bidan desa. Pertama, taktik intensify melalui perulangan
pesan tentang makanan yang bergizi bagi bayi dan balita untuk menghindari dan
mengurangi stunting. Taktik ini dilakukan melalui kegiatan konseling ke rumah-rumah
warga selama Covid-19. Kedua, taktik omission melalui penyampaian pesan yang halus
dengan menggunakan bahasa daerah setempat dengan tujuan agar pesan yang kritis bisa

Analisis Komunikasi Kesehatan Bidan Desa dalam Upaya Pencegahan Stunting ............. 114
MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 04 No. 02 Tahun 2021
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI: https://doi.org/10.32528/mdk.v4i2.5851

menutupi pesan halus melalui kata-kata lisan. Hambatan dalam proses komunikasi
kesehatan bidan desa ini adalah tenaga kesehatan kurang memaingkan peran sebagai
komunikator dalam menyampaikan informasi tentang stunting.
Kata Kunci : Komunikasi Kesehatan; Bidan Desa; Stunting
Pendahuluan dibandingkan dengan standar baku WHO-
Stunting merupakan gangguan MGRS (Multicentre Growth Reference
pertumbuhan pada anak dimana tinggi Study) tahun 2005, nilai z-skorenya
badan anak lebih pendek dari standar kurang dari -2SD dikategorikan pendek,
usianya. Fenomena ini adalah salah satu dan dikategorikan sangat pendek jika nilai
permasalahan gizi yang banyak dialami di z-skorenya kurang dari -3SD (Kemenkes
Indonesia, khususnya di beberapa daerah RI, 2016).
pedesaan yang memiliki hambatan dalam Stunting berdampak pada tingkat
mengakses informasi kesehatan ibu dan kecerdasan, mengatasi penyakit,
anak. World Health Organization (WHO) penurunan produktivitas, bahkan
mendefinisikan stunting sebagai kondisi menghambat pertumbuhan ekonomi dan
anak berusia di bawah lima tahun yang meningkatkan kemiskinan . Pada tahun
memiliki perbandingan tinggi badan tidak 2013, status gizi balita pendek (pendek
sebanding dengan umurnya. Faktor dan sangat pendek) di Indonesia adalah
keturunan hanya menyumbang 15% 37,2%, jika dibandingkan tahun 2010
penyebab stunting, permasalahan asupan (35,6%) dan tahun 2007 (36,8%) tidak
gizi pada anak, hormon pertumbuhan, menunjukkan penurunan atau perbaikan
serta terjadinya penyakit berulang adalah yang signifikan. Pada tahun 2019
faktor penentu yang dominan (Indrastuty, menunjukkan bahwa status gizi balita di
2019). Indonesia tahun 2019 prevalensi stunting
Di negara berkembang stunting sebesar 27,67 persen.
menjadi masalah kesehatan masyarakat Kurangnya keterlibatan petugas
yang serius dan prevalensinya tetap kesehatan dalam memberikan promosi
tinggi. Problem ini disebabkan kurangnya nutrisi selama kehamilan kepada para ibu
asupan gizi dalam waktu lama pada masa berdampak terhadap pengetahuan ibu,
1.000 hari pertama kehidupan (HPK) kesehatan ibu dan kesehatan anak. Oleh
yang merupakan masa kritis pada bayi. karenanya diperlukan upaya pencegahan
Balita setelah diukur panjang atau tinggi terjadinya stunting pada balita baik secara
badan menurut umurnya, bila langsung (intervensi gizi spesifik)

Analisis Komunikasi Kesehatan Bidan Desa dalam Upaya Pencegahan Stunting ............. 115
MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 04 No. 02 Tahun 2021
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI: https://doi.org/10.32528/mdk.v4i2.5851

maupun secara tidak langsung. Ini masyarakat desa terutama ibu hamil, ibu
membutuhkan campur tangan berbagai menyusui dan yang mempunyai balita
instansi pemerintah dan keterlibatan bersumber dari kemampuan komunikasi
masyarakat dalam penyediaan pangan, air bidan dalam mempersuasi masyarakat
bersih dan sanitasi, penanggulangan desa.
kemiskinan, pendidikan, sosial dan Penulis melihat urgensi penelitian ini
sebagainya (Kemenkes RI, 2016). merujuk pada komunikasi kesehatan
Bidan desa dan kader Posyandu dengan melihat kemampuan komunikasi
berperan penting dalam mencegah bidan dalam memberikan informasi
stunting terutama di daerah pedesaan. kesehatan mengenai kesehatan ibu hamil,
Mereka berperan dalam mengingatkan faktor makanan, dan lingkungan
dan menyadarkan orang tua untuk masyarakat desa di Desa Baru , kabupaten
memberikan informasi, mengedukasi para Muaro Jambi, lokasi penelitian penulis.
ibu hamil dan para orang tua balita, Desa Baru salah satu di kabupaten Muaro
memantau pertumbuhan bayi setiap bulan Jambi yang terdapat prevalensi stunting.
di posyandu. Pemantauan tinggi badan Bidan sebagai tenaga kesehatan perlu
balita menurut umur merupakan upaya meningkatkan kemampuan komunikasi di
mendeteksi dini kejadian stunting agar rumah sakit terutama kemampuan
dapat segera ditangani untuk menunjang komunikasi untuk pasien ibu-ibu hamil
tinggi badan optimal (Pratiwi, 2019) yang mengalami anemia.
Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Komunikasi kesehatan merupakan
Jambi merupakan salah satu daerah proses untuk mengembangkan atau
termasuk lokus stunting. Angka membagi pesan kesehatan kepada
prevalensi stunting balita pendek dan audiensi tertentu dengan maksud
sangat pendek di kabupaten Muaro Jambi mempengaruhi pengetahuan, sikap,
mencapai 50,06 persen, ini angka yang keyakinan mereka tentang pilihan
cukup mengkhawatirkan. perilaku hidup sehat. Komunikasi
Bidan desa merupakan garda kesehatan meliputi informasi tentang
terdepan yang merupakan bagian dari pencegahan penyakit, promosi kesehatan,
tenaga kesehatan dalam memberikan kebijaksanaan pemeliharaan kesehatan,
informasi mengenai stunting kepada regulasi bisnis dalam bidang kesehatan,
masyarakat desa. Informasi yang diserap yang sejauh mungkin mengubah dan

Analisis Komunikasi Kesehatan Bidan Desa dalam Upaya Pencegahan Stunting ............. 116
MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 04 No. 02 Tahun 2021
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI: https://doi.org/10.32528/mdk.v4i2.5851

membaharui kualitas individu dalam suatu Penelitian ini berawal dari


komunikasi atau masyarakat dengan ketertarikan penulis mengenai bidan desa
mempertimbangkan aspek ilmu sebagai komunikator dan garda terdepan
pengetahuan dan etika (Liliweri, 2007). masyarakat desa dalam memberikan
Komunikasi kesehatan meningkatkan informasi kesehatan mengenai stunting,
kesadaran individu tentang isu-isu kesehatan ibu-ibu hamil, dan pola makan
kesehatan, masalah kesehatan, risiko anak di desa yang mempengaruhi tumbuh
kesehatan serta solusi kesehatan. kembang serta kecerdasan anak di desa.
Peningkatan kesadaran individu akan hal- Pola pikir masyarkat desa masih awam
hal tersebut ini berdampak pada keluarga mengenai kesehatan dan masih
serta lingkungan komunitas individu. Ini berpatokan pada ilmu zaman dahulu
membutuhkan pendekatan yang (nenek moyang mereka) yang menurut
multidisiplin karena menyangkut ilmu kesehatan sangat bertolak belakang.
bagaimana mengedukasi dan Tentunya sulit memberi pengertian bagi
mempengaruhi perilaku masyarakat untuk masyarakat desa apabila bidan desa tidak
kehidupan yang lebih sehat (Mulyana, dibekali dengan kemampuan komunikasi
2018; Rahmadiana, 2012). yang baik dan efektif. Tujuan penelitian
Kemampuan komunikasi bidan akan ini adalah ingin mendeskripsikan tentang
berkaitan dengan peran bidan sebagai komunikasi yang terjadi dilakukan bidan
komunikator bagi masyarakat desa yang desa sebagai komunikator serta hambatan
masih awam mengenai bahaya stunting. bidan desa sebagai komunikator yang
Bidan desa sebagai komunikator perlu terjadi selama proses komunikasi
meningkatkan kemampuan bahasa yang kesehatan berlangsung.
disesuaikan dengan bahasa daerah Metode
masyarakat desa agar informasi yang Penelitian ini mendeskripsikan bidan
disampaikan lebih dimengerti oleh desa sebagai komunikator dalam proses
masyarakat desa (Salisah, 2011). komunikasi kesehatan terutama dalam
Penggunaan bahasa daerah merupakan memberikan informasi mengenai stunting
faktor komunikasi yang berperan dalam yaitu pemberian MPASI pada anak bayi
komunikasi kesehatan bidan desa dalam usia 6 bulan ke atas, pemeriksaan
mencegah stunting di desa Baru, kesehatan bagi ibu-ibu hamil. Asi ekslusif
Kabupaten Muaro Jambi. selama 6 bulan dan kebersihan sanitasi

Analisis Komunikasi Kesehatan Bidan Desa dalam Upaya Pencegahan Stunting ............. 117
MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 04 No. 02 Tahun 2021
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI: https://doi.org/10.32528/mdk.v4i2.5851

sebagai salah satu faktor yang kegiatan konseling secara berlanjut dalam
menyebakan stunting. Penelitian ini di Posyandu dengan kualitas pesan yang
berlokasi di Desa Baru, Kecamatan Maro ditingkatkan diharapkan menghasilkan
Sebo, kabupaten Muaro Jambi. pengaruh bagi masyarakat desa dalam
Pengambilan data dilakukan dengan mencegah stunting. Meskipun penyebaran
wawancara mendalam dengan bidan desa Covid-19 menyebabkan kegiatan
dan studi literatur. Pengolahan data Posyandu tertunda, tetapi pemantauan dan
dilakukan dengan melakukan triangulasi konseling secara langsung dengan
hasil wawancara (Miles & Huberman, protokol kesehatan dan melalui media
1992; Meleong, 2003). sosial tetap dilakukan. Disamping itu,
Temuan dan Diskusi aktifitas tersebut disertai penyampaian
Proses komunikasi kesehatan bidan pesan yang meliputi pemberian informasi
desa sebagai komunikator dengan para mengenai pemberian MPASI dengan gizi
ibu hamil dan ibu bayi dapat dilihat dari lengkap bagi bayi 6 bulan ke atas.
aspek pola persuasi yang terdiri dari dua Informasi ini meliputi menu lengkap yang
taktik. Taktik komunikasi pertama adalah terdiri dari karbohidrat, lemak, protein
taktik intensitify yang bertujuan untuk hewani, protein nabati.
meningkatkan kualitas pesan dan Para orang tua di Desa Baru
kuantitas informasi yang disampaikan cenderung hanya memperhatikan aspek
kepada para penerima. Taktik lainnya proses makan anak, keterisian perut dan
yaitu taktik omission yang diaplikasikan keinginan untuk makan, sementara aspek
untuk menurukan kualitas atau kuantitas gizi kurang menjadi perhatian utama
pesan yang ingin menghasilkan pengaruh bahkan mereka tidak memiliki
tertentu. Melalui pendekatan ini pengetahuan akan pentingnya pemberian
diharapkan para komunikator mampu makanan yang bergizi tinggi. Mereka
mempengaruhi pengetahuan dan pola berasumsi bahwa makanan yang bergizi
sikap masyarakat yang memiliki anak tinggi adalah bahan-bahan yang harus
kecil atau yang memiliki calon bayi diperoleh dengan harga yang mahal,
(Liliweri, 2007). sementara tidak semua memiliki
Taktif intensify kemampuan untuk memenuhi hal
Praktik taktik intensify yang tersebut. Akibatnya, dalam pemantauan
dilakukan oleh para bidan desa melalui bidan desa terdapat sekitar enam anak

Analisis Komunikasi Kesehatan Bidan Desa dalam Upaya Pencegahan Stunting ............. 118
MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 04 No. 02 Tahun 2021
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI: https://doi.org/10.32528/mdk.v4i2.5851

dalam satu bulan mengalami gizi buruk mencuci tangan sebelum mengolah
yang bisa berdampak pada stunting. makanan dan sebelum makan, pengolahan
Untuk mengurangi risiko ini, dan penyimpanan bahan makanan yang
komunikator memainkan peran sebagai terhindar dari bakteri.
penyampai informasi dengan edukasi Aktifitas ini menunjukkan bidan desa
secara langsung ke rumah-rumah warga melakukan persuasi melalui perulangan
yang memiliki bayi dan ibu hamil. informasi yang telah disampaikan dimana
Penyampaian informasi dengan model pesan tidak hanya disampaikan pada
seperti ini penting, karena melalui pertemuan rutin seperti Posyandu,
komunikasi secara langsung di kediaman pemberian melalui media sosial tetapi
warga memberikan pengaruh secara juga melalui tatap muka secara informal
psikologis bagi masyarakat. Selain itu, di rumah warga secara langsung.
pesan yang disampaikan akan mudah Kunjungan ke rumah warga ternyata
diterima karena pola komunikasi memiliki pengaruh positif dalam
dilakukan dengan pendekatan budaya dan penyampaian pesan dan penerimaan pesan
kebiasaan berbaur dengan masyarakat. oleh warga, di samping itu ini juga
Masyarakat di daerah ini memiliki tradisi memudahkan para komunikator dalam
‘ngota’ dimana mereka memiliki memahami situasi kesehatan anak-anak
kebiasaan bercerita atau saling bertukar dengan mengobservasi kesehatan
informasi, melalui ‘ngota’ ini bidan lingkungan tempat tinggal mereka.
menyisipkan pesan-pesan penting Teknik Omission
pemberian MPASI. Teknik selanjutnya yang digunakan
Beriringan dengan aktivitas berbagi bidan desa dalam melakukan persuasi
informasi, bidan desa juga memantau dengan masyarakat desa yaitu teknik
kesehatan lingkungan masyarakat. omission yaitu taktik sederhana
Pemantauan dilakukan terhadap sanitasi, menyampaikan pesan yang kritis demi
seperti ketersediaan air bersih untuk menghindari kekurangan atau kelemahan
memasak dan mencuci, pengelolaan dan yang diinformasikan (Liliweri, 2007).
pembuangan limbah atau sampah, Teknik ini dilakukan melalui
pembuangan air limbah serta kebersihan penyampaian pesan lisan kepada ibu-ibu
rumah dan lingkungan rumah. Informasi hamil yang memeriksa kehamilannya di
tambahan penting juga disisipkan seperti bidan desa. Penyampaian ini

Analisis Komunikasi Kesehatan Bidan Desa dalam Upaya Pencegahan Stunting ............. 119
MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 04 No. 02 Tahun 2021
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI: https://doi.org/10.32528/mdk.v4i2.5851

menggunakan bahasa daerah setempat Tantangan Komunikasi Kesehatan


dengan tujuan agar informasi tentang Dalam penyampaian informasi
kondisi kesehatan janin dapat diterima mengenai kesehatan anak, bidan desa
dengan baik oleh masyarakat. menghadapi tantangan keterbatasan dalam
Bidan desa melakukan persuasi yang mengobservasi tempat tinggal masyarakat
fokus pada isu-isu kesehatan ibu-ibu desa. Kondisi ini disebabkan oleh kondisi
hamil dalam melengkapi nutrisi di masa geografis dimana jarak tempat tinggal
kehamilan. Ibu-ibu hamil yang disuplai antar rumah warga desa cukup jauh.
makanan bergizi akan melahirkan ana- Disamping itu, masyarakat desa memiliki
kanak yang sehat, bayi lahir sesuai usia aktifitas bertani atau berkebun pada pagi
dan memiliki berat badan proporsional hari maupun sore hari sehingga
sesuai standar. Penyampaian pesan menyulitkan komunikator untuk
dilakukan dengan sangat halus agar memantau secara langsung. Kondisi ini
mudah dimengerti dan dapat diterima oleh ditambah dengan keterbatasan jumlah
ibu-ibu hamil. Kondisi psikologis ibu-ibu tenaga kesehatan terutama bidan desa
hamil sangat sensitif, jika diberikan yang dapat membantu transfer
peringatan yang tegas bahkan sedikit pengetahuan untuk mempengaruhi
keras kadangkala mereka tidak lagi pengetahuan, sikap dan prilaku mereka.
melakukan pengontrolan pada bulan Simpulan
berikutnya. Stunting merupakan gangguan
“klo dak galak anaknyo lahir dak pertumbuhan pada anak yang berfokus
sesuai bulannyo, klo bayinyo nak lahir pada tinggi badan anak lebih pendek dari
sehat makan lah yang begizi. Dak galak standar usianya yang dialami oleh anak-
kan anaknyo gek premature, badannyo anak di desa Baru. Bidan desa merupakan
kecik. Klo makan yang begizi kayak garda terdepan yang merupakan bagian
sayur, daging ato ayam bisa mencegah dari tenaga kesehatan dalam memberikan
bayinyo lahir sakit. Sayo ni nyampaian informasi mengenai stunting kepada
sesuai dengan informasi yang sayo trimo masyarakat desa. Informasi yang diserap
dari kantor kesehatan, internet, dan sayo masyatakat desa terutama ibu hamil, ibu
sampaikan ke ibuk-ibuk. Tinggal ibuk menyusui dan yang mempunyai Balita
ibuknyo lagi nak kendak apo idak punyo bersumber dari kemampuan komunikasi
anak lahir sehat” bidan dalam mempersuasi masyarakat

Analisis Komunikasi Kesehatan Bidan Desa dalam Upaya Pencegahan Stunting ............. 120
MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 04 No. 02 Tahun 2021
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI: https://doi.org/10.32528/mdk.v4i2.5851

desa. Berdasarkan hasil penelitian penulis, Data Indonesia Family Life Survey
kemampuan bidan desa dalam (IFLS) 2014. Jurnal Ekonomi
mempersuasi masyarakat desa mengenai Kesehatan Indonesia, 3 (2), 68-75.
stunting dilakukan dengan taktik intensify doi: 10.7454/eki.v3i2.3004
dan taktik omission. Taktik intensify Kemenkes RI (2018). Situasi balita
terlihat dengan adanya perulangan pesan pendek (Stunting) di Indonesia
tentang makanan yang bergizi bagi bayi Miles, M. B & Huberman, A. M. (2003).
dan Balita agar terhindar dari stunting The Qualitative Research
yang dilakukan nelalui kegiatan konseling Companion. Thousand Oaks: Sage.
dari rumah-rumah sebelum dan selama Moleong, L. J. (2011). Metodologi
masa pandemi. Disamping itu, untuk Penelitian Kualitatif (Edisi Revi).
mendukung taktik tersebut, Langkah ini Bandung: Remaja Rosda Karya.
ditunjang dengan taktik omission yang Mulyana, Deddy. (2018). Komunikasi
dilakukan melalui penyampain pesan Kesehatan Pemikiran dan Penelitian.
dengan cara halus dan menggunakan Bandung: Rosdakarya.
bahasa daerah setempat. Ini bertujuan Pratiwi, Ratna Soraya (2019). Manajemen
agar pesan yang kritis bisa menutupi Komunikasi Kesehatan Dalam Upaya
pesan halus melalui kata-kata lisan. Pengurangan Prevalensi Balita
Kedua taktik ini menghadapi hambatan, Stunting. Jurnal Manajemen
disamping tantangan jarak antar rumah Komunikasi. 4 (1), 1-19.
warga desa yang cukup jauh, jumlah Rahmadiana, Metta. (2012). Komunikasi
tenaga kesehatan yang mampu Kesehatan, Sebuah Tinjauan. Jurnal
berkomunikasi dengan baik juga terbatas. Psikogenesi, 1 (1), 88-94.
doi:10.24854/jps.vlil.38.
Daftar Pustaka Salisah, Nikmah Hadiati. (2011).
Liliweri, Alo. (2007). Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan: Perlunya
Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Multidisipliner Dalam Ilmu
Pustaka Pelajar. Komunikasi. Jurnal Ilmu
Indrastuty, Dini (2019). Determinan Komunikasi, 1 (2).
Sosial Ekonomi Rumah Tangga Dari
Balita Stunting di Indonesia: Analisis

Analisis Komunikasi Kesehatan Bidan Desa dalam Upaya Pencegahan Stunting ............. 121

You might also like