You are on page 1of 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/327835102

ARSITEKTUR KONTEKSTUAL BANGUNAN MUSEUM TERHADAP BANGUNAN


KOLONIAL DI KAWASAN KOTA TUA JAKARTA

Article · September 2017

CITATIONS READS

0 1,022

2 authors:

Lily Mauliani Yeptadian Sari


Universitas Muhammadiyah Jakarta Universitas Muhammadiyah Jakarta
6 PUBLICATIONS   7 CITATIONS    16 PUBLICATIONS   5 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Architecture and Urban Planning View project

Urban Development View project

All content following this page was uploaded by Yeptadian Sari on 24 September 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Arsitektur Kontekstual Bangunan Museum Pada Kawasan Kota Tua Jakarta
Ahkamal Ulyaa, Anisa, Yeptadian Sari

ARSITEKTUR KONTEKSTUAL BANGUNAN MUSEUM TERHADAP BANGUNAN KOLONIAL


DI KAWASAN KOTA TUA JAKARTA
1 1 1
Ahkamal Ulyaa , Anisa , Yeptadian Sari
1
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta
ahkamalulyaa@gmail.com
anisa@ftumj.ac.id
yeptadian.sari@ftumj.ac.id

ABSTRAK. Arsitektur Kontekstual digunakan sebagai salah satu cara menciptakan dan menjaga kelestarian
lingkungan. Pembahasan arsitektur kontekstual pada beberapa bangunan museum yang berada di kawasan Kota
Tua Jakarta diharapkan dapat melestarikan lingkungan tersebut yang saat ini merupakan kawasan cagar budaya.
Digunakan metode analisis berdasarkan teori yang ada dengan keadaan bangunan museum serta lingkungan di
Kota Tua Jakarta. Sehingga dihasilkan bahwa bangunan museum yang berada di kawasan Kota Tua Jakarta
memiliki kontekstual yang bersifat selaras yakni pada warna dasar bangunan, proporsi bangunan, komposisi
bentuk dasar yang berbentuk persegi dan kesamaan pola luar ruang pada beberapa bangunan.

Kata Kunci: Arsitektur Kontekstual, Kota Tua, Museum

ABSTRACT. Contextual architecture is used as one way of creating and preserving the environment. The
discussion of contextual architecture in several museum buildings located in the Old Town of Jakarta is expected
to preserve the environment that is currently a cultural heritage area. Used methods of analysis based on existing
theory with the state of the museum building and the environment in the Old City of Jakarta. So it is produced that
the museum building located in the Old Town of Jakarta has a harmonious contextual that is on the basic color of
the building, the proportion of the building, the composition of the square basic and the similarity of outdoor
patterns in some buildings.

Keywords: Arcitectur Contextual, Kota Tua, Museum

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan sebuah negara yang Kini Kota Tua memiliki bangunan yang dapat
memiliki ragam budaya dengan ciri tersendiri dijadikan tempat wisata dan yang
termasuk pada bidang arsitekturnya. Seiring mendominasi adalah museum. Terdapat
dengan berjalannya waktu, kebudayaan di banyak museum di kawasan Kota Tua seperti
Indoneisa semakin berkembang dari segi non Museum Fatahilah yang dulunya merupakan
fisik maupun fisik seperti bidang arsitektur. Balai Kota Batavia, Museum Wayang,
Peninggalan kebudayaan dalam segi fisik Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum
(arsitektur) dapat dilestarikan dan dijaga agar Bank Mandiri dan Museum Bank Indoneisa.
tetap menjadi bagian dari sejarah dan Berdasarkan fungsi kawasan Kota Tua Jakarta
kebudayaan yang dimiliki Indonesia. Banyak yang menjadi kawasan wisata dengan banyak
terdapat arsitektur di Indonesia baik yang bangunan yang memiliki fungsi rekreasi seperti
merupakah khas Indoneisa maupun arsitektur museum, maka konteks bangunan yang di
peninggalan para penjajah yang menjadi saksi prioritaskan adalah museum.
bisu sejarah di Indonesia yang juga menjadi
bagian dari sejarah dan kebudayaan Agar tetap terjaga ciri khas Kota Tua yang
Indonesia. merupakan kota peninggalan para penjajah
Kota Tua merupakan kota kecil peninggalan Belanda, maka perlu adanya pelestarian
para penjajah Belanda sekaligus menjadi cikal kawasan Kota Tua dimana bangunan dan
bakal kota DKI Jakarta. Berbagai bangunan lingkungan harus tetap terjaga seperti pada
khas kolonial Belanda menghiasi kota kecil jamannya. Kontekstual kawasan Kota Tua
tersebut. Kota tua kini menjadi tempat wisata harus tetap dipertahankan, daerah yang
yang dilindungi oleh Kementrian Kebudayaan menjadi kawasan Kota Tua Jakarta harus
dan Pariwisata yang harus dijaga dan tetap memiliki ciri khas bangunan kolonial
dilestarikan baik bangunan maupun
lingkungannya. Seiring dengan perkemangan Belanda. Kontekstual menurut Brolin (1978)
kota maka semakin banyak kebutuhan yaitu suatu perencanaan dan perancangan
manusia akan fasilitas-fasilitas yang arsitektur yang memperhatikan permasalahan
menunjang kebutuhan hidup, dengan keadaan kontinuitas visual antar bangunan baru dengan
ini kota tua kini memiliki bangunan dengan nuansa lingkungan yang ada disekitarnya dan
fungsi baru seperti museum, restauran, hotel melakukan studi terhadap kesulitan-kesulitan
dan bangunan yang telah hancur dibangun
kembali kemudian digunakan dengan fungsi yang timbul dalam menciptakan keserasian
yang sama maupun berbeda dengan fungsi antara bangunan dengan perbedaan jaman
bangunan terdahulu. dan gaya dalam satu lokasi yang berdekatan.
47
Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 02 No 1 September 2017

Dengan demikian maka diharapkan dapat PEMBAHASAN


menjaga kelestarian kawasan Kota Tua
Jakarta. Analisis Kontekstual Lingkungan
Berdasarkan Kesamaan Fungsi Lahan
TUJUAN Kota Tua Jakarta memiliki beberapa zona
kawasan yang memiliki fungsi berbeda-beda
Pembahasan kontekstualitas kawasan Kota berikut adalah tabel analisis kontekstual
Tua Jakarta khususnya bangunan museum lingkungan berdasarkan fungsi lahan
terhadap bangunan kolonial bertujuan untuk
mengetahui konteks bangunan kolonial pada Tabel 1: Tabel Analisis Kontekstual Lingkungan
bangunan museum di kawasan Kota Tua berdasarkan fungsi lahan.
Jakarta yang dapat diterapkan dalam
membangun museum atau merefitalisasi Zona Kawasan Fungsi Lahan Kontekstual
bangunan yang ada di Kota Tua yang akan Lingkungan
difungsikan sebagai museum sesuai dengan Zona 1 Restaurant, Terdapat ruang
kontekstual bangunan maupun lingkungan (Publik) Museum, terbuka,
Kota Tua Jakarta, serta dapat melesterikan Gallery mudah di
kawasan Kota Tua Jakarta yang menjadi cikal akses
bakal ibu kota negara Republik Indonesia.
Zona 2 Museum, Mudah diakses
METODE (Publik & Semi Gallery, Hotel
Publik)
Menurut ali dalam Shinta (2013) metode Zona 3 Hunian, Terletak di luar
penelitian deskriptif digunakan untuk (Semi Publik & Perkantoran, zona 1 dan 2
memecahkan sekaligus menjawab Private) Pendidikan yang berifat
permasalahan yang terjadi pada masa semi publik
sekarang.Metode penelitian yang digunakan atau private
adalah metode desktiptif kualitatif, yaitu Sumber: Penulis (2017)
metode dengan menggunakan data yang ada
dengan landasan teori yang terkait, baik Berdasarkan tabel diatas berikut adalah
secara arsitektural maupun non arsitektural, penjelasan mengenai pembagian zona di
mulai dari pengumpulan data, pengolahan kawasan Kota Tua Jakarta.
data secara faktual untuk pengkajian beberapa
aspek konteks bangunan kolonial terhadap
bangunan museum di Kota Tua Jakarta,
diantaranya yaitu lingkungan, bentuk gubahan
massa, fasad bangunan, serta material
bangunan, seluruh elemen tersebut dianalisa
dengan membandingkan seluruh bangunan
yang memiliki fungsi lahan dan bangunan yang
sama dan dibantu dengan peraturan
pemerintah yang mengatur Kawasan Cagar
Budaya Kota Tua Jakarta. Berikut adalah
skema kerangka berpikir.

Gambar 2: Peta Zonasi Koata Tua Jakarta


Sumber: Guidelines Kota Tua (2007)

Gambar diatas menunjukan 3 zona di kawasan


kota Tua Jakarta dan lokasi yang dijadikan
studi kasus yaitu Jalan Kunir yang berada di
zona 2 dan 3.

Gambar 1: Skematik Alur Berpikir Analisis Kontekstual Bentuk Bangunan


Sumber: Skematik Penulis (2017) Berdasarkan Kesamaan Fungsi Bangunan

Kota Tua Jakarta memiliki beragam bangunan


kolonial belanda yang memiliki fungsi berbeda
beda, Museum Fatahillah merupakan salah
satu daya tarik Kota Tua Jakarta. Museum

48
Arsitektur Kontekstual Bangunan Museum Pada Kawasan Kota Tua Jakarta
Ahkamal Ulyaa, Anisa, Yeptadian Sari

fatahilah yang dulunya merupakan Balai Kota museum wayang, museum seni dan keramik,
Jakarta pada jaman Belanda merupakan salah museum bank Indonesia dan museum bank
satu museum yang banyak dikunjungi oleh mandiri, berikut ini adalah tabel yang
para wisatawan, juga terdapat berbagai menyajikan informasi berbagai musium
museum di kawasan kota tua jakarta seperti tersebut.

Tabel 2: Tabel Informasi Bangunan Museum di Kawasan Kota Tua Jakarta

Nama Bangunan Arsitektur Luas Luas Fungsi Dulu Fungsi Lokasi


Lahan Bangunan Sekarang
2
Neo Classic 13.388 1.300 M Balai Kota Museum Jl Taman
2
M Batavia Fatahillah
No 1

Museum Fatahillah
Neo Gedung Gedung Gereja Museum Jl Pintu
2
Reinaissan (1):990M (1): Belanda Besar
ce Gedung Gedung Utara No
2 2
(2):627M (2):747 M 27-29

Museum Wayang
2 2
Neo Classic 8875 M 2430 M Kantor Museum Jl Pos
Dewan Kota No 2
Kehakiman
pada
Benteng
Batavia
Museum Seni Rupa &
Keramik
2
Neo Classic 22.220 5.522 M Kantor De Museum Jl Pintu
2
M Javasche Besar
Bank Utara No 3

Museum Bank Indonesia


2
Art Deco 10.039 21.509 M Kantor Museum Jl
2
M Wilayah Lapangan
Nederlandsc Stasiun
he Handel No 1
Maatschappi
j (NHM)

Museum Bank Mandiri


Sumber: Penulis (2017)

Berdasarkan tabel diatas maka berikut ini menunjukan sirkulasi kendaraan maupun
analisis bangunan berdasarkan unsur-unsur pejalan kaki dan garis berwarna orange
kontekstual bangunan yang terdiri dari: menunjukan sirkulasi khusus pejalan kaki.

1. Pola Ruang Luar Masing-masing museum memiliki pola


ruang luar yang hampir sama, terdapat
Pada bagian ini membahas mengenai pola museum yang dapat diakses langung dengan
ruang di sekitar masing-masing bangunan kendaraan maupun para pejalan kaki seperti
museum yang terletak di kawasan Kota Tua Museum Bank Mandiri dan Museum Bank
Jakarta yang dapat dijelaskan pada gambar 3. Indoneisa. Pada Museum Wayang, Museum
Fatahillah dan Museum Seni Rupa dan
Pada gambar tersebut dapat dilihat bangunan Keramik hanya dapat diakses dengan
Museum Bank Mandiri, Museum Bank berjalan kaki namun memiliki ruang ternuka
Indonesia, Museum Wayang, Museum tepat di depan ketiga museum tersebut. Pada
Fatahillah dan Museum Seni Rupa dan Museum wayang, Museum Fatahillah dan
Keramik, serta garis berwarana merah yang Museum Bank Mandiri tidak memiliki
49
Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 02 No 1 September 2017

sempadan bangunan berbeda dengan utama yang bentuk dasar persegi panajng dan
Museum Wayang dan Museum Bank persegi yang dikombinasikan menjadi bentuk
Indonesia yang memiliki sempadan bangunan kuruf kapital L, sedangkan bangunan lainnya
yang berbeda. memiliki bentuk L dan I yang masing-masing
berada dibagian belakang bangunan utama.

Museum wayang memiliki dua massa


bangunan dengan bentuk yang sama namun
memiliki ukuran yang berbeda, kedua bentuk
massa bangunan Museum Wayang yaitu
persegi panajng. Museum Bank Indonesia
memiliki bentuk dasar persegi, memiliki ruang
terbuka yang berada di tengah bangunan serta
bentuk cekung pada sisi kanan bangunan.
Museum Bank Mandiri memiliki bentuk persegi
panjang yang tersusun menjadi satu kesatuan
bangunan sehingga berbentuk kotak atau
persegi yang dibagian tengahnya berfungi
sebagai ruang terbuka, memiliki bentuk
cekungan pada sisi depan bangunan yang
memberikan kesan menerima pengunjung.

3. Proporsi Skala Bangunan


Gambar 3: Gambar Analisis Pola Ruang Luar Proporsi skala bangunan membahas
Sumber: Analisis Penulis (2017) mengenai tinggi dan proporsi bangunan
masing-masing musuem yang berada di Kota
2. Bentuk Bangunan Tua Jakarta, berikut adalah gambar 5 yang
menjelaskan tentang proporsi skala bangunan
Bangunan masing-masing museum memiliki masing-masing museum.
komposisi bentuk bangunan yang berbeda
beda, berikut adalah gambar 4 yang Pada gambar 5 terdapat lima bangunan
menjelesakan mengenai bentuk bangunan museum yang memiliki proporsi skala
beberapa museum yang berada di Kota Tua bangunan yang berbeda. Terdapat warna
Jakarta. kuning yang merupakan bagian kepala
bangunan sedangkan bagian yang berwarna
merah merupakan bagian badan bangunan.
Museum Fatahillah merupakan bangunan ber
lantai 2 dengan semi basement yang dahulu
digunakan sebagai penjara. Museum fatahillah
memiliki tinggi antar lantai yang sama dengan
bagian kepala bangunan yang memiliki tinggi
sama dengan tinggi satu lantai bangunan.
Pada bangunan Museum wayang memiliki 2
lantai yang tingginya hampir sama,
sedangkan pada bagian kepala tingginya
hampir sama dengan tinggi satu lantai
bangunan yang terdapat jendela yang
digunakan sebagai pencahayaan alami.
Museum Seni Rupa dan Keramik merupakan
bangunan berlantai 2 dengan tinggi lantai satu
lebih tinggi dari lantai duanya. Tinggi kepala
bangunan museum hampir sama dengan
tinggi satu lantai bangunan. Museum Bank
Gambar 4: Gambar Analisis Bentuk Bangunan Indonesia merupakan bangunan berlantai 2
Sumber: Analisis Penulis (2017) dengan lantai dasar yang digunakan sebagai
ruang yang bersifat private dan digunakan
Pada gambar 4 diatas menunjukan beberapa sebagai retai café pada sisi yang menghadap
bangunan museum yang seluruhnya memiliki keluar bangunan. Tinggi lantai 1 lebih rendah
bentuk dasar persegi namun diaplikasikan dari tinggi lantai 2 yang lebih dari 3 meter yang
menjadi berbagai bentuk yang berbeda. Pada memberikan kesan megah pada bangunan ini.
bangunan Museum Seni Rupa dan Keramik Bagian kepala bangunan memiliki tinggi yang
memiliki bentuk dasar persegi panjang, sama dengan tinggi satu lantai bangunan
memiliki tonjolan bangunan pada sisi kanan, museum. Museum Bank Mandiri memiliki 2
tengah dan kiri bangunan, serta memiliki dua lantai yang tinggi lantai 1 nya lebih tinggi dari
ruang terbuka yang masing-masingnya jalanan didepan museum, pada bagian kepala
dikelilingi bangunan. Museum Fatahillah bangunan memiliki tinggi yang ama dengan
memiliki tiga masa bangunan yang berbeda tinggi satu lantai bangunan.
bentuk maupun ukurannnya, pada bangunan
50
Arsitektur Kontekstual Bangunan Museum Pada Kawasan Kota Tua Jakarta
Ahkamal Ulyaa, Anisa, Yeptadian Sari

Gambar 5: Gambar Analisis Proporsi Skala Bangunan


Sumber: Analisis Penulis (2017)

4. Fasade Bangunan dengan yang kedua. Memiliki bentuk kepala


bangunan yang sama yaitu segitiga dengan
Pada bagian ini akan membahas fasade atau hiasan yang berbeda. Museum Seni Rupa dan
muka bangunan dari masing-masing Keramik memiliki kolom-kolom tinggi pada
bangunan museum, berikut adalah gambar 6 fasade bangunan tersebut dan memiliki hiasan
yang menyajikan fasade bangunanan masing- pada bagian kepala bangunan yang berbentuk
masing museum. segitiga yang merupakan ciri bentuk bangunan
berarsitektur neo klasik. Memiliki bentuk
Gambar 6 merupakan gambar analisis fasade jendela dan pintu yang sama yaitu persegi
atau muka bangunan dari ke lima bangunan panjang, Museum Bank Indonesia memiliki
museum yang berada di kawasan Kota Tua bentuk jendela dan pintu yang sama yaitu
Jakarta. Museum Fatahillah merupakan persegi dengan tralis pada jendelanya.
bangunan berarsitektur Neo Klasik , memiliki Memiliki kolom persegi pada entrence
bentuk jendela dan pintu sama yaitu persegi bangunan. Museum Bank Mandiri merupakan
dengan warna yang sama yaitu hijau, susunan museum berarsitektur Art Deco dengan bentuk
jendela pun berirama atau memiliki jarak yang pintu dan jendela yang sama yaitu persegi
sama antar jendela baik jendela lantai satu panjang, pada kedua lantai memiliki bentuk
maupun lantai dua. Museum wayang yang dan ukuran jendela yang sama, dihiasi kolom
memiliki dua lantai mempunyai bentuk yang pada fassade bangunan yang berbebntuk
hampir sama dikedua bangunan tersebut. kotak yang berada di entrence bangunan .
bentuk jendela dan pintu sama yaitu persegi memiliki hiasan pada kepala bangunan yaitu
panjang, namun memiliki hiasan jendela yang kotak yang bersusun sampai pada puncaknya
berbeda antara bangunan yang pertama yang memiliki kotak kecil.

Gambar 6: Gambar Analisis Fasade Bangunan


Sumber: Analisis Penulis (2017)

51
Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 02 No 1 September 2017

5. Material putih namun memiliki warna ornamen yang


berbeda-beda. Museum Fatahillah memiliki
Pada bagian ini akan membahas material warna jendela dan pintu yang sama yaitu hijau
bangunan khususnya warna bangunan dari dan memiliki warna genteng merah bata.
masing-masing bangunan museum, berikut Museum Wayang memiliki warna ornamen
adalah gambar 7 yang menyajikan meterial yang berada diatas jendela berebentuk
warna bangunanan. pergola pada bangunan pertama yaitu warna
krem memiliki warna ornamen yang berbentuk
Gambar 7 menjelaskan material warna segitiga di bagian pintu masuk bangunan yaitu
bangunan baik warna dasar maupun warna warna abu-abu. Memiliki warna jendela dan
ornamen bangunan. Pada kelima museum pintu yang sama yaitu hijau.
tersebut memiliki warna dasar yang sama yaitu

Gambar 7: Gambar Analisis Material Bangunan.


Sumber: Analisis Penulis (2017)

Pada museum Seni Rupa dan Keramik Kota Tua Jakarta memiliki zona yang menjadi
memiliki jendela dan pintu dengan warna yang inti yakni lapangan fatahilah yang berada di
sama yaitu hujau dengan oernamen pada depan bangunan Museum Sejarah Jakarta
bagian kepala bangunan yaitu putih dengan atau yang dikenal degan nama Museum
garis-garis berwarna krem. Museum Bank Fatahillah. Kesamaan lingkungan pada
Indonesia memiliki warna ornamen sama kawasan Kota Tua Jakarta telah diseragamkan
seperti warna dasar bangunan yaitu putih, berdsarkan zona yang telah tertera pada
warna besi tralis jendelapun berwarna putih. gudelines kota tua. Kedua mengenai
Bangunan yang terakhir yaitu Museum Bank kontekstual pada bangunan yang memiliki
Mandiri memiliki warna dasar yang sama keselarasan pada masing-masing bangunan
dengan ke empat bangunan lainnya yaitu museum yang dijelaskan pada pembahasan
putih, namun memiliki ornamen yang berwarna diatas. Bangunan museum umumnya memiliki
abu-abu pada garis-garis dibagian kepala keselarasan pada warna dasar bangunan,
bangunan seperti yang terlihat pada lingkaran proporsi bangunan, komposisi bentuk dasar
merah digambar bangunan museum bank yang berbentuk persegi dan kesamaan pola
mandiri. luar ruang pada beberapa bangunan.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Kesimpulan dari pembahasan mengenai Brolin, Brent C, (1978) Architecture In Context,


kontekstual bagunan museum yang berada di Van Nostrand Reinhold, New York.
kawasan Kota Tua Jakarta yang telah
diuraikan diatas yang pertama adalah Margareta. Shinta, (2013) Jenis Metode
kontekstual lingkungan di kawasan kota tua
Jakarta memiliki kontekstual yang seirama Penelitian, Bandung.
dengan blok-blok bangunan yang berbentuk
persegi maupun persegi panajng, terdapat Pemprov DKI, (2007) Guide Lines Kota Tua,
akses yang dapat dilalui dengan kendaraan Jakarta: Dinas Kebudayaan dan
maupun pejalan kaki maupun akses yang
khusus dilewati oleh pejalan kaki. Kawasan Permuseuman

52

View publication stats

You might also like