Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This study aims 1). Analyzing the effectiveness of the implementation of the Village Climate Program
activities in Poleonro Village; 2). Analyzing the level of community participation in the implementation of the
Climate Village Program in Poleonro Village; 3). Analyzing the relationship between the socio-economic
factors of the community on the level of community participation in the Climate Village Program (PROKLIM)
in Poleonro Village.
The research was conducted in Poleonro Village, Lamuru District, Bone Regency, South Sulawesi Province.
Field data collection, data processing, and analysis, as well as thesis preparation, took place from February
to August 2020. The method used in this research was a descriptive method with interviews, questionnaires,
observation, and documentation. Data analysis used a descriptive qualitative analysis and multiple linear
regression.
The results showed that the implementation of the Climate Village Program (PROKLIM) in Poleonro Village
was classified as effective. This result according to the activity component of the Climate Village Program
(PROKLIM) which had carried out climate change adaptation activities were 70.12%, climate change
mitigation activities were 60.06%, and group activities of community and support for sustainability were
72.77%. The level of community participation in the implementation of the Climate Village Program
(PROKLIM) activities in Poleonro Village for climate change adaptation, climate change mitigation, group
activities of community and support for the sustainability of the level of participation was high. The level of
education and counseling has a positive relationship with PROKLIM activities, while the variables age and
income level have a negative relationship with the level of participation.
menumbuh kembangkan kemampuan dan pada bulan Februari s.d Agustus 2020. Metode
kepeloporan masyarakat, menumbuh kembangkan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ketanggap segeraan masyarakat untuk melakukan metode deskriptif dengan teknik wawancara,
pengawasan sosial, sertamengembangkan dan kuesioner, observasi dan dokumentasi.analisa
menjaga budaya dankearifan lokal dalam rangka data yang digunakan yaitu analisa deskriptif
pelestarian fungsi lingkungan hidup untuk kualitatif dan regresi linear berganda.
menjaga kelangsungan kehidupan di bumi
(KLHK, 2017).
Peningkatan tutupan vegetasi, dan melakukan Tabel 1. Data partisipasi masyarakat pada
kegiatanadaptasi perubahan iklim
pencegahan dan menanggulang kebakaran
Kategori
hutan dan lahan. Partisipasi Skala Frek Skor %
Sangat Setuju 5 281 1405 28,03
1.3. Efektivitas kegiatan kelompok masyarakat
Setuju 4 745 2980 59,56
dan dukungan keberlanjutan
Netral 3 187 561 11,24
Hasil penelitian menunjukan bahwa Tidak Setuju 2 25 50 0,99
Sangat tdk Setuju 1 7 7 0,18
pelaksanaan kelompok masyarakat dan
Total 5003 100
dukungan keberlanjutan di Desa Poleonro
termasuk dalam kategori cukup efektif dengan Tabel 2. Kategori interval partisipasi masyarakat pada
kegiatan adaptasi perubahan iklim
nilai sebesar 72,77%.
Kategori partisipasi Interval
Adapun kegiatan kelompok masyarakat Sangat tinggi 5229 – 6225
dan dukungan keberlanjutanyang dilakukan Tinggi 4233 – 5229
Sedang 3237 – 4233
meliputi : Masyarakat terlibat dalam Kelompok Rendah 2241 – 3237
Sangat Rendah 1245 – 2241
Masyarakat, melakukan Dukungan kebijakan,
melakukan Tingkat keswadayaan masyarakat, Dari tabel diatasdiketahui total skor
aktif dalam peningkatan kapasitas masyarakat, yang diperoleh adalah sebesar 5003 sehingga
mendapat dukungan eksternal, memanfaatkan dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi
lingkungan, melakukan Manfaat ekonomi, masyarakat Desa Poleonro pada kegiatan
melakukan Manfaat sosial dan Masyarakat adaptasi perubahan iklim dapat dikatakan
melakukan Manfaat sosial, ekonomi, Tinggi karena berada pada tingkat interval 4233
lingkungan dan pengurangan risiko bencana – 5229.
terkait iklim.
2.2 Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam
kegiatan Adaptasi Perubahan Ikim
2. Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam
Pelaksanaan ProKlim Berdasarkan hasil penelitian menunjukan
2.1 Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam bahwa tingkat partsisipasi masyarakat dalam
kegiatan Adaptasi Perubahan Ikim kegiatan mitgasi dapat dilihat pada tabel
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan berikut:
bahwa tingkat partsisipasi masyarakat dapat
dilihat pada tabel berikut:
kelompok masyarakat dan dukungan perubahan iklim akan semakin meningkat. Hal
keberlanjutan. ini dikarenakan tinggi rendahnya pendidikan
3.1 Analisis Hubungan Sosial Ekonomi seseorang berpengaruh dalam pelaksanaan suatu
Masyarakat Terhadap Tingkat Partisipasi
kegiatan. Mereka yang berpendidikan tinggi
Masyarakat Pada Kegiatan Adaptasi
Perubahan Iklim. relatif lebih cepat dalam melakukan anjuran
pemerintah/ penyuluhan. Tingkat pendidikan
Dari analisis regresi linear berganda
yang rendah pada umumnya kurang
tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan
menyenangi inovasi sehingga sikap mental
adaptasi perubahan ikilm diperoleh model
untuk menambah pengetahuan khususnya ilmu
persamaan Y = 55,240- 0,024X1 + 1,202X2 +
pertanian kurang. Pendidikan dianggap dapat
0,096X3 + 0,704X4. Hasil perhitungan analisis
mempengaruhi sikap seseorang dalam
korelasi diketahui bahwa korelasi antara
memutuskan sesuatu yangterbaik bagi dirinya
variabel X1 sampai dengan X4 dengan variabel
untuk ikut berpartisipasiatau tidak dalam
Y adalah sebesar 55,240, hal ini menjelaskan
program-programpembangunan(Jaya et a,l,
bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam
2016).
kegiatan adaptasi perubahan iklim dipengaruhi
Sedangkan hasil analisis untuk fakor
oleh keempat karakteristik responden.
umur (X1) dan pendapatan (X3) memiliki
Hasil analisis regresi memperlihatkan
hubungan negatif. Untuk umur (X1) dengan
bahwa hubungan positif antara tingkat
tingkat partisipasi dalam kegiatan adaptasi
partisipasi masyarakat dalam kegiatan adaptasi
perubahan iklim adalah negatif (b= -0,094) dan
perubahan iklim (Y) terjadi pada faktor tingkat
(b= 0,96) . Hasil penelitian ini mengindikasikan
pendidikan (X2) dan Penyuluhan (X4)
bahwa semakin tinggi umur seseorang maka
sedangan umur (X1), pendapatan (X2) dan
tingkat partisipasi mereka dalam kegiatan
memiliki hubungan negative.
adaptasi perubahan iklim akan semakin
Hasil analisis regresi untuk faktor
menurun. Seseorang dalam usia produktif 30-
pendidikan (X2) dan faktor penyuluhan (X4)
50 tahun akan mempunyai tanggung jawab yang
dengan tingkat partisipasi dalam kegiatan
lebih besar dalam menghidupi dirinya dan
adaptasi perubahan iklim adalah positif (b=
keluarganya dibandingkan mereka yang berusia
1,202) dan (b=0,704) , hal ini berarti semakin
di bawah 30 tahun maupun di atas 50 tahun.
bertambah tinggi tingkat pendidikan dan
Pada kisaran umur tersebut, petani mencapai
keikutan dalam penyuluhan, maka tingkat
kematangan dalam bertani karena sudah
partisipasi masyarakat dalam kegiatan adaptasi
ditekuni sejak usia muda, dan termasuk umur Analisis regresi linear berganda untuk
produktif. Umur tenaga kerja cukup tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan
menentukan keberhasilan dalam melakukan mitigasi perubahan ikilm diperoleh model
suatu pekerjaan, baik sifatnya fisik maupun non persamaan sebagai berikut : Y = 21,339+
fisik. Pada umumnya, tenaga kerja yang 0,001X1 + 0,473X2 + 0,228X3 + 0,177X4. Hasil
berumur tua mempunyai tenaga fisik yang perhitungan analisis korelasi diketahui bahwa
lemah dan terbatas, sebaliknya tenaga kerja korelasi antara variabel X1 sampai dengan X4
yang berumur muda mempunyai kemampuan dengan variabel Y adalah sebesar 21,339, hal
fisik yang kuat (Amron, 2009). ini menjelaskan bahwa tingkat partisipasi
Hasil perhitungan koefisien korelasi masyarakat dalam kegiatan mitigasi perubahan
untuk tingkat pendapatan (X3) dengan tingkat iklim dipengaruhi oleh keempat karakteristik
partisipasi memperlihatkan hasil negatif (b= - responden.
0,096). Hal ini memperlihatkan bahwa, Hasil analisis regresi memperlihatkan
semakin rendah pendapatan seseorang maka bahwa hubungan positif antara tingkat
tingkat partisipasi mereka akan semakin partisipasi masyarakat dalam kegiatan mitigasi
meningkat, sebaliknya apabila pendapatan perubahan iklim (Y) terjadi dengan faktor
mereka meningkat maka partisipasi mereka tingkat pendidikan (X2) dan penyuluhan (X4),
dalam kegiatan adaptasi perubahan iklim akan sedangkan umur (X1) dan pendapatan (X3)
menurun. Hasil penelitian ini memperlihatkan memiliki hubungan negatif.
bahwa mayoritas masyarakat berpartisipasi Hasil analisis regresi untuk faktor
dalam kegiatan adaptasi perubahan ikilm, hal ini pendidikan (X2) dengan tingkat partisipasi
dikarenakan kegiatan adaptasi ini merupakan dalam kegiatan mitigasi perubahan iklim adalah
kegiatan sehari-hari yang merupakan pekerjaan positif (b= 2,007), hal ini berarti semakin tinggi
mereka sebagai petani. Dengan semakin rendah tingkat pendidikan, maka tingkat partisipasi
tingkat pendapatan masyarakat akat semakin mereka dalam kegiatan mitigasi perubahan
berpartisipasi dalam kegiatan adaptasi karena iklim akan semakin meningkat. Hal ini
dapat memberikan atau meningkatkan dikarenakan tinggi rendahnya pendidikan
pendapatan keluarga mereka. seseorang memepengaruhi dalam pelaksanaan
3.2 Analisis Hubungan Sosial Ekonomi suatu kegiatan. Mereka yang berpendidikan
Masyarakat Terhadap Tingkat Partisipasi
tinggi relatif lebih cepat dalam melakukan
Masyarakat Pada Kegiatan mitgasi
Perubahan Iklim anjuran pemerintah/penyuluh. Tingkat pendidikan
yang rendah pada umumnya kurang menyenangi Hasil perhitungan koefisien korelasi
inovasi sehingga sikap mental untuk menambah untuk tingkat penyuluhan (X4) dengan tingkat
pengetahuan khususnya ilmu pertanian kurang. partisipasi memperlihatkan bahwa hasil positif
Pendidikan dianggap dapat mempengaruhi sikap (t =1,410), hal ini menunjukan penyuluhan
seseorang dalam memutuskan sesuatu yang bernilai positif terhadap partisipasi masyarakat
terbaik bagi dirinya untuk ikut berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan mitigasi.
atau tidak dalam program-program Penyuluhan sebagai proses komunikasi
pembangunan(Jaya et a,l, 2016). pembangunan, dimana penyuluhan tidak
Sedangkan hasil analisis untuk faktor sekedar upaya untuk menyampaikan pesan-
umur (X1) dan pendapatan (X3) memiliki pesan pembangunan, tetapi yang lebih penting
hubungan negatif. Untuk umur (X1) dengan dari itu adalah untuk menumbuh kembangkan
tingkat partisipasi dalam kegiatan mitigasi partisipasi masyarakat dalam pembangunan
perubahan iklim adalah negatif (= 0.049). (Mardikanto, 1993). Melalui pelaksanaan
Hasil penelitian ini mengindikasikan penelitian ilmiah diharapkan dapat
bahwa semakin tinggi umur seseorang maka menyempurnakan pelaksanaan suatu jenis
tingkat partisipasi mereka dalam kegiatan kegiatan serta pertukaran informasi dan
mitigasi perubahan iklim akan semakin pengalaman dalam rangka meningkatkan
menurun. Seseorang dalam usia produktif 30-50 pelaksanaan kegiatan mitigasi. Oleh karena itu
tahun akan mempunyai tanggung jawab yang dalam pelaksanaan penyuluhan diharapkan
lebih besar dalam menghidupi dirinya dan dapat berlangsung lebih inovativ dan efektif,
keluarganya. Pada kisaran umur tersebut, petani sehingga tujuan dari pelaksanaan kegiatan dapat
mencapai kematangan dalam bertani karena terlaksana dengan baik dan tepat sasaran.
sudah ditekuni sejak usia muda, dan termasuk Hasil perhitungan koefisien korelasi
umur produktif. Umur tenaga kerja cukup untuk tingkat pendapatan (X3) dengan tingkat
menentukan keberhasilan dalam melakukan partisipasi memperlihatkan hasil negatif
suatu pekerjaan, baik sifat fisik maupun non (t=0,608). Hal ini memperlihatkan bahwa
fisik. Pada umumnya, tenaga kerja yang semakin rendah pendapatan seseorang maka
berumur tua mempunyai tenaga fisik yang tingkat partisipasi mereka akan semakin
lemah dan terbatas, sebaliknya tenaga kerja meningkat, sebaliknya apabila pendapatan
yang berumur muda mempunyai kemampuan mereka meningkat maka partisipasi mereka
fisik yang kuat (Amron, 2009). dalam kegiatan kelompok akan menurun. Hal
ini memperlihatkan bahwa mayoritas keberlanjutan (Y) terjadi dengan faktor tingkat
masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan (X2) dan penyuluhan (X4),
mitigasi perubahan ikilm, hal ini dikarenakan sedangan umur(X1,) pendapatan (X3) memiliki
kegiatan mitigasi ini merupakan kegiatan hubungan negative.
sehari-hari yang dilaksanakan oleh masyarakat Hasil analisis regresi untuk faktor
dan merupakan bagian dari pekerjaan mereka pendidikan (X2) dengan tingkat partisipasi
yang mayoritas adalah petani. Dengan semakin dalam kegiatan kelompok masyarakat dan
rendah tingkat pendapatan masayrakat akat dukungan keberlanjutan adalah positif (t=
semakin berpartisipasi dalam kegiatan mitigasi 0,097), hal ini berarti semakin bertambah tinggi
karena dapat memberikan atau meningkatkan tingkat pendidikan, maka tingkat partisipasi
pendapatan keluarga mereka. mereka dalam kelompok masyarakat dan
3.3 Analisis Hubungan Sosial Ekonomi dukungan keberlanjutan akan semakin
Masyarakat Terhadap Tingkat Partisipasi
meningkat. Hal ini dikarenakan tinggi
Masyarakat Pada Kegiatan mitgasi
Perubahan Iklim rendahnya pendidikan seseorang
memepengaruhi dalam pelaksanaan suatu
Analisis regresi linear berganda untuk
kegiatan. Mereka yang berpendidikan tinggi
tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan
relatif lebih cepat dalam melakukan anjuran
kelompok masyarakat dan dukungan
pemerintah/penyuluh. Tingkat pendidikan yang
keberlanjutan diperoleh model persamaan
rendah pada umumnya kurang menyenangi
sebagai berikut Y = 36,242- 0,013X1 + 0,887X2
inovasi sehingga sikap mental untuk menambah
+ 0,041X3 + 0,571X4. Hasil perhitungan analisis
pengetahuan khususnya ilmu pertanian kurang.
korelasi diketahui bahwa korelasi antara
Pendidikan dianggap dapat mempengaruhi sikap
variabel X1 sampai dengan X4 dengan variabel
seseorang dalam memutuskan sesuatu yang
Y adalah sebesar 36,242,hal ini menjelaskan
terbaik bagi dirinya untuk ikut berpartisipasi
bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam
atau tidak dalam program-program
kegiatan kelompok masyarakat dan dukungan
pembangunan (Jaya et a,l, 2016).
keberlanjutan dipengaruhi oleh keempat
Sedangkan hasil analisis untuk faktor
karakteristik responden.
umur (X1) dan pendapatan (X3) memiliki
Hasil analisis regresi memperlihatkan
hubungan negatif. Untuk umur (X1) dengan
bahwa hubungan positif antara tingkat
tingkat partisipasi dalam kegiatan kelompok
partisipasi masyarakat dalam kegiatan
masyarakat dan dukungan keberlanjutan adalah
kelompok masyarakat dan dukungan
negatif (t=-0,.292) dan (t=0,061). Hasil ditingkatkan lagi kreatifitas mayarakat dalam
penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin pelaksanaan kegiatan, serta dilaksanakannya
tinggi umur seseorang maka tingkat partisipasi pelatihan-pelatihan bagi seluruh masyarakat.
mereka dalam kegiatan kelompok masyarakat Penyuluhan sebagai proses komunikasi
dan dukungan keberlanjutan akan semakin pembangunan, penyuluhan tidak sekadar upaya
menurun. Seseorang dalam usia produktif 30-50 untuk menyampaikan pesan-pesan
tahun akan mempunyai tanggung jawab yang pembangunan, tetapi yang lebih penting dari itu
lebih besar dalam menghidupi dirinya dan adalah untuk menumbuh kembangkan
keluarganya dibandingkan mereka yang berusia partisipasi masyarakat dalam pembangunan
dibawah 30 tahun maupun di atas 50 tahun. (Mardikanto, 1993).
Pada kisaran umur tersebut, petani mencapai Hasil perhitungan koefisien korelasi
kematangan dalam bertani karena sudah untuk tingkat pendapatan (X2) dengan tingkat
ditekuni sejak usia muda, dan termasuk umur partisipasi memperlihatkan hasil negatif (t= -
produktif. Umur tenaga kerja cukup 0,061). Hal ini memperlihatkan bahwa semakin
menentukan keberhasilan dalam melakukan rendah pendapatan seseorang maka tingkat
suatu pekerjaan, baik sifatnya fisik maupun non partisipasi mereka akan semakin meningkat,
fisik. Pada umumnya, tenaga kerja yang sebaliknya apabila pendapatan mereka
berumur tua mempunyai tenaga fisik yang meningkat maka partisipasi mereka dalam
lemah dan terbatas, sebaliknya tenaga kerja kegiatan kelompok masyarakat dan dukungan
yang berumur muda mempunyai kemampuan keberlanjutan akan menurun. Hal ini
fisik yang kuat (Amron, 2009). memperlihatkan bahwa mayoritas masyarakat
Hasil perhitungan koefisien korelasi berpartisipasi dalam kegiatan perubahan ikilm,
untuk tingkat penyuluhan (X4) dengan tingkat hal ini dikarenakan kegiatan ini merupakan
partisipasi memperlihatkan bahwa hasil negatif kegiatan sehari-hari yang dilaksanakan oleh
(t= -0,061), hal ini menunjukan penyuluhan masyarakat dan juga merupakan bagian dari
bernilai negatif terhadap partisipasi masyarakat pekerjaaan mereka yang mayoritas adalah
dalam melaksanakan kegiatan kelompok petani. Masyarakat berharap melalui
masyarakat dan dukungan keberlanjutan maka keterlibatan mereka dalam kegiatan tersebut
dapat disarankan, agar penyuluhan tentang dapat memberikan atau meningkatkan
kegiatan perubahan ikilm tidak sekedar hanya pendapatan keluarga mereka. Hal inilah yang
menyampaikan pesan, tetapi lebih lebih membuat hasil penelitian ini berbeda dengan
Program Bank Sampah dalam Program Temuan Ilmiah Perubahan Iklim dan
Kampung Iklim). Implikasinya pada Kontribusi Nasional
Indonesia di Tingkat Global 2014.
Ria Angreani, 2017. Tesis Partisipasi
Laporan IPCC ke-5 dan Dampaknya Pada
Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program
Indonesia. Institute for Essential Services
Gerakan Membangun Desa Sai Bumi
Reform (IESR)
Ruwa Jurai (Gerbanbg Desa Saburai).
program Pascasarjana Magister Ilmu Wyzer, Yolanda Vemmy, 2017, Tesis Kajian
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Pelaksanaan Program Kampung Iklim di
Ilmu Politik Universitas Lampung. Kampung Margorukun Distrik Oransbari
Kabupaten Manokwari Provinsi Papua
Rifyanti, Rieke, 2018. Evaluasi Program
Barat. Program Pascasarjana Program
Kmapung Iklim dalam mengurangi resiko
Studi Ilmu Lingkungan Universitas
dampak perubahan iklim Desa Nglegi
Negeri Papua.
Kecamatan Patuk Kabupaten
Gunungkidul.
Wahab, Akbar Ali, 2015, Tesis Strategi
Sahidu, Arifudin, 2008, Partisipasi Masyarakat Pengembangan Program Kampung Iklim
Tani Pengguna Lahan Sawah dalam (Proklim) di Desa Mangempang
Pembangunan Pertanian di Daerah Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa
Lombok, Nusa Tenggara Barat. Disertasi. Provinsi Sulawesi Selatan. Program
Pascasarjana, IP Pascasarjana Universitas Hasanuddin
Program Studi Pengelolaan Lingkungan
Sedarmayanti, 2006. Manajemen Sumber Daya
Hidup.
Manusia dan Profuktivitas
Kerja.Bandung