You are on page 1of 7

Volume

Jurnal 4, Nomor 1,Manarang


Kesehatan Juli 2018 Pengaruh Edukasi Gizi dengan Media Buku ...
Volume 4, Nomor 1, Juli 2018, pp. 26 – 32
ISSN 2528-5602 (Online), ISSN 2443-3861 (Print)
Journal homepage: http://jurnal.poltekkesmamuju.ac.id/index.php/m

PENGARUH EDUKASI GIZI DENGAN MEDIA BUKU SAKU TERHADAP


PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN KONSUMSI FAST FOOD
Suaebah, Semah, Martinus Ginting
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Pontianak

ARTICLE INFO ABSTRACT


Article history Obesity is overweight caused by excessive body fat accumulation.
Obesity in school children is a risk factor for metabolic disease and
Submitted : 2018-06-26 degenerative diseases. This study aims to determine the effect of
Revised : 2018-07-09 nutritional education with the media of handbook on the change of
Accepted : 2018-07-10 knowledge and consumption of fast food in adolescents who are obese
in junior high school Gembala Baik and junior high school of Christian
Keywords: Immanuel Pontianak. The type of research used was quasy-experiment
with a pre-post test controlled group design. Technique the sample
Nutrition Education collection was conducted using purposive sampling by the number of 40
Pocket Books sample. Data were analyzed by paired sample t-test and independent
Leaflets sample. The results of this study indicate that there is a difference of
knowledge (p = 0,000) and fast food consumption (p = 0,000) in the
treatment group after nutrition education. In addition, there was
difference of knowledge (p = 0,000) and fast food consumption (p =
0,000) in the control group after nutrition education. There was
difference of knowledge (p = 0,002) in treatment group and there was
not difference of fast food consumption (p = 0,231) in control group.
Conclusion of this research is there was difference between knowledge,
fast food consumption before and after education. There was difference
of knowledge in the treatment group given a handbook and leaflet with a
group given leaflets and there was not difference in fast food
consumption in the control group given a handbook and leaflet with a
group given leaflets.
 Corresponding Author:

Suaebah
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Pontianak
Telp. 089636951619
Email: suaebahgizi@gmail.com

PENDAHULUAN Dalam riset Institute for Health Metrics


Pembangunan kesehatan pada and Evaluation (IHME) 2014, Indonesia masuk
hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan 10 besar negara dengan orang overweight dan
kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah obesitas terbanyak. Data Riskesdas 2013
satu yang berperan dalam kualitas SDM adalah menunjukan bahwa, secara nasional prevalensi
gizi yang baik, terutama untuk peningkatan gizi gizi lebih pada remaja umur 13 – 15 tahun di
remaja yang merupakan salah satu kelompok Indonesia sebesar 10,8%, terdiri dari 8,3%
yang rentan gizi (Kemenkes, 2015). overweigh dan 2,5% obesitas. Sedangkan di
Masalah gizi yang paling sering terjadi Kalimantan Barat memiliki prevalensi diatas
pada remaja adalah kurangnya asupan gizi. nasional yaitu 11,6% terdiri dari 9,6%
Selain itu masalah gizi yang sering muncul overweight dan 2,0% obesitas. Berdasarkan
adalah kelebihan asupan gizi yang dapat data Riskesdas Kalimantan Barat tahun 2013
menyebabkan obesitas. Obesitas pada remaja Pontianak menduduki urutan ke tiga prevalensi
merupakan masalah kesehatan dunia yaitu status gizi lebih untuk umur 13 – 15 tahun yaitu
berdasarkan The National Health and Nutrition 12,8% overweight.
Examination Survey tahun 2009 – 2010, di Obesitas pada remaja menjadi sesuatu
Amerika Serikat persentase overweight dan yang harus diwaspadai karena obesitas yang
obesitas berdasarkan kelompok umur 12 – 19 berkelanjutan akan menimbulkan berbagai
tahun sebesar 33,6% (Ogden, 2012). macam penyakit degeneratif seperti jantung

26
Volume 4, Nomor 1, Juli 2018 Pengaruh Edukasi Gizi dengan Media Buku ...

koroner, diabetes mellitus, dan hipertensi Lokasi dan Waktu Penelitian


(Khomsan, 2004). Penelitian ini berlokasi di SMP Gembala Baik
Secara umum salah satu penyebab Pontianak dan SMP Kristen Immanuel Kota
obesitas yaitu pola makan yang salah. Pontianak. Penelitian dilaksanakan pada bulan
Kehadiran fast food sangat mempengaruhi pola Maret – April 2017
makan para remaja dikota besar. Tidak bisa
dipungkiri dengan gaya hidup di kota yang Populasi dan Sampel.
serba praktis para remaja sulit menghindari fast Populasi penelitian adalah seluruh siswa-siswi
food. Terutama fast food yang banyak kelas VIII di SMP Gembala Baik dan SMP
mengandung kalori tinggi, kadar lemak, gula, Kristen Immanuel Kota Pontianak berjumlah 40
dan natrium juga tinggi, tetapi rendah akan orang. Jumlah Sampel pada kelompok
kandungan vitamin A, asam askorbat, kalsium, perlakuan siswa SMP Gembala Baik sebanyak
dan serat. Kandungan gizi yang tidak seimbang 20 orang dan kelompok kontrol adalah siswa
ini bila sudah terlanjur menjadi pola makan, SMP Kristen Immanuel sebanyak 20 orang.
maka dapat menimbulkan masalah obesitas
(Rudolph, 2007). Faktor risiko yang paling Pengumpulan Data
berhubungan dengan obesitas pada usia 5 – 15 Untuk data identitas responden yang
tahun adalah tingkat pendidikannya (Sartika, terdiri dari nama, umur, kelas, jenis kelamin,
2011). pekerjaan ayah, pekerjaan ibu didapatkan dari
Pendidikan kesehatan dalam hal ini kuesioner yang diisi oleh responden langsung.
pendidikan gizi dapat dilaksanakan dua jalur Data berat badan responden didapatkan dari
yaitu secara langsung lewat tatap muka, penimbangan dengan timbangan digital dan
maupun tidak langsung. Pendidikan gizi yang tinggi badan responden didapatkan dari
bersifat langsung dapat dilaksanakan melalui pengukuran dengan microtoise.
penyuluhan baik secara individu maupun Data pengetahuan didapatkan dari
kelompok, sedang pendidikan gizi tidak kuesioner yang diisi oleh responden langsung.
langsung dapat melalui media massa, buku Data ini diambil sebelum intervensi dan
bacaan, elektroknik, leaflet dan sebagainya. sesudah intervensi. Data konsumsi fast food
(Nevid, 2005). didapatkan dari kuesioner FFQ semi kuantitatif
Pada dasarnya program pendidikan gizi fast food hasil dari wawancara kepada
dan kesehatan anak sekolah merupakan salah responden. Data ini diambil sebelum intervensi
satu cara menerapkan intervensi kesehatan dan sesudah intervensi.
global secara sederhana dan efektif untuk
memperoleh pendidikan yang lebih luas Pengolahan dan Analisis Data
(Nuryanto dkk, 2014). Pendidikan gizi akan Untuk pengetahuan nilai pengetahuan
meningkatkan pengetahuan gizi dan membantu yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
merubah kebiasaan dalam memilih makanan responden mengisi semua pertanyaan yang ada
yang menyehatkan (Healty People, 2010). dikuesioner. Skor nilai adalah Jumlah jawaban
SMP Gembala Baik dan SMP Kristen benar tiap butir soal. Jika benar mendapat nilai
Immanuel merupakan SMP Swasta yang skor satu, sedangkan jika salah mendapat kan
berakreditas A dengan letak strategis ditengah skor nol. Setelah itu dilakukan perhitungan rata-
kota. Banyak tempat yang mudah ditemukan di rata dari semua soal yang jawabannya benar.
sekitar SMP tersebut yang menyediakan fast Pada Konsumsi Fast Food fast food
food seperti sosis, nugget ayam, fried chicken, remaja. Data ini dilakukan dengan cara
pizza, burger, mie instan dll. Makanan tersebut melakukan wawancara terhadap responden.
apabila dikonsumsi secara sering maka akan Dalam penelitian ini digunakan kuesioner FFQ
mengakibatkan obesitas pada remaja tersebut. semi kuantitatif fast food untuk melihat
seberapa sering siswa mengkonsumsi fast food
METODE PENELITIAN yang dilakukan pada pre dan post.
Jenis Penelitian Analisa yang digunakan analisa
Jenis penelitian yang digunakan adalah univariat, yaitu analisis untuk melihat distribusi
eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan frekuensi dan persentase dari tiap-tiap variabel
rancangan pre-post test controlled grup cross guna mendapatkan gambaran jawaban untuk
sectional. menjelaskan karakteristik masing-masing

27
Volume 4, Nomor 1, Juli 2018 Pengaruh Edukasi Gizi dengan Media Buku ...

variabel. Sedangkan Analisis bivariat, yaitu pvalue (<0,05) menunjukan bahwa ada
dengan menggunakan uji Paired T-test untuk perbedaan konsumsi fast food sebelum dan
mengolah data pre dan post intervensi, jika data setelah pada kelompok perlakuan.
penelitian tidak normal maka aternatif uji yang
bisa dilakukan sebagai pengganti adalah uji Tabel 2. Perbedaan Pengetahuan Sebelum
Wicoxon Signed Rank Test. Uji idependen dan Setelah pada Kelompok
samples t-test untuk mengolah pre dan post Kontrol
antara kontrol dan perlakuan, jika data normal
maka alternatif uji yang bisa digunakan sebagai Pengetahuan Sebelum Setelah
pengganti adalah Wilcoxon Rank Sum Test.
Mean 18,6 22,9
SD 1,46 1,25
HASIL
Minimal 16 20
Hasil analisis statistik dengan uji paired
Maksimal 21 25
sampel t-test membuktikan hasil analisis p-
Selisih Mean 4,3
value (<0,05) menunjukan bahwa ada
p value 0,000*
perbedaan pengetahuan yang signifikan
sebelum dan setelah pada kelompok perlakuan.
Tabel 3. Perbedaan Selisih Konsumsi Fast
Food Responden Antara
Tabel 1. Perbedaan Pengetahuan Sebelum
Kelompok Perlakuan dan
dan Setelah pada Kelompok
Kelompok Kontrol
Perlakuan
Konsumsi Fast Food
Pengetahuan
Sebelum Setelah
Sebelum Setelah Mean 57,3 65,25
Mean 18,45 24,15 SD 8,29 9,46
SD 1,67 0,87 Minimal 45 45
Minimal 14 22 Maksimal 70 76
Maksimal 21 25 Selisih Mean 7,95
Selisih Mean 5,7 p value 0,000*
p value 0,000*
Tabel 4. Perbedaan Konsumsi Fast Food
Hasil analisis statistik dengan uji paired Sebelum dan Setelah pada
sampel t-test membuktikan hasil analisis Kelompok Kontrol
p-value (<0,05) menunjukan bahwa ada
perbedaan pengetahuan yang signifikan Konsumsi Fast Food Sebelum Setelah
sebelum dan setelah pada kelompok kontrol. Mean 63,95 58,1
Hasil analisis statistik dengan uji idependent SD 9,86 9,69
sampel t-test membuktikan hasil analisis p- Minimal 48 42
value (>0,05) menunjukan bahwa tidak ada Maksimal 85 76
perbedaan konsumsi fast food pada kelompok Selisih Mean 5,85
perlakuan dan kelompok kontrol. p value 0,000*
Hasil analisis statistik dengan uji .
idependent sampel t-test membuktikan hasil Tabel 5. Perbedaan Konsumsi Fast Food
analisis pvalue (>0,05) menunjukan bahwa Sebelum dan Setelah pada
tidak ada perbedaan konsumsi fast food pada Kelompok Perlakuan
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Hasil analisis statistik dengan uji idependent Konsumsi Kelompok
sampel t-test membuktikan hasil analisis Fast Food Perlakuan Kontrol
pvalue(>0,05) menunjukan bahwa tidak ada Mean 7,95 5,85
perbedaan konsumsi fast food pada kelompok SD 6,18 4,62
perlakuan dan kelompok kontrol. Minimal 0 4
Hasil analisis statistik dengan uji paired Maksimal 22 13
sampel t-test membuktikan hasil analisis p value 0,231*

28
Volume 4, Nomor 1, Juli 2018 Pengaruh Edukasi Gizi dengan Media Buku ...

PEMBAHASAN dengan meningkatnya rata-rata skor


Hasil penelitian ini menunjukkan pengetahuan sebelum dan sesudah penelitian.
bahwa untuk kelompok perlakuan yang Pendidikan kesehatan merupakan salah satu
diberikan buku saku dan leaflet mengalami proses untuk meningkatan pengetahuan
peningkatan pengetahuan dari 18,45 menjadi seseorang, pengetahuan dapat meningkat
24,15 dengan selisih pengetahuan sebesar 5,7 karena informasi dari orang lain, media massa
lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu elektronik seperti radio, televisi, leaflet,
mengalami peningkatan dari 18,6 menjadi 23,9 majalah (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan
dengan selisih pengetahuan sebesar 4,3. hasil penelitian yang diperoleh terdapat proses
Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan yang sejalan antara peningkatan pengetahuan
uji paired sampel t-test membuktikan bahwa dengan kenaikan dalam perubahan siswa
pada kelompok perlakuan, terdapat peningkatan tentang pengetahuan remaja obesitas dan hal ini
rata-rata skor pengetahuan sebelum dan setelah menunjukkan bahwa antara hasil penelitian
diberikan edukasi gizi dengan media buku saku sejalan dengan teori.
dan leaflet dibuktikan dengan nilai (p<0.05). Hasil penelitian ini menunjukkan
Sedangkan untuk kelompok kontrol juga bahwa untuk kelompok perlakuan yang
diketahui bahwa terdapat peningkatan rata-rata diberikan buku saku dan leaflet mengalami
skor pengetahuan sebelum dan setelah penurunan konsumsi fast food dari 65,25
diberikan edukasi gizi dengan media leaflet menjadi 57,30 dengan selisih konsumsi fast
yang dibuktikan dengan uji paired sampel t-test food sebesar 7,95 lebih tinggi dari kelompok
diperoleh nilai (p< 0.05). kontrol yaitu mengalami penurunan dari 63,95
Tingkat pengetahuan pada responden menjadi 58,10 dengan selisih konsumsi fast
terjadi peningkatan karena ada pemberian food sebesar 5,85. Berdasarkan uji statistik
edukasi gizi dengan menggunakan media cetak dengan menggunakan uji paired sampel t-test
yaitu buku saku dan leaflet. Pada elompok membuktikan bahwa pada kelompok perlakuan,
perlakuan skor pengetahuan lebih tinggi dari terdapat penurunan konsumsi fast food sebelum
kelompok kotrol, karena pada kelompok dan setelah diberikan edukasi gizi dengan
perlakuan diberikan pengulangan edukasi media buku saku dan leaflet dibuktikan dengan
dengan menggunakan media buku saku nilai (p<0,05). Sedangkan untuk kelompok
sehingga ingatan responden lebih kuat untuk kontrol juga diketahui bahwa terdapat
mengingat informasi yang telah diberikan. penurunan konsumsi fast food sebelum dan
Hasil penelitian ini sejalan dengan setelah diberikan edukasi gizi dengan media
penelitian Eliana (2012), menunjukkan bahwa leaflet yang dibuktikan dengan uji paired
terjadi peningkatan rata-rata skor pengetahuan sampel t-test diperoleh nilai (p < 0,05).
tentang gizi pada anak kelas 5 Muhammadiah Tingkat konsumsi fast food pada
Sleman Yogyakarta yang telah diberikan responden terjadi penurunan karena ada
edukasi dengan media buku saku. Penelitian peningkatan pengetahun dari informasi gizi
lain yang dilakukan zulaekah (2012) yang diberikan sehingga dapat merubah
membuktikan bahwa pendidikan gizi dengan kebiasaan makan fast food pada responden.
alat bantu media cetak booklet selama dua Pada kelompok perlakuan jenis fast food yang
minggu efektif dalam meningkatkan lebih banyak penurunan yaitu kentang goreng,
pengetahuan gizi tentang anemia pada anak fried chicken, mie instan dan nugget.
sekolah dasar di Surakarta. Menurut Rapiasih Sedangkan untuk kelompok kotrol jenis fast
dkk (2010), pancaindera menentukan banyak food yang lebih banyak penurunan yaitu fried
berapa banyak informasi yang diserap jika chicken, es cream dan nugget.
melibatkan mata, telinga disertai diskusi, Hal ini didukung juga dari penelitian
latihan dan penggunaan, maka informasi akan Nugraheni (2015) yang mendapati bahwa
terserap 90%. pendidikan gizi dengan media buku cerita dapat
Demikian pula penelitian yang merubah prilaku makan remaja putri di SMP
dilakukan (Hermina dkk, 2008) tingkat Surakarta.Persamaan ini juga dimungkinkan
efektivitas perlakuan pemberian informasi karena faktor pendidikan, pendidikan dapat
tentang pencegahan kegemukan melalui buku mengubah pola pikir seseorang termasuk dalam
saku pada siswan SD di kota Bandung cukup memanfaatkan informasi tentang gizi.
efektif dalam peningkatan pengetahuan siswa Pendidikan memudahkan seseorang atau

29
Volume 4, Nomor 1, Juli 2018 Pengaruh Edukasi Gizi dengan Media Buku ...

masyarakat untuk menyerap informasi dan tersebut siswa dapat memperoleh informasi
mengimplementasikannya dalam perilaku dan pengetahuan tentang gizi.
gaya hidup sehari-hari. Hal ini sejalan dengan Pada dasarnya, media edukasi buku
Notoatmodjo (2007), bahwa pendidikan saku dan leaflet tidak jauh berbeda yang
kesehatan ialah suatu upaya atau kegaiatan membedakanya hanya cara penyampaianya dan
untuk menciptakan prilaku masyarakat yang cara menggunakanya. Untuk kelompok
sehat.Misalnya seseorang menentukan pilihan perlakuan diberikan edukasi gizi dengan media
makanan di lingkungannya disesuaikan dengan buku saku dan leaflet yang diberikan sebanyak
kebutuhan tubuhnya.Berdasarkan hasil empat kali secara bertahap sendangkan untuk
penelitian diperoleh perubahan pola makan kelompok kontrol diberikan edukasi gizi
siswa setalah diberikanya edukasi dan hal ini dengan media leaflet yang diberikan sebanyak
menunjukkan bahwa antara hasil penelitian empat kali dengan isi materi yang sama dengan
sejalan dengan teori. kelompok perlakuan namun tidak diberikan
Hasil penelitian ini menunjukkan buku saku sebagai pengulangan materi yang
bahwa terdapat perbedaan skor selisih rata rata diberikan sebelumya.
pengetahuan pada kelompok perlakuan yang Media sangat berperan penting dalam
diberikan buku saku dan leaflet dengan peningkatan pengetahuan gizi pada remaja.
kelompok kontrol yang diberikan leaflet, Media cetak merupakan media yang paling
dibuktikan dengan hasil uji idependen sampel t- dekat dengan siswa. Materi cetak juga
test diperoleh nilai p value (<0,05). Hasil menempati posisi penting dalam penelitian
penelitian ini menunjukkan bahwa untuk kesehatan karena memberikan pesan jelas yang
kelompok perlakuan yang diberikan buku saku dapat dibawa kerumah. Materi itu efektif dalam
dan leaflet mengalami peningkatan memperkuat informasi yang disampaikan
pengetahuan dari 18,45 menjadi 24,15 dengan secara lisan ataupun bila memang digunakan
selisih pengetahuanya sebesar 5,7 lebih tinggi sebagai media untuk menyampaikan informasi
dari kelompok kontrol yaitu mengalami itu sendiri (Bensley, 2009).
peningkatan dari 18,6 menjadi 23,9 dengan Media edukasi gizi yang baik adalah
selisih pengetahuan sebesar 4,3. media yang mampu memberikan informasi atau
Hal ini didukung oleh penelitian pesan pesan kesehatan yang sesuai dengan
(Eliana, 2012), menunjukkan bahwa terjadi tingkat penerimaan sasaran, sehingga sasaran
peningkatan rata-rata skor pengetahuan tentang mau dan mampu untuk merubah pengetahuan
gizi pada anak kelas 5 Muhammadiah Sleman sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan.
Yogyakarta yang telah diberikan edukasi Pada penelitian ini pemberian edukasi dengan
dengan media buku saku gizi (p<0,05). Hal ini media edukasi buku saku sudah mampu
dikarenakan pada kelompok perlakuan ada memberikan informasi yang sesuai dengan
pengulangan materi dengan diberikanya buku karakteristik anak SMP dan edukasi gizi
saku untuk mengingat kembali materi yang disekolah merupakan langkah yang strategis
telah diberikan sebelumnya sehingga dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat
pengetahuan dan ingatan menjadi lebih baik. khususnya dalam mengembangkan prilaku
Pemberian edukasi buku saku yang diberikan hidup sehat (Notoatmodjo, 2007).
telah didesain semenarik mungkin dengan Untuk konsumsi fast food, hasil
materi yang tidak terlalu banyak dan disertai penelitian ini menunjukkan bahwa untuk
dengan gambar-gambar yang menarik sehingga kelompok perlakuan yang diberikan buku saku
siswa dapat membaca sekalian melihat contoh dan leaflet mengalami penurunan konsumsi fast
dari gambar tersebut. Buku saku yang diberikan food dari 65,25 menjadi 57,30 dengan selisih
berisi tentang gizi pada remaja, fast food, konsumsi fast food sebesar 7,95 sedangkan
obesitas, pencegahan dan diet untuk obeitas untuk kelompok kontrol yaitu mengalami
yang di dukung oleh gambar dengan ukuran penurunan dari 63,95 menjadi 58,10 dengan
buku 11 x 8 cm. Buku saku merupakan buku selisih konsumsi fast food sebesar 5,85. Hasil
dengan ukuran kecil seukuran saku seragam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak
sehingga efektif untuk dibawa kemana-mana terdapat perbedaan skor selisih rata rata
dan dapat dibaca kapan saja pada saat konsumsi fast food pada kelompok perlakuan
dibutuhkan, dengan keefektifan buku saku yang diberikan buku saku dan leaflet dengan
kelompok kontrol yang diberikan leaflet,

30
Volume 4, Nomor 1, Juli 2018 Pengaruh Edukasi Gizi dengan Media Buku ...

dibuktikan dengan hasil uji idependen sampel t- Bensley, R., dan Fisher, J. (2009). Metode
test diperoleh nilai (p>0,05). Pendidikan Kesehatan Masyarakat.
Hasil penelitian didukung oleh Arief Jakarta: EGC.
(2008) tentang konsumsi fast food pada remaja Eliana, D., dan Solikhah. (2012). Pengaruh
yang berkunjung ke restoran fast food di Buku Saku Gizi Terhadap Tingkat
Makasar Town Square tahun 2008, umumnya Pengetahuan Gizi Pada Anak Kelas 5
responden sudah mengetahui pengertian fast Muhammadiyah Dadapan Desa
food, kandungan dan dampak mengkonsumsi Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten
fast food, sekalipun mereka gemar Sleman Yogyakarta. Jurnal Kesmas
mengkonsumsi fast food karena rasanya yang UAD.
enak serta penyajianya yang cepat. Serta Healty People. (2010). Healty People 2010
dengan didukung dari tampilan restoran, Final Review. U.S Departeman Of Helat
keberadaan restoran di Mall, suasana yang & Human Serices.
nyaman, pelayanan dari para responden Hermina., Afriansyah, N., dan Jahari A.B.
berkunjung bersama teman sebanyanya (2008). Efek Interaksi Pendidikan
menjadikan tempat nongkrong, sebagia besar Berbasis-Sekolah Terhadap Tingkat
responden mengaku ada perasaan bangga saat Pengetahuan Tentang Pencegahan
mengkonsumsi fast food. Adapun faktor Kegemukan Diantara Anak-Anak Usia 9-
internal yang memepengaruhi perilaku makan 10 Tahun Di Kota Bandung.PGM: 67-74.
adalah faktor fisik dan faktor psikologis. IHME. (2014). Global, Regional , And National
Sedangkan faktor ekstenal yang mempengaruhi Prevalence Of Overweight And Obesity
perilaku makan adalah budaya, ekonomi, In Children And Adults During 1980-
lingkungan, norma sosial, pengetahuan dan 2013: A Systematic Analysisfor The
media atau periklanan (Barasi, 2007). Global Burden Of Disease Study 2013.
The Lancet.
KESIMPULAN DAN SARAN Khomsan, A. (2004). Pangan dan gizi untuk
Ada perbedaan pengetahuan remaja kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo
obesitas sebelum dan setelah diberikan edukasi Persada.
gizi dengan media buku saku dan leaflet. Ada Kementerian Kesehatan RI. (2015). Rencana
perbedaan konsumsi fast food remaja obesitas Strategis Kementerian Kesehatan 2015-
sebelum dan setelah diberikan edukasi gizi 2019. Jakarta.
dengan media buku saku dan leaflet. Ada Nevid, J. S. R . (2005). Psikologi Abnormal.
pengaruh pemberian buku saku terhadap Jakarta.
perubahan pengetahuan remaja obesitas. Tidak Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan
ada pengaruh pemberian buku saku terhadap dan Ilmu Prilakau . Jakarta: Rineka
perubahan konsumsi fast food. Cipta.
Untuk pihak sekolah dapat Nugraheni, R. (2015). Pengaruh Pendidikan
memanfaatkan buku saku agar dapat Gizi Dengan Media Buku Cerita
meningkatkan pengetahuan pada siswa. Untuk Terhadap Peningkatan Pengetahuan
penelitian selanjutnya perlu adanya tambahan Anemia dan Perubahan Perilaku Makan
waktu edukasi gizi dengan media buku saku Pada Remaja Putri. Skripsi: Universitas
untuk melihat penurunan konsumsi fast food Muhammadiyah Surakarta.
pada remaja obesitas dan dapat memodifikasi Nuryanto., Pramono, A., Puruhita, N., dan
buku saku lagi agar terjadi perubahan konsumsi Muis, S.F. (2014). Pengaruh pendidikan
fast food. gizi terhadap pengetahuan dan sikap
tentang gizi anak Sekolah DasaR. Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Gizi Indonesia (ISSN : 1858-4942).
Arief, E., Syam, M., dan Dachlan, D.M. (2011). Ogden, C.L., Carroll, M.D., Kit, B.K., &
Konsumsi Fast Food Remaja Di Flegal, K. M. (2012). Prevalence of
Restroran Fast Food Makassar Town Obesity in the United Stateds 2009-2010.
Square. Jurnal Gizi Masyarakat National Health and Nutrition
Indonesia, Vol. 1, No.1 :41-45. Examination Survey, No 82.
Barasi, M.E. (2007). At a Glance : Ilmu Gizi. Rapiasih, N.W., Prawiningdyag, Y., dan
Jakarta: Erlangga. Lestrai, L.A. (2010). Pelatihan Hygiene

31
Volume 4, Nomor 1, Juli 2018 Pengaruh Edukasi Gizi dengan Media Buku ...

Sanitasi dan Poster Berpengaruh Function and Cardiovascular Disease


Terhadap Pengetahuan, Perilaku Risk Market:The Hamburg Burger Trial.
Penjamah Makanan, dan Kelaikan Am J Clin Nutr 2007;86:334-40.
Hygiene Sanitasi di Instalasi Gizi RSUP Sartika, R. A. (2011). Faktor Resiko Obesitas
Sanglah Denpasar. Jurnal Gizi Klinik Pada Anak 5-15 Tahun di Indonesia.
Inonesia, Vol. 7, No. 2 : 64-73. Makara, Kesehatan, Vol. 15, No 1, Juni
Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2011: 37-43.
(RISKESDAS) 2013. Jakarta. Zulaekah, S. (2012). Pendidikan Gizi Dengan
Rudolph, T.K., Ruempler, K., Schwedhelm, E., Media Booklet Terhadap Pengetahuan
Tan-Andresen, J., Riederer, U., and Gizi. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 127-
Maas, R. (2007). Acute Effects Of 13.
Various Fast-Food Meals On Vascular

32

You might also like