You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN PERSEPSI EFEK SAMPING IUD, DUKUNGAN SUAMI


DAN KEPRAKTISAN IUD DENGAN KEIKUTSERTAAN AKSEPTOR IUD
DI KELURAHAN JATISARI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG
TAHUN 2016

Imani Lia Purnandias*, Atik Mawarni, Dharminto


Bagian Biostatistik dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro Semarang
*Email: lia.purnandias09@gmail.com

ABSTRACT
Indonesia is one of the developing countries with various types of problems. The
main problem in Indonesia is the demography area which is the high population
growth rate. The average growth per year of Indonesia's population during the
period 2010-2015 at a population growth rate of 1.38%. According to the 2012
IDHS data indicating TFR has not reached the target (2.36). There is a difference
from the target with the SDKI (2.6). This dispute proves that the family planning
program has not been successful. The reason why the family planning program
has not been successful in the community is to reject the family planning, which
is fearing the side effects of contraceptive use. The purpose of the study is to
analyze the relationship of perception of adverse effects of IUD, husband support
and IUD practicability with IUD acceptor participation. Type and Design The
research is explanatory research with cross sectional study approach. The case
population was women of fertile couples aged 20 to 49 using contraceptive
contraception with 1380 acceptors. This technique uses cluster method with
proportional random sampling. The sample of research is 83 respondents.
Statistical test using univariate test and bivariate test, so that the appearance of
nominal data scale. Scale data on the research is nominal - nominal, then the
statistical test using Chi Square. The result of univariate and bivariate test
showed that young age (53,0%), age of first marriage (59,0%), advanced
education (92,8%), unemployment (80,7%), perception of adverse side effect of
IUD (59.0%), husbands did not support (72.3%), IUD practicability (72.3%). The
result of statistical test of Chi Square test (α = 0,05) showed that the relation of
perception of IUD side effect with IUD acceptor participant with pvalue = 0,563
value with 95% CI = 0,594 - 3,449. while the support of the husband with the
participation of IUD acceptors with pvalue value = 0.001, with 95% CI = 0,594 -
3,449, and IUD practicability with IUD acceptors acceptance with pvalue = 0,004
value with 95% CI = 1,767 - 16,506. The conclusion of this research is that there
is no correlation between perception of IUD side effect with IUD acceptor
participant, pvalue value (> α = 0,05) and husband support relationship and IUD
practicability with IUD acceptor participation, niali pvalue (<α = 0,05) .Suggestion
Provide interpersonal communication to women fertile couple and explanation of
IUD.

Keywords: Perception of Side Effects, Husband Support, IUD Practicality, IUD

120
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN
Laju pertumbuhan penduduk di dijalankan oleh pemerintah.
Indonesia masih tinggi, pertumbuhan Lembaga pemerintah Indonesia
rata–rata/tahun penduduk selama yang menggerakan program KB
periode 2010-2035 menunjukkan adalah Badan Kependudukan
laju pertumbuhan penduduk sebesar Keluarga Berencana (BKKBN).
1,38%. Faktor penyebab laju Untuk mengendalikan fertilitas
pertambahan penduduk tersebut melalui gerakan KB yang dijalankan
adalah natalitas, mortalitas, dan pemerintah melalui pendekatan 4
migrasi.Untuk mengatasi masalah (empat) pilar program, yaitu Program
kependudukan di Indonesia, sejak Keluarga Berencana (KB),
tahun 1970 pemerintah telah Kesehatan Reproduksi (KR),
melaksanakan program Keluarga Keluarga Sejahtera (KS) dan
Berencana (KB). (1,2) Pemberdayaan Keluarga (PK). Hal
Program KB menurut UU Nomor 10 tersebut tersusun dalam Rencana
tahun 1992 tentang perkembangan Pembangunan Jangka Menengah
kependudukan dan pembangunan Nasional (RPJMN) tahun 2009-2014,
keluarga sejahtera yaitu upaya bahwa mempercepat pengendalian
peningkatan kepedulian dan peran fertilitas melalui penggunaan
serta masyarakat melalui kontrasepsi program KB nasional di
pendewasaan usia perkawinan, Indonesia lebih diarahkan pada
mengatur kelahiran, pembinaan pemakaian Metode Kontrasepsi
ketahanan keluarga, peningkatan Jangka Panjang (MKJP). Dengan
kesejahteraan kecil, bahagia dan melakukan upaya Prevalensi
sejahtera.(2) Penggunaan Kontrasepsi atau
Upaya untuk mencapai keluarga Contraceptive Prevalence Rate
sejahtera menurut Undang-undang (CPR), data SDKI 2012 CPR telah
Republik Indonesia Nomor 36 tahun melampaui target (60,1%) dengan
2009 tentang Kesehatan pasal 78 capaian (61,9%). Hal tersebut
adalah Pemerintah bertanggung membuktikan bahwa CPR sudah
jawab dan menjamin ketersediaan memenuhi target.(4)
tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan Keberhasilan gerakan KB dibuktikan
obat dalam memberikan Pelayanan dengan cakupan peserta KB aktif
KB yang aman, bermutu dan namun pencapaian tersebut belum
terjangkau oleh masyarakat. Dari merata. Ada daerah-daerah yang
upaya tersebut, program KB sebagai kegiatankeluarga berencananya
salah satu untuk mewujudkan sudah tinggi, sementara itu daerah
keluarga sehat dan berkualitas.(3) lain masih rendah dalam
Menurut data SDKI 2012 menggunakan Metode Kontrasepsi
menunjukkan TFR belum mencapai Jangka Panjang (MKJP). Target
target (2,36). Ada selisih dari target yang harus dicapai untuk peserta KB
dengan SDKI (2,6). Selisih ini aktif pada tahun 2010-2015 yaitu
membuktikan bahwa program KB 70%. Cakupan pada provinsi Jawa
belum berhasil. Salah satu alasan Tengah pada tahun 2013 sudah
program KB belum berhasil, di mencapai angka target, yaitu
masyarakat menolak KB yaitu takut 78,56%. Namun pada kenyataanya
dengan efek samping penggunaan ada daerah yang belum merata pada
alat kontrasepsi.(3) pencapaian target, pada capaian
Walaupun kontrasepsi memiliki efek target KB aktif tahun 2014 yang
samping, namun gerakan KB tetap tertinggi yaitu pada Kabupaten

121
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Klaten (83,3%). Sedangkan capaian Devices (IUD), dari hasil persentase


target KB aktif tahun 2014 yang tersebut keikutsertaan akseptorIUD
terendah yaitu pada Kabupaten masih di bawah target 62,76%.Hasil
Tegal (72,3%).(5,6) survei pendahuluan 3 dari 10
Capaian target KB pada provinsi akseptor KB, memilih jenis KB IUD.
Jawa Tengah berdasarkan profil Dengan alasan bahwa KB IUD tidak
kesehatan kabupaten/kota, MKJP nyaman dan takut untuk memasang
mengalami penurunan pada dua alat KB didalam rahim serta takut
tahun terakhir (tahun 2014=282.427 akan efek samping dari penggunaan
sedangkan tahun 2015=278.427). alat kontrasepsi tersebut. Pada
Rendahnya pemakaian MKJP di suatu penelitian terdapat hubungan
kalangan wanita pernah kawin di yang bermakna pemakaian AKDR
Indonesia disebabkan oleh banyak terhadap dukungan suami (pvalue
faktor. Ada faktor pemakaian alat 0,006). Penelitian di kabupaten
kontrasepsi lebih banyak yang Pasuruan tahun 2002, jenis
menggunakan non MKJP kontrasepsi yang dianggap praktis
(3.835.130) dibandingkan dengan dan mudah oleh 43 wanita IUD
MKJP (1.435.604) pada tahun 2015 menduduki peringkat yang tertinggi
di Jawa Tengah. Faktor lain adalah diantara jenis alat kontrasepsi
takut efek samping, takut proses lainnya (kontap, implan, suntik dan
pemasangan, dilarang oleh suami pil). Dengan demikian peneliti
karena takut benangnya tertarik untuk meneliti “Bagaimana
mengganggu saat bersenggama dan hubungan persepsi efek samping
kurangnya pengetahuan tentang KB IUD, dukungan suami dan
AKDR. (7,8,9) kepraktisan IUD dengan
IUD samadenganAKDR yang keikutsertaan akseptor IUD di
berartiMKJP. Hasil penelitian di desa Kelurahan Jatisari di Kecamatan
Manunggal kecamatan Ngusikan Mijen Semarang tahun 2016”.
kabupaten Jombang tahun 2014,
sebagian besar (74,4%) persepsi ibu
tentang penggunaan alat METODE PENELITIAN
kontrasepsi AKDR adalah positif Jenis penelitian yang digunakan
sejumlah 29 responden. Alat adalah Explanatory research, yaitu
kontrasepsi IUD di Indonesia telah penelitian menjelaskan hubungan
menjadi gratis disediakan oleh variabel bebas yaitu persepsi efek
pemerintah. Berdasarkan distribusi samping IUD, dukungan suami dan
persentase peserta KB yang kepraktisan IUD dengan
mengalami Masalah dengan variabelterikat keikutsertaan
alat/cara KB yang digunakan akseptor IUD. Penelitian ini
(menurut metode yang dipakai) pada menggunakan pendekatan cross
data SDKI tahun 2007, menunjukkan sectional studyyaitu setiap subyek
bahwa IUD merupakan salah satu penelitian hanya diobservasi sekali
metode MKJP yang sedikit saja danpengukuran masing-masing
mengalami keluhan daripada susuk variabel dilakukan pada waktu yang
dan pil. (3,9,10) sama.
Data dari DKK Kota Semarang Populasi dalam penelitian ini adalah
didapatkan informasi pemakaian alat seluruh akseptor (IUD dan non IUD)
kontrasepsi di kecamatan Mijen di Kelurahan Jatisari Kecamatan
dengan persentase 5.9% atau 501 Mijen kota Semarang dengan jumlah
akseptor aktif KB Intra Uterine 1380 akseptor.

122
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Pengambilan sampel dilakukan Dasar 6 (7,2)


dengan menggunakan proportional Lanjut 77 (92,8)
random sampling dengan
4. Pekerjaan
metodecluster. Masing-masing RW
diambil sampel secara proporsional. Bekerja 16 (19,2)
Teknik pengambilan Tidak Bekerja 67 (80,7)
sampeldenganmembuatkuesioner/al Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
at untuk menjawab masalah pada bahwa rata-rata usia responden
judul yang sudah ditentukan. Data wanita adalah kategori usia normal
dalam penelitian ini dilakukan oleh 20-35 tahun (53,0%), sedangkan
peneliti melalui wawancara dengan pendidikan responden adalah
menggunakan kuesioner. Dalam kategori pendidikan lanjut (92,8),
penelitian, peneliti bekerjasama pada pekerjaan responden adalah
dengan PLKB Kelurahan Jatisari kebanyakan responden tidak bekerja
Kecamatan Mijen Semarang. (80,7%), selain itu usia kawin
pertama pada PUS yaitu pada
Analisis data dalam penelitian ini kategori usia kawin pertama kondisi
menggunakan analisis univariat dan aman pada usia 20-35 tahun
analisis bivariat. Pada Analisis (59,0%).
univariat dilakukan dengan
mendeskripsikan semua variabel Tabel 2 Distribusi Frekuensi
penelitian yaitu persepsi efek berdasarkan Persepsi Efek Samping
samping IUD, dukungan suami, IUD di Kelurahan Jatisari tahun 2016
kepraktisan IUD dan keikutsertaan Persepsi Efek
akseptor IUD. Sedangkan Analisis f (%)
Samping IUD
bivariat adalah adalah analisis yang Buruk 49 (59,0)
dilakukan terhadap variabel yang Baik 34 (41,0)
diduga berhubungan dengan uji
statistik. Dengan skala data nominal Total 83 (100,0)
dengan nominal yang berarti Berdasarkan tabel 2 Menunjukkan
menggunakan uji statistik Chi bahwa responden dengan persepsi
Square dengan menggunakan efek samping IUD pada kategori
program komputer SPSS. buruk lebih besar dari responden
yang baik, yaitu 59,0%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tabel 3 Distribusi Frekuensi
berdasarkan Karakteristik berdasarkan Jawaban Dukungan
Responden di Kelurahan Jatisari Suami di Kelurahan Jatisari tahun
tahun 2016 2016
Karakteristik Dukungan
f (%) f (%)
Responden Suami
1. Umur Tidak
60 (72,3)
44 (53,0) Mendukung
Muda
Mendukung 23 (27,7)
Tua 39 (47,0)
2. Usia Kawin Total 83 (100,0)
Pertama Berdasarkan tabel 3 Menunjukkan
Usia Kawin Muda 49 (59,0) bahwa responden memilih
Usia Kwin Pertama tidakmendukung lebih besar
34 (41,0) dibandingkan dengan yang
Tua
mendukung(72,3%).
2. Pendidikan

123
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 4 Distribusi Frekuensi >0,05 sehingga dapat dikatakan


berdasarkan Jawaban Kepraktisan Hoditerima. Maka secara statistik
IUD di Kelurahan Jatisari tahun 2016 dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan persepsi efek samping
Kepraktisan dengan keikutsertaan akseptor IUD.
f (%)
IUD
23 (27,7) Tabel 6 Distribusi Frekuensi
Praktis
Hubungan dukungan suami dengan
Tidak
60 (72,3) Keikutsertaan Akseptor IUD di
Praktis
Kelurahan Jatisari tahun 2016
Total 83 (100,0) Keikutsertaan
Berdasarkan tabel 4 Menunjukkan Total
Akseptor IUD
bahwa responden dengan Non
kepraktisan IUD yang memilih Dukungan
No IUD IUD
kategori tidakpraktis lebih besar dari Suami
responden yang memilih kategori f f f
praktis, yaitu 72,3%. (%) (%) (%)
Tidak 39 21 60
Tabel 5 Distribusi Frekuensi
Hubungan Persepsi efek samping 1 Mendukung (65,0) (35,0) (100,0)
IUD dengan Keikutsertaan Akseptor 2 21 23
IUD di Kelurahan Jatisari tahun 2016 2 Mendukung (8,7) (91,3) (100,0)
Keikutsertaan Chi Square (Continuity Correction)
Persepsi Akseptor IUD Total pvalue = 0,004; dengan nilai 95% CI
Efek Non = 6,091 – 57,205.
No IUD IUD Berdasarkan tabel 6 memberikan
Samping
IUD f f f gambaran bahwa responden yang
menggunakan IUD dengan kategori
(%) (%) (%)
mendukung (91,3%) lebih banyak
26 23 49 daripada responden yang IUD
1 Buruk
(53,1) (46,9) (100,0) dengan kategori tidak mendukung
15 19 34 (35,0%). Maka secara statistik dapat
2 Baik disimpulkan bahwa suami
(44,1) (55,9) (100,0)
mendukung IUD, maka penggunaan
Chi Square (Continuity Correction)
IUD semakin banyak. Variabel
pvalue = 0,563; dengan nilai 95% CI Dukungan Suami dengan
= 0,594 – 3,449. Keikutsertaan Akseptor IUD yaitu
Berdasarkan tabel 5 memberikan menunjukkan pvalue 0,001. Terlihat
gambaran bahwa responden yang bahwa pvalue<0,05 sehingga dapat
menggunakan IUD dengan persepsi
dikatan Ho ditolak. Maka secara
buruk (46,9%) lebih sedikit daripada statistik dapat disimpulkan bahwa
responden yang menggunakan IUD
ada hubungan dukungan suami
dengan peresepsi baik (55,9%). dengan keikutsertaan akseptor IUD.
Maka secara statistik dapat
disimpulkan bahwa persepsi efek
samping IUD semakin baik, maka
penggunaan IUD semakin
banyak.Variabel Persepsi Efek
Samping dengan Keikutsertaan
Akseptor IUD yaitu menunjukkan
pvalue 0,563. Terlihat bahwa pvalue

124
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Hasil penelitian menunjukkan usia


Tabulasi Silang Hubungan kawin pertama muda lebih dari
Persepsiefek samping IUD dengan setengah jumlah responden (59,0%)
Keikutsertaan Akseptor IUD di dibandingkan dengan usia kawin
Kelurahan Jatisari tahun 2016 pertama tua (41,0%). Pada
Keikutsertaan penelitian Yoni Malinda,
Akseptor IUD menerangkan bahwa Dengan
Total adanya program Keluarga
Kepraktisan Non
No IUD IUD Berencana, remaja dapat
IUD
menghindari kehamilan sehingga
f f f
resiko akan kesakitan dan kematian
(%) (%) (%) ibu remaja dapat dicegah. Walaupun
Tidak 36 24 60 Sasaran Strategis Tahun 2010–
1 2014 program Keluarga Berencana
Praktis (60) (40) (100,0)
5 18 23 belum tercapai yaitu menurunnya
2 Praktis angka kelahiran total (TFR) menjadi
(21,7) (78,3) (100,0) 2,1 per perempuan dan
Chi Square (Continuity Correction) meningkatnya rata-rata usia
pvalue = 0,004; dengan nilai 95% CI perkawinan pertama perempuan
= 1,767 – 16,506. menjadi 21 tahun, tetapi dengan
Berdasarkan tabel 7 memberikan penggunaan kontrasepsi yang
gambaran bahwa responden yang konsisten di antara remaja di masa
menggunakan IUD dengan kategori yang akan datang dapat mencapai
praktis (78,3%) lebih banyak sasaran program dan
daripada responden yang IUD membantutercapainya Millenium
dengan kategori tidak praktis Developmnet Goals (MDGs)
(40,0%). Hal inidapatdiartikanbahwa khususnya goal keempat dan kelima
kepraktisan IUD lebih praktis, maka yaitu menurunkan angka kematian
penggunaan IUD semakin banyak. anak dan ibu.(15)
Variabel Kepraktisan IUD dengan Pada tingkat pendidikan responden
Keikutsertaan Akseptor IUD yaitu terbagi menjadi 5 kelompok yaitu
menunjukkan pvalue 0,004. Terlihat tidak sekolah, SD, SMP, SMA,
bahwa pvalue<0,05 sehingga dapat Akademi / Perguruan Tinggi.
dikatakan Ho ditolak. Maka secara Berdasarkan hasil penelitian
statistik dapat disimpulkan bahwa menunjukkan responden berlatar
ada hubungan kepraktisan IUD pendidikan lanjut lebih besar
dengan keikutsertaan akseptor IUD. persentasenya, yaitu sebesar
Pada penelitian ini dapat diketahui (92,8%). Dan persentase terkecil
bahwa responden pada kategori pada responden yang berlatar
umur muda lebih besar daripada belakang pendidikan dasar, dengan
umur tua, yaitu sebesar (53,0%). persentase (7,2%).Hasil penelitian
Sedangkan responden pada kategori ini sejalan dengan penelitian yang
umur tua yaitu sebesar (47,0). dilakukan oleh Anisa Rahma (2011),
Penelitian ini sejalan dengan yang menyatakan bahwa tidak ada
penelitian yang dilakukan oleh hubungan yang signifikan antara
Ratida (2009) melaporkan bahwa pendidikan dengan penggunaan
faktor umur istri memiliki hubungan AKDR.Hal ini disebabkan karena
yang bermakna dengan pemilihan dalam menerima informasi ternyata
jenis kontrasepsi yang digunakan tingkat pendidikan juga
pada pasangan usia subur (PUS).(13) berpengaruh, namun minat dari

125
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dalam diri individu juga berperan ketika melakukan konsultasi dengan


penting dalam penerimaan informasi dokter atau bidan tentang KB IUD.
yang didapat seseorang sehingga Dukungan informasi yang diberikan
keduanyapun berperan dalam suami kepada rseponden yaitu
proses penerimaan informasi. suami mengetahui bahwa IUD
Hasil penelitian dengan kategori merupakan alat kontrasepsi yang
pekerjaan menunjukkan responden mempunyai keefektifitasan IUD
(11)
yang tidak bekerja lebih besar kepada istrinya.
daripada responden yang bekerja, Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan persentase (80,7%). IUD pada responden yang memilih
Sedangkan responden yang bekerja praktis lebih besar daripada
(19,2%). Berdasarkan persentase responden yang memilih tidak
pemakaian alat kontrasepsi praktis. Dengan persentase
berdasarkan pekerjaan menurut responden yang memilih praktis
SDKI 1999 pada wanita bekerja (63,9%). Hal ini sejalan dengan
sebesar 55,4% dan yang tidak penelitian Proverawati (2010) yang
bekerja sebesar 53,6%. menyatakan bahwa alat kontrasepsi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa IUD adalah alat kontrasepsi yang
responden buruk persepsi efek praktis, ekonomis (murah), efektifitas
samping IUD lebih besar dari tinggi (angka kegagalan kecil),
kategori responden baik pada kesuburan akan kembali jika dibuka,
persepsi efek samping IUD, dengan tidak mengganggu produksi air susu
persentase (60,2%). Hal ini sejalan ibu (ASI) bagi ibu menyusui,
dengan penelitian Lia (2015) mengurangi nyeri haid, tidak
Keengganan para akseptor KB untuk mengganggu hubungan suami istri,
menggunakan IUD salah sangat efektif karena tidak perlu
satupenyebabnya karena takut mengingat - ingat, meningkatkan
terhadap efek samping, karena dari kenyamanan seksual karena tidak
beberapa efeksamping yang perlu takut hamil, tidak ada interaksi
ditimbulkan dari IUD seperti: dengan obat – obat, membantu
perubahan siklus haid, haid mencegah kehamilan ektopik.
lebihlama dan banyak, perdarahan Hasil Analisis Bivariat
bercak (spotting), saat haid lebih Hubungan persepsi efek samping
sakit, ekspulsiIUD, dan mengganggu IUD dengan keikutsertaan akseptor
hubungan seksual dapat IUD, bahwa persepsi efek samping
mempengaruhi minat ibu semakin baik, maka keikutsertaan
untukmemilih atau menggunakan akseptor IUD semakin banyak.
IUD.(14) Berdasarkan uji Chi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa SquareContuinity Correction
responden tidak mendukung lebih diperoleh nilai pvalue = 0,563
besar daripada responden suami (>0,05). Menunjukkan bahwa tidak
mendukung IUD, dengan persentase ada hubungan persepsi efek
responden tidak mendukung samping IUD dengan keikutsertaan
(61,4%). Hal ini tidak sejalan dengan akseptor IUD. Persepsi efek
penelitian Lutfia (2014), menyatakan samping IUD pada responden
bahwa dukungan suami berperan diperoleh dari media informasi
penting terhadap penggunaan alat (media massa, media elektronik,
kontrasepsi IUD. Dukungan yang kelompok masyarakat atau keluarga
diberikan suami kepada responden yang dipercaya, serta pengalaman
mayoritas dengan mendampingi istri orang lain sebagai akseptor IUD)

126
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

mempengaruhi diterima atau KESIMPULAN DAN SARAN


tidaknya produk kontrasepsi jenis Persentase responden terbesar
IUD.(11) adalah umur normal (53,0%),
Hubungan dukungan suami dengan pendidikan lanjut (92,8%), tidak
keikutsertaan akseptor IUD, bahwa bekerja (80,7%), usia kawin pertama
dukungan suami semakin baik, normal (59,0%). Tidak ada
maka penggunaan IUD semakin hubungan persepsi efek samping
banyak. Berdasarkan uji Chi Square dengan keikutsertaan akseptor IUD
Contuinity Correction diperoleh nilai di Kelurahan Jatisari (pvalue =
pvalue = 0,001 (<0,05) menunjukkan 0,563; dengan nilai 95% CI = 0,594
bahwa ada hubungan dukungan – 3,449). Ada hubungan dukungan
suami dengan penggunaan IUD. suami dengan keikutsertaan
Terdapat hubungan dukungan suami akseptor IUD di Kelurahan Jatisari
dengan keikutsertaan akseptor IUD (pvalue = 0,001; dengan nilai 95%
yang mempunyai kemiripan dengan CI = 6,091 – 57,205). Ada hubungan
penelitian Koblinsky. Yang berisi kepraktisan IUD dengan
keputusan mencari pelayanan penggunaan IUD di Kelurahan
kesehatan dapat dibuat oleh Jatisari (pvalue = 0,004; dengan nilai
responden, suami, tokoh masyarakat 95% CI = 1,767 – 16,506).
desa, anggota keluarga, dan Saran:Pada seksi Bidang Kespro,
(12)
masyarakat lainnya. diadakan komunikasi tentang
Hubungan kepraktisan IUD dengan penggunaan IUD dengan cara
keikutsertaan akseptor IUD, bahwa diskusi kelompok dan konsultasikan
IUD semakin praktis, maka IUD pada Badan kesehatan dan
penggunaan IUD semakin banyak. PLKB yang terkait, misalnya dokter
Berdasarkan uji Chi Square atau bidan mendiskusikan tentang
Contuinity Correction diperoleh nilai penggunaan IUD. Lalu diadakan
pvalue = 0,004 (<0,05) menunjukkan penyuluhan dan komunikasi antar
bahwa ada hubungan kepraktisan personal sehingga masyarakat dapat
IUD dengan keikutsertaan akseptor memilih alat kontrasepsi IUD dengan
IUD. Hasil penelitian ini sejalan lebih bijak serta tidak mengalami
dengan penelitian Saifuddin (2003) trauma atau keluhan yang
yang membuktikan bahwa metode berdampak buruk bagi kesehatan.
kontrasepsi IUD tidak Informasi tentang penggunaan alat
mempengaruhi kesehatan dan efek kontrasepsi IUD dapat dilakukan
samping yang hormonal. Karena alat dengan cara membuat poster,
kontrasepsi IUD adalah alat brosur, atau edukasi tentang
kontrasepsi yang non hormonal dan informasi tentang penggunaan IUD.
banyak yang mendukung dengan Perlunya dukungan dari suami agar
adanya pemakaian alat kontrasepsi menemani menggunakan alat
IUD, karena dirasa alat kontrasepsi kontrasepsi IUD, karena alat
tesebut adalah alat kontrasepsi yang kontrasepsi IUD bersifat jangka
praktis dan tidak perlu untuk periksa panjang yang ampuh dalam
secara berkala atau tidak perlu menunda kehamilan. Karena dari
mengingat serta memakai alat dorongan serta dukungan dari
kontrasepsi terlebih dahulu. suami, akseptor akan merasa aman
dan tidak ragu untuk memasang alat
KB IUD. Selain itu perlunya
pengetahuan bagi akseptor
pengguna alat kontrasepsi agar

127
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

mengetahui efek samping dari IUD. 10. Widiyawati, S. Faktor-Faktor


Sehingga akseptor dapat siap siaga Yang Berhubungan Dengan
akan keluhan yang dialami jika Pemakaian AKDR ( Alat
menggunakan IUD. Kontrasepsi Dalam Rahim ) Di
Wilayah Kerja Puskesmas
Batuah Kutai Kartanrgara. 1–12
DAFTAR PUSTAKA (2012).
1. Badan Pusat Statistik Indonesia. 11. Nisa, N. K., Susilani, A. T. & Nina
Proyeksi Penduduk Indonesia Hadnisari. Persepsi tentang IUD
Indonesia Population Projection pada Wanita Usia Subur di BPS
2010-2035. Badan Pusat Statistik Widya Dusun Juwangen
Indonesia (Badan Perencanan Kelurahan Purwomartani
Pembangunan Nasional Badan Kecamatan Kalasan Kabupaten
Pusat Statistik United Nations Sleman. J. PERMATA Indones.
Population Fund, 2013). Vol. 6 , Nomor 1 , Mei 2015 ISSN
doi:2101018 2086 – 91856, 1–8 (2015).
2. Keuangan, D. J. A. K. Kajian 12. Koblinsky, Timyan, M., Judith &
Kependudukan. (Direktorat Notoatmodjo, S. Masyarakat
Jenderal Anggaran Kementerian Kebudayaan dan Politik. (1997).
Keuangan, 2015). 13. Pendidikan, P. & Kedokteran, S.
3. Badan Pusat Statistik et Radita Kusumaningrum. Univ.
al.KUALITAS SUMBER DAYA Stuttgart 1–59 (2009).
MANUSIA DALAM MENGGAPAI 14. Fitriani, L. Faktor - Faktor yang
BONUS DEMOGRAFI Mempengaruhi Pemilihan
Rachmawati Madjid. Jurnal Metode Kontrasepsi IUD Pada
Populasi2, (2015). Akseptor KB Di Klinik Umum
4. Kemenkes. Situasi dan Analisis Dan Rumah Bersalin Medika
Keluarga Berencana. Utama Desa Wonokupang
Kementerian Kesehatan Kecamatan BalongBendo
Republik Indonesia 2 (2014). Kabupaten Sidoarjo. Repos.
6. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Poltekes Majapahit1, (2015).
Tengah. Profil Kesehatan 15. Malinda, Y. HUBUNGAN UMUR
Provinsi Jawa Tengah Tahun KAWIN PERTAMA DAN
2014. 3511351, 23–24 (2014). PENGGUNAAN KONTRASEPSI
7. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa DENGAN FERTILITAS REMAJA
Tengah. Profil Kesehatan BERSTATUS KAWIN (
Provinsi Jawa Tengah Tahun ANALISIS RISKESDAS 2010 )
2015. Dinas Kesehatan Provinsi The Relationship Between Age
Jawa Tengah 48–49 (2015). of First Marriage , Contraceptive
8. Dewi, P. H. C. & Notobroto, H. B. Use and Fertility of Currently
Rendahnya Keikutsertaan Married Adolescent ( Analysis of
Pengguna Metode Kontrasepsi 2010. J. Kesehat. Reproduksi3,
Jangka Panjang Pada Pasangan (2012).
Usia Subur Di Polindes Tebalo
Kecamatan Manyar Kabupaten
Gresik. Biometrika dan
Kependud.3, 66–72 (2014).
9. Wulansari, F., Maryati, H. &
Suharyati. DI DESA
MANUNGGAL KECAMATAN
NGUSIKAN KABUPATEN
JOMBANG ( The Mother
Perception About Using
Contraceptive AKDR In
Manunggal Village Ngusikan
Jombang ). (2014).

128

You might also like