You are on page 1of 9

e-ISSN:2528-665X; Vol. 7; No.

2 (June, 2022): 401-409 Human Care Journal

PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP)


PROGRAM KELUARGA BERENCANA
Dewi Indriani Djusair1, Efriza2*, Adriani3
1
Magister Ilmu Keseahtan Masyarakat, Universitas Fort De Kock Bukittinggi
Email: dewiindrianidjusair@gmail.com
2,3
Magister Ilmu Keseahtan Masyarakat, Universitas Fort De Kock Bukittinggi
*Email Korespondensi: efriza@fdk.ac.id

Submitted: 23-03-2022, Reviewer: 26-04-2022, Accepted: 31-05-2022

ABSTRACT
Long-term contraceptive methods have a higher level of effectiveness than other family planning methods.
Types of MKJP are IUD, implant, MOW and MOP. The MKJP coverage of West Pasaman Regency in
2020 is only 21.3% and has not reached the set target of 40.5%. This study aims to determine the
determinants of the selection of long-term contraceptive methods. This research is kuantitatif research at
February 2022 in West Pasaman District. The population is couples of childbearing age. The sample size
is 99 people. The data that has been collected is processed and analyzed computerized using the Chi
Square test. The results Chi Square get p value 0.023 (age), 0.015 (JKN ownership), 0.001 (education),
0.009 (knowledge), 0.003 (attitude), 0.029 (perception), 0.000 (family support), 0.001 (role of health
workers) , and 0.023 (culture). The result of logistic regression test is pvalue 0.007 and OR 5.657.
Based on the results of the study, the most influential variable on MKJP is age, knowledge, role of health
workers and family support . It is recommended that the West Pasaman DPPKBP3A should establish
good and sustainable coordination with relevant agencies in order to provide education and motivate
couples of childbearing age to participate in using MKJP

Keywords : MKJP, Family Planning

ABSTRAK
Metode kontrasepsi jangka panjang memiliki tingkat efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan metode
KB lainnya. Jenis MKJP adalah IUD, implant, MOW dan MOP. Cakupan MKJP Kabupaten Pasaman
Barat pada tahun 2020 baru 21,3% dan belum mencapai target yang ditetapkan sebesar 40,5%. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui determinan pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif pada bulan Februari 2022 di Kabupaten Pasaman Barat. Populasi adalah
pasangan usia subur. Besar sampelnya adalah 99 orang. Data yang telah terkumpul diolah dan dianalisis
secara komputerisasi menggunakan uji Chi Square. Hasil Chi Square didapatkan p value 0,023 (umur),
0,015 (kepemilikan JKN), 0,001 (pendidikan), 0,009 (pengetahuan), 0,003 (sikap), 0,029 (persepsi), 0,000
(dukungan keluarga), 0,001 (peran tenaga kesehatan). ), dan 0,023 (budaya). Hasil uji regresi logistik
diperoleh pvalue 0,007 dan OR 5,657. Berdasarkan hasil penelitian, variabel yang paling berpengaruh
terhadap MKJP adalah umur, pengetahuan, peran tenaga kesehatan dan dukungan keluarga. Disarankan
kepada DPPKBP3A Pasaman Barat menjalin koordinasi yang baik dan berkesinambungan dengan
instansi terkait dalam rangka memberikan edukasi dan memotivasi pasangan usia subur untuk
berpartisipasi menggunakan MKJP.

Kata kunci : MKJP, Keluarga Berencana

401
e-ISSN:2528-665X; Vol. 7; No.2 (June, 2022): 401-409 Human Care Journal

PENDAHULUAN Secara global, Prevalensi penggunaan


Program KB tidak “sekedar” bertujuan kontrasepsi modern atau mCPR mengalami
mengendalikan penduduk (birthcontrol), peningkatan dari 35% pada tahun 1970
melainkan diarahkan hingga sampai pada menjadi 58% pada tahun 2017 (Gayatri,
terwujudnya keluarga berkualitas. 2020). Data BKKBN tahun 2020
Mewujudkan keluarga berkualitas dalam menyatakan bahwa cakupan Pasangan Usia
lingkungan yang sehat, perlu diprioritaskan Subur yang sedang menggunakan alat
karena keluarga merupakan unit sosial kontrasepsi adalah 63,22% dengan cakupan
ekonomi terkecil dalam masyarakat yang tertinggi di Propinsi Bengkulu sebesar
menjadi landasan dasar suatu masyarakat. 71,98% dan cakupan terendah adalah Propinsi
Keluarga juga mempunyai sejumlah fungsi Papua sebesar 25,73%. Cakupan KB MKJP di
strategis yang tidak dapat digantikan oleh Indonesia adalah 27,27% dan non MKJP
lembaga manapun. Terbentuknya keluarga adalah 72,73%. Cakupan KB aktif
berkualitas akan melahirkan masyarakat berdasarkan jenis metoda kontrasepsi adalah
dan bangsa yang berkualitas. Melalui suntik 48,78%, pil 20,69%, IUD 10,4%,
program KB, perempuan bisa mengatur kondom 3,26%, implant 12,71%, MOW
kehamilannya dan angka kematian ibu hamil 3,61% dan MOP 0,51% (BKKBN, 2021).
dapat ditekan. Program KB juga Cakupan pasangan usia subur di
menurunkan konsumsi, biaya kesehatan Sumatera Barat yang menggunakan alat
reproduksi serta biaya pendidikan. Ibu kontrasepsi sebesar 70,6%. Cakupan KB
berkesempatan mengembangkan potensi MKJP di Sumatera Barat adalah 30,87% dan
dirinya, serta anak yang dilahirkan menjadi non MKJP adalah 69,13%. Penggunaan KB
lebih sehat dan cerdas karena perhatian dan berdasarkan kontrasepsi Propinsi Sumatera
nutrisi yang cukup. Sejalan dengan hal Barat adalah suntik 48,17%, pil 15,46%,
tersebut, program KB mendukung kondom 5,51%, IUD 9,32%, implant 16,32%,
pembangunan Sumber Daya Manusia MOW 4,54% dan MOP 0,69%. Cakupan
(SDM); karena pembangunan kualitas penggunaan alat kontrasepsi di Kabupaten
sumberdaya manusia akan sulit terlaksana Pasaman Barat 65,9%, berdasarkan jenis
jika jumlah penduduk tidak terkendali kontrasepsi cakupannya adalah IUD 5,11%,
(Perwakilan BKKBN Sumatera Barat, MOW 4,8%, MOP 2,07%, Kondom 8,89%,
2020). Metode kontrasepsi yang disarankan Implant 9,32%, suntik 43,13% dan pil
adalah metode kontrasepsi jangka panjang 20,58% (BKKBN, 2021). Berdasarkan data
(MKJP). Metode kontrasepsi jangka tersebut diketahui bahwa cakupan KB MKJP
panjang adalah alat atau obat kontrasepsi hanya 21,3% jika dibandingkan dengan
yang bertujuan untuk mencegah terjadinya jumlah akseptor KB lainnya (Non MKJP)
kehamilan untuk jangka waktu panjang sebesar 44,6% (Perwakilan BKKBN
karena memiliki tingkat efisiensi yang tinggi Sumatera Barat, 2021).
untuk mencegah terjadinya kehamilan Banyak faktor yang mempengaruhi
(Hartanto, 2015). penggunaan MKJP baik dari segi program
Berdasarkan data World Health terkait ketersediaan layanan, dari segi
Organization (WHO) tahun 2020, Prevalensi lingkungan terkait peran orang-orang
penggunaan kontrasepsi sebesar 63% dan terdekat, dan media massa dalam pemberian
telah meningkat di banyak bagian dunia, informasi maupun dari segi masing-masing
terutama di Amerika Utara, Amerika Latin individu sebagai pengguna layanan.
dan Karibia, yaitu diatas 75%, dan terendah Penggunaan MKJP sangat dipengaruhi oleh
di Afrika Sub-Sahara yaitu dibawah 36%. faktor individu, karena keputusan akan

402
e-ISSN:2528-665X; Vol. 7; No.2 (June, 2022): 401-409 Human Care Journal

menggunakan atau tidaknya jenis responden memiliki budaya kurang baik dan
kontrasepsi berada pada level individu 62,6% responden tidak menggunakan
(BKKBN, 2020). Penelitian yang dilakukan metode kontrasepsi jangka panjang.
oleh Mehwiz Mubarik (2016) mendapatkan Hasil Penelitian Yosepa Simatupang
hasil bahwa faktor-faktor yang (2019) menyatakan bahwa hasil distribusi
mempengaruhi pengetahuan dan sikap frekuensi karakteristik individu
wanita adalah umur, paritas, tipe keluarga, menunjukkan bahwa berdasarkan variabel
tingkat pendidikan, status pekerjaan, status umur, responden dengan umur remaja akhir
social ekonomi, penggunaan sebelumnya, sebanyak 2 responden (2,4%), dewasa awal
alat kontrasepsi keluarga berencana dan sebanyak 34 orang (40,5%) dan dewasa
sumber informasi. akhir sebanyak 48 orang (50,7%). Hasil
Penelitian Sinta Nuryati dan Dedes Fitria
METODE PENELITIAN (2014) tidak terdapat pengaruh faktor
Penelitian ini adalah penelitian internal (Umur, Pendidikan, Status bekerja,
kuantitatif. Variabel independen penelitian Jumlah anak yang dimiliki dan tujuan
kuantitatif adalah usia, kepemilikan JKN, menggunakan kontrasepsi terhadap
pendidikan, pengetahuan, sikap, persepsi, pemilihan alat kontrasepsi (MKJP dan Non
dukungan keluarga, peran tenaga kesehatan MKJP) dengan nilai p => 0,05. Hal ini bisa
dan budaya sedangkan variabel dependen disebabkan karena ada faktor- faktor lain
adalah pemilihan MKJP. Penelitian seperti faktor pengetahuan dan kualitas
dilakukan pada Februari 2022 di Kecamatan pelayanan, faktor sarana seperti ketersediaan
Sasak Ranah Pesisir dan Koto Balingka. alat/obat kontrasepsi, tenaga kesehatan,
Populasi adalah semua akseptor KB dengan tempat pelayanan dan biaya.
jumlah sampel 99 orang. Data kuantitatif Menurut asumsi peneliti, usia yang
dikumpulkan dengan cara wawancara semakin bertambah akan menyebabkan
terpimpin. Data yang sudah terkumpul terjadi perubahan pada aspek fisik dan aspek
diolah dan dianalisa secara komputerisasi psikologis. Semakin bertambah usia
dengan menggunakan uji Chi Square. seseorang maka akan terjadi penurunan
fungsi organ tubuh terutama organ
HASIL DAN PEMBAHASAN reproduksi. Dari variabel umur dapat
ditentukan fase-fase penggunaan kontrasepsi
Analisa Univariat
yang ideal. Usia kurang dari 20 tahun
Tabel 1 menunjukkan dari 99 responden,
merupakan fase menunda kehamilan
sebanyak 68,7% adalah usia beresiko, 62,6%
diperlukan pada wanita yang menikah
tidak memiliki jaminan kesehatan dan
dengan umur masih muda, umur 20-35
36,4% memiliki pendidikan rendah,
tahun adalah fase menjarangkan kehamilan
sebanyak 42,4% responden memiliki
dengan cara mengatur jarak kehamilan yang
pengetahuan rendah tentang metode
baik yaitu antara 2-4 tahun, dan umur 35
kontrasepsi jangka panjang, 50,5%
tahun atau lebih merupakan fase mengakhiri
memiliki sikap negative terhadap
kehamilan yaitu fase tidak ingin hamil lagi,
kontrasepsi jangka panjang dan 58,6%
diperlukan jika wanita sudah tidak ingin
responden memiliki persepsi kurang baik
memiliki anak lagi. Program Jaminan
terhadap metode kontrasepsi jangka
Kesehatan Nasional (JKN) melalui BPJS
panjang. Sebanyak 54,5% responden kurang
kesehatan di Indonesia mulai dicanangkan
mendapatkan dukungan keluarga, sebanyak
pada tanggal 1 Januari 2014.
55,6% responden menyatakan peran tenaga
kesehatan kurang baik, sebanyak 56,6%

403
e-ISSN:2528-665X; Vol. 7; No.2 (June, 2022): 401-409 Human Care Journal

Tabel 1
Hasil Analisa Univariat
Variabel F (%)
Usia
Beresiko 68 68,7
Tidak beresiko 31 31,3
Kepemilikan JKN
Tidak 62 62,6
Ada 37 37,4
Pendidikan
Rendah 36 36,4
Tinggi 63 63,6
Tingkat Pengetahuan
Rendah 42 42,4
Tinggi 57 57,6
Sikap
Negatif 50 50,5
Positif 49 49,5
Persepsi
Kurang baik 58 58,6
Baik 41 41,4
Dukungan Keluarga
Kurang 54 54,5
mendukung
Medukung 45 45,5
Peran tenaga kesehatan
Kurang baik 55 55,6
Baik 44 44,4
Budaya
Kurang baik 56 56,6
Baik 43 43,4
Pemilihan MKJP
Tidak 62 62,6
Ya 37 37,4
Jumlah 99 100

Program ini bertujuan untuk Jangka Panjang (MKJP) turun secara


meningkatkan akses masyarakat dalam bermakna dibandingkan sebelum JKN,
pelayanan kesehatan yang komprehensif dan sedangkan suntik dan pil masih tetap tinggi.
bermutu. Untuk maksud tersebut, setiap Pelayanan KB di Puskesmas meningkat
penduduk Indonesia berkewajiban untuk tajam, sedangkan pelayanan di rumah sakit
menjadi peserta JKN. baik pemerintah maupun swasta turun dan
Hasil penelitian Hadriah Oesman (2017) pelayanan oleh dokter dan bidan praktek
menyatakan bahwa proporsi pemakaian swasta tetap tinggi.
kontrasepsi termasuk Metode Kontrasepsi

404
e-ISSN:2528-665X; Vol. 7; No.2 (June, 2022): 401-409 Human Care Journal

Kepemilikan JKN sekarang ini masih Sebagian besar responden tidak memilih KB
rendah. Hal ini disebabkan karena adanya MKJP sebesar 33 orang (51,6%).
regulasi yang mengatur bahwa kepesertaan Menurut asumsi peneliti, sikap negative
JKN harus semua anggota keluarga yang ada timbul karena kurang memahami konsep KB
dalam daftar Kartu Keluarga. Regulasi ini MKJP. Sikap responden tentang KB MKJP
memberatkan masyarakat terutama bagi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
golongan ekonomi lemah karena biasanya pengalaman pribadi, pengaruh orang yang
golongan memiliki jumlah anak yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan dan
banyak, sehingga ketika mereka media massa. Sikap positif terhadap
membutuhkan jasa pelayanan kesehatan pemilihan KB MKJP disebabkan karena ibu
harus mengeluarkan sejumlah dana yang memahami dengan baik konsep dan manfaat
cukup banyak untuk mendaftarkan semua KB MKJP sehingga mereka tertarik untuk
anggota keluarganya. menggunakan KB MKJP.
Hasil penelitian Baharika Suci A (2018) Penelitian Putri Santy (2021)
menyatakan bahwa kategori pendidikan mendapatkan hasil bahwa ibu dengan
rendah sebanyak 486 responden (94,2 %) persepsi negatif, lebih banyak ibu yang tidak
sedangkan untuk pendidikan tinggi berminat menggunakan MKJP (90,7%)
diperoleh sebanyak 30 responden (5,8%). dibandingkan dengan ibu yang betrminat
Tingkat pendidikan yang rendah yang menggunakan MKJP (9,3%). Hasil uji
dimiliki oleh responden adalah Pendidikan statistik diperoleh nilai p = 0,001 maka
SD dan SMP. Tingkat disebabkan oleh dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
berbagai factor, misalnya faktor ekonomi yang signifikan antara persepsi dengan
yang menyebabkan orang tua tidak mampu minat PUS menggunakan MKJP di
menyekolahkan anaknya, factor jarak, Puskesmas Darul Imarah.
karena belum semua daerah memiliki Persepsi muncul karena adanya
Sekolah Menengah Atas, kemudian factor anggapan terhadap suatu hal. Persepsi ini
budaya yang membiasakan anak dinikahkan dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman
ketika sudah berumur 17 tahun sehingga atau informasi yang diterima sebelumnya.
mau tidak mau anak tidak melanjutkan Persepsi yang baik muncul karena
sekolahnya. responden memahami tentang MKJP
Pengetahuan yang rendah disebabkan sehingga responden memiliki pemikiran
karena banyak faktor, missal rendahnya yang baik pula terhadap KB MKJP.
tingkat pendidikan, kurangnya informasi Penelitian Ahmad Nasrulloh (2015)
yang didapat serta tidak terbuka terhadap mendapatkan hasil bahwa lebih dari separuh
informasi baru. Responden yang memiliki responden yakni sebanyak 59 orang
pengetahuan rendah bisa disebabkan karena (73,75%) memiliki dukungan baik terhadap
kurang mendapatkan informasi tentang KB program KB. Sementara 21 orang (26,25%)
MKJP, tidak pernah mengikuti penyuluhan memiliki dukungan tidak baik terhadap
ataupun tidak pernah mendapatkan program KB. Skor rata-rata dukungan
konseling KB. keluarga 6,94 dengan skor terendah 5 dan
Wahyuningrum (2015) mendapatkan tertinggi 9.
hasil mayoritas tingkat pengetahuan Dukungan keluarga berperan penting
responden adalah baik sebesar 35 orang dalam pengembangan perilaku seseorang.
(54,7%). Mayoritas sikap responden adalah Keluarga menjadi tempat pertama bagi
mendukung sebesar 36 orang (56,2%). seseorang mendapatkan informasi. Keluarga
harus mampu menjadi sumber informasi

405
e-ISSN:2528-665X; Vol. 7; No.2 (June, 2022): 401-409 Human Care Journal

bagi anggota yang lainnya. Keluarga juga lainnya terutama keluarga dan lingkungan
bisa memberikan dukungan moril dan sekitar.
materil bagi anggotanya. Penelitian Yocki Yuanti (2018)
Hasil Penelitian Lusi Lindiya Wati mendapatkan hasil 58,8% memiliki budaya
(2019) mendapatkan hasil 58,8% peran yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi
tenaga kesehatan kurang baik. Menurut jangka panjang. Menurut asumsi peneliti,
asumsi peneliti peran tenaga kesehatan yang budaya yang ada di masyarakat Kabupaten
kurang baik disebabkan karena beban kerja Pasaman Barat berkembang karena
yang banyak. Peran tenaga kesehatan masyarakat mempercayai pengetahuan yang
berpengaruh pada penggunaan alat ada tersebut kemudian melestarikannya.
kontrasepsi dan dalam pemberian informasi Pada umumnya masyarakat pun akan
karena masih banyak yang masih sangat mengikuti saran dari orang disekitar mereka
jarang untuk pergi ke pelayanan masyarakat untuk menggunakan atau tidak
masih terdapat berberapa faktor yang dapat menggunakan alat kontrasepsi dibanding
mempengaruhi perilaku ibu tidak hanya meminta saran terhadap petugas kesehatan.
peran tenaga kesehatan saja yang berperan
karena masih banyak faktor pendorong Analisa Bivariat

Tabel 2
Hasil Analisa Biviariat

Variabel P-value
Usia dengan pemilihan MKJP 0.023
Kepemilikan JKN dengan pemilihan MKJP 0.015
Pendidikan dengan pemilihan MKJP 0.001
Pengetahuan dengan dengan pemilihan MKJP 0.003
Sikap dengan dengan pemilihan MKJP 0.029
Dukungan keluarga dengan pemilihan MKJP 0.000
Peran tenaga kesehatan dengan pemilihan MKJP 0.001
Budaya dengan pemilihan MKJP 0.023

Berdasarkan hasil penelitian diketahui pendidikan istri, lama menikah, status


bahwa ada hubungan usia, kepemilikan kelangsungan hidup anak terakhir, jumlah
JKN, pendidikan, pengetahuan, sikap, dan jenis kelamin anak yang masih hidup,
dukungan keluarga, peran tenaga kesehatan dan variabel sikap.
dan budaya dengan pemilihan KB MKJP. Usia responden sangat berhubungan
Penelitian yang dilakukan oleh Behde dengan penggunaan kontrasepsi sudah
(2017), mendapatkan hasil bahwa ada sejalan dengan teori, karena pada usia
hubungan agama/kasta, bahasa ibu, responden yang masuk dalam kriteria
pekerjaan suami, tempat kerja, usia saat menjarangkan kehamilan sangat
melakukan perkawinan, pendidikan suami, memperhatikan pada kontrsepsi yang
digunakan supaya tidak terjadi kehamilan
yang tidak direncanakan.

406
e-ISSN:2528-665X; Vol. 7; No.2 (June, 2022): 401-409 Human Care Journal

Penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh


Mehwiz Mubarik (2016) mendapatkan hasil (Zenebe et al., 2017) mendapatkan hasil
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi bahwa tingkat pengetahuan, KIE,
pengetahuan dan sikap wanita adalah umur, penggunaan sebelumnya, dan informasi
paritas, tipe keluarga, tingkat pendidikan, tetang MOW berhubungan dengan
status pekerjaan, status social ekonomi, penggunaan KB MOW di Kota Gondar.
penggunaan sebelumnya, jaminan sosial alat Penelitian yang dilakukan oleh (Alamdo et
kontrasepsi keluarga berencana dan sumber al., 2020) mendapatkan hasil bahwa
informasi. pengetahuan, informasi dan kualitas
Beberapa responden menyatakan pelayanan kesehatan berhubungan dengan
bahwa alat kontrasepsi yang tersedia untuk penggunaan KB
yang JKN berbeda dengan yang mandiri. Menurut asumsi peneliti, pengetahuan
Keluhan yang sering dihadapi wanita peserta berhubungan dengan pemilihan metode
JKN dalam menggunakan kartu BPJS antara kontrasepsi jangka panjang. Pengetahuan
lain adalah lama waktu menunggu, dan kartu merupakan suatu kunci yang harus dimiliki
ini hanya dapat digunakan pada faskes oleh seorang ibu dalam menentukan pilihan
tertentu, jenis pelayanan terbatas, jenis obat terhadap suatu metode kontrasepsi.
terbatas dan kurang berkualitas, ribet dan Pengetahuan dapat menghapus rasa
berbelit-belit, petugas tidak ramah, serta kecemasan ibu terhadap stigma efek
masyarakat miskin dengan PBI sering samping yang ditimbulkan oleh Metode
diabaikan menjadi alasan sebagian Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).
masyarakat peserta JKN. Penelitian yang dilakukan oleh Behde
Penelitian yang dilakukan oleh (2017), mendapatkan hasil bahwa ada
Kahraman (2017) mendapatkan hasil bahwa hubungan agama/kasta, bahasa ibu,
ada hubungan usia, status perkawinan, pekerjaan suami, tempat kerja, usia saat
tingkat pendidikan, jumlah anak dan melakukan perkawinan, pendidikan suami,
kejadian aborsi berhubungan dengan pendidikan istri, lama menikah, status
pemilihan metode kontrasepsi. kelangsungan hidup anak terakhir, jumlah
Menurut asumsi peneliti, pendidikan dan jenis kelamin anak yang masih hidup,
berhubungan dengan pemilihan KB MKJP dan variabel sikap.
ibu dengan pendidikan yang rendah sangat Sikap berhubungan dengan pemilihan
sedikit yang berani menggunakan metode ini MKJP. Berdasarkan hasil penelitian
karena merasa takut dan malu dikarenakan diketahui bahwa mereka mengatakan kalau
kurangnya memahami penggunaan metode dalam menggunakan KB MKJP mereka
ini, informasi yang didapat dari orang yang diberi penjelasan akan pentingnya KB
salah juga bisa menyebabkan efek negatif MKJP tersebut dan efek samping apabila
bagi ibu. Ibu dengan pendidikan lebih tinggi mereka menggunakan KB MKJP tersebut,
lebih mudah memutuskan pemilihan tetapi mereka secara tidak langsung masih
kontrasepsi MKJP dengan nilai efektivitas takut apabila menggunakan KB MKJP
yang lebih baik dibandingkan dengan tersebut karena mendapat informasi
kontrasepsi non MKJP, karena ia lebih berdasarkan asumsi dari orang lain, maka
mudah menerima tentang manfaat KB dari itu akan mempengaruhi sikap mereka
MKJP dan tidak takut atau khawatir akan dalam menggunakan KB MKJP.
efek sampingnya karena berpikir manfaat Penelitian yang dilakukan oleh Anindy
yang diperoleh lebih besar. (2020) menyatakan bahwa ada hubungan
persepsi wanita usia subur dengan

407
e-ISSN:2528-665X; Vol. 7; No.2 (June, 2022): 401-409 Human Care Journal

penggunaan KB MKJP. Persepsi memiliki panjang. Menurut asumsi peneliti, budaya


hubungan dengan pemilihan metode KB memiliki hubungan dengan pemilihan
jangka panjang. Persepsi positif tentang metode kontrasepsi jangka panjang. Pada
kontrasepsi metode kontrasepsi jangka umumnya masyarakat akan mengikuti
panjang yaitu umur, pendidikan dan kebudayaan atau adat istiadat yang
pekerjaan. Semakin bertambahnya usia sudah ada sejak dulu yang telah dibentuk
membuat pemikiran seseorang lebih matang untuk mempertahankan kehidupannya
dalam pengambilan keputusan. Hal ini sendiri maupun kelangsungan hidup suku
sangat didukung oleh pengetahuan atau mereka. Dan dikarenakan budaya yang
kemampuan yang dimiliki oleh setiap mempengaruhi memiliki perilaku yang baik
individu. dalam penggunaan alat kontrasepsi
Penelitian yang dilakukan oleh dibandingkan dengan budaya yang tidak
Fitriana (2017) menyatakan bahwa ada mempengaruhi.
hubungan dukungan suami dan lingkungan
social dengan pemilihan KB MKJP. SIMPULAN
Menurut asumsi peneliti, dukungan Ada hubungan usia, kepemilikan JKN,
keluarga berhubungan dengan pemilihan pendidikan, pengetahuan, sikap, persepsi,
metode kontrasepsi jangka panjang. dukungan keluarga, peran tenaga kesehatan
Dukungan keluarga terutama suami dan budaya dengan pemilihan KB MKJP.
dibutuhkan pada proses berjalannya program
keluarga berencana, keputusan suami UCAPAN TERIMAKASIH
merupakan hal yang mutlak untuk Terima kasih kepada Rektor Universitas
mengijinkan istri adalah hal yang utama Fort De Kock beserta jajarannya serta Kepala
untuk menggunakan alat kontrasepsi (KB), DPPKBP3A, Kepala Dinas Kesehatan Kepala
juga akan berimbas besar pada proses Kemenag yang telah memberikan izin dan
pengambilan keputusan menggunakan atau memfasilitasi pelaksanaan penelitian ini.
tidak menggunakannya alat kontrasepsi.
Hasil penelitian ini sebanding dengan REFERENSI
penelitian Nani Wirajiah (2019) yang Aasha Jackson Barrier, 2018. Socio-
menyatakan bahwa ada hubungan dukungan Cultural Barriers to Family Planning
tenaga kesehatan dan akses ke puskesmas Acces. Brown University:
dengan pemakaian MKJP. Independent Study Project (ISP)
Menurut asumsi peneliti, peran tenaga Collection
kesehatan berhubungan dengan pemilihan Azwar, A, 2016. Sikap Manusia. Jakarta :
MKJP. Tenaga kesehatan harus berperan Rineka Cipta
aktif dalam menyampaikan informasi yang Ahmadi, 2018. Psikologi Sosial. Jakarta :
berkaitan dengan alat kontrasepsi dan jenis- Rineka Cipta
jenisnya dengan melakukan penyuluhan dan BBKBN Sumatera Barat, 2021. Cakupan
konseling kepada pasangan usia subur dan Program KKBPK tahun 2020. Padang
calon akseptor. Kebanyakan akseptor BBKBN, 2019. Statistik Rutin Tahun 2018.
mendengar presepsi dari teman yang sudah Jakarta :Ditjen Adpin
menggunakan. BBKBN, 2020. Statistik Rutin Tahun 2019
Penelitian ini sejalan dengan Jakarta : Ditjen Adpin
penelitian Assalis (2015) menyatakan bahwa Behde, 2017. Awarnesss about and
ada hubungan sosial budaya dengan willingness to use long acting
penggunaan metode kontrasepsi jangka injectable pre exposure prophylaxis

408
e-ISSN:2528-665X; Vol. 7; No.2 (June, 2022): 401-409 Human Care Journal

(LAI-PreP) among people use drug. Happy Marthalena, 2017. Faktor yang
www.schoolar .google.co.id diakses 1 Berhubungan dengan Pemilihan Alat
Desember 2021. Kontrasepsi pada wanita di Kota
BPS Pasaman Barat. (2021). Pasaman Barat Palangkaraya. Jurnal Penelitian
Dalam Angka Tahun 2021 Handayani, 2017.Buku Ajar Keluarga
Berencana.Jakarta : EGC
Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat, Handayani, 2016.Pelayanan Kontrasepsi.
2021. Profil Kesehatan Kabupaten Jakarta : EGC
Pasaman Barat Tahun 2020 Hartanto , H , 2015. Keluarga Berencana
Dewi, wawan, 2019. Teori & Pengukuran dan Kontrasepsi. Jakarta Pustaka
Sikap Perilaku Manusia. Yogyakarta Sinar Harapan
: Nuha Medika Hartanto , H , 2016. Bahan Ajar Pelayanan
PPKBP3A. 2020. Laporan Pengendalian Keluarga Berencana. Jakarta Pustaka
Lapangan Tahun 2019 Sinar Harapan
DPPKBP3A. 2021. Laporan Pengendalian Hera, 2019. HUbungan BUdaya Patriarki
Lapangan Tahun 2020 dan Pemahaman INformasi KB
Elis Yuliarti, 2017. Sikap dan Dukungan dengan Kepesertaan Kontrasepsi
Suami dengan Pemakaian Metode Indah Budiarti, 2017. Determinan
Kontrasepsi Jangka Panjang. Jurnal Penggunaan Metode Kontrasepsi
Penelitian Jangka Panjang (MKJP). Jurnal
Elmusharaf, Khalifa, 2017. Social and Penelitian
tradisional practices and their Izmi Dzalfa Alfiah, 2015. Faktor-Faktor
implications for a family planning : a yang Berhubungan dengan
participatory ethnographic study in Penggunaan Metode KOntrasepsi
Renk South Sudan Reproductive Jangka Panjang di Wilayah Kerja
Health DOI 10.1186-016-02732 Puskesmas Kecamatan Kaliders
Gashaye, et.al, 2020. Determinants of long tahun 2015. Jurnal Penelitian
acting reversible contraception Kahraman, 2017. Factors influencing the
utilization in Northwest. contraceptive method choice : a
www.pubmed.ncbi.nlm.nih.gov.id University Hospital.
diakses 23 November 2021 www.ncbi.nlm.nig.gov diakses 11
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis November 2021
Multivariete Dengan Program Kavanaugh, 2011. Use of contraception
IBM SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan ke among reproductive-aged women in
VIII. Semarang : Badan Penerbit America. www. Fertstreport.org
Universitas Diponegoro diakses 11 November 2021

409

You might also like