You are on page 1of 11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Praktik Antenatal Care


pada Remaja dengan Kehamilan Tidak Diinginkan (Study di Wilayah
UPT Puskesmas Ponjong 1 Kabupaten Gunungkidul)

Endah Nur Wakhidah, Kusyogo Cahyo, Ratih


Indraswari
Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
Fakultas Kesehatan Masyarakat
UniversitasDiponegoro
Email : endahnurw76@gmail.com

ABSTRACT :A good Antenatal Care (ANC) is needed by teenagers with


unwanted pregnancy to keep the mother and baby healthy and to prevent
complication on pregnancy, giving birth, and antenatal period. Data from SDKI in
2012 showed that 10% of teenagers already became mothers. The amount of
giving birth cases in DIY on 2015 is 1078, with Gunungkidul Regency being the
first, i.e.: 405 cases. On the year of 2014, unwanted pregnancy in Gunungkidul
was 188 cases;on 2015, it has been increased to be 158 cases. In UPT
Puskesmas Ponjong I, 38% of teenagers experience unwanted pregnancy. On
2015, unwanted pregnancy cases in teenagers are increased to be 52%, i.e.: 24
from 46 pregnancies of teenagers. The aim of this research is to know the related
factors of ANC practice in teenagers with unwanted pregnancy.
This research is a qualitative research using cross sectional approach. The
technique used is total sampling technique, i.e.: 43 teenagers with unwanted
pregnancy on 2014 and 2015 in UPT Puskesmas Ponjong I. The collecting data
is done by using interview and questionnaire methods. Data analysis is done by
univariate and bivariate. All of respondents are on the category of end teenagers
(15 – 19 years old);most of them are 17 years old (39,5%) and graduated from
Junior High School (79,1%). From the data, it is found that most of respondents
have good knowledge about ANC (74,4%), have attitude of supporting ANC
practice (76,7%), do ANC adequately (76,7%), less of cultural values support
ANC practice (27,9%); then, less of respondents are not reached the ANC
access (41,9%), not reached on ANC cost (48,8%); most of official competencies
are good (74,4%) most of respondents get support from the husbands/couple
(74,4%), get support from parents (53,5%), and get support from their peers
(60,5%). Related variable to the ANC practice is knowledge of ANC (p=0,043).
Variables which not related to the ANC practice are attitude to ANC (p=0,362),
cultural value (p=11), access affordability (p=0,067), cost affordability (p=0,162),
official competencies (p=1,000), support from husbands/couple (p=1,000),
support from parents (p=0,728), support from peers (p=0,269).

Keywords: anc, unwanted pregnancy, teenager

Pendahuluan Angka Kematian Ibu (AKI). AKI di


Salah satu indikator dalam Indonesia masih tinggi yaitu : 359
peningkatan status kesehatan per 100.000 kelahiran hidup dan
masyarakat adalah menurunnya

958
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

belum bisa mencapai target MDGs menduduki peringkat pertama yaitu


pada tahun 2015 yaitu 102 per 405 kasus, 148 kasus diantaranya
100.000 kelahiran hidup.1Beberapa merupakan kehamilan tidak
keadaan yang dapat menyebabkan diinginkan.5
kondisi ibu hamil tidak sehat antara Untuk wilayah kerja UPT
lain adalah penanganan komplikasi, Puskesmas Ponjong I pada tahun
anemia, ibu hamil yang menderita 2014 menunjukkan bahwa 38% dari
diabetes, hipertensi, malaria, dan kehamilan remaja usia kurang dari
empat terlalu [terlalu muda (<20 20 tahun merupakan remaja dengan
tahun), terlalu tua (>35 tahun), KTD. Kasus KTD remaja meningkat
terlalu dekat jaraknya (<2 tahun) dan menjadi 52% pada tahun 2015,
terlalu banyak anaknya (> 3 anak)]. yakni sebanyak 24 KTD dari
Hasil SDKI 2012 menunjukkan 10% sebanyak 46 kehamilan perempuan
remaja sudah menjadi ibu. Ibu yang dengan umur di bawah 20 tahun.6
berumur remaja, terutama di bawah Kehamilan Tidak Diinginkan
18 tahun, lebih berpeluang untuk (KTD) membutuhkan ANC yang baik
mengalami masalah kesehatan pada untuk mencegah kematian ibu dan
bayinya atau bahkan mengalami bayi. Pelayanan antenatal diberikan
kematian yang berkaitan dengan secara terpadu dengan pelayanan
persalinan dibandingkan dengan kesehatan lainnya untuk mendeteksi
wanita yang lebih tua.2 faktor risiko dan penyulit yang dapat
Kehamilan remaja adalah membahayakan kesehatan dan
salah satu permasalahan kesehatan keselamatan ibu serta janin.
reproduksi.Dalam kehidupan, Pelayanan antenatal bertujuan untuk
masalah kesehatan reproduksi tidak menjaga kesehatan ibu hamil dan
lagi dipandang semata-mata urusan janin serta mencegah komplikasi
biomedis, melainkan menyangkut pada masa kehamilan, persalinan,
aspek-aspek sosial budaya suatu dan sesudah melahirkan.7
masyarakat. Hal ini tertuang dalam Tujuan penelitian ini adalah
pasal VII dokumen International untuk mengetahui faktor- faktor yang
Conferency People and berhubungan praktik ANC pada
Development (ICPD) di Kairo tahun remaja dengan KTD.
1994 yang menyatakan bahwa
kesehatan reproduksi meliputi Metode Penelitian
kesehatan fisik, mental dan sosial Jenis/desain penelitian ini
seutuhnya,bukan hanya tidak ada adalah deskriptif analitik dengan
penyakit ataupun kelemahan yang pendekatan cross
berkaitan dengan sistem reproduksi, sectional.Populasi dalam penelitian
fungsi- fungsi dan prosesnya.3 ini adalah semua remaja
Perilaku seksual tidak sehat dengankehamilan tidak diinginkan di
disebutkan dalam hasil survey KPAI, UPT Puskesmas Ponjong 1 tahun
Kemenkes bahwa 20% dari 94.270 2014 dan 2015, yaitu sebanyak 43
wanita yang mengalami kehamilan di remaja. Sampel dalam penelitian ini
luar nikah berasal dari remaja, 21% adalah dengan cara total sampling.
diantaranya pernah melakukan Pengumpulan data yang
aborsi.4Di Daerah Istimewa digunakan dengan melakukan
Yogyakartajumlah persalinan remaja wawancara terpimpin (structured of
pada tahun 2015 ada 1078, 325 interview). Instrumen yang
diantaranya adalah kehamilan tidak digunakan adalah kuesioner
diinginkan.Kabupaten Gunungkidul tertutup.Analisis data menggunakan

959
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

analisis univariat dengan Lulus SD 7 16.3


menghitung distribusi frekuensi Lulus SMP 34 79.1
dan proporsi karakteristik remaja Lulus SMA 2 4.7
dengan KTD, pengetahuan, sikap, Tabel 1 menunjukkan bahwa
nilai- nilai sosial budaya, mayoritas responden berusia 17
keterjangkauan akses ANC, tahun sebesar 39,5%,
keterjangkauan biaya sedangkanpendidikan dapat
ANC,dukungan suami/ pasangan, diketahui bahwa mayoritas
dukungan keluarga, dan dukungan responden dengan tingkat
teman sebaya. Analisis bivariat pendidikan tamat SMP sebesar 79.1
dengan uji chi square untuk melihat %.
kemaknaan hubungan antara Distribusi frekuensi variabel
variabel bebas dengan terikat. terikat dan variabel bebas dapat
Hasil Penelitian dilihat pada tabel berikut :
Penelitian dilaksanakan di Tabel 2. Pengetahuan,
wilayah UPT Puskesmas Ponjong 1 Sikap,Praktik ANC, Nilai- nilai Sosial
pada bulan Desember 2016 sampai Budaya, Keterjangkauan Akses
dengan Maret 2017 dengan ANC, Keterjangkauan Biaya,
43remaja yang mengalami KTD Kompetensi Petugas, Dukungan
sebagai responden. UPT suami/ pasangan, Dukungan orang
Puskesmas Ponjong Iterletak 15 Km tua dan Dukungan teman sebaya.
arah timur ibu kota kabupaten. UPT Variabel f %
Puskesmas Ponjong Imerupakan Pengetahua
puskesmas rawat inap dengan Unit n ANC
Gawat Darurat (UGD) dan • Kurang 11 25.6
Persalinan / Penanganan Obstetri • Baik 32 74.4
Neonatal Emergency Dasar Sikap
(PONED) yang buka 24 jam. • Kurang 8 26,3
Dengan progam unggulan adalah menduku
PKPR dan Klinik Pemulihan Gizi ng
(KPG). UPT Puskesmas Ponjong I • Menduku 35 76,7
juga merupakan rujukan Puskesmas ng
Layanan Komprehensif Praktik ANC
Berkelanjutan (LKB) dari 10 • Kurang 10 23.3
Puskesmas LKB di Kabupaten Baik
Gunungkidul. • Baik 33 76.7
Nilai- nilai
a. Analisis Univariat sosial budaya
Karakteristik responden dapat • Kurang 31 72.1
menduku
dilihat pada tabel berikut :
ng
Tabel 1. Karakteristik
• Menduku 12 27.9
Responden ng
Variabel F % Keterjangkaua
Umur (Tahun) n Akses
15 Tahun 9 20.9 • Kurang 1 41.
16 Tahun 8 18.6 terjangka 8 9
17 Tahun 17 39.5 u
18 Tahun 6 14.0 • Terjangka 2 58.
19 Tahun 3 7.0 u 5 1
Pendidikan Keterjangkaua
n biaya

960
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

• Kurang 21 48.8 74,4%,suami/pasangan mendukung


terjangka ANCsebesar 74,4%,orangtua
u mendukung ANC sebesar
• Terjangka 22 51.2 53,5%,teman sebaya mendukung
u ANC sebesar 60,5%.
Kompetensi
petugas
Praktik Antenatal Care
• Kurang 11 25.6
Tabel 3 Praktik Antenatal
baik
• Baik 32 74.4 Care
Dukungan Pernyataan f %
suami Triwulan Pertama 10 23,3%
• Kurang 1 25, Triwulan Kedua 31 72,1%
menduku 1 6 Triwulan Ketiga 41 95,3%
ng
Timbang BB dan 42 97,7%
• Menduku 3 74,
ng Ukur TB
2 4
Dukungan Ukur Tekanan Darah 41 95,3%
orang tua Ukur Lila 41 95,3%
• Kurang 20 46,5 Ukur TFU 42 97,7%
menduku Tentukan Presentasi, 41 95,3%
ng Hitung DJJ
• Menduku 23 53,5 Imunisasi TT 34 79,1%
ng
Dukungan Minum Tablet fe (90) 15 34,9%
teman sebaya Test Laboratorium 35 81,4%
• Kurang 1 39, Tata Laksana Kasus 35 81,4%
menduku 7 5 Temu Wicara 30 69,8%
ng
Menempel Stiker P4K 9 20,9%
• Menduku 2 60,
ng 6 5
b. Analisis Bivariat
Pada tabel 2 diketahui bahwa
Analisis bivariat bertujuan
mayoritas responden memiliki
melihat hubungan variabel bebas
pengetahuan baik tentang ANC
(pengetahuan, sikap, nilai- nilai
sebesar 32 responden (74.7%),sikap
sosial budaya, keterjangkauan akses
responden mendukung ANC
, keterjangkauan biaya, kompetensi
sebesar 76,7%,praktik ANC baik
petugas, dukungan suami/
sebesar 76,7%, responden memiliki
pasangan, dukungan orang tua dan
nilai-nilai sosial budaya kurang
dukungan teman sebaya)dengan
mendukung ANC sebesar
variabel terikat (praktik antenatal
72.1%,dapat menjangkau akses
care). Analisis dengan
ANC sebesar 58.1%,dapat
menggunakan tabel silang dan Uji
menjangkau biaya ANC sebesar
statistik yang digunakan adalah chi
51.2 %,sebagian besar responden
square dengan tingkat kesalahan
mengatakan bahwa kompetensi
(α)=5%.
petugas baik sebesar

961
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 4. Analisis hubungan pengetahuan, sikap, nilai- nilai sosial budaya,


keterjangkauan akses , keterjangkauan biaya, kompetensi petugas, dukungan
suami/ pasangan, dukungan orang tua dan dukungan teman sebaya dengan
praktek ANC

Praktik ANC
Sig.
Variabel Baik Kurang Baik Keterangan
(pvalue)
f (%) f (%)
Pengetahuan ANC
• Baik 22(68,7) 10(31,3) 0,043 Ada Hubungan
• Kurang baik 11(100) 0(0)
Sikap
• Mendukung 28 (80,0) 7(20,0) Tidak Ada
0,362
• Kurang 5(62,5) 3(37,5) Hubungan
mendukung
Nilai- nilai sosial
budaya
Tidak Ada
• Mendukung 7(58,3) 5(41,7) 0,11
• Kurang 26(83,9) 5(16,1) Hubungan
mendukung
Keterjangkauan
Akses
Tidak Ada
• Terjangkau 22(88,0) 3(12,0) 0,067
• Kurang 11(61,1) 7(38,9) Hubungan
terjangkau
Keterjangkauan
biaya
Tidak Ada
• Terjangkau 19(86,4) 3(13,6) 0,162
Hubungan
• Kurang 14(66,7) 7(33,3)
terjangkau
Kompetensi petugas
Tidak Ada
• Baik 24(75,0) 8(25,0) 1,000
• Kurang Baik 9(81,8) 2(18,2) Hubungan
Dukungan suami
• Mendukung 24(75,0) 8(25,0) Tidak Ada
1,000
• Kurang 9(81,8) 2(18,2) Hubungan
mendukung
Dukungan orang tua
• Mendukung 17(73,9) 6(26,1) Tidak Ada
0,728
• Kurang 16(80,0) 4(20,0) Hubungan
mendukung
Dukungan teman
sebaya
Tidak Ada
• Mendukung 18(69,2) 8(30,8) 0,269
Hubungan
• Kurang 15(88,2) 2(11,8)
mendukung

Berdasarkan tabel 4diketahui mendukung (80%), memiliki nilai-


bahwa praktik ANC dilakukan nilai sosial budaya kurang
dengan baik oleh remaja dengan mendukung (83,9%), banyak
KTDbanyak dijumpai pada dijumpai pada responden yang
responden dengan berpengetahuan terjangkau akses (88%), terjangkau
kurang baik (100%), sikap biaya (86,4%), kompetensi petugas

962
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

kurang baik (81,8%), kurang tambah darah selama hamil


mendapat dukungan suami/ (34,9%).Hasil penelitian sejalan
pasangan (81,8%), kurang dengan penelitian yang dilakukan
mendapat dukungan orang tua oleh Purbanovia yang menemukan
(80%), kurang mendapat dukungan bahwa ibu dengan kehamilan tidak
teman sebaya (88,2%). diinginkan tidak memperhatikan
Berdasarkan hasil pengujian pemenuhan kebutuhan gizi dan
dengan menggunakan Chi square kurang pengendalian konsumsi
test dengan tingkat kepercayaan obat.9 Apabila ibu hamil tidak
95% diketahui bahwa hanya minum tablet tambah darah sesuai
terdapat satu variabel dengannilai p- yang dianjurkan maka akan beresiko
valuelebih kecil dari signifikansi = terjadi anemia dalam kehamilan,
0,05 yaitu variabel pengetahuan yang dapat mengakibatkan
(p=0,043). Maka, dapat disimpulkan gangguan pertumbuhan janin
bahwa ada hubungan yang maupun perdarahan dalam
signifikan antara pengetahuan persalinan.
terhadap praktik ANC pada remaja
dengan kehamilan tidak diinginkan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian kecilresponden
Pembahasan yang memasang stiker P4K hanya
Praktik ANC pada Remaja dengan (20,9%).Berdasarkan hasil
KTD wawancara, diketahui bahwa
Hasil penelitian menunjukkan responden sudah mendapatkan
bahwa sebagian kecil responden pesan dari tenaga kesehatan untuk
yang melakukan praktik antenatal memasang stiker pada bagian
care pada triwulan pertama depan rumah, namun responden
(23,3%).Berdasarkan hasil tidak memasang stiker karena
wawancara, diketahui bahwa menurut responden tidak memasang
responden masih bingung dengan stiker tidak berpengaruh pada
kehamilannya dan takut kehamilannya. Responden merasa
kehamilannya diketahui oleh orang kehamilannya sehat dan tidak akan
lain karena responden belum terjadi komplikasi.
menikah. Sejalan dengan penelitian Hasil penelitian menunjukan
yang dilakukan Ratnaningrum yang bahwa remaja dengan KTD di UPT
menemukan bahwa perasaan yang Puskesmas Ponjong I telah
muncul dari kehamilan tidak melaksanakan praktik antenatal care
diinginkan adalah perasaan yang dengan baik. Hal ini terjadi karena
tidak menyenangkan.8 Pada UPT Puskesmas Ponjong I sudah
triwulan pertama kehamilan adalah mampu tata laksana Pelayanan
masa pembentukan organ, dimana Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
terjadi pertumbuhan yang pesat di dengan progam kegiatan
bagian syaraf dan otak janin. Apabila diantaranya adalahmemberikan
ibu hamil menderita infeksi maupun dukungan, melakukan
kekurangan gizi pada triwulan pendampingan serta kunjungan
pertama, maka akan terjadi terjadi rumah kepada remaja dengan KTD,
gangguan pertumbuhan janin/ sehingga remaja tidak enggan untuk
pertumbuhan organ tidak sempurna. melakukan ANC. Hal ini penting,
Hasil penelitian menunjukkan sesuai pilar kedua upaya Safe
bahwa hanya sebagian kecil Motherhood dalam mempercepat
responden yang minum 90 tablet penurunan Angka Kematian Ibu

963
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

(AKI) adalah asuhan antenatal menunjukan angka semakin tinggi,


care.10 Remaja dengan kehamilan oleh karena itu diperlukan upaya
tidak diinginkan membutuhkan pencegahan perkawinan pada usia
antenatal care yang baik untuk anak. Peraturan Bupati Gunungkidul
menjaga kesehatan ibu dan janin ini bertujuan untuk : meningkatkan
serta mencegah komplikasi pada kesehatana ibu dan anak, mencegah
masa kehamilan, persalinan dan putus sekolah dan untuk
sesudah melahirkan. Dan dalam menurunkan angka kemiskinan.12
upaya untuk meningkatkan mutu Dalam pasal 4 Peraturan
antenatal care, semua ibu hamil Bupati Kabupaten Gunungkidul No.
maupun remaja dengan kehamilan 36 tahun 2015 tentang Pencegahan
tidak diinginkan di UPT Puskesmas Perkawinan pada Usia Anak
Ponjong I dilayani di klinik KIA, menyebutkan bahwa pencegahan
terpadu dengan klinik umum, klinik perkawinan usia anak dilakukan oleh
gigi, laboratorium, klinik sehat dan :
gizi (ANC Terpadu).7 a. Pemerintah Daerah
b. Orang Tua
Karakteristik Responden c. Anak
1. Usia d. Masyarakat
Semuarespondenberada pada e. Pemangku Kepentingan
kategori usia remaja akhir(15—19
tahun), namun responden penelitian Denganadanya peraturan ini
sebagian besar berada pada harapannya kehamilan usia remaja
kelompok usia 17 tahun, yaitu 17 bisa berkurang sehingga dapat
orang (39,5%). Semua responden menurunkan jumlah ibu hamil usia
hamil pada usia dibawah 20 tahun remaja atau terlalu muda (kurang
merupakan faktor resiko ibu hamil dari 20 tahun). Peraturan ini juga
4T (terlalu muda, terlalu tua, terlalu mendorong keterlibatan semua
sering dan terlalu banyak). Terlalu pihak dalam upaya peningkatan
muda adalah salah satu kondisi kesehatan ibu dan anak, sehingga
yang dapat menyebabkan kondisi beban permasalahan tingginya
ibu hamil tidak sehat. Hasil kehamilan pada usia remaja tidak
penelitian sejalan dengan hasil hanya menjadi beban dan tanggung
Survey Demografi dan Kesehatan jawab sektor kesehatan.
Indonesia (SDKI) 2012 yang
menyebutkan bahwa 48 per 1000 2. Pendidikan
perempuan di bawah 20 tahun telah Pada penelitian ini tidak ada
melahirkan.2 Semakin muda usia responden yang tidak bersekolah,
melahirkan, Age Spesific Fertility sehinggasemua responden bisa
Rate (ASFR), kemungkinan dapat membaca dan menulis. Sebagian
meningkatkan Total Fertility Rate besar pendidikan responden lulus
(TFR) karena semakin panjang SMP (79,1%), hal ini akan
rentan usia reproduksinya.11 mempengaruhi kemampuan
Pada Peraturan Bupati responden dalam menerima
Kabupaten Gunungkidul No. 36 informasi tentang antenatal
tahun 2015 tentang Pencegahan care.Semakin tinggi pendidikan
Perkawinan pada Usia Anak seseorang, maka akan semakin
menyebutkan bahwa jumlah baik pengetahuannya. Selain itu,
perkawinan pada usia anak di semakin tinggi pendidikan
Kabupaten Gunungkidul seseorang maka akan semakin

964
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

mudah seseorang tersebut dalam Sikap terhadap Praktik ANC


menerima informasi.2 Hasil penelitian menunjukan
Hasil penelitian sejalan bahwa sikap responden terhadap
dengan hasil Survei Demografi dan pemeriksaan kehamilan sebagian
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 besar mendukung adanya
yang menyebutkan bahwa pemeriksaan kehamilan, yaitu
pendidikan wanita mempunyai sebesar 35 responden (76,7%).Hasil
hubungan terbalik dengan umur penelitian tidak sejalan dengan
hamil pertama. Wanita dengan penelitian oleh purbanovia yang
pendidikan rendah cenderung mulai menemukan bahwa ibu dengan KTD
hamil pada umur lebih muda; 16% mempunyai sikap menolak
remaja yang tidak sekolah telah kehamilannya dan kurang
mulai mempunyai anak melakukan perawatan kehamilan.9
dibandingkan dengan 1% remaja Hasil penelitian menunjukan masih
berpendidikan SMTA atau lebih.2 ada sebagian responden kurang
mendukung dalam sikap terhadap
Pengetahuan tentang ANC praktik ANC, sehingga perlu adanya
Hasil penelitian menunjukan informasi yang lebih dalam
bahwa praktik antenatal care dapat praktiknya.
dilakukan dengan baik walaupun
pengetahuan responden tentang Nilai- nilai Sosial Budaya
antenatal care kurang baik. Hal ini Hasil penelitian menunjukkan
terjadi karena dalam kasus anak bahwa sebagian besar nilai-nilai
perempuan yang menikah pada usia sosial budaya kurang mendukung
dini akan mengalami resiko dalam antenatal care pada remaja
kecemasan dan depresi disebabkan dengan KTD(72.1%).Hasil penelitian
mereka tidak memiliki status, menunjukan bahwa walaupun nilai-
kekuasaan, dukungan dan kontrol nilai sosial budaya kurang
atas kehidupan mereka sendiri.3 mendukung praktik ANC namun
Hasil pemantauan di lapangan sebagian besar responden dapat
menunjukan bahwa remaja dengan melaksanakan praktik ANC dengan
kehamilan tidak diinginkan yang baik. Hal ini terjadi karena remaja
mampu mengelola kecemasan dan telah mendapatkan dukungan dan
depresi, serta mampu menerima tidak mempedulikan penilaian orang
kehamilannya, maka akan terdorong lain demi kesehatan kehamilannya.
untuk melakukan praktik antenatal Hasil penelitian sejalan dengan
care dengan baik. Penelitian sejalan penelitian tentang faktor-faktor yang
dengan determinan Angka Kematian mempengaruhi perilakun seksual
Ibu (AKI) dalam kerangka pikir remaja yang dilakukan
analisis dari BAPPENAS yang olehSuryoputro dkk yang
menyebutkan bahwa status menemukan bahwa faktor percaya
perempuan merupakan salah satu diri merupakan faktor yang paling
faktor dasar yang dapat kuat terhadap perilaku seksual
mempengaruhi perempuan dalam remaja.14
mendapatkan perlindungan dan
perilaku dalam keluarga, dalam Keterjangkauan Akses ANC
mengakses pelayanan kesehatan Hasil penelitian menunjukkan
dan dapat mempengaruhi dalam bahwa sebagian besar responden
kepatuhan terhadap tata cara dapat menjangkau pelayanan
melahirkan.13 ANC(58.1%).Keterjangkauan ke

965
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

fasilitas kesehatan dalam ANC dapat Dukungan Teman Sebaya


terlihat pada hasil wawancara bahwa Hasil penelitian menunjukkan
responden memilik sepeda motor bahwa sebagian besar teman
untuk datang ke fasilitas kesehatan. sebaya mendukung untuk
pemeriksaan kehamilan, yaitu
Keterjangkauan Biaya ANC sebesar 26 responden (60,5%).
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar biaya ANC Kesimpulan dan Saran
dapat dijangkau responden (51.2 %). 1. Sebagian besar responden
Hal ini terjadi karena sudah adanya berusia 17 tahun (39,5%), lulus
kerjasama antara Bidan Praktik SMP (79,1%). memiliki
Mandiri dengan BPJS maupun pengetahuan baik tentang
Jamkesos DIY sehingga responden praktik ANC (74,4%),
bisa gratis melakukan praktik mempunyai sikap mendukung
antenatal care di Bidan Praktik praktik ANC (76,7%), melakukan
Mandiri (BPM). Dari hasil praktik ANC dengan baik
wawancara responden mengatakan (76,7%). Sebagian kecil
bahwa alasan memilih BPM karena responden memiliki nilai-nilai
lebih nyaman, tidak perlu menunggu sosial budaya mendukung
antrian lama dan tidak bertemu praktik ANC (27,9%), responden
banyak orang. kurang terjangkau dalam akses
ANC (41,9%), responden kurang
Kompetensi Petugas ANC terjangkau biaya ANC (48,8%).
Hasil penelitian menunjukkan Sebagian besar responden
bahwa sebagian besar responden mengatakankompetensi petugas
menyatakan kompetensi petugas baik (74,4%), mendapat
baik (74,4%).Hasil penelitian tidak dukungan suami / pasangan
sejalan dengan pendapat Roi Tjiong (74,4%), mendapat dukungan
dalam seminar pendidikan seks dan orang tua (53,5%) dan
kesehatan remaja yang mengatakan dukungan teman sebaya
bahwa kebanyakan petugas (60,5%).
kesehatan (reproduksi) masih 2. Variabel yang berhubungan
“pekak-gender”, cenderung ke dengan praktik ANC adalah :
pendekatan moral dan pengetahuan tentang ANC
stigmatisasi.11 (p=0,043)
3. Variabel yang tidak
Dukungan Suami/ Pasangan berhubungan dengan praktik
Hasil penelitian menunjukkan ANC adalah :
bahwa sebagian besar a. Sikap terhadap ANC
suami/pasangan mendukung (p=0,362)
pemeriksaan kehamilan yaitu b. Nilai- nilai sosial budaya
sebesar 32 responden (74,4%). (p=11)
c. Keterjangkauan akses
Dukungan Orang Tua (p=0,067)
Hasil penelitian menunjukkan d. Keterjangkauan biaya
bahwa sebagian besar orangtua (p=0,162)
mendukung untuk pemeriksaan e. Kompetensi petugas
kehamilan, yaitu sebesar 23 (p=1,000)
responden (53,5%). f. Dukungan suami/ pasangan
(p=1,000)

966
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

g. Dukungan orang tua Laboratorium Antropologi FISIP


(p=0,728) UI, The Ford Foundation, 1999.
h. Dukungan teman sebaya 4. Survei KPAI Kementerian
(p=0,269) Kesehatan Republik Indonesia,
4. Sebagian kecil remaja dengan Oktober 2013.
kehamilan tidak diinginkan 5. Seksi Kesehatan Keluarga Dinas
memeriksakan kehamilan pada Kesehatan Kabupaten
triwulan pertama (23,3%), Gunungkidul Data Kesehatan Ibu
sehingga perlu upaya dan Anak : Gunungkidul, 2015.
peningkatan akses pelayanan 6. UPT Puskesmas Ponjong I.Profil
kesehatan remaja dengan UPT Puskesmas Ponjong I,
meningkatkan jejaring serta 2015.
mutu pelayanan di puskesmas 7. Kementrian Kesehatan Republik
mampu tata laksana Pelayanan Indonesia.Pedoman Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja Antenatal Terpadu : Jakarta,
(PKPR). 2012.
5. Sebagian kecil remaja dengan 8. Ratnaningrum, Dyah. Gambaran
kehamilan tidak diinginkan yang Perilaku Perawatan Kehamilan
minum 90 tablet tambah darah pada Kehamilan Remaja di
(34,9%), sehingga petugas perlu Kabupaten Sleman, Skripsi.
menanyakan alasan tidak Yogyakarta UGM,2016
minum tablet tambah darah (online)etd.repository.ugm.ac.id/i
sesuai yang dianjurkan dan ndex_php?mod.penelitian-
petugas juga harus bisa detail&sub=
mendorong remaja untuk PenelitianDetail&act=view&typ=h
berperan dalam menjaga tml&buku_id93668&objek_id=y
kesehatan kehamilannya. 9. Purbanovia, Reni.Gambaran
6. Sebagian kecil remaja dengan Sikap Ibu dalam Menjalani
kehamilan tidak diinginkan Kehamilan Tidak Diinginkan di
memasang stiker P4K (20,9%), Desa Ngebel Gede
sehingga perlu meningkatkan Sardonoharjo Ngaglik
pengetahuan dan pemahaman Sleman.(online)jurnal.akper17.ac
tentang tujuan serta manfaat .id.
penempelan stiker P4K di setiap 10. Prawirohardjo, Sarwono.Buku
rumah ibu hamil. Acuan Nasional Pelayanan
Referensi Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Yayasan Bina
1. Kementrian Kesehatan Republik Pustaka, 2001.
Indonesia. Rencana Strategis 11. Women Research
Kementerian Kesehatan Institute.Laporan Hasil Seminar
Republik Indonesia Tahun Pendidikan Seks dan Kesehatan
2015—2019. Reproduksi Remaja,
2. BKKBN, BPS, Kemenkes, www..wri.or.id: Jakarta, 2013.
MEASURE DHS, ICF 12. Pemerintah Daerah Kabupaten
International. Survei Demografi Gunungkidul. Peraturan Bupati
dan Kesehatan Indonesia2012, Gunungkidul No. 36 tahun 2015
Agustus 2013. tentang Pencegahan Perkawinan
3. Saifuddin, A. F. dan Hidayana, I. pada Usia Anak : Gunungkidul,
M. Seksualitas Remaja, Jakarta 2015.
: Pustaka Sinar Harapan,

967
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

13. Direktur Kesehatan dan Gizi


Masyarakat Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional,
Prakarsa Strategis Rancang
Bangun Percepatan Penurunan
Angka Kematian Ibu untuk
Mencapai Sasaran Millenium
Development Goals,
http://ugm.bappenas.go.id/docu
ment/datadokumen/24-
DataDokumen.pdf.
14. Suryoputro, Antono, dkk.
Faktor- faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Seksual
Remaja di Jawa Tengah :
Implikasinya Terhadap Kebijakan
dan Layanan Kesehatan Seksual
dan Reproduksi , Makara
Kesehatan, vol 10 No.1/Juni
2006: 29- 40,Makara Kesehatan,
2006- academia.edu (pdf).
15. Hanifa Wiknjosastro. Ilmu
Kebidanan, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
: Jakarta , 2005.

968

You might also like