Professional Documents
Culture Documents
67
komplikasi menjadi melakukan lainnya. hal tersebut sesuai dengan tujuan
pencegahan komplikasi. Pencegahan dan manfaat dari buku KIA bagi tenaga
komplikasi ini tentunya tidak akan berjalan kesehatan yaitu sebagai alat pencatatan,
dengan baik jika tidak dibarengi dengan pemantauan dan rujukan kesehatan ibu dan
menyiapkan peran ibu dan keluarga dalam anak, alat komunikasi dan penyuluhan
menghadapi proses yang terjadi sepanjang KIA, alat untuk mendeteksi secara dini
siklus kehidupan wanita (continum care of gangguan/masalah KIA.3
life woman cycle).1 Salah satu upaya yang Manfaat penggunaan buku KIA
perlu dilakukan untuk menyiapkan peran salah satunya yaitu mendukung terhadap
tersebut yaitu dengan pemanfaatan buku upaya deteksi dini dan antisipasi terjadinya
KIA. komplikasi kehamilan, persalinan, dan
Buku KIA adalah penggabungan nifas sehingga dapat membantu dalam
dari sejumlah kartu menuju sehat (KMS) menurunkan angka kematian ibu (AKI)
dan Kartu Ibu Hamil yang berisi informasi dan angka kematian bayi (AKB). Seperti
dan materi penyuluhan tentang gizi dan pada pelayanan antenatal yang memiliki
kesehatan ibu dan anak, diberikan pada ibu peranan penting dalam mendeteksi dan tata
saat pertama kali memeriksakan laksana secara dini jika terjadi komplikasi
kehamilannya dan selanjutnya buku dalam proses persalinan. Hal ini dapat
tersebut dibawa ibu untuk disimpan di dijelaskan bahwa jika datang seorang ibu
rumah. Petugas kesehatan mencatat setiap yang bersalin di tenaga kesehatan tanpa
pelayanan yang diberikan pada ibu dan mengetahui riwayat pelayanan antenatal
anak dengan lengkap di buku KIA, agar sebelumnya, maka akan lebih sulit untuk
ibu dan keluarga lainnya dapat mengetahui mengantisipasi faktor risiko dan
dengan pasti kesehatan ibu dan anak. kemungkinan komplikasi yang terjadi
Petugas juga menganjurkan kepada ibu dalam persalinan.4
agar setiap kontrol ulang untuk membawa Berdasarkan data Kementerian
buku KIA, agar bidan dapat mengisi Kesehatan Indonesia tahun 2017, AKI di
dengan lengkap setelah melakukan Indonesia mencapai 305 per 100.000
pelayanan. Buku KIA yang diisi lengkap kelahiran hidup, AKN sebesar 15 per
memudahkan bidan untuk mendeteksi 1.000 kelahiran hidup (kh) dan AKB 24
sedini mungkin adanya risiko atau masalah per 1.000 kh. Hasil tersebut masih jauh
yang terjadi pada kehamilan dan dari tujuan capaian MDGs 2015 yaitu AKI
mengetahui perkembangan serta sebesar 102 per 100.000 kh dan AKB
2
pertumbuhan bayi. menjadi 23 per 1.000 kh. Dalam RPJMN
Buku KIA dapat menjadi suatu alat 2014-2019, pemerintah menargetkan
komunikasi antara tenaga kesehatan dan penurunan AKI dari 205/100.000 kelahiran
ibu hamil karena di dalam buku KIA menjadi 276/100.000 kelahiran hidup.
tersebut berisi mengenai catatan-catatan Target penurunan AKI secara global pada
perkembangan ibu hamil seperti keluhan, 2030 berdasarkan Sustainable
usia kandungan, hasil pemeriksaan, Development Goals (SDGs) adalah 70
riwayat persalinan, jenis-jenis pelayanan kematian per 100.000 kelahiran hidup.
yang telah didapatkan, riwayat KB, Angka kematian ibu di Indonesia masih
kesehatan, bayi maupun balita, dan cukup tinggi dan meningkat. Hal ini dapat
68
terjadi karena adanya kelompok kehamilan kasus dari 63.021 kelahiran hidup dan
berisiko. Kelompok kehamilan risiko tahun 2017 mengalami kenaikan sebanyak
tinggi di Indonesia menurut data BKKBN 46 kasus dari 62.844 kelahiran hidup,
sekitar 34%. Kategori dengan risiko tinggi begitupun pada tahun 2018 mengalami
mencapai 22,4%, dengan rincian yaitu penurunan menjadi 39 kasus dari 67.965
umur ibu <18 tahun sebesar 4,1%, umur kelahiran hidup.7
ibu > 34 tahun sebesar 3,8%, jarak Penyebab kematian ibu bersalin
kelahiran < 24 bulan sebesar 5,2%, dan tertinggi di Kabupaten Bandung adalah
jumlah anak yang terlalu banyak (>3 Perdarahan 48,72%, diikuti oleh
orang) sebesar 9,4%.5 Hipertensi dalam Kehamilan 28,21%,
Tingginya angka kematian ibu di sebab Lain 17,95%, Decompensatio
Indonesia dapat disebabkan karena faktor Cordis 5,13% dan Infeksi. Masih adanya
kunjungan ANC yang masih rendah. Pada kematian ibu dari tahun 2013 sampai
tahun 2018 cakupan K1 sebesar 86% dan dengan tahun 2018 bila dihubungkan
K4 adalah 74%. Proporsi tenaga pemberi dengan penolong persalinan, disebabkan
layanan ANC selama kehamilan oleh masih adanya pertolongan persalinan oleh
bidan sebesar 84,8%. Upaya pertolongan dukun (paraji) 7,7%. Dari 62 Puskesmas
pertama segera dirujuk sebesar 55,3% dan ada 31 Puskesmas yang terdapat kasus
tidak segera dirujuk sebesar 18,6%, kematian Ibu hal tersebut di atas terjadi
sementara itu proporsi persalinan oleh disebabkan karena jasa pelayanan
tenaga kesehatan sebesar 93,1%, kesehatan yang ada di tingkat dasar
sedangkan proporsi persalinan di tenaga (Puskesmas, Polindes) belum
kesehatan sebesar 79,3%.5 dimanfaatkan secara optimal oleh
Angka Kematian Ibu di Jawa Barat masyarakat, disamping itu ada beberapa
tahun 2017 sebesar 116/100.000 kelahiran desa yang belum memiliki Polindes/
hidup, AKB 3,4/1000 kh atau 3.077 bayi Poskesdes, dan belum semua bidan yang
meninggal dan AKN 3,1/1.000 kh (84,63 ada di Kabupaten Bandung sudah dilatih
%). Pada tahun 2018 jumlah kematian bayi APN, persalinan oleh tenaga kesehatan
di Kabupaten Bandung berjumlah 204 belum mencapai target 90%, masih
kasus dengan penyebab terbanyak Asfiksia terbatasnya sarana pelayanan kesehatan
45 kasus (22,06%), BBLR 98 kasus yang mampu menangani kasus
(48,04%), TN 2 kasus (0,98%) Kelainan kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatal
kongenital sebanyak 18 kasus (8,82%), yaitu Puskesmas Poned yang ada hanya 16
Ikterus 1 kasus (0,49%), Sepsis 8 kasus dan 2 Puskesmas dengan persalinan 24
(3,92%), Pneumonia 2 kasus (0,98%), jam dari 62 Puskesmas yang ada di
Diare 1 kasus (0,49%) dan sebab lain 29 Kabupaten Bandung. Ditinjau dari faktor
kasus (14,22%) dengan jumlah bayi lahir perilaku yaitu masih ada persalinan yang
mati 77 kasus. Angka Kematian Ibu di ditolong oleh dukun/paraji, di samping itu
Kabupaten Bandung tahun pada tahun pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
2013 mengalami penurunan menjadi 47 masih rendah sehingga keluarga tidak tahu
kasus dari 57.378 kelahiran hidup, pada risiko bahaya kehamilan dan persalinan,
tahun 2014 sebanyak 48 kasus dari 64.849 masih adanya keluarga yang terlambat
kelahiran hidup , tahun 2015 sebanyak 38 mencari pertolongan, serta masih ada
69
anggapan melahirkan di tenaga kesehatan atau komplikasi saat kehamilan dan
mahal.7 persalinnya.
Kasus komplikasi penyebab Berdasarkan permasalahan di atas,
kematian ini dapat mengancam jiwa, tetapi maka penelitian ini bertujuan untuk
komplikasi tersebut dapat dicegah dan menganalisis pengaruh pengetahuan,
ditangani bila tenaga kesehatan mampu sikap, dan perilaku bidan dalam
melakukan identifikasi dini komplikasi. 8 pemanfaatan buku KIA selama periode
Penyebab tingginya AKI dan AKB salah antenatal terhadap deteksi dini ibu hamil
satunya adalah adanya 3 keterlambatan berisiko tinggi di Kecamatan Solokan
yaitu keterlambatan pengambilan Jeruk dan Paseh Kabupaten Bandung.
keputusan, terlambat merujuk dan
terlambat mendapatkan pertolongan. Hal METODE PENELITIAN
tersebu pada dasarnya dapat dicegah Penelitian ini merupakan penelitian
dengan menerapkan Making Pregnancy kuantitatif dengan rancangan survei
Safer (MPS) salah satunya yaitu analitik menggunakan desain penelitian
peningkatan deteksi dan penanganan ibu cross sectional. Jumlah sampel sebanyak
hamil risiko tinggi. Deteksi dini risiko 44 bidan yang terdiri dari 26 bidan di
tinggi ibu hamil dilaksanakan tenaga Kecamatan Solokan Jeruk (7 bidan di
kesehatan bersama masyarakat melalui wilayah Puskesmas Padamukti dan 18
program Perencanaan Persalinan dan bidan di wilayah Puskesmas Solokan
Pencegahan Komplikasi (P4K).9 Jeruk) serta 19 bidan di Kecamatan Paseh
penatalaksanaan deteksi dini maupun (10 bidan di wilayah Puskesmas Cipedes
kesehatan dan perencanaan kehamilan dan dan 9 bidan di wilayah Puskesmas Paseh.
persalinan dapat diketahui dari buku KIA Teknik pengambilan sampel menggunakan
karena berfungsi sebagai alat pemantauan total sampling dengan kriteria inklusi
perkembangan kesehatan ibu hamil. merupakan Bidan di Wilayah Kerja
Bidan sebagai salah satu petugas Puskesmas Padamukti dan Solokan Jeruk
pelaksana sangat besar peranannya dalam di Kecamatan Solokan Jeruk Serta
pemanfaatan buku KIA, terutama dalam Wilayah Kerja Puskesmas Cipedes dan
pengisian buku KIA. Oleh karena itu, Paseh di Kecamatan Paseh; berusia 25-60
bidan harus memiliki pengetahuan, sikap, tahun; berpendidikan DIII – DIV; dan
dan perilaku serta tindakan yang baik mempunyai pengalaman kerja sebagai
dalam pemanfaatan buku KIA agar dapat bidan Puskesmas minimal 1 tahun. Kriteria
memberikan pelayanan yang terbaik guna kksklusi yaitu subjek yang tidak bersedia
mendeteksi lebih dini ibu hamil berisiko menjadi responden penelitian.
tinggi. Dengan adanya pengetahuan yang Variabel bebas dalam penelitian ini
baik mengenai pemanfaatan buku KIA, yaitu pengetahuan pemanfaatan buku KIA,
maka diharapkan bidan dapat sikap dalam pemanfaatan buku KIA, dan
meningkatkan perilakunya dalam perilaku penggunaan buku KIA. Variabel
pemanfaatan buku KIA sehingga dapat terikat dalam penelitian ini yaitu deteksi
meningkatkan cakupan pelayanan ANC dini ibu hamil berisiko tinggi. Variabel
dalam pendeteksian ibu hamil dengan perancu dalam penelitian ini yaitu masa
risiko tinggi agar tidak mengalami penyulit kerja, umur, pendidikan, dan pelatihan.
70
Jenis dan sumber data yang digunakan pengaruh pengetahuan, sikap, dan perilaku
dalam penelitian ini adalah data primer terhadap deteksi dini ibu hamil berisiko
yaitu data yang diambil langsung dari tinggi menggunakan regresi logistik
responden melalui pengisian kuesioner berganda, serta menguji pengaruh secara
(pengetahuan, sikap) dan melakukan simultan pengaruh pengetahuan, sikap, dan
observasi kepada responden (perilaku dan perilaku terhadap deteksi dini ibu hamil
deteksi dini). Alat ukur pengetahuan dan berisiko tinggi dilihat dari nilai p, dimana
perilaku diadaptasi dari buku instrumen besarnya kontribusi variabel independen
evaluasi petugas kesehatan pasca orientasi terhadap dependen secara simultan dilihat
buku KIA di tempat pelayanan dari pada nilai Nagelkerke R Square.
Departemen Kesehatan RI.10 Alat ukur
deteksi dini menggunakan kartu studi HASIL DAN PEMBAHASAN
kasus dari skrining risiko tinggi kehamilan Berdasarkan tabel 1, sebagian besar
dari Rochyati.11 Alat ukur sikap dibuat responden dengan masa kerja <5 tahun
sendiri oleh peneliti dan telah dilakukan (71,4%) dan masa kerja 5-9 tahun (62,5%)
uji validitas dan reliabilitas, dimana melakukan deteksi dini kurang baik
didapatkan nilai validitasnya antara 0,448 sedangkan responden dengan masa kerja
sampai 0,718 > r tabel 0,433 dengan nilai >9 tahun (65,5%) melakukan deteksi dini
alpha 0,877. dengan baik. Sebagian besar responden
Data hasil penelitian dianalisis dengan usia <30 tahun (71,4%) dan usia
secara univariat untuk menggambarkan 30-39 tahun (50%) melakukan deteksi dini
distribusi frekuensi dari karaktertistik kurang baik sedangkan responden dengan
responden (masa kerja, umur, pendidikan, usia >39 tahun (66,7%) melakukan deteksi
dan pelatihan), pengetahuan, sikap, dini dengan baik. Lebih dari sebagian
perilaku, dan deteksi dini ibu hamil responden pendidikan DIII (54,5%)
berisiko tinggi. Analisis bivariat digunakan melakukan deteksi dini dengan baik.
untuk mengungkapkan hubungan antar Sebagian besar responden belum pernah
variabel bebas dengan terikat yaitu mengikuti pelatihan (71,4%) melakukan
hubungan antara pengetahuan, sikap, dan deteksi dini kurang baik sedangkan
perilaku dengan deteksi dini ibu hamil responden yang pernah mengikuti
berisiko tinggi yang dilakukan oleh bidan pelatihan (59,5%) melakukan deteksi dini
yang diuji menggunakan chi square. dengan baik.
Analisis multivariat digunakan untuk
menguji hipotesis dan menganalisis
Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja, Umur, Pendidikan, dan Pelatihan
Terhadap Deteksi Dini Ibu Hamil Berisiko
Deteksi Dini Ibu Hamil Berisiko Tinggi
Karakteristik
Kurang Baik (n=20) Baik(n=24)
Masa Kerja (Tahun)
<5 5 (71,4%) 2 (28,6%)
5-9 5 (62,5%) 3 (37,5%)
>9 10 (34,5%) 19 (65,5%)
Umur (Tahun)
<30 5 (71,4%) 2 (28,6%)
71
30-39 8 (50%) 8 (50%)
> 39 7 (33,3%) 14 (66,7%)
Pendidikan
DIII 20 (45,5%) 24 (54,5%)
DIV 0 (0%) 0 (0%)
Pelatihan
Belum Pernah 5 (71,4%) 2 (28,6%)
Pernah 15 (40,5%) 22 (59,5%)
Tabel 2 Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Bidan dalam Pemanfaatan Buku KIA
Terhadap Deteksi Dini Ibu Hamil Berisiko Tinggi
72
Pada hubungan perilaku dengan Hasil uji Chi Square menunjukkan
deteksi dini diketahui bahwa sebagian terdapat hubungan perilaku bidan dalam
besar responden dengan perilaku kurang penggunaan buku KIA dengan deteksi dini
baik dalam penggunaan buku KIA ibu hamil berisiko tinggi (p < 0,05).
melakukan deteksi dini ibu hamil berisiko Responden dengan perilaku kurang baik
tinggi dengan kurang baik sebanyak 11 dalam penggunaan buku KIA berpeluang
orang (73,3%), sedangkan sebagian besar 2,363 kali untuk melakukan deteksi dini
responden dengan perilaku yang baik ibu hamil berisiko tinggi kurang baik,
dalam penggunaan buku KIA melakukan dibandingkan dengan responden yang
deteksi dini ibu hamil berisiko tinggi mempunyai perilaku baik.
dengan baik sebanyak 20 orang (69%).
Tabel 3 Pengaruh Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Bidan dalam Pemanfaatan Buku KIA
Terhadap Deteksi Dini Ibu Hamil Berisiko Tinggi Secara Simultan
80