You are on page 1of 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL SEBAGAI FAKTOR RISIKO


KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
(Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Juwana Kabupaten Pati)

Susi Yunita Haryanti*), Dina Rahayuning Pangestuti**), Apoina Kartini**)


*)Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM UNDIP Semarang
**)Dosen Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM UNDIP Semarang Email :
susiyunitaharyanti354@gmail.com

Abstract : Low Birth Weight Babies (LBW) is one of the major nutrition problems
that have an impact on neonatal mortality. The infant mortality rate (IMR) in Pati
is ranked second in Central Java (8,4%). LBW prevalence in Indonesia is ranked
ninth in the world. The prevalence of LBW cases in Pati Regency in 2017 was
3.7%. This study aims to prove that anemia and KEK of pregnant women as a
risk factors for LBW infants in the working area of Juwana Health Center Pati
Regency. This study was an observational analytic research with a case control
approach. Sampling technique with quota sampling. Subjects were 20 cases of
mothers who delivered LBW babies while in the control group as many as 20
were mothers who delivered to NBW babies. Data on hemoglobin levels and size
of the upper arm circumference were taken from the children's maternal health
books (book of MCH). Data on energy sufficiency level, protein sufficiency level,
and iron intake were obtained by the Food Frequency Questionnaire (FFQ). Data
analysis by chi-square test. Anemia prevalence in the study was 45% while the
prevalence of CED was 42.5%. Anemic women trimester II with an average Hb
level of 10.7 ± 1.35 g/dL The use of iron intake was not higher (95%) than
mothers who were not anemic (40%). Mothers CED with LiLA size ranges 23.7 ±
1.24 cm times have energy intake (95%) and protein (40%) is lacking. The
research variables which risk factors of LBW were anemia in mothers (p = 0.001,
OR = 9.333), CED in mothers (p = 0.004, OR = 7.429). Exposure to cigarette
smoke was a confounding variable that associated with the incidence of LBW (p
= 0.027). Attention to the nutritional status of women of childbearing age and
pregnant women so that it can be known as early as possible the risk factors for
KEK and anemia to prevent LBW cases.

Keywords : Low Birth Weight, Chronic Energy Deficiency, Anemia,


Pregnant Woman
Bibliography : 81, 2000 - 2018

bahwa Indonesia memiliki jumlah kasus


PENDAHULUAN AKB lebih tinggi dibandingkan dengan
Angka kematian bayi (AKB) negara berkembang lainnya.1,2 Penyebab
merupakan salah satu permasalahan yang utama tingginya AKB khususnya pada
serius di Indonesia dimana jumlah masa perinatal ialah bayi berat lahir rendah
kasusnya selalu meningkat di setiap (BBLR). BBLR adalah berat badan bayi
tahunnya. Angka kematian bayi di yang lahir kurang dari 2500 gram dengan
Indonesia saat ini sebesar 22 kasus per risiko kematian 4 kali lebih besar
1000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus dibandingkan bayi lahir yang berat
sebanyak 10.294 kasus. Tingginya kasus badannya lebih dari 2500 gram.
ini menunjukkan

1
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Prevalensi BBLR di Indonesia sebesar Tengah, prevalensi risiko KEK di Jawa


15,5% dari kelahiran bayi setiap tahunnya, Tengah pada ibu hamil sebesar 23,2% dan
sehingga Indonesia termasuk peringkat pada perempuan yang tidak hamil sebesar
sembilan dengan prevalensi BBLR 20,2%.7 Ibu hamil yang mengalami KEK
tertinggi di dunia. akan berisiko melahirkan BBLR sehingga
Berdasarkan data yang didapat dari secara tidak langsung bisa menyebabkan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah kematian.
pada tahun 2016, terjadi kenaikan Masalah kesehatan masyarakat terbesar
persentase prevalensi BBLR pada tahun di dunia untuk kelompok WUS adalah
2012-2015 sedangkan pada tahun 2016 anemia. Berdasarkan Hasil Riskesdas
mengalami penurunan yang signifikan. tahun 2013 menunjukkan bahwa kejadian
Pada tahun 2015, presentase prevalensi anemia di Indonesia sebesar 37,1% pada
BBLR sebesar 5,1% sedangkan pada tahun ibu hamil, di perkotaan sebesar 36,4% dan
2016 menurun sebesar 4,4%. Berdasarkan sebesar 37,8% pada ibu hamil perdesaan.6
data yang didapat dari Dinas Kesehatan Berdasarkan data yang didapatkan dari
Kabupaten Pati pada tahun 2016, jumlah Puskesmas Juwana pada bulan Januari-Juli
kasus BBLR di Kabupaten Pati tahun 2016 2018, persentase kasus BBLR sebesar
sebanyak 660 orang (3,7%), tahun 2,7% dari jumlah kasus BBLR sebanyak
2015 20 orang. Faktor determinan kejadian
sebanyak 654 orang (3,42%), tahun BBLR di wilayah kerja Puskesmas Juwana
2014 sebanyak 96 orang (0,5%), tahun pada Januari-Juli tahun 2018 sebanyak 59
2013 sebanyak 523 orang (2,8%), dan orang mengalami anemia dan 24 orang
tahun 2012 sebanyak 626 (3,2%).3 mengalami KEK. Upaya pencegahan dan
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan penanggulangan diharapkan dapat
Kabupaten Pati khususnya pada tahun dilakukan sedini mungkin, sehingga dapat
2017, kasus bayi yang lahir dengan menurunkan angka kejadian BBLR.
BBLR sebesar 603 dari jumlah bayi Beberapa faktor risiko yang mempengaruhi
17.467, sehingga persentase kasus tersebut kejadian BBLR diantaranya adalah faktor
sebesar 3,45%. Persentase BBLR tersebut ibu, faktor plasenta, faktor janin, faktor
mengalami penurunan sebesar 0,25% dari lingkungan, anemia, umur ibu, jarak
tahun 2016.4 kelahiran, kualitas pelayanan, keterpaparan
BBLR dapat dihindari dengan menjaga asap rokok, sosial ekonomi dan status gizi
kondisi fisik ibu melalui pemenuhan ibu.
kebutuhan gizi dan pengukuran
antropometri berupa lingkar lengan atas METODE PENELITIAN
(LiLA) dan kenaikan berat badan ibu Penelitian ini dilaksanakan di wilayah
hamil. Ambang batas LiLA pada wanita kerja Puskesmas Juwana Kabupaten Pati
usia subur (WUS) yang tidak berisiko pada bulan Agustus - September 2018.
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah Metode penelitian ini adalah kuantitatif,
23,5 cm sehingga Ibu hamil yang memiliki jenis penelitian observasional analitik
LiLA <23,5 cm akan berisiko KEK.5 dengan rancangan case control study dan
Berdasarkan Hasil Pemantauan Status Gizi pendekatan retrospektif. Populasi dalam
di Indonesia tahun 2016, prevalensi ibu penelitian ini adalah seluruh bayi lahir
hamil berisiko KEK masih tinggi yaitu hidup pada bulan Januari
sebesar 79,3%.6 Berdasarkan data dari
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

2
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

sampai dengan Juli tahun 2018 yaitu 6. Tidak ada komplikasi kehamilan
berjumlah 763 bayi. seperti, preeclampsia, eklampsia,
Jumlah sampel sebanyak 40, untuk ketuban pecah dini
kelompok kasus bayi yang lahir hidup Variabel bebas penelitian ini yaitu
dengan BBLR <2500 gram sebanyak anemia dan KEK pada saat ibu hamil.
20 orang sedangkan pada kelompok Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu
kontrol sebanyak 20 orang. Sampel tanpa kejadian BBLR. Variabel perancu dalam
memandang masa gestasi. Teknik penelitian ini yaitu keterpaparan asap
pengambilan sampel dengan cara quota rokok saat hamil, usia ibu saat hamil, jarak
sampling dengan kriteria inklusi sebagai kehamilan ibu, pekerjaan ibu, tingkat
berikut : pendidikan ibu, pendapatan keluarga,
1. Bersedia menjadi responden dan paritas ibu, pertambahan berat badan ibu
berdomisili di Juwana Kabupaten Pati selama hamil. Data didapatkan dari buku
2. Bayi yang dilahirkan hidup secara KIA ibu hamil.
normal dan tunggal yang tercatat di Analisis data dengan univariat dan
wilayah kerja Puskesmas Juwana pada bivariat. Analisis data dilakukan uji
bulan Januari – Juli yang tercatat di normalitas terlebih dahulu dengan uji
kohort ibu hamil Shapiro Wilk kemudian uji hubungan
3. Ibu yang memiliki kartu pemeriksaan menggunakan chi square (X2) karena
ibu hamil dan hasil pemeriksaannya skala data nominal. Uji ini dengan tingkat
tercatat secara teratur dan lengkap kepercayaan 95%. Hubungan dikatakan
(buku KIA) signifikan bila p<0,05, besar risiko dari
4. Bayi yang lahir dengan berat badan setiap variabel dapat dilihat dari analisis
<2500 gram dan ≥ 2500 gram nilai Odds Ratio dan confidence
5. Proses kelahiran ditolong oleh tenaga interval 95%.
kesehatan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Karakteristik Umum Responden saat Hamil
Kelompok P
Variabel Ka sus Kon trol
n % n value
%
45
Usia Ibu Saat Berisiko (<20dan>35 tahun) 9 45 9 1,000a
Hamil Tidak berisiko (20-35 tahun) 11 55 11 55 50
Tingkat Rendah (hingga SMA) 10 50 10 1,000a
Pendidikan Ibu Tingggi (tamat SMA s/d PT) 10 50 10 50
Pendapatan Miskin (< Rp 356.951) 12 60 8 40
Perkapita Tidak miskin (≥ Rp 356.951) 8 40 12 60 0,206a
Keluarga
Pekerjaan Ibu Bekerja 11 55 5 25 0,053a
Tidak Bekerja 9 45 15 75
Paritas Ibu Berisiko (0 dan >4 kali) 3 15 6 30 0,256a
Tidak berisiko (1-4 kali) 17 85 14 70
30
Jarak Kehamilan Berisiko (≤2 tahun) 9 45 6 0,327a
Ibu Tidak Berisiko (>2 tahun) 11 55 14 70
Keterpaparan Terpapar 14 70 7 35
Asap Rokok Saat Tidak Terpapar 6 30 13 65 0,027a*
Hamil
Pertambahan Berisiko (Tidak Normal) 14 70 13 65 0,736a

3
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Berat Badan Saat Tidak Berisiko (Normal) 6 30 7 35


Hamil

Proporsi usia ibu pada saat hamil lebih banyak dibandingkan pada kelompok
<20 dan >35 tahun pada kelompok kasus kontrol yaitu sebesar 45%. Proporsi
sama dengan kelompok kontrol yaitu keterpaparan asap rokok lebih dari sama
sebesar 45%. Tingkat pendidikan ibu yang dengan 15 menit/hari pada kelompok kasus
rendah pada kelompok kasus dan yaitu sebesar 70% sedangkan pada
kelompok kontrol proporsinya sama yaitu kelompok kontrol sebesar 35%. Proporsi
sebesar 50%. Proporsi pendapatan pertambahan berat badan ibu pada saat
perkapita keluarga dengan kategori hamil tidak normal pada kelompok kasus
miskin terbanyak pada kelompok kasus sebesar 70% sedangkan untuk kelompok
yaitu 60%, karena pendapatan keluarga kontrol sebesar 65%. Beberapa variabel
rendah maka mayoritas ibu tidak bekerja. perancu yang diteliti dikaitkan dengan
Proporsi paritas ibu lebih dari 4 tahun pada kejadian BBLR, hanya variabel
kelompok kontrol lebih banyak keterpaparan asap rokok yang
dibandingkan dengan kelompok kasus. berhubungan dengan kejadian BBLR
Jarak kehamilan pada ibu ≤2 tahun pada (p=0,027).
kelompok kasus proporsinya

Tabel 2. Hasil Uji Hubungan Tingkat Asupan Zat Besi dengan Status Gizi
(Anemia) pada saat Hamil

Status Anemia Ibu


Tidak P
Variabel Anemia
Anemia value
n % n %
Tingkat Kurang 13 48,1 14 51,8
Baik
Asupan Zat 5 38,4 8 61,5 0,564
Besi

Proporsi ibu yang berstatus anemia menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
mempunyai tingkat asupan zat besi kurang yang bermakna antara tingkat asupan zat
sebesar 48,1% lebih tinggi dibandingkan besi dengan status anemia pada saat ibu
ibu yang berstatus anemia dengan tingkat hamil, karena diperoleh nilai
asupan zat besi baik. Hasil uji p=0,564.
chi square

Tabel 3. Hasil Uji Hubungan Asupan Gizi (TKE, TKP) dengan Status Gizi Ibu
(KEK) pada saat Hamil

Status KEK Ibu


P
Variabel Tidak Total value
KEK KEK
n % n % n %
Tingkat Kuran 9 52, 8 47 1 42,
Kecukupan g 9 7 5 0,251a
Energi Baik 8 34, 1 65, 2 57,

4
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

7 5 2 3 5
Kuran 66, 33, 22,
Tingkat Kecukupan
6 3 9 5
g 6 3
baik 0,134a
Protein 1 35, 2 64, 3 77,
1 4 0 5 1 5

Proporsi ibu berstatus KEK yang dengan ibu KEK yang memiliki tingkat
mempunyai tingkat asupan energi kurang asupan protein yang baik. Uji chi square
(52,9%) lebih banyak dibandingkan diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan
dengan ibu KEK yang memiliki asupan yang bermakna antara tingkat asupan
baik, sedangkan pada ibu berstatus KEK energi dan protein dengan status KEK pada
yang memiliki tingkat asupan protein yang saat ibu hamil
kurang (66,6%) lebih banyak
dibandingkan
.
Tabel 4. Hasil Uji Hubungan Anemia pada Ibu Saat Hamil dengan
Kejadian BBLR
Kelompok P
Variabel OR CI (95%)
Kasus Kontrol value
n % n %
Anemi Ya 14 70 4 20
Tida 6 30 16 80 2,180-
a a
k 9,333 0,001 39,962
Total 20 10 20 10
0 0
Ibu yang mengalami anemia Anemia dalam kehamilan dapat terjadi
proporsi pada kelompok kasus lebih karena peningkatan volume plasma darah
banyak yaitu sebesar 70%. Hasil uji chi yang menyebabkan kadar hemoglobin
square didapatkan bahwaanemia pada dalam darah menurun. Anemia gizi
ibu saat hamil sebagai faktor risiko dimulai dengan menipisnya simpanan zat
kejadian BBLR (p=0,001), besi (feritin) dan bertambahnya absorbsi
sedangkan nilai OR membuktikan zat besi yangdigambarkan dengan
bahwa ibu yang mengalami anemia 9 meningkatnya kapasitas pengikatan besi,
kali lebih berisiko melahirkan bayi sehingga mengakibatkan habisnya
dengan BBLR dibandingkan dengan ibu simpanan besi,
yang tidak anemia pada saat hamil. berkurangnya kejenuhan tranferin,
Penelitian ini sependapat dengan berkurangnya jumlah protoporpirin yang
penelitian anemia ibu hamil di RSUD diubah menjadi heme seiring dengan
Wangaya Denpasar yang menurunnya kadar feritin serum. Sehingga
menunjukkan bahwa apabila semakin terjadi anemia denan ditandai rendahnya
tinggi kadar hemoglobin ibu berarti kadar Hb.
jumlah zat besi yang berfungsi untuk Ibu hamil yang menderita anemia
mengangkut oksigen dan menyebabkan kurangnya suplai darah pada
pembentukan darah semakin banyak, plasenta yang akan berpengaruh pada
sehingga semakin banyak darah yang fungsi plasenta terhadap janin. Ibu selama
dibentuk maka janin dan plasenta kehamilan mengalami perubahan
memperoleh kebutuhannya sesuai fisiologis yang
dengan kadar hemoglobin yang dimiliki menyebabkan ketidakseimbangan
oleh ibu.8

5
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

jumlah plasma darah dan sel darah merah sendiri dengan melakukan
yang dapat dilihat dalam bentuk penurunan penyusunan makanan secara teratur yaitu
kadar hemoglobin. Hal ini akan dengan memakan daging, unggas dan ikan
mempengaruhi oksigen ke rahim dan yang merupakan sumber zat besi yang
mengganggu kondisi intranutrien baik, mengkonsumsi roti dan sereal yang
khususnya pertumbuhan janin akan diperkuat dengan kandungan zat besi,
terganggu sehingga berdampak pada janin penyerapan zat besi juga dapat meningkat
lahir dengan BBLR. jika vitamin C dikonsumsi bersama
Keadaan anemia karena makanan.
kekurangan zat besi dapat diperbaiki
dengan memberikan ibu suplemen zat besi.
Petugas kesehatan juga perlu menjelaskan
kepada ibu yang hamil bahwa ia dapat
membantu dirinya

Tabel 5. Hasil Uji Hubungan KEK pada Ibu Saat Hamil dengan Kejadian
BBLR
Kelompok P
Variabel OR CI (95%)
Kasus Kontrol value
n % n %
Ya 13 65 4 20
KEK Tida 7 35 16 80 7,42 1,778-
k 0,004a 31,040
9
Total 20 10 20 10
0 0

Proporsi ibu KEK pada kelompok kasus DNA dan RNA yang dapat mempengaruhi
65% sedangkan proporsi pada kelompok profil asam lemak sehingga transfer zat
kontrol 20%. Hal tersebut menunjukkan gizi ibu ke janin menjadi terganggu.
bahwa proporsi pada kelompok kasus lebih Ukuran otak juga akan berkurang pada
besar. Berdasarkan hasil uji chi square mekanisme ini karena akibat dari
menunjukkan bahwa KEK sebagai faktor perubahan struktur protein,
risiko kejadian BBLR (P=0,004), konsentrasi faktor
sedangkan nilai OR menunjukkan bahwa pertumbuhan dan produksi
KEK pada saat ibu hamil 7 kali lebih neurotransmiter.9
berisiko melahirkan bayi BBLR Ibu hamil yang KEK akan berpengaruh
dibandingkan ibu yang tidak mengalami terhadap persalinan seperti persalinan sulit
KEK. dan lama, persalinan belum waktunya
Penelitian tersebut sejalan dengan (prematur), perdarahan setelah persalinan,
penelitian di wilayah kerja Puskesmas dan persalinan dengan proses operasi
Suruh Kabupaten Semarang yang semakin meningkat. Ibu hamil yang
menunjukkan bahwa tingkat mengalami KEK juga akan berpengaruh
kecukupan protein yang lebih tehadap pertumbuhan janin seperti:
selama kehamilan dibutuhkan oleh keguguran, abortus, bayi lahir mati,
plasenta untuk membawa makanan ke kematian neonatal, cacat bawaan, anemia,
janin, serta untuk pembentukan hormon pada bayi janin mati dalam kandungan,
enzim ibu dan janin. Kekurangan zat gizi serta lahir dengan BBLR.
energi dan protein pada ibu hamil dapat
mengurangi inti

6
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

KEK disebabkan dapat dicegah sedini rentang ukuran LiLA diantara 22,5-
mungkin dengan cara memiliki gizi yang 26 cm dengan rata-rata 23,7 ± 1,24.
baik, selain itu dapat dilakukan dengan Sebagian besar ibu pada kelompok
pencapaian dan pengaturan berat badan kasus dan kontrol asupan energinya
yang ideal, penerapan pola hidup yang termasuk kategori kurang yaitu
sehat dan gizi yang seimbang sebelum, sebesar 95% (19 orang) dengan rata-
saat dan setelah periode kehamilan rata asupan energi sebesar 66,5 ±
21,19 sedangkan pada
KESIMPULAN kelompok kasus terbanyak tingkat
1. Proporsi ibu berstatus KEK yaitu asupan protein kurang sebanyak 8
sebesar 65% (13 orang) dengan orang (40%) dengan rata-rata
2. Ibu yang mengalami anemia terbanyak asupan protein sebesar 85,3 ± 34,6
pada kelompok kasus yaitu sebanyak 14 asupan zat besi yaitu 180,13
orang (70%) dengan rentang kadar Hb kkal±131,7.
antara 8,5-13,2 g/dL dan rata-rata
10,7g/dL 3. Variabel yang signifikan dengan
± 1,35. Ibu yang memiliki asupan zat kejadian BBLR yaitu Anemia pada ibu
besi kurang pada kelompok kasus lebih (p=0,001), KEK (p=0,004).
banyak yaitu sebesar 95% (19 orang) Hanya variabel keterpaparan asap rokok
dengan rata-rata yang berhubungan dengan kejadian
BBLR (p = 0,027).

SARAN
1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Pati asupan makanan yang dikonsumsi
Diharapkan dapat memberikan sehari-hari
informasi tentang BBLR kepada kader 4. Bagi Peneliti Lain
dan masyarakat Peneliti lain diharapkan dapat
sepertisemua pihak dapat meningkatkan melakukan penelitian lanjutan untuk
program perbaikan gizi salah satunya mengetahui faktor-faktor risiko
dengan memberikan susu hamil atau kejadian bayi berat lahir rendah lainnya
makanan tambahan lainnya pada ibu seperti pengetahuan tentang gizi saat
hamil KEK, selain itu diharapkan hamil, penyakit infeksi, faktor genetik.
membuat kebijakan-kebijakan untuk
mengatasi dan mencegah kejadian UCAPAN TERIMA KASIH
BBLR. Terima kasih peneliti sampaikan
2. Bagi Surveilans Kesehatan Masyarakat kepada ibu balita di Wilayah Kerja
Diharapkan lebih meningkatkan Puskesmas Juwana selaku subjek
pelayanan kesehatan, penyuluhan penelitian dan pihak bagian Gizi dan KIA
tentang gizi sehingga faktor-faktor Puskesmas Juwana yang telah bekerjasama
risiko yang menyebabkan bayi dengan dalam penelitian ini. Selain itu terima kasih
berat lahir rendah seperti anemia dan juga kepada dosen pembimbing dan
KEK bisa dicegah secara dini penguji yang telah memberikan masukan
3. Bagi Ibu Hamil dalam penelitian ini.
Ibu hamil diharapkan lebih
memperhatikan kesehatan dan

7
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

DAFTAR PUSTAKA 6. Kementerian Kesehatan Republik


1. Ishartono. Sustainable Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia.
Development Goals (SDGs) dan Profil Kesehatan Provinsi Bali.
Pengentasan Kemiskinan. Soc Work Jakarta; 2016.
J. 2015;6(2):154–272. 7. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
2. Ermalena. Indikator Kesehatan SDG’s Tengah. Profil Kesehatan Provinsi
di Indonesia. Pengendalian Tembakau Jawa Tengah Tahun 2016. Vol.
dan Tujuan 3511351. 2016.
Pembangunan Indonesia. Jakarta; 8. Labir K, Widarsa T, Suwiyoga K.
2017. Anemia Ibu Hamil Trimester I dan
3. Dinas Kesehatan Kabupaten. Profil II Meningkatkan Risiko Kejadian
Kesehatan Kabupaten Pati Tahun Berat Bayi Lahir Rendah di RSUD
2015. Kabupaten Pati; 2016. Wangaya Denpasar. Public Heal Med
4. Dinas Kesehatan Kabupaten. Profil Fac. 2013;1(1):7.
Kesehatan Kabupaten Pati Tahun 9. Rukmana SC. Hubungan Asupan Gizi
2016. Kabupaten Pati; 2017. Dan Status Gizi Ibu Hamil Trimester
5. Reza C, Puspitasari N. Determinants III Dengan Berat Badan Lahir Bayi Di
of Low-Birth-Weight- Neonates. J Wilayah Kerja Puskesmas Suruh
Biometrika dan Kependud. Kabupaten Semarang. J Nutr Coll.
2014;3(2):96–106. 2014;3(1):192–9.

You might also like