You are on page 1of 7

JURNAL SAINS KEBIDANAN

Vol. 4 No. 1 Mei 2022

RIWAYAT IBU BERSALIN KEKURANGAN ENERGI KRONIK


BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Lea Masan, Yunida Haryanti, Elvi Juliansyah


Stikes Kapuas Raya
email : leasanggau@gmail.com

Riwayat Artikel: Diterima: 06 April 2022, direvisi: 20 April 2022, dipublikasi: 25 Mei 2022

ABSTRACT
Chronic energy deficiency (CED) is a condition caused by an imbalance in
energy and protein intake so that the nutrients needed by the body are not
fulfilled. Pregnant women who suffer from KEK have a risk of sudden maternal
death during the perinatal period or the risk of giving birth to babies with low
birth weight (LBW) babies. This study aimed to determine the relationship
between CED Maternity History and LBW using a quantitative descriptive
method with a retrospective approach. The population in this study were
mothers who gave birth at Ade MDjoen Sintang Hospital in 2020 totaling 900. A
sample of 277 was obtained using the solvent error tolerance of 5%, the
sampling technique used is simple random sampling. Data analysis using Chi-
Square. It is known that most of the mothers who gave birth experienced a
history of CED 185 mothers (66.8 %), while a small part of the mothers who did
not experience CED most of the babies born did not have low birth weight
totaling 170 babies (61.4 %), The results of the chi-square were obtained p-
value = 0.039 (α: 0.05), it is concluded that there is a relationship between
maternal history of chronic energy deficiency and low birth weight (LBW)
infants. There is a significant relationship between the History of Maternal CED
with LBW.

Keywords: Low birth weight babies, Chronic energy deficiency, Pregnant


women
.
ABSTRAK
Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan kondisi yang disebabkan karena
adanya ketidakseimbangan asupan energi dan protein, sehingga zat gizi yang
dibutuhkan tubuh tudak tercukupi. Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai
risiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi
dengan bayi berat lahir rendah (BBLR). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Hubungan Riwayat Ibu Bersalin KEK dengan BBLR menggunakan metode
deskriptif kuantitatif dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian
ini adalah Ibu yang melahirkan di RSUD Ade MDjoen Sintang Tahun 2020
berjumlah 900. Sampel sebanyak 277 diperoleh menggunakan rumus slovin
eror tolerance 5%, Teknik sampling yang digunakan adalah Simple random
sampling. Analisis data menggunakan Chi Square. Diketahui sebagian besar
ibu bersalin mengalami Riwayat KEK 185 ibu (66,8 %), sedangkan sebagian
kecil dari ibu bersalin yang tidak mengalami KEK sebagian besar bayi lahir
tidak mengalami BBLR berjumlah 170 bayi (61,4 %), Hasil uji statistik chi
square diperoleh p-value = 0,039 (α:0,05), maka disimpulkan ada hubungan
Riwayat Ibu bersalin Kekurangan Energi Konis dengan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR). Ada hubungan yang signifikan antara Hubungan Riwayat Ibu
Bersalin KEK dengan BBLR.

Kata kunci: Bayi berat lahir rendah, Kekurangan energy kronik, Ibu hamil

Copyright @2022 JURNAL SAINS KEBIDANAN


http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/JSK/ 7
DOI: 10.31983/jsk.v4i1.8440
Pendahuluan Indeks kualitas hidup ada tiga faktor
utama yaitu pendidikan, kesehatan dan
Data World Health Organitation ekonomi. Faktor -faktor tersebut erat
(WHO) menunjukan prevalensi BBLR pada kaitannya dengan status gizi masyarakat
tahun 2015 diperkirakan 15% dari seluruh yang dapat digambarkan terutama pada
kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%- status gizi anak balita dan wanita hamil.
3,8% dan lebih sering terjadi dinegara- Kekurangan Energi Kronik (KEK)
negara berkembang, angka kematiannya 35 merupakan kondisi yang disebabkan karena
kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan adanya ketidak seimbangan asupan gizi
berat badan lahir lebih dari 2500 gram. gizi antara energi dan protein, sehingga zat
BBLR menjadi permasalahan kesehatan gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi.
masyarakat yang signifikan secaraglobal Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai
karena efek jangka pendek maupun jangka resiko kematian ibu mendadak pada masa
panjangnya terhadap kesehatan. BBLR perinatal atau resiko melahirkan bayi
bukan hanya penyebab utama kematian dengan bayi berat lahir rendah atau BBLR
prenatal dan penyebab kesakitan, studi (Harahap, 2012).
terbaru menemukan bahwa BBLR juga Berdasarkan sumber data laporan
meningkatkan resiko untuk penyakit tidak rutin tahun 2020 yang terkumpul dari 34
menular seperti diabetes dan kardiovaskuler provinsi menunjukkan dari 4.656.382 ibu
di kemudian hari (WHO, 2015). hamil yang diukur lingkar lengan atasnya
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia (LiLA), diketahui sekitar 451.350 ibu hamil
masih tinggi berdasarkan SDKI tahun 2012 memiliki LilA < 23,5 cm (mengalami risiko
(359 per 100.000 kelahiran hidup), KEK). Dari perhitungan tersebut dapat
kemudian melalui Survei Angka Sensus disimpulkan bahwa persentase ibu hamil
(SUPAS) terakhir pada tahun 2015 dengan risiko KEK tahun 2020 adalah
didapatkan bahwa AKI. mengalami sebesar 9,7%, sementara target tahun 2020
penurunan menjadi 305 kematian per adalah 16%. Kondisi tersebut
100.000 kelahiran hidup, hasil ini menggambarkan bahwa pencapaian target
memperlihatkan angka kematian ibu tiga kali ibu hamil KEK tahun 2020 telah melampaui
lipat dibandingkan target Millenium target Renstra Kemenkes tahun 2020. Data
Development Goals (MDGs) yang harus Ibu hamil KEK tahun 2020 diambil per
dicapai yaitu sebesar 102 per 100.000 tanggal 20 Januari 2021. Jika capaian
kelahiran hidup pada tahun 2015 (Provinsi tersebut dibandingkan dengan ambang
Jawa Tengah, 2018). batas menurut WHO, maka persentase
Kekurangan Energi Kronik (KEK) bumil KEK di Indonesia termasuk masalah
adalah keadaan dimana ibu mengalami kesehatan masyarakat kategori ringan (<
malnutrisi yang disebabkan kekurangan satu 10 %). DKI Jakarta adalah provinsi dengan
atau lebih zat gizi makanan yang persentase Ibu Hamil KEK yang paling
berlangsung menahun (kronik) yang rendah yaitu 4% sedangkan provinsi dengan
mengakibatkan timbulnya gangguan Ibu Hamil KEK tertinggi adalah Nusa
kesehatan pada ibu secara relatif atau Tenggara Timur (Kementerian Kesehatan RI,
absolut. Dampak Kurang Energi Kronis 2020).
(KEK) terhadap ibu diantaranya Berdasarkan sensus penduduk tahun
menyebabkan risiko dan komplikasi pada 2010 Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi
ibu diantaranya anemia, pendarahan, berat Kalimantan Barat sebesar 240 kelahiran
badan ibu tidak bertambah secara normal Hidup sedangkan Target Global SDGs pada
dan terkena penyakit infeksi (Irianto, 2014). tahun 2030 adalah mengurangi rasio angka
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) kematian ibu hingga kurang dari 70 per
adalah bayi baru lahir yang berat badannya 100.000 kelahiran hidup. Tahun 2019 kasus
kurang dari 2.500 gram (sampai dengan kematian maternal di Provinsi Kalimantan
2499 gram). Menurut WHO (2011), Berat Barat sebanyak 117 kasus. Jika dihitung
Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah suatu berdasarkan konversi diperoleh angka
istilah yang dipakai bagi bayi premature (low sebesar 130/ 100.000 kelahiran hidup.
birth weigh) atau sering disebut dengan (Dinas Kesehatan Profinsi Kalimantan Barat,
BBLR (Prawirohadjo, 2010). 2019).

8
AKB tahun 2019 543 kasus dan pendekatan retrospektif. Deskriptif adalah
terbanyak dikabupaten sintang (82 kasus) yang disarankan untuk mendeskripsikan
diikuti kabupaten sambas (80 kasus) dan atau menguraikan suatu keadaan didalam
kabupaten sanggau (66 kasus). Jika di suatu komunitas atau masyarakat (Hidayat,
konversikan menjadi angka, kabupaten 2011). Pendekatan retrospektif adalah
bengkayang (13/1000 KH) menempati penelitian yang berusaha melihat
urutan tertinggi diikuti kabupaten sintang kebelakang (backward looking), artinya
(11/1000 KH) kemudian kabupaten Kapuas pengumpulan data dimulai dari efek atau
hulu (10/1000 KH). Penyebab kematian bayi akibat yang telah terjadi.Kemudian dari efek
dikabupaten/kota tersebut pada masa tersebut ditelusuri kebelakang tentang
neonatal disebabkan oleh BBLR 26, 96%, penyebabnya atau variabel-variabel yang
asfiksia 31,57%, Tetanus Neonatorum mempengaruhi akibat tersebut (Notoatmodjo,
0,46%, sepsis 5,53%, kelainan bawaan 2010).
8,76%, dan penyebab lain nya 26, 73% Populasi dalam penelitian ini adalah
(Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Ibu yang melahirkan di RSUD Ade MDjoen
2019). Sintang Tahun 2020 berjumlah 900. Sampel
AKI di Kabupaten Sintang menurut 277 responden, Teknik sampling yang
data dari Dinas Kesehatan Kabupaten digunakan adalah simple random sampling,
Sintang masih tercatat dengan angkat dimana poulasi peneliti dipilih secara acak
presentase yang lumayan tinggi. Pada tahun dan mempunyai kesempatan yang sama
2019 didapat data 15 kasus terjadi dalam untuk terpilih sebagai sampel dengan tehnik
per 1000 kelahiran hidup, pada tahun 2020 undian. Analisis data univariat
AKI 17 kasus dalam per 1000 kelahira hidup, menggunakan distribusi frekuensi,
kasus kematian ibu dikabupaten Sintang sedangkan analisis bivariate menggunakan
mengalami peningkatan setiap tahunnya Chi Square.
dan penyebab Angka Kematian Ibu di
kabupaten Sintang yaitu Perdarahan, Hasil dan Pembahasan
Preeklamsi dan penyakit penyerta lainnya
(Dinkes Sintang, 2020). Penelitian ini telah dilaksanakan di
Berdasarkan data yang diperoleh RSUD Ade MDJoen Sintang Tahun 2020
melalui studi pendahuluan yang dilakukan di dengan pendekatan retrospektif untuk
Rumah Sakit Ade M. Djoen Sintang, jumlah mengetahui hubungan ibu hamil dengan
persalinan selama tahun 2019 adalah 1300 KEK terhadap BBLR. Pada penelitian ini
bayi, tahun 2020 berjumlah 1.24 bayi, didapatkan sampel sejumlah 277 responden.
Jumlah kejadian BBLR pada bayi baru lahir Penelitian ini dilakukan dengan menelusuri
di tahun 2018 sejumlah 104 bayi, meningkat data riwayat ibu bersalin. Hasil penelitian
di tahun 2019 menjadi 111 bayi, dan pada menunjukkan bahwa 66,8% ibu bersalin
tahun 2020 sejak bulan Januari-Agustus memiliki riwayat KEK seperti tabel dibawah
tercatat ada sebanyak 42 bayi yang ini :
mengalami asfiksia dan BBLR. Dari 42 bayi
yang mengalami asfiksia, 20 diantaranya Tabel 1 Riwayat Ibu Bersalin KEK
disebabkan oleh riwayat ibu dengan KEK.
Riwayat Ibu N Persentase (%)
Dari data tersebut kita mengetahui bahwa
Bersalin
kelahiran bayi dari ibu dengan riwayat KEK KEK 185 66,8
dapat menyebabkan bayi lahir dengan Tidak KEK 92 33,2
BBLR (RSUD Ade M. Djoen Sintang, 2021). Jumlah 277 100 %

Metode

Desain penelitian ini menggunakan


penelitian deskriptif kuantitatif dengan

9
Berdasarkan tabel 1 dari 277 responden bahwa ibu hamil yang mengalami KEK 32
yang diteliti didapatkan hasil sebagian besar orang (61,5%), dan BBLR sebanyak 8 bayi
riwayat ibu bersalin mengalami KEK berjumlah (15,4%). Terdapat hubungan yang signifikan
185 ibu (66,8%), sedangkan ibu yang tidak antara kejadian BBLR dengan riwayat ibu
mengalami KEK berjumlah 92 (33,2%). hamil KEK. Penelitan lain menunjukkan
terdapat hubungan yang signifikan antara
Tabel 2 Data BBLR riwayat KEK selama masa kehamilan dengan
Kondisi Bayi N Persentase (%) kejadian BBLR (Solihah & Nurhasanah, 2019)
BBLR 107 61,4 Hasil penelitian diatas sama dengan teori
Tidak BBLR 170 38,6 menurut Arisman (2009) faktor yang
Jumlah 277 100 % mempengaruhi KEK pada ibu diantara
Sumber : Data sekunder di RSUD Ade MDjoen
ditentukan oleh keadaan sosial ekonomi ibu
Sintang Tahun 2020 sebelum hamil, keadaan kesehatan gizi, jarak
kehamilan pada ibu multipara, paritas dan usia
Berdasarkan tabel 2 didapatkan data bayi kehamilan pertama. Menurut Kementerian
lahir tidak dengan BBLR berjumlah 170 bayi Kesehatan RI, (2020), Kurang Energi Kronis
(61,4%) sedangkan untuk 107 (38,6%) bayi merupakan keadaan dimana ibu menderita
lahir dengan BBLR. Hal ini menunjukkan kekurangan makanan yang berlangsung
bahwa angka kelahiran bayi tidak BBLR masih menahun (kronis) yang disebabkan timbulnya
lebih besar dibandingkan bayi lahir dengan gangguan kesehatan pada ibu hamil.
BBLR. Seseorang dikatakan menderita risiko KEK
bilamana LILA <23,5 cm.
Tabel 3. Hubungan Ibu KEK dengan Kejadian Menurut Asumsi Peneliti kebutuhan gizi
BBLR ibu pada saat hamil tidak seimbang dan tidak
sesuai kebutuhan, dengan tidak terpenuhinya
Riwayat Bayi Lahir p- kebutuhan gizi ibu pada saat hamil merupakan
Ibu BR Tidak BBLR value penyebab utama terjadinya KEK pada ibu
Bersalin F % F % hamil. Kehamilan menyebabkan meningkatnya
KEK 77 43,5 108 58,4 0,039*
metabolisme energy pada ibu hamil, karena itu
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
Tidak 40 41,6 52 56,5
meningkat selama hamil,sehingga selama
KEK
kehamilan seorang ibu hamil harus betul-betul
Jumlah 117 42,2 160 57,8
menjaga pola makan yang sehat dan tentunya
Keterangan: tanda * menunjukkan nilai p <0,05;
memenuhi nilai gizi yang cukup untuk
kebutuhan ibu hamil,informasi makanan yang
Dari tabel 3 tersebut menunjukkan bahwa
sehat untuk ibu hamil selain dari petugas
pada ibu yang memiliki riwayat KEK, sebanyak
77 bayi (43,5%) yang dilahirkan mengalami kesehatan ibu hamil juga harus kooperatif
dengan mencari berbagai informasi dari
BBLR. Sedangkan pada ibu yang tidak
memiliki riwayat KEK berjumlah 40 bayi Televisi, Buku, Majalah, Instagram, dll yang
tentunya dapat dipertanggungjawabkan kan
(41,6%) yang dilahirkan mengalami BBLR.
sumber informasinya dari seseorang yang
Hasil uji statistic menggunakan Chi-square
daiapatkan p-value 0,039 dimana p-value < professional dibidangnya (dokter, Ahli Gizi,
bidan dll),untuk jenis makanan pun jika tidak
0,05 dan nilai Contingency Coefficient 95%
adalah 2, 079, sehingga dapat disimpulan ada tersedia didaerah ibu hamil,ibu hamil juga
dapat mengkonsumi makanan atau buahan
hubungan riwayat ibu bersalin KEK dengan
lokal yang ada didaerah masing-masing
kejadian BBLR.
tentunya makanan yang dikonsumsi aman
Riwayat ibu bersalin KEK, dari 277
untuk ibu hamil dan memenuhi nilai gizi yang
responden yang diteliti didapatkan hasil
baik pula , ibu hamil juga harus melakukan
sebagian besar riwayat ibu bersalin mengalami
kunjungan kehamilan sesuai jadwal anjuran
KEK berjumlah 185 (66,8%), sedangkan ibu
petugas kesehatan agar dapat mendeteksi
yang tidak memiliki riwayat KEK saat
secara dini permasalahan-permasalahan
kehamilan berjumlah 92 (33,2%). Hasil
kesehatan antara lain KEK pada ibu hamil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
sehingga mendapat solusi dari petugas
pernah dilakukan Muliani (2016), menunjukkan

10
kesehatan serta jagan lupa minum obat sesuai fisiologis pada ibu mempunyai dampak besar
petujuk dri petugas kesehatan (dokter/bidan). terhadap diet ibu dan kebutuhan nutrient,
Bayi berat lahir rendah atau BBLR karena selama kehamilan, ibu harus
merupakan suatu kondisi bayi yang terlahir memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin yang
memiliki berat badan dibawah normal sesuai sangat pesat, dan supaya kehamilannya
usia kehamilan. Dari 277 responden yang berhasil dengan baik dan sempurna. Salah
dilakukan penelitian, sejumlah 170 bayi (61,4%) satu faktor yang menyebabkan berat badan
bayi tidak mengalami BBLR dan 107 bayi bayi lahir diantaranya adalah KEK.
(43,8%) bayi mengalami BBLR. Menurut Hubungan riwayat ibu bersalin KEK
Kementerian Kesehatan RI, (2020), berat dengan kejadian BBLR, berdasarkan
badan janin pada kehamilan kembar lebih perhitungan menggunakan Chi-square pada
ringan daripada janin pada kehamilan tunggal tabel 3 menunjukkan bahwa dari ibu yang
pada umur kehamilan yang sama. Setelah itu, memiliki riwayat KEK terdapat 77 responden
kenaikan berat badan lebih kecil karena (43,5 %) yang bayinya megalami BBLR dan
regangan yang berlebihan menyebabkan 108 (58,64 %) yang bayinya tidak mengalami
peredaran darah plasenta mengurang. Berat BBLR. Sedangkan dari 92 bayi yang lahir dari
badan satu janin pada kehamilan kembar rata- ibu yang tidak miliki riwayat KEK terdapat
rata 1000 gram lebih ringan dari pada janin Sebagian dari 40 (41,6%) yang mengalami
kehamilan tunggal. Berat badan bayi yang BBLR dan sebagian dari 52 (56,5%) tidak
baru lahir umumnya pada kehamilan kembar mengalami BBLR.
kurang dari 2500 gram. Suatu hal penting Hasil uji statistik diperoleh Pvalue =
dalam kejadian ini adalah kejadian 0,039 ( p-value ≤ α : 0,05), maka disimpulkan
prematuritas. ada hubungan Riwayat Ibu Bersalin
Menurut Soetijiningsih (2012) berat Kekurangan Energi Konis dengan Bayi Berat
badan lahir bayi juga dipengaruhi oleh faktor- Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Ade
faktor yang lain selama kehamilan, misalnya Muhhamad Djoen Sintang Tahun 2021. Nilai
sakit berat, komplikasi kehamilan, kurang gizi, OR dengan confiden internal (CI) 95%= 2,079
keadaan stress pada ibu hamil dapat yang bearti responden yang mengalami
mempengaruhi pertumbuhan janin melalui efek Riwayat Ibu bersalin Kekurangan Energi
buruk yang menimpa ibunya, atau Kronis (KEK) dengan Berat Bayi Lahir Rendah
pertumbuhan plasenta dan transport zat-zat (BBLR) berisiko 2x mengalami kejadian KEK.
gizi ke janin. Faktor gizi pada ibu bahwa gizi Penelitian lain menunjukkan ada
ibu hamil mempengaruhi pertumbuhan janin. hubungan antara KEK pada ibu hamil dengan
Perubahan fisiologis pada ibu mempunyai BBLR. Ibu hamil dengan KEK memiliki risiko 4
dampak besar terhadap diet ibu dan kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR
kebutuhan nutrient, karena selama kehamilan, (Sumiaty & Restu, 2016). Kelahiran badan lahir
ibu harus memenuhi kebutuhan pertumbuhan rendah karena ibu bersalin yang mengalami
janin yang sangat pesat, dan agar keluaran kekurangan energi kronik adalah disebabkan
kehamilannya berhasil dengan baik dan karena pemenuhan kebutuhan gizi ibu yang
sempurna. kurang dan tidak seimbang. Status gizi ibu dan
Asumsi Peneliti Terjadinya BBLR berat badan bayi yang dilahirkan tentunya
sendiri disebabkan dari faktor ibu yaitu nutrisi sangat berhubungan, karena bagaimanapun
yang kurang sehingga berpengaruh pada juga nutrisi yang didapatkan janin berasal dari
pertumbuhan janin didalam kandungan. Selain ibunya yang disalurkan melalui plasenta,
itu faktor usia kehamilan juga mendukung sehingga status gizi ibu dengan KEK selama
terjadinya BBLR. Pada kelahiran usia prematur, hamil sampai bersalin dapat menyebabkan hal
pertambahan berat badan janin belum yang serius pada ibu maupun janin yang
mencapai berat badan lahir normal seperti dikandungnya. (Proverawati, 2013).
kelahiran normal. Sehingga banyak kejadian Ibu hamil yang tidak mendapat gizi
prematur dengan berat badan lahir rendah. yang cukup selama hamil, maka bayi yang
Kelahiran gemeli juga dapat menyebabkan dikandungnya akan kekurangan gizi. Meski
kejadian BBLR karena nutrisi bayi yang terbagi sudah cukup bulan, bayi tersebut berisiko lahir
harus lebih banyak atau dua kali lipat bahkan BBLR. Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi
lebih dari pada bayi tunggal dan gizi ibu hamil protein sekitar 2-2,5 gram/kg. Untuk
mempengaruhi pertumbuhan janin. Perubahan pertumbuhan maupun aktivitas janin

11
memerlukan makanan yang disalurkan melalui kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR).
plasenta, untuk ibu hamil harus mendapat gizi Diharapakan rumah sakit dapat melakukan
yang cukup untuk diri dan janinnya. pelayanan yang lebih maksimal terutama pada
Menurut Proverawati (2013), yang fasilitas dan pelayanan pada bayi dengan
menyatakan bahwa bayi dengan berat badan berat lahir rendah, sehingga akan menekan
lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko AKB yang terjadi karena kasus BBLR. Bagi
mengalami permasalahan pada sistem tubuh, peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai
karena kondisi tubuh yang tidak stabil. sarana referensi serta dilakukan penelitian
Kematian perinatal pada bayi BBLR adalah 8 lanjutan berkaitan dengan BBLR maupun
kali lebih besar dari bayi normal. Prognosis status gizi ibu hamil atau faktor lain yang
bayi dengan BBLR akan lebih buruk bila berat terkait.
badan semakin rendah. Kematian sering
disebabkan karena komplikasi neonatal seperti Ucapan Terima Kasih
asfiksia, aspirasi, pneumonia, perdarahan
intracranial, hipoglikemia. Ucapan terima kasih kami sampaikan
Menurut Sediaoetama (2000), penyebab kepada Direktur RSUD Ade Muhammad Djoen
dari KEK dapat dibagi menjadi dua, yaitu Sintang dan jajarannya yang telah memberikan
penyebab langsung dan tidak langsung. ijin dalam pelaksanaan penelitian serta
Peyebab langsung terdiri dari asupan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)
makanan atau pola konsumsi dan infeksi. Kapuas Raya yang telah memberikan
Penyebab Tidak Langsung yaitu hambatan pembiayaan penelitian.
utilitas zat-zat gizi.Hambatan utilitas zat-zat
gizi ialah hambatan penggunaan zat-zat gizi Daftar Pustaka
karena susunan asam amino didalam tubuh
tidak seimbang yang dapat menyababkan Arisman. (2009). Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi
penurunan nafsu makan dan penurunan dalam Daur Kehidupan. EGC.
konsumsi makan, hambatan absorbsi karena Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat.
penyakit infeksi atau infeksi cacing, ekonomi (2019). dina. Dinas Kesehatan Provinsi
yang kurang, pengetahuan, pendidikan umum Kalimantan Barat.
dan pendidikan gizi kurang, produksi pangan Harahap. (2012). Faktor-Faktor Yang
yang kurang mencukupi kubutuhan, kondisi Mempengaruhi Risiko KEK Pada WUS.
hygiene yang kurang baik, jumlah anak yang Irianto, K. (2014). Gizi Seimbang dalam
terlalu banyak, usia ibu yang tua, penghasilan Kesehatan Reproduksi. Alfabeta.
rendah, perdagangandan distribusi yang tidak Kementerian Kesehatan RI. (2020). Profil
lancar dan tidak merata. Kesehatan Indonesia Tahun 2019.
Penyebab tidak langsung dari KEK Kementerian Kesehatan RI.
banyak, maka penyakit ini disebut penyakit Muliani. (2016). Hubungan Kejadian Bayi Berat
dengan causa multifactorial. Menurut Asumsi Lahir Rendah Dengan Riwayat Ibu Hamil
Peneliti Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Kekurangan Energi Kronis Di Wilayah
sering dialami oleh ibu dengan KEK karena Kerja Puskesmas Pantoloan. PROMOTIF:
salah satu faktor Gizi pada saat hamil tidak Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(1), 25–
terpenuh sejak awal kehamilan sehingga 32.
menyebabkan ibu mengalami KEK. https://doi.org/10.31934/promotif.v6i1.5
Kekurangan Energi Kronis atau KEK Prawirohadjo, S. (2010). Ilmu Kandungan. Bina
merupakan determinen dengan kejadian BBLR Pustaka Sarwono.
ibu hamil dengan kurang energi kronik Proverawati, A. (2013). Gizi untuk Kebidanan.
mempunyai risiko 3,333 kali melahirkan BBLR Nuha Medika.
dibandingkan ibu hamil yang tidak KEK Provinsi Jawa Tengah. (2018). Profil
(Sumiati et al., 2021). Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Provinsi Jawa Tengah.
Kesimpulan Sediaoetama, A. D. (2000). Ilmu gizi untuk
mahasiswa dan profesi di Indonesia Jilid
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 1. Dianraya.
bahwa ada hubungan riwayat ibu bersalin Soetijiningsih. (2012). Buku Ajar I: Ilmu
kekurangan energi kronik (KEK) dengan Perkembangan Anak Dan Remaja.

12
Sagung Seto.
Solihah, I. A., & Nurhasanah, S. (2019).
Hubungan Riwayat Kekurangan Energi
Kronik (KEK) Selama MasamKehamilan
Dengan Kejadian BBLR Di Wilayah Kerja
Puskesmas Cipendeuy Tahun 2018.
Jurnal Kesehatan Aeromedika, V(2), 89–
94.
Sumiati, Suindri, N. N., & Mauliku, J. (2021).
Hubungan Kurang Energi Kronik Pada Ibu
Hamil Dengan Bayi Berat Lahir Rendah.
11(2), 360–366.
Sumiaty, & Restu, S. (2016). Penelitian Kurang
Energi Kronis (KEK) Ibu Hamil Dengan
Bayi. Journal Husada Mahakam, IV(3),
162–170.
WHO. (2015). Trends in maternal mortality:
2013 to 2015. WHO.

13

You might also like