You are on page 1of 10

Faktor Risiko Maternal Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di

Rumah Sakit Umum (RSU) Anutapura Palu

Henrietta Imelda Tondong1, Rachel Ferly Hosang2, Rahayu Wijia Lestari3


1
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palu, tondongita@gmail.com
2
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, ferlipal@yahoo.co.id
3
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palu, rahayuwijia23@gmail.com

Article Info Abstract


Article History Low Birth Weight Infants (LBW) incidents occur in many
Submitted,11-12-2020 developing countries and contribute to various health
Accepted, 14-12-2020 problems. Based on epidemiological studies, infants weighing
Published, 17-12-2020 <2,500 grams are 20 times more likely to die than babies
weighing> 2,500 grams. Neonatal mortality and morbidity,
Keywords: faktor risiko, stunted cognitive growth and development, and various chronic
maternal, bayi berat lahir diseases later in life, are closely related to LBW. The quality of
rendah. life for future generations is greatly influenced by the incidence
of LBW, because the growth and development of children will
experience obstacles which result in decreased children's
intelligence. Maternal factors and fetal factors are two factors
that outline the incidence of LBW. The research objective was
to determine the maternal risk factors associated with the
incidence of LBW at Anutapura Hospital, Palu. This type of
research is analytic observational with case control study
design. The population is mothers who gave birth between
Januari-Oktober 2019 at Anutapura Hospital, Palu. The
sampling technique was purposive sampling technique. The
results showed that the factors that were proven as risk factors
for LBW were maternal age (OR = 3.34, 95% CI 1.76-6.34),
parity (OR = 2.72, 95% CI 1.42-5, 23), pregnancy interval (OR
= 4.18, 95% CI 2.17-8.05) and pregnancy complications (OR =
3.06, 95% CI 1.45-6.44). The results of multivariate analysis
show pregnancy interval as the most dominant risk factor.It is
necessary to increase the program to prevent the incidence of
LBW for the community through comprehensive and
sustainable health education.

Abstrak
Kejadian BBLR banyak terjadi di negara-negara berkembang
dan berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan.
Berdasarkan penelitian epidemiologi bayi dengan berat <2.500
gram 20 kali lebih mungkin meninggal dibandingkan bayi berat
>2.500 gram. Mortalitas dan morbiditas neonatal, pertumbuhan
dan perkembangan kognitif yang terhambat, serta berbagai
penyakit kronis di kemudian hari, berkaitan erat dengan BBLR.
Kualitas hidup generasi mendatang sangat dipengaruhi kejadian
BBLR, karena pertumbuhan dan perkembangan anak akan
mengalami hambatan yang berakibat menurunnya kecerdasan
anak. Faktor maternal dan faktor janin merupakan dua faktor
yang secara garis besar mempengaruhi kejadian BBLR. Tujuan
penelitian mengetahui faktor risiko maternal yang berhubungan
9
dengan kejadian BBLR di RSU Anutapura Palu. Jenis
penelitian observasional analitik dengan rancangan studi kasus
kontrol. Populasi adalah ibu yang melahirkan dalam kurun
waktu Januari-Oktober 2019 di RSU Anutapura Palu. Teknik
pengambilan sampel adalah teknik purposive sampling. Hasil
penelitian menunjukkan faktor yang terbukti sebagai faktor
risiko BBLR adalah usia ibu (OR=3,34, 95% CI 1,76-6,34),
paritas (OR=2,72, 95% CI 1,42-5,23), jarak kehamilan
(OR=4,18, 95% CI 2,17-8,05) dan komplikasi kehamilan
(OR=3,06, 95% CI 1,45-6,44). Hasil analisis multivariat
menunjukan jarak kehamilan sebagai faktor risiko yang paling
dominan. Perlu adanya peningkatan program pencegahan
kejadian BBLR kepada masyarakat melalui pendidikan
kesehatan secara menyeluruh dan berkelanjutan.

PENDAHULUAN berbagai masalah kesehatan yang ada.


Mortalitas dan morbiditas neonatal, Berdasarkan penelitian epidemiologi
pertumbuhan dan perkembangan kognitif menyatakan bayi dengan berat kurang dari
yang terhambat, serta berbagai penyakit 2.500 gram kemungkinan meninggal 20 kali
kronis di kemudian hari, berkaitan erat dibandingkan bayi berat lebih dari 2.500
dengan BBLR. Kualitas hidup generasi gram (1) (3).
mendatang sangat dipengaruhi kejadian Permasalahan BBLR perlu mendapat
BBLR, karena pertumbuhan dan perhatian khusus karena ditemukan
perkembangan anak akan mengalami terjadinya cacat kognitif dan IQ lebih rendah
hambatan yang berakibat menurunnya sehingga berpengaruh pada produktifitas dan
kecerdasan anak. World Health Organization kinerja belajar anak di sekolah. Hal ini
(WHO) menyatakan bahwa berat badan lahir merupakan akibat dari infeksi tinggi,
rendah (BBLR) secara global signifikan kekurangan gizi, kondisi cacat pada masa
dengan permasalahan kesehatan dan kanak-kanak, risiko penyakit degenaratif saat
berhubungan dengan segala konsekuensi beranjak dewasa serta masalah-masalah lain
dalam jangka pendek maupun jangka yang terkait dengan produktivitas anak
panjang. Diperkirakan lebih dari 20 juta seperti prilaku dan kemampuan belajar.
kelahiran pertahun atau 15% - 20% kelahiran Tingginya angka mortalitas, morbiditas, dan
di dunia secara keseluruhan mengalami berat disabilitas pada neonatus, bayi, balita dan
badan lahir rendah (1). anak serta dampak jangka panjang terhadap
Sebagai upaya peningkatan gizi ibu, kehidupan anak di masa mendatang
bayi dan gizi anak-anak, WHO berkomitmen merupakan permasalahan-permasalahan yang
memantau kemajuan perubahan global dan dipengaruhi atau diakibatkan oleh BBLR (4)
(5)
mendukung target global melalui enam target .
gizi global tahun 2025. Target ketiga dari Secara garis besar faktor maternal dan
enam target gizi global tahun 2025 bertujuan faktor janin merupakan dua faktor yang
untuk mengurangi 30% berat badan lahir mempengaruhi kejadian BBLR. Usia ibu saat
rendah pada tahun 2025. Hal ini berarti target hamil (<20 atau >35 tahun), jarak antar
penurunan relatif per tahun antara 2012 kehamilan yang dekat, riwayat BBLR
hingga 2025 sebesar 3%, sehingga penurunan sebelumnya, bekerja terlalu berat, sosial
bayi dengan berat badan rendah saat lahir ekonomi, status gizi, perokok, pengguna obat
dari sekitar 20 juta menjadi sekitar 14 juta (2). terlarang, alkoholik, anemia berat,
Negara-negara berkembang lebih banyak preeklamsia, pemeriksaan ANC infeksi
mengalami kejadian BBLR sebesar (16,5%) selama kehamilan, merupakan faktor
dibandingkan dengan negara-negara maju maternal yang berpengaruh pada kejadian
(7%), dan hal tersebut berkontribusi pada BBLR. Cacat bawaan dan infeksi selama
10
dalam kandungan merupakan faktor dari bayi ibu yang melahirkan di RSU Anutapura Palu.
yang mempengaruhi pada kejadian BBLR (6) Sampel penelitian ini berjumlah 41 orang
(7) (8) (9)(10) (11)
. dengan perbandingan 1:1 untuk kelompok
Berdasarkan data SDKI tahun 2017, kasus dan kontrol, sehingga total sampel
angka kejadian BBLR di Indonesia sebesar berjumlah 82 orang. Teknik pengambilan
7,1% dan angka kejadian BBLR Provinsi sampel adalah purposive sampling dengan
Sulawesi Tengah sebesar 9,5% (12). Angka kriteria inklusi ibu melahirkan bayi dengan
kejadian BBLR di Kota Palu tahun 2017 berat badan lahir <2500 gram dan ≥2500
sebesar 3,9% (13). Angka kejadian BBLR di gram, ibu melahirkan secara normal, ibu
RSU Anutapura Palu menunjukan melahirkan bayi pada umur kehamilan cukup
peningkatan dari 1,5% tahun 2017 menjadi bulan dan data variabel yang diteliti lengkap.
2,9% tahun 2018 (14). Penelitian ini bertujuan Kriteria eksklusi adalah ibu yang melahirkan
untuk mengetahui faktor risiko maternal pad bayi kembar. Data diperoleh berdasarkan
a kejadian BBLR di RSU Anutapura data rekam medik RSU Anutapura Palu.
Palu. Analisis data dilakukan secara univariat,
METODE bivariat dan multivariat menggunakan uji
Jenis penelitian ini adalah penelitian statistik chi square dengan derajat
observasional analitik dengan rancangan kepercayaan 95%.
studi kasus kontrol, yang dilaksanakan di
RSU Anutapura Palu bulan Januari-Oktober HASIL DAN PEMBAHASAN
2019. Populasi dalam penelitian ini adalah
Tabel 1. Analisis Univariat Faktor Risiko Maternal pada Kejadian BBLR di RSU Anutapura Palu
Kasus Kontrol Total
Faktor Risiko
n (%) n (%) N (%)
Usia ibu:
Berisiko 54 (65,9) 30 (36,6) 84 (51,2)
Tidak berisiko 28 (34,1) 52 (63,4) 80 (48,8)
Paritas:
Berisiko 41 (50,0) 22 (26,8) 63 (38,4)
Tidak berisiko 41 (50,0) 60 (73,2) 101 (61,6)
Jarak Kehamilan:
Berisiko 52 (63,4) 24 (29,3) 76 (46,3)
Tidak berisiko 30 (36,6) 58 (70,7) 88 (53,7)
Riwayat BBLR:
Ya 18 (22,0) 11 (13,4) 29 (17,7)
Tidak 64 (78,0) 71 (86,6) 135 (82,3)
Komplikasi Kehamilan:
Ya 30 (36,6) 13 (15,9) 43 (26,2)
Tidak 52 (63,4) 69 (84,1) 121 (73,8)
ANC:
Berisiko 25 (30,5) 7 (45,1) 62 (37,8)
Tidak berisiko 57 (69,5) 45 (54,9) 102 (62,2)
Sumber: Data Primer 2019

Tabel 1 menunjukan distribusi usia terbanyak Komplikasi kehamilan distribusi terbanyak


usia berisiko yaitu 84 orang (51,2%). Paritas tidak mengalami komplikasi selama
distribusi terbanyak paritas tidak berisiko kehamilan sebanyak 121 orang (73,8%).
yaitu 101 orang (61,6%). Distribusi jarak Distribusi ANC terbanyak adalah yang
kehamilan terbanyak jarak kehamilan tidak pemeriksaan kehamilan tidak berisiko
berisiko yaitu 88 orang (53,7%). Riwayat sebanyak 102 orang (62,2%).
BBLR distribusi terbanyak riwayat tidak
BBLR sebanyak 135 orang (82,3%).

11
Tabel 2. Analisis Bivariabel Faktor Risiko Maternal pada Kejadian BBLR di RSU Anutapura Palu
BBLR
Variabel OR CI P
Kasus Kontrol
Usia ibu:
Berisiko 54 30 3,34 1,76-6,34 0,000
Tidak berisiko 28 52
Paritas:
Berisiko 41 22 2,72 1,42-5,23 0,002
Tidak berisiko 41 60
Jarak Kehamilan:
Berisiko 52 24 4,18 2,17-8,05 0,000
Tidak berisiko 32 58
Riwayat BBLR:
Ya 18 11 1,81 0,79-4,13 0,152
Tidak 64 71
Komplikasi Kehamilan:
Ya 30 13 3,06 1,45-6,44 0,003
Tidak 52 69
ANC:
Berisiko 25 37 0,53 0,28-1,01 0,053
Tidak berisiko 57 45
Sumber: Data Primer 2019
Tabel 2 menunjukkan usia ibu dengan BBLR mempunyai nilai p = 0,152 dan OR
BBLR mempunyai nilai p = 0,000 dan OR = =1,81, dengan nilai CI = 0,79-4,13.
3,34, dengan nilai CI = 1,76-6,34. Paritas Komplikasi kehamilan dengan BBLR
dengan BBLR mempunyai nilai p = 0,002 mempunyai nilai p = 0,003 dan OR =3,06,
dan OR =2,72, dengan nilai CI = 1,42-5,23. dengan nilai CI = 1,45-6,44. Ante Natal Care
Jarak kehamilan dengan BBLR mempunyai dengan BBLR mempunyai nilai p = 0,053
nilai p = 0,000 dan OR =4,18, dengan nilai dan OR =0,53, dengan nilai CI = 0,28-1,01.
CI = 2,17-8,05. Riwayat BBLR dengan

Tabel 3. Analisis Mutltivariabel Faktor Risiko Maternal pada Kejadian BBLR di RSU Anutapura
Palu
Model 1
Variabel OR CI 95% Sig
Usia 0,61 0,11-3,27 0,572
Paritas 0,22 0,03-1,27 0,091
Jarak Kehamilan 16,50 1,83-148,60 0,012
Komplikasi Kehamilan 1,94 0,58-6,50 0,281

-2 Log Likelihood : 203,967


Negelkerke R Square 0,177
Overall Percentage 67,1
Model 2
Variabel OR CI 95% Sig
Paritas 0,22 0,03-1,27 0,091
Jarak Kehamilan 10,63 2,21-51,10 0,003
Komplikasi 1,88 0,63-5,64 0,255

-2 Log Likelihood : 204,319


Negelkerke R Square 0,175
Overall Percentage 67,1
Model 3
12
Variabel OR CI 95% Sig
Paritas 0,33 0,06-1,66 0,183
Jarak Kehamilan 10,63 2,21-51,10 0,003

-2 Log Likelihood : 205,607


Negelkerke R Square 0,166
Overall Percentage 76,1
Sumber: Data Primer, 2019

Tabel 3 menunjukkan model satu sampai tahun, secara fisik ibu belum siap untuk
model tiga variabel jarak kelahiran selalu menerima kehamilan karena organ
konsisten mempunyai nilai OR yang tinggi reproduksi untuk hamil belum matang
pada setiap model. Dari ketiga model ini, sehingga belum berfungsi sempurna. Faktor
dipilih model tiga sebagai model terbaik. ini dapat berdampak pada kesehatan ibu serta
Pemilihan model tiga, didasarkan karena tumbuh kembang janin. Ibu hamil berusia
pada model ini variabel jarak kelahiran >35 tahun meskipun telah siap dari sisi
secara statistik menunjukkan hubungan yang mental, tetapi menurunnya kondisi tubuh
bermakna terhadap BBLR serta hemat serta proses degeneratif sel-sel reproduksi
(parsimoni), dimana dengan variabel bebas dapat berpengaruh kepada janin inta uterin
yang sedikit model ini dapat menjelaskan sehingga menyebabkan BBLR. Usia
faktor penting yang berhubungan dengan reproduksi yang optimal bagi seorang ibu
variabel terikat. adalah 20-35 (4) (5).
Berdasarkan model tiga, dapat Beberapa penelitian menyatakan
disimpulkan bahwa variabel jarak kehamilan bahwa terdapat hubungan yang signifkan
berkontribusi sebesar 76,1% terhadap antara usia ibu saat hamil dengan kejadian
kejadian BBLR di RSU Anutapura Palu, BBLR. Usia terlalu muda mengakibatkan
sedangkan sisanya sebesar 23,9% disebabkan belum optimalnya kondisi biologis ibu hamil
oleh faktor yang lain yang tidak diteliti dalam dan secara mental belum matang. Usia terlalu
penelitian ini. Nilai Negelkerke R Square tua mengakibatkan menurunnya daya
sebesar 0,166 yang berarti bahwa variabilitas kelenturan organ reproduksi ibu hamil
variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh sehingga berisiko mengalami kejadian
variabel bebas sebesar 16,6%. Berdasarkan BBLR. Usia ibu hamil yang terlalu muda
model tiga jarak kehamilan mempunyai nilai ataupun terlalu tua juga akan berdampak
Sig = 0,003 dan OR=10,63. Berdasarkan hasil dalam pemenuhan nutrisi bagi janin yang
analisis ini, dapat disimpulkan bahwa dikandung (3) (15) (9) (16) (17). Penelitian yang
variabel jarak kehamilan merupakan faktor dilaksanakan di Bale Zone Hospital, South
risiko yang paling dominan terhadap kejadian East Ethiopia menunjukkan hubungan yang
BBLR di RSU Anutapura Palu. signifikan antara umur dengan kejadian
Hasil penelitian ini menunjukkan BBLR dengan nilai OR=3 yang artinya
hubungan yang signifikan antara usia ibu saat risiko kejadian BBLR meningkat 3 kali lebih
hamil dengan kejadian BBLR. Risiko besar pada ibu yang hamil pada usia <20
kejadian BBLR akan meningkat 3,34 kali tahun dibandingkan ibu yang hamil di usia
lebih besar pada ibu hamil dengan usia yang >20 tahun (18).
bersisiko (<20 tahun, >35 tahun) Penelitian menunjukkan hubungan
dibandingkan ibu hamil dengan usia tidak yang signifikan antara paritas dengan
berisiko. Kehamilan dengan kategori risiko kejadian BBLR. Risiko kejadian BBLR
tinggi dapat terjadi jika usia ibu hamil terlalu meningkat 2,72 kali lebih besar pada ibu
muda (<20 tahun) dan terlalu tua (>35 tahun). dengan paritas berisiko (>2 kali)
Ibu hamil pada kelompok usia tersebut dapat dibandingkan ibu dengan paritas tidak
mengalami anemia dan komplikasi berisiko. Paritas merupakan klasifikasi
kehamilan lainnya yang berisiko terhadap perempuan dengan melihat jumlah bayi lahir
kejadian BBLR. Selain itu pada usia <20 hidup atau mati yang dilahirkanya pada umur
13
kehamilan lebih dari 20 minggu. Penyulit Studi prospektif mengemukakan bahwa
kehamilan banyak ditemukan pada ibu hamil terdapat hubungan bermakna antara interval
dengan paritas tinggi karena terlalu sering persalinan dengan kejadian BBLR. Risiko
melahirkan. Wanita yang pertama kali hamil kejadian BBLR meningkat pada jarak
dan melahirkan, serta wanita yang hamil dan kehamilan yang sangat pendek (19) (5).
melahirkan lebih dari empat kali merupakan Ibu yang baru melahirkan
kategori paritas berisiko terhadap kejadian membutuhkan waktu untuk memulihkan
BBLR. Kehamilan dan persalinan pertama kondisi tubuh terutama organ reproduksi.
risiko meningkat karena ibu belum pernah Sistem reproduksi yang belum pulih setelah
mengalami kehamilan dan baru mulai persalinan akan berpengaruh terhadap suplai
membuka jalan lahir. Ibu dengan paritas darah akan oksigen serta nutrisi pada
tinggi akan mengalami jaringan parut pada plasenta, yang akan mengganggu fungsi kerja
rahimnya yang akan melemahkan rahim plasenta ibu terhadap janin. Idealnya jarak
sehingga persediaan darah ke plasenta tidak antar kehamilan adalah >2 tahun sehingga
adekuat dan akan mengganggu distribusi memungkinkan tubuh ibu untuk memperbaiki
nutrisi dari ibu ke janin sehingga organ-organ reproduksinya untuk siap hamil
mengganggu pertumbuhan janin (4) (5) (19). kembali (4) (21) (3) (17). Penelitian tentang
Penelitian tentang faktor-faktor yang karakteristik ibu yang berhubungan dengan
berhubungan dengan kejadian BBLR di Kota BBLR di Padangsidimpuan menunjukkan
Kudus terdapat hubungan yang bermakna bahwa risiko kejadian BBLR meningkat 3,46
antara paritas dengan kejadian BBLR kali lebih besar pada ibu dengan jarak
dengan nilai OR=3,64. Ibu hamil dengan kehamilan berisiko (20).
paritas tinggi (>2) akan mengalami Dalam penelitian ini riwayat BBLR
penurunan fungsi endometrium dan korpus tidak berhubungan secara signifikan dengan
uteri yang akan menyebabkan ibu rentan kejadian BBLR dan bukan merupakan faktor
untuk melahirkan bayi BBLR (3). Beberapa risiko BBLR. Akan tetapi, secara ilmiah teori
penelitian lain juga menunjukkan hubungan mengatakan ibu hamil dengan riwayat yang
yang signifikan antara paritas dengan tidak normal seperti perdarahan, abortus,
kejadian BBLR. Ibu yang hamil pertama prematuritas, dan BBLR akan meningkatkan
(primipara) berisiko melahirkan bayi BBLR risiko kejadian BBLR pada persalinan
karena seringkali belum mampu beradaptasi berikutnya. Umumnya kejadian BBLR akan
menghadapi kehamilannya. Penyulit berulang karena terdapatnya kelainan
kehamilan sering kali dialami oleh ibu anatomis uterus seperti septum uterus.
multipara akibat timbulnya jaringan parut Adanya septum uterus akan menyebabkan
dirahim yang menghambat proses distribusi kapasitas endometrium berkurang, sehingga
nutrisi ke janin (17) (20). menghambat pertumbuhan janin sehingga
Hasil penelitian ini menunjukkan dapat menyebabkan keguguran serta
hubungan yang signifikan antara jarak persalinan prematur (5) (19).
kehamilan dengan kejadian BBLR. Risiko Meskipun dalam penelitian ini riwayat
kejadian BBLR meningkat 4,18 kali lebih BBLR bukan merupakan faktor risiko
besar pada ibu dengan jarak kehamilan kejadian BBLR. Hal ini disebabkan karena
berisiko (<2 tahun) dibandingkan ibu dengan faktor risiko lainnya lebih kuat hubungannya
jarak kehamilan tidak berisiko (≥2 tahun). dengan kejadian BBLR. Beberapa penelitian
Jarak antar kehamilan seorang ibu juga lain juga menunjukkan adanya hubungan
mempengaruhi kejadian BBLR. Semakin yang signifikan antara riwayat BBLR dengan
dekat jarak antara dua kehamilan maka risiko kejadian BBLR (16) (22). Penelitian tentang
kejadian BBLR akan semakin besar, karena faktor-faktor yang berhubungan dengan
komplikasi perdarahan antepartum, partus BBLR di Olkalou District Hospital, Central
prematur dan anemia berat kemungkinan Region Kenya, menunjukkan risiko kejadian
dapat terjadi. Jarak kehamilan <2 tahun juga BBLR meningkat sebesar 4,7 kali lebih besar
akan mengganggu pertumbuhan janin karena pada ibu hamil dengan riwayat BBLR (22).
rahim belum dapat berfungsi dengan baik.
14
Hasil penelitian ini menunjukkan hamil dapat terkontrol. Tujuan utama
hubungan yang signifikan antara komplikasi pemeriksaa ANC adalah unutk menjaga agar
kehamilan dengan kejadian BBLR. Risiko ibu dapat menjalani masa kehamilan,
kejadian BBLR meningkat 3,06 kali lebih persalinan dan nifas dengan baik dan dapat
besar pada ibu yang mengalami komplikasi melahirkan bayi yang sehat. Berdasarkan
kehamilan dibandingkan ibu yang tidak fakta ilmiah, pemeriksaan kehamilan yang
mengalami komplikasi kehamilan. adekuat berkaitan erat dengan kejadian
Komplikasi yang dialami ibu selama BBLR (19).
kehamilan seperti hiperemesis gravidarum, Melalui pemeriksaan ANC yang
preeklampsia dan eklampsia, penyakit yang adekuat, berbagai risiko masa kehamilan
berhubungan langsung dengan kehamilan dapat di identifikasi dan ditangani dengan
misalnya perdarahan antepartum, trauma fisik lebih dini. Meskipun kaitannya pemeriksaan
dan psikologis,anemia, diabetes mellitus dan ANC dengan BBLR secara biologis belum
penyakit infeksi akan meningkatkan risiko diketahui akan tetapi deteksi masalah
kejadian BBLR. Anemia dan kekurangan kehamilan dapat diketahui lebih awal.
energi kronik pada ibu hamil akan Berdasarkan program kebijakan yang
meningkatkan risiko melahirkan BBLR. diterapkan pada pelayanan ANC, kunjungan
Dampak jangka panjang jika hal ini tidak yang dilakukan adalah minimal sebanyak 4
tangani dengan baik akan menyebabkan bayi kali selama kehamilan, dengan rincian:
tersebut mengalami stunting di masa yang minimal 1 kali pada trimester pertama (K1),
akan datang, yang berdampak terhadap minimal 1 kali pada trimester kedua (K2),
penurunan kualitas balita di Indonesia (4) (2) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (K3
(19) (19)
. dan K4) . Beberapa penelitian
Ibu yang menderita eklamsi yang menunjukkan hubungan yang signifikan
awalnya didahului dengan preeklamsi dapat antara pemeriksaan ANC dengan kejadian
mengakibatkan komplikasi sehingga hasil BBLR (25) (15) (20) (18) (26) (9).
luaran janin berupa prematuritas ataupun A Case Control Study on Risk Factors
dismaturitas. Perdarahan sebelum kehamilan Associated with Low Birth Weight Babies in
aterm dapat terjadi karena plasenta previa. Eastern Nepal, menunjukkan risiko kejadian
Suplai oksigen untuk metabolisme ibu akan BBLR meningkat sebesar 3,34 kali pada ibu
terganggu karena anemia saat hamil. Hal yang terlambat melakukan pemeriksaan K1.
tersebut akan berefek buruk pada janin yang Risiko kejadian BBLR meningkat sebesar
dikandung ibu karena janin yang sedang 16,7 kali pada ibu yang tidak melakukan
tumbuh sangat bergantung pada suplai zat pemeriksaan ANC sesuai standar (25). Hasil
gizi mengalir ke plasenta dan zat-zat penelitian ini membuktikan bahwa
makanan dari jumlah darah ibu (4) (5). pemeriksaan ANC sesuai standar merupakan
Beberapa penelitian tentang faktor faktor pelindung terhadap kejadian BBLR
risiko kejadian BBLR menunjukkan (OR=0,53).
hubungan yang signifikan antara komplikasi Berdasarkan hasil analisis
selama hamil dengan kejadian BBLR (21) (23) multivariabel menunjukkan bahwa faktor
(24) (18)
. A Case Control Study on Risk Factors yang dominan berhubungan dengan kejadian
Associated with Low Birth Weight Babies in BBLR di RSU Anutapura Palu tahun 2019
Eastern Nepal, menunjukkan ibu yang adalah jarak kehamilan. Jarak antar kelahiran
mengalami komplikasi kehamilan berisiko yang terlalu dekat menyebabkan fungsi sistim
2,4 kali lebih besar melahirkan BBLR dan organ reproduksi ibu belum dapat
dibandingkan ibu yang tidak mengalami berfungsi dengan baik janin yang
komplikasi kehamilan (25). dikandungnya tidak dapat bertumbuh dan
Salah satu pelayanan kesehatan yang berkembang dengan normal. Akan tetapi
harus dilakukan ibu selama hamil adalah perlu menjadi perhatian bahwa kejadian
pemeriksaan Ante Natal Care (ANC). BBLR berhubungan dengan peran dari
Pemeriksaan kehamilan ini penting untuk beberapa faktor.
dilakukan agar kondisi ibu dan janin selama
15
Hasil penelitian menunjukkan bahwa World Health Organization U. Low
mekanisme terjadinya BBLR bukanlah birthweight, Country, Regional And
karena faktor tunggal. Faktor usia ibu, Global Estimates. Vol. 63. 2004. 89–90
paritas, jarak kehamilan dan komplikasi p.
kehamilan berperan secara bersama-sama
dalam terjadinya BBLR. Pemeriksaan ANC Stevens LM, Lynm C, Glass RM. Global
sesuai standar pada masa kehamilan Nutrition Targets 2025 Low Birth
merupakan bagian penting dalam pemberian Weight Policy Brief. J Am Med Assoc.
pelayanan kesehatan ibu. Hal penting yang 2002;287(2):270.
harus dipahami bahwa setiap kehamilan
dapat menimbulkan risiko kematian pada ibu, Haryanto C, Pradigdo S, Rahfiluddin M.
karena itu pemantauan dan perawatan Faktor-faktor Yang Berhubungan
kesehatan yang adekuat pada ibu selama Dengan Kejadian Berat Badab Kahir
kehamilan sangat penting untuk dilakukan. Rendah (BBLR) Di Kabupaten Kudus
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas
pemeriksaan ANC yang sesuai standar akan Undaan Kecamatan Undaan Kabupaten
memberikan perlindungan kepada ibu Kudus Tahun 2015). J Kesehat Masy.
terhadap kejadian BBLR. 2017;5(1):322–31.
SIMPULAN DAN SARAN
Usia ibu, paritas, jarak kehamilan dan Manuaba IBG. Ilmu Kebidanan, Penyakit
komplikasi kehamilan merupakan faktor Kandungan & Keluarga Berencana
risiko maternal pada kejadian BBLR di RSU Untuk Pendidikan Bidan [Internet].
Anutapura Palu. Jarak kehamilan merupakan Pertama. Penerbit Buku Kedokteran
faktor risiko yang paling berhubungan ECG; 1998. Available from:
terhadap kejadian BBLR di RSU Anutapura https://books.google.co.id/books?id=o7r
Palu, dan pemeriksaan ANC yang sesuai IQ70xKjYC&printsec=frontcover#v=on
standar dapat memberikan perlindungan epage&q&f=false.
terhadap kejadian BBLR. Diharapkan
peningkatan kerjasama yang baik antara Nelwan JE. Epidemiologi Kesehatan
seluruh institusi kesehatan yang ada di Kota Reproduksi [Internet]. deepublish; 2019.
Palu dengan Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Available from:
Puskesmas dan instansi terkait untuk https://books.google.co.id/books?id=a4S
memberikan sosialisasi yang efektif dan tepat 5DwAAQBAJ&pg=PR3&dq=epidemiol
sasaran tentang faktor risiko BBLR. Edukasi ogi+kesehatan+reproduksi+Dr.+Dr.+Jei
tentang pentingnya pemeriksaan ANC sesuai ni+Ester+Nelwan,+M.Kes)&hl=id&sa=
standar perlu ditingkatkan sebagai upaya X&ved=2ahUKEwihwIz90pLsAhWWe
pencegahan BBLR. X0KHdCmChwQ6AEwAHoECAQQAg
#v=onepage&q=epidemiologi kesehatan
UCAPAN TERIMA KASIH reproduksi Dr. Dr. Jeini Ester.
Ucapan terima kasih disampaikan
kepada Direktur Poltekkes Kemenkes Pal, Umriaty U, Nisa J. Faktor Maternal Yang
Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Mempengaruhi Kejadian Berat Bayi
Kemenkes Palu, Ketua Program Studi D-IV Lahir Rendah (BBLR) Di Kota Tegal.
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palu, JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan).
Direktur RSU Anutapura Palu, Kepala 2018;1(2):67–72.
Bagian Diklat RSU Anutapura Palu, Kepala
Ruangan Bersalin RSU Anutapura Palu yang Mahardini S, Nugraheni S, Aruben R. Faktor
sudah memberikan kesempatan dan bantuan Risiko Dari Aspek Maternal Pada
sehingga penelitian ini dapat terlaksana Kejadian Berat Badan Lahir Rendah
dengan baik. (BBLR) Di Wilayah Kerja Dinas
Kesehatan Kota Cirebon Tahun 2014. J
DAFTAR PUSTAKA Kesehat Masy. 2015;3(3):238–45.
16
Midwifery). 2019;5(2):45–50.
Mahecha-Reyes E, Grillo-Ardila CF.
Maternal Factors Associated With Low Agbozo F, Abubakari A, Der J, Jahn A.
Birth Weight In Term Neonates: A Prevalence Of Low Birth Weight,
Case-Controlled Study. Rev Bras Macrosomia And Stillbirth And Their
Ginecol e Obstet. 2018;40(8):444–9. Relationship To Associated Maternal
Risk Factors In Hohoe Municipality,
Jalil A, Usman A, Zakar R. Maternal Factors Ghana. Midwifery [Internet].
Determining Low Birth Weight in 2016;40:200–6. Available from:
Punjab: A Secondary Data Analysis. http://dx.doi.org/10.1016/j.midw.2016.0
FWU J Soc Sci [Internet]. 6.016.
2016;10(2):70–9. Available from:
http://sbbwu.edu.pk/journal/FWU_Journ Dahlui M, Azahar N, Oche OM, Aziz NA.
al_of_Social_Sciences_Winter_2016_V Risk Factors For Low Birth Weight In
ol_10_no_1/Maternal Factors Nigeria: Evidence From The 2013
Determining Low Birth Weight in Nigeria Demographic And Health
Punjab A Secondary Data Analysis.pdf. Survey. Glob Health Action. 2016;9(1).

Slemming W, Bello B, Saloojee H, Richter L. Demelash H, Motbainor A, Nigatu D,


Maternal Risk Exposure During Gashaw K, Melese A. Risk Factors For
Pregnancy And Infant Birth Weight. Low Birth Weight In Bale Zone
Early Hum Dev [Internet]. 2016;99:31– Hospitals, South-East Ethiopia : A Case-
6. Available from: Control Study. BMC Pregnancy
http://dx.doi.org/10.1016/j.earlhumdev.2 Childbirth. 2015;15(1):1–10.
016.03.012. Direktorat Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak Kementerian Kesehatan RI. Modul
Pereira PP da S, Da Mata FAF, Figueiredo Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah
ACG, de Andrade KRC, Pereira MG. (BBLR) Untuk Bidan Di Desa
Maternal Active Smoking During [Internet]. 2011. Available from:
Pregnancy And Low Birth Weight In https://librarystikespkj.files.wordpress.c
The Americas: A Systematic Review om/2017/10/d08120562-618-920-1-ind-
And Meta-Analysis. Nicotine Tob Res. m-manajemen-bayi-berat-lahir-rendah-
2017;19(5):497–505. bblr-untuk-bidan-di-desa-
2011.pdf.Tanjung WW, Batubara NS,
Badan Kependudukan dan Keluarga Khairani P. Hubungan Karakteristik Ibu
Berencana Nasional Indonesia, Badan (Usia, Paritas, Jarak Kehamilan,
Pusat Statistik Indonesia, Kementerian Pengetahuan), Riwayat ANC dan
Kesehatan Indonesia U. Survei Riwayat Obstetri Dengan Kejadian
Demografi Dan Kesehatan Indonesia BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah
Tahun 2017. 2018. Kota Padangsidimpuan. 2018;2(1):53–
60.
Dinkes Sulteng. Profil Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tengah Tahun 2017. 2016;1– Hasriyani H, Hadisaputro S, Budhi K,
5. Setiawati M, Setyawan H. Berbagai
Faktor Risiko Kejadian Bayi Berat Lahir
RSU Anutapura Palu. Data Rekam Medik Rendah (BBLR) (Studi di Beberapa
Kasus BBLR RSU Anutapura. 2018. Puskesmas Kota Makassar). J Epidemiol
Kesehat Komunitas. 2018;3(2):91.
Ultriani U. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian BBLR Di Ruang Muchemi OM, Echoka E, Makokha A.
Bersalin Rumah Sakit Umum Sekota Factors Associated With Low Birth
Kendari. J Ilm Kebidanan (Scientific J Weight Among Neonates Born At
17
Olkalou District Hospital, Central
Region, Kenya. Pan Afr Med J.
2015;20:1–11.

Mitao M, Philemon R, Obure J, Mmbaga BT,


Msuya S, Mahande MJ. Risk Factors
And Adverse Perinatal Outcome
Associated With Low Birth Weight In
Northern Tanzania: A Registry-Based
Retrospective Cohort Study. Asian
Pacific J Reprod [Internet].
2016;5(1):75–9. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.apjr.2015.12.
014.

Feresu SA, Harlow SD, Woelk GB. Risk


Factors For Low Birthweight In
Zimbabwean Women: A Secondary
Data Analysis. PLoS One.
2015;10(6):1–17.

Bhaskar RK, Deo KK, Neupane U,


Chaudhary Bhaskar S, Yadav BK,
Pokharel HP, et al. A Case Control
Study On Risk Factors Associated With
Low Birth Weight Babies In Eastern
Nepal. Int J Pediatr. 2015;2015:1–7.

Klebanov PK, Evans GW, Brooks-Gunn J.


Poverty, Ethnicity, And Risk Of Obesity
Among Low Birth Weight Infants. J
Appl Dev Psychol [Internet].
2014;35(3):245–53. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.appdev.2014.
01.003.

18

You might also like