You are on page 1of 12

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU

KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) IBU HAMIL DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUJUN KABUPATEN
KERINCI TAHUN 2020
1 2 3
Melly Febriyanti , Hubaybah , Arnild Augina Mekarisce

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

E-mail : mellyfebriyanti31@gmail.com

ABSTRACT

Background : Antenatal Care is a health service provided by health workers for mothers during
their pregnancy and implemented according to service standards. K4 visits in puskesmas jujun in
Kabupaten Kerinci 2019 have not reached the target that has been set at 78% while in puskesmas
only reached 73.8%. The purpose of this research is to know the correlation of knowledge,
education, culture, health officer support and access to health services with the behavior of
pregnant women's ANC visits in the Public Health Center working area of Jujun Village Kerinci
District in 2020. Methods : : This research is a type of quantitative research with Cross sectional
research design. Data collection was conducted in March-April 2021. The research population is
134 pregnant women with a research sample of 62 pregnant women. Sampling is done using
Simple random sampling technique. Analyze data using the Chi-Square test. Result : Factors
related to ANC Visits in Pregnant Women are knowledge and Culture. While there is no link
between education, Health Officer Support and Access to Health Services with ANC Visits.
Conclusion : There is a relationship between Knowledge and Culture with the Behavior of Anc Visit
pregnant women in the Public Health Center working area of Jujun Village Kerinci District in 2020.

Keywords : Antenatal Care Visit, The Behavior of Pregnant Woman

ABSTRAK

Latar Belakang : Antenatal Care adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama kehamilannya dan dilaksanakan sesuai standar pelayanan. Kunjungan
K4 di Puskesmas jujun Kabupaten Kerinci tahun 2019 belum mencapai target yang telah ditetapkan
yaitu 78% sedangkan pada puskesmas hanya tercapai sebesar 73,8%. Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui hubungan pengetahuan, pendidikan, budaya, dukungan petugas kesehatan dan
akses pelayanan kesehatan dengan perilaku kunjungan ANC ibu Hamil di wilayah kerja Puskesmas
Jujun Kabupaten Kerinci tahun 2020. Metode : Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif
dengan desain penelitian Cross sectional. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret-April
2021. Populasi penelitian yaitu 134 Ibu Hamil dengan sampel penelitian sebanyak 62 Ibu hamil.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Simple random sampling. Analisis
data menggunakan uji Chi-Square. Hasil : Faktor yang berhubungan dengan Kunjungan ANC pada
ibu Hamil adalah pengetahuan dan Budaya. Sedangkan tidak terdapat hubungan antara
pendidikan, Dukungan Petugas Kesehatan dan Akses Pelayanan kesehatan dengan Kunjungan
ANC. Kesimpulan : Ada hubungan antara Pengetahuan dan Budaya dengan Perilaku Kunjungan
ANC ibu Hamil di wilayah kerja Puskesmas Jujun Kabupaten Kerinci Tahun 2020.

Kata Kunci : Kunjungan Antenatal Care, Perilaku Ibu Hamil


PENDAHULUAN tetapi dari hasil Riskesdas dengan
Data WHO (World Health tahun 2013 mengatakan bahwa cakupan
Organization) mengenai peningkatan K4 secara lokal yaitu 70% dengan
kesehatan ibu yang merupakan salah cakupan rendah di Maluku yaitu 41,4%
satu tujuan Millenium Development dan tinggi di Yogyakarta yaitu 85,5%,
Goal’s (MDG’s) sesuai target Nasional kesimpulanya ada kenaikan cakupan
menurut MDGs yaitu menurunkan Angka kunjungan K4 dari tahun 2013-2018 yaitu
3
Kematian Ibu sebesar ¾ dari Angka 4,1%.
Kematian Ibu pada tahun 2018 menurut Laporan Profil kesehatan
WHO adalah 165/100.000 kelahiran Kabupaten Kerinci tahun 2019 (2020)
hidup, sedangkan mengalami penurunan memperlihatkan bahwa kunjungan ibu
1
pada tahun 2015 adalah 126/100.000. hamil K1 tahun 2017 adalah sebesar
Di Indonesia AKI dikatakan 94,01%, K4 sebesar 88,22% cenderung
masih tinggi dari tahun ke tahun.Tertulis meningkat tahun 2018 K1 sebesar
jumlah AKI tahun 1990 yaitu 390. 102,2%, K4 sebesar 93,4% bahkan pada
Seterusnya setiap 5 tahun Jumlah ini tahun 2019 K1 tercapai 103,3% Dan K4
turun menjadi 353 pada tahun 1995, 320 94,6% angka ini telah mencapai target
pada tahun 2000, 268 pada tahun 2005 kunjungan ibu hamil yang telah
dan 228 pada tahun 2010. Tetapi AKI di ditetapkan di Kabupaten Kerinci pada
Indonesia terus naik yaitu menjadi 305 tahun 2019 adalah (94%).
tahun 2015. namun untuk turunkan AKI Kabupaten Kerinci memiliki 21
sampai terendah yaitu 102 seluruhan puskesmas yang setengahnya telah
angka tersebut tidak dicapai ke target tercapai target K4. Salah satu
MDGs. Bahkan sampai saat ini masih Puskesmas yang cakupannya masih
dilakukan usaha ataupun upaya untuk rendah yaitu Puskesmas Jujun. Dengan
turunkan AKI memulai target baru SDGs persentase cakupan ANC tahun 2017 K1
yaitu terturunnya AKI di bawah angka 70 sebesar 85,39% dan K4 63,32%.
tahun 2030. Hasil Survei Demografi Sementara kunjungan pada tahun 2018
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun angka kunjungan mengalami
2018, tercatat 228 kematian ibu dari peningkatan dengan cakupan K1 sebesar
2
100.000 kelahiran hidup. 94,5% dan K4 sebesar 80,4%, tetapi
Hasil Riset Kesehatan Dasar terjadi penurunan angka kunjungan pada
(Riskesdas) tahun 2018 mengatakan tahun 2019 dengan cakupan K1 sebesar
bahwa cakupan K4 secara nasional yaitu 86,1% dan K4 sebesar 73,8%. Dengan
74,1% dengan angka rendah di Papua target kunjungan K1 (94%) tetapi untuk
43,8% dan tinggi di Yogyakarta 90,2%, tahun 2019 cakupan K4 angka tersebut
masih dibawah target yaitu 73,8% harus memakai kendaraan umum agar
dengan angka target yang ditetapkan bisa sampai ke pelayanan kesehatan.
4
sebesar (78%). Menurut bidan setempat ibu di wilayah
Antenatal care (ANC) merupakan kerja puskesmas jujun masih ada yang
suatu layanan kesehatan yang diberi oleh mempercayai dukun-dukun setempat.
tenaga kesehatan ke ibu contohnya dgn Dan alasan ibu tidak melaksanakan
melihat kesehatan secara psikologis, fisik pemeriksaan kehamilan dgn teratur
dan tumbuhkembang janin untuk sesuai jadwal yang ditentu oleh tenaga
persiapan persalinan ibu tersebut agar karena keluhan belum muncul dan ibu
5
tidak terjadi hal yang tidak terduga. terasa sehat karena pada kehamilan
Cakupan K1 merupakan sebelumnya mereka juga tidak
pemeriksaan kesehatan ibu hamil untuk melaksanakan kunjungan kehamilan dan
pertama kalinya pada kehamilan mereka berkata tidak mengalami
(Trimester) bulan pertama sesuai dengan komplikasi saat melahirkan, mereka akan
standar, sedangkan Cakupan K4 ialah melakukan kunjungan kepelayanan
pemeriksaan ibu hamil dengan petugas kesehatan apabila ada keluhan saja.
kesehatan yang ke empat sesuai dengan Berdasarkan hal di atas maka
standar tertentu untuk dapatkan layanan peneliti terdorong untuk melakukan
ANC. Standar yang ditentukan yaitu 1 penelitian lebih lanjut dengan judul
kali pada trimester pertama (sebelum 14 “Faktor-Faktor Yang Berhubungan
minggu), 1 kali trimester ke dua (antara Dengan Perilaku Kunjungan Antenatal
minggu 14-28), dan 2 kali pada saat Care (Anc) Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
6
trimester tiga (antara minggu 29-36). Puskesmas Jujun Kabupaten Kerinci
Hasil survey data awal yang Tahun 2020”
dilaksanakan peneliti di Puskesmas Jujun
Kabupaten Kerinci dari 10 ibu hamil METODE
diperoleh hasil bahwa ibu hamil yang Penelitian ini adalah penelitian
mempunyai pengetahuan tinggi kuantitatif dengan menggunakan
sebanyak 4 responden, dengan rata-rata rancangan Cross Sectional. Waktu
berpendidikan SMA. Untuk akses ke penelitian dilakukan pada bulan Maret-
pelayanan kesehatan dari 3 ibu hamil April 2021. Populasi yaitu 134 ibu hamil.
mengalami kesulitan untuk melakukan Sampel dalam penelitian ini diambil
pemeriksaan kehamilan karena jarak dengan menggunakan Simple Random
rumah ke pelayanan kesehatan yang Sampling (Sampel acak sederhana) yaitu
jauh, serta ibu tidak ada yang mengantar sebanyak 62 ibu.
ke pelayanan kesehatan. Sehingga ibu
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. ANALISIS UNIVARIAT
Tabel 1.1 Distribusi Responden berdasarkan Karakteritik di Wilayah Kerja
Puskesmas Jujun Kabupaten Kerinci Tahun 2020

Variabel Jumlah (n) Persentase (%)


Pendidikan
Tamat SD 1 1.6
Tamat SLTP/Sederajat 5 8.1
Tamat SLTA/Sederajat 37 59.7
Akademi/Perguruan Tinggi 19 30.6
Pekerjaan
Tidak Bekerja/IRT 57 91.9
Petani 0 0
Pedagang/Wiraswasta 0 0
PNS/Peg.Swasta 5 8.1
Buruh 0 0
Umur
<20 10 16.1
20-30 47 75.8
>30 5 8.1
Total 62 100
Tabel diatas menunjukkan rata-rata responden mayoritas Tidak Bekerja/IRT
responden memiliki pendidikan tamat (91.9%). Umur responden rata-rata 20-30
SLTA/Sederajat (59.7%). Pekerjaan tahun yaitu sebanyak (75.8%
Tabel 1.2 Distribusi Responden berdasarkan Variabel Penelitian di Wilayah Kerja
Puskesmas Jujun Kabupaten Kerinci Tahun 2020

Variabel Jumlah (n) Persentase (%)


Pengetahuan
Tinggi 53 85.5
Rendah 9 14.5
Pendidikan
Tinggi 60 96.8
Rendah 2 3.2
Budaya
Positif 37 59.7
Negatif 25 40.3
Dukungan Petugas Kesehatan
Mendukung 58 93.5
Kurang Mendukung 4 6.5
Akses Pelayanan Kesehatan
Mudah 43 69.4
Sulit 19 30.6
Kunjungan ANC
Baik 48 77.4
Kurang Baik 14 22.6
Total 62 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dukungan dari petugas kesehatan yaitu
sebanyak 85.5% responden memiliki sebesar 93.5%. untuk variabel akses
pengetahuan tinggi. Untuk variabel pelayanan kesehatan responden memilki
pendidikan mayoritas responden memiliki akses mudah yaitu sebesar 69.4%. dan untuk
pendidikan tinggi yaitu sebesar 96.8%. untuk variabel kunjungan ANC responden
variabel budaya, budaya postif sebesar melakukan kunjungan baik dengan
59.7%. selain itu untuk dukungan Petugas persetanse sebanyak 77.4%.
Kesehatan mayoritas responden mendapat
2. ANALISIS BIVARIAT

Tabel 1.2 Analisis Bivariat Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku


Kunjungan Antenatal Crae (ANC) Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Jujun
Kabupaten Kerinci Tahun 2020

Variabel Kunjungan Antenatal Care Jumlah P Value


Kurang Baik Baik
F % F % N %
Pengetahuan
Tinggi 8 15,1 45 84,9 53 100
Rendah 6 66,7 3 33,3 9 100 0,003
Pendidikan
Tinggi 13 21,7 47 78,3 60 100
Rendah 1 50,0 1 50,0 2 100 0.403
Budaya
Positif 5 13,5 32 86,5 37 100
Negatif 12 48,0 13 52,0 25 100 0.003
Dukungan Petugas Kesehatan
Mendukung 13 22,4 45 77,6 58 100
Kurang Mendukung 1 25,0 3 75,0 4 100 1.000
Akses Pelayanan Kesehatan
Mudah 11 25,6 32 74,4 43 100
Sulit 6 31,6 13 68,4 19 100 0.656
Sumber : Data Primer Terolah, 2021
*Signifikan pada α=0.05

Pada tabel diatas menunjukkan responden yang melakukan kunjungan


bahwa dari 14 responden yang melakukan antenatal care baik, responden yang memiliki
kunjungan antenatal care kurang baik, tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 45
responden yang memiliki tingkat orang (84.9%) dan tingkat pengetahuan
pengetahuan tinggi sebanyak 8 orang rendah terdapat 3 orang (33.3%).
(15.1%) dan tingkat pengetahuan rendah Dari Tabel di atas menunjukkan
terdapat 6 orang (66.7%). Sedangkan dari 48 bahwa dari 14 responden yang melaukakan
kunjungan antenatal care kurang baik, Dari 45 responden yang melakakan
responden yang memiliki pendidikan kategori kunjungan antenatal care baik memiliki akses
tinggi sebanyak 13 orang (21.7%) dan ke tempat pemeriksaan kehamilan yang
kategori rendah terdapat 1 orang (50.0%). mudah dijangkau, sedangkan dari 17
Sedangkan dari 48 responden yang responden yang kurang baik dalam
melakukan kunjungan antenatal care baik, melakukan kunjungan antenatal care dan
responden yang memiliki pendidikan kategori aksesnya tidak mudah sebanyak 11 orang
tinggi sebanyak 47 orang (78.3%) dan (25.6%) dan yang memiliki akses sulit
pendidikan kategori rendah terdapat 1 orang dijangkau ketempat pemeriksaan kehamilan
(50.0%). sebanyak 6 orang (31.6%).
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa PEMBAHASAN
dari 17 responden yang melaukakan 1. Hubungan Pengetahuan dengan
kunjungan antenatal care kurang baik, Perilaku Kunjungan Antenatal Care
responsen yang memiliki Budaya positif Hasil uji statistik dengan chi square
sebanyak 5 orang (21.7%) dan budaya diperoleh bahwa nilai p Hasil uji statistik
negatif terdapat 12 orang (48.0%). dengan menggunakan uji chi-square
Sedangkan dari 45 responden yang diperoleh nilai p = 0.003 yang berarti ada
melakukan kunjungan antenatal care baik, hubungan antara tingkat pengetahuan
responden yang memiliki Budaya positif dengan kunjungan antenatal care.
sebanyak 32 orang (86.5%) dan budaya adanya hubungan ini karna distribusi
negatif terdapat 13 orang (52.0%). responden ibu hamil yang berpegetahuan
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tinggi dan cakupan kunjungan ANC
dari 14 responden yang melaukakan teratur lebih besar dari pada ibu hamil
kunjungan antenatal care kurang baik tetapi yang berpengetahun rendah. Semakin
petugas kesehatan mendukung sebanyak baik pengetahuan ibu hamil tentang
22.4% (13 Responden) sedangkan yang tidak antenatal care (ANC) maka cakupan
mendapat dukungan petugas kesehatan ANC-nya akan tercapai.
hanya terdapat 1 responden (25.0%). dan Hasil uji statistik dengan chi square
dari 48 responden menyatakan mendapat diperoleh bahwa nilai p Hasil uji statistik
dukungan yang kunjungan antenatal care dengan menggunakan uji chi-square
baik sebanyak 45 orang (77.6%) sedangkan diperoleh nilai p = 0.003 yang berarti ada
yang yang kurang mendapat dukungan dari hubungan antara tingkat pengetahuan
petugas kesehatan terdapat 3 orang (75.0%). dengan kunjungan antenatal care.
Dari tabel diats menunjukkan bahwa adanya hubungan ini karna distribusi
mayoritas responden memiliki akses mudah responden ibu hamil yang berpegetahuan
dijangkau ke tempat pemeriksaan kehamilan. tinggi dan cakupan kunjungan ANC
teratur lebih besar dari pada ibu hamil hubungan antara tingkat pendidikan
8
yang berpengetahun rendah. Semakin dengan kunjungan antenatal care.
baik pengetahuan ibu hamil tentang Hasil ini sejalan dengan penelitian
antenatal care (ANC) maka cakupan yang dilakukan oleh Fitri Indrawati (2018)
ANC-nya akan tercapai. yang menyatakan bahwa tidak ada
Hasil penelitian ini didukung oleh hubungan yang bermakna antara tingkat
penelitian Nurmawati dan Meilany pendidikan dengan kunjungan antenatal
9
Laisouw (2020) bahwa ada hubungan care dengan nilai p = 0.367.
antara pengetahuan ibu hamul dengan Pada penelitian ini tidak ada
kunjungan antenatal care dengan nilai p responden yang tidak bersekolah,
= 0.002 dimana p<0.05 yang berarti sehingga semua responden bisa
terdapat hubungan bermakna antara membaca dan menulis, Sebagian besar
pengetahuan dengan kunjungan pendidikan Responden tamat
7
antenatal care di Puskesmas Hila. SLTA/Sederajat 37 responden (59.7%).
Menurut Notoatmodjo perilaku Hal ini akan memepengaruhi
merupakan totalitas penghayatan dan kemampuan responden dalam menerima
aktivitas seseorang yang merupakan informasi tentang antenatal care.
hasil bersama atau resultant antara Semakin tinggi pendidikan seseorang
berbagai faktor internal dan eksternal. maka akan semakin tinggi
Pengetahuan yang merupakan hasil tahu pengetahuannya. Selain itu, semakin
manusia dalam menjawab pertanyaan tinggi pendidikan seseorang maka akan
“what” atau apa sesuatu itu memungkin semakin mudah seseorang tersebut
10
seseorang untuk memecahkan masalah dalam menerima informasi.
yang dihadapinya. Pengetahuan Menurut Notoadmodjo Pendidikan
merupakan domain yang sangat penting merupakan salah satu faktor yang
membentuk tindakan seseorang (overt mempengaruhi pengetahuan adalah
behavior) atau penentuan sikap, karena suatu proses yang unsurnya terdiri dari
itu pengetahuan yang dimiliki ibu masukan (input) yaitu sasaran
mempunyai pengaruh terhadap tindakan pendidikan (Output) yaitu suatu bentuk
pemeriksaan kehamilan. perilaku dan kemampuan dari saran-
2. Hubungan Pendidikan dengan saran pendidikan. Tujuan pendidikan
Perilaku Kunjungan Antenatal Care untuk mengubah perilaku masyarakat
Dari hasil uji statistik pada variabel yang tidak sehat. Tujuan tersebut dapat
tingkat pendidikan dengan menggunakan dicapai dengan anggapan bahwa
uji chi square diperoleh nilai p-value manusia selalu dapat belajar atau
adalah 0.043 yang berarti tidak ada berubah, karena manusia selama
hidupnya selalu berubah untuk diperuntuk dalam kehidupan
menyesuaikan diri terhadap perubahan bermasyarakat.
8
lingkungan. Faktanya masih banyak ibu-ibu yang
Hasil penelitian di lapangan dengan menganggap kehamilan sebagai hal
menggunakan kuesioner disimpulkan yang biasa, almiah, dan kodrati. Mereka
bahwa mayoritas responden memilki merasa tidak perlu memeriksa secara
jenjang pendidikan tinggi yaitu tamat rutin ke bidan ataupun dokter. Masih
SLTA/Sederajat. Pendidikan itu penting banyaknya ibu-ibu yang kurang
karena merupakan dasar dari mengerti menyadari pentingnya pemeriksaan
atau tidaknya seseorang dalam kehamilan menyebabkan tidak
menerima informasi. Informasi dapat terdeteksinya faktor-faktor risiko tinggi
lebih mudah diterima dan diadopsi pada yang dialami oleh mereka. Resiko ini
orang yang mempunyai tingkat baru diketahui saat persalinan karena
pendidikan yang lebih tinggi dari pada kasusnya sudah terlambat sehingga
tingkat pendidikan rendah. mengakibatkan kematian. Permasalahan
3. Hubungan Budaya dengan Perilaku -permasalahan pada kehamilan yang
Kunjungan Antenatal Care dipengaruhi oleh faktor nikah pada usia
Hasil uji statistik dengan chi square muda yang banyak dijumpai di daerah
12
diperoleh bahwa nilai p Hasil uji statistik pedesaan.
dengan menggunakan uji chi-square Hasil penelitian ini sejalan dengan
diperoleh nilai p = 0.007 yang berarti ada teori Syafruddin yang mengatakan bahwa
hubungan yang bermakna antara budaya banyak yang mempengaruhi kesehatan
dengan kunjungan antenatal care ibu di indonesia, antara lain masih adanya
hamil diwilayah kerja Puskesmas Jujun pengaruh sosial budaya yang turun
tahun 2020. temurun masih dianut sampai saat ini
Hasil penelitian ini sama dengan khususnya mitos. Selain itu di temukan
penelitian yang dilakukan oleh Enggar pula sejumlah pengetahuan dan perilaku
Ayu Pratiwi (2019) terdapat hubungan budaya yang dinilai tidak sesuai dengan
budaya dengan kunjungan antenatal prinsip-prinsip kesehatan menurut ilmu
11
care. kedokteran atau bahkan memberikan
Soial budaya adalah segala hal yang dampak kesehatan yang kurang
13
dicipta oleh manusia dngan pemikiran menguntungkan bagi ibu dan anaknya.
dan budi nuraninya untuk dan atau dalam Berdasarkan hasil penelitian dan
kehidupan masyarakat atau lebih teori di atas, pada dasarnya kebudayaan
disingkat manusia membuat sesuau dalam suatu daerah terbentuk pada
berdasarkan budi dan pikirannya yang kebiasaan hidup yang terdapat dalam
suatu lingkungaan masyarakat, yang terutama yang belum mempunyai
pada akhirnya kebiasaan yang telah pengalaman.
banyak dicontoh oleh sebagian besar Penelitian ini sejalan dengan
masyarakat tersebut akan mempengaruhi penelitian yang dilakukan oleh Jepri
pandangan dan perilaku seseorang Susanto (2016) dimana diperoleh hasil
terhadap suatu masalah atau fenomena analisis chi-square nilai p-value 0.057.
yang ada. Sehingga apabila seseorag yang menunjukkan bahwa tidak ada
mnganut suatu kebudayaan yang hubungan antara variabel dukungan
mendukung suatu hal yang postif dan petugas kesehatan dengan cakupan
sejalan dengan kesehatan, seperti kunjungan antenatal care di RSUD Kota
14
misalnya pemeriksaan antenatal care, Kendari tahun 2016.
maka akan mendorong perilaku Petugas kesehatan adalah
kesehatan yang positif pula. seseorang yang telah melewati masa
4. Hubungan Dukungan Petugas pendidikan formal dan dinyatakan lulus
Kesehatan dengan Perilaku berdasarkan syarat-syarat pendidikan
Kunjungan Antenatal Care yang ditempuh sehingga dapat
Berdasarkan hasil penelitian memberikan perawatan atau informasi
menunjukkan mayoritas ibu hamil yang kesehatan kepada pasien atau
cakupan antenatal care nya baik adalah masyarakat yang membutuhkan
yang mendapatkan dukungan dari informasi kesehatan sesuai dengan
petugas kesehatan yaitu 45 responden jurusan atau pendidikan yang ditempuh..
(77.6%). Hasil analisis data Peran petugas kesehatan sangat
menggunakan uji chi-square diperoleh signifikan untuk mensosialisasikan
nilai p-value = 1.000, maka dapat pentingnya melakukan Antenatal Care
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan (ANC) pada masa kehamilan untuk
antara dukungan petugas kesehatan memberi dukungan kepada ibu hamil
dengan cakupan kunjungan antenatal untuk teratur melakukan kunjungan
care di Puskesmas Jujun Kabupaten antenatal care (ANC). Dukungan petugas
Kerinci tahun 2020. kesehatan yang kurang, akan
Dukungan petugas kesehatan pada berpengaruh terhadap keinginan ibu
penelitian ini berupa tanya jawab tentang untuk melakukan pemeriksaan
15
keluhan, menjelaskan tentang antenatal kehamilan.
care, kapan harus melakukan kunjungan 5. Hubungan Akses Pelayanan
antenatal, memberikan penyuluhan pada Kesehatan dengan Perilaku
ibu hamil karena bantuan dari petugas Kunjungan Antenatal Care
sangatlah berarti taerhadap ibu hamil,
Pada variabel akses pelayanan Akses atau keterjangkauan adalah
kesehatan untuk kunjungan antenatal layanan kesehatan yang harus dapat
care baik tetapi akses pelayanan dicapai oleh masyarakat untuk menuju
kesehatan yang sulit sebanyak 14 orang pelayanan kesehatan seperti puskesmas
(22.6%) dan untuk kunjungan antenatal atau posyandu. Keterjangkauan yang
care kurang baik tetapi akses ke dimaksud adalah tempat pelayanan yang
pelayanan kesehatannya mudah lokasinya tidak strategis atau sulit dicapai
sebanyak 34 (79.1%). Sedangkan untuk oleh para ibu, sehingga untuk menempuh
kunjungan antenatal care kurang baik perjalanan ke tempat pelayanan
tetapi akses pelayanan kesehatan yang kesehatan akan memerlukan waktu yang
sulit sebanyak 5 orang (26.3%) dan untuk lama, sementara ibu hamil harus
kunjungan antenatal care kurang baik memeriksakan kehamilannya. Jarak
tetapi akses ke pelayanan kesehatannya merupakan penghalang yang
mudah sebanyak 9 orang (20.9%). meningkatkan kecenderungan
Selanjutnya dari hasil analisis chi-square penundaan upaya seseorang atau
pada variabel uji chi-square pada tabel masyarakat dalam mencari pelayanan
hubungan akses dengan kunjungan kesehatan. Masyarakat diharapkan dapat
antenatal care diketahui bahwa nilai memanfaatkan pelayanan untuk
p=0.858 hasil analisis ini memenuhi keluarganya. Kendala jarak dapat diatasi
kriteria persyaratan hipotesis tidak jika akses menuju pelayanan kesehatan
berhubungan, sehingga dapat dipermudah dengan jalan dalam
disimpulkan bahwa akses pelayanan meningkatkan saran dan prasarana
kesehatan tidak mempunyai hubungan transportasi yang ada. Jarak dikatakan
yang signifikan terhadap kunjungan juga ruang sela (Panjang atau jauh)
antenatal care. antara dua benda atau tempat yaitu jarak
Hasil penelitian ini sejalan dengan antara rumah dengan tempat pelayanan
17
penelitian yang dilakukan oleh ANC.
Choirunnissa, dkk (2017) tentang analisis Menurut teori Green, akses
faktor yang berhubungan dengan merupakan salah satu faktor pemungkin
pemeriksaan K4 pada ibu hamil di yang memungkin terjadinya sebuah
Puskesmas Bakung Provinsi Lampung perilaku atau tindakan seseorang. Faktor
Tahun 2017, dengan hasil p value = pemungkin dapat menjadi faktor
0.946 yang artinya tidak ada hubungan penghambat ataupun yang
antara jarak rumah ke pelayanan mempermudah niat dalam mengubah
kesehatan dengan pemeriksaan K4 pada perilaku seseorang. Ibu yang memilki
16
ibu hamil. jarak dan waktu tempuh yang jauh
maupun dekat memiliki peluang yang meningkatkan pengetahuan tentang
sama dalam memperoleh pelayanan kehamilan.
18 Hasil penelitian ini diharapkan dapat
kesehatan.
KESIMPULAN dijadikan bahan masukan bagi

1. Ada hubungan Tingkat Pengetahuan Puskesmas Jujun agar lebih

dengan perilaku kunjungan Antenatal memperhatikan kunjungan Antenatal

Care (ANC) ibu hamil di wilayah kerja Care pada ibu hamil.

Puskesmas Jujun Tahun 2020. Ibu hamil diharapkan lebih peduli

2. Tidak ada hubungan Pendidikan terhadap kondisi kehamilannya dengan

dengan perilaku kunjungan Antenatal cara melaksananakan pemeriksaan ANC

Care (ANC) ibu hamil di wilayah kerja secara teratur, sehingga dapat

Puskesmas Jujun Tahun 2020. menurunkan AKI dan AKB.

3. Ada Hubungan Budaya dengan DAFTAR PUSTAKA


perilaku kunjungan Antenatal Care 1. Hasnidar. Faktor yang Mempengaruhi
(ANC) ibu hamil di wilayah kerja Perilaku Ibu Hamil dalam
Puskesmas Jujun Tahun 2020. Pemeriksaan Kesehatan di UPT
Puskesmas Lamurukung
4. Tidak ada Hubungan Dukungan
Pendahuluan. 11, 548–553 (2020).
Petugas Kesehatan dengan perilaku
kunjungan Antenatal Care (ANC) ibu
2. Erwin Kurniasih. Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III
hamil di wilayah kerja Puskesmas Tentang Tanda Bahaya Kehamilan
Jujun Tahun 2020. Dengan Kepatuhan Antenatal Care
5. Tidak ada Hubungan Akses (ANC) di Puskesmas Geneng
Kabupaten Ngawi. J. Chem. Inf.
Pelayanan Kesehatan dengan
Model. 53, 1689–1699 (2020).
perilaku kunjungan Antenatal Care
(ANC) ibu hamil di wilayah kerja 3. Riset Kesehatan Dasar tahun 2018.
Puskesmas Jujun Tahun 2020. 4. Profil kesehatan kabupaten Kerinci
SARAN Tahun 2020.
Dinas Kesehatan diharapkan dapat 5. Fatkhiyah, N. & Izzatul, A. Keteraturan
menentukan kebijakan tarkait dengan kunjungan Antenatal Care di wilayah
program kesehatan ibu dan anak, kerja Puskesmas Slawi Kabupaten
Tegal. Indones. J. Kebidanan 3, 18–23
terutama tentang ketepatan Kunjungan
(2019).
ANC dalam hal ini peningkatan program
kelas ibu hamil, penyuluhan tentang
6. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
(2005).
kehamilan serta menyebarkan informasi
mengenai kesehatan ibu dan anak untuk 7. Laisouw, Meilany, M. Hubungan
pengetahuan dan dukungan keluarga
dengan kunjungan pemeriksaa Konawe Tahun 2018. 1, 105–205
antenatal care di puskesmas Hila. (2018).
Glob. Heal. Sci. 5, 2622–1055 (2020).
14. Carvalho, H. D., Suryadhi, N. T. &
8. Rokayah, Y. & Rusyanti, S. Persepsi Wulandari, L. P. L. Hubungan antara
Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Pendidikan, Pengetahuan, Sikap,
Pemanfaatan Pelayanan Ante Natal Perilaku dan Dukungan Keluarga
Care (Anc) Oleh Bidan Di Wilayah I dengan Kunjungan Antenatal Care
Puskesmas Kabupaten Lebak Tahun (ANC) Ibu Hamil di Kabupaten Ermera
2016. J. Med. (Media Inf. Kesehatan) Timor Leste, 2013. Public Heal. Prev.
4, 13–22 (2017). Med. Arch. 2, 17 (2014).

9. Fitriani, Handayani & Lubis, E. 15. Ranotana, P. & Kota, W. Hubungan


Hubungan tingkat pendidikan dan antara pengetahuan, sikap ibu serta
usia ibu hamil terhadap kepatuhan dukungan petugas kesehatan dengan
kunjungan antenatal care. Binawan kunjungan antenatal care (anc) di
Student J. 1, 113–117 (2019). puskesmas ranotana weru kota
manado. vol. 8 221–227 (2019).
10. Atika, Z., Fajriah, N. & Gravidarum, E.
Hubungan Pelaksanaan Standar 16. Putri, N. A., Fitriangga, A. & Kahtan,
Antenatal Care (ANC) dengan Tingkat M. I. Determinan Rendahnya
Kepuasan Ibu Hamil di Puskesmas Kunjungan Antenatal Care ( ANC ) di
Ciamis. 1, 60–72 (2020). Desa Simpang Empat Kecamatan
Tangaran Kabupaten Sambas. J. Mhs.
11. Obstetri, B. et al. Faktor-faktor yang PSPD FK Univ. Tanjungpura 3, 821–
Memengaruhi Kunjungan Antenatal 830 (2017).
Care ( ANC ) Ibu Hamil Factors
Affecting The Antenatal Care ( ANC ) 17. Febriyeni & Damayanti, T. P. Faktor –
Visits on Pregnant Women. 7, 72–76 Faktor Yang Berhubungan Dengan
(2017). Kunjungan K4 Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja Puskesmas Lima Kaum I
12. Toha, B. & Permanasari, V. Y. Strategi Kabupaten Tanah Datar Tahun 2019.
Pemasaran Pelayanan Continuous J. Menara Ilmu 14, 40–50 (2020).
Ambulatory Peritoneal Dialysis di
Klinik Khusus Ginjal X Batam Tahun 18. Masyarakat, J. K. Faktor-Faktor Yang
2016. J. Ekon. Kesehat. Indones. 1, Berhubungan Dengan Perilaku Ibu
138–145 (2017). Dalam Kunjungan Neonatal Di
Wilayah Kerja Puskesmas
13. Erlin Pratiwi. Hubungan Budaya Kedungmundu Semarang. J. Kesehat.
Dengan Kunjungan Antenatal Care Ibu Masy. 7, 64–72 (2019).
Hamil Di Puskesmas Abuki Kabupaten

You might also like