You are on page 1of 14

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC)

Di Desa Muara Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I Tahun 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN


ANTENATAL CARE (ANC) DI DESA MUARA MAHAT WILAYAH
KERJA PUSEKSMAS TAPUNG I TAHUN 2014

Syukrianti Syahda
Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau, Indonesia

ABSTRACT
The high rate of maternal mortality is strongly associated with low achievement of
implementation of Antenatal Care (ANC). To Puskesmas Tapung I known of 716
pregnant women obtained K1 coverage of 499 pregnant women (69.69%) and K4
coverage of 452 pregnant women (63.13%), the state is still below the target of
achieving the ANC. This study tries to find out what factors are associated with
antenatal care in the hope of becoming an input related problems prenatal care, so
it can be prepared the next steps in an effort to improve prenatal care to pregnant
women. This research is quantitative analytical observation with cross sectional
design. The method of sample selection in total population by the number of
respondents as many as 50 people. The results obtained for the largest distribution
of ANC visits are organized with a frequency of 38 people (64.4%). After
analyzed by chi-square test (2) with significance level () of 0.05 and a degree of
freedom (df) 1, obtained a significant association between knowledge, attitudes
and support for her husband in order Antenatal Care (ANC). Not obtained a
significant association between maternal employment, parity and affordability
with regularity ANC Antenatal Care (ANC). It is suggested to the officer / health
center midwife Tapung I to increase outreach activities to the mother and the
husband of the importance of antenatal care performed (ANC) on a regular basis
in accordance with the age of the pregnancy in order to reduce maternal mortality.
Mother with parity primigravida and sometimes less attention secondigravida
pregnancy, because it needed more attention by the local health center midwife to
the parity.
Keywords : Antenatal Care, Health Center II Siak Hulu
Bibliography : 16 (2001-2010)

PENDAHULUAN
Kematian ibu merupakan Kematian ibu dijadikan ukuran
salah satu masalah kesehatan yang keberhasilan terhadap pencapaian
terus menjadi perhatian masyarakat tujuan tersebut. Dengan demikian,
dunia. Memasuki abad ke 21, 189 akses dan kualitas pelayanan
negara menyerukan Millenium memerangi kemiskinan, pendidikan
Development Goals (MDG). Salah dan pemberdayaan perempuan atau
satu tujuan pembangunan MDG tahun perimbangan gender menjadi
2005 adalah perbaikan kesehatan ibu. persoalan penting untuk dikelola dan

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 14


Syukrianti Syahda

diwujudkan. MDG menempatkan 100.000 kelahiran hidup pada tahun


kematian ibu sebagai prioritas utama 2014 (Kemenkes RI, 2011).
yang harus ditanggulangi melalui Menurut Survey Demografi
upaya sistematik dan tindakan yang Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
nyata untuk meminimalisasi resiko 2002/2003 AKI di Indonesia tertinggi
kematian, menjamin reproduksi sehat di ASEAN, sebesar 307 per 100.000
dan meningkatkan kualitas hidup ibu. kelahiran hidup artinya lebih dari
(George Adriaansz, 2005). 18.000 ibu tiap tahun atau tiap jam
Angka kematian ibu (AKI) meninggal oleh sebab berkaitan
menjadi salah satu faktor penting dengan kehamilan, persalinan dan
dalam mengukur derajat kesehatan nifas (Depkes RI, 2004).
masyarakat. Angka kematian ibu ` Di Provinsi Riau sendiri tingkat
merupakan indikator utama yang kematian ibu saat melahirkan
membedakan suatu negara tergolong tinggi. AKI untuk Provinsi
digolongkan sebagai negara maju atau Riau tahun 2012 adalah sebanyak
negara berkembang. Menurut World 112,7/100.000 kelahiran hidup,
Health Organization (WHO), AKI dengan proporsi penyebab kematian
dalam kehamilan atau persalinan di ibu adalah perdarahan 39%, eklampsi
dunia mencapai 515 ribu jiwa setiap 20%, partus lama 9, infeksi 3% dan
tahun. Berarti dalam satu menit lain-lain 29% (Dinkes Provinsi Riau,
terdapat seorang ibu yang meninggal 2013).
dunia disebabkan oleh komplikasi Kebijakan Departemen
dalam kehamilan maupun persalinan Kesehatan dalam upaya mempercepat
di dalam rumah tangga (Azwar, penurunan AKI adalah dengan
2005). pendekatan pelayanan ibu dan anak di
Undang-undang No. 36 tahun tingkat dasar serta rujukan yang pada
2009 tentang Kesehatan menyatakan dasarnya mengacu kepada intervensi
bahwa kesehatan adalah hak asasi strategis empat pilar safe mother
setiap manusia dan merupakan salah hood. Pilar kedua berisi asuhan
satu unsur kesejahteraan yang harus antenatal yang bertujuan memantau
diwujudkan. Untuk itu pembangunan perkembangan kehamilan dan
kesehatan di Indonesia bertujuan mendeteksi kelainan atau komplikasi
meningkatkan kesadaran, kemauan, yang menyertai kehamilan secara dini
dan kemampuan hidup sehat bagi dan ditangani secara benar (Saifudin,
setiap orang agar terwujud derajat 2009).
kesehatan masyarakat yang setinggi- Tingginya AKI dapat dicegah
tingginya sebagai investasi bagi melalui pelayanan Antenatal Care
pembangunan sumber daya manusia (ANC) yang mampu mendeteksi dan
yang produktif secara sosial dan menangani kasus resiko tinggi secara
ekonomis. Salah satu sasaran penting memadai, menciptakan kondisi yang
untuk mewujudkan tujuan sehat bagi ibu selama kehamilan dan
pembangunan kesehatan tersebut memberi manfaat dengan
yaitu peningkatan akses pelayanan ditemukannya berbagai kelainan yang
kesehatan bagi masyarakat yang menyertai kehamilan secara dini
tercermin dengan menurunnya Angka sehingga dapat diperhitungkan dan
Kematian Bayi (AKB) menjadi 24 per dipersiapkan langkah-langkah dalam
1.000 kelahiran hidup dan Angka pertolongan persalinannya. Asuhan
Kematian Ibu (AKI) menjadi 118 per ANC adalah pengawasan sebelum

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 15


Faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC)
Di Desa Muara Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I Tahun 2014

persalinan terutama ditujukan pada didalamnya pendapatan keluarga,


pertumbuhan dan perkembangan jarak tempat tinggal, fasilitas
janin dalam rahim (Yulaikhah, 2009). pelayanan kesehatan. Faktor penguat
Melakukan asuhan antenatal yang terwujud dalam dukungan suami
care yang sesuai, diperlukan untuk (Notoatmodjo, 2010).
mengenali perubahan fisiologik yang Kassyou (2008), Mariam dan
terkait dengan proses kehamilan. Dibaba (2008) mengungkapkan
Dengan pemeriksaan tersebut, antenatal care yang dilakukan ibu
penolong atau petugas kesehatan hamil dipengaruhi oleh beberapa
dapat mengambil tindakan yang tepat faktor seperti pengetahuan, sikap,
dan perlu untuk memperoleh luaran tingkat pendidikan, paritas, pekerjaan,
yang optimal dari kehamilan dan status ekonomi, dukungan suami dan
persalinan (Prawirohardjo, 2009). kualitas pelayanan antenal care.
Pemeriksaan kehamilan Status ekonomi memegang peranan
merupakan salah satu tahapan penting penting untuk ibu melakukan
menuju kehamilan yang sehat. antenatal care. Keluarga dengan
Pemeriksaan kehamilan merupakan ekonomi yang cukup dapat
hal yang wajib di lakukan oleh para memeriksakan kehamilannya secara
ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan rutin dan merencanakan persalinan
dapat dilakukan melalui dokter dengan baik (Kassyou, 2008). Faktor
kandungan atau bidan dengan lain seperti jarak tempat tinggal yang
minimal pemeriksaan 4 kali selama jauh dari tempat pelayanan kesehatan
kehamilan yaitu pada usia kehamilan membuat ibu hamil malas
trimester pertama, trimester kedua memeriksakan kehamilan (Mariam
dan dua kali pada kehamilan trimester dan Dibaba, 2008).
ketiga. Pemeriksaan kehamilan Untuk menjamin mutu
penting dilakukan karena dalam pelayanan antenatal perlu indikator
pemeriksaan tersebut dilakukan yang menyatakan kunjungan ibu
monitoring secara menyeluruh baik hamil tersebut yaitu dengan cakupan
mengenai kondisi ibu maupun janin K1 dan K4, dimana K1 merupakan
yang sedang di kandungnya. Dengan kontak ibu hamil yang pertama kali
pemeriksaan kehamilan tersebut dapat dengan petugas kesehatan dan K4
di ketahui perkembangan kehamilan, merupakan kontak ibu hamil yang
tingkat kesehatan kandungan, kondisi keempat atau lebih dengan petugas
janin, bahkan penyakit atau kelainan kesehatan untuk mendapatkan
pada kandungan yang di harapkan pemeriksaan kehamilan dengan
dapat dilakukan penanganan secara distribusi kontak sebagai berikut:
dini (Mufdillah, 2009). minimal 1 kali pada trimester I,
Perilaku pemanfaatan minimal 1 kali pada trimester II, dan
pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh minimal 2 kali pada trimester III
faktor perilaku (behavior cause) dan (Departemen Kesehatan RI, 2007).
faktor diluar perilaku (non-behavior Hasil Riskesdas 2013 di
cause). Selanjutnya perilaku itu Indonesia menunjukkan cakupan
sendiri terbentuk dari 3 faktor yaitu pelayanan antenatal bagi ibu hamil
faktor predisposisi yang meliputi semakin meningkat. Hal ini
umur, paritas, pendidikan, memperlihatkan semakin
pengetahuan, pekerjaan. Faktor membaiknya akses masyarakat
pemungkin yang termasuk terhadap pelayanan antenatal oleh

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 16


Syukrianti Syahda

petugas kesehatan. Cakupan yang tidak mencapai target K1 dan


pelayanan antenatal pertama kali ada 14 Puskesmas yang tidak
tanpa memandang trimester mencapai target K4 (Dinkes
kehamilan (K1) meningkat dari Kabupaten Kampar, 2012).
92,7% pada tahun 2010 menjadi Target pelayanan antenatal
95,2% pada tahun 2013. Demikian care dari Dinas Kesehatan Kabupaten
pula pada tahapan selanjutnya, Kampar, pada tahun 2013 cakupan
cakupan pelayanan antenatal K1 95% dan cakupan K4 90%.
sekurang-kurangnya empat kali Berdasarkan data yang diperoleh dari
kunjungan (K4) juga meningkat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar,
61,4% pada tahun 2010 menjadi pencapaian target cakupan K1 dan K4
70,0% pada tahun 2013. Dan dari survey awal yang
Kabupaten Kampar sendiri cakupan dilakukan oleh peneliti kepada bidan
pelayanan antenatal bagi ibu hamil desa, bahwa ibu hamil yang ada di
semakin menurun. Target pelayanan Desa Muara Mahat memeriksakan
antenatal care dari Dinas Kesehatan kehamilannya di bidan praktek swasta
Kabupaten Kampar, pada tahun 2011 dikarenakan tidak ada bidan
cakupan K1 98% dan cakupan K4 penanggungjawab yang berada di
95%, dari 30 Puskesmas ada 8 puskesmas pembantu Desa Muara
Puskesmas yang tidak mencapai Mahat tersebut.
target K1 dan ada 12 Puskesmas Berdasarkan permasalahan
yang tidak mencapai target K4 dan fenomena yang terjadi diatas
(Dinkes Kabupaten Kampar, 2011). peneliti perlu untuk melakukan
Target pelayanan antenatal penelitian tentang Faktor-Faktor
care dari Dinas Kesehatan Kabupaten Yang Berhubungan Dengan
Kampar, pada tahun 2012 cakupan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di
K1 97% dan cakupan K4 93%, dari Desa Muara Mahat Wilayah Kerja
30 Puskesmas ada 12 Puskesmas Puskesmas-Tapung-I-Tahun-2014.

METODE Kerja Puskesmas Tapung yang


berjumlah 45 orang. Sampel dalam
Desain penelitian ini analitik penelitian ini berjumlah 45 orang
kuantitatif menggunakan rancangan yang diambil secara total sampling.
Crosss-Sectional. Penelitian ini Analisis data yang digunakan adalah
dilakukan di Desa Muara Mahat analisis univariat dan bivariat. Uji
Wilayah Kerja Puskesmas Tapung Statistik yang digunakan adalah-chi-
IKecamatan Tapung Kabupaten square.
Kampar. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu hamil di Wilayah

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 17


Faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC)
Di Desa Muara Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I Tahun 2014

HASIL
A. Analisis univariat
1. Pendidikan Ibu
Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Ibudi Desa Muara
Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I

No Pendidikan Ibu Frekuensi Persentase (%)


1 Rendah 11 24,4
2 Menengah 27 60
3 Tinggi 7 15,6
Total 45 100
Berdasarkan tabel 4.1 diatas sebagian besar pada pendidikan
dapat diketahui bahwa dari 45 menengahsebesar 60 % (27
responden didapatkan hasil orang).

2. Pengetahuan Ibu
Tabel4.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan Ibu Tentang
ANC diDesa Muara Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I

No Pengetahuan Ibu Frekuensi Persentase (%)


1 Kurang 15 33,3
2 Baik 30 66,7
Total 45 100

Berdasarkan tabel 4.2 diatas didapatkan hasil sebagian


dapat diketahui bahwa dari 45 besarberpengetahuan baik
responden sebesar 66.7 %(30 orang).

3. Dukungan Suami
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Dukungan SuamiTentang
ANC di Desa Muara Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I

No Dukungan Suami Frekuensi Persentase (%)


1 Tidak Mendukung 17 37,8
2 Mendukung 28 62,2
Total 45 100

Berdasarkan tabel 4.3 diatas sebagian besar suamimendukung


dapat diketahui bahwa dari 45 sebesar 62,2 %(28 orang).
responden didapatkan hasil

4. Pendapatan Keluarga
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendapatan Keluarga di Desa
Muara Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I

No Pendapatan Keluarga Frekuensi Persentase (%)


1 Rendah 7 16,6
2 Tinggi 38 84,4
Total 45 100

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 18


Syukrianti Syahda

Berdasarkan tabel 4.4 diatas sebagian besar pendapatan


dapat diketahui bahwa dari 45 keluargatinggi sebesar 84,4 %
responden didapatkan hasil (38 orang).

5. Kunjungan Antenatal Care (ANC)


Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kunjungan ANCdi Desa
Muara Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I

No Kunjungan ANC Frekuensi Persentase (%)


1 Tidak berkunjung 9 20
2 Berkunjung 36 80
Total 45 100

Berdasarkan tabel 4.5 diatas sebagian besar melakukan


dapat diketahui bahwa dari 45 kunjungan antenatal care (ANC)-
responden didapatkan hasil sebesar-80-%-(36-orang).

B. Analisis Bivariat

1. Hubungan Pendidikan Ibu dengan Kunjungan ANC


Tabel 4.6 Hubungan PendidikanIbu dengan Kunjungan ANC Di Desa Muara
Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I

Kunjungan ANC
Total P
Pendidikan Ibu Tidak Ya
value
n % n % N %

Rendah 6 54.5 5 45.5 11 100 0.003

Menengah 2 7.4 25 92.6 27 100

Tinggi 1 14.3 6 85.7 7 100

Total 9 20 36 80 45 100
Ket : Hasil penelitian dilakukan dengan uji Chi Square

Berdasarkan tabel 4.6 diatas sebesar 1 orang (14,3%).


dapat diketahui bahwa dari 11 Berdasarkan uji statistik Chi
responden dengan pendidikan Squareyang dilakukan ada
rendah (24,4%)yang melakukan hubungan yang bermakna antara
kunjungan ANCsebesar 5 orang pendidikan ibu dengan kunjungan
(45,5%), dari 27 ibu hamil dengan ANC di Desa Muara Mahat
pendidikan menengah (60%) yang Wilayah Kerja Puskesmas Tapung
tidak melakukan kunjungan ANC I Tahun 2014. Hal ini dapat
sebesar 2 orang (7,4%)sedangkan dibuktikan dengan Pvalue = 0,003<
dari 7 ibu hamil dengan 0,05 sehingga dapat ditarik
pendidikan tinggi (15,6%) yang kesimpulan H0 ditolak.
tidak melakukan kunjungan ANC

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 19


Faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC)
Di Desa Muara Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I Tahun 2014

2. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kunjungan ANC


Tabel 4.7 HubunganPengetahuan Ibu dengan Kunjungan ANC Di Desa Muara
Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I

Kunjungan ANC
Total
Pengetahuan Ibu Tidak Ya P value

N % n % N %

Kurang 7 46.7 8 53.3 15 100 0.042

Baik 2 6.7 28 93.3 30 100

Total 9 20 36 80 45 100
Ket : Hasil penelitian dilakukan dengan uji Chi Square

Berdasarkan tabel 4.7 diatas Chi Squareyang dilakukan ada


dapat diketahui bahwa dari 15 hubungan yang bermakna antara
responden dengan pengetahuan pengetahuan ibu dengan
kurang (33,3%) yang melakukan kunjungan ANC di Desa Muara
kunjungan ANC sebesar 8 orang Mahat Wilayah Kerja Puskesmas
(53,3%), sedangkan dari 30 ibu Tapung I Tahun 2014. Hal ini
hamil dengan pengetahuan baik dapat dibuktikan dengan Pvalue=
(66,7%) yang tidak melakukan 0,042< 0,05 sehingga dapat
kunjungan ANC sebesar 2 orang ditarik kesimpulan-H0-ditolak.
(6,7%). Berdasarkan uji statistik
3. Hubungan Dukungan Suamidengan Kunjungan ANC
Tabel 4.8 HubunganDukungan Suami dengan Kunjungan ANC Di Desa Muara
Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I

Kunjungan ANC
Total
Dukungan Suami Tidak Ya P value

N % n % N %

Tidak Mendukung 7 41.2 10 58.8 17 100 0.017

Mendukung 2 7.1 26 92.9 28 100

Total 9 20 36 80 45 100
Ket : Hasil penelitian dilakukan dengan uji Chi Square

Berdasarkan tabel 4.8 diatas tidak melakukan kunjungan ANC


dapat diketahui bahwa dari 17 sebesar 2 orang (7,1%).
responden yang suami tidak Berdasarkan uji statistik Chi
mendukung (37,8%)yang Square yang dilakukan ada
melakukan kunjungan ANC hubungan yang bermakna antara
sebesar 10 orang (58,8%), dukungan suami dengan
sedangkan dari 28 ibu hamil yang kunjungan ANC di Desa Muara
suami mendukung (62,2%) yang Mahat Wilayah Kerja Puskesmas

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 20


Syukrianti Syahda

Tapung I Tahun 2014. Hal ini 0,017< 0,05 sehingga dapat


dapat dibuktikan dengan Pvalue = ditarik kesimpulan H0 ditolak.

4. Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Kunjungan ANC


Tabel 4.9 HubunganPendapatan Keluargadengan Kunjungan ANC Di Desa Muara
Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I

Kunjungan ANC
Pendapatan Total
Tidak Ya P value
Keluarga
N % N % N %

Rendah 4 57.1 3 42.9 7 100 0.022

Tinggi 5 13.2 33 86.8 38 100

Total 9 20 36 80 45 100
Ket : Hasil penelitian dilakukan dengan uji Chi Square

Berdasarkan tabel 4.9 diatas (13,2%). Berdasarkan uji statistik


dapat diketahui bahwa dari 7 Chi Square dilakukan ada
responden yang pendapatan hubungan yang bermakna antara
keluarga rendah (16,6%)yang pendapatan keluarga dengan
melakukan kunjungan ANC kunjungan ANC di Desa Muara
sebesar 3 orang (42,9%), Mahat Wilayah Kerja Puskesmas
sedangkan dari 38 responden Tapung I Tahun 2014. Hal ini
yang pendapatan keluarga tinggi dapat dibuktikan dengan Pvalue =
(13,2%) yang tidak melakukan 0,022< 0,05 sehingga dapat-
kunjungan ANC sebesar 5 orang ditarik-kesimpulan-H0-ditolak.

PEMBAHASAN
1. Hubungan Pendidikan Ibu
Dengan Kunjungan ANC
Dari hasil penelitian yang diperoleh adalah 0.003 < alpha
dilakukan oleh peneliti 0.05 yang artinya ada hubungan
menunjukkan bahwa ibu hamil yang bermakna antara pendidikan
dengan pendidikan rendah yang ibu dengan kunjungan ANC.
melakukan kunjungan ANC Seseorang yang mempunyai
sebanyak 5 orang (45,5%), tingkat pendidikan tinggi akan
sedangkan ibu hamil dengan memberikan respon yang lebih
pendidikan tinggi yang tidak rasional daripada mereka yang
melakukan kunjungan ANC berpendidikan lebih rendah atau
sebanyak 3 orang (8,8%). sedang (Notoatmodjo, 2005).
Berdasarkan analisis bivariat Sebaliknya seseorang dengan
didapatkan hasil uji statistik pendidikan rendah (SD/SMP)
menunjukkan p value yang cenderung tidak peduli dengan

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 21


Faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC)
Di Desa Muara Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I Tahun 2014

kunjungan ANC karena tidak Ada 2 jenis motivasi yaitu


tahu tentang kunjungan ANC motivasi instrinsik dan motivasi
serta segala sesuatu yang terkait ekstrinsik. Dimana yang menjadi
dengan kunjungan ANC. motivasi instrinsik pada ibu hamil
Tingkat pendidikan yang yang melakukan kunjungan anc
tinggi berkaitan pemahaman adalah ingin menjaga janin yang
mengenai masalah kesehatan dan dikandungnya hingga masa
kehamilan. Tingginya tingkat persalinan dalam kondisi ibu dan
pendidikan ibu hamil bayi sehat, sedangkan yang
menyebabkan ibu hamil lebih menjadi motivasi ekstrinsik pada
sering melakukan perawatan ibu hamil tersebut adalah salah
antenatal dan memilih untuk satunya dukungan suami. Asumsi
memeriksakan diri ke tempat yang ini didukung oleh data yang
lebih berkualitas (Dewi dan diperoleh peneliti dimana dari 5
Sunarsih, 2010). ibu hamil yang memiliki
Hasil penelitian ini sejalan pendidikan rendah tetapi
dengan penelitian yang dilakukan melakukan kunjungan anc, 3
Taruli Rohana Sinaga (2009) diantaranya mendapatkan
dalam penelitiannya yang berjudul dukungan dari suami.
faktor-faktor yang mempengaruhi Sedangkan ibu hamil
kunjungan antental care di dengan pendidikan tinggi tetapi
Wilayah Kerja Puskesmas tidak melakukan kunjungan ANC
Darussalam Medan Tahun 2009, disebabkan oleh faktor sikap ibu.
didapatkan bahwa terdapat Dimana faktor sikap juga
hubungan yang signifikan antara mempengaruhi respon pribadi
pendidikan dengan kunjungan terhadap obyek, dalam hal ini
ANC, dengan p value 0,000. bekaitan dengan perilaku.
Menurut asumsi peneliti Sehingga apabila ibu hamil yang
bahwa ibu hamil dengan memiliki sikap negatif terhadap
pendidikan rendah yang pemeriksaan ANC maka ia tidak
melakukan kunjungan ANC akan melakukan kunjungan ANC.
disebabkan karna adanya motivasi.
2. Hubungan Pengetahuan Ibu
dengan kunjungan ANC
Dari hasil penelitian yang 0.05 yang artinya ada hubungan
dilakukan oleh peneliti yang bermakna antara pengetahuan
menunjukkan bahwa ibu hamil ibu dengan kunjungan ANC.
dengan pengetahuan kurang yang Pengetahuan adalah
melakukan kunjungan ANC merupakan hasil dari tahu dan ini
sebanyak 8 orang (53,3%), terjadi setelah orang melakukan
sedangkan ibu hamil dengan penginderaan terhadap objek
pengetahuan baik yang tidak tertentu. Penginderaan terjadi
melakukan kunjungan ANC melalui dan raba. Sebagian besar
sebanyak 2 orang (6,7%). pengetahuan manusia diperoleh
Berdasarkan analisis bivariat melalui mata dan telinga
didapatkan hasil uji statistik (Notoatmodjo, 2007).
menunjukkan p value yang Pengetahuan atau kognitif
diperoleh adalah 0.042 < alpha merupakan domain yang sangat

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 22


Syukrianti Syahda

penting untuk terbentuknya pengetahuan dengan kunjungan


tindakan seseorang. Ibu dengan ANC, dengan p value 0,04.
pengetahuan yang tinggi lebih Menurut asumsi peneliti
cenderung melakukan pemeriksaan bahwa ibu hamil dengan
ANC dibandingkan ibu yang pengetahuan kurang yang
berpengetahuan rendah. Sehingga melakukan kunjungan ANC
dengan pengetahuan yang tinggi disebabkan oleh faktor motivasi
dapat merubah sikap ibu untuk dan faktor lingkungan. Faktor
mau melakukan pemeriksaan lingkungan seperti adanya ajakan
ANC. Sedangkan penerimaan dari teman atau tetangga ibu hamil
perilaku baru yang langgeng atau untuk memeriksakan
bertahan lama didasari oleh kehamilannya di posyandu karena
pengetahuan dan sikap yang positif tidak mengeluarkan biaya,
(Notoatmodjo, 2011). sehingga ibu hamil melakukan
Hasil penelitian ini sejalan kunjungan ANC. Sedangkan ibu
dengan penelitian yang dilakukan hamil dengan pengetahuan baik
Surniati (2013) dalam tetapi tidak melakukan kunjungan
penelitiannya yang berjudul ANC disebabkan oleh faktor sikap
analisis faktor yang berhubungan ibu. Dimana ibu menganggap
dengan keteraturan pemanfaatan kehamilannya masih muda dan
antenatal care (K1-K4) di Wilayah tidak ada komplikasi, sehingga ibu
Kerja Puskesmas Mamasa, belum perlu untuk melakukan
didapatkan bahwa terdapat kunjungan ANC.
hubungan yang signifikan antara
3. Hubungan Dukungan Suami rumah tangga yang bertanggung
dengan kunjungan ANC jawab atas kebutuhan sehari-hari
Dari hasil penelitian yang rumah tangga atau orang yang
dilakukan oleh peneliti dianggap atau ditunjuk sebagai
menunjukkan bahwa ibu hamil kepala rumah tangga. Adapun
yang suami tidak mendukung yang dukungan suami yang dimaksud
melakukan kunjungan ANC disini adalah dukungan yang
sebanyak 10 orang (58,8%), diberikan baik dalam moril
sedangkan ibu hamil yang suami maupun material kepada anggota
mendukung yang tidak melakukan keluarga yang hamil berupa
kunjungan ANC sebanyak 2 orang memberikan dorongan untuk
(7,1%). Berdasarkan analisis memeriksakan kehamilannya
bivariat didapatkan hasil uji sesuai jadwal. Jika seluruh
statistik menunjukkan p value yang keluarga mengharapkan
diperoleh adalah 0.017 < alpha kehamilan, mendukung bahkan
0.05 yang artinya ada hubungan memperlihatkan dukungannya
yang bermakna antara dukungan dalam berbagai hal, maka ibu
suami dengan kunjungan ANC. hamil akan merasa lebih percaya
Dukungan suami merupakan diri, lebih bahagia dan siap dalam
sistem pendukung utama untuk menjalani kehamilan, persalinan,
memberikan perawatan langsung dan nifas (Romauli, 2011).
pada setiap keadaan sehat ataupun Dukungan suami sangat
sakit. Kepala keluarga adalah berpengaruh terhadap kehamilan
seorang dari sekelompok anggota ibu, jika kehamilan disertai dengan

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 23


Faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC)
Di Desa Muara Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I Tahun 2014

dukungan penuh dari keluarga Menurut asumsi peneliti


maka proses kehamilan akan bahwa ibu hamil yang suami tidak
berjalan dengan baik yang secara mendukung yang melakukan
tidak langsung akan kunjungan ANC disebabkan oleh
mempengaruhi kesehatan ibu dan faktor motivasi ibu itu sendiri. Ibu
janin yang dikandungnya (Taylor, ingin menjaga janin yang
2001 dalam Komariyah, 2012). dikandungnya hingga masa
Hasil penelitian ini sejalan persalinan dalam kondisi ibu dan
dengan penelitian yang dilakukan bayi sehat. Sedangkan ibu hamil
Mardiah (2013) dalam yang suami mendukung tetapi
penelitiannya yang berjudul faktor tidak melakukan kunjungan ANC
yang berhubungan dengan disebabkan oleh faktor pendapatan
pemanfaatan antenatal care oleh keluarga yang rendah. Asumsi ini
ibu hamil di Wilayah Kerja didukung oleh data yang diperoleh
Puskesmas Tempurejo Kbupaten peneliti dimana 2 ibu hamil yang
Jember Tahun 2013, didapatkan suami mendukung tetapi
bahwa terdapat hubungan yang melakukan kunjungan anc,
signifikan antara dukungan suami keduanya memiliki pendapatan
dengan kunjungan ANC, dengan p keluarga yang rendah.
value 0,021.
4. Hubungan Pendapatan Keluarga (Soetjiningsih, 1995 dalam
dengan kunjungan ANC Umayah, 2010).
Dari hasil penelitian yang Pendapatan mempengaruhi
dilakukan oleh peneliti kunjungan ANC. Hal ini
menunjukkan bahwa ibu hamil disebabkan karena biaya
dengan pendapatan keluarga penghidupan yang tinggi sehingga
rendah yang melakukan kunjungan diperlukan pasien harus
ANC sebanyak 3 orang (42,9%), menyediakan dana yang
sedangkan ibu hamil dengan diperlukan. Adapun tingkat
pendapatan keluarga tinggi yang ekonomi yang diteliti berdasarkan
tidak melakukan kunjungan ANC upah minimal kabupaten (UMK)
sebanyak 5 orang (13,2%). adalah penghasilan sebesar Rp
Berdasarkan analisis bivariat 1.492.000,- /bulan (UMK Kampar
didapatkan hasil uji statistik 2013).
menunjukkan p value yang Hal ini sesuai dengan penelitian
diperoleh adalah 0.022 < alpha yang dilakukan Umayah (2010)
0.05 yang artinya ada hubungan dengan judul hubungan tingkat
yang bermakna antara pendapatan ekonomi ibu hamil dan tingkat
keluarga dengan kunjungan ANC. kepuasan dengan keteraturan
kehamilan d RB&BP Asy-syifa
Pendapatan keluarga yang Muhammdiyah Wedi Klaten,
memadai akan menunjang didapatkan bahwa terdapat
antenatal care yang baik dan hubungan yang signifikan antara
kesadaran untuk periksa, karena pendapatan keluarga dengan
dapat menyediakan semua kunjungan ANC, dengan p value
kebutuhan dirinya baik yang 0,024.
primer maupun sekunder Menurut asumsi peneliti bahwa
ibu hamil dengan pendapatan

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 24


Syukrianti Syahda

keluarga rendah yang melakukan kehamilannya. Sedangkan ibu


kunjungan ANC disebabkan oleh hamil dengan pendapatan keluarga
faktor adanya informasi dari teman tinggi tetapi tidak melakukan
atau tetangga bahwa pemeriksaan kunjungan ANC disebabkan oleh
kehamilan di posyandu tidak faktor motivasi dan sikap yang-
dikenakan biaya atau gratis, dimiliki-oleh-ibu-hamil-tersebut.
sehingga ibu mau memeriksakan

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan pada bab terdahulu maka
dapat disimpulkan :
1. Sebagian besar responden Care di Desa Muara Mahat
berpendidikan menengah di Desa Wilayah Kerja Puskesmas
Muara Mahat Wilayah Kerja Tapung I Tahun 2014.
Puskesmas Tapung I Tahun 2014. 7. Adanya hubungan yang
2. Sebagian besar responden signifikan antara pengetahuan
berpengetahuan baik di Desa ibu dengan kunjungan
Muara Mahat Wilayah Kerja Antenatal Care di Desa Muara
Puskesmas Tapung I Tahun 2014. Mahat Wilayah Kerja
3. Sebagian besar suami responden Puskesmas Tapung I Tahun
mendukung di Desa Muara Mahat 2014.
Wilayah Kerja Puskesmas Tapung 8. Adanya hubungan yang
I Tahun 2014. signifikan antara dukungan
4. Sebagian besar responden suami dengan kunjungan
berpendapatan keluarga tinggi di Antenatal Care di Desa Muara
Desa Muara Mahat Wilayah Kerja Mahat Wilayah Kerja
Puskesmas Tapung I Tahun 2014. Puskesmas Tapung I Tahun
5. Sebagian besar responden 2014.
melakukan kunjungan antenatal 9. Adanya hubungan yang
care (ANC) di Desa Muara Mahat signifikan antara pendapatan
Wilayah Kerja Puskesmas Tapung keluarga dengan kunjungan
I Tahun 2014. Antenatal Care di Desa Muara
6. Adanya hubungan yang Mahat Wilayah Kerja
signifikan antara pendidikan ibu Puskesmas Tapung I Tahun
dengan kunjungan Antenatal 2014.

SARAN
1. Bagi Ibu Hamil kehamilan dapat dideteksi sedini
Diharapkan dengan adanya mungkin.
penelitian ini, ibu hamil menjadi 2. Bagi Institusi Kesehatan
lebih termotivasi untuk melakukan (Puskesmas)
kunjungan ANC ke pelayanan Dengan adanya penelitian ini
kesehatan sehingga kehamilan ibu diharapkan bagi pihak puskesmas
terpantau dengan oleh petugas untuk dapat meningkatkan
kesehatan dan kemungkinan penyuluhan-penyuluhan kepada ibu
timbulnya komplikasi akibat hamil tentang antenatal care, dan

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 25


Faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC)
Di Desa Muara Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I Tahun 2014

juga sebaiknya perlu dilakukan penyuluhan tentang pelayanan


kunjungan rumah bagi ibu hamil antenatal, serta mengajak ibu hamil
yang tidak melakukan kunjungan untuk memeriksakan kehamilannya
ANC sesuai jadwal terutama bagi secara teratur.
yang belum pernah memeriksakan 3. Bagi Penelitian Selanjutnya
kehamilannya di tempat pelayanan Hasil penelitian ini diharapkan
antenatal untuk memberikan dapat menjadi acuan bagi peneliti
selanjutnya dengan desain
penelitian dan variabel yang
berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, Kehamilan di Puskesmas Bathi
(2007). Pedoman Pelayanan Dolopo Madiun Provinsi Jawa
Antenatal.Jakarta: Dirjen Binkesmas Timur. Skripsi.
Depkes RI
Kusmiyati, (2009). Perawatan Ibu
Departemen Kesehatan RI, Hamil (Asuhan Ibu Hamil).
(2009). Pedoman Pelayanan Fitramaya: Yogyakarta
Antenatal. Jakarta: Dirjen Binkesmas
Depkes RI Lapau, (2013). Metode Penelitian
Kesehatan Metode Ilmiah Penulisan
Dewi dan Sunarsih, (2012). Skripsi,Tesis dan Disertasi. Yayasan
Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Pustaka Obor Indonesia : Jakarta
Salemba Medika: Jakarta
Machfoedz, (2010). Metodologi
DinKes Provinsi Riau, Penelitian. Yogyakarta :Fitramaya
(2013). Profil Kesehatan Provinsi
Riau Tahun 2012. Pekanbaru Mardiah (2013). Faktor yang
berhubungan dengan pemanfaatan
DinKes Kabupaten Kampar, antenatal care oleh ibu hamil di
(2013). Data Audit Maternal dan Wilayah Kerja Puskesmas
Perinatal Tahun 2011-2013 Tempurejo Kabupaten Jember Tahun
2013. Karya Tulis Ilmiah.
Kemenkes RI, (2011).
Indikator Angka Kematian Maternal Mufdillah, (2009). Panduan
(MMR atau AKI) Dan Penyebab Asuhan Kebidanan Ibu Hamil.
.http://www.kesehatanibu.depkes.go. Yogyakarta : Mitra Cendikia Offset.
id
Nasir dkk, (2011). Buku Ajar:
Komariyah, (2012). Hubungan Metodologi Penelitian Kesehatan.
Antara Dukungan Suami Terhadap Yogyakarta: Nuha Medika.
Kunjungan ANC pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Cikarang. Notoatmodjo, S, (2007).
Bekasi Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku.
Kusmiyati, dkk,( 2008). Hubungan http://duniabaca.com/definisi-
Antara Dukungan Suami Terhadap pengetahuan-serta-faktor-faktor-
Motivasi Ibu Dalam Memeriksakan yang-mempengaruhi-

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 26


Syukrianti Syahda

pengetahuan.html, diakses tgl 20 januari 2013


________________, di Wilayah Kerja Puskesmas
(2010). Metodologi Penelitian Mamasa. Karya Tulis Ilmiah.
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Taruli Rohana Sinaga (2009).
________________, (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi
Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan kunjungan antental care di Wilayah
Seni. Jakarta :Rineka Cipta Kerja Puskesmas Darussalam
Medan Tahun 2009. Karya Tulis
Nurizzka Rahmah Hida dan Ilmiah.
Wiko Saputra, (2013). Arah dan
Strategi Kebijakan Penurunan Angka Umayah, R.F. (2010). Hubungan
Kematian Ibu (AKI), Angka tingkat ekonomi ibu hamil dan
Kematian Bayi (AKB), dan Angka tingkat kepuasan dengan keteraturan
Kematian Anak Balit (AKABA) di kehamilan di RB&BP Asy-syifa
Indonesia. Perkumpulan Prakarsa : PKU Muhammadyah Wedi Klaten.
Jakarta. October, 4, 2011. Karya Tulis
Ilmiah. Universitas Sebelas Maret
Nursalam, (2008). Konsep dan Surakarta.
Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Pasaribu, S. (2005). Pengaruh faktor
sosial budaya dan sosial ekonomi
terhadap pemeriksaan kehamilan di
desa bandar sakti puskesmas rantau
laban Kota Bukit Tinggi. October 8,
2011. Skripsi. Universitas Sumatera
Utara Medan.
http://repository.usu.ac.id/handle/123
456789/14747
Prawirohardjo, (2009). Studi
Pemanfaatan Pelayanan Antenatal
Terhadap KelainanKesehatan Pada
Ibu Hamil. Jakarta: PT Bina Pustaka
Puskesmas Tapung I, (2014). Data
Audit Maternal dan Perinatal Tahun
2013-2014
Saifuddin, 2006. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Yayasan
Bina Pustaka. Jakarta.
Surniati (2013). Analisis faktor yang
berhubungan dengan keteraturan
pemanfaatan antenatal care (K1-K4)

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 27

You might also like