You are on page 1of 7

Volume 4 Nomor 2 Bulan April 2017 E-ISSN: 2443-0218

Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Kolesterol Total pada Staf
dan Guru SMA Negeri 1 Kendari
1
Nur Rahma Musdalifa, 2Satrio Wicaksono, 3Tien

1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo
2
Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo
3*
Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo
Email: tiensyamsuddin@yahoo.com

ABSTRACT

Background:The nutritional status of adults can be monitored by using the body mass index of nutritional status
especially that associated with excess weight and less weight. Overweight can also affect cholesterol levels in
the body which is one of the most important factors for determining a person's risk of developing
cardiovasculardisease. Research Purposes: The purpose of this research is to know the relationship between
body mass index with total cholesterol levels of staff and teachers at SMAN 1 Kendari.Research Methods:This
research was an analytic observational study with cross-sectional design. The study population was the entire
staff and teachers of SMAN 1 Kendari as many as 103 people. The method used in sampling was total sampling.
The number of samples were 51 people. This research was conducted with the approval of spread sheets and
questionnaires, measuring height and weight, then measures the total cholesterol level. Data were analyzed
using Pearson correlation test. It was considered significant at p value 0,05. Research result:The results
obtained of this research were the staff and teachers who had a unnormal body mass index as much as 42
respondents (82.3%) and who had normal body mass index by 9 respondents (17.6%). Total cholesterol levels in
the staff and teachers gained as much as 20 respondents had normal cholesterol levels (39.2%), as many as 20
respondents had a slightly high cholesterol (39.2%), and as many as 11 respondents had highest cholesterol
was (21.6% ). Based on statistical test found that there was a significant relationship between body mass index
with total cholesterol (p = 0.001).Conclusion: The Conclusions from this research was there were relationship
between body mass index with total cholesterol levels of staff and teachers at SMAN 1 Kendari.
Keywords: Body mass index, total cholesterol levels, staff and teachers SMAN 1 Kendari.
.
PENDAHULUAN
Masalah gizi berhubungan dengan terhadap diabetes, penyakit kardiovaskular,
gangguan kesehatan dan kesejahteraan dan dislipidemia (Pratiwi, 2010).
seseorang, kelompok orang, atau Kolesterol total termasuk salah satu
masyarakat. Salah satunya yaitu indikator untuk menentukan risiko penyakit
ketidakseimbangan antara asupan (intake) kardiovaskular. Hiperkolesterolemia atau
dengan kebutuhan tubuh yang peningkatan kadar kolesterol total
mengakibatkan gizi kurang maupun gizi umumnya tidak menimbulkan gejala,
lebih. Dengan perkembangan teknologi sehingga pemeriksaan untuk pencegahan
terjadi perubahan dalam aktivitas fisik, pola dan pemeriksaan rutin kadar kolesterol
makan, komposisi tubuh, dan gaya hidup. diperlukan sebagai tindakan pencegahan
Hal ini mengakibatkan masalah gizi bagi individu yang beresiko tinggi (Shah
berlebih berupa kegemukan dan obesitas. dkk., 2008).
(Malik dkk., 2013). Studi menunjukkan, penambahan
Lemak tubuh yang berlebihan dan berat badan diiringi pula dengan
obesitas dapat menimbulkan faktor resiko peningkatan serum kolesterol. Setiap

361
peningkatan 1 kg/m2, indeks massa tubuh paling banyak di Kendari yakni staf
(IMT) berhubungan dengan kolesterol total berjumlah 21 orang dan guru berjumlah 82
plasma 7,7 mg/dl dan penurunan HDL 0,8 orang. Pada studi pendahuluan yang telah
mg/dl. Selain itu juga, studi menunjukkan dilakukan, ditemukan 60 orang yang
obesitas menyebabkan angka sintesis mempunyai berat badan berlebih dan 43
kolesterol endogen sebanyak 20 mg setiap orang mempunyai berat badan normal.
hari untuk setiap kilogram kelebihan berat Dengan kemajuan teknologi yang kini
badan, peningkatan sintesis VLDL dan berkembang, SMA Negeri 1 Kendari
produksi trigliserida (Laurentia, 2012). banyak menggunakan teknologi
Di Indonesia angka kejadian komputerisasi dalam proses administrasi
hiperkolesterolemia menurut penelitian dan proses belajar mengajar yang membuat
MONICA I (Multinational Monitoring of aktivitas fisik staf dan guru SMA Negeri 1
Trends Deter minantsin Cardiovascular Kendari semakin berkurang, selain itu juga
Diseases) sebesar 13,4% untuk wanita dan ditunjang oleh pola konsumsi makanan
11,4% untuk pria. Pada MONICA II terjadi sehari-hari yang tidak teratur dan
peningkatan sebesar 16,2% untuk wanita komposisi yang tidak tepat menyebabkan
dan 14% untuk pria. Wanita menjadi peningkatan IMT.
kelompok paling banyak menderita Penelitian Gostynski dkk. (2004)
masalah ini yakni 14,5% atau hampir dua pada populasi Switzerland menyatakan
kali lipat kelompok laki-laki (Linawati, bahwa ada hubungan antara IMT dengan
2011). Beberapa penelitian telah kadar kolesterol total. Sedangkan Wongkar
membuktikan bahwa pria dan wanita dari dkk. (2013) pada populasi masyarakat di
berbagai kelompok umur mengalami Kelurahan Bahu Kecamatan Mal Alayang
kenaikan kadar kolesterol total dengan Manado melakukan penelitian yang
meningkatnya IMT (Ecol, 2008). hasilnya menunjukkan tidak terdapat
Berdasarkan data Departemen hubungan antara IMT dengan kadar
Kesehatan RI (2013) mengenai riset kolesterol total. Adanya data penelitian
kesehatan dasar, prevalensi obesitas (IMT> hubungan IMT dan kadar kolesterol total
25) pada laki-laki dan perempuan dewasa yang bertolak belakang, mendorong penulis
(>18 tahun) terus mengalami peningkatan untuk melakukan penelitian mengenai
setiap tahunnya. Pada tahun 2013 hubungan IMT dengan kolesterol total pada
ditemukan prevalensi obesitas pada laki- staf dan guru SMA Negeri 1 Kendari.
laki sebanyak 19,7% dan perempuan
sebanyak 32,9%. Di Sulawesi Tenggara METODE PENELITIAN
telah dilakukan pemeriksaan obesitas pada Jenis penelitian ini adalah analitik
4.095 laki-laki dan perempuan yang berusia observasional dengan rancangan penelitian
15 tahun, terdapat 7,26% laki-laki yang cross sectional design. Populasi pada
mengalami obesitas dan 21,64% penelitian ini sebanyak 103 orang dengan
perempuan yang mengalami obesitas jumlah sampel ditentukan dengan
(Profil Kesehatan Sultra, 2015). menggunakan teknik total random
Populasi guru SMA di Kota Kendari sampling. Pengukuran IMT dilakukan
yaitu 1.757 orang (Badan Pusat Statistik dengan teknik antropometri dan kadar
Provinsi Sultra, 2015). SMA Negeri 1 kolesterol total dengan metode
Kendari mempunyai jumlah staf dan guru spektrofotometrik di Laboratorium Maxima

362
Kendari. Analisis statistik yang digunakan Tabel 1 memperlihatkan terdapat 13
adalah SPSS 16 dengan analisis korelasi orang laki-laki (25,5%) dan 38 orang
Pearson untuk melihat hubungan IMT perempuan (74,5%) dengan usia dewasa
dengan kolesterol total. awal sebanyak 5 orang (9,8%), usia dewasa
akhir sebanyak 12 orang (23,5%), lansia
HASIL awal sebanyak 28 orang (55%), dan lansia
Tabel 1. Karakteristik Subjek akhir sebanyak 6 orang (11,7%).
Jumlah
Persentase Karakteristik IMT subjek
Variabel (51
orang)
(%) menunjukkan terdapat 9 orang memiliki
1. Jenis Kelamin IMT normal (17,6%), 10 orang memiliki
Laki-laki 13 25.5 IMT overweight (19,6%), 27 orang
Perempuan 38 74.5
memiliki IMT obes 1 (52,9%), dan 5 orang
2. Usia
Dewasa Awal memiliki IMT obes 2 (9,8%). Sedangkan
5 9.8
(26 35 tahun) untuk kolesterol total terdapat 20 orang
Dewasa Akhir
12 23.5 (39,2%) yang memiliki kadar kolesterol
(36 45 tahun)
Lansia Awal total normal, 20 orang (39,2 %) memiliki
28 55
(46 55 tahun) kadar kolesterol total medium, dan 11
Lansia Akhir
6 11.7 orang (21,6 %) memiliki kadar kolesterol
(56 65 tahun)
3. Indeks Massa Tubuh total tinggi.
Normal
9 17.6 Berdasarkan analisis korelasi Pearson
(18,5 - 22,9 kg/m2)
(Tabel 2) diperoleh P-value (0,001) < 0,05
Overweight
10 19.6 artinya terdapat hubungan yang bermakna
(23,0 - 24,9 kg/m2)
Obes 1
27 52.9 antara IMT dengan kadar kolesterol pada
( 25-29,9 kg/m2)
Obes 2
staf dan guru SMAN 1 Kendari. Nilai
5 9.8
( 30,0 kg/m2) korelasi sebesar 0,455 dengan arah korelasi
4. Kadar Kolesterol Total positif serta nilai korelasi berada pada
Normal 20 39.2
Medium 20 39.2
angka 0,40 <r 0,60 yang berarti
Tinggi 11 21.6 hubungan antar kedua variabel sedang.

Tabel 2. Hubungan IMT dengan kadar kolesterol total


Kolesterol Total IMT Total
P-value*
Pearson Correlation N %
Kolesterol Total 1 0.455 51 100 0.001
IMT 0.455 1 51 100 0.001
Keterangan:* Uji Pearson, p<0,05 menunjukkan hasil yang bermakna

PEMBAHASAN yang kurang, pola makan tidak teratur, dan


Berdasarkan uji statistik Pearson asupan makanan yang tidak seimbang.
menunjukan bahwa ada hubungan Penelitian ini sama dengan hasil penelitian
bermakna antara IMT dengan kadar Hasrulsah dkk. (2012) meneliti hubungan
kolesterol total pada staf dan guru SMA antara IMT dalam hal ini obesitas dengan
Negeri 1 Kendari. Hal ini ditunjang pula kadar kolesterol total. Hasil uji statistik
dengan usia subjek yang umumnya berada menunjukkan P-value = 0,004 dan derajat
pada rentang 46-55 tahun, aktivitas fisik kemaknaan = 0,05, yang berarti terdapat

363
hubungan yang signifikan antara obesitas memiliki kadar kolesterol total tinggi dan
dengan kadar kolesterol total. Jumlah IMT overweight sebanyak 3 orang, dan
subjek yang di teliti sebanyak 50 orang, dan subjek yang memiliki kadar kolesterol total
usia subjek > 30 tahun, sesuai dengan hasil tinggi dan IMT obes sebanyak 7 orang.
penelitian pada guru dan staf SMA 1 Penderita obesitas tidak selalu
Kendari. memiliki kadar kolesterol yang tinggi.
Hasil penelitian di atas berbeda Kolesterol yang tinggi tidak selalu
dengan penelitian Nugraha dkk. (2014) dipengaruhi oleh obesitas, tetapi dapat
pada staf dan guru SMA dipengaruhi oleh konsumsi makanan yang
MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta banyak mengandung kolesterol seperti
dengan desain penelitian cross sectional mengkonsumsi daging, jeroan, dan telur
dan menggunakan uji Chi-square diperoleh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol
P-value = 0,773 (p > 0,05) yang dalam darah karena di dalam makanan
menunjukan bahwa tidak ada hubungan seperti daging, jeroan, dan telur terdapat
bermakna antara IMT dengan kadar kandungan kolesterol yang cukup tinggi
kolesterol total. (Sofia, 2008).
Adanya perbedaan hasil penelitian Peningkatan IMT berlebih atau
Hasrulsah dkk. (2012) dan Nugraha dkk. obesitas mengindikasikan cukup banyak
(2014) dapat disebabkan oleh frekuensi lemak yang tersimpan dalam tubuh serta
olahraga yang rutin pada guru dan staf dapat dipastikan juga akan ada lemak yang
SMA MUHAMMADIYAH, dimana tiap ditemukan di dalam darah. Berat badan
dua minggu sekali melakukan senam rutin berlebih dapat menyebabkan kolesterol
dan terdapat jadwal penyuluhan dan tinggi, penyakit jantung, diabetes dan
konseling kesehatan. Sedangkan subjek penyakit serius lainnya. Obesitas
penelitian Hasrulsah tidak terdapat riwayat merupakan keabnormalan jumlah lipid
olahraga rutin. Demikian juga dengan staf dalam darah, salah satunya adalah
dan guru SMA Negeri 1 Kendari yang peningkatan kolesterol. Peningkatan
memiliki aktivitas fisik kurang, jarangnya kolesterol total dalam darah >240 mg/dl
berolahraga dan tidak pernah mendapatkan disebut sebagai hiperkolesterolemia (WHO,
konseling kesehatan. 2013). Kadar kolesterol dalam tubuh adalah
Hasil penelitian menunjukkan subjek salah satu faktor terpenting untuk
yang memiliki kadar kolesterol total normal menentukan risiko seseorang untuk
dan IMT obesitas sebanyak 10 orang dan menderita penyakit pembuluh darah
subjek yang memiliki kadar kolesterol total jantung. Ada beberapa faktor yang terbukti
tinggi dan IMT normal sebanyak 1 orang. melalui penelitian dapat mempengaruhi
Subjek yang memiliki kadar kolesterol total kadar kolesterol dalam darah antara lain
normal dan IMT overweight sebanyak 3 usia, berat badan, pola makan, aktivitas
orang, subjek yang memiliki kadar fisik, merokok, stres dan faktor keturunan
kolesterol total sedang dan IMT normal (Miranti, 2008).
sebanyak 2 orang, subjek yang memiliki Staf dan guru SMA Negeri 1 Kendari
kadar kolesterol total sedang dan IMT memiliki rentang usia 30-59 tahun. Usia
overweight sebanyak 4 orang, subjek yang merupakan salah satu faktor resiko
memiliki kadar kolesterol total sedang dan terjadinya penyakit kardiovaskular.
IMT obes sebanyak 14 orang, subjek yang Menurut Listiana dkk. (2010) bahwa

364
terdapat hubungan antara kadar kolesterol bersifat praktis seperti makanan siap saji
total dengan usia seseorang. Hal ini maupun junk food yang biasanya banyak
menunjukkan bahwa usia dapat mengandung lemak tinggi dan rendah serat
mempengaruhi kadar kolesterol total juga, berperan dalam terjadinya
seseorang. Pada usia yang semakin tua hiperkolesterolemia. Hal ini disebabkan
kadar kolesterol totalnya relatif lebih tinggi karena adanya peningkatan jumlah Asetil
daripada kadar kolesterol total pada usia KoA dalam sel hati untuk menghasilkan
muda, hal ini karena makin tua usia kolesterol (Andriani dkk., 2012). Demikian
seseorang maka aktivitas reseptor LDL juga dengan staf dan guru SMA Negeri 1
juga makin berkurang. Sel reseptor ini Kendari, ditunjang dengan usia yang makin
berfungsi sebagai hemostasis pengatur lanjut dan ditambah makanan yang
peredaran kolesterol dalam darah dan dikonsumsi mengandung kolesterol tinggi,
banyak terdapat dalam hati, kelenjar gonad, akan meningkatkan risiko terhadap
dan kelenjar adrenal. Apabila sel reseptor terjadinya hiperkolesterolemia.
ini terganggu maka kolesterol akan Faktor lain yang didapatkan dari
meningkat dalam sirkulasi darah. Jumlah subjek yaitu kebiasaan merokok terutama
lemak yang ada pada usia tua cenderang pada pria pada staf dan guru SMA Negeri 1
lebih banyak daripada usia muda. Jumlah Kendari. Dari data yang diperoleh terdapat
lemak pada pria dewasa muda umumnya 3 orang subjek yang merupakan perokok
berkisar antara 15-20% dari berat badan aktif. Ketiga subjek tersebut memiliki kadar
total dan 20-25% pada wanita. Pada wanita kolesterol tidak normal dan riwayat
yang memasuki masa menopouse, kadar olahraga yang kurang. Menurut Povey
kolesterol dalam darah cenderung dalam Listiana dkk. (2010) rokok dapat
meningkat hal ini dikarenakan hormon menurunkan kadar kolesterol HDL sekitar
estrogen sudah tidak terbentuk. Biasanya 4,5-6%, akibatnya kadar kolesterol LDL
jumlah lemak dalam tubuh cenderung semakin tinggi dan hal ini memberikan
meningkat dengan bertambahnya usia. pengaruh pada kadar kolesterol total yang
Data yang diperoleh dari subjek relatif semakin tinggi pula.
bahwa terjadi perubahan dari aktivitas fisik
pada staf dan guru SMA Negeri 1 Kendari. SIMPULAN
Perubahan aktivitas fisik dan berkurangnya Terdapat hubungan antara IMT
frekuensi olahraga memungkinkan dengan kadar kolesterol total pada staf dan
kolesterol yang ada tidak dapat mengalami guru SMA Negeri 1 Kendari dengan hasil
proses metabolisme dan pembakaran yang uji Pearson didapatkan nilai P-value =
sempurna, dalam hal ini kolesterol yang 0,001.
ada makin menumpuk dalam pembuluh
darah. Untuk dapat mempertahankan kadar SARAN
kolesterol normal pada wanita sedikitnya 1. Kepada subjek penelitian/masyarakat,
dibutuhkan 1500-1700 kalori lemak yang peneliti menganjurkan untuk mengatur
dibakar sehari, sementara pada pria asupan kalori dan pola makan agar
dibutuhkan sampai 2000-2500 kalori lemak memiliki IMT yang normal, sehingga
yang dibakar sehari. dapat memiliki kondisi badan yang sehat.
Selain aktivitas fisik yang berkurang, Selain itu, aktivitas fisik dan frekuensi
pola makan yang tidak sehat dan lebih olahraga juga perlu ditingkatkan, agar

365
kolesterol dapat dimetabolisme dengan Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara.2015.
baik. Profil Kesehatan Kab/Kota 2015 dan
2. Perlu adanya parameter klinik darah Laporan Program 2015.
lainnya yang dapat mendukung studi http://dinkes.sultraprov.go.id/wp-
mengenai IMT berlebih seperti kadar content/uploads/Profile-Dinkes-2016-
trigliserida, HDL, dan LDL. 1.pdf (Diakses pada tanggal 1
3. Studi lanjutan dapat dilakukan untuk Desember 2016 pukul 21.37).
melihat kecenderungan atau risiko subjek
untuk mengalami penyakit kardiovaskular Ecol, J. 2008. A Study of Correlation
dikemudian hari melalui marker stres Between Lipid Profile and Body Mass
oksidatif seperti kadar NO. Index (BMI) in Patient With Diabetes
4. Cakupan populasi yang lebih besar untuk Melitus.
melihat hubungan IMT dengan kadar http://www.krepublisheers.com/02-
kolesterol total. jurnal/ (Diakses pada tanggal 4
Desember 2016 pukul 13.45).
DAFTAR PUSTAKA
Gostynski M., Gutzwiller F., Kuulasmaa ,
Andriani, E., Damanik, R., Ekayanti, I. 2012. K , Doring, A., Ferrario, M.,
Hubungan pemberian kapsul serbuk daun
Grafnetter, D., & Pajak A. 2004.
torbangun terhadap total kolesterol.
Analysis of the relationship between
Jurnal Teknologi Industri Boga dan
total cholesterol, age, body mass index
Busana [serial online]. 2012 [cited 2013
Jan 14];3 (1):14-22. Available from:
among males and females in the WHO
http://journal.um.ac.id/index.php/tibbs/arti MONICA Project. International
cle/view/2919. Journal of Obesity and Related
Metabolic Disorders. 28:10821090.
Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi
Tenggara. 2015. Sulawesi Tenggara Hasrulsah, B., Muhartono. Hubungan
Dalam Angka. Obesitas dengan Tingkat
http://sultra.bps.go.id/website/pdf_publ Kolesteronemia pada Pasien Usia> 30
ikasi/Sulawesi-Tenggara-Dalam- Tahun di Puskesmas Kiara Padak
Angka-2015---.pdf (Diakses pada Kecamatan Sukajaya Kabupaten
tanggal 3 Desember 2016). Bogor Jawa Barat. Lampung: Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung.
Departemen Kesehatan RI. 2013. Laporan
Hasil Riset Kesehatan Dasar Laurentia, Y.S. 2012. Dislipidemia pada
(RIDENKES) Nasional. Badan Obesitas dan Tidak Obesitas di RSUP
Penelitian dan Pengembangan. Dr. Kariadi dan Laboratorium Klinik
http://www.depkes.go.id/resources/do Swasta di Semarang. Jurnal Fakultas
wnload/general/Hasil%20Riskesdas% Kedokteran Universitas Diponogoro.
202013.pdf (Diakses pada tanggal 1 Hal:3.
Desember 2016 pukul 21.36).

366
Linawati, S. 2011. Perbandingan Marker Pratiwi, Yunita, S. 2010. Diabetes Melitus
Inflamasi Antara Sindroma Koroner pada Obesitas. The Indonesia Journal
Akut dan No Sindroma Koroner of Health Science. 1(1).
Akut. etd.ugm.ac.id/-
index.php?mod=download&sub.act. Shah, S.Z.A., Devrajani, B.R., Devrajani,
(Diakses pada tanggal 1 Desember T., Bibi, I. 2008. Frequency of
2016 pukul 19.33). Dyslipidemia in Obese versus Non-
Obese in Relation to Body Mass Index
Listiana, L., Purbosari, Tri, Y. 2010. Kadar (BMI), Waist Hip Ratio (WHR) and
Kolesterol Total Pada Usia 25-60 Waist Circumference (WC). Pakistan
Tahun . Jurnal. Journal of Science. 62(1):27-31.

Malik, M.A., Mewo, Yanti M., Kaligis, Sofia, S. 2008. Hubungan Indeks Massa
Stefana, H.M. 2013. Gambaran Kadar Tubuh dengan Biokimia Darah Pada
Kolesterol Total Pada Mahasiswa Karyawan PT. Asuransi Jiwa Bumi
Angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Asih Jaya.
Universitas Sam Ratulangi Dengan http%252F%252Flontar.ui.ac.id%252F
Indeks Massa Tubuh 18,5 22,9 Kg/m2 file%253Ddigital%252F126760-S-
. Vol. 1. Jurnal. 5637-Hubungan%252520indeks-
Abstrak.pdf (diakses 1 Desember
Miranti, Y. 2008. Hubungan Persentase 2016).
Lemak Tubuh,Indeks Masa
Tubuh,Asupan Lemak dan Serat dengan Wongkar, Mega, C., Kepel, Billy, J.,
Kadar Kolesterol Darah pada Wanita Hamel, Rivelino, S. 2013. Hubungan
Dewasa di Perumahan Madu Asri Status Gizi dengan Kadar Kolesterol
Kabupaten Karanganyar. Total pada Masyarakat di Kelurahan
http://eprints.undip.ac.id/7148/.diakses Bahu Kecamatan Malalayang Manado.
pada tanggal 1 Februari 2017. Journal.

Nugraha, Aziz., Widyatmoko, Sigit., World Health Organisation (WHO).2013.


Lestari, Nining., 2014. Hubungan Obesity and Overweight.
Indeks Massa Tubuh dengan Kadar http://www.who.int/mediacentre/factsh
Kolesterol Total pada Guru dan eets/fs311/en/index.html diakses pada
Kariyawan SMA MUHAMMADIYAH 1 1 Februari 2017.
dan 2 Surakarta. Surakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

367

You might also like