Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS EKONOMI
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN
1
ABSTRACT
Axiata, Tbk.
ratio, activity ratio, profitability ratio and the ratio of market value.
The result of this research show that liquidity ratio (Current Ratio and
Cash Ratio) and leverage ratio (DER and DAR) increased after
ratio (NPM, ROE and ROA) and ratio of value market (PER) decreased
after acquisitions and . The test result of Paired Sample T-Test for
activity ratio, profitability ratio and ratio of value market was found
and .
Bibliography (2007-2016)
2
BAB I
PENDAHULUAN
kerjasama yang disebut dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau Asean
Economic Community (AEC) dimana seluruh negara ASEAN dapat dengan bebas
dalam memasarkan barang dan jasa, produksi, investasi, modal, dan penghapusan
tarif bagi perdagangan antar negara. Sehingga akan membuat produk dalam
negeri dengan mudah masuk ke pasar luar negeri dan produk luar negeri dapat
menjadikan persaingan sektor industri pada pasar dalam negeri maupun luar
negeri khususnya wilayah Asia Tenggara semakin ketat dan mengharuskan semua
Dunia bisnis pada era globalisasi ini dimana teknologi dan informasi berkembang
dengan cepat, dunia bisnis mengalami persaingan yang sangat tajam, sehingga
eksistensinya (Dewi, 2015). Strategi ini dapat dicapai baik dengan memperbaiki
kondisi internal perusahaan, yaitu dengan memperbaiki strategi pengelolaan,
dengan penekanan pada market for product, focus, pangsa pasar dan laba,
dilakukan dalam dua dekade terakhir ini adalah dan akuisisi (Dharmasetya dan
pengakuisisi memperoleh kendali atas aktiva bersih dan operasi perusahaan yang
diakuisisi. Akuisisi sering dianggap sebagai investasi pada perusahaan anak yaitu
Sementara itu, merupakan penggabungan dua atau lebih perusahaan. Saat terjadi
, hanya salah satu perusahaan yang tetap hidup, sementara yang lainnya
berupa mahalnya biaya aktivitas dan proses akuisisi. Di sisi lain, hasil pasca akuisi
belum tentu sesuai harapkan (Payamta dan Setiawan dalam Putri, 2015).
Sepanjang 2013, tren dari nilai transaksi dan akuisisi cenderung naik. Biro Riset
KONTAN mencatat, selama rentang Januari hingga Mei 2013 telah terjadi 28
transaksi dengan kisaran nilai mencapai Rp 28,30 triliun. Jumlah transaksi dan
akuisisi tersebut meningkat dari tahun 2012 dengan 12 transaksi dan akuisisi
dalam rentang waktu bulan Januari hingga Mei 2012 dengan nilai transaksi
tahun ini masih di seputar sektor energi dan pertambangan. Puma Energy LLC
miliar. Perusahaan sektor ritel dan otomotif juga meramaikan akuisisi pada lima
bulan pertama tahun ini. PT Trans Retail yang mengambil alih 40% saham PT
Carrefour Indonesia dengan nilai transaksi Rp 7,2 triliun. Sektor otomotif, ada
aksi Gallant Venture Ltd yang mengakuisisi 52,35% saham PT Indomobil Sukses
naik seiring dengan implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN mulai akhir 2015.
Kondisi itu membalik kecenderungan penurunan sejak 2014. Ketua KPPU Syarkawi
Selama 2015, menurut Syarkawi, KPPU menerima 53 notifikasi merger dan akuisisi
yang didominasi oleh perusahaan lokal. Sektor keuangan tercatat melakukan aksi
korporasi terbanyak hingga 10, disusul perkebunan (9), energi (8), telekomunikasi
(7), manufaktur (6), transportasi (5), pertambangan (3), konstruksi (2), properti (2)
dan jasa (1). KPPU memprediksi, kecenderungan dominasi dan akuisisi oleh sektor
keuangan ini akan berlanjut hingga 2016 dan beberapa tahun setelahnya. Merger
dan akuisi si di sektor keuangan cukup marak dalam 10 tahun terakhir, dan itu
Syarkawi.
Pada Juni 2014, Pemegang saham CIMB Group menyetujui akuisisi dan 19,67%
saham PT Bank CIMB Niaga Tbk dari Khazanah Nasional Berhad. Dengan demikian
maka CIMB Group memiliki 97,93% saham Bank CIMB Niaga dari sebelumnya
78,26%. (detik.c0m)
Nilai akuisisi tersebut mencapai Rp 5,438 triliun yang akan dibiayai dengan
penerbitan saham baru yang akan dilakukan oleh CIMB Group. Hal ini merupakan
hasil rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) CIMB Group di Sime Darby
Pasca akuisisi dan yang dilakukan oleh CIMB Group terhadap saham Khazanah
terhadap dampak keuangan dari aktivitas akuisisi yang dilakukan CIMB Group.
Hasil analisis kinerja keuangan atas akuisisi yang dilakukan perlu untuk
Perubahan setelah terjadinya proses akuisisi biasanya akan tampak pada kinerja
Sementara itu, analisis rasio bisa dipakai untuk menganalisis laporan keuangan
perusahaan. Beberapa dari rasio yang umum dipakai adalah rasio likuiditas
(current ratio, cash ratio), rasio leverage (debt to equity ratio, debt to total assets
ratio), rasio aktivitas (fixed asset turnover ratio, total assets turnover ratio), rasio
profitabilitas (net profit margin, return on equity, return on asset), dan rasio nilai
untuk mencapai nilai-nilai pasar yang melebihi pengeluaran kas (nilai pasar).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah
1. Bagaimana kinerja keuangan PT Bank CIMB Niaga Tbk sebelum dan setelah
akuisisi?
Batasan masalah pada penelitian ini adalah kinerja keuangan PT Bank CIMB Niaga
Tbk yang terjadi pada 8 triwulan sebelum dan 8 triwulan setelah akuisisi. Rasio
keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas (current ratio, cash ratio), rasio
leverage (debt to equity ratio, debt to total assets ratio), rasio aktivitas (fixed asset
turnover ratio, total assets turnover ratio), rasio profitabilitas (net profit margin,
return on equity, return on asset), dan rasio nilai pasar (price earning ratio).
1. Untuk mengetahui secara empiris kinerja keuangan PT Bank CIMB Niaga Tbk
Penulis berharap dengan adanya penelitian ini akan bermanfaat bagi sebagian
1. Bagi Penulis, penelitian ini menjadi ajang penerapan materi tentang kinerja
setelah akuisisi.
para pembaca dan dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian
dimasa mendatang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
pada suatu saat tertentu, dan Laporan Rugi Laba (Income Statement)
misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan-
terdiri dari:
a. Neraca
periode.
2. Transaksi-transaksi investasinya.
3. Transaksi-transaksi pendanaannya.
berikut:
c. Pelanggan
d. Karyawan
menggantungkan hidupnya.
e. Pemerintah
perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan
ekonomis. Tidak ada satu perusahaan yang telah didirikan oleh para
oleh satu perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan
lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari perseroan yang
usaha dapat berupa pembelian saham suatu perusahaan oleh perusahaan lain,
dapat berupa , akuisisi, dan konsolidasi. adalah kombinasi dari dua atau lebih
dilakukan melalui atau tender offer (Foster, 1986 dalam Nugroho, 2010).
2.1.2.2 Cara Mengembangkan Badan Usaha
a. Mengadakan ekspansi (perluasan usaha) dari usaha yang telah ada atau
seperti umpannya dari laba yang tidak dibagi, hasil penjualan surat-surat
berikut:
1. Penggabungan badan usaha
2.1.3 Akuisisi
saham atau aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain dan dalam
peristiwa ini baik perusahaan pengambil alih atau yang diambil alih
elektronik perdagangan.
perusahaan target tidak ada hubungannya satu sama lain, ini disebut
akuisisi konglomerasi.
2015) yaitu :
a. Akuisisi Horizontal
dan pendapatan.
b. Akuisisi Vertikal
nilai tersebut.
c. Akuisisi Berkaitan
keterkaitannya tinggi.
d. Akuisisi Internal
2011):
a. Akuisisi Saham
saham :
tender offer.
b. Akuisisi Aset
yang dibeli.
a. Sinergi
b. Peningkatan Pendapatan
c. Manfaat Strategik
d. Kekuatan Pasar
e. Pengurangan Biaya
akuisisi.
f. Skala Ekonomis
disusutkan.
a. Kelebihan Akuisisi
(hostile takeover).
menyetujui akuisisi.
b.Kekurangan Akuisisi
berikut :
1. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak
paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada
tinggi.
Bayuristyawan, 2013).
keuangan.
pengambil keputusan.
dan sebagainya.
signifikan (berarti).
yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka
sebagai berikut :
Ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca,
sebagainya.
Ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca
sebagainya.
sebagai berikut :
(debt ratio).
usahanya.
1. Pertumbuhan penjualan
berikut :
a. Rasio Likuiditas
Houston, 2011).
1. Current Ratio
Rasio ini dihitung dengan membagi aset lancar dengan
Houston, 2011).
Aktiva Lancar
CurrentRatio=
Kewajiban Lancar
2. Cash Ratio
2009).
b. Rasio Leverage
Total Kewajiban
Debt to Equity Ratio =
Modal Sendiri
2. Debt to Total Assets Ratio (DAR).
Houston, 2011).
Total Kewajiban
Debt to Equity Ratio =
Total Aset
c. Rasio Aktivitas
Penjualan Bersih
FATO =
Aktiva Tetap
2. Total Asset Turnover Ratio (TATO)
Penjualan Bersih
FATO =
Jumlah Aktiva
d. Rasio Profitabilitas
Laba Bersih
ROA=
Total Aktiva
(Mardiyanto, 2009).
saham.
34
b. Kadek Hendra Gunawan dan I Made Sukartha (2013) melakukan
Kerangka Pemikiran
34
Keterangan :
2.4 Hipotesis
berikut :
Cash Ratio), Rasio Leverage (Debt to Equity Ratio dan Debt to Total
Assets Ratio), Rasio Aktivitas (Fixed Assets Turnover Ratio dan Total
34
BAB III
METODE PENELITIAN
akuisisi dan pada bulan Maret dan April tahun 2014 yaitu, PT. XL
akuisisi dan .
I IV tahun 2012 - 2016 yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek
Indonesia (BEI).
masalah yang diteliti. Data yang digunakan dalam penelitan ini adalah
34
Tbk dan PT Axis Telecom Indonesia triwulan I IV t ahun 2012 - 2016
f. Rasio Likuiditas
3. Current Ratio
4. Cash Ratio
(Mardiyanto, 2009).
"+,-.& /&0
437
g. Rasio Leverage
234
8 6 98
h. Rasio Aktivitas
2010).
438
= 6 >
:5; =
5?
= 6 >
55; =
@A6
i. Rasio Profitabilitas
> 96 =
B=7 =
= 6 >
439
5. Return On Equity (ROE)
> 96 =
;2
6 234
(Mardiyanto, 2009).
>
;
5
CD ?A 9A
=2
2D=9
440
Semakin tinggi rasio PER semakin mahal harga saham
sebagai data yang akan diolah dalam penelitian ini. Langkah pertama
parametrik (Paired
441
Samples T-test). Tetapi apabila sampel tidak berdistribusi
442
BAB IV
di Grha XL, Jalan DR. Ide Anak Agung Gde Agung Lot. E4-7 No. 1
wilayah Jawa Timur dengan merek dagang "Lippo Telecom" sejak bulan
Mei 2001. Pada tanggal 7 Juni 2011, berdasarkan persetujuan dari
Axis Telekom Indonesia. Kantor pusat saat itu beralamat di Menara AXIS
(DEA Tower Complex) Kawasan Mega Kuningan Jl. Mega Kuningan Barat
Kav.
Telekom Indonesia dengan nilai transaksi USD 865 juta. Kesepakatan ini
tanggal 19 Maret 2014 antara XL dan STC. Dengan selesainya transaksi ini,
maka PT. XL Axiata, Tbk telah secara resmi menyelesaikan proses akuisisi
443
dengan PT Axis Telekom Indonesia telah selesai yang ditandai dengan
penandatanganan akta oleh kedua belah pihak. Dengan demikian saat ini
PT. XL Axiata, Tbk dan PT. Axis Telekom Indonesia telah menjadi satu
entitas bisnis yang akan melayani lebih dari 65 juta pelanggan seluler di
Indonesia.
sebelum akuisisi dan yang dimulai dari triwulan I tahun 2012 dan 8
triwulan setelah akuisisi dan yang berakhir pada triwulan I tahun 2016.
Tabel 4.1
Tabulasi Data
o an CR hR R R O O M E A PER
1 I 2012 0,425 0,171 1,549 0,608 0,168 0,145 0,136 0,05 0,02 0,645
2 II 2012 0,423 0,107 1,434 0,589 0,172 0,154 0,15 0,056 0,023 0,661
III
3 2012 0,549 0,247 1,427 0,588 0,179 0,155 0,132 0,05 0,02 0,772
IV
4 2012 0,419 0,091 1,307 0,567 0,153 0,137 0,137 0,043 0,019 0,728
5 I 2013 0,503 0,059 1,374 0,579 0,154 0,135 0,063 0,02 0,009 1,419
6 II 2013 0,637 0,226 1,573 0,611 0,159 0,137 0,067 0,024 0,009 1,16
III
7 2013 0,751 0,292 1,576 0,612 0,164 0,141 0,045 0,016 0,006 1,471
IV
8 2013 0,737 0,166 1,632 0,62 0,146 0,125 0,063 0,021 0,008 1,407
- -
9 II 2014 0,552 0,156 3,476 0,777 0,122 0,103 0,143 0,066 -0,015 -0,505
II
10 I 2014 0,62 0,199 3,145 0,759 0,125 0,104 -0,07 -0,03 -0,007 -1,264
IV
11 2014 0,864 0,451 3,53 0,779 0,11 0,087 0,069 0,027 0,006 1,096
12 I 2015 0,844 0,403 3,812 0,792 0,111 0,086 0,138 -0,057-0,012 -0,49
- -
13 II 2015 0,778 0,345 3,713 0,788 0,112 0,09 0,017 0,007 -0,001 -3,391
III
14 2015 0,627 0,234 3,322 0,769 0,119 0,099 0,059 0,025 0,006 0,735
IV - -
15 2015 0,645 0,21 3,176 0,761 0,113 0,093 0,138 0,054 -0,013 -0,334
16 I 2016 0,435 0,112 2,926 0,745 0,119 0,1 0,03 0,012 0,003 1,496
Sumber : Data Diolah (2016)
4.2 Pembahasan
72
4.2.1 Perhitungan dan Analisis Kinerja Keuangan PT Axis
Telekom
Indonesia
tersebut antara lain rasio likuiditas (current ratio, cash ratio), rasio
leverage (debt to equity ratio, debt to total assets ratio), rasio aktivitas
(fixed asset turnover ratio, total assets turnover ratio), rasio profitabilitas
(net profit margin, return on equity, return on asset), dan rasio nilai
Tabel 4.2
1. Rasio Likuiditas
72
Rasio likuiditas yang terdiri dari Current Ratio dan Cash
analisis Current Ratio dan Cash Ratio dapat disimpulkan bahwa aktiva
Telecom Indonesia menyebabkan utang lancar yang lebih besar dari aktiva
2. Rasio Leverage
Ratio (DER) dan Debt to Total Assets Ratio (DAR) menunjukkan nilai
Ratio (DER) dan Debt to Total Assets Ratio (DAR) dapat disimpulkan
bahwa penggunaan komposisi utang perusahaan yang semakin besar m
sendiri dan total aktivanya. Semakin tinggi nilai Debt to Equity Ratio
total kewajibannya. Semakin tinggi nilai Debt to Total Assets Ratio (DAR)
maka semakin tinggi aktiva yang dibiayai dengan utang dan semakin tinggi
Ratio (DAR) yang lebih rendah karena semakin rendah nilainya maka
3. Rasio Aktivitas
72
Rasio aktivitas dalam penelitian ini adalah Fixed Asset
Turnover Ratio (FATO) dan Total Asset Turnover Ratio (TATO). Nilai
nilai rasio sebelum akuisisi dan . Peningkatan nilai Fixed Asset Turnover
Semakin tinggi nilai Fixed Asset Turnover Ratio (FATO), semakin efektif
perusahaan dari total aktiva. Semakin tinggi nilai Total Asset Turnover
4. Rasio Profitabilitas
(NPM), Return On Equity (ROE) dan Return On Asset (ROA). Nilai Net
dibandingkan nilai rasio sebelum akuisisi dan . Nilai Net Profit Margin
(NPM) yang meningkat menunjukkan laba bersih yang lebih tinggi dari
aktivitas penjualannya. Semakin tinggi tingkat profitabilitas makin rendah
72
On Asset (ROA) yang meningkat menunjukkan kemampuan perusahaan
resiko pada saham tersebut. Semakin tinggi nilai Price Earning Ratio
nilai saham dimata investor, tetapi saham dengan nilai Price Earning
Ratio (PER) yang tinggi umumnya dihindari oleh para calon pembeli
waktu dekat.
melalui perhitungan rasio, antara lain : rasio likuiditas (current ratio, cash
ratio), rasio leverage (debt to equity ratio, debt to total assets ratio), rasio
aktivitas (fixed asset turnover ratio, total assets turnover ratio), rasio
rasio nilai pasar (price earning ratio). Hasil uji deskriptif dari data
Tabel 4.3
Descriptive Statistics
N Mean Deviation m m
Current Ratio
72
TATO Sebelum 8 ,14113 ,010035 ,125 ,155
NPM Sebelum 8 ,09913 ,043152 ,045 ,150
ROE Sebelum 8 ,03500 ,016292 ,016 ,056
ROA Sebelum 8 ,01425 ,006840 ,006 ,023
PER Sebelum 8 1,03288 ,367796 ,645 1,471
1. Current Ratio
akuisisi dan adalah sebesar 0,5555 dengan standar deviasi 0,13826. Nilai
rendah atau adanya rentang yang cukup rendah antara nilai maksimum
dan adalah sebesar 0,16988 dengan standar deviasi 0,0815. Nilai standar
deviasi yang lebih rendah menunjukkan adanya variasi yang rendah atau
adanya rentang yang cukup rendah antara nilai maksimum dengan nilai
nilai sampel dengan rata-rata sampel sebesar 0,0815. Nilai rata-rata Cash
72
adanya rentang yang cukup rendah antara nilai maksimum dengan nilai
nilai sampel dengan rata-rata sampel sebesar 0,11445. Nilai rata-rata Debt
variasi yang rendah atau adanya rentang yang cukup rendah antara nilai
variasi yang rendah atau adanya rentang yang cukup rendah antara nilai
perusahaan.
variasi yang rendah atau adanya rentang yang cukup rendah antara nilai
maksimum
72
dengan nilai minimum. Nilai standar deviasi tersebut juga
perusahaan.
Nilai standar deviasi yang lebih rendah menunjukkan adanya variasi yang
rendah atau adanya rentang yang cukup rendah antara nilai maksimum
akuisisi dan adalah sebesar 0,035 dengan standar deviasi 0,016292. Nilai
standar deviasi yang lebih rendah menunjukkan adanya variasi yang
rendah atau adanya rentang yang cukup rendah antara nilai maksimum
Nilai standar deviasi yang lebih rendah menunjukkan adanya variasi yang
rendah atau adanya rentang yang cukup rendah antara nilai maksimum
72
menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasikan laba
Nilai standar deviasi yang lebih rendah menunjukkan adanya variasi yang
rendah atau adanya rentang yang cukup rendah antara nilai maksimum
melalui perhitungan rasio, antara lain: rasio likuiditas (current ratio, cash
ratio), rasio leverage (debt to equity ratio, debt to total assets ratio), rasio
aktivitas (fixed asset turnover ratio, total assets turnover ratio), rasio
profitabilitas (net profit margin, return on equity, return on asset), dan
rasio nilai pasar (price earning ratio). Hasil uji deskriptif dari data setelah
Tabel 4.4
Descriptive Statistics
N Mean Deviation m m
72
ROE Setelah 8 -,01875 ,038089 -,066 ,027
ROA Setelah 8 -,00413 ,008725 -,015 ,006
PER Setelah 8 -,33213 1,549205 -3,391 1,496
1. Current Ratio
Nilai standar deviasi yang lebih rendah menunjukkan adanya variasi yang
rendah atau adanya rentang yang cukup rendah antara nilai maksimum
2. Cash Ratio
Nilai rata-rata Cash Ratio untuk periode setelah akuisisi
dan adalah sebesar 0,26375 dengan standar deviasi 0,12169. Nilai standar
deviasi yang lebih rendah menunjukkan adanya variasi yang rendah atau
adanya rentang yang cukup rendah antara nilai maksimum dengan nilai
nilai sampel dengan rata-rata sampel sebesar 0,12169. Nilai rata-rata Cash
akuisisi dan adalah sebesar 3,3875 dengan standar deviasi 0,301212. Nilai
rendah atau adanya rentang yang cukup rendah antara nilai maksimum
72
dengan rata-rata sampel sebesar 0,301212. Nilai rata-rata Debt to Equity
variasi yang rendah atau adanya rentang yang cukup rendah antara nilai
perusahaan.
variasi yang rendah atau adanya rentang yang cukup rendah antara nilai
72
Turnover Ratio sebesar 0,09525 menunjukkan tingkat kemampuan
Nilai standar deviasi yang lebih tinggi menunjukkan adanya variasi yang
tinggi atau adanya rentang yang cukup tinggi antara nilai maksimum
Nilai standar deviasi yang lebih tinggi menunjukkan adanya variasi yang
tinggi atau adanya rentang yang cukup tinggi antara nilai maksimum
Nilai standar deviasi yang lebih tinggi menunjukkan adanya variasi yang
tinggi atau adanya rentang yang cukup tinggi antara nilai maksimum
72
10. Price Earning Ratio (PER)
Nilai standar deviasi yang lebih tinggi menunjukkan adanya variasi yang
tinggi atau adanya rentang yang cukup tinggi antara nilai maksimum
Pengujian ini menggunakan program SPSS versi 22. Jika hasil pengujian
test). Tetapi apabila sampel tidak berdistribusi normal maka uji beda yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji non parametrik (Wilcoxon
Sign Test) (Santoso, 2016). Hasil uji normalitas data sebelum dan setelah
Tabel 4.5
dan
72
Current Cash
Ratio Ratio DER DAR FATO TATO NPM ROE ROA PER
Sebelu Sebel Sebelu Sebelu Sebelu Sebelu Sebelu Sebelu Sebelu
Sebelum m um m m m m m m m
N 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
, 1,4840 1,0328
Normal `Mean ,55550 16988 0 ,59675 ,16188 ,14113 ,09913 ,03500 ,01425 8
Paramet , , , ,
Most e ,202 ,155 ,215 ,227 ,139 ,159 ,277 ,250 ,279 ,261
Extrem Positiv
e e ,202 ,155 ,169 ,161 ,139 ,159 ,272 ,250 ,279 ,261
Differen Negativ
ces e -,162 -,129 -,215 -,227 -,087 -,150 -,277 -,196 -,256 -,220
Test
Statistic ,202 ,155 ,215 ,227 ,139 ,159 ,277 ,250 ,279 ,261
Asymp. Sig. (2-
tailed) ,200c,d ,200c,d ,200c,d ,200c,d ,200c,d ,200c,d ,071c ,149c ,068c ,116c
1. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Current Ratio sebesar 0,2 > 0,05,
2. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Cash Ratio sebesar 0,2 > 0,05,
3. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Debt to Equity Ratio sebesar 0,2 >
normal.
berdistribusi normal.
berdistribusi normal.
6. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Total Assets Turnover Ratio
berdistribusi normal.
7. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Net Profit Margin sebesar 0,71 >
normal.
72
8. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Return On Equity sebesar 0,149 >
normal.
normal.
10. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Price Earning Ratio sebesar 0,116
normal.
Tabel 4.6
Current Cash
TAT
Setelah h h h h h ah ah ah h
N 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
3,3875 , -,0435-,0187 -,0041 -,3321
Extreme e ,194 ,222 ,134 ,142 ,226 ,200 ,226 ,198 ,192 ,206
Differenc
es Positive,194 ,222 ,134 ,116 ,226 ,143 ,226 ,198 ,192 ,125
Negativ
e -,141 -,124 -,116 -,142 -,180 -,200 -,166 -,165 -,168 -,206
Test
Statistic ,194 ,222 ,134 ,142 ,226 ,200 ,226 ,198 ,192 ,206
Asymp. Sig. (2-
tailed) ,200c,d ,200c,d ,200c,d ,200c,d ,200c,d ,200c,d ,200c,d ,200c,d ,200c,d ,200c,d
a. Test
distribution is
Normal.
4.6 menunjukkan :
1. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Current Ratio sebesar 0,2 > 0,05,
72
2. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Cash Ratio sebesar 0,2 > 0,05,
3. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Debt to Equity Ratio sebesar 0,2 >
normal.
berdistribusi normal.
berdistribusi normal.
berdistribusi normal.
7. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Net Profit Margin sebesar 0,2 >
normal.
8. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Return On Equity sebesar 0,2 >
normal.
normal.
10. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Price Earning Ratio sebesar 0,2 >
normal.
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Paired Sample T-Test
72
Paired Differences
95% Confidence
Interval of
Std. the Sig.
1 Sebelum -
Current Ratio-,115125 ,241105 ,085244 -,316694,086444 -1,351 7 ,219
Setelah
Pair Cash Ratio
2 Sebelum - Cash
-,093875,155218 ,054878 -,223641,035891 -1,711 7 ,131
Ratio Setelah
- -
7 NPM
Setelah
Pair ROE Sebelum -
9 ROA
,018375 ,012397 ,004383 ,008010 ,028740 4,192 7 ,004
Setelah
Pair PER Sebelum -1,36500
Tabel 4.8
PT XL Axiata, Tbk
Rata rata
No Rasio PersentaseKeterangan
Sebelum Setelah
72
4 Debt to Total Assets Ratio 0,597 0,771 17% Naik
10 rasio keuangan pada tabel 4.7 dan tabel 4.8 adalah sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas
Ratio dan Cash Ratio. Periode pengamatan dimulai tahun 2012 Triwulan I
akuisisi dan . Sedangkan rata-rata nilai cash ratio setelah akuisisi dan
juga mengalami peningkatan sebesar 9% dibandingkan rata-rata sebelum
akuisisi dan .
akuisisi dan .
72
Sedangkan jika dilihat dari Paired Sample T-Test pada
tabel 4.7 untuk current ratio menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) sebesar
0,219 > 0,05 dan cash ratio menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) sebesar
ditolak. Hal ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan pada current
ratio dan cash ratio antara sebelum dan setelah akuisisi dan . Akuisisi dan
0
0.80
0
0.60
0
0.40 Rasio CR
0
Rasio
0.20
CashR
0
0.00
I III I III II IV II IV
Grafik 4.1
72
Rasio leverage dalam penelitian ini adalah Debt to Equity
Ratio (DER) dan Debt to Total Assets Ratio (DAR). Periode pengamatan
akuisisi dan . Sedangkan nilai rata-rata Debt to Total Assets Ratio (DAR)
Tbk melakukan akuisisi dan terhadap PT Axis Telekom Indonesia. Hal ini
semakin tinggi.
aktiva dan modal sendiri perusahaan. Semakin tinggi nilai Debt to Equity
Ratio (DAR) maka semakin tinggi aktiva yang dibiayai dengan utang dan
Total Assets Ratio (DAR) yang lebih rendah karena semakin rendah
pada tabel 4.7 untuk Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan nilai Sig.
(2-tailed) sebesar 0,00 < 0,05 dan Debt to Total Assets Ratio (DAR)
menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 < 0,05 sehingga dapat
perbedaan yang signifikan pada Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to
Total Assets Ratio (DAR) antara sebelum dan setelah akuisisi dan .
72
Tbk menyebabkan total kewajiban perusahaan bertambah yang
menjadikan perusahaan tidak lebih baik dari sebelum akuisisi dan karena
0
4.00
0
3.50
0
3.00
0
2.50
0
2.00 Rasio
0 DER
1.50
Rasio
0
1.00 DAR
0
0.50
0
0.00
0
I III I III II IV II IV
Grafik 4.2
rata Fixed Asset Turnover Ratio (FATO) setelah akuisisi dan mengalami
penurunan sebesar 5%
72
dibandingkan nilai rata-rata sebelum akuisisi dan . Sedangkan nilai rata-
rata Total Asset Turnover (TATO) setelah akuisisi dan juga mengalami
menambah aktiva tetap dan total aktiva yang lebih besar dibandingkan
pada tabel 4.7 untuk Fixed Asset Turnover Ratio (FATO) menunjukkan
nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 < 0,05 dan Total Asset Turnover (TATO)
menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 < 0,05 sehingga dapat
perbedaan yang signifikan pada Fixed Asset Turnover Ratio (FATO) dan
Total Asset Turnover (TATO) antara sebelum dan setelah akuisisi dan .
Akuisisi dan yang dilakukan oleh PT. XL Axiata, Tbk menyebabkan aktiva
berarti akuisisi dan menjadikan perusahaan tidak lebih baik dari sebelum
0.20
0
0.15
0
0.10
Rasio
0
FATO
0.05
Rasio
0
TATO
0.00 72
0
I
I 2012II2012III2012IV2012I2013II2013III2013IV2013II2014III2014IV2014I2015II2015III2015IV2015I2016
Grafik 4.3
Grafik Fixed Asset Turnover Ratio dan Total Asset Turnover Ratio
4. Rasio Profitabilitas
Nilai rata-rata Net Profit Margin (NPM) setelah akuisisi dan mengalami
dan . Nilai rata-rata Return On Equity (ROE) setelah akuisisi dan juga
akuisisi dan . Nilai rata-rata Return On Asset (ROA) setelah akuisisi dan
pun juga mengalami penurunan sebesar 2% dibandingkan nilai rata-rata
72
menghasilkan laba bagi para pemegang saham menurun. Nilai Return On
pada tabel 4.7 untuk Net Profit Margin (NPM) menunjukkan nilai Sig. (2-
tailed) sebesar 0,008 < 0,05, Return On Equity (ROE) menunjukkan nilai
Sig. (2-tailed) sebesar 0,011 < 0,05 dan Return On Asset (ROA)
menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,004 < 0,05 sehingga dapat
Equity (ROE) dan Total Asset Turnover (TATO) antara sebelum dan
setelah akuisisi dan . Akuisisi dan yang dilakukan oleh PT. XL Axiata, Tbk
lebih baik dari sebelum akuisisi dan karena laba perusahaan terus
0.20
0
0.15
0
0.10
0
0.05 Rasio
0 NPM
0.00 Rasio
0 ROE
- I III I III II IV II IV
0 0152015 ROA
-
0.100
-
0.150
-
0.20
Grafik 4.4
72
Rasio nilai pasar dalam penelitian ini adalah Price
2016 Triwulan
akuisisi dan .
tingginya risiko pada saham tersebut. Semakin tinggi nilai Price Earning
dimata investor, tetapi saham dengan nilai Price Earning Ratio (PER)
yang tinggi umumnya dihindari oleh para calon pembeli saham. Sebab,
pada tabel 4.7 untuk Price Earning Ratio (PER) menunjukkan nilai Sig.
(2-tailed) sebesar 0,048 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha
signifikan pada Price Earning Ratio (PER) antara sebelum dan setelah
akuisisi dan . Akuisisi dan yang dilakukan oleh PT. XL Axiata, Tbk
menurun. Ini berarti akuisisi dan menjadikan perusahaan tidak lebih baik
2.000
1.000
0.000
- 72
2014IV2014I2015II2015III2015IV2015I2016
0
III
-
III 2012IV2012I2013
2.00
I 2012II2012
III 2013
IV 2013
II 2014
II 2013
-3.000
Grafik 4.5
Tabel 4.9
Rangkuman Hasil Perbandingan Sebelum dan Setelah Akuisisi
dan
Rasio likuiditas yang terdiri dari Current Ratio dan Cash Ratio
leverage yang terdiri dari Debt to Total Equity Ratio dan Debt to Total
total aktiva dan modal sendiri. Rasio aktivitas yang terdiri dari Fixed Asset
72
Assets Turnover Ratio mengalami penurunan sebesar 5%, hal ini
dengan penjualannya.
5% dan 2%, hal ini disebabkan oleh penurunan laba bersih dan
meningkatnya penjualan, modal sendiri dan total aktiva. Rasio nilai pasar
yaitu Price Earning Ratio mengalami penurunan sebesar 136%, hal ini
Tabel 4.10
Uji
Terdapat
Terdapat
Terdapat
Hasil uji Paired Sample T-Test PT. XL Axiata, Tbk sebelum dan
leverage (Debt to Total Equity Ratio dan Debt to Total Assets Ratio), rasio
aktivitas (Fixed Asset Turnover Ratio dan Total Assets Turnover Ratio),
rasio profitabilitas (Net Profit Margin, Return On Equity dan Return On
Assets) dan rasio nilai pasar (Price Earning Ratio) menunjukkan terdapat
72
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
berikut :
5.2 Saran
perusahaan
72
untuk dapat mengelola aktiva perusahaan agar lebih efektif dan
penelitian ini.
74
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Diponegoro.
Salemba Empat.
Darsono. 2010. Pendekatan Praktis Kajian Pengambilan Keputusan
Nuswantoro.
2302-8556
Jakarta :
Jakarta :
Salemba Empat.
Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT.Raja Grafindo
Persada.
74
Mardiyanto, Handono. 2009. Inti Sari Manajemen Keuangan. Jakarta :
Mustami, Adinda Ade. Silvia, Mirni. Baskoro, Sandy. 2013. Akuisisi Marak
2016.
ISSN 2354-5550.
Yogyakarta :
BPFE
Santoso, Singgih. 2016. Panduan Lengkap SPSS Versi 23. Jakarta : PT
474
Sari, Sri Mas. Agus, Rustam. 2016. KPPU : & Akuisisi Bakal Marak
28 Februari 2016.
Wacana Media.
Bandung :
Alfabeta
Februari 2016
BPFE
475