You are on page 1of 16

Volume 4, Issue 1, April 2022

E-ISSN 2721-0642

Pengaruh Transfer Pricing, Return On Asset, Financial Leverage, Firm


Size Terhadap Income Shifting Pada Perusahaan Consumer Goods Yang
Listed Di BEI Periode 2014-2019

Kiki Amelia1, Bahtiar Usman1


1Universitas Trisakti, Jakarta

Email Korespondensi: kiki122011910032@std.trisakti.ac.id

Abstract
The purpose of this research was examined and analyzed the effect of transfer pricing on income
shifting. The purpose of this research was examined and analyzed the effect of return on assets on
income shifting. The purpose of this research was examined and analyzed the effect of financial
leverage on income shifting. The purpose of this research was examined and analyzed the effect of
firm size on income shifting. The purpose of this research was examined and analyzed the effect of
transfer pricing, return on assets, financial leverage, and firm size on income shifting. Purposive
sampling is a sampling technique by determining certain criteria. Panel data analysis and
hypotheses were tested using Eviews. The results showed that there was no positive relationship
between Transfer Pricing and Income Shifting. There is no positive effect on income shifting. There
is no effect of Financial Leverage on Income Shifting. This is because the company is able to pay
off obligations according to maturity with their capital so that the company does not experience
financial difficulties which makes the company's risk smaller so that management does not need
to smooth out income. There is an effect of firm size on income Shifting proven and accepted.
Keyword: Transfer Pricing, Return On Asset, Financial Leverage, dan Firm Size, Income
Shifting.

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk meneliti dan menganalisis pengaruh transfer
pricing terhadap income shifting. Untuk meneliti dan menganalisis pengaruh return on
asset terhadap income shifting. Untuk meneliti dan menganalisis pengaruh financial
leverage terhadap income shifting. Untuk meneliti dan menganalisis pengaruh firm size
terhadap income shifting. Untuk meneliti dan menganalisis pengaruh transfer pricing,
return on asset, financial leverage, dan firm size terhadap income shifting. Purposive sampling
merupakan teknik pengambilan sampel dengan menentukan kriteria tertentu. Analisis
data panel dan hipotesis diuji dengan menggunakan Eviews. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan positif antara Transfer Pricing terhadap
Income Shifting. Tidak terdapat pengaruh positif terhadap income Shifting. Tidak terdapat
pengaruh Financial Leverage terhadap Income Shifting. Hal ini dikarenakan perusahaan
mampu melunasi kewajiban sesuai masa jatuh tempo dengan modal yang dimiliki
sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan yang membuat risiko
perusahaan menjadi kecil sehingga manajemen tidak perlu melakukan perataan laba.
Terdapat pengaruh firm size terhadap income Shifting terbukti dan diterima.

109
Volume 4, Issue 1, April 2022
E-ISSN 2721-0642

Kata Kunci: Transfer Pricing, Return On Asset, Financial Leverage, Dan Firm Size, Income
Shifting.

Pendahuluan
Praktik income shifting yaitu perusahaan multinasional yang memanfaatkan
transaksi lintas negara melalui mekanisme transfer pricing dalam tujuan penghindaran
pajak. Ketika terdapat perbedaan tarif yang dikenakan di Indonesia dan negara partner
maka dapat memicu perusahaan di Indonesia mengalami kerugian, sehingga perusahaan
di Indonesia tidak perlu membayar pajak dengan alasan merugi.
Praktik income shifting melalui praktik thin capitalization yaitu memberikan pinjaman
dengan bunga yang tinggi kepada perusahaan afiliasi untuk meningkatkan return on
asset. Ketentuan perpajakan mengatur bahwa pembayaran bunga merupakan beban
yang dapat dikurangkan menurut fiskal (deductible expense) namun kemudian
ketentuan ini dimanfaatkan dengan cara memberikan pinjaman dengan jumlah yang
melebihi kewajaran. Semakin tinggi level utang dalam perusahaan, semakin tinggi pula
beban bunga yang harus dibayarkan yang berakibat pada rendahnya laba fiskal
perusahaan.
Praktik income shifting melalui financial leverage. Financial leverage dapat
mempengaruhi terjadinya income Shifting, yakni dimana kondisi financial leverage
suatu perusahaan menjadi tekanan bagi pihak manajemen, karena ketika perusahaan
memiliki rasio leverage yang besar maka direksi dan manajemen perusahaan akan
memilih untuk menggunakan metode akuntansi yang akan mengecilkan rasio leverage
perusahaan dengan cara menggeser laba periode mendatang ke periode saat ini. Ketika
suatu perusahaan memiliki rasio leverage yang besar maka akan menciptakan
kemungkinan untuk terjadinya kecurangan pelaporan keuangan yang dilakukan oleh
direksi dan manajemen perusahaan dengan cara mengecilkan rasio leverage mereka
dengan tujuan untuk mencapai kepentingan mereka yaitu memperoleh pinjaman
kembali dan untuk membayar deviden kepada pemegang saham. Financial leverage
diukur dengan debt to total asset yang diperoleh dari total utang dibagi dengan total
aktiva. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage yang tinggi diduga melakukan
perataan laba atau income Shifting karena perusahaan terancam default, maka
manajemen meningkatkan kebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan.
Praktik income shifting melalui firm size. ukuran perusahaan mengacu pada skala
perusahaan yang dicerminakan melalui total aset. Jika aset pada suatu perusahaan besar
maka dapat dikatakan sebagai perusahaan besar. Sedangkan jika suatu perusahaan
memiliki aset yang sedikit, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan kecil. Variabel
firm size diproksikan dengan total aset. Ukuran perusahaan juga merupakan salah satu
yang dapat mempengaruhi keputusan perusahaan melakukan transfer pricing karena
ukuran perusahaan memiliki nilai yang dapat menunjukan besar kecilnya suatu
perusahaan. Semakin besar aset yang dimiliki perusahaan maka ukuran perusahaan
akan semakin besar pula dan dapat menunjukan bahwa perusahaan memiliki prospek
yang baik dalam jangka waktu yang relatif lebih lama. Perusahaan besar cenderung lebih
sering diperhatikan masyarakat dan pihak lain yang berkepentingan, untuk itu

110
Volume 4, Issue 1, April 2022
E-ISSN 2721-0642

pemimpin perusahaan besar kurang memiliki dorongan untuk melakukan manajemen


laba termasuk dengan melakukan transfer pricing dan lebih berhati-hati dalam
melakukan pelaporan keuangan. Oleh karena itu, semakin besar perusahaan maka
volume terjadinya transfer pricing dimungkinkan akan semakin sedikit.
Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) adalah pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem juga sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli Efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di
antara mereka. Adapun sampel dari perusahaan FMCG yang diteliti sebagai berikut: (1)
PT Unilever, Tbk (UNVR), (2) PT Delta Djakarta, Tbk (DLTA), (3) PT HM Sampoerna Tbk
(HMSP), (4) PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA), (5) PT Nippon Indosari
Corpindo Tbk (ROTI), (6) PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC), (7) PT Merck Tbk (MERK),
(8) PT Mandom Indonesia Tbk (TCID), (9) PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan (10) PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Tabel Emiten Perusahaan FMCG yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI)
No Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1 PT Unilever, Tbk UNVR
2 PT Delta Djakarta, Tbk DLTA
3 PT HM Sampoerna Tbk HMSP
4 PT Bentoel International Investama Tbk RMBA
5 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI
6 PT Tempo Scan Pacific Tbk TSPC
7 PT Merck Tbk MERK
8 PT Mandom Indonesia Tbk TCID
9 PT Kalbe Farma Tbk KLBF
10 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT ICBP
Sumber: www.idx.co.id
Fast Moving Consumer Goods (FMCG) merupakan produk-produk yang dapat
dijual dengan cepat pada tingkat harga yang rendah (Amartnath et al, 2009). FMCG
menjadi salah satu kategori industri yang berkembang cukup pesat dalam persaingan di
dunia industri hingga 11.8% pada tahun 2011, perkembangan ini seiring dengan tumbuh
pesatnya perilaku belanja dari konsumen (Karina, 2011). Kondisi persaingan tersebut
menuntut perusahaan dalam industri FMCG untuk menerapkan strategi berupa inovasi
produk yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain (Suryana, 2003). Penerapan keputusan
strategi harus didukung oleh sumber daya internal lainnya, seperti human capital dan
sistem sehingga dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dalam jangka panjang untuk
mendapatkan keunggulan bersaing (Nemati et al, 2010). Hubungan antara sumber daya
internal dan kinerja perusahaan sudah banyak dibahas dalam literatur manajemen dan
jurnal-jurnal yang telah melakukan pengujian secara empiris dan dipublikasikan. Hasil
penelitian tersebut menyatakan bahwa kinerja perusahaan yang dipengaruhi oleh
sumber daya internal dapat meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan (Arend,
2006).

111
Volume 4, Issue 1, April 2022
E-ISSN 2721-0642

Metode
Pengaruh Transfer Pricing, Return On Asset, Financial Leverage, Firm Size Terhadap Income
Shifting

Transfer Pricing
(TP)

Return On Asset
(ROA)

Income Shifting
(IS)

Financial
Leverage (FL)

Firm Size (FS)

Variabel Bebas / Independent Variable (X): Transfer Pricing (X1), Return On Asset (X2),
Financial Leverage (X3), dan Firm Size (X4).

Variabel Terikat / Dependent Variable (Y): Income Shifting.

Variabel Alat Ukur Sumber


Transfer Pricing Royalty Expense Amidu et al. (2019)
(TP)
Return On Asset Net Profit/ Total Asset Amidu et al. (2019)
(ROA)
Financial Leverage Total Debt/Total Equity Amidu et al. (2019)
(FL)

112
Volume 4, Issue 1, April 2022
E-ISSN 2721-0642

Firm Size (FS) Total Asset Amidu et al. (2019)


Income Shifting (IS) Profit Before Taxes. Amidu et al. (2019)

Metode Analisis Data


Untuk menganalisis pengaruh Transfer Pricing, Return On Asset, Financial Leverage
dan Firm Size terhadap Income Shifting pada perusahaan Consumer Goods melalui analisis
EVIEWS dengan data panel.
Model Analisis Regresi:
IS = a + b1 TP+ b2 ROA + b3 FL + b4 FS + ei
Keterangan:
IS = Income Shifting
TP= Transfer Pricing
ROA= Return On Asset
FL= Financial Leverage
FS= Firm Size
a = Konstanta (intercept)
b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7 = Koefisien Regresi (Slope)
e = error (term)

Analisis Eviews Data Panel


Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 12/18/21 Time: 19:07
Sample: 1 60
Included observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 3.46E-05 0.036961 0.000937 0.9993


X1 0.078104 0.041251 1.893379 0.0636
X2 -0.019838 0.044054 -0.450313 0.6543
X3 0.076671 0.148092 0.517723 0.6067
X4 0.844715 0.144385 5.850445 0.0000

R-squared 0.923585 Mean dependent var 5.00E-05


Adjusted R-squared 0.918027 S.D. dependent var 0.999959
S.E. of regression 0.286297 Akaike info criterion 0.416083
Sum squared resid 4.508136 Schwarz criterion 0.590612
Log likelihood -7.482491 Hannan-Quinn criter. 0.484351

113
Volume 4, Issue 1, April 2022
E-ISSN 2721-0642

F-statistic 166.1877 Durbin-Watson stat 1.965021


Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Eviews

Dari berbagai perangkat lunak yang ada seperti EViews dapat dijadikan pilihan
karena selain mempunyai keunggulan juga mempunyai kelemahan. Menurut Winarno
(2015) bahwa keunggulan EViews terletak pada kemampuanya untuk mengolah data
berdasarkan dimensi waktunya yang bersifat time- series, meskipun tetap dapat
mengolah data cross- section maupun panel data. Selain itu, EViews tidak memerlukan
langkah panjang seperti program sejenis untuk mengolah data. Hasil analisis EViews
selalu ditampilkan dalam satu layar sehingga mudah dan praktis untuk dianalisis
(Ghozali & Ratmono, 2011). Tampilan EViews juga mudah ditransfer ke program lain
sebagai pelajaran bahasa di bidang elektronik (Ooms, 2005). Lain halnya kelemahan
EViews terletak pada saat menjalankan regresi sering mengalami kesulitan (bahkan
dibuat frustasi) saat pertama kali mengguna- kannya, akan tetapi dengan petunjuk yang
sederhana pemakai tidak mengalami kesulitan. Kelemahan lainnya saat membuat grafik,
akan tetapi dianjurkan tetap mengolah datanya dengan program Eviews, namun
grafiknya diselesaikan dengan program Exel dan lotus 1-2-3 karena kemampuan
pembuatan grafiknya jauh lebih baik disbanding dengan kemampuan EViews

Hasil dan Diskusi


Hasil Penelitian
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum dari masing-
masing variabel. Penelitian ini bersifat deskriptif menggunakan statistik deskriptif dalam
pengukurannya dimana menurut Sekaran dan Bougie (2013), Statistik Deskriptif adalah
pengukuran statistis seperti pengukuran frekuensi, mean, dan standar deviasi yang
menyediakan informasi deskriptif tentang satu set data. Dengan adanya jenis penelitian
deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh Transfer Pricing, Return On
Asset, Financial Leverage, dan Firm Size mampu meningkatkan kemampuan Income
Shifting.
Penelitian ini bersifat uji hipotesis (hypotheses testing) untuk melihat karakteristik-
karakteristik tertentu (Sekaran dan Bougie, 2013) seperti untuk mengetahui Transfer
Pricing, Return On Asset, Financial Leverage, dan Firm Size mampu meningkatkan
kemampuan Income Shifting.

Tabel Statistik Deskriptif


Variance Inflation Factors
Date: 12/18/21 Time: 19:12
Sample: 1 60

114
Volume 4, Issue 1, April 2022
E-ISSN 2721-0642

Included observations: 60

Uncentere
Coefficient d Centered
Variable Variance VIF VIF

Income Shifting 0.001366 1.000000 NA


Transfer Pricing 0.001702 1.224998 1.224998
Return On Asset 0.001941 1.397086 1.397086
Financial Leverage 0.021931 5.784694 5.784694
Firm Size 0.020847 5.005340 5.005340

Sumber: Eviews
Berdasarkan Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa N atau jumlah data setiap
variabel yang valid berjumlah 60, dari 60 data sampel transfer pricing, return on asset,
financial leverage, firm size, income Shifting. Statistik deskriptif pada terlihat memenuhi
ketentuan yang ditentukan VIF kurang dari 10 maka Transfer Pricing, Return On Asset,
Financial Leverage, dan Firm Size mampu meningkatkan kemampuan Income Shifting. Nilai
variance inflation factor (VIF) pada variabel Transfer Pricing diperoleh sebesar 1,224998.
Nilai variance inflation factor (VIF) pada variabel Return On Asset diperoleh sebesar
1.397086. Nilai variance inflation factor (VIF) pada variabel Financial Leverage diperoleh
sebesar 5.784694. Nilai variance inflation factor (VIF) pada variabel Firm Size diperoleh
sebesar 5.005340.

Analisis Hasil Penelitian


Uji F (ANOVA)
Ho: Variabel independen secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen
Ha: Variabel independen secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap variabel
dependen
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen secara bersama-sama atau simultan. Pengujian dilakukan dengan
membandingkan antara F hitung dan F tabel pada taraf signifikansi sebesar 5% atau =
0,5. Dasar penarikan kesimpulan atas pengujian ini adalah sebagai berikut :
1. Jika probabilitas F signifikansi < α 0.05, maka Ho ditolak
Jika probabilitas F signifikansi > α 0.05, maka Ho diterima

Tabel Hasil Uji F


Dependen Income Keputusan
Shifting
F-statistic 166.1877 H0 ditolak
Probability 0,000 H0 ditolak

115
Volume 4, Issue 1, April 2022
E-ISSN 2721-0642

R2 0,923 H0 ditolak
Adjusted R2 0,918 H0 ditolak
Sumber: Eviews

Berdasarkan hasil uji F pada Tabel F, terlihat bahwa probabilita F-statistic menghasilkan
nilai sebesar 0.00 < 0.05. Dengan demikian hasil analisis dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa secara bersama-sama variable independen yaitu Transfer Pricing,
Return On Asset, Financial Leverage, Firm Size memberikan pengaruh pada kepada Income
Shifting sehingga model regresi layak digunakan dalam penelitian ini.

Uji Goodness of Fit (Adjusted R2)


Uji kelayakan model adalah uji R2 untuk melihat kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 berkisar antara 0 – 99, nilai
R square yang semakin mendekati 1 maka semakin layak suatu model untuk digunakan.
Berdasarkan hasil uji goodness of fit, diperoleh nilai adjusted r-square sebesar 0,918.
Hal ini berarti variabel independen yaitu Transfer Pricing, Return On Asset, Financial
Leverage, Firm Size mampu menentukan Income Shifting sebesar 91,8% dan sisanya sebesar
8,20% menjelaskan bahwa Income Shifting dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
terdapat dalam model ini. Sehingga terdapat hubungan lemah antara Transfer Pricing,
Return On Asset, Financial Leverage, Firm Size terhadap Income Shifting.

Hasil Uji Hipotesis


Tabel Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis Standardized Keputusan


p-value
Coefficient Beta
H1: TP Ho1 diterima
0.078104 0.0636
IS Ha1ditolak
H2: ROA Ho2 diterima
-0.019838 0.6543
IS Ha2ditolak
H3: FL Ho3 diterima
0.076671 0.6067
IS Ha3ditolak
H4: FS Ho4 ditolak
0.844715 0.0000
IS Ha4diterima

Sumber : Eviews

Pembahasan
Hasil temuan dalam penelitian ini adalah Transfer Pricing berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Income Shifting, Return On Asset berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Income Shifting, Financial Leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

116
Volume 4, Issue 1, April 2022
E-ISSN 2721-0642

Income Shifting Firm Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tax Avoidance,
Transfer Pricing, Earnings Management, Financial Leverage, dan Firm Size berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Income Shifting. Pembahasan dari masing-masing
hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis 1:
Ho1: Tidak terdapat pengaruh Transfer Pricing terhadap Income Shifting.
Ha1: Terdapat pengaruh Transfer Pricing terhadap Income Shifting.

Berdasarkan data tanggapan dari responden yang dikumpulkan maka besarnya


pengaruh Transfer Pricing terhadap Income Shifting ditunjukkan dengan nilai standardized
coefficient beta sebesar 0.078104 dan nilai signifikan sebesar 0.0636. Nilai signifikan sebesar
0.0636 lebih besar dari 0,05 maka keputusan yang diambil adalah Ho1 diterima Ha1
ditolak maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat pengaruh Transfer Pricing terhadap
Income Shifting. Semakin baik aktivitas Transfer Pricing yang dilakukan dapat
menciptakan Income Shifting yang tidak efektif. Sehingga hipotesis pertama yaitu tidak
terdapat pengaruh positif dan signifikan Transfer Pricing terhadap Income Shifting terbukti
dan diterima. Hal ini ditunjukkan dengan harta tak berwujud kepada perusahaan yang
mempunyai hubungan istimewa semakin besar sehingga perusahaan tidak mampu
meratakan keuntungan yang diperoleh.
Hasil penelitian yang dilakukan mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Taylor dan Richardson (2012) dimana p-value > 0,05 dengan nilai beta sebesar -0,065 yang
artinya semakin tinggi transfer pricing tidak dapat meningkatkan kemampuan income
shifting. Pergeseran pendapatan internasional dilakukan oleh perusahaan Australia
untuk secara signifikan mengurangi jumlah pajak perusahaan domestik yang terutang
(Eldenburg, Pickering, dan Yu, 2003). Secara khusus, perbedaan margin keuntungan
antara anak perusahaan yang berdomisili di Australia dan yang berdomisili di luar
negeri dapat memberikan kesempatan untuk mengalihkan pendapatan secara
internasional (Hamilton et al., 2001). Misalnya, margin keuntungan yang lebih tinggi
yang dibuat oleh perusahaan Australia pada operasi asing dengan pajak yang lebih tinggi
memotivasi perusahaan untuk mengalihkan pendapatan ke yurisdiksi pajak yang lebih
rendah untuk meminimalkan kewajiban pajak perusahaan secara keseluruhan dari
perusahaan (Eldenburg et al., 2003).
Penyesuaian beban pajak penghasilan atas laba akuntansi sebelum pajak
diperlukan karena perbedaan tarif pajak atas penghasilan non-Australia yang diperoleh
oleh yang berdomisili di luar negeri anak perusahaan dari perusahaan Australia
(Huizinga & Laeven, 2008). Ketika perusahaan memiliki penyesuaian mutlak yang besar
untuk beban pajak penghasilan atas laba akuntansi karena tarif pajak luar negeri yang
berbeda, mereka kemungkinan memiliki lebih banyak peluang untuk terlibat dalam
pendapatan pergeseran dan dengan demikian penghindaran pajak perusahaan.
Penyesuaian yang lebih besar mencerminkan tarif pajak bersih yang lebih besar
perbedaan di antara anak perusahaan grup dan dengan demikian memberikan insentif
yang lebih besar bagi perusahaan untuk beralih keuntungan (Huizinga & Laeven, 2008).

117
Volume 4, Issue 1, April 2022
E-ISSN 2721-0642

Hipotesis 2:
Ho2: Tidak terdapat pengaruh Return On Asset terhadap Income Shifting.
Ha2: Terdapat pengaruh Return On Asset terhadap Income Shifting.

Berdasarkan data tanggapan dari responden yang dikumpulkan maka besarnya


pengaruh Return On Asset terhadap Income Shifting ditunjukkan dengan nilai standardized
coefficient beta sebesar -0.019838 dan nilai signifikan sebesar 0.6543. Nilai signifikan
sebesar 0.6543 lebih besar dari 0,05 maka keputusan yang diambil adalah Ho2 diterima
Ha2 ditolak maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat pengaruh Return On Asset
terhadap Income Shifting, sehingga hipotesis kedua yaitu tidak terdapat pengaruh Return
On Asset terhadap Income Shifting terbukti dan diterima. Hal ini ditunjukkan dengan
Return On Asset tidak dapat mengukur keuntungan perusahaan dari aktivitas masa lalu
dan tidak dapat diproyeksikan, ke masa depan. Aset yang dihitung, adalah keseluruhan,
asset yang diperoleh, dari modal, pribadi maupun modal, asing yang telah, diubah
menjadi, asset perusahaan dan digunakan, untuk aktivitas, operasi perusahaan.
Indikator yang digunakan, di dalam Return On Assets (ROA) melibatkan unsur laba,
bersih dan total asset “total aktiva” dimana, laba bersih dibagi dengan total asset atau
total aktiva perusahaan dikalikan, 100%.
Hasil penelitian yang dilakukan mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Taylor dan Richardson (2012) dimana p-value > 0,05 dengan nilai beta sebesar -0,166 yang
artinya semakin tinggi return on asset tidak dapat meningkatkan kemampuan Income
Shifting. Meskipun ada banyak studi tentang kendala keuangan dalam literatur yang ada
(misalnya, Fazzari dkk. 1988, Kaplan dan Zingales 1997, Whited dan Wu 2006, Hadlock
dan Pierce 2010, FarreMensa dan Ljungqvist 2013) kami mengetahui hanya tiga studi
yang meneliti interaksi kendala keuangan dan insentif pajak. Pertama, Albring dkk.
(2011) menguji apakah kendala keuangan perusahaan multinasional AS mempengaruhi
tanggapan perusahaan terhadap pembebasan pajak repatriasi sementara pada tahun
2004 dan menemukan bahwa perusahaan yang kurang dibatasi memulangkan lebih
banyak uang tunai selama liburan. Penulis menyimpulkan dari hasil ini bahwa
perusahaan yang kurang dibatasi memiliki lebih banyak fleksibilitas mengatur waktu
pemulangan mereka untuk memanfaatkan liburan. Temuan ini sesuai dengan apa yang
kami menemukan bahwa kendala keuangan perusahaan ditemukan untuk mengurangi
kemampuannya untuk terlibat dalam perilaku meminimalkan pajak.
Dua penelitian bersamaan, Edwards, Schwab, dan Shevlin (2015) dan Law and Mills
(2015), menemukan bahwa perusahaan terlibat dalam perencanaan pajak lebih ketika
mereka menjadi lebih finansial dibatasi. Secara khusus, mereka mendokumentasikan
hubungan negatif antara proxy untuk perencanaan pajak (misalnya, uang tunai tarif
pajak efektif, manfaat pajak yang tidak diakui) dan proxy untuk kendala keuangan,
pengendalian untuk faktor lain yang sebelumnya terbukti mempengaruhi perencanaan
pajak. Di permukaan, hasil ini muncul tidak sesuai dengan kita. Namun, ada perbedaan
mendasar antara penelitian pertanyaan dalam makalah ini dan orang-orang di Edwards
et al. (2015) dan Hukum dan Pabrik (2015). Itu studi berhipotesis bahwa peningkatan
antar periode dalam kendala keuangan perusahaan akan memotivasinya untuk mencoba
mempertahankan lebih banyak uang dengan mengambil posisi pajak yang lebih agresif.

118
Volume 4, Issue 1, April 2022
E-ISSN 2721-0642

Edwards dkk. (2015) menegaskan bahwa mekanisme yang akan digunakan perusahaan
untuk mencapai penghematan pajak tunai ini akan kemungkinan merupakan strategi
penangguhan dan mereka menyertakan lampiran yang mencantumkan beberapa
mekanisme spesifik (mis., mempercepat pengurangan piutang tak tertagih, mencatat
barang rusak). Sebagian besar mekanisme aktif daftar mereka adalah hal-hal yang dapat
diubah dengan relatif gesit. Pergeseran pendapatan keluar terutama tidak ada dalam
daftar ini, dan ini menyoroti perbedaan utama antara penelitian kami dan Edwards et al.
(2015) dan Law and Mills (2015): kecuali guncangan pada kendala keuangan
diperkirakan akan terjadi relatif permanen, perusahaan tidak mungkin membuat
struktur mahal yang diperlukan untuk mengalihkan pendapatan dari A.S., meskipun
mereka mungkin meningkatkan penggunaan strategi pajak lain yang lebih gesit sebagai
disarankan dalam Edwards et al. (2015). Karena pergeseran pendapatan sulit untuk
dimulai dan dihentikan dalam jangka waktu yang singkat, kami tidak membuat prediksi
tentang bagaimana pergeseran pendapatan multinasional A.S. akan berubah sebagai
respons terhadap perubahan sementara antar periode dalam tingkat kendala
keuangannya.

Hipotesis 3:
Ho3: Tidak terdapat pengaruh financial leverage terhadap Income Shifting.
Ha3: Terdapat pengaruh financial leverage terhadap Income Shifting.

Berdasarkan data tanggapan dari responden yang dikumpulkan maka besarnya


pengaruh financial leverage terhadap Income Shifting ditunjukkan dengan nilai standardized
coefficient beta sebesar 0.076671 dan nilai signifikan sebesar 0.6067. Nilai signifikan sebesar
0.6067 lebih besar dari 0,05 maka keputusan yang diambil adalah Ho3 diterima Ha3
ditolak maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat pengaruh financial leverage terhadap
Income Shifting, sehingga hipotesis ketiga yaitu tidak terdapat pengaruh financial leverage
terhadap Income Shifting terbukti dan diterima. Hal ini ditunjukkan dengan semakin
tinggi financial leverage membuat perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk
melakukan Income Shifting karena penggunaan hutang yang dilakukan oleh perusahaan
tidak efektif.
Hasil penelitian yang dilakukan tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan
oleh Yolanda et al. (2017) dimana p-value > 0,05 dengan nilai beta sebesar 0,3531 yang
artinya semakin tinggi financial leverage tidak dapat meningkatkan kemampuan income
shifting. Perataan laba dalam laporan keuangan merupakan hal biasa dan dianggap
masuk akal. Income Shifting di dorong oleh berbagai faktor yang dibedakan atas faktor
konsekuensi ekonomi dari pilihan akuntansi dan faktor laba. Faktor konsekuensi dari
pilihan akuntansi merupakan kondisi yang dipengaruhi oleh angka-angka akuntansi
sehingga perubahan akuntansi yang mempengaruhi angkaangka akuntansi akan
mempengaruhi kondisi tersebut, sedangkan faktor laba adalah pengaruh dari angka-
angka laba periodik yang dengan sendirinya juga mendorong perilaku perataan laba.
Perataan laba tidak akan terjadi jika laba yang diharapkan tidak terlalu berbeda dengan
laba yang sesungguhnya (Algery, 2013). Menurut Cendy (2013), menyatakan bahwa
perhatian investor sering kali hanya terpusat pada informasi laba yang diberikan oleh

119
Volume 4, Issue 1, April 2022
E-ISSN 2721-0642

perusahaan bukan hanya terpusat pada informasi laba yang diberikan oleh perusahaan
dan bukan pada prosedur yang digunakan dalam perusahaan untuk menghasilkan
informasi laba tersebut, sehingga dapat memberikan kesempatan bagi manajemen untuk
melakukan tindakan manipulasi laba dengan salah satu caranya adalah melakukan
income Shifting. Menurut Aji dan Mita (2010), teknik-teknik pengelolaan laba yang
oportunistik seringkali menggunakan teknik income Shifting. income Shifting
disebabkan adanya motivasi manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang
dilaporkan.
Manajemen memilih untuk menjaga nilai laba yang stabil dibandingkan nilai laba
yang cenderung bergejolak, Sehingga manajemen akan menaikan laba yang dilaporkan
jika jumlah laba yang sebenarnya menurun dari laba tahun sebelumnya. Sebaliknya
manajemen akan memilih untuk menurunkan laba yang dilaporkan jika laba yang
sebenarnya meningkat dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya (Cendy, 2013).
Laba yang rata dari tahun ke tahun sangat disukai oleh investor dan kreditur, karena laba
yang rata mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut kuat dan stabil (Arif, 2014).
Kemajuan dibidang ekonomi membuat munculnya kecurangan oleh orang yang tak
bertanggung jawab salah satunya income Shifting. Menurut Koch (1981), income Shifting
adalah cara yang digunakan untuk mengurangi variabilitas jumlah laba yang dilaporkan
perusahaan agar sesuai dengan target yang diinginkan. Beberapa peristiwa skandal
korporasi lainnya juga tidak terlewat dari tindakan para pemimpin perusahaan.
Beberapa perusahaan yang terlibat dalam skandal tersebut contohnya: Enron,
WorldCom, Tyco, HealthSouth, Global Crossing dan lain lain (Desjardins, 2011).
Penyebab runtuhnya perusahaan raksasa di Amerika Serikat banyak yang diakibatkan
karena adanya manipulasi pembukuan dan income Shifting, Sunarsip (2002) dalam
Irianto (2003). Standar pelaporan keuangan yang tinggi ada cara lain yang
memungkinkan bisa mengurangi praktik perataan laba yaitu meningkatkan kualitas
pemeriksa laporan keuangan. Laba sebelum perataan laba didapat dengan mengurangi
laba bersih dengan nilai Total Accruals (TA). Menurut Scott (2000:365), perusahaan
cenderung melakukan income minimization saat memperoleh tingkat profitabilitas
tinggi. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage yang tinggi diduga melakukan
perataan laba karena perusahaan terancam default sehingga manajemen membuat
kebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan.

Hipotesis 4:
Ho4: Tidak terdapat pengaruh firm size terhadap Income Shifting.
Ha4: Terdapat pengaruh firm size terhadap Income Shifting.

Berdasarkan data tanggapan dari responden yang dikumpulkan maka besarnya


pengaruh firm size terhadap Income Shifting ditunjukkan dengan nilai standardized
coefficient beta sebesar 0.844715 dan nilai signifikan sebesar 0,000. Nilai signifikan sebesar
0,000 lebih kecil dari 0,05 maka keputusan yang diambil adalah Ho4 ditolak Ha4 diterima
maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh firm size terhadap Income Shifting,
sehingga hipotesis keempat yaitu terdapat pengaruh firm size terhadap Income Shifting
terbukti dan diterima. Hal ini ditunjukkan dengan firm size atau ukuran perusahaan

120
Volume 4, Issue 1, April 2022
E-ISSN 2721-0642

dalam penelitian ini dilihat dari total aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang
dapat digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan. Perusahaan yang memiliki total
aset besar menunjukan bahwa perusahaan tersebut telah memiliki prospek yang sangat
baik dalam jangka waktu yang relatif lama, dan juga mencerminkan kondisi perusahaan
relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba. Semakin besar ukuran
perusahaannya, maka transaksi yang dilakukan akan semakin kompleks. Kompleksitas
transaksi memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan celah-celah yang ada untuk
melakukan tindakan income Shifting.
Hasil penelitian yang dilakukan mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Taylor dan Richardson (2012) dimana p-value < 0,05 dengan nilai beta sebesar 0,132 yang
artinya semakin tinggi firm size dapat meningkatkan kemampuan Income Shifting.
Pengaruh positif ukuran perusahaan terhadap akses ke sumber pendanaan menurut
Pantow et al. (2015) dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap peningkatan
nilai perusahaan yang tercermin pada harga bursa. Ukuran perusahaan yang lebih tinggi
dianggap akan lebih mudah untuk mendapatkan sumber pendanaan baik untuk biaya
operasional maupun untuk pengembangan perusahaan. Harapan membaiknya
perusahaan akan diikuti dengan menguatnya kepercayaan investor untuk meningkatkan
kepemilikan saham perusahaan yang bersangkutan. Permintaan yang kuat terhadap
saham perusahaan akan memberikan dampak lebih lanjut pada kenaikan harga saham.
Beberapa hasil studi empiris tentang pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan dengan objek perusahaan di Indonesia belum konsisten. Sebagai acuan, hasil
penelitian Ernawati dan Widyawati (2016) dan Rompas (2013) menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Sedangkan hasil penelitian Khumairo et al (2016) dan Haryadi menunjukkan sebaliknya
bahwa nilai perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Kesimpulan
Tujuan dari studi ini adalah untuk meneliti pengaruh Transfer Pricing, Return On
Asset, Financial Leverage dan Firm Size terhadap Income Shifting pada perusahaan FMCG
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014-2019.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa disimpulkan berkaitan dengan
hipotesis satu bahwa tidak terdapat hubungan positif antara Transfer Pricing terhadap
Income Shifting. Hal ini dikarenakan tarif pajak yang tinggi sehingga kenaikan harga
terjadi secara tidak wajar. Setiap negara tidak memiliki struktur pajak yang sama, maka
transfer pricing akan ditetapkan secara independen dari pajak. Namun karena perbedaan
struktur dan peraturan perpajakan di berbagai negara menjadikan pajak tidak dapat
meningkatkan keuntungan perusahaan. Sebenarnya transfer pricing boleh saja
diterapkan asalkan sesuai pedoman yang berlaku.
Sedangkan hasil penelitian untuk variabel Return On asset berkaitan dengan
hipotesis dua bahwa tidak terdapat pengaruh positif terhadap income Shifting. Melihat
hasil ini bahwa perusahaan selalu mengalami kerugian di dalam menjalankan aktivitas
bisnisnya. Perusahaan tidak memiliki kemampuan meningkatkan laba yang
diperolehnya. Return on assets merupakan pengukuran yang komprehensif dimana
seluruhnya mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dalam rasio ini. Return on

121
Volume 4, Issue 1, April 2022
E-ISSN 2721-0642

assets merupakan faktor penentu yang dapat diterapkan pada setiap unit organisasi yang
bertanggung jawab terhadap profitabilitas.
Hasil penelitian juga menunjukan bahwa berkaitan dengan hipotesis tiga bahwa
tidak terdapat pengaruh Financial Leverage terhadap Income Shifting. Hal ini dikarenakan
perusahaan mampu melunasi kewajiban sesuai masa jatuh tempo dengan modal yang
dimiliki sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan yang membuat risiko
perusahaan menjadi kecil sehingga manajemen tidak perlu melakukan perataan laba.
Hasil penelitian juga menunjukan bahwa berkaitan dengan hipotesis empat
bahwa terdapat pengaruh firm size terhadap income Shifting terbukti dan diterima. Firm
size adalah besar atau kecilnya perusahaan dapat dilihat dari total harta (assets) yang
dimiliki oleh perusahaan dan dari jumlah penjualan (sales). Perusahaan yang besar
biasanya memiliki asssets yang besar dan dengan assets yang besar akan mendapatkan
hasil atau penjualan yang besar pula dan begitu juga sebaliknya, perusahaan yang kecil
akan memiliki assets yang kecil dan dengan assets yang kecil, juga akan mendapatkan
hasil atau penjualan yang kecil. Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya
aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Perusahaan yang berukuran besar memiliki
basis pemegang kepentingan yang lebih luas, sehingga berbagai kebijakan perusahaan
besar akan berdampak lebih besar terhadap kepentingan publik dibandingkan dengan
perusahaan kecil. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil kemampuan
manajemen dalam mengelola sumber daya yang perusahaan. Firm size berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan karena perusahaan besar memiliki assets yang
besar. Dengan memiliki assets yang besar, perusahaan akan memperoleh penghasilan
yang besar pula.

Keterbatasan dan Saran


Penelitian ini hanya meneliti emiten perusahaan sektor consumer goods yang tercatat
(listed) pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2019 sebagai obyek penelitian.
Penelitian ini hanya membahas mengenai variabel Transfer Pricing, Return On Asset,
Financial Leverage, Firm Size, dan Income Smoothing. Penelitian ini mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Amidu et
al. (2019). Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya antara lain
tidak hanya melakukan penelitian pada emiten perusahaan sektor consumer goods yang
tercatat (listed) pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2019 tetapi dapat
meneliti perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2019
tetapi dapat dilakukan pada emiten perusahaan sektor manufaktur. Penelitian
selanjutnya diharapkan dapat meneliti tangibility dan growth sesuai yang disarankan
pada penelitian yang dilakukan oleh Amidu et al. (2019).

Reference
Abor, J. (2005), “The Effects of Capital Structure on Profitability: An Empirical Analysis
of Listed Firms in Ghana”, Journal of Risk Finance, Vol. 6, pp. 438- 445.
Agana, J.A., Mohammed, A.K., and Zamore, S. (2018), “International Transfer Pricing and
Income Shifting in Developing Countries: Evidence from Ghana”, International
Journal of Emerging Markets, Vol. 13 No.(5), pp. 1132-1153.

122
Volume 4, Issue 1, April 2022
E-ISSN 2721-0642

Ahmad, N. and Abdul-Rahim, F. (2013), “Theoretical investigation on determinants of


government-linked companies capital structure”, Proceedings of 3rd Asia-Pasific
Business Research Conference Kuala Lumpur, pp. 1–14.
Alcock J, Baum A, Colley N, Steiner E. (2013), “The Role of Financial Leverage in the
Performance of Private Equity Real Estate Funds”, SSRN Working Paper.
Bae, J., Kim, S. J., and Oh, H. (2017), “Taming polysemous signals: The role of marketing
intensity on the relationship between financial leverage and firm performance”,
Review of Financial Economics, Vol. 33 No.(1), pp. 29-40.
Bansal, M., Ali, A. and Choudhary, B. (2021), “Real earnings management and stock
returns: moderating role of cross-sectional effects”, Asian Journal of Accounting
Research, Vol. 6 No. 3, pp. 266-280.
Beer, S. and Loeprick, J. (2015), “Profit Shifting: Drivers Of Transfer (Mis)Pricing And The
Potential Of Countermeasures”, International Tax And Public Finance, Vol.22,
pp.426-451.
Beer, Sebastian, Ruud A. de Mooij, and Li Liu, “International Corporate Tax Avoidance:
A Review of the Channels, Magnitudes, and Blind Spots,” CESifo Working Paper
Series 7184, CESifo Group Munich 2018.
Chinaemerem, O. C. and Anthony, O. (2012), “Impact of Capital Structure on the
Financial Performance of Nigerian Firms”, Arabian Journal of Business and
Management Review OMAN Chapter), Vol. 1, No.12, pp 139-195.
Cormier, D., Ledoux, M.J., Magnan, M. (2011), “The informational contribution of social
and environmental disclosures for investors”, Management Decision, Vol.49 No.(8),
pp. 1276-1304.
Dalci, I. (2018), “Impact of financial leverage on profitability of listed manufacturing
firms in China”, Pacific Accounting Review, Vol. 30 No. 4, pp. 410-432.
Davies, R. B., Martin, J., Parenti, M., and Toubal, F. (2018), “Knocking on tax haven’s door:
Multinational firms and transfer pricing”, Review of Economics and Statistics,
Vol. 100 No.(1), pp. 120-134.
Ebaid, E.I. (2009), “The Impact of Capital-Structure Choice on Firm Performance:
Empirical Evidence from Egypt”, Journal of Risk Finance, Vol. 10 No.(5), pp.477-487.
Fan, Yun, Abhijit Barua, William M. Cready, and Wayne B. Thomas. (2010), “Managing
earnings using classification shifting: Evidence from quarterly special items”, The
Accounting Review, Vol. 85 No. (4), pp. 1303-1323.
Hart, S. L. (1995), “A natural-resource-based view of the firm”, Academy of Management
Review, Vol. 20, pp. 986-1014.
Krishnan, V. S., and R. C.Moyer. (1997), “Performance, Capital Structure and Home
Country: An Analysis of Asian Corporations”, Global Finance Journal, Vol.8,
pp.129–143.
Kusuma, Hadri. 2017. “Drivers of the Intensity of Transfer Pricing : An Indonesian
Evidence.” (April):1–15.
Majumdar, S.K. and Chhibber, P. (1999), “Capital structure and performance: Evidence
from a transition economy on an aspect of corporate governance”, Public Choice,
Vol. 98 No.(3-4), pp. 287-305.

123
Volume 4, Issue 1, April 2022
E-ISSN 2721-0642

Marques, M. and Pinho, C. (2016), “Is transfer pricing strictness deterring profit”,
Accounting and Business Research,
doi:http://dx.doi.org/10.1080/00014788.2015.1135782.
Mishra, S. and Modi, S. B. (2013), “Positive and Negative Corporate Social Responsibility,
Financial Leverage, and Idiosyncratic Risk”, Journal of Business Ethics, Vol. 117
No.(2), pp. 431-448.
Medioli, A., Azzali, S. and Mazza, T. (2020), “Ownership-motivated income shifting:
evidence from European Multinational Groups”, Management Decision, Vol. 58
No. 12, pp. 2621-2637.
Mumtaz, R., Rauf, S.A., and Noreen, U. (2013), “Capital Structure and Financial
Performance: Evidence from Pakistan (Kse 100 Index)”, Journal of Basic and Applied
Scientific Research. Vol 3 No.4 : 113-119.
Muritala, T. (2012), “An empirical analysis of capital structure on firms’ performance in
nigeria”, International Journal of Advances in Management and Economics, Vol. 1 No.
5, pp. 116-124.
Noh, M., D. Moon, D. and Parte, L. (2017), “Earnings Management Using Income
Classification Shifting – evidence from the IFRS adoption period”, International
Journal of Accounting & Information Management, Vol. 25 No. 3, pp.333-355.
Oke, O. S. and Afolabi, B. (2011), “Capital structure and industrial performance in
Nigeria”, International Business and Management, Vol. 2 No.(1), pp. 100-106.
Phillips, P. A., and Sipahioglu, M. A. (2004), “Performance Implications of Capital
Structure: Evidence from Quoted UK Organisations with Hotel Interests”, The
Service Industries Journal, Vol. 24 No.(5), pp. 31-51.
Pratheepkanth, P. (2011), “Capital structure and financial performance: Evidence from
selected business companies In Colombo stock exchange Sri Lanka”, Journal of
Arts, Science & Commerce, pp.171-183.
Rehman, S. (2013), “Relationship between financial leverage and financial performance:
empirical evidence of listed sugar companies of Pakistan”, Global Journal of
Management And Business Research, Vol. 13 No. 8. pp. 33-40.
Siu, D. T. L. and Faff, R. W. (2013), “Management of Core Earnings using Classification
Shifting around Seasoned Equity Offerings”, Working Paper, SSRN.
Smolarski, J., Wilner, N. and Vega, J (2019), “Dynamic Transfer Pricing Under Conditions
of Uncertainty. The Use of Real Options”, Journal Of Accounting And Organizational
Change, Vol 15, No. 4, pp. 535-556.
Teece, D.J., Pisano, G. and Shuen, A. (1997), “Dynamic capabilities and strategic
management”, Strategic Management Journal, Vol. 18 No. 7, pp. 509-533.
Vithessonthi, C. and Tongurai, J. (2014),“The effect of leverage on performance:
domestically-oriented vs internationally-oriented firms. Internationally-oriented
firms”, Working Paper No. 2396753, available at: www.ssrn.com (accessed 9
February 2014).
www.bps.go.id.

124

You might also like