You are on page 1of 17

Manajemen Keuangan ISSN: 2089-3477

e-ISSN: 2477-4774

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR MODAL, DAN


KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
YANG TERDAFTAR DI LQ 45 PERIODE 2015 – 2017

Martha Ayerza*

Program Studi Manajemen, Kwik Kian Gie School of Business, Jl. Yos Sudarso Kav. 87, Sunter, Jakarta 14350

Abstract

Maximizing the value of a company is important for the company, because the higher the value of a
company, the better and more feasible for investors to invest. Therefore the company must be careful in
making policy decisions considering that every financial decision can affect the value of the company
and have an impact on achieving the objectives of the company. The underlying theory of the formation
of this research is signaling theory, bird in the hand theory, and the theory of the firm. Signaling theory
explains how information reported impacts society. Bird in the hand theory explains the impact of
dividend distribution in a company. Theory of the firm explains the characteristics of the company in an
effort to maximize profits. This research was conducted on companies contained in the LQ 45 Index listed
on the Indonesia Stock Exchange in the period 2015 - 2017. Using a purposive sampling method obtained
a sample of 24 companies with the help of SPSS 22 program. The data analysis technique used is multiple
linear regression. The results of this study indicate that the regression model used has met the classical
assumption test. The results of the tests conducted indicate that data can be backed up. The test results
are normally distributed and pass the classical assumption test (Normality, Multicolonity,
Heteroscedasticity, and Autocorrelation). The results of the study show that (1) Profitability has an effect
on Company Values, (2) Capital Structure has an effect on Company Values, and (3) Dividend Policies
have an effect on Company Values.

Abstrak

Memaksimalkan nilai suatu perusahaan merupakan hal yang penting bagi perusahaan, karena semakin
tinggi nilai suatu perusahaan, maka akan semakin baik dan layak bagi investor untuk menanamkan
investasinya. Oleh karena itu perusahaan harus berharti-hati dalam pengambilan keputusan kebijakan
mengingat setiap keputusan keuangan dapat mempengaruhi nilai perusahaan dan berdampak terhadap
pencapaian tujuan dari perusahaan. Teori yang mendasari dari terbentuknya penelitian ini adalah
signaling theory, bird in the hand theory, dan theory of the firm. Signaling theory menjelaskan mengenai
bagaimana informasi yang dilaporkan berdampak pada masyarakat. Bird in the hand theory menjelaskan
mengenai dampak pembagian dividen dalam perusahaan. Theory of the firm menjelaskan mengenai
karakteristik perusahaan dalam upaya memaksimalkan profitnya. Penelitian ini dilakukan pada
perusahaan yang yang terdapat dalam Indeks LQ 45 yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2015 – 2017. Dengan menggunakan metode purposive sampling didapatkan sampel sebanyak 24
perusahaan dengan bantuan program SPSS 22.
___________________________
*Alamat kini: Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, Jl. Yos Sudarso Kav. 87, Jakarta 14350
Penulis untuk Korespondensi: Telp. (021) 65307062 Ext. 708, Email: martha.ayerza@kwikkiangie.ac.id

54 Volume 9 Nomor 1 November 2019


Manajemen Keuangan ISSN: 2089-3477
e-ISSN: 2477-4774

Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan
model regresi yang digunakan sudah memenuhi uji asumsi klasik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(1) Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, (2) Struktur Modal berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan, dan (3) Kebijakan Dividen berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

Kata Kunci: Profitabilitas, Struktur Modal, Kebijakan Dividen, Nilai Perusahaan

PENDAHULUAN tepat mengenai perusahaan yang akan dipilih


sebagai tempat investasinya dan sebagai bahan
Persaingan dalam industri membuat pertimbangan dalam pengambilan keputusan
setiap perusahaan semakin meningkatkan investasi yang akan dipilih. Beberapa faktor
kinerja agar tujuannya dapat tercapai. Nilai yang mempengaruhi nilai perusahaan
penting bagi perusahaan sebab tujuan utama diantaranya yaitu profitabilitas, struktur modal
perusahaan adalah meningkatkan nilai dan kebijakan dividen.
perusahaan itu sendiri (Putri 2014) dalam Profitabilitas menunjukkan tingkat
Julianti (2018). Menurut Arindita dan Sampurno kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
(2015), nilai perusahaan dapat mencerminkan laba atas pengelolaan asset perusahaan,
nilai asset yang dimiliki oleh perusahaan dan hubungannya dengan penjualan, total aktiva,
semakin tinggi nilai perusahaan maka dan modal sendiri (Arindita dan Sampurno,
perusahaan akan memiliki citra yang semakin 2015). Menurut Maridiyanti, Ahmad, dan Putri
baik. Nilai perusahaan sering dikaitkan dengan (2012) perusahaan yang memiliki tingkat
harga saham, sehingga semakin tinggi harga profitabilitas yang tinggi akan diminati
saham maka akan semakin tinggi pula nilai sahamnya oleh investor, sehingga dengan
perusahaan dan sebaliknya. Nilai perusahaan demikian profitabilitas dapat mempengaruhi
yang tinggi juga akan membuat pasar percaya nilai perusahaan. Dari pernyataan tersebut, dapat
tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini, disimpulkan bahwa profitabilitas memiliki
namun juga pada prospek perusahaan jangka dampak positif bagi nilai perusahaan, akan tetapi
panjang. Peningkatan nilai perusahaan biasanya beberapa fenomena memperlihatkan hasil yang
ditandai dengan naiknya harga saham di pasar. berbeda dan akan dijabarkan dalam tabel
Harga pasar saham merupakan harga yang berikut.
bersedia dibayarkan oleh calon investor apabila Tabel 1.1 menggambarkan nilai
ia ingin memiliki saham perusahaan, sehingga perusahaan yang diukur dengan menggunakan
harga saham merupakan harga yang dapat Price to Book Value (PBV). Kelima sampel
dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan perusahaan menunjukkan nilai perusahaan yang
(Hasnawati, 2005) dalam Fenandar dan Raharja berbeda. Kenaikan nilai perusahaan berturut-
(2012). turut dialami oleh perusahaan Telekomunikasi
Dalam melakukan investasi, investor Indonesia (Persero) Tbk dan United Tractors
akan mempertimbangkan profit dan perusahaan Tbk, penurunan nilai perusahaan berturut-turut
mana yang akan memberikan return tinggi dialami oleh perusahaan Lippo Karawaci Tbk,
(Julianti, 2018). Oleh karena itu, dalam proses sedangkan perusahaan Astra Internasional Tbk
pengambilan keputusan investasi di pasar modal dan Indocement Tunggal Prakasa Tbk
investor maupun calon investor perlu mengalami fluktuasi nilai perusahaan.
mengumpulkan informasi yang lengkap dan

55 Volume 9 Nomor 1 November 2019


Manajemen Keuangan ISSN: 2089-3477
e-ISSN: 2477-4774

Tabel 1.1
Nilai Perusahaan yang diukur dengan Price to Book Value (PBV)

No. Nama Perusahaan KODE PBV (x)


2015 2016 2017
1. Astra Internasional Tbk ASII 9,92 11,97 10,28
2. Lippo Karawaci Tbk LPKR 1,46 0,89 0,49
3. Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP 3,44 2,17 3,29
4. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk TLKM 4,09 4,67 4,74
5. United Tractors Tbk UNTR 1,67 1,94 2,91
Sumber: Data yang diolah.

Tabel 1.2 menggambarkan profitabilitas menunjukkan adanya kenaikan pada 2017. Hal
yang diukur dengan Return on Equity (ROE). sebaliknya terjadi pada perusahaan Lippo
Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek Karawaci Tbk, pada tahun 2016 ROE
perusahaan baik, sehingga investor akan mengalami kenaikan tetapi pada tahun 2016
merespon sinyal positif tersebut dan nilai nilai perusahaannya mengalami penurunan. Hal
perusahaan akan meningkat (Julianti, 2018). serupa juga terjadi pada perusahaan Astra
Namun bila diteliti, perusahaan Indocement Internasional Tbk, pada tahun 2017 ROE
Tunggal Prakasa Tbk memiliki nilai ROE yang perusahaan mengalami peningkatan tetapi nilai
menurun setiap tahunnya dari 2015-2017 namun perusahaan pada tahun 2017 mengalami
nilai perusahaan yang diukur dengan PBV penurunan.

Tabel 1.2
Profitabilitas yang diukur dengan Return on Equity (ROE)

No. Nama Perusahaan KODE ROE (%)


2015 2016 2017
1. Astra Internasional Tbk ASII 12,34 13,08 14,82
2. Lippo Karawaci Tbk LPKR 5,41 5,56 2,87
3. Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP 18,25 14,81 7,57
4. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk TLKM 24,96 27,64 29,16
5. United Tractors Tbk UNTR 7,11 11,98 16,14
Sumber: Data yang diolah.

Fenomena diatas menggambarkan nilai perusahaan menunjukkan hasil yang


bahwa peningkatan maupun penurunan dari simpang siur.
Return on Equity suatu perusahaan akan Dalam dunia bisnis saat ini, masalah
berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan tidak keputusan pendanaan sangat berpengaruh
selalu berpengaruh secara positif, tidak sejala terhadap berlangsungnya suatu perusahaan.
dengan hasil penelitian yang mengungkapkan Untuk mengantisipasinya, manajer keuangan
hal yang berbeda, menurut Apsari, dkk (2015), harus berhati-hati dalam menentukan struktur
Mardiyanti, dkk (2012), Jusriani dan Rahardjo modal yang tepat dan diharapkan dapat
(2013) ROE memiliki pengaruh positif dan meningkatkan nilai perusahaan (Arindita dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan Sampurno, 2015). Struktur modal merupakan
demikian pengaruh dari profitabilitas terhadap perbandingan antara hutang jangka panjang

56 Volume 9 Nomor 1 November 2019


Manajemen Keuangan ISSN: 2089-3477
e-ISSN: 2477-4774

dengan modal sendiri. Sementara menurut peruahaan dimana semakin tingkat hutang maka
Brigham dan Huston (2011) dalam Arindita dan resiko perusahaan semakin tinggi karena
Sampurno (2015), struktur modal sangat penting pendanaan dari unsur hutang lebih besar
bagi perusahaan karena akan berhubungan dan daripada modal sendiri. Kondisi tersebut
berpengaruh terhadap besarnya resiko yang membuat perusahaan harus menanggung biaya
ditanggung oleh pemegang saham dan besarnya modal yang besar, resiko yang ditanggung
tingkat pengembalian atau tingkat keuntungan perusahaan juga meningkat apabila investasi
yang diharapkan. yang dijalankan perusahaan tidak menghasilkan
Teori struktur modal menjelaskan tingkat pengembalian yang optimal (Nugroho,
bahwa kebijakan pendanaan (financial policy) 2006) dalam Apsari, dkk (2015). Dari
perusahaan dalam menentukan struktur modal pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa
(bauran antara hutang dan ekuitas) bertujuan struktur modal yang diproksikan dengan debt to
untuk mengoptimalkan nilai perusahaan (value equity ratio memiliki pengaruh negatif terhadap
of the firm). Struktur modal yang optimal suatu nilai perusahaan, sejalan dengan hasil penelitian
perusahaan adalah kombinasi dari hutang dan dari Pasaribu,dkk. (2016) dan Pracihara (2016).
ekuitas (sumber eksternal) yang Hasil penelitian lain dari Jusriani dan Rahardjo
memaksimumkan harga saham perusahaan (2013), Arindita dan Sampurno (2015), dan
(Hermuningsih, 2013). Menurut trade-off theory Apsari, dkk (2015) menyatakan bahwa struktur
manajer dapat memilih rasio utang untuk modal yang diproksikan dengan debt to equity
memaksimalkan nilai perusahaan. Jensen (2001) ratio tidak memiliki pengaruh secara signifikan
menjelaskan bahwa untuk memaksimalkan nilai terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil
perusahaan tidak hanya dengan nilai ekuitas saja dari penelitian-penelitian diatas dapat
yang harus diperhatikan, tetapi jenis semua disimpulkan hubungan antara struktur modal
sumber keuangan seperti hutang, waran maupun dengan nilai perusahaan menunjukkan hasil
saham preferen. Kebijakan hutang sangat yang simpang siur.
sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan. Hal lain yang perlu dipertimbangkan
Semakin tinggi proporsi utang maka semakin adalah kebijakan dividen. Kemampuan
tinggi harga saham (Jusriani dan Rahardjo, perusahaan dalam membayarkan dividen dapat
2013). Dari pernyataan tersebut dapat mencerminkan nilai perusahaan. Menurut
disimpulkan bahwa kebijakan utang bisa Mardiyanti, dkk (2012) kebijakan dividen
digunakan untuk menciptakan nilai perusahaan sering dianggap sebagai sinyal bagi investor
yang diinginkan. Pernyataan tersebut juga dalam menilai baik buruknya perusahaan, hal ini
didukung hasil penelitian dari Mardiyanti, dkk disebabkan karena kebijakan dividen dapat
(2012), Julianti (2018), Gayatri dan Mustanda membawa pengaruh terhadap harga saham
(2014) yang menyatakan debt to equity ratio perusahaan. Jika pembayaran dividen tinggi,
memiliki pengaruh positif terhadap nilai maka harga saham juga tinggi yang akan
perusahaan. berdampak pada tingginya nilai perusahaan
Pecking order theory dalam begitu juga sebaliknya (Susanti, 2010). Bird-in-
Hardiningsih dan Oktaviani (2012) menjelaskan The-Hand Theory juga menyatakan bahwa nilai
bahwa perusahaan akan mengutamakan perusahaan akan dimaksimalkan dengan
penggunaan dana internal untuk kebutuhan mementukan pembagian dividen yang tinggi
investasi dan kegiatan operasionalnya, sehingga (Brigham dan Houston, 2001:67).
jika perusahaan mempunyai dana internal yang Dengan demikian kebijakan dividen
cukup maka perusahaan tidak akan merupakan salah satu keputusan yang paling
menggunakan dana eksternal untuk mencukupi penting (Murekefu and Ochuodho, 2012) dalam
kebutuhan pendanaanya. Hutang yang tinggi Gayatri dan Mustanda (2014). Kebijakan
dapat menunjukkan tingkat resiko suatu dividen yang optimal adalah kebijakan dividen

57 Volume 9 Nomor 1 November 2019


Manajemen Keuangan ISSN: 2089-3477
e-ISSN: 2477-4774

yang menciptakan keseimbangan diantara


dividen saat ini dan pertumbuhan di masa Struktur Modal
mendatang sehingga memaksimumkan harga Struktur modal yang optimal suatu
saham perusahaan (Weston dan Brigham, perusahaan menurut Brigham dan Huston
2005:199) dalam Pracihara (2016). Manajer (2013:155) didefinisikan sebagai struktur yang
keuangan harus dapat mempertimbangkan akan memaksimalkan harga saham suatu
dengan tepat apakah laba yang diperoleh dalam perusahaan. Struktur modal disimpulkan sebagai
satu periode akan dibagikan semuanya, sebagian bauran pendanaan perusahaan yang harus
saja, atau ditahan agar pada tahun berikutnya dimanajemen dengan baik sehingga mampu
kegiatan operasional perusahaan tetap dapat memaksimumkan nilai suatu perusahaan.
berjalan dengan baik. Berdasarkan penjelasan tersebut, struktur
Penelitian mengenai hubungan modal memperlihatkan perbandingan hutang
kebijakan dividen dengan nilai perusahaan telah jangka panjang dengan modal sendiri untuk
banyak dilakukan. Menurut hasil penelitian dari mendapatkan perbandingan yang baik bagi
Perwira dan Wiksuana (2018) dan Nasehah dan perusahaan, oleh karena itu struktur modal
Widyarti (2012) kebijakan dividen terhadap dalam penelitian ini diukur dengan variabel Debt
nilai perusahaan memiliki pengaruh positif dan to Equity Ratio (DER) yang merupakan rasio
signifikan. Sebaliknya penelitian yang yang digunakan untuk mengukur tingkat
dilakukan oleh Gayatri dan Mustanda (2014), leverage (penggunaan hutang) terhadap total
Mardiyanti, dkk (2012), dan Labelaha dan shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan.
Saerang (2016) menyatakan kebijakan dividen Pengertian Debt to Equity Ratio menurut
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Darsono dan Ashari (2010:54-55) dalam
Dari hasil penelitian-penelitian tersebut, dapat Sutrisna, dkk (2017) yaitu merupakan salah satu
disimpulkan hasil dari penelitian mengenai rasio leverage atau solvabilitas. Rasio
pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui
perusahaan masih simpang siur. kemampuan perusahaan dalam membayar
Ada berbagai macam perusahaan yang kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi.
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari berbagai Rasio ini juga disebut dengan rasio pengungkit
sektor seperti perusahaan manufaktur, (Leverage) yaitu menilai batasan perusahaan
perbankan, dan lain-lain. Diantara berbagai dalam meminjam uang.
macam perusahaan tersebut, terdapat Horne dan Machowicz yang dialih
sekelompok saham-saham perusahaan pilihan bahasakan oleh Fitriasari dan Kwary (2009:182)
yang cenderung stabil. Saham ini termasuk mengemukakan bahwa Leverage merupakan
dalam kelompok indeks LQ 45. Taufiq, dkk penggunaan biaya tetap dalam usaha untuk
(2015) berpendapat bahwa saham LQ 45 meningkatkan profitabilitas. Sedangkan
memiliki tingkat likuiditas yang tinggi (sering pengertian Debt to equity ratio (DER) menurut
diperdagangkan), memiliki kapitalisasi pasar Gibson (2008:260) yaitu Debt equity ratio is
yang tinggi (mampu mewakili pasar), serta another computation thats determines the
merupakan saham pilihan terbaik (evaluasi entity’s long-term debt-paying ability. Artinya,
setiap tiga bulan dan penetapan kembali setiap Rasio utang terhadap ekuitas adalah komputasi
enam bulan). Oleh sebab itu, peneliti lain yang menentukan kemampuan membayar
memutuskan untuk menggunakan indeks LQ 45 utang jangka panjang suatu entitas.
sebagai bahan penelitian karena saham pada Siegel dan Shim dalam Fahmi (2012:128)
perusahaan indeks LQ 45 mampu mewakili mendefinisikan Debt to Equity Ratio sebagai
pasar. ukuran yang dipakai dalam menganalisis
laporan keuangan untuk memperlihatkan
TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor.

58 Volume 9 Nomor 1 November 2019


Manajemen Keuangan ISSN: 2089-3477
e-ISSN: 2477-4774

Secara matematis menurut Horne dan DPR yang besar. Umumnya perusahaan yang
Wachowicz (2009:186) Debt to Equity Ratio memiliki DPR tinggi juga memiliki jumlah kas
adalah perbandingan antara total hutang atau yang besar, sehingga perusahaan tidak lagi
total debts dengan total sharehoder’s equity. membutuhkan laba untuk ditahan.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah Profitabilitas
diuraikan, dapat disimpulkan bahwa Debt to Soliha dan Taswan (2002:153) mengartikan
Equity Ratio merupakan rasio yang mengukur profitabilitas sebagai tingkat keuntungan bersih
seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat
dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi menjalani kegiatan operasinya. Brigham dan
kewajibannya dengan ekuitas yang dimiliki. Houston (2001:99) mengemukakan bahwa
profitabilitas merupakan hasil akhir dari
Kebijakan Dividen sejumlah kebijakan dan keputusan manajemen.
Weston dan Copeland (2010:125) Berdasarkan pengertian para ahli siatas,
menyatakan bahwa kebijakan dividen maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas
menentukan pembagian laba antara pembayaran adalah suatu ukuran dalam presentase yang
kepada pembagian saham dan investasi kembali digunakan untuk menilai sejauh mana
perusahaan. Laba ditahan (Retained earnings) perusahaan mampu menghasilkan laba pada
merupakan salah satu sumber dana paling tingkat yang dapat diterima.
penting untuk membiayai pertumbuhan Rasio yang dapat digunakan dalam
perusahaan, tetapi dividen merupakan arus kas menghitung profitabilitas adalah Gross Profit
yang disisihkan untuk pemegang saham. Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM),
Menurut Sundjaja dan Barlian (2003: 390) Return on Asset (ROE) dan Return on Equity
kebijakan dividen adalah rencana tindakan yang (ROE) (Asnawi dan Wijaya 2015:27).
harus diikuti dalam membuat keputusan Asnawi dan Wijaya (2015:28)
pembagian dividen. mengemukakan bahwa bagi pemegang saham,
Berdasarkan pengertian para ahli diatas, Return on Equity dianggap lebih penting
maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan dibanding Return on Asset. Meskipun ROA dan
dividen adalah keputusan apakah laba yang ROE sering searah; artinya jika ROA tinggi
diperoleh perusahaan akan dibagian kepada maka ROE juga tinggi, namun faktanya tidak
pemegang saham sebagai dividen atau akan selalu demikian. Bisa jadi Aktiva tinggi tetapi
ditahan dalam bentuk laba ditahan guna Equity rendah; dengan demikian ROA akan
pembiayaan investasi di masa datang (Harjito rendah namun ROE akan tinggi. Kondisi terjadi
2005:153). jika kenaikan Aktiva diperoleh dari Debt.
Indikator yang dapat digunakan dalam Berdasarkan pernyataan diatas, profitabilitas
mengevaluasi kebijakan dividen adalah Dividen dalam penelitian diproksikan dengan Return on
Yield dan Dividen Payout Ratio. Dalam Equity.
penelitian ini, proksi yang digunakan untuk Return on equity (ROE) merupakan ukuran
mengukur Kebijakan dividen dipresentasikan perusahaan dalam menghasilkan laba atau
dalam bentuk rasio oleh sebab itu Kebijakan keuntungan dikaitkan dengan modal sendiri.
dividen diproksikan dengan Dividen Payout Menurut Brigham dan Houston (2001) ROE
Ratio. merupakan rasio laba bersih setelah pajak
Dividen Payout Ratio adalah rasio antara terhadap modal sendiri. Rasio ROE merupakan
dividen yang dibayarkan sebuah perusahaan rasio yang paling umum digunakan dalam rasio
(dalam satu tahun buku) dibagi dengan profitabilitas dari sudut pandang pemegang
keuntungan bersih perusahaan (net income) saham. Pertumbuhan ROE menunjukkan
pada tahun buku tersebut. Perusahaan yang prospek perusahaan yang semakin baik karena
besar dan mapan biasanya cenderung memiliki berarti adanya potensi peningkatan keuntungan

59 Volume 9 Nomor 1 November 2019


Manajemen Keuangan ISSN: 2089-3477
e-ISSN: 2477-4774

yang diperoleh perusahaan (Apsari, dkk 2015), saham mana yang memiliki harga wajar, terlalu
jadi semakin besar ROE merupakan sinyal dari rendah (Undervalue), dan terlalu tinggi
perusahaan kepada pemegang saham maupun (Overvalue).
calon investor bahwa semakin besar Rasio PBV merupakan perbandingan antara
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan harga saham dengan nilai buku ekuitas
keuntungan bagi para pemegang saham. perusahaan, menunjukkan tingkat kemampuan
Naiknya rasio ROE dari tahun ke tahun perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap
pada perusahaan berarti terjadi adanya kenaikan jumlah modal yang diinvestasikan oleh pihak
laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. investor. Dengan demikian semakin tinggi rasio
Naiknya laba bersih dapat dijadikan salah satu tersebut, makin berhasil dan mampu perusahaan
indikasi bahwa nilai perusahaan juga akan menciptakan nilai bagi pemegang saham,
mengalami kenaikan karena adanya kenaikan dimana semakin tinggi tingkat kepercayaan
laba bersih akan memicu kenaikan harga saham pasar terhadap prospek perusahaan, sehingga
yang menjadi indikator nilai perusahaan. permintaan saham akan mengalami kenaikan,
Menurut Keown (2014) ROE adalah nilai kemudian mendorong harga saham perusahaan
perusahaan dibagi dengan nilai buku ekuitas, tersebut naik.
rasio ini menghitung tingkat pengembalian yang Menurut Jogiyanto dan Poernamawati
didapat dari investasi pemegang saham biasa. (2008), nilai buku per saham menunjukkan
ROE dapat disimpulkan sebagai rasio yang aktiva bersih (net asset) yang dimiliki oleh
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam pemegang saham dengan memiliki satu lembar
menggunakan modal yang dimilikinya untuk saham.
menghasilkan laba setelah pajak. Tandelilin (2010:323) mengemukakan
hubungan antara harga pasar saham dengan nilai
Nilai Perusahaan buku per lembar saham bisa digunakan sebagai
Nilai perusahaan merupakan presepsi pendekatan alternatif untuk menemukan nilai
investor terhadap tingkat keberhasilan dari suatu saham karena secara teoritis nilai
perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga pasar suatu saham haruslah mencerminkan nilai
saham (Sujoko dan Soebintoro, 2017) dalam bukunya.
Hardiyanti (2012). Harga saham yang tinggi
membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai Theory of The Firm
perusahaan yang tinggi membuat pasar percaya Theory of the firm menyataka bahwa
tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini, perusahaan memiliki tujuan utama untuk
namun juga pada proyek perusahaan di masa memaksimumkan kekayaan atau nilai
depan. perusahaan (Salvatore,2005:11) dalam Armini
Memaksimumkan nilai perusahaan sangat (2015). Untuk dapat mewujudkan tujuan
penting artinya bagi suatu perusahaan, karena perusahaan dan bertahan dalam persaingan
dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti bisnis, perusahaan dituntut untuk memberi
juga memaksimalkan kemakmuran pemegang perhatian yang serius pada kinerja
saham yang merupakan tujuan perusahaan perusahaannya. Penelitian yang dilakukan oleh
(Nuraini:2015). Menurut Husnan dan Pudjiastuti Sudiyatno dan Puspitasari (2010) serta
(2013) nilai perusahaan atau disebut dengan Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011)
nilai pasar perusahaan merupakan harga yang menemukan bahwa kinerja perusahaan
bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila berpengaruh positif pada nilai perushaan. Hal
perusahaan tersebut dijual. tersebut menunjukkan semakin baik kinerja
Dalam penelitian ini, nilai perusahaan di perusahaan maka nilai perusahaan akan
proksikan dengan Price to Book Value (PBV), meningkat yang berarti kemakmuran pemegang
rasio ini berfungsi untuk mengidentifikasi saham juga akan meningkat (Armini, 2015).

60 Volume 9 Nomor 1 November 2019


Manajemen Keuangan ISSN: 2089-3477
e-ISSN: 2477-4774

maupun di masa depan kepada calon investor.


Dalam hal ini investor akan mengetahui kinerja
perusahaan melalui pelaporan keuangan yang
Signalling Theory disampaikan oleh manajer perusahaan kepada
George Akerlof (1970) memperkenalkan calon investor, dan hal itu akan mempengaruhi
istilah assymetric information. Assymetric keputusan investor untuk melakukan investasi
information muncul ketika terdapat pihak yang pada perusahaan tersebut.
memiliki informasi yang kurang lengkap Reaksi pasar ditunjukan dengan adanya
dibanding pihak lainnya, ketidak setaraan perubahan harga saham pada waktu informasi
informasi tersebut disebut dengan adverse diumumkan dan semua pelaku pasar sudah
selection. Menurut George Akerlof, adverse menerima informasi tersebut, pelaku pasar
selection dapat dikurangi apabila penjual terlebih dahulu menginterpretasikan dan
mengkomunikasikan produk mereka dengan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal
memberi sinyal berupa informasi tentang baik (good news) atau sinyal buruk (bad news).
kualitas produk mereka kepada pembeli. Jika pengumuman informasi tersebut sebagai
Pemikiran George Akerlof (1970) tersebut sinyal baik bagi investor, maka terjadi
kemudian dikembangkan oleh Spence (1973) perubahan dalam harga saham, harga saham
dalam model keseimbangan sinyal. Spence menjadi naik sehingga return saham mengalami
(1973) mengemukakan bahwa perusahaan yang peningkatan yang akan menyebabkan nilai
memiliki kinerja yang baik, menggunakan perusahaan meningkat.
informasi finansial untuk mengirim sinyal ke
pasar. Pecking Order Theory
Teori sinyal ini menekankan adanya Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh
informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan Donaldson pada tahun 1961, akan tetapi
terhadap keputusan investasi yang ditujukan penamaan pecking order theory dilakukan
kepada pihak luar perusahaan termasuk para Myers dan Majluf tahun 1984 . Teori
investor dan pemangku bisnis lainnya untuk menyatakan ada semacam tata urutan bagi
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut lebih perusahaan dalam menggunakan modal.
baik dari perusahaan lain. Informasi tersebut Perusahaan lebih mengutamakan pendanaan
merupakan unsur yang sangat penting bagi ekuitas internal (menggunakan laba ditahan)
investor dan pemangku bisnis lainnya, karena di dibanding dengan pendanaan ekuitas eksternal
dalam informasi tersebut menjelaskan mengenai (menerbitkan saham baru).
keterangan, catatan, maupun gambaran Pemilihan internal equity oleh perusahaan
perusahaan baik di asal lalu maupun di masa dibandingkan dengan external finance dapat
depan. dijelaskan oleh dua pandangan yang berbeda.
Teori signal menyatakan bahwa para Donaldson (1961) dalam Adedeji (1998)
manajer perusahaan yang memiliki informasi menyatakan bahwa internal equity dipilih karena
lebih baik pada perusahaannya akan terdorong perusahaan ingin menghindari flotation cost
untuk menyampaikan informasi tersebut kepada yang biasanya menyertai penggunaan external
calon investor guna untuk meningkatkan nilai finance.
perusahaannya melalui suatu pelaporan dengan
mengirimkan sinyal melalui laporan tahunannya Trade-off Theory
(Leland, 1997) dalam Scott (2012:475). Menurut Modligiani-Miller (1963) Trade-
Teori signal digunakan pada penelitian ini off theory dapat disimpulkan bahwa penggunaan
karena teori signal menekankan pada pemberian utang perusahaan akan meningkatkan nilai
informasi/signal mengenai keterangan, catatan, perusahaan hanya sampai pada titik tertentu,
maupun gambaran perusahaan baik di masa lalu selanjutnya penambahan hutang justru dapat

61 Volume 9 Nomor 1 November 2019


Manajemen Keuangan ISSN: 2089-3477
e-ISSN: 2477-4774

menurunkan nilai perusahaan karena menggunakan 45 saham yang terpilih


penggunaan hutang tidak sebanding dengan berdasarkan likuiditas perdagangan saham yang
biaya kesulitan keuangan (financial distress). disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal
Biaya kesulitan keuangan adalah biaya bulan Februari dan Agustus) yang akan selalu
kebangkturan atau reorganization, beban bunga berubah (Rahayu,2007:37) dalam Aini (2015).
yang semakin besar, biaya keagenan (agency
cost), dan sebagainya. Pengembangan Hipotesis
Menurut Myers (2001) dalam Sukirni
(2012), perusahaan akan berhutang sampai pada Pengaruh profitabilitas terhadap nilai
tingkat hutang tertentu, dimana penghematan perusahaan
pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama Profitabilitas adalah kemampuan
dengan biaya kesulitan keuangan (financial perusahaan memperoleh laba. Profitabilitas
distress). Trade off theory melakukan menjadi salah satu faktor penentu yang cukup
perbandingan manfaat dan biaya atau penting dalam mempengaruhi nilai perusahaan,
keseimbangan antara keuntungan dan kerugian karena dengan rasio profitabilitas, para investor
atas penggunaan hutang. Pada teori ini juga dapat menilai kemampuan suatu perusahaan
dijelaskan bahwa sebelum mencapai suatu titik untuk mendapatkan laba dalam suatu periode
maksimum, hutang akan lebih murah daripada tertentu. Pemilik, kreditur, dan manajemen akan
penjualan saham karena adanya tax shield. memperhatikan secara seksama fluktuasi dari
perubahan laba karena laba merupakan
Bird in The Hand Theory komponen penting dalam pasar keuangan
Kebijakan dividen yang relevan menurut (Gitman dan Zutter, 2015).
Gordon Lintner dalam Brigham & Houston Menurut Sujono dan Soebiantoro dalam
(2007:480) mengatakan dividen lebih pasti Apriada dan Shuardika (2016), semakin tinggi
daripada perolehan modal, disebut juga dengan profitabilitas dapat menunjukkan prospek
teori bird in the hand, yaitu kepercayaan bahwa perusahaan yang berkualitas baik sehingga pasar
pendapatan dividen memiliki nilai lebih tinggi akan merespon positif sinyal tersebut (Signaling
bagi investor daripada capital gains, teori ini theory) dan akan berdampak pada kenaikan nilai
mengasumsikan bahwa dividen lebih pasti perusahaan. Sejalan dengan penelitian yang
daripada pendapatan modal. Gordon Lintner dilakukan oleh Nuraeni, dkk (2016), Pasaribu,
berpendapat bahwa investor memandang satu Topowijono, dan Sulasmiyati (2016), Apsari,
burung di tangan lebih berharga daripada seribu Dwiatmanto, dan Azizah (2015), dan Perwira
burung di udara. Bird in the hand theory ini dan Wiksuana (2018) dimana profitabilitas yang
menyarankan agar perusahaan sebaiknya diproksikan dengan Return on Equity
memberikan dividen yang sebesar-besarnya berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
kepada pemegang saham agar dapat menarik perusahaan. Dengan demikian, hipotesis yang
lebih banyak investor dan akhirnya dibuat adalah:
meningkatkan nilai perusahaan. 𝐻1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap
Nilai Perusahaan
Index LQ 45
Indeks saham LQ 45 terdiri dari 45 saham Pengaruh struktur modal terhadap nilai
perusahaan publik yang mempunyai nilai pasar perusahaan
dan likuiditas yang tinggi (Asnawi dan Struktur modal merupakan bagian dari
Wijaya,2006:176). Perusahaan harus mampu struktur keuangan yang mencerminkan
melunasi kewajiban-kewajiban finansialnya pertimbangan antara keseluruhan modal
pada saat jatuh tempo dengan menggunakan eksternal dengan jumlah modal sendiri (Riyanto,
aktiva lancar yang tersedia. Indeks LQ 45 1999) dalam Hermuningsih (2013). Salah satu

62 Volume 9 Nomor 1 November 2019


Manajemen Keuangan ISSN: 2089-3477
e-ISSN: 2477-4774

rasio yang dapat digunakan dalam menghitung Pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai
nilai perbandingan antara hutang dengan modal perusahaan
sendiri adalah Rasio Debt to Equity (Asnawi dan Kebijakan dividen dapat dihubungkan
Wijaya, 2015:24). Hutang semakin kecil dengan nilai perusahaan. Kebijakan dividen
dianggap semakin baik karena melihat sisi yang optimal adalah kebijakan dividen yang
buruknya yakni beban tetap (beban bunga) yang menciptakan keseimbangan di antara dividen
harus dibayar, juga semakin kecil. saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang
Debt to Equity Ratio dapat menunjukkan sehingga memaksumumkan harga saham
tingkat resiko suatu perusahaan dimana semakin perusahaan (Weston dan Brighman, 2005:199)
tinggi DER, maka resiko perusahaan semakin dalam Pracihara (2016).
tinggi karena pendanaan perusahaan dari unsur Kebijakan dividen dapat dilihat dari nilai
hutang lebih besar daripada modal sendiri. dividen payout ratio (DPR) yang merupakan
Kondisi tersebut menyebabkan tanggungan dividen per lembar saham dibagi laba per lembar
perusahaan terhadap biaya modal yang beresiko saham. Rasio ini menunjukkan presentase
besar menjadi meningkat apabila investasi yang bagian dari laba bersih perusahaan yang
dilakukan perusahaan tidak menghasilkan dibagikan sebagai dividen. Besarnya dividen
tingkat pengembalian yang optimal (Nugroho, yang dibagikan akan menjadi daya tarik bagi
2006) dalam Apsari, dkk (2015). pemegang saham karena sebagai investor
Pernyataan diatas berhubungan dengan cenderung lebih menyukai dividen
Pecking order theory yang menyatakan bahwa dibandingkan dengan capital gain karena
manajer pertama kali akan memilih untuk dividen bersifat lebih pasti. Jadi kebijakan
menggunakan pendanaan dari dalam seperti laba dividen yang ditetapkan dapat mempengaruhi
ditahan, hutang dan penerbitan saham sebagai nilai perusahaan (Herawati, 2013).
pilihan terakhir. Pernyataan diatas sejalan dengan teori bird
Peningkatan beban terhadap kreditur akan in the hand yang berpendapat bahwa investor
menunjukkan sumber modal perusahaan sangat menghendaki pembayaran dividen yang tinggi
tergantung dari pihak ekternal, sehingga dari keuntungan perusahaan sesuai dengan
mengurangi minat investor dalam menanamkan tujuan investor yaitu menanamkan sahamnya
dananya di perusahaan yang bersangkutan. untuk mendapatkan dividen. Dengan
Minat investor dalam menanamkan dananya ini memberikan dividen yang tinggi, maka harga
akan berdampak pada menurunnya harga saham saham perusahaan juga akan mengalami
perusahaan dan menyebabkan nilai perusahaan peningkatan yang akan berdampak pada nilai
menjadi menurun. Sejalan dengan penelitian perusahaan tersebut.
yang dilakukan oleh Nurarni,dkk (2016), Didukung dengan hasil penelitian dari Putra
Pasaribu, Topowijono, dan Sulasmiyati (2016), dan Lestari (2016), Wijaya dan Sedana (2015),
Putri (2014), Arindita dan Sampurno (2015), dan Putra dan Lestari (2016), Pracihara (2016),
Pracihara (2016) yang menyatakan Struktur Senata (2016), Nasehah dan Widyarti (2012),
modal (DER) berpengaruh negatif terhadap nilai dan Perwira dan Wiksuana (2018) yang
perusahaan. menyatakan bahwa kebijakan dividen
Berdasarkan kajian teoritis, kajian empiris, berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
dan dasar logika, maka hipotesis alternatif yang ,maka hipotesis alternatif yang diajukan dalam
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai penelitian ini adalah sebagai berikut:
berikut: 𝐻3 : Kebijakan Dividen berpengaruh positif
𝐻2 : Struktur Modal berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan.
terhadap Nilai Perusahaan.
METODE PENELITIAN

63 Volume 9 Nomor 1 November 2019


Manajemen Keuangan ISSN: 2089-3477
e-ISSN: 2477-4774

Model penelitian Berdasarkan uraian telaah literatur di


atas, dapat dibangun model penelitian dalam
gambar berikut ini:

Populasi dan sampel penelitian Ridha, 2012). Hal tersebut juga didukung oleh
Populasi dalam penelitian ini adalah Hair, Anderson, Tatham dan Black (1998: 76)
perusahaan yang terdaftar pada index LQ 45 dimana mereka menyebutkan bahwa transform
periode 2015-2017. Teknik pengambilan sampel diperlukan untuk menormalkan data dan
yang digunakan adalah non probability mengatasi masalah heteroskedastisitas.
sampling. Kriteria yang digunakan untuk Perhitungan MBV atau PBV menurut Gitman
memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) dan Zutter (2015: 132) adalah sebagai berikut:
Perusahaan harus terdaftar dalam index LQ 45 di 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
PBV =
BEI pada periode 2015-2017. (2) Perusahaan 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

haruf terdaftar selama tiga tahun berturut-turut


tanpa delisting. (3) Perusahaan harus Variabel Independen
menerbitkan laporan keuangan selama periode a. Profitabilitas
pengamatan. (4) Perusahaan harus melakukan Profitabilitas merupakan rasio yang
penutupan laporan keuangan tahunan pada 31 menunjukkan kemampuan perusahaan
Desember. (5) Perusahaan selalu membayarkan mendapatkan hasil selama satu periode produksi
dividennya selama periode penelitian. (6) (Asnawi dan Wijaya, 2015:26) atau kemampuan
Perusahaan harus menyajikan laporan keuangan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba.
dalam mata uang Rupiah. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
Return on Equity (ROE) sebagai proksi untuk
Variabel Penelitian mengukur profitabilitas dan ditransformasi
dalam bentuk logaritma natural. Penggunaan
Variabel Dependen logaritma natural memiliki tujuan agar hasil
Variabel dependen yang terdapat dalam tidak menimbulkan bias dan dimaksudkan agar
penelitian ini adalah nilai perusahaan yang data Return on Equity (ROE) dapat terdistribusi
diproksikan dengan Price to Book Value (PBV). normal. Menurut Subramanyam (2014: 565),
Dalam Asnawi dan Wijaya (2015: 32), Price to Return on Equity (ROE) dapat dihitung dengan
Book Value (PBV) dikenal juga sebagai Market cara berikut:
to Book Value (MBV). Dalam penelitian ini, 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
ROE = 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
variabel PBV ditransformasi dalam bentuk
logaritma natural. Penggunaan logaritma natural b. Struktur Modal
memiliki tujuan agar hasil tidak menimbulkan Pada penelitian ini, struktur modal
bias dan dimaksudkan agar data Price to Book diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER).
Value (PBV) dapat terdistribusi normal DER merupakan tingkat hutang yang dijamin
(Theresia dan Tendlilin, 2007) dalam (Aulia dan oleh modal sendiri, menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menutupi hutangnya dengan

64 Volume 9 Nomor 1 November 2019


Manajemen Keuangan ISSN: 2089-3477
e-ISSN: 2477-4774

modal sendiri. Variabel Debt to Equity Ratio keputusan, yaitu: (1) Jika sig dummy < nilai
(DER) ditransformasi dalam bentuk logaritma α (0,05) maka terdapat perbedaan koefisien
natural. Penggunaan logaritma natural memiliki yang berarti tolak H0 (pooling tidak dapat
tujuan agar hasil tidak menimbulkan bias dan dilakukan). (2) Jika sig dummy > nilai α
dimaksudkan agar data Debt to Equity Ratio (0,05) maka tidak terdapat perbedaan
(DER) dapat terdistribusi normal. Cara koefisien berarti tidak tolak H0 (pooling
menghitung Debt to Equity Ratio menurut dapat dilakukan).
Subramanyam (2014: 570) adalah: 2. Analisi Deskriptif
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
DER = Analisis ini digunakan untuk memberi
𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
c. Kebijakan Dividen gambaran atau deskripsi suatu data
Kebijakan dividen dalam penelitian ini (Ghozali, 2016: 19). Analisis ini
diproksikan dengan Dividend Payout Ratio menghitung nilai min, max, mean, dan
(DPR). Dalam penelitian ini, variabel Dividend standar deviasi dari variabel-variabel
Payout Ratio (DPR) ditransformasi dalam yang diujikan. Nilai min adalah nilai
bentuk logaritma natural. Penggunaan logaritma terendah dari sejumlah data yang
natural memiliki tujuan agar hasil tidak dianalisis pada suatu periode tertentu.
menimbulkan bias dan dimaksudkan agar data Nilai max adalah nilai tertinggi dari
Dividend Payout Ratio (DPR) dapat terdistribusi
sejumlah data yang dianalisis pada suatu
normal. Menurut Gitman dan Zutter (2015: 630),
periode tertentu. Nilai mean adalah nilai
cara perhitungan Dividend Payout Ratio (DPR)
adalah:
rata-rata dari sejumlah data yang
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 dianalisis pada suatu periode tertentu.
DPR = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 Standar deviasi adalah nilai yang
menunjukkan variasi data yang dianalisis
Teknik Pengumpulan Data
pada periode tertentu. Analisis ini
Teknik pengumpulan data yang
menekankan pada pembahasan data dan
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
observasi karena peneliti mengumpulkan data
subjek penelitian dengan menyajikan
yang berasal dari data sekunder. Data yang data secara sistematik dan tidak
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data menyimpulkan hasil penelitian.
sekunder yang terdiri dari: Laporan laba rugi, 3. Uji Asumsi Klasik
laporan keuangan, dan rasio keuangan a. Normalitas, pengujian ini dilakukan
perusahaan yang telah terdaftar di indeks LQ 45 untuk mengetahui apakah data yang
pada Bursa Efek Indonesia dari tahun 2015- tersedia berdistribusi normal atau
2017. tidak.
b. Multikolonieritas, bertujuan untuk
Teknik Analisis Data menguji apakah model regresi
Pengujian analisa yang dilakukan ditemukan adanya korelasi antar
adalah: variabel independen. Model regresi
1. Uji Pooling yang baik seharusnya tidak terjadi
Sebelum melakukan pengujian pada data korelasi di antara variabel
untuk mengetahui pengaruh variabel independen dengan melihat angka
independen terhadap variabel dependen, Tolerance dan Variance Inflation
harus diketahui apakah pooling data Factor (VIF).
penelitian (penggabungan antara data cross- c. Autokorelasi, bertujuan untuk
sectional dengan data time-series) dapat menguji menguji apakah dalam
dilakukan atau tidak. Kriteria pengambilan regresi linear ada korelasi antara

65 Volume 9 Nomor 1 November 2019


Manajemen Keuangan ISSN: 2089-3477
e-ISSN: 2477-4774

kesalahan penggangu pada periode Y= a + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e


sebelumnya. Model regresi yang 4.1 beri informasi berkenaan dengan x dan y
baik adalah regresi yang bebas dari nya.
autokorelasi.
d. Heteroskedastisitas, yaitu suatu HASIL DAN PEMBAHASAN
pengujian untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi Deskripsi Objek Penelitian
ketidaksamaan variance dari Perusahaan-perusahaan yang dijadikan
residual dari satu pengamatan ke objek penelitian untuk penelitian ini adalah
pengamatan lain. Jika variance dari perusahaan yang terdaftar pada index LQ 45
residual satu pengamatan ke periode tahun 2015 sampai 2017. Dalam
pengamatan lain tetap maka disebut penelitian ini perusahaan yang dijadikan sebagai
homokedastisitas dan jika berbeda sampel sebanyak 24 perusahaan.
disebut heterokedastisitas.
4. Analisis Regresi Berganda Analisis Deskriptif
Adalah analisis yang digunakan untuk Analisis statistik deskriptif memberikan
mengetahui pengaruh antara variabel bebas gambaran atau deskripsi suatu data yang
terhadap variabel terikat. Analisis regresi dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range,
berganda dalam penelitian ini
kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2013:19).
dikembangkan dengan model:

Tabel 1.3
Hasil Uji Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


ROE 72 .03 1.61 .2470 .31858
DER 72 .15 6.76 1.8360 1.87191
DPR 72 .04 1.39 .4526 .28185
PBV 72 .49 113.57 11.7011 22.96289
Valid N (listwise)
72

Sumber: Data sekunder yang diolah

deviasi sebesar 1.87191, rata-rata Dividen


Analisis statistik deskriptif dari variabel- Payout Ratio (DPR) sebesar 0.4526 dengan
variabel yang diuji dalam penelitian ini
disajikan dalam tabel yang menunjukkan angka terendah sebesar 0.04 yang berasal
bahwa rata-rata Return on Equity (ROE) dari PT. Lippo Karawaci dan tertinggi
sebesar 0.2470 dengan angka terendah sebesar 1.39 yang berasal dari PT.
sebesar 0.03 yang berasal dari PT. Lippo Indocement Tunggal dengan standar deviasi
Karawaci dan tertinggi sebesar 1.61 yang sebesar 0.28185, dan rata-rata untuk Price to
berasal dari PT. Matahari Department Store Book Value (PBV) 11.7011 dengan nilai
dengan standar deviasi sebesar 0.31858, rata- terendah adalah 0.49 yang berasal dari PT.
rata Debt to Equity (DER) sebesar 1.8360 Lippo Karawaci dan tertinggi 113.57 yang
dengan angka terendah sebesar 0.15 yang berasal dari PT. Bank Mandiri dengan
berasal dari PT. Indocement Tunggal Prakasa standar deviasi 22.96289.
dan tertinggi sebesar 6.76 yang berasal dari
PT. Bank Rakyat Indonesia dengan standar Analisis Regresi Linier Berganda

66 Volume 9 Nomor 1 November 2019


Manajemen Keuangan ISSN: 2089-3477
e-ISSN: 2477-4774

Dalam penelitian ini, peneliti berpengaruh secara signifikan terhadap


menggunakan tingkat signifikan 0,05. variabel dependen. Berdasarkan hasil
Analisis regresi digunakan peneliti untuk pengolahan data dengan program SPSS maka
melihat apakah variabel independen diperoleh model sebagai berikut:

Tabel 1.4
Hasil Regresi Linier Berganda
Variabel Unstandardized Coefficients
B Std. Error
(Constant) 3,214 0,275
LNROE 0,732 0,168
LNDER 0,319 0,111
LNDPR 0,424 0,178
Sumber: Data sekunder yang diolah

Y=3,214 + 0,732 LNROE + 0,319 LNDER + Ratio) mengalami kenaikan 1% maka nilai
0,424 LNDPR perusahaan (price book value) akan meningkat
Jika dilihat dari persamaan regresi sebesar 0,424 dengan asumsi variabel
berganda di atas, dapat dijelaskan bahwa independen lainnya memiliki nilai konstan dan
koefisien konstanta sebesar 3,214 artinya jika memiliki hubungan positif antara kebijakan
profitabilitas (Return on Equity), struktur modal dividen (Dividend Payout Ratio) dengan nilai
(Debt to Equity Ratio), dan kebijakan dividen perusahaan (price book value) sehingga jika
(Dividend Payout Ratio) sama dengan nol maka kebijakan dividen mengalami kenaikan maka
nilai perusahaan (Price to Book Value) adalah nilai perusahaan (price book value) juga akan
sebesar 3,214. meningkat.
Koefisien regresi variabel profitabilitas
(Return on Equity) sebesar 0,732 artinya jika PEMBAHASAN
profitabilitas (Return on Equity) mengalami
kenaikan 1% maka nilai perusahaan (Price to Pengaruh profitabilitas terhadap nilai
Book Value) akan meningkat sebesar 0,732
perusahaan
dengan asumsi variabel independen lainnya
memiliki nilai konstan dan memiliki hubungan Hipotesis satu yang menyatakan
positif antara profitabilitas (Return on Equity) profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai
dengan nilai perusahaan (Price to Book Value) perusahaan diterima. Profitabilitas memiliki
sehingga jika profitabilitas (Return on Equity) nilai koefisien regresi sebesar 0,732 (bernilai
naik maka nilai perusahaan (Price to Book positif). Jadi profitabilitas berpengaruh positif
Value) juga akan meningkat. terhadap nilai perusahaan. Selain itu, tingkat
Koefisien regresi struktur modal (Debt to
signifikan sebesar 0,000 dimana angka tersebut
Equity Ratio) sebesar 0,319 artinya jika
kebijakan hutang (Debt to Equity Ratio) < α (5%) yang berarti profitabilitas berpengaruh
mengalami kenaikan 1% maka nilai perusahaan signifikan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan
(price book value) akan mengalami kenaikan yaitu profitabilitas berpengaruh positif dan
sebesar 0,319 dengan asumsi variabel signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil
independen lainnya memiliki nilai konstan dan penelitian ini sesuai dengan penelitian
memiliki hubungan positif antara struktur modal sebelumnya yang dilakukan oleh Nuraeni, dkk
(Debt to Equity Ratio) dengan nilai perusahaan
(2016), Perwira dan Wiksuana (2018),
(price book value) sehingga makin tinggi
kebijakan hutang (Debt to Equity Ratio) maka Apsari,dkk (2015), dan Arindita dan Sampurno
nilai perusahaan (price book value) akan (2015), yaitu profitabilitas berpengaruh positif
semakin meningkat. dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Koefisien regresi variabel kebijakan Profitabilitas juga menjadi variabel yang sangat
dividen (Dividend Payout Ratio) sebesar 0,424 penting bagi pemegang saham, selain
artinya jika kebijakan dividen (Dividend Payout
berpeluang mendapatkan dividen yang lebih

67 Volume 9 Nomor 1 November 2019


Manajemen Keuangan ISSN: 2089-3477
e-ISSN: 2477-4774

besar tentunya juga menjadi salah satu faktor


yang menjadi indikator untuk menaikkan harga
saham perusahaan. Apabila harga saham naik Pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai
tentunya nilai perusahaan juga meningkat. perusahaan
Hipotesis tiga yang menyatakan
Pengaruh struktur modal terhadap nilai kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap
perusahaan nilai perusahaan diterima. Kebijakan dividen
Hipotesis dua yang menyatakan struktur memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,424
modal berpengaruh negatif terhadap nilai (bernilai positif). Jadi kebijakan dividen
perusahaan ditolak. Struktur modal memiliki berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
nilai koefisien regresi sebesar 0,319 (bernilai Selain itu, tingkat signifikan sebesar 0,020
positif). Jadi struktur modal berpengaruh positif dimana angka tersebut < α (5%) yang berarti
terhadap nilai perusahaan. Selain itu, tingkat kebijakan dividen berpengaruh signifikan.
signifikan sebesar 0,005 dimana angka tersebut Sehingga dapat ditarik kesimpulan yaitu
< α (5%) yang berarti struktur modal kebijakan dividen berpengaruh positif dan
berpengaruh signifikan. Sehingga dapat ditarik signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil
kesimpulan yaitu struktur modal berpengaruh penelitian ini sesuai dengan penelitian
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. sebelumnya yang dilakukan oleh Senata (2016),
Dengan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Putra dan Lestari (2016), Wijaya dan Sedana
perusahaan yang melakukan peningkatan hutang (2015), Perwira dan Wiksuana (2018), Pracihara
akan menaikkan nilai perusahaan. Hal ini tidak (2016), dan Nasehah dan Widyarti (2012), yaitu
sesuai dengan hipotesis penelitian yang kebijakan dividen berpengaruh positif dan
diajukan, hasil ini juga tidak sejalan dengan hasil signifikan terhadap nilai perusahaan.
penelitian oleh Nuraeni,dkk (2016), Kebijakan dividen yg tepat sangat penting untuk
Pasaribu,dkk (2016), dan Pracihara (2016). memaksimalkan nilai perusahaan. Karena para
Struktur modal berpengaruh terhadap nilai pemegang saham tidak semuanya para spekulan
perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang hanya mengincar capital gain. Banyak juga
Trade-off Theory dimana dalam teori tersebut para stake holder yang mengharapkan kestabilan
menjelaskan manajer dapat memilih rasio jumlah dividen yang dibagikan setiap akhir
hutang untuk memaksimalkan nilai perusahaan tahun. Dividen yang stabil dan cendrung
sampai pada titik tertentu. Dalam komposisi meningkat diharapkan akan menimbulkan
tertentu, hutang akan meningkatkan persepsi positif sehingga memaksimumkan nilai
produktivitas perusahaan yang secara otomatis perusahaan.
akan meningkatkan nilai perusahaan, tetapi jika
komposisi itu menjadi berlebihan maka yang KESIMPULAN DAN SARAN
terjadi adalah penurunan nilai perusahaan. Hal
ini sejalan dengan hasil penelitian yang Berdasarkan pengujian analisis regresi
dilakukan Gayatri dan Mustada (2014), Julianti maka didapatkan hasil bahwa profitabilitas
(2018), dan Mardiyanti,dkk (2012) yang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan,
menyatakan bahwa struktur modal memiliki struktur modal berpengaruh positif terhadap
pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. nilai perusahaan, dan kebijakan dividen
Struktur modal yang optimal, akan membuat berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
nilai perusahaan meningkat. Karena kombinasi
antara hutang dan modal sendirinya tepat. Jadi SARAN
besar utang yang dimiliki perusahaan tidak Diharapkan peneliti selanjutnya dapat
membebani kemampuan perusahaan membayar memperluas penelitian dengan menggunakan
bunga dan cicilan utang nya.. proksi lainnya untuk mengukur profitabilitas,

68 Volume 9 Nomor 1 November 2019


Manajemen Keuangan ISSN: 2089-3477
e-ISSN: 2477-4774

struktur modal, kebijakan dividen, dan nilai Hardiningsih, P., & Oktaviani Rachmawati, M.
perusahaan serta memperluas sampel tidak (2012). Determinan Kebijakan Hutang.
hanya terbatas pada perusahaan-perusahaan 1(1): 11-20.
yang terdaftar pada indeks LQ 45 saja.
Herawati, T. (2013), Pengaruh Kebijakan
Dividen Kebijakan Hutang Dan
DAFTAR PUSTAKA
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan,
Universitas Negeri Padang.
Apsari Idha, A., Dwiatmanto., & Azizah Devi,
F. (2015), Pengaruh Return On Equity Hermuningsih, S. (2013), Pengaruh
Net Profit Margin Debt To Equity Ratio Profitabilitas Growth Opportunity
Dan Longterm Debt To Equity Ratio Struktur Modal Terhadap Nilai
Terhadap Price Book Value. Jurnal Perusahaan Pada Perusahaan Publik Di
Administrasi Bisnis (JAB), 27(2): 1-8. Indonesia, Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan.
Arindita, G. & Sampurno, R, D. (2015), Analisis
Pengaruh Struktur Modal Profitabilitas Julianti, D. (2018), Pengaruh Rasio Hutang
Kebijakan Dividen Dan Size Terhadap (DER) Dan Profitabilitas (ROA)
Nilai Perusahaan. Diponegoro Journal Of Terhadap Nilai Perusahaan (PBV),
Management, 4(2): 1-9. Universitas Komputer Indonesia.
Asnawi, Said Kelana & Chandra, W. (2015), Jusriani Ika, F., & Rahardjo Shiddiq, N. (2013),
Finon (Finance for Non Finance), Analisis Pengaruh Profitabilitas,
Jakarta: Rajawali Pers. Kebijakan Deviden, Kebijakan Hutang,
Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap
Asnawi, Said Kelana & Chandra W. (2006).
Nilai Perusahaan. Diponegoro Journal Of
Metodologi Penelitian Keuangan:
Accounting. 2(2): 2-7.
Prosedur, Ide dan Kontrol. Yogyakarta:
Graha Ilmu. Labelaha Devina, L, A., & Saerang Ivonne, S.
(2016). Pengaruh Price Earnings Ratio
Batsyeba Eka, W. (2013). Pengaruh
Debt To Equity Ratio Dan Dividend
Konvergensi IFRS Terhadap Liabilitas
Payout Ratio Terhadap Nilai Perusahaan
Dan Pengaruhnya Terhadap Laporan
BUMN Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Konsolidasi. Universitas Negeri
Indonesia Periode 2011-2014. Jurnal
Surabaya.
Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(2): 376-385.
Brigham, F. Eugene & Houston, Joel F. (2011),
Mardayanti, U., Nazir Ahmad, G., & Putri, R.
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan
(2012), Pengaruh Kebijakan Dividen
Buku II, (Ed. 11), Jakarta: Erlangga.
Kebijakan Hutang Dan Profitabilitas
Fernandar, G., & Surya, R. (2012), Pengaruh Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur,
Keputusan Investasi Keputusan Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia,
Pendanaan Dan Kebijakan Dividen 3(1): 1-17.
Terhadap Nilai Perusahaan. Diponegoro
Martikarini, Nani. (2014). Pengaruh
Journal Of Accounting. 1(2): 2.
Profitabilitas, Kebijakan Hutang, dan
Ghozali, I. (2016), Aplikasi Analisis Kebijakan Dividen Terhadap Nilai
Multivariete: IBM SPSS 23 (Ed. 8), Badan Perusahaan. Jurnal. Universitas
Penerbit Universitas Diponegoro. Gunadarma, Jakarta

69 Volume 9 Nomor 1 November 2019


Manajemen Keuangan ISSN: 2089-3477
e-ISSN: 2477-4774

Nasehah, D., & Widyarti Endang, T. (2012),


Analisis Pengaruh ROE DER DPR
Growth Dan Firm Size Terhadap Price To
Book Value, Diponegoro Journal Of
Management, 1(1): 2-6.
Sulasmiyati, S. (2016), Pengaruh Struktur
Pasaribu Mirry, Y., Topowijono., & Samsuar, Modal Struktur Kepemilikan Dan
Tenriola dan Akramunnas. (2017). Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Faktor Fundamental dan Pada Perusahaan Sektor Industri Dasar
Teknikal Terhadap Harga Saham Dan Kimia Yang Terdaftar Di BEI Tahun
Industri Perhotelan yang Terdaftar di 2011-2014. Jurnal Administrasi Bisnis
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi (JAB).
dan Perbankan Syariah. Vol. 1, No. 1.
Perwira Aak Agung Gde, A, N., & Wiksuana I
Sukirni, D. (2012), Kepemilikan Manajerial, usti, B. (2018), Pengaruh Profitabilitas
Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dan Pertumbuhan Aset Terhadap
Dividen Dan Kebijakan Hutang Analisis Kebijakan Dividen Dan Nilai Perusahan,
Terhadap Nilai Perusahaan, Accounting Fakultas Ekonomi dan Busnis Universitas
Analysis Journal (AAJ). Udayana Bali.
Sutrisna, K., Purnamawati Gusti, A., & Wahyuni PraciharaSonya, M. (2016), Pengaruh Kebijakan
Made, A. (2017). Pengaruh Hutang Kepemilikan Manajerial
Keterlambatan Pelaporan Keuangan Kebijakan Dividen Dan Ukuran
Terhadap Harga Saham Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan.
Perusahaan. e-Journal S1 Ak, 8(2). Jurnal Ilmu Manajemen.
Taufiq, R., Rahayu Sri, M., & Azizah Devi, F.
(2015). Analisis Pengaruh Return On
Equity (ROE), Debt Equity Ratio (DER),
Dan Dividend Payout Ratio (DPR)
Terhadap Price Earning Ratio (PER).
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 21(1):
1-8.

70 Volume 9 Nomor 1 November 2019

You might also like