You are on page 1of 6

TUGAS

TELAAH KRITIS ARTIKEL PENELITIAN



Gea Pandhita S




Judul Artikel Penelitian:

INTRA ARTERIAL HEPARIN FLUSHING INCREASES MANUAL
MUSCLE TEST MEDICAL RESEARCH COUNCILS (MMT-MRC)
SCORE IN CHRONIC ISCHEMIC STROKE PATIENT

Terawan Agus Putranto1,2, Irawan Yusuf1, Bachtiar Murtala1, Andi Wijaya1

1Faculty of Medicine, Hasanuddin University, Makassar-Indonesia
2Gatot Soebroto, Army Central Hospital, Jakarta-Indonesia, Jl. Abdul Rahman

Saleh No.24, Jakarta-Indonesia



Bali Medical Journal (Bali Med J) 2016, Volume 5, Number 2: 25-29




Telaah Kritis Artikel Penelitian


Description of the evidence
- What was the exposure or intervention?
Intra Arterial Heparin Flushing
- What was the outcome?
Manual Muscle Test Medical Research Councils (MMT-MRC)
- What was the study design?
Quasi experimental one group pre-test post-test
- What was the study population
Chronic ischemic stroke patients in Cerebrovascular Center Gatot
Soebroto Indonesian Army Central Hospital
- What was the main result
MMT score mean value increased 30,21 (CI 95% SD 10,47) before IAHF
treatment become 36,27 (CI 95% SD 11,59) after IAHF treatment. There
is a significant difference between pre and post IAHF treatment in
Chronic Ischemic Patient (p<0,05).




1
Are the results of this individual study valid?

1. Was the assignment of patients to treatment randomized? And was the
randomization list concealed?

MATERIALS AND METHODS
Design and Samples
This is an experimental study using pretest-posttest group design, with
randomized controlled clinical trial that was approved by Hasanuddin
University Ethical Committee with register number UH14110582, with 75
chronic ischemic stroke patients in Cerebrovascular Center Gatot Soebroto
Indonesian Army Central Hospital started from February 2015.

Komentar:
1. Penelitian tersebut bukan merupakan penelitian eksperimental
randomized controlled clinical trial.
What is a randomised controlled trial?
A study in which people are allocated at random to receive one of
several interventions
2. Penelitian tersebut adalah penelitian quasi eksperimental one group pre-
test post-test
3. Tidak terdapat random allocation (randomisasi) pada penelitian
tersebut.
4. Kelemahan penelitian quasi eksperimental one group pre-test post-test
adalah rendahnya validitas internal. Selain itu, terkait metode sampling
subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut,
mengakibatkan rendahnya validitas eksternal, sehingga hasil penelitian
tidak dapat dilakukan generalisasi pada populasi yang luas.


2. Was follow-up of patients sufficiently long and complete?

RESULT
75 chronic ischemic stroke patients were participated in our study.

Komentar:
1. Artikel penelitian tidak menyebutkan berapa pasien yang mengalami
lost to follow-up
2. Dalam sub-bab Design and Samples dan dalam bab RESULT
disebutkan bahwa terdapat 75 subjek penelitian yang berpartisipasi
dalam penelitian tersebut. Ketrangan ini mengindikasikan bahwa tidak
terdapat pasien yang mengalami lost to follow-up.
3. Artikel penelitian tidak menyebutkan berapa lama waktu follow-up
setelah pemberian terapi, namun dalam bab CONCLUSIONS dinyatakan
bahwa pada penelitian selanjutnya akan dilakukan pengukuran outcome
secara serial selama tiga bulan.

2
3. Were all patients analyzed in the groups to which they were
randomized?

RESULT
75 chronic ischemic stroke patients were participated in our study. MMT
values before and after IAHF treatment were analyzed using paired t-test

Komentar:
1. Tidak terdapat random allocation (randomisasi) pada penelitian
tersebut.
2. Penelitian tersebut adalah penelitian quasi eksperimental one group
pre-test post-test
3. Dalam bab RESULT disebutkan bahwa keseluruhan subjek penelitian
yang berpartisipasi dianalisis dalam group tunggal (before-after)


4. Were patients and clinicians kept blind to treatment?

Komentar:
1. Penelitian tersebut adalah penelitian quasi eksperimental one group
pre-test post-test
2. Keseluruhan subjek penelitian mendapatkan intervensi terapi
eksperimental yang sama
3. Tidak terdapat blind to treatment


5. Were groups treated equally, apart from the experimental therapy?

Komentar:
1. Penelitian tersebut adalah penelitian quasi eksperimental one group
pre-test post-test
2. Keseluruhan subjek penelitian mendapatkan terapi eksperimental yang
sama, namun tidak dijelaskan apakah subjek penelitian mendapatkan
terapi lain selain terapi eksperimental tersebut, dan apakah terapi lain
tersebut sama untuk setiap pasien.

6. Were the groups similar at the start of the trial?

Komentar:
1. Artikel penelitian tidak menampilkan karakteristik dasar subjek
penelitian secara jelas
2. Penelitian tersebut adalah penelitian quasi eksperimental one group
pre-test post-test





3
Are the valid results of this individual study important?

7. What is the magnitude of the treatment effect?

RESULT
Table 1. The Difference of MMT Pre and Post IAHF treatment.



We found that MMT score mean value increased 30,21 (CI 95% SD 10,47)
before IAHF treatment become 36,27 (CI 95% SD 11,59) after IAHF
treatment. There is a significant difference between pre and post IAHF
treatment in Chronic Ischemic Patient (p<0,05). To find the efficacy of the
IAHF procedure on chronic ischemic stroke patients, we counted the Delta
value between MMT score before and after IAHF treatment as shown in table
2.

Table 2. MMT Score mean difference before and after IAHF treatment.



Komentar:
1. Variabel outcome pada penelitian ini menggunakan besaran kontinyu,
sehingga tidak dapat dihitung angka Number Needed to Treat (NNT)
2. Penelitian ini menghitung perbedaan rerata nilai MMT-MRC setelah
terapi dibandingkan dengan nilai MMT-MRC sebelum terapi
menggunakan analisis statistik paired t-test
3. Artikel penelitian tidak menampilkan secara jelas bagaimana cara
pengukuran outcome sehingga diperoleh angka MMT-MRC seperti
tersebut di atas (misal: apakah pengukuran dilakukan pada ekstremitas
atas, atau ekstremitas bawah? Apakah nilai tersebut merupakan
penjumlahan dari kedua ekstremitas?)
4. Artikel penelitian juga tidak menjelaskan secara detail terkait aspek
validitas dan reliabilitas pengukuran MMT-MRC


8. How precise is this estimate of the treatment effect?

RESULT
Table 1. The Difference of MMT Pre and Post IAHF treatment.



Komentar:

4
1. Nilai 95% CI untuk MMT pre-IAHF adalah sekitar antara 27,79-32,63
2. Nilai 95% CI untuk MMT post-IAHF adalah sekitar antara 33,59-38,95


Are the valid, important results of this individual study applicable to our
patient?

9. Is our patient so different from those in the study that its results cannot
apply

Komentar:
1. Artikel penelitian tidak menampilkan karakteristik dasar subjek
penelitian secara jelas, sehingga belum dapat diketahui kesesuaian
antara subjek penelitian dengan pasien di rumah sakit lain
2. Artikel penelitian tidak menampilkan kriteria subjek yang jelas,
sehingga kemungkinan terdapat keragaman pasien dalam hal keparahan
klinis, tingkat keparahan atau perluasan lesi infark di otak, dll.
3. Artikel penelitian tidak menjelaskan secara detail tentang kriteria stroke
iskemik kronis, khususnya terkait berapa lama periode waktu setelah
onset, pada masing-masing subjek. Semakin lama periode waktu setelah
onset stroke akut, kemungkinan telah terjadi reperfusi alamiah ke
daerah iskemik otak tanpa tindakan medis terapi reperfusi.

10. Is the treatment feasible in our setting?

Komentar:
1. Artikel penelitian menjelaskan metode terapi cukup jelas, sehingga
memungkinkan untuk dapat dilakukan di rumah sakit lain
2. Sebagai catatan, belum ada penelitian sebelumnya yang membahas
reperfusi menggunakan trombolitik untuk kasus stroke iskemik kronis.
Oleh karena itu, penggunaan IAHF pada penelitian ini yang tanpa
didahului uji coba yang ketat sebelumnya (fase-fase awal clinical trial)
dapat menjadi pertanyaan terkait bagaimana aspek etika penelitian ini.

11. What are our patients potential benefits and harms from the therapy?

Komentar:
1. Penelitian tersebut tidak menganalisis kemungkinan adanya efek
samping atau efek merugikan terkait terapi yang dilakukan.
2. Penelitian tersebut hanya mengukur satu variabel outcome, yaitu nilai
MMT-MRC.
3. Kelemahan penelitian quasi eksperimental one group pre-test post-test
adalah rendahnya validitas internal. Selain itu, terkait metode sampling
subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, mengakibatkan
rendahnya validitas eksternal. Oleh kaena itu, hasil penelitian tidak
dapat dilakukan generalisasi pada populasi yang luas.

5
Catatan Ringan:

(1) Desain penelitiannya kan bukan eksperimental RCT, tp quasi experimental
(eksperimental semu) tipe one group pre-test post-test. Kenapa ya di artikel
penelitian kok ditulis This is an experimental study using pretest-posttest
group design, with randomized controlled clinical trial.

(2) Ada bbrp kelemahan yg membuat artikel tsb tdk memadai dijadikan
evidence based:
a. Desain one group pre-test post-test adlh desain quasi experimental yg paling
lemah. Tdk ada randomisasi & tdk ada group kontrol,
b. Variabel2 lain yg dpt mempengaruhi tjdnya outcome tdk ikut
diperhitungkan. Pdhl bs sj ada variabel lain yg lbh berperan thd tjdnya
outcome dibandingkan IAHF yg diteliti tsb,
c. Penggunaan uji statistik beda rerata nilai MMT-MRC post-test dibandingkan
pre-test dpt menimbulkan kesimpulan yg keliru kl diinterpretasikan
terburu2:
nilai MMT-MRC pre-test pasti lebih rendah dibandingkan populasi
normal, soalnya pasien kan penderita stroke. Nilai ini dg berjalannya
waktu pasti cenderung akan meningkat/membaik (apalagi ada pengaruh
variabel lain). Jd otomatis akan tjd perbedaan rerata post-test
dibandingkan pre-test, meskipun tanpa intervensi IAHF.

(3) Hasil uji statistik yg menunjukkan perbedaan bermakna antara nilai MMT-
MRC pre-test dg pos-test tdk otomatis menunjukkan hubungan kausalitas
(sebab-akibat) antara IAHF dengan nilai MMT-MRC

You might also like