You are on page 1of 12

Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Produktivitas Kerja

Intan Kumala Heina


Administrasi Niaga-Politeknik Negeri Bandung

Abstract

Culture is a system of beliefs, values and Labor productivity consists of three


norms that evolve in an organization that aspects, namely: first, productivity is the
guide the behavior of its members in the physical output per unit of productive
face of external adjustment and internal enterprises; second, productivity is the
integration. Overview essence of effectiveness of the management of
organizational culture can be seen in the industry within the facility pengguanaan-
characteristics of organizational culture, fasilias for production; and third,
including: the identity of the members, the productivity is the effectiveness of the use
focus of people, the unification unit, risk of labor and equipment. But the bottom
tolerance and control. A description of the line all lead to the same goal, that of labor
culture adopted by the company can be productivity is the ratio of the work by the
seen from the picture above characteristics. time needed to produce a product of labor.
The ilustration is used as the basis to Factors that can affect the productivity of
equate the interpretation that the employees, namely training, mental and
organization's members feel have the physical abilities of employees, the
organization and motivate members of the relationship between superiors and
organization in order to be able to behave subordinates. Results from the study
in accordance with the values and norms showed signs that there is a relationship
that exist within the organization. In order between person-organization fit and job
for the company's goals can be achieved, satisfaction, commitment and employee
management must understand the essence turnover, which the individual matching
of the culture of the organization. Seventh the organizational culture tend to have job
essence is whether the organizational satisfaction and commitment is low,
culture to stimulate or undermine the consequently the tendency to leave the
creativity of its members or not, the organization are of course higher (level
organizational culture must also give high employee turnover). The results also
referrals, In the culture of the organization suggest that the cultural values
should also be reflected management significantly affect the effectiveness of the
views as to whether the employee is organization through a progressive
required to the final or follow processes increase in output quality and reduce the
and procedures, organization culture also cost of procurement of labor. Overall
should reflect that management is aware of discussion in advance indicates that
how important the human resources as the organizational culture has a strong impact
most tactical component in the on the propensity of its members in
organization, personality how that should displaying certain behavior and ultimately
be shown by the employees, and the have an impact on work productivity.
dominant purpose of the organization.
Keywords : Organization Culture,
Productivity
Setiap perusahaan berusaha untuk menentukan keberhasilan sebagai anggota
mencapai keunggulan dalam kompetisi organisasi pada level yang berpengaruh.
antar perusahaan, sedangkan perusahaan
juga melakukan hal serupa. Kondisi Dapat dikatakan bahwa setiap orang yang
tersebut merupakan dampak dari datang ke suatu perusahaan atau organisasi
globalisasi yang tumbuh dalam dunia dengan membawa ‘budaya pribadi’
bisnis yang membuat persaingan menjadi masing-masing, harus segera mempelajari
tidak terprediksi dan tidak pasti. Selain itu budaya organisasi yang bersangkutan
persaingan juga sangat ketat dan dinamis. untuk melakukan adaptasi atau
Setiap organisasi memiliki karakteristik penyesuaian terhadap apa yang harus
atau jati diri yang menjadi khas organisasi dilakukannya. Keharusan tersebut yang
tersebut. Artinya, setiap organisasi dimaksud dengan salah satu sasaran proses
memiliki suatu ‘kepribadian’ yang seleksi yaitu perolehan gambaran apakah
membedakannya dengan organisasi seseorang bersedia dan mampu melakukan
lainnya. Kepribadian yang khas tersebut penyesuaian yang diperlukan tersebut atau
tentunya tidak terbentuk seketika suatu tidak. Meskipun pada kenyataannya
organisasi didirikan. Organisasi tersebut manajemen tidak akan mengabaikan dan
membutuhkan waktu untuk proses akan mempertimbangkan budaya pribadi
bertumbuh, berkembang, dan mapan. yang dianut oleh para anggota organisasi,
Dapat dikatakan dalam setiap hal tersebut tidak berarti bahwa
perkembangan itu organisasi akan pembiasaan secara perorangan tidak
menemukan jati dirinya yang berbeda dari diperlukan, karena pada akhirnya budaya
organisasi lain. Sehingga, organisasi organisasilah yang lebih berperan dalam
tersebut memiliki kepribadian sendiri. sebuah organisasi, bukan budaya pribadi.
Budaya merupakan salah satu faktor Dengan demikian, hal mendasar dalam
pembeda masing-masing organisasi. pembahasan budaya organisasi adalah
Pengertian sederhana dari budaya kemauan, kemampuan, dan kesediaan
organisasi adalah pandangan yang serupa seseorang membiasakan perbuatannya
di kalangan seluruh anggota organisasi dengan budaya organisasi, mempunya
mengenai makna hakiki dari kehidupan pengaruh yang besar terhadap
bersama. Pengertian tersebut berarti bahwa kemampuan dan kesediaannya untuk
didalam lingkungan suatu organisasi meningkatkan produktivitas kerjanya.
memerlukan pemahaman yang pasti
tentang ‘cara-cara berperilaku dan Pembahasan
bertindak yang dapat diterima bagi Budaya Organisasi
organisasi.’ Keterkaitan yang sangat Budaya organisasi adalah sistem
fundamental adalah bahwa adanya penyebaran nilai-nilai yang berada dalam
seseorang dalam suatu organisasi hanya suatu organisasi dan berguna sebagai
akan diterima oleh berbagai pihak di dalam pengarah perilaku anggota-anggotanya.
organisasi tersebut, seperti atasan, Apabila budaya organisasi mendukung
manajemen, dan rekan-rekan setingkat strategi organisasi dan bila dapat
apabila yang bersangkutan bersedia dan menjawab atau mengatasi lingkungan
mampu melakukan penyesuaian- degan segera, budaya organisasi bisa
penyesuaian dalam dirinya termasuk dalam menjadi alat keunggulan kompetitif yang
tindakan dan perilakunya sehingga hal utama. (Soedjono, 2005).
tersebut mencerminkan penerimannya
kepada budaya organisasi. Bahkan, An organization’s culture is a pattern of
kemampuan dan kesediaan tersebut dapat basic assumptions invented, discovered
valid and developed by a given group as it
learns to cope with is problems of external Gambaran esensi budaya organisasi dapat
adaption and internal consolidation that dilihat pada karakteristik menurut
has worked well enough to be judge valid Dharma, 2004 berikut :
and to be taught to new members as the 1. Identitas anggota, dimana karyawan
correct way to perceive, think and feel in dapat mengidentifikasi organisasi
relation to these problem. (Edgar H. secara keseluruhan; 2. Penekanan
Schein dalam Mangkunegara, 2008). kelompok, yang mana kegiatan dan
tugas lebih diorganisir untuk
Robins (2008) mengartikan budaya dikerjakan secara berkelompok
organisasi sebagai system makna bersama daripada individu;
diantara anggota-anggota yang menjadi 2. Fokus orang, dimana keputusan
pembeda organisasi tersebut dengan manajemen memperhatikan dampak
organisasi-organisasi lain. eksternal yang dilakukan oleh karyawan
dalam organisasi;
Berdasarkan pendapat diatas dapat 3. Penyatuan unit, dimana unit-unit
disimpulkan bahwa budaya merupakan didorong agar bisa berfungsi secara
sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma terkoordinasi atau bebas.
yang berkembang dalam sebuah organisasi 4. Toleransi resiko, dimana karyawan
yang menjadi pedoman tingkah laku bagi didorong agar dapat bekerja secara
anggota-anggotanya dalam menghadapi kreatif dan berani mengambil resiko.
penyesuaian eksternal dan integrasi 5. Pengendalian, dimana pengawasan dan
internal. (Soedjono, 2005; Edgar H. pengendalian karyawan dengan
Schein dalam Mangkunegara, 2008; menggunakan peraturan, regulasi, dan
Robins 2008). pengendalian langsung.

Seseorang pada dasarnya tidak akan Gambaran mengenai budaya yang dianut
terlepas dari lingkungannya. Kepribadian oleh perusahaan dapat dilihat dari
akan dibentuk oleh lingkungan dan gambaran karakteristik diatas. Gambaran
tentunya kepribadian tersebut harus tersebut dijadikan dasar dalam
didukung oleh norma yang diakui menyamakan interpretasi bahwa anggota
kebenarannya dan sebagai pedoman dalam organisasi merasa mempunyai
bertindak agar kepribadian tersebut organisasinya dan memotivasi supaya
mengarah kepada sikap dan perilaku yang anggota organisasi dapat bertingkah laku
positif. Budaya yang kuat dapat menjadi sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang
kunci kesuksesan suatu organisasi. ada di dalam organisasi. Didalam budaya
Pemahaman terhadap budaya organisasi organisasi yang bagus sebaiknya
sebagai kesepakatan mengenai nilai yang diterapkan system pengendalian yang
mengikat semua anggota dalam organisasi disebut dengan social control system.
seharusnya dapat menentukan batasan Sistem pengendalian seperti itu tidak
normatif perilaku anggota organisasi. banyak mengaitkan orang lain untuk
meninjau apa saja yang dilakukan oleh
Peranan budaya organisasi secara spesifik seseorang tetapi yang terlibat secara
ialah membantu menciptakan jati diri langsung adalah orang yang bersangkutan
anggotanya, menciptakan ikatan emosional melalui komitmen dan kesepakatan.
antara organisasi dengan anggota
didalamnya, membantu menciptakan Fungsi-fungsi Budaya Organisasi
stabilitas organisasi. Dengan demikian, Setelah memahami bahwa setiap
budaya organisasi mempunyai pengaruh organisasi merupakan sebuah kesatuan
yang kuat kepada perilaku anggotanya. yang bersifat khas dan unik yang memiliki
jati diri masing-masing, serta dibedakan
oleh budaya yang berada didalamnya, Arti Penting Budaya Organisasi
dapat dipastikan bahwa para pimpinan Kecondongan sifat kompetisi menuju
dalam organisasi ingin agar budaya kompetisi global harus dihadapi dengan
tersebut dapat berdaya guna dengan baik, cepat dan tepat karena kompetisi yang
artinya, lebih menjamin kesuksesan bersifat mendunia tersebut biasanya
organisasi mencapai tujuan dan visi menuntut modifikasi tatanan manajemen
misinya, termasuk tujuan dan sasaran para atau struktur organisasi yang berdampak
anggotanya. Agar tujuan tersebut bisa pada budaya organisasi pada akhirnya,
tercapai, manajemen mesti memahami begitu pun sebaliknya. Namun, perubahan
berbagai esensi budaya organisasi. Ketujuh tersebut tidak akan optimal jika tidak
esensi yang dimaksud ialah : didukung oleh budaya yang kondusif
a. Apakah budaya organisasi menstimulasi terhadap perubahan tersebut. Organisasi
atau melemahkan kreativitas para sebagai suatu sistem yang terbuka, dapat
anggotanya atau tidak. Dan apakah diartikan sebagai homogeneus culture dan
manajemen akan mendorong para heterogeneus culture. Maksud dari
karyawannya agar bekerja secara homogeneus culture adalah budaya yang
inovatif dan mau mengambil resiko. seragam yang akan membentuk komitmen
b. Budaya organisasi juga harus memberi jangka panjang terhadap kemajuan
arahan, apakah karyawan diharapkan organisasi. Sedangkan heterogeneus
bekerja secara teliti, melakukan culture dikembangkan oleh subkultur yang
analisis, serta memperhatikan hal-hal berkembang dalam unit yang berbeda
yang detail, ataukah dibenarkan bekerja didalam sebuah organisasi.
hanya sekedar memenuhi standar
minimal. Untuk menjadikan anggota menjadi
c. Dalam budaya organisasi juga harus anggota organisasi yang baik, proses
tergambar pandangan manajemen sosialisasi diperlukan oleh anggota,
tentang apakah karyawan dituntut sehingga anggota tidak merasa canggung
kepada hasil akhir atau mengikuti dengan kondisi dan budaya yang telah
proses dan prosedur kerja. dimiliki organisasi. Biasanya, karyawan
d. Budaya organisasi juga harus yang bergabung pertama kali didalam
mencerminkan bahwa manajemen sebuah organisasi akan merasa asing dan
sangat menyadari berapa pentingnya merasa tidak mengerti tentang prosedur-
sumber daya manusia sebagai prosedur atau kebijakan-kebijakan serta
komponen yang paling taktis dalam nilai-nilai yang terdapat didalam
organisasi. organisasi. Salah satu tujuan sosialisasi
e. Budaya organisasi semestinya ialah memperkenalkan nilai-nilai budaya
memberikan penekanan tentang organisasi secara keseluruhan sehingga
pentingnya kerjasama dan kemampuan diharapkan karyawan akan memiliki
bekerja dalam tim, dan bukan malah tingkah laku sesuai dengan budaya
menonjolkan kehebatan individual, organisasi. Proses sosialisasi budaya tidak
walaupun kemampuan individual juga berlangsung dalam waktu yang singkat dan
diperlukan. juga membutuhkan perhatian yang serius.
f. Kepribadian yang bagaimana yang Pada akhirnya, proses sosialisasi
harus ditunjukkan oleh karyawan. diharapkan mampu memberikan gambaran
g. Tujuan yang dominan dalam organisasi yang tepat kepada karyawan mengenai
harus dinyatakan secara jelas pada lingkungan kerja dan budaya organisasi
rumusan budaya organisasi tempatnya bekerja.
Untuk menciptakan proses sosialisasi yang Produktivitas kerja merupakan suatu
tepat, dibutuhkan keterlibatan karyawan, istilah yang sering digunakan dalam
organisasi yang bersangkutan, dan perencanaan pengembangan industri pada
pemimpin yang dapat memberikan khususnya dan perencanaan
motivasi serta melakukan koordinasi yang pengembangan ekonomi nasional pada
tepat selama proses sosialisasi. Masing- umumnya. Pengertian produktivitas pada
masing organisasi pastinya mempunyai umumnya lebih dikaitkan dengan
definisi yang berbeda-beda tentang budaya pandangan produksi dan ekonomi, sering
organisasi. Seluruh sumber daya manusia pula dikaitkan dengan pandangan
harus bisa mengerti dengan tepat budaya sosiologi. Tidak dapat diingkari bahwa
organisasinya, karena pemahaman ini pada akhirnya apapun yang dihasilkan
sangat berkaitan dengan kegiatan yang melalui kegiatan organisasi dimaksudkan
dilakukan, baik perencanaan yang strategis untuk meningkatkan kesejahteraan
maupun kegiatan implementasi masyarakat termasuk di dalamnya tenaga
perencanaan, dimana setiap kegiatan kerja itu sendiri.
tersebut harus berdasarkan kepada budaya
organisasi. Produktivitas umumnya didefinisikan
sebagai hubungan antara output, seperti
Pengertian Produktivitas barang-barang atau jasa dengan input,
Setiap organisasi baik berbentuk seperti tenaga kerja, bahan, uang.
perusahaan maupun lainnya akan selalu Produktivitas adalah ukuran kemampuan
berupaya agar para anggota atau pekerja produktivitas. Suatu perbandingan antara
yang terlibat dalam kegiatan organisasi hasil output dan input. Input sering
dapat memberikan prestasi dalam bentuk dibatasi dengan tenaga kerja, sementara
produktivitas kerja yang tinggi untuk output diukur kedalam satuan fisik,
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. bentuk, dan nilai.

Di bidang industri, produktivitas memiliki Tohardi (2002) memberi pendapat bahwa


definisi sebagai tolok ukur yang relatif produktivitas kerja merupakan sikap
nilai atau tolok ukur yang ditampilkan oleh mental. Sikap mental yang selalu mencari
kemampuan produksi, yaitu sebagai pembaruan terhadap apa yang telah ada.
kombinasi dari produksi dan aktivitas; Suatu kepercayaan bahwa seseorang bisa
sebagai tolok ukur yaitu seberapa melakukan perkerjaan lebih baik pada hari
bermanfaat kita menggunakan sumber ini daripada hari kemarin dan hari esok
daya dalam meraih hasil yang diinginkan lebih baik dari hari ini. Pendapat tersebut
(Ravianto, 1991). didukung oleh

Selanjutnya, Webster (dalam Yatman Ravianto (1991), mengemukakan bahwa


dan Abidin, 1991) memberikan produktivitas pada dasarnya mencakup
penjelasan tentang produktivitas, yaitu: (a) sikap mental yang selalu memiliki
keseluruhan fisik dibagi unit dari usaha pendapat bahwa kehidupan hari ini harus
produksi; (b) tingkat keefektifan manajer lebih baik dari hari kemarin dan hari esok
industri dalam menggunakan aktivitas harus lebih baik dari hari ini. Sikap yang
untuk produksi: dan (c) keefektifan dalam seperti itu akan mendorong seseorang
menggunakan karyawan dan peralatan. untuk tidak gampang merasa puas,
Dalam setiap kegiatan produksi, semua namunharus mengembangkan diri dan
sumber daya mempunyai peran yang meningkatkan kemampuan kerja melalui
menentukan tingkat produktivitas, maka cara yaitu selalu mencari perbaikan-
sumber daya tersebut harus dikendalikan perbaikan dan peningkatan.
dan diatur dengan baik.
Menurut Kusrianto (1990), berpendapat peningkatan produktivitas justru
bahwa produktivitas adalah perbandingan dihasilkan oleh penyempurnaan
antara hasil yang dicapai dengan peranan pelatihan dan pengetahuan kerja,
karyawan persatuan waktu. Yang kesehatan dan alokasi tugas.
dimaksud peranan karyawan disini adalah 2. Mental dan kemampuan fisik karyawan
menggunakan sumber daya secara efisien Keadaan mental dan fisik karyawan
dan efektif. merupakan hal yang sangat penting
untuk menjadi perhatian bagi
Dari definisi-definisi tersebut di atas, organisasi, sebab keadaan fisik dan
penulis menyimpulkan bahwa mental karyawan memiliki relasi yang
produktivitas kerja terdiri dari tiga aspek, sangat erat dengan produktivitas kerja
yaitu : pertama, produktivitas adalah karyawan.
keluaran fisik per unit dari usaha 3. Hubungan antara atasan dan bawahan
produktif; kedua, produktivitas merupakan Hubungan atasan dan bawahan akan
tingkat keefektifan dari manajemen berdampak pada aktivitas yang
industri di dalam pengguanaan fasilitas- dilakukan sehari-hari. Bagaimana
fasilias untuk produksi; dan ketiga, pengamatan atasan terhadap bawahan,
produktivitas adalah keefektifan dari apakah bawahan berperan serta dalam
pengunaan tenaga kerja dan peralatan. menentukan tujuan. Sikap yang saling
Tetapi intinya semua mengarah pada jalin-menjalin mampu meningkatkan
tujuan yang sama, bahwa produktivitas produktivitas karyawan dalam
kerja adalah rasio dari hasil kerja dengan melakukan pekerjaan. Dengan
waktu yang dibutuhkan untuk demikian, apabila karyawan
menghasilkan produk dari seorang tenaga diperlakukan secara baik, maka
kerja. (Ravianto, 1991; Kusrianto, 1990; karyawan tersebut akan berperan
Tohardi, 2002) dengan baik pula dalam proses
produksi, sehingga akan mempengaruhi
Menurut Simanjuntak (1993), ada tingkat produktivitas kerja.
beberapa faktor yang dapat memengaruhi
produktivitas kerja karyawan, yaitu : Adapun Tiffin dan Cormick (dalam
1. Pelatihan Siagian, 2003), mengemukakan bahwa
Latihan kerja dimaksudkan untuk faktor-faktor yang memengaruhi
melengkapi karyawan dengan produktivitas kerja dapat digolongkan
keterampilan dan cara-cara yang tepat menjadi dua, yaitu:
untuk menggunakan peralatan kerja. 1. Faktor yang berasal diri individu,
Maka dari itu, latihan kerja dibutuhkan seperti umur, temperamen, keadaan
bukan saja sebagai pelengkap, tetapi fisik individu, kelelahan, dan motivasi.
juga sekaligus untuk menyerahkn dasar- 2. Faktor berasal dari luar individu, yaitu
dasar pemahaman. Karena melalui kondisi fisik seperti suara, penerangan,
latihan berarti para karyawan belajar waktu istirahat, waktu bekerja, upah,
untuk mengerjakan suatu pekerjaan bentuk organisasi, lingkungan sosial
dengan sungguh-sungguh dan tepat, dan keluarga.
serta dapat memperkecil atau
menjauhkan kesalahan-kesalahan yang Pengukuran produktivitas kerja pada
pernah dilakukan. Stoner (1991), dasarnya digunakan untuk mengetahui
mengemukakan bahwa peningkatan sejauhmana tingkat efektivitas dan
produktivitas pada pengembangan efisiensi kerja karyawan dalam
karyawan yag paling utama, bukan pada menghasilkan suatu hasil. Dalam usaha
pembaharuan peralatan. Dari hasil untuk dapat mengukur tingkat kemampuan
penelitian beliau menyebutkan 75% karyawan dalam mencapai sesuatu hasil
yang lebih baik dan ketentuan yang Berdasarkan pendapat di atas maka
berlaku (kesuksesan kerja). Tingkat pengukuran produktivitas dapat dilihat dari
produktivitas kerja karyawan yang dapat dua komponen yaitu:
diukur adalah : a. Efisiensi kerja
Efisiensi kerja karyawan dapat dilihat
a. Penggunaan waktu dari ketercapaian terget, ketepatan
Penggunaan waktu kerja sebagai alat waktu, ketepatan masuk kerja.
ukur produktivitas kerja karyawan b. Produksi
meliputi : Produksi kerja yang dihasilkan
1) Kecepatan waktu kerja karyawan dapat dilihat dari kualitas,
2) Penghematan waktu kerja peningkatan setiap bulan dan persentase
3) Kedisiplinan waktu kerja kesesuaian dengan harapan perusahaan.
4) Tingkat absensi
b. Output yaitu hasil produksi karyawan Hasil penelitian yang dilakukan O’Reilly,
yang diperoleh sesuai produk yang Chatman dan Caldwell (1991) dan
diinginkan perusahaan. Sheridan (1992) menunjukkan arti
pentingnya budaya organisasi dalam
Pengukuran produktivitas digunakan mempengaruhi perilaku dan sikap
sebagai sarana untuk menganalisa dan individu. Hasil dari penelitian tersebut
mendorong dan efisiensi produksi. menunjukkan tanda bahwa ada hubungan
Manfaat lain adalah untuk menentukan antara person-organization fit dan tingkat
target dan kegunaan praktisnya sebagai kepuasan kerja, komitmen dan turnover
patokan dalam pembayaran upah karyawan, dimana individu yang cocok
karyawan. dengan budaya organisasi condong untuk
memiliki kepuasan kerja dan komitmen
Alat pengukuran produktivitas karyawan rendah, akibatnya kecenderungan untuk
perusahaan dibedakan menjadi dua meninggalkan organisasi tentu saja lebih
macam, yaitu : tinggi (tingkat turnover karyawan tinggi).
a. Physical productivity Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
Physical productivity adalah nilai budaya secara signifikan
produktivitas secara kuantitatif seperti mempengaruhi efektivitas organisasi
ukuran (Size) panjang, berat, banyaknya melalui penigkatan kualitas output dan
unit, waktu dan banyaknya tenaga kerja. mengurangi biaya pengadaan tenaga kerja.
b. Value productivity Kesinambungan organisasi sangat
Value productivity adalah ukuran tergantung pada budaya yang dimiliki.
produktivitas dengan menggunakan Susanto (1997) berpendapat bahwa
nilai uang yang dinyatakan dalam budaya perusahaan dapat dimanfaatkan
rupiah, yen, won, dollar (J. Ravianto, sebagai daya saing unggulan organisasi
1986:21). dalam menghadapi tantangan dan
perubahan. Budaya organisasi pun dapat
Pengukuran produktivitas ini mempunyai berfungsi sebagai pengikat dalam proses
peranan yang sangat penting untuk menyeragamkan pendapat atau pandangan
mengetahui produktivitas kerja sesuai anggota terhadap suatu permasalahan,
dengan yang diharapkan perusahaan. sehingga akan menjadi satu kekuatan
Dalam penelitian ini yang menjadi dalam pencapaian tujuan organisasi.
pengukuran produktivitas kerja yaitu Beberapa manfaat budaya organisasi
penggunaan waktu dan hasil kerja atau out dikemukakan oleh Robbins (1994), yaitu:
put. 1. Membatasi peran yang dapat menjadi
pembeda antara organisasi yang satu
dengan organisasi lain karena masing-
masing organisasi memiliki peranan Pada akhirnya penerapan sosialisasi
yang berbeda, sehingga harus budaya organisasi akan mendukung dan
mempunyai akar budaya yang kuat mendorong sumber daya manusia untuk
dalam sistem dan kegiatan yang mencapai sasaran yang sudah ditetapkan.
terdapat di dalamya
2. Menimbulkan rasa memiliki label bagi Tujuan sosialisasi budaya organisasi
para anggota organisasi; dengan budaya adalah :
yang solid, anggota organisasi akan 1. Membentuk suatu sikap dasar,
merasa memiliki label yang merupakan kebiasaan dan nilai-nilai yang dapat
jati diri organisasinya. memupuk kerja sama, integritas, dan
3. Mengutamakan tujuan bersama komunikasi dalam organisasi
dibandingkan mengutamakan 2. Memperkenalkan budaya organisasi
kepentingan individu. pada anggota
4. Menjaga stabilitas organisasi; 3. Meningkatkan komitmen dan daya
komponen-komponen organisasi yang inovasi anggota
melekat karena pemahaman budaya
yang seragam akan menjadikan situasi Jeff Pfeffer dari Harvard Business
internal organisasi relatif stabil. School dalam Mangkunegara (2008),
menyimpulkan ada 7 praktek MSDM yang
Keempat fungsi yang telah disebutkan secara efektif mampu memperbaiki
diatas menunjukkan bahwa budaya dapat prestasi organisasi, yaitu :
membentuk tingkah laku dan tindakan 1. Seleksi ketat, yaitu proses seleksi
karyawan dalam menjalankan aktivitasnya. penerimaan calon anggota yang efisien
Maka dari itu, nilai-nilai yang terdapat dan valid. Faktor validasi tersebut
dalam suatu organisasi perlu dikenalkan terlaksana dengan melakukan fokus
sejak awal pada diri setiap anggotanya. proses terhadap sikap perilaku dan
kesesuaian budaya, diatas kesesuaian
Keberhasilan proses sosialisasi budaya jabatan dan Skill. Menurut Pfeffer, skill
tergantung pada dua hal utama (Susanto, dapat dibentuk melalui pelatihan,
1997), yakni: namun kita tidak dapat merubah sikap
1. Derajat keberhasilan mencapai dan perilaku.
kesesuaian nilai-nilai yang dimiliki 2. Pelatihan menyeluruh, yaitu pelatihan
karyawan baru dengan organisasi yang di perluas kepada pembentukan
2. Metode sosialisasi yang dipilih karakter pribadi, ini merupakan
manajemen puncak dalam konsekuensi logis dari tipe perusahaan
mengimplementasikan budayanya. Oleh yang fokus terhadap sikap perilaku dan
sebab itu, organisasi harus bisa budaya.
mengajak seluruh anggotanya, terutama 3. Manajemen berlandaskan kelompok,
anggota baru, untuk beradaptasi dengan yaitu pembagian tanggung jawab dan
budaya organisasi yang menjadi wewenang ke dalam kelompok untuk
pedoman pencapaian kinerja yang mencapai tujuan. Dengan kelompoknya,
optimal. semua karyawan akan merasa lebih
nyaman dan lebih cepat mendapatkan
Selain itu, organisasi (dibantu oleh solusi setiap masalah pekerjaannya
manajemen puncak) juga harus bisa 4. Reduksi perbedaan status, yaitu usaha
melakukan kegiatan sosialisasi budaya memperkecil perbedaan status antara
pada sumber daya manusianya, supaya manajemen dan staff. Pada dasarnya
hasil proses sosialisasi memberi pengaruh perbedaan status itu tidak ada, karena
positif pada produktivitas, komitmen, serta semuanya adalah karyawan yang
turnover sumber daya manusia tersebut. dibedakan karena tanggung jawabnya.
Di berbagai organisasi dunia sudah yang telah terbukti membangun prestasi
mulai dipraktekkan dengan tingi, meski anda berada di organisasi yang
menghilangkan berbagai keuntungan beroperasi secara lokal, namun berpikirlah
yang tidak produktif, misalnya Club secara Global.
membership, Credit card, Company car
dan lain-lain. Empat instrumen yang lumrah digunakan
5. Keamanan jabatan, yaitu ketenangan dalam pelestarian budaya organisasi ialah
bekerja bagi pekerja sebagai mitra yang penyebarluasan cerita tentang organisasi,
dijamin dengan adanaya kepastian ritus yang biasanya terjadi, simbol-simbol
jabatan dan jaminan kesejahteraan. materi yang digunakan, dan bahasa.
Meskipun adanya peraturan pemerintah Cerita-cerita tentang organisasi, terutama
tentang pesangon masih tentang pencapaiannya di masa lampau,
dipertentangkan, namun hal ini diharapkan dapat menggugah perasaan
merupakan suatu bentuk jaminan yang bangga dalam diri para karyawan sehingga
dapat mencapai situasi kemitraan mereka akan mengatakan bahwa jika
ketenagakerjaan. dengan budaya seperti itu perusahaan
6. Kompensasi berlandaskan prestasi, berhasil meraih kemajuan, berarti budaya
yaitu adanya sistem penggajian yang itu adalah budaya yang baik untuk
berhubungan dengan produktifitas. diterapkan. Ritus pun merupakan
Intinya semakin tinggi prestasi, akan instrumen yang manjur dalam melestarikan
semakin besar kompensasi yang budaya organisasi. Yang dimaksud dengan
diberikan kepada karyawan. Pilihan ritus ialah, rangkaian kegiatan yang terjadi
ESOP (employee stockownership berulang kali yang menonjolkan nilai-nilai
program) saat ini dinilai kurang dasar organisasi; tujuan mana yang
berhasil karena karyawan sebagai sifatnya kritikal, faktor-faktor apa yang
shareholder pada perusahaannya yang membuat orang-orang tertentu dalam
diharapkan akan berperilaku sebagai organisasi mendapat perlauan sebagai
layaknya pengusaha, ternyata orang-orang penting. Misalnya, kebiasaan
kebanyakan justru menjadi sebaliknya, perusahaan memberikan penghargaan
yaitu lebih merasa sebagai orang yang tertentu kepada karyawan yang paling
berkuasa untuk melakukan apapun berprestasi, pemimpin redaksi suatu surat
seenaknya tanpa prestasi apapun. kabar memberikan pena emas kepada
7. Berbagi informasi, bisa dilakukan wartawan yang dianggap paling berhasil
melalui berbagai cara, misalnya dengan memperoleh berita lebih cepat dari orang
metoda BSC (balancaed scorecard), lain, memberikan beasiswa kepada
dimana informasi finansial, kesetiaan mahasiswa yang paling berbakat sampai
customer melalui data market share yang bersangkutan menyelesaikan studi di
sampai dengan berbagai indikator perguruann tinggi, adalah beberapa contoh
prestasi karyawan dikomunikasikan tentang apa yang dimaksud.
secara terbuka.
Pemenuhan kebutuhan karyawan akan
Seluruh tujuh aspek praktek MSDM berbagai simbol adalah instrumen ketiga.
tersebut diatas, dilaksanakan oleh Seorang manajer yang mendapatkan
organisasi-organisasi setingkat dunia dan fasilitas seperti kendaraan dinas pribadi
terbukti menghasilkan produktifitas yang dengan pengemudinya, ruang kantor yang
maksimal dan selalu menigkat sesuai luas dengan perabot dan perlengkapan
tuntutan industri dan masyarakat. Apakah yang mewah, tempat parkir khusus di
anda sebagai anggota organisasi, maupun pelataran parkir, menggunakan lift khusus,
yang menyandang jabatan manajer makan siang atas biaya perusahaan, dan
tertantang untuk mempraktekkan MSDM semacamnya, tidak hanya berguna dalam
pelestarian budaya organisasi, akan tetapi suatu perusahaan atau organisasi dengan
sekaligus sebagai faktor motivasional yang membawa ‘budaya pribadi’ masing-
mendorong para anggota organisasi masing, harus segera mempelajari budaya
menampilkan kinerja yang semakin organisasi yang bersangkutan untuk
memuaskan. Hal tersebut berarti melakukan adaptasi atau penyesuaian
menigkatkan produktivitas kerja. terhadap apa yang harus dilakukannya.
Keharusan tersebut yang dimaksud dengan
Instrumen keempat adalah, penggunaan salah satu sasaran proses seleksi yaitu
bahasa tertentu yang mungkin hanya perolehan gambaran apakah seseorang
berlaku dalam organisasi yang bersedia dan mampu melakukan
bersangkutan saja, atau hanya dalam satu penyesuaian yang diperlukan tersebut atau
profesi saja. Dalam dunia diplomatik, tidak. Meskipun pada kenyataannya
misalanya, seorang duta besar disebut manajemen tidak akan mengabaikan dan
dengan sebutan ‘Yang Mulia’. Di berbagai akan mempertimbangkan budaya pribadi
masyarakat digunakan beraneka ragam yang dianut oleh para anggota organisasi,
istilah yang menggambarkan kedudukan hal tersebut tidak berarti bahwa
dan status seseorang. Demikian juga pembiasaan secara perorangan tidak
halnya dalam organisasi. Misalnya, ada diperlukan, karena pada akhirnya budaya
perusahaan yang menyebut pelanggan organisasilah yang lebih berperan dalam
sebagai ‘tamu’. Pekerja disebut ‘pelaku’. sebuah organisasi, bukan budaya pribadi.
Sedang bekerja disebut ‘sedang main di Dengan demikian, hal mendasar dalam
panggung’. pembahasan budaya organisasi adalah
Keseluruhan pembahasan di muka kemauan, kemampuan, dan kesediaan
menunjukkan bahwa budaya organisasi seseorang membiasakan perbuatannya
mempunyai dampak kuat pada dengan budaya organisasi, mempunya
kecenderungan para anggotanya dalam pengaruh yang besar terhadap kemampuan
menampilkan perilaku tertentu. Makin dan kesediaannya untuk meningkatkan
kuat budaya organisasi, makin tampak produktivitas kerjanya.
jelas keberhasilannya para anggota
melakukan penyesuaian. Yang masih perlu Saran
dipertanyakan ialah, sampai berapa kuat 1. Organisasi atau perusahaan organisasi
budaya organisasi tersebut? Budaya harus bisa melakukan kegiatan
organisasi memang harus sedemikian sosialisasi budaya pada sumber daya
kuatnya sehingga esensinya terpelihara, manusianya, supaya hasil proses
berfungsi dengan baik, dan pelestariannya sosialisasi memberi pengaruh positif
terjamin. pada produktivitas, komitmen, serta
turnover sumber daya manusia tersebut.
Kesimpulan 2. Nilai-nilai yang terdapat dalam suatu
Perusahaan yang unggul ditandai oleh organisasi perlu dikenalkan sejak awal
banyaknya inovasi yang dihasilkannya, pada diri setiap anggotanya.
sangat ditentukan oleh budaya organisasi 3. Karyawan sebaiknya diperlakukan
yang ada dalam perusahaan tersebut. secara baik, karena jika karyawan
Budaya organisasi berpengaruh positif dan tersebut diperlakukan dengan baik akan
signifikan terhadap kepuasan kerja berperan dengan baik pula dalam proses
karyawan, artinya budaya organisasi produksi, sehingga akan mempengaruhi
merupakan suatu konsep yang dapat tingkat produktivitas kerja.
dijadikan sarana untuk mengukur
kesesuaian dari tujuan organisasi, strategi
dan organisasi tugas, serta dampak yang
dihasilkan. Setiap orang yang datang ke
Daftar Pustaka Karyawan pada Terminal
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2008. Penumpang Umum di Surabaya.
Perilaku dan Budaya Organisasi. Jurnal Manajemen dan
Bandung : Refika Aditama. kewirausahaan Vol. 7 No. 1.
Robbins, P. Stephen dan Judge, A. STIESIA Surabaya.
Timothy. 2008. Perilaku Susanto, Astrid. S.1997. Pengantar
Organisasi. Jakarta : Salemba Sosiologi dan Perubahan Sosial.
Empat. Jakarta : Bina Cipta.
Robbins, P. Stephen. 1994. Teori Sheridan, J. E. 1992. Organizational
Organisasi Struktur Desain dan Culture and Employee Retention.
Aplikasi. Edisi 3. Jakarta : Arcan. The Academy of Management
Dharma, Surya. 2010. Manajemen Journal, 35(5), 1036–1056.
Kinerja. Yogyakarta : Pustaka Ravianto J. 1991. Produktivitas dan
Pelajar. Manajemen. Yogyakarta : UGM
Siagian, Sondang P. 2003. Teori & Press.
Praktek Kepemimpinan. Jakarta : Kusriyanto, Bambang. 1990.
Rineka Cipta. Meningkatkan Produktivitas
Soedjono. 2005. Pengaruh Budaya Karyawan, Seri Manajemen,
Organisasi terhadap Kinerja Cetakan Kedua. Jakarta : LPPM.
Organisasi dan kepuasan Kerja
Plagiarism Checker X Originality Report
Similarity Found: 7%

Date: Thursday, June 09, 2016


Statistics: 320 words Plagiarized / 4309 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Produktivitas Kerja Intan Kumala Heina


Administrasi Niaga-Politeknik Negeri Bandung

You might also like