You are on page 1of 205

Hotel Paragon Jakarta 14 & 15 Agustus 2013

Training Material
2G RF Planning for Network Optimization
Our Product and Service

Learning Center
Research and Development
Industrial Product

www.floatway.com
Lingga Wardhana
Educational Background :
 Electrical Engineering, Gadjah Mada University (2001 –
2006)
 MBA Program, Gadjah Mada University (2011 – present )

Professional Experience :
 PT. Siemens Indonesia, Network Optimization Engineer
(2006 – 2008)
 PT. Lexcorp Solution, RF Optimization Consultant (2008 –
2009)
 PT. Nexwave, RF Optimization Consultant (2009)
 PT. Lintas Media Telekomunikasi, 3G RF Senior
Optimization Consultant (2009 – 2010)
 PT. Floatway Systems, Founder (2010 – Present)

Achievements :
 1st winner of Indosat Telco Project 2005
 1st winner of Indosat Wireless Innovation Contest 2007,
Hardware Category
3rd position in European Satellite Navigation Competititon
2009 for Regional Gipuzkoa/Spain (www.galileo-masters.eu)
Agenda Day One
09.00-10.00 :
Step by step 2G RF Planning Process
Propagation Model
Link Budget
dB Review
dBm Review
10.00-10.15 (Coffee Break)
10.15-12.00 :
GSM Frequency Allocation
Frequency Planning Rules
12.00-13.00 (Makan Siang, Sholat)
13.00-15.00 :
Review Materi
Co-channel & Adjacent Channel
Interference
15.00 – 15.30 (Coffee Break, Sholat)
15.30 – 17.00 :
Frequency Hopping Strategy
Review Materi
PROSES BELAJAR

5
Proses Belajar
Belajar merupakan hak Privilege bahwa
setiap orang, akan tetapi seseorang secara formal
kesempatan mengikuti telah menjalani kegiatan
program pengembangan belajar dan
diri di Floatway mendapatkan
Learning Center adalah pengakuan atas hasil
suatu privilege. belajarnya.

Perlu dicatat bahwa belajar Sehingga harapannya tidak terjadi


merupakan kegiatan individual. kesenjangan antara pemberi
Yang diharapkan bahwa peserta materi dan peserta program dan
juga melakukan kegiatan mandiri terjadi pertukaran informasi di
seperti membaca, menerapkan antara peserta di dalam kelas dan
teori pada praktek nyata, akhirnya kegiatan training class
menganalisis dan hal-hal lain menjadi kegiatan yang
yang mengembangkan menyenangkan tanpa
kemandirian belajar di luar kelas meninggalkan semangat dan
formal. kegigihan atau profesional.
WHAT IS RF ENGINEER

7
What is RF Engineer?
RF Engineer atau
Radio Frequency
Engineer adalah
seseorang yang
bertanggung jawab
segala sesuatu hal
pada jaringan seluler
yang berhubungan
dengan sisi radio.

di sisi radio kita dapat


mengetahui user
perception atau
“rasa” yang dialami
oleh pengguna
jaringan operator
RF PLANNING AND
OPTIMIZATION

9
RF Planning
Map Tools :
Planning Team Planning Tools : MapInfo Digunakan oleh
Planning Tools NetAct Planner (NSN) Google RF Optimization
Unet (Huawei) Earth team dan
TEMS Cell Planner Necto Drivetest team.
(Ericsson) SiteSee
Asset3G (Aircom) Common
Site Data (Engineering Map Tools
Parameter)

Site Data dari Planning


(Engineering Parameter)
Untuk OSS tim
OSS Engineer or Database
Engineer
Site Data dari Planning
(Engineering Parameter)

OSS Engineer
OSS Tools

Parameter
Capacity and Performance
Database
Utilization Database
Database
OSS Tools :
Digunakan
NetAct OSS (NSN)
oleh Planning
M2000 (Huawei)
BTS BSC Team salah
Alarm LMT (Huawei)
satunya untuk
2G Network Database Citrix (Ericsson)
membuat map WINFIOL (Ericsson)
dengan relasi Batrana (Siemens)
adjacent Ms Access & Ms Excell

Site Data dari Planning team dan


Parameter Database digunakan Data-data dari OSS digunakan
untuk membuat Drivetest Cell File oleh RF Optimization untuk
proses optimisasi
Drivetest Engineer
Site Data dari Planning team dan
Parameter Database digunakan
untuk membuat Drivetest Cell File

Drivetest team Drivetester


mengambil Team
Drive Test
data “user Cell File
experience” Drivetest Tools :
dengan TEMS
Drivetest Tool Investigation
Drivetest Tools Nemo
Probe

Data Logfile digunakan


Drive Test RF Optimization untuk
Logfile dianalisis.

RF Optimization Logfile dari


Team Drivetester
Untuk RF
Optimization
Rigger Team

Site Audit Tools

Physical data selain


digunakan oleh RF
Site Audit Data/ Optimization, juga
Physical Data oleh Planning Team
untuk mengupdate
Site Data.
Site Audit Tools :
Kompas
Data-data physical GPS
seperti antenna height, Kamera
antenna downtilt, Meteran
azimuth dan panoramic Tilt meter
picture diambil oleh Rigger Team
tim Rigger.
RF Optimization
Performance
Logfile dari
Statistik dari OSS
Drivetester

Drivetest Post Measurement


Processing Tools Analysis Tools

Physical site
data dari rigger Proposal and Parameter CR
atau dari Reporting Neighbour CR
planning team
Physical CR
Alarm Clearance

RF Optimization Team

Parameter Change Request akan dieksekusi oleh


tim OSS, Physical Change oleh tim Rigger,
Hardware clearance akan diekskalasi ke tim BSS.
RF Planning Scope of Work
Scrambling
Code
Planning in
3G
Planning
Frequency
for
Planning in
Capacity
2G
Expansion

RF
Planning
Planning Physical
Parameter
for add
for New
new site
Site

Database
Neighbour Parameter
Planning for New
site
RF Optimization Scope of
Work
Knowing and
Reporting
Network
Performance
Support for Knowing and
newsite and tuning for
capacity optimal
expansion Network
requirement Parameter

RF
Optimization
Drivetest
Acessibility
analysis and
Performance
recommenda
Improvement
tion

Integrity Retainability
Performance Performance
Improvement Improvement
STEP BY STEP PROSES
RF PLANNING

17
Step by step proses RF
Planning
Step by step proses RF
Planning
Analisis trafik dan
coverage

Perencanaan
Rollout

Perencanaan
pasar Link Budget
operator

Trafik dan
Coverage

Konfigurasi
Model Trafik
BTS

Kebutuhan
coverage
Step by step proses RF Planning
Analisis trafik dan
coverage
Step by step proses RF Planning
Nominal cell plan
Pada saat penentuan Nominal Cell Plan
data-data mengenai perangkat yang
akan digunakan seperti tipe BTS, tipe
antena, tipe feeder sudah harus
didefinisikan, juga data-data mengenai
lokasi site dan juga coverage
predictions dengan model propagasi
yang telah di-tuning sesuai dengan
keadaan sebenarnya.

Plan juga harus memperhitungkan site


yang sudah ada atau existing site agar
tidak terjadi pemborosan biaya dengan
penambahan site baru padahal site yang
sudah ada dapat lebih dimaksimalkan
kapasitasnya.
Step by step proses RF Planning
Radio Site Survey
Hal-hal yang
perlu di survey :
Radio Site Survey adalah 1. Koordinat GPS
survey awal untuk
menentukan bahwa titik 2. Informasi
pada nominal plan benar- Ketinggian

benar cocok untuk 3. Informasi antena,


diimplementasikan site. posisi, tinggi, azimuth

4. Informasi adanya
Pada saat penentuan posisi site halangan
biasanya terdapat tiga titik yang
akan di survey. Dari ketiga titik 5. Sketsa dan gambar
tersebut terdapat batas toleransi sekeliling site
biasanya 20% dari jarak antar
site. Misalnya pada jaringan GSM
dengan jarak rata-rata 800 meter
di area urban maka lokasi yang
di-survey dari titik awal
maksimum dengan radius 160
meter.
Step by step proses RF Planning
Radio Site Survey

Equipment yang diperlukan : GPS,


Kompas, Teropong, Kamera Digital,
Papper Maps yang akurat, Meteran,
Inklinometer, Coverage Plot dan Form isian
site survey.
Step by step proses RF Planning
Radio Site Survey

Equipment yang diperlukan :


GPS, Kompas, Teropong, Kamera
Digital, Papper Maps yang akurat,
Meteran, Inklinometer, Coverage
Plot dan Form isian site survey.
Step by step proses RF Planning
Radio Site Survey

Equipment yang diperlukan :


GPS, Kompas, Teropong, Kamera
Digital, Papper Maps yang akurat,
Meteran, Inklinometer, Coverage
Plot dan Form isian site survey.
Step by step proses RF Planning
Radio Site Survey

Equipment yang diperlukan :


GPS, Kompas, Teropong, Kamera
Digital, Papper Maps yang akurat,
Meteran, Inklinometer, Coverage
Plot dan Form isian site survey.
Step by step proses RF Planning
Site Investigation

Kegiatan Sipil dan


keperluan instalasi perlu
melakukan survei
tersendiri yang
dinamakan Site
Investigation antara lain
menginvestigasi kekuatan
tanah, instalasi antena
yang cocok, Informasi
luas area dan informasi
sumber daya yang akan
digunakan apakah
menggunakan jaringan
PLN atau harus
menggunakan genset.
Step by step proses RF
Planning
Sistem Desain

Setelah survey
selesai dilakukan
maka penentuan
frekuensi BCCH
dan frekuensi
TCH dilakukan.

Implementasi
Pada tahap ini
dilakukan
pekerjaan
instalasi,
commisioning dan
testing.
Step by step proses RF
Planning
Proses Optimasi Hal-hal dilakukan
saat PLO antara
Setelah site on-air maka lain :
1. Konfigurasi dilapangan
dilakukan proses optimisasi sudah terimplementasi sesuai
dengan Final Cell Plan
pada site tersebut.
2. Performance sudah
mencapai KPI yang diinginkan

Sering juga disebut new 3. Melakukan initial tuning


parameter
site optimization atau PLO
4. Mengambil Drive test
Measurement
Karena trafik terus meningkat maka kegiatan
optimasi harus terus berjalan. Pada suatu saat
perlu penambahan kapasitas untuk mengakomodir
trafik yang terus naik. Pada poin ini analisis trafik
dan coverage perlu dilakukan dan proses planning
berjalan berulang lagi.
RADIO WAVE
PROPAGATION

30
Radio Wave Propagation

Radio Frekuensi dengan rentang


frekuensi antara 3Hz sampai 3000 GHz
dibagi klasifikasinya menjadi 12 bagian.
Komunikasi seluler GSM 900 MHz dan
1800 MHz termasuk dalam kategori
UHF.
Radio Wave Propagation
Meskipun gelombang
radio merambat di
udara tanpa impedansi
sama sekali. Tetapi
bukan berarti
pentransmissian
gelombang radio tanpa
loss sama sekali.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Radio


Wave Propagation antara lain :
1. Fakta bahwa gelombang radio dipantulkan oleh permukaan bumi (karena
permukaan bumi bersifat konduktif)
2. Loss pada saat pentransmissian karena terdapat halangan gedung atau
pepohonan
3. Variasi topografi seperti hutan, pedesaan atau perkotaan
Radio Wave Propagation
Short Term (fast) dan Long Term (slow)
fading Fast fading muncul karena
halangan-halangan yang
bersifat sebagai pemantul.
Dan akhirnya diterima
pada antena penerima
berbagai macam sinyal
Receiving Level dengan berbagai macam
fase, amplitudo dan
kadang-kadang saling
menghilangkan satu
dengan lainnya. Hal ini
dapat mengakibatkan
lemahnya sinyal.
Variations due
to Rayleigh fading Beberapa solusi dapat
digunakan untuk
mengurangi efek
Fast/Short/Rayleight fading
Variations due distance antara lain dengan
to shadowing menambah power output
Global mean dan juga penggunaan space
Long and short term fading diversity pada antena.
Radio Wave Propagation
Space Diversity
Diversity dapat diartikan
penggunaan dua sinyal di
sisi penerimaan yang
memiliki perbedaan history
pada saat pentransmissian,
sehingga salah satu sinyal
dengan kualitas yang
terbaik yang digunakan.

Gambar disamping
menunjukkan Receive
Diversity pada sistem GSM
dengan menggunakan
teknik Space Diversity atau
dua RX yang terpisah
sejauh L
LINK BUDGETING

35
Link Budgeting
Pada praktek nyata
perbedaan antara
coverage uplink dan
downlink sering
terjadi karena
perbedaan power
antara MS dan BTS.
Tetapi
bagaimanapun
system balancing
antara uplink dan
downlink harus
diperhatikan
sebelum melakukan
kalkulasi coverage.
Link Budgeting
Maka balancing sistem untuk
GSM900 power class 4 dengan
Pout MS = 2W atau 33 dBm
dan GdBTS = 3.5 dB dan
sensitivitas MS sens = -104
dBm dan sensitivitas BTS BTS
sens = -110 dBm maka
didapatkan output power
maksimum BTS = 42.5 dBm
Link Budgeting
EiRP (Effective Radiated Power)

Power efektif yang


diradiasikan pada sisi
antena atau yang disebut
ERP atau EiRP

Huruf i pada EiRP


menginterprestasikan apabila
power yang sama diberikan
kepada antena isotropik yang
mempunyai power yang sama
dengan antena dengan gain Ga
BTS. Seperti telah dijelaskan
pada bagian sebelumnya EiRP
dan ERP mempunyai selisih
sebesar 2.15 dB
Link Budgeting
MS Power Classes
MS Power Class Output Power (dBm) Sensitivity (dBm) GSM 900
2 39 -106
3 37 -106
4 (handheld) 33 -104
5 (handheld) 29 -104

MS Power Class Output Power (dBm) Sensitivity (dBm) GSM 1800


1 30 -104

2 24 -104

BTS Output Power


Output power (dBm) Sensitivity (dBm)

43.5 -110

33 -106

22 -100
Link Budgeting
Feeder Loss
Feeder Type 800/900 (dB/100m) 1800/1900 (dB/100m)

LCF 1/2” 7.0/7.2 10.5

LCF 7/8” 4.0 6.5

LCF 1-1/4” 3.3 5.3

LCF 1-5/8” 2.6 4.2

Feeder length VS Feeder type


Feeder Length (m) Feeder Type

MiniMacro GSM900 DCS1800 WCDMA2100

1 - 20 LDF 1/2" AVA 7/8" AVA 7/8" AVA 7/8"


21 - 30 - AVA 7/8" AVA 7/8" AVA 7/8"
31 - 40 - AVA 7/8" AVA 7/8" AVA 7/8"
41 - 50 - AVA 7/8" AVA 7/8" AVA 7/8"
51 - 60 - AVA 7/8" LDF 1 1/4" LDF 1 1/4"
60 - 70 - LDF 1 1/4" LDF 1 1/4" LDF 1 1/4"
70 - 80 - LDF 1 1/4" AVA 1 5/8" AVA 1 5/8"
> 80 - AVA 1 5/8" AVA 1 5/8" AVA 1 5/8"
Short Quiz 1 (Link Budgeting)

Sebuah jaringan indoor multi operator GSM 900 dipasangkan ke


sebuah gedung. Berapakah EIRP pada sebuah antena, dimana
antena tersebut disambungkan dengan feeder LCF 7/8” dengan
panjang 200 meter melewati combiner dengan loss 9 dB, sebuah
splitter dengan loss 3 db dan gain antenna 3 dBi?
DECIBEL REVIEW

42
dB Review
Decibel (dB) adalah satuan
(unit) yang menyatakan
perbandingan (ratio) dalam
bentuk logaritma basis 10. Unit
ini sering digunakan untuk
menyatakan penguatan (gain)
atau redaman (losses) level
sinyal, daya dan tegangan.

Decibel (dB) digunakan agar


representasi gain lebih
sederhana. Misal penguatan
10*log (1,000,000,000/1) dapat
dituliskan 90 dB. Contoh lain
penguatan dari 1ke
0,000000001 dapat dituliskan
menjadi -90 dB. Ini
memudahkan dalam penulisan
penguatan sinyal pada
telekomunikasi
dBm Review
Unit dBm mengekspresikan
absolute value dari power.
Untuk mengubah dari power
(watts) ke dBm

Satuan ini sering digunakan


dalam telekomunikasi untuk
merepresentasikan nilai yang
sangat besar atau sangat kecil
dalam bentuk yang lebih
sederhana.

Kesimpulannya gunakan db
untuk mengekspresikan ratio
antara dua nilai power. Dan
gunakan dBm untuk
mengekspresikan absolute
value dari power.
Short Quiz 2 (dB Review)
1. Sebuah output RF dengan power 40 watt dimasukkan
ke dalam combiner dengan loss 3 dB berapa watt kah
keluaran dari combiner?

2. Jika diketahui power output maksimum sebuah BTS


adalah 20 Watt berapa dBm-kah output maksimum BTS
tersebut ?
GSM FREQUENCY
ALLOCATION

46
Pada standar
GSM Frequency Allocation jaringan GSM
frekuensi yang lebih
tinggi digunakan
untuk komunikasi
downlink dan
frekuensi yang lebih
rendah digunakan
untuk komunikasi
uplink. Hal ini
berhubungan
dengan power
uplink yang
biasanya lebih
rendah daripada
power downlink
Guard band
sebesar 200 kHz
diaplikasikan di
batas-batas
frekuensi antar
operator untuk
menghindari
terjadinya saling
interference pada
operator penyedia
layanan GSM.
2G Frequency Allocation in
Indonesia

GSM
900

DCS 1800
Frequency & Wavelength
Panjang
gelombang ()
adalah jarak
yang di ukur dari
satu titik dari
sebuah
gelombang ke
titik yang sama
di gelombang
selanjutnya.
= kecepatan
cahaya /
frekuensi
( c = 3 x 108
m/s)
Perilaku Gelombang Radio :
• Semakin panjang panjang gelombang, semakin jauh gelombang radio merambat.
• Semakin panjang panjang gelombang, semakin mudah gelombang radio melalui
atau mengitari penghalang.
• Semakin pendek panjang gelombang, semakin banyak data yang dapat di kirim.
Short Quiz 3 (Frequency Spectrum)
1. Untuk penetrasi indoor dan coverage bagaimana
perbandingan antara sinyal frekuensi GSM dan
frekuensi DCS apabila kedua site tersebut memiliki
power, ketinggian dan konfigurasi antenna yang sama ?

2. Apakah keuntungan operator dengan frekuensi GSM


1800 yang contiguous (berdampingan) dibandingkan
dengan frekuensi yang tidak berdampingan seperti
yang dialami oleh operator-operator GSM di Indonesia
?
FREQUENCY PLANNING
RULES

51
Frequency Planning Rules

BCCH carriers TCH carriers

BCCH frequency TCH frequency

Spacing Frequency
Setiap operator
seluler akan
mendapatkan
sekumpulan Misalkan sebuah
ARFCN (satu operator mendapatkan
ARFCN = 200 kHz) 40 carriers dari channel 1
dan dibagi menjadi sampai 40. Maka
dua kelompok yaitu pembagian channelnya
BCCH carriers dan akan tampak seperti
TCH carriers. gambar diatas,
Frequency Planning Rules

Maka didapatkan
pembagian
1. 15 carriers digunakan untuk BCCH
frequency
2. 24 carriers digunakan untuk TCH
frequency
3. 1 carrier digunakan untuk guard band antara BCCH carriers dan TCH
carriers
Frequency Planning Rules
Sektor yang saling
berhadapan atau
berada dalam satu site
minimal harus berselisih
2 ARFCN, sektor yang
memiliki azimuth sama
dan bersebelahan
langsung juga harus
berselisih 2 ARFCN.

Jaringan pada real


network jauh lebih rumit
dimana orientasi setiap
antena tidak homogen
dan jumlah konfigurasi
TCH jauh lebih lebih
banyak.
CO-CHANNEL/
ADJACENT CHANNEL
INTERFERENCE

55
Co-channel Interference

Co-Channel Interference Pada GSM Spesification rasio antara carrier dan


adalah interferensi yang interference atau disebut C/I harus lebih besar dari
disebabkan karena 9dB. Tetapi biasanya operator menentukan bahwa
penggunaan frequensi rasio C/I harus lebih besar dari 12 dB. Apabila
yang sama oleh cell carrier digunakan frequency hopping maka margin berkurang
dan juga cell yang lain. 3dB
Adjacent Channel Interference

Setiap frekuensi ARFCN mempunyai


Pada GSM Spesification rasio antara
bandwidth 200 kHz. Dan setiap frequency
carrier dan adjacent frekuensi harus lebih
yang adjacent (berbeda 200 kHz atau 1
besar dari 9dB. Adjacent Channel
ARFCN) tidak diperbolehkan memiliki sinyal
Interference harus dihindari pada cells di
yang terlalu kuat juga. Meskipun berbeda
site yang sama dan juga pada
frekuensi beberapa sinyal yang berhimpitan
neighbouring cells.
frekuensinya dapat mempengaruhi kualitas.
Adjacent Channel Interference
Perencanaan
frekuensi untuk
menghindari
adjacent dan
co-channel
interference.
Short Quiz 4 ( Frequency Planning)
1. Sebuah operator memiliki site GSM dengan sector heterogen seperti tampak
pada gambar dibawah. Apabila ditentukan ARFCN BCCH : 51 – 68, ARFCN
TCH : 70 -87, ARFCN 69 sebagai guard band. Dan konfigurasi cell 2/2/2.
Lakukan alokasi frequency untuk cell-cell dibawah ini.
FREQUENCY HOPPING

60
Frequency Hopping

Frequency hopping
adalah teknik Dalam Frequency
penggunaan sistem hopping setiap Ada dua macam
spread spectrum untuk frequency carrier frequency hopping
mengurangi efek berubah dalam yaitu Baseband
interferensi, multipath sekuensial yang Hopping dan juga
fading dan juga untuk bersifat Synthesizer hopping.
menghindari frequency
pseudorandom.
jamming.
Frequency Hopping
Keuntungan frequency hopping
1. Frekuensi hopping memudahkan dalam proses planning karena
enginner tidak perlu lagi mem-plan satu-persatu frekuensi untuk setiap
TCH carrier

2. Karena frekuensi hopping terdiri dari sekumpulan frekuensi maka


dengan mengatur tabrakan antar frekuensi seminimal mungkin bisa
meningkatkan performansi jaringan.

3. Dengan frekuensi hopping mengurangi loss-loss yang disebabkan


dari fading, multipath propagation dan karena co-channel interference.
Frequency Hopping
Synthesizer Hopping 1 x 1
Semua site
menggunakan
frekuensi grup yang
sama.

Semua sektor dalam


satu site
menggunakan HSN
(Hopping Sequence
Number) yang identik
tetapi antar site HSN
harus berbeda.

Ada konfigurasi
tertentu untuk MAIO
untuk menghindari
interferensi co-
channel dan adjacent
channel.
Frequency Hopping
Synthesizer Hopping 1 x 3
Setiap sector memiliki
frekuensi grup yang
berbeda.

Jarak minimal antar


frekuensi dalam group
2 ARFCN.

Jarak minimal antar


frekuensi beda sektor
dalam satu site 2
ARFCN. Semua
sektor dalam satu site
menggunakan HSN
(Hopping Sequence
Number) yang identik
tetapi antar site HSN
harus berbeda.
Frequency Hopping
Synthesizer Hopping 1 x 1 MAIO
Management
Jumlah TRX Sector 1 Sector 2 Sector 3

TRX1 0 2p 4p

TRX2 2 2p + 2 4p + 2

TRX3 4 2p + 4 4p + 4

…. …. …. ….

TRXn 2n-2 2p+(2n-2) 4p+(2n-2)

P = jumlah TRX per


sektor
n = urutan TRX
Contoh site
Jumlah TRX Sector 1 Sector 2 Sector 3 dengan konfigurasi
TRX1 0 6 12
3/3/3
TRX2 2 8 14

TRX3 4 10 16
Frequency Hopping
Synthesizer Hopping 1 x 3 MAIO
Management
Jumlah TRX Sector 1 Sector 2 Sector 3

TRX1 0 1 0

TRX2 2 3 2

TRX3 4 5 4

…. …. …. ….

TRXn 2n – 2 4n – 2 6n – 2

n = urutan TRX
Frequency Hopping
Cyclic Hopping dan Random
Hopping

Pada Synthesizer
Hopping ada dua
macam lompatan
frekuensi yaitu Cyclic
Hopping dan Random
Hopping. Pada Cyclic
Hopping lompatan
berdasarkan pattern
tertentu sedangkan
pada Random Hopping
lompatan frekuensi
bersifat Random.
Frequency Hopping
Kalkulasi Fractional Load
Perhitungan fractional load
digunakan untuk
menentukan Apakah
dengan jumlah frekuensi
yang tersedia dapat
digunakan untuk
penggunaan teknik SFH
karena berhubungan
dengan probabilitas
frekuensi yang sama
dipancarkan pada saat
yang bersamaan.

Oleh sebab itu semakin


besar pengalokasian
frekuensi untuk teknik SFH
1 x1 atau 1 x 3 maka
kualitas RF semakin baik.
Untuk menggunakan teknik
SFH 1 x 3 maksimum
Fractional Load adalah
sebesar 50%.
Frequency Hopping
Kalkulasi Fractional Load

Perbandingan FER antara SFH 1 x 3 dengan Fractional Load 30% dan 60%. FER atau
Frame Erasure Rate adalah perhitungan persentase sebuah blok pada sebuah frame
yang dihapus karena kesalahan pada saat parity check (CRC). Dapat dilihat dengan
Fractional Load 30% memberikan kualitas jaringan yang lebih baik.
Short Quiz 5 (Frequency Hopping)

1. Bandingkan Fractional Load cell-cell GSM


pada ketiga operator besar Telkomsel, Indosat,
XL apabila ketiganya menggunakan SFH 1 x 1,
alokasi BCCH 15 ARFCN dan maksimum
konfigurasi TRX 4/4/4 ?
2. Bandingkan Fractional Load cell-cell GSM
pada ketiga operator besar Telkomsel, Indosat,
XL apabila ketiganya menggunakan SFH 1 x 3,
alokasi BCCH 15 ARFCN dan maksimum
konfigurasi TRX 4/4/4 ?
3. Apabila maksimum fractional load untuk SFH
adalah 60% baik untuk SFH 1 x 1 maupun
SFH 1 x 3 berapa maksimum konfigurasi TRX
untuk DCS tiap operator apabila alokasi BCCH
ARFCN 29 dan guard band 1 ?
Short Quiz 6 (Frequency Hopping)
1. Pelajari kembali materi mengenai SFH 1 x 1 dan SFH 1 x 3. Kemudian
tentukan MAIO , frequency group dan HSN pada kumpulan site-site GSM
900 dibawah ini apabila diketahui ARFCN yang digunakan untuk frekuensi
TCH adalah 2 sampai 28. Dan teknik SFH yang digunakan adalah SFH 3 x 3
?
Agenda Day Two
08.00-08.30 :
Review Materi
08.30-10.00 :
Traffic Engineering in GSM
TCH and SDCCH Channel Dimensioning
10.00-10.15 (Coffee Break)
10.15-12.00 :
GSM Architecture & BTS Type
12.00-13.00 (Makan siang, sholat)
13.00-15.00 :
Handover and Cell Reselection Concept
GSM Radio Optimization
15.00-15.30 (Coffee Break, Sholat)
15.30-17.00 :
Drivetest Optimization
Post Test
GSM CHANNEL TYPE

73
GSM Channel Type TCH/F dan TCH/H
Traffic Channels
digunakan untuk
transmisi data.

BCH (Broadcast
Channels) hanya
digunakan pada saat DL
untuk sinkronisasi MS
dan informasi broadcast.

CCCH (Common
Control Channel)
digunakan untuk
komunikasi dua arah
downlink dan uplik pada
saat pengaksesan awal
sebelum MS melakukan
panggilan telepon, SMS
dll

DCCH (Dedicated
Control Channel)
digunakan untuk
komunikasi dua arah
downlink dan uplink
untuk sinyal dedicated.
TRAFFIC CHANNEL

75
Traffic Channel
Trafik Trafik dihitung
Seorang ilmuwan
merepresentasika dalam Erlang (E), berkebangsaan
n penggunaan sebagai contoh Denmark, Erlang,
kanal dan dapat seorang menemukan Erlang
diartikan holding subscriber B Table untuk
time tiap unit menggunakan mengasumsikan
waktu atau telepon selama banyaknya erlang
besaran panggilan satu jam maka yang dapat
per jam untuk akan ditampung
berdasarkan jumlah
setiap satu sirkuit menghasilkan kanal dan GOS.
(kanal). trafik sebesar 1E.
Hal sebaliknya juga
Sebagai contoh sebuah bisa dilakukan.
cell memiliki dua GOS 2% disini Contoh apabila kita
carrier/TRX dan alokasi diartikan dari 100 memiliki besaran
untuk kanal TCH misalkan
14 TCH (didapat dari 2 x 8 antrian panggilan trafik dan ingin
-2 = 14, dua kanal yang masuk hanya 2 diketahui besaran
lain diperuntukkan untuk panggilan yang kanal yang
kanal BCCH dan SDCCH) dibutuhkan. Misalkan
maka dengan GOS 2% mengalami
berdasarkan tabel erlang congestion trafik 33 Erlang
B trafik yang dilewatkan (kepenuhan). dengan GOS 2%
sebesar 8.2003 Erlang. maka channel yang
dibutuhkan 43 kanal.
Traffic Channel
Tabel Erlang
B
Dengan alokasi 14 kanal dan
menggunakan GOS 2% maka
berdasarkan tabel erlang B trafik yang
dilewatkan sebesar 8.2003 Erlang.
Erlang Calculator Tools seperti
calcucel
Menggunakan Calcucel dapat
digunakan
untuk
menghitung
Traffic dari
sebuah
kanal
dengan
menggunaka
n tabel
Bagaimana
erlang B.
perhitungan
dimensionin
g kanal TCH
atau SDCCH
apabila data
yang perlu
dihitung
dalam
jumlah besar
?
Short Quiz 7 (Traffic Channel)
1. Sebuah cell mengalami SDCCH Blocking. Saat
ini cell tersebut dialokasikan satu kanal
SDCCH. Pada saat busy hour traffic SDCCH
yang harus dilewatkan sebesar 14.5 erlang.
Dengan menggunakan GOS 2% berapa
jumlah kanal SDCCH harus ditambah ?

2. Sebuah cell mengalami TCH Blocking. Saat ini


terdapat 14 kanal TCH pada cell tersebut.
Pada saat busy hour traffic TCH yang harus
dilewatkan sebesar 18 erlang. Dengan
menggunakan GOS 2% berapa jumlah TRX
yang harus ditambah pada cell tersebut ?
CAPACITY
DIMENSIONING

80
Erlang Calculator
Menggunakan NPFun32
NPFun32 adalah
suatu add in pada
Microsoft Excell
yang dapat
digunakan untuk
membantu
dimensioning
capacity pada kanal
GSM
Capacity Dimensioning (TCH Channel)
Step by step proses (1)
Jumlah
kanal Full Jumlah kanal Erlang
Rate GPRS Offered
Jumlah (TCH)
Dedicated
2 kanal Half
Rate

Erlang Offered (TCH)=npErlbTraf(2%,Full Rate+(Half Rate*2)-Dedicated GPRS


Channel)

Erlang
TCH Traffic TCH
Offered
Busy Hour Utilization
(TCH)
Capacity Dimensioning (TCH Channel)
Step by step proses (2)

TCH Traffic Kebutuhan kanal TCH


Busy Hour dengan utilisasi 80%
dari Busy Hour Traffic

Kebutuhan kanal TCH =npErlbChs(TCH Traffic Busy Hour+(20%*TCH Traffic Busy


Hour),2%)

Jumlah
Kebutuhan kanal TCH kanal Full Jumlah kanal
Rate GPRS
dengan utilisasi 80% Jumlah
Dedicated
dari Busy Hour Traffic
2 kanal Half
Rate

Add/Reduce TCH
Capacity Dimensioning (SDCCH
Channel)
Step by step proses (1)

Jumlah Erlang

8 kanal
SDCCH
Offered
(SDCCH)

Erlang Offered (SDCCH)=npErlbTraf(2%,(Jumlah kanal


SDCCH*8))

SDCCH Average
Traffic Busy
Hour
VS SDCCH
Traffic
Max SDCCH
Traffic

Erlang
Max SDCCH SDCCH
Offered
Traffic Utilization
(SDCCH)
Capacity Dimensioning (SDCCH
Channel)
Step by step proses (2)

Kebutuhan kanal
Max SDCCH SDCCH dengan
Traffic utilisasi 80% dari
Busy Hour Traffic 8
Kebutuhan kanal SDCCH =ROUNDUP(npErlbChs(Max SD+(20%*Max
SD),2%)/8,0)

Kebutuhan kanal
SDCCH dengan Jumlah Add/Reduce
utilisasi 80% dari SDCCH SDCCH
Busy Hour Traffic
Short Quiz 8 (Capacity
Dimensioning)
1. Dengan menggunakan add in NPFun32. Isilah tabel dibawah ini.

TRX Erlang
Data Channel Data Offer TRAFFIC Utilization TRAFFIC Utilization Capacity Dimensioning

TCH Util 80% - Need # of TCH

SD Util 80% - Need # of SD

# dedicated GPRS TS
Add/Reduce SDCCH
Total # of TCH Now
SumOf# of DR Chn
SumOf# of FR Chn
SumOf# of SDCCH

Total # of SD Now
SumOf#ofTRX HR

Add/Reduce TCH
TCH Utilization

Max SD Traffic
TCH Traffic BH
SumOf#ofTRX

SD Traffic Ave
Total Channel

SD Traffic BH

SD Util
SDCCH
cellId

TCH
22354 2 2 2 0 13 16 8.01 1.04 0.87 0
22355 2 2 2 0 13 16 14.905 2.035 1.435 0
22356 2 2 2 0 13 16 5.575 0.425 0.415 0
24084 2 1 2 10 3 16 9.695 0.95 0.555 0
24085 2 2 2 2 11 16 16.465 1.84 1.345 0
24086 2 2 3 0 12 16 19.88 3.16 2.515 0
24091 2 0 2 13 0 16 0 0 0 2
24092 2 0 2 13 0 16 0 0 0 1
GSM ARCHITECTURE &
BTS TYPE

87
Network
GSM Architecture Switching
Systems
Mobile Switching
Center (MSC)
berfungsi sebagai
switch dan
penghubung
dengan jaringan
fixed.
Home Location
Register (HLR)
HLR merupakan
database yang
berisi data-data
pelanggan yang
tetap.
Visitor Location
Register (VLR)
VLR merupakan
database yang
berisi informasi
Base Station sementara
mengenai
Systems pelanggan,
Base Station
Base Transceiver terutama saat
Controller (BSC)
Station (BTS) lokasi dari
BSC membawahi satu
BTS merupakan pelanggan diluar
atau lebih BTS serta
perangkat pemancar cakupan area
mengatur trafik yang
dan penerima yang jaringan HLR-nya
datang dan pergi dari
memberikan pelayanan
BSC menuju MSC atau
radio kepada MS.
BTS.
BTS Type

Nokia’s BTS now merger as


Nokia Siemens Networks
BTS Type

Siemens’s BTS now merger


as Nokia Siemens Networks
BTS Type

Ericsson’s BTS
Tower Type 1. BTS Greenfield
dengan struktur berkaki
empat, biasanya untuk
BTS dengan ketinggian
lebih dari 30 meter di
daerah rural

2. BTS Greenfield
dengan struktur berkaki
tiga, lebih hemat tempat
dan cocok untuk daerah
perkotaan

3. BTS kamuflase yang


menyerupai pohon untuk
keindahan estetika

4. BTS monopole

5. Ericsson Tower Tube,


tower yang ramah
lingkungan.

6. BTS yang difungsikan


juga sebagai lampu
penerangan
Indoor BTS

Gambar Antena indoor building.


Beberapa gedung-gedung tinggi di
kota besar seperti Jakarta misalnya
diharuskan menggunakan antena
indoor karena penetrasi sinyal BTS
macro biasanya sangat lemah
didalam gedung.
Short Quiz 9 ( Architecture)
1. Si A (MOC) menelepon si B (MTC). Si A menggunakan
jaringan 2G sedangkan si B menggunakan 3G. Gambarkan
aliran data A ke B pada arsitektur jaringan seluler !

2. Si A kembali menelepon si B menggunakan Google Talk. Si A


menggunakan jaringan 3G sedangkan si B menggunakan 2G.
Gambarkan aliran data dari A ke B pada arsitektur jaringan
seluler !
HANDOVER &
CELL RESELECTION

95
Idle Mode and Dedicated Mode
Idle mode
adalah kondisi
dimana MS
tidak sedang
melakukan
panggilan
telepon.

Sedangkan
dedicated
mode adalah
kondisi dimana
MS sedang
melakukan
panggilan.
Cell Selection
Cell Selection adalah
proses sinkronisasi
awal saat MS
dinyalakan sehingga
terhubung ke operator
jaringan seluler dan
layanan jaringan dapat
digunakan
sepenuhnya.

Proses Cell Selection


menggunakan kanal
logika BCCH untuk
sikronisasi frekuensi
antara MS dan cell.
Cell Selection
PLMN
MCC MNC Brand Operator Status Bands (MHz) (Public Land
510 00 PSN PT Pasifik Satelit Nusantara Operational Satellite
Mobile
(ACeS) Network)
510 01 INDOSAT PT Indonesian Satellite Operational GSM 900 / GSM 1800 /
Corporation Tbk (INDOSAT) UMTS 2100 selection
adalah
510 03 StarOne PT Indosat Tbk Operational CDMA 800
510 07 TelkomFlexi PT Telkom Operational CDMA 800 proses
510 08 AXIS PT Natrindo Telepon Seluler Operational GSM 1800 / UMTS 2100
pertama kali
510 09 SMART PT Smart Telecom Operational CDMA 1900 saat
510 10 Telkomsel PT Telekomunikasi Selular Operational GSM 900 / GSM 1800 /
UMTS 2100
dilakukan
510 11 XL PT XL Axiata Tbk Operational GSM 900 / GSM 1800 / cell selection
UMTS 2100 PLMN, atau
510 20 TELKOMMobile PT Telkom Indonesia Tbk Unknown GSM 1800 istilah
mudahnya
510 21 IM3 PT Indonesian Satellite Not operational GSM 1800
Corporation Tbk (INDOSAT)
adalah operator,
dibedakan
510 27 Ceria PT Sampoerna Operational CDMA 450 dengan MCC
Telekomunikasi Indonesia (Mobile
510 28 Fren/Hepi PT Mobile-8 Telecom Operational CDMA 800
Country Code)
510 89 3 PT Hutchison CP Operational GSM 1800 / UMTS 2100
Telecommunications dan MNC
510 99 Esia PT Bakrie Telecom Operational CDMA 800 (Mobile
Network Code).
Cell Re-Selection
Cell Reselection
adalah proses
perpindahan
mobile user dari
satu cell ke cell
yang lain pada
saat idle mode

Cell awal yang


ditinggalkan
disebut source
cell sedangkan
cell tujuan
disebut dengan
target cell.
Handover
Handover adalah proses
perpindahan mobile user dari satu
cell ke cell yang lain pada saat
dedicated mode.

Handover berfungsi untuk tetap menjaga


koneksi sewaktu melakukan panggilan
ketika mobile user berada diluar
jangkauan source cell.

Terdapat beberapa kriteria yang


menyebabkan terjadinya handover antara
lain sinyal yang lemah pada source cell
yang telah melewati batas yang telah
ditentukan, kualitas yang kurang bagus dll.

Pada saat terjadi handover koneksi dengan


source cell diputus dan dipindahkan ke target
cell oleh sebab itu handover adalah proses yang
sangat komplek dan kritis pada sistem GSM.
Handover Handover Type
Intra cell
handover

Inter cell
handover

Inter BSC
handover

Inter MSC
handover

Inter PLMN
Paging
Paging adalah proses broadcast
pesan dari jaringan seluler kepada
spesifik mobile user untuk
mengetahui posisi tepatnya mobile
user dalam suatu cell.

Pendekatan yang sangat baik


adalah sistem harus melakukan
paging ke semua cell untuk
mengetahui dimana tepatnya
mobile user berada.

Tetapi apabila ini dilakukan maka


kapasitas radio yang digunakan
akan sangat besar.

Hal ini dapat diatasi dengan


adanya Location Area dan
Location Update.
Location Update
Sistem jaringan
Setiap mobile user
seluler dibagi
Location Update mengidentifikasikan
menjadi beberapa
digunakan untuk location area yang
location area,
mengurangi jumlah baru, dan
setiap BSC dapat
proses paging yang berpindah ke
terdiri dari
harus dilakukan location area yang
beberapa location
oleh sistem baru maka MS
area dan minimal
jaringan seluler. akan melakukan
terdiri dari satu
Location Update.
location area.

Setiap proses Location


update dilakukan Proses Location update
Dengan adanya
update data-data tidak hanya terjadi
Location Update proses
tepatnya posisi MS apabila terjadi
paging tidak harus
berada dalam suatu cell perpindahan Location
dilakukan di semua cell
akan disimpan dalam Area tetapi juga terjadi
di satu jaringan seluler
VLR (Visitor Location secara periodik apabila
tetapi hanya dilakukan
Register). Update data MS masih terletak pada
oleh cell-cell yang
pada VLR diambil dari Location Area yang
berada dalam satu
data subscriber pada sama agar data selalu
Location Area.
HLR (Home Location ter-update.
Register).
Location Update
Outgoing Call
Proses
melakukan
panggilan
keluar atau
Outgoing Call
biasa disebut
juga sebagai
Mobile
Originating Call
(MOC)
Incoming Call
Proses
menerima
panggillan
masuk atau
Incoming Call
biasa disebut
juga sebagai
Mobile
Terminating
Call (MTC)
Short Quiz 10 (Handover & Cell
Reselection)

Site A

Site A adalah sebuah newsite dengan Cell Id (CI) 64451, 5632,


5633 buatlah neighbour relation dengan mencantumkan CI
source dan CI target agar newsite Site A dapat memproses
handover dan cell reselection dengan cell-cell sekitarnya.
GSM RADIO
OPTIMIZATION

108
WHY OPTIMIZATION?

109
Why Optimization ?
Why Optimization ?
Why optimize a network?
Hasn’t everything been
done during planning
phase?

NO!

• Parameter yang di-set pada proses planning harus ditinjau ulang


menurut statistik jaringan
• Saat jumlah pengguna meningkat, ekspansi jaringan harus
dipertimbangkan juga implementasi strategi baru
• Frekuensi mungkin harus diubah untuk menghindari interferensi
dan meminimalisir degradasi kualitas jaringan selama
pertumbuhan user
Why Optimization ?

Dari sisi operator, Optimization dapat memaksimalkan efisiensi jaringan,


meminimalisir churn rate (pergantian kartu oleh user), menarik customer
baru, meningkatkan kepuasan pelanggan dan menaikkan revenue.
Why Optimization ?
Revenue Example :
Berikut adalah suatu contoh perhitungan bagaimana dengan menaikkan CSSR (Call Setup
Success Rate) dapat menaikkan revenue yang tidak sedikit ke operator.
Skenario :
Sebuah jaringan pada suatu Propinsi dengan 36 BSC
Jumlah Trafik pada saat Busy Hour : 21.353 Erlang/BH
Mean Call Holding Time (Rata-rata lama panggilan telepon) : 60 Detik
CSSR Improvement sebesar 1,43 % dari 88,3 % ke 89,73 %
Diasumsikan 50 % pengulangan panggilan dan 50 % kenaikan panggilan
Harga adalah per menit adalah 100 IDR dan lama Busy Hour per day = 8
Berapakah Kenaikan Revenue yang diperoleh selama setahun?

Perhitungan :
Jumlah kenaikan panggilan pada Busy Hour : 21.353 Erlang × 3600/60 × 1,43 % = 18320
call/BH
Jumlah kenaikan revenue per Busy Hour : 18320 × 50 % × 100 x 60/60 = 916000 IDR/BH
Jumlah kenaikan revenue per tahun : 916000 × 8 × 365 = 2.674.720.000 IDR/Year

Kesimpulan :
KEY PERFORMANCE
INDICATORS

114
Key Performance Indicator

Menurut rekomendasi dari ITU (International Telecommunication Union) terdapat 3


kategori pengklasifikasian Key Performance Indicator (KPI) untuk evaluasi sebuah
jaringan yaitu Accessibility, Retainability dan Integrity.
Key Performance Indicator
Accessibility adalah kemampuan user untuk memperoleh servis sesuai dengan
layanan yang disediakan oleh pihak penyedia jaringan. Contoh pada jaringan 2G
yang termasuk dalam kategori Accessibility adalah Random Access Success Rate
(RACH Success Rate), SD Drop Rate, SDCCH Success Rate, SDCCH Blocking
Rate dan TCH Blocking Rate.
Retainability adalah kemampuan user dan sistem jaringan untuk
mempertahankan layanan setelah layanan tersebut berhasil diperoleh sampai
batas waktu layanan tersebut dihentikan oleh user. Contoh pada jaringan 2G
yang termasuk dalam kategori Retainability adalah TCH Drop Rate, Erlang per
Minute Drop.

Integrity adalah derajat pengukuran disaat layanan berhasil diperoleh oleh user.
Contoh pada jaringan 2G yang termasuk dalam kategori Integrity adalah
Handover Succes rate, FER, RxQual, SQI.

*Mobility adalah derajat pengukuran yang berkaitan pada mobilitas. Beberapa


operator memasukkan beberapa KPI yang beruhubungan dengan mobilitas dalam
group KPI mobility.
Key Performance Indicator
Normal call flow untuk MOC dan relasinya dengan
KPI
Key Performance Indicator
Normal call flow untuk MTC dan relasinya dengan
KPI
WORST CELL

119
Worst Cell
Definisi Worst cell adalah
sebuah site/cell yang memiliki
performance jelek dan secara
wajar mempengaruhi
performance pada jaringan.

Worst cell didefinisikan setelah KPI


ditentukan. Apabila Key Performance
Indicator telah didefinisikan maka proses
selanjutnya adalah perumusan formula
untuk KPI tersebut. Dan penentuan Worst
cell dapat dibuat setelah diketahuinya
formula dari setiap KPI.

Untuk menghasilkan sebuah Worst


cell yang tepat maka diharuskan
menggunakan dua kriteria yaitu
kriteria value dan kontribusinya.
Kontribusi dapat menggunakan
kontribusi fail atau kontribusi trafik.
Worst Cell
Worst Cell
Category KPI 1 Name Criteria 1 KPI 2 Name Criteria 2
Accessibility SDSR SDSR Value < 96 % Drops on SDCCH Drops on SDCCH
Contribution > 0.05 %
Accessibility SDCCH Blocking Rate SDCCH Blocking Rate Failed SDCCH SDCCH Seizures due to Busy
Value > 2 % Seizures due to Busy SDCCH Contribution > 0.05
SDCCH %
Accessibility TCH Blocking Rate TCH Blocking Rate Failed TCH Seizures Failed TCH Seizures due to
Value > 2 % due to Busy TCH Busy TCH (Signaling Channel)
(Signaling Channel) + Failed TCH Seizures due to
+ Failed TCH Busy TCH (Traffic Channel)
Seizures due to Busy Contribution > 0.05 %
TCH (Traffic
Channel)
Retainability Drop Call Drop Call Value > 1 % Call Drops on TCH Call Drops on TCH
Contribution > 0.05 %

Retainability TBF Completion Rate TBF Completion Rate TBF Failure TBF Failure Contribution >
Value < 96 % 0.05 %
Mobility HOSR HOSR Value < 96 % HOSR Failure HOSR Failure Contribution >
0.05 %

Integrity GPRS throughput (kbps) GPRS throughput


Value < 48 kbps

Integrity EDGE throughput (kbps) EDGE throughput


Value < 64 kbps
CELL RESELECTION

123
Cell Reselection
C1 Parameter
Salah satu kriteria yang
harus dipenuhi adalah C1 >
0
RXLEVAMI atau
C1 = (A-Max (B, 0)) ACCMIN adalah
parameter cell level
yang mengindikasikan
A = Rata-rata power yang diterima – sinyal level minimum
RXLEV_ACCESS_MIN yang dibutuhkan MS
= RLA_P – RXLEVAMI (Siemens) untuk mengakses ke
= Received signal level – ACCMIN sistem.
(Ericsson)

MSTXPMAXCH/ CCHPWR
B = MS_TXPWR_MAX_CCH – P
adalah parameter yang
= MSTXPMAXCH – P (Siemens) mengindikasikan power
= CCHPWR – P (Ericsson) transmit maksimum MS
untuk mengakses ke sistem
dan P adalah output power
maksimum MS tergantung
dari MS Class.
Cell Reselection
C1 Parameter
MS akan mengkalkulasi kriteria path loss pada serving
cell dan non serving cell paling tidak selama 5 detik.

Kriteria path loss terpenuhi jika C1> 0 (jika C1 < 0


pada periode paling tidak 5 detik maka cell dihilangkan
dari list). Jika C1 pada neighbour cell lebih tinggi
daripada C1 pada serving cell maka akan terjadi cell
reselection dari serving cell ke neighbour cell.

Terdapat parameter CELLRESH(Siemens) dimana terdapat


histerisis value pada perhitungan path loss C1. Sehingga
apabila C1 neighbour cell > C1 serving cell + CELLRESH paling tidak
selama 5 detik maka baru akan terjadi cell reselection.

Parameter CELLRESH(Siemens) berfungsi untuk menghindari


terjadinya kejadian cell reselection yang tidak perlu (ping-
pong cell reselection).
Cell Reselection
C2 Parameter
C2 berguna pada saat penggunaan strategi load sharing antara
GSM dan DCS dan juga untuk menghindari cell reselection yang
tidak perlu pada fast moving MS dimana terdapat coverage
microcell dan coverage macrocell.

C2 = C1 + CRESOFF (Siemens) - TEMPOFF


PENTIME ( Siemens) /
(Siemens) PT (Ericsson) < 31
C2 = C1 + CRO (Ericcson) - TO (Ericsson)

C2 = C1 + CRESOFF (Siemens)
PENTIME ( Siemens) / PT (Ericsson) expired
C2 = C1 + CRO (Ericcson)

C2 = C1 - CRESOFF (Siemens)
PENTIME = 31
C2 = C1 - CRO (Ericcson)

Untuk kasus load sharing strategy antara GSM dan DCS biasanya akan dilakukan
seting dimana C2 DCS > C2 GSM. Dengan TEMPOFF (Siemens) / TO (Ericsson) = 0
dan PENTIME ( Siemens) / PT (Ericsson) = 0. Sehingga hanya parameter
CRESOFF(Siemens) / CRO (Ericcson) saja yang digunakan.
Cell Reselection
C2 Parameter
Aplikasi Timer
Pentime/PT

Aplikasi Pada Fast


Moving MS
Short Quiz 11 (Traffic Sharing)

Cell A GSM memiliki traffic utilization 90% dan Cell B DCS memiliki
traffic utilization 40 %. Keduanya berdekatan. Bagaimana setting
parameter yang disarankan agar utilization kedua site balance?

Cell C GSM memiliki traffic utilization 40% dan Cell D DCS memiliki
traffic utilization 90 %. Keduanya berdekatan. Bagaimana setting
parameter yang disarankan agar utilization kedua site balance?

Push ke DCS Push ke GSM


CRO
PT
TO
POWER CONTROL &
HANDOVER

129
Power Control
Untuk menghindari dominasi interferensi dari user yang memiliki
sinyal sangat kuat dan biasanya berada pada jarak yang lebih
dekat dengan base station, digunakan konsep power control.

Power control akan mengatur daya pancar tiap-tiap user sehingga


daya yang diterima oleh base station adalah sama untuk semua
user yang tersebar secara acak pada setiap lokasi di dalam sel
yang dicakup oleh base station.

Power control akan memerintahkan mobile station untuk


menaikkan daya pancarnya ketika level RxLevel atau RxQual
menurun dan akan memerintahkan MS untuk menurunkan daya
pancarnya ketika RxLevel tinggi.
Handover & Power Control Parameter
Handover & Power Control Parameter
1 Ini adalah daerah dimana terjadi handover karena low RxLevel.
Dimana threshold ini diatur oleh parameter HOLTHLVDL (Siemens) / threshold
level downlink Rx level (LDR) (Nokia) pada sisi downlink dan parameter
HOLTHLVUL (Siemens) / threshold level uplink Rx level (LUR) (Nokia) pada sisi
uplink.

Ini adalah threshold dimana power control untuk menaikkan RxLevel


2 bekerja.
Threshold pada daerah ini diatur oleh parameter LOWTLEVD (Siemens) / pc
lower thresholds lev dl Rxlevel (LDR) (Nokia) pada sisi downlink. Dan
LOWTLEVU (Siemens) / pc lower thresholds lev ul Rxlevel (LUR) (Nokia) pada sisi
uplink.

Ini adalah kondisi dimana MS dalam level dan kualitas yang baik
3
sehingga tidak perlu adanya power control yang bekerja.
Ini adalah threshold dimana power control untuk menurunkan RxLevel
4 bekerja.
Threshold pada daerah ini diatur oleh parameter UTLEVD (Siemens) / pc
upper thresholds lev dl Rx level (UDR) (Nokia) pada sisi downlink. Dan
UTLEVU (Siemens) / pc upper thresholds lev ul Rxlevel (UUR) (Nokia) pada sisi
uplink.
Handover & Power Control Parameter
Ini adalah threshold dimana power control untuk menaikkan RxLevel
5
bekerja dan juga power control untuk menaikkan RxQual bekerja.

Ini adalah threshold dimana power control untuk menaikkan RxQual


6
bekerja.
Threshold pada daerah ini diatur oleh parameter LOWTQUAD (Siemens) / pc
lower thresholds qual dl Rx qual (LDR) (Nokia) pada sisi downlink. Dan
LOWTQUAU (Siemens) / pc lower thresholds qual ul Rx qual (LUR) (Nokia) pada
sisi uplink.

Ini adalah threshold terjadinya handover yang diakibatkan karena low


7 RxQual.
Dimana threshold ini diatur oleh parameter HOLTHQUDL (Siemens) / threshold
qual downlink Rx qual (QDR) (Nokia) pada sisi downlink dan parameter
HOTHQUUL (Siemens) / threshold qual uplink Rx qual (QUR) (Nokia) pada sisi
uplink.

8 Ini adalah daerah dimana level sinyal bagus tetapi kualitas jelek karena
terdapat adanya interferensi. Pada daerah ini akan terjadi handover
dapat berupa intracell handover atau intercell handover.
Short Quiz 12 (Power Control & Handover)

Tentukan aksi yang akan terjadi pada jaringan apabila setting


threshold untuk handover dan power control ditentukan seperti
pada slide 18.

1. Kondisi Rx Level DL -100 dBm, Rx Qual DL 3?

2. Kondisi Rx Level DL -85 dBm, Rx Qual DL 6 ?

3. Kondisi Rx Level DL -78 dBm, Rx Qual DL 2 ?

4. Kondisi Rx Level UL -95 dBm, Rx Qual UL 3?

5. Kondisi Rx Level UL -92 dBm, Rx Qual UL 4?


COVERAGE & QUALITY
ISSUES

135
Coverage
Rx Level and Rxand Quality Issue
Qual

Pada jaringan 2G kita dapat memperhitungkan RF Coverage dan RF Quality


dengan menganalisa sebaran Rx Level dan Rx Qual. Rx Level
dipergunakan untuk mengukur kuat sinyal yang diterima oleh MS (dalam
satuan dBm) sedangkan Rx Qual menunjukkan kualitas sinyal yang diterima
oleh MS. Diukur dari Bit Error Rate sinyal yang diterima. Skala yang
digunakan pada Rx Qual adalah 0 sampai 7.

RxQual Bit Error Rate (BER)


0 BER < 0, 2 %
1 0,2 % < BER < 0,4 %
2 0,4 % < BER < 0,8 %
3 0,8 % < BER < 1,6 %
4 1,6 % < BER < 3,2 %
5 3,2 % < BER < 6,4 %
6 6,4 % < BER < 12,8 %
7 12,8 % < BER
Coverage and Quality Issue
Bad Air Quality DL (RxLevel >=-85dBm & Rx Qual DL >= 5)

Dengan memperhitungkan distribusi trafik dimana banyak subscriber berada


pada RxLevel yang bagus tetapi dengan RxQual jelek, interferensi
mungkin saja terjadi pada area ini. Jika lebih dari 50% measurement berada
pada kondisi ini (seperti terlihat pada gambar diatas) perlu dilakukan
pengechekan dengan menggunakan drivetest, frequency scanning dan
pengechekan adanya frekuensi co-channel dan adjacent channel/near
channel pada map.
Coverage and Quality Issue
Poor Coverage DL (TA<1.5 km & Rx Level <-85dBm)

Apabila lebih dari 50% measurement pada jarak yang dekat (TA < 2 atau
dibawah 1.5 kilometer) tetapi diserving pada RxLevel yang rendah perlu di
check adanya permasalahan pada instalasi hardware seperti pada instalasi
connector, semirigid atau feeder antena, atau problem pada output power
(combiner/TRX). Juga perlu dilakukan site audit untuk melihat apakah
terdapat obstacle yang menyebabkan RxLevel yang diterima oleh
subscriber sangat lemah.
Coverage and Quality Issue
Poor Coverage DL (Rx Level <=-85dBm & Rx Qual>=5)

Apabila lebih dari 50% measurement subscriber terdistribusi pada RxLevel yang rendah dan
RxQual yang jelek maka perlu di check adanya permasalahan pada instalasi hardware
seperti pada instalasi connector, semirigid atau feeder antena, atau problem pada output
power (combiner/TRX), atau perlu dilakukan pengechekan konfigurasi hardware seperti
antena tilt, arah antena, ketinggian antena, dan kesesuaian konfigurasi antena sesuai
dengan yang diajukan oleh tim RF Planning.
Apabila tidak terdapat problem pada hardware bisa dilakukan pengechekan distribusi Timing
Advance untuk mengetahui ada tidaknya overshooting.
Coverage and Quality Issue
Overshooting Coverage

Apabila lebih dari 50% measurement pada jarak yang jauh (TA > 5 atau diatas 5 kilometer)
maka dapat diasumsikan banyak terjadi overshooting coverage. Sebenarnya definisi dari
overshooting coverage pada sebuah cell adalah suatu kondisi dimana coverage area sebuah
cell sampai melebihi coverage area adjacent relasinya. Yang akhirnya kondisi ini dapat
menyebabkan terjadinya inteferensi atau handover fail.
Coverage and Quality Issue
Site to site distance
Untuk memperhitungkan presentase overshoot coverage
sebuah cell kita dapat membandingkan antara jarak
maksimum sebuah cell dengan relasinya dan distribusi
TA cell tersebut. Jika trafik distribusi melebihi jarak
maksimum sebuah cell dengan relasinya maka cell
tersebut mengalami overshoot coverage. Jika
persentasenya besar atau lebih dari 50 % maka perlu
dilakukan coverage tuning.

Rumus :

Rumus pada
excel :

1 degree = 111.1211
km
Short Quiz 13 (Coverage
Issue)

1. Sebuah Cell A memiliki relasi adjacent dengan


Cell B, Cell C, Cell D, Cell E. Apabila diketahui
longitude dan latitude Cell A dan relasinya
adalah sebagai berikut :
Longitude Latitude
Cell A 106.8555922 -6.27588375
Cell B 106.8527082 -6.28311818
Cell C 106.8700848 -6.27815585
Cell D 106.8679064 -6.28808216
Cell E 106.8721099 -6.29614116

Hitung pada TA ke berapakah sebuah MS yang


diserving oleh cell A mulai mengalami overshoot
coverage?
ACCESSIBILITY
PERFORMANCE
OPTIMIZATION

143
Accessibility Performance
Optimization
Random Access (RACH) Success Rate (1/4)

Random Access Channel Pengulangan percobaan MS untuk


(RACH) digunakan oleh mengakses ke jaringan (apabila pada
MS pada sisi uplink untuk percobaan akses belum ada respon dari
me-request alokasi sisi BTS pada channel AGCH baik berupa
SDCCH. Request ini dapat jawaban immediate assignment atau
dikarenakan MS ter- immediate assignement reject) dapat
paging pada saat adanya ditentukan oleh paremeter MAXRET
panggilan masuk atau saat (ericsson) / MAXRETR (siemens) / MAX
MS mencoba mengakses NUMBER OF RETRANSMISSION (RET)
jaringan. Availability (nokia) dan waktu interval antara akses
SDCCH pada sisi BTS request yang satu dengan yang lain
tidak berpengaruh pada ditentukan oleh parameter TX (ericsson) /
Random Access Success NSLOTST (siemens) / NUMBER OF SLOTS
Rate. SPREAD TRANS (SLO) (nokia).
Accessibility Performance
Optimization
Random Access (RACH) Success Rate (2/4)
Start

Low Random Access


Success rate

YES NO
Poor BSIC Plan ?

Change
BSIC
YES NO
Poor BCCH Plan
?
2 BCCH Retune/
Frequency 3
Retune

2
Accessibility Performance
Optimization
Random Access (RACH) Success Rate (3/4)
3

YES Poor Coverage / NO


Overshooting ?
Do site audit and
physical/parameter
tuning related to YES Phantom RACH NO
coverage problem ?

Optimizing filtering in
hardware and tuning YES Faulty on
2 for CRO (Ericcson) and Antenna or
ACCMIN (Ericcson) cable ?

NO
Fix hardware
2 problem

2
Accessibility Performance
Optimization
Random Access (RACH) Success Rate (4/4)

YES Unapropriate NO
setting for CRO
and ACCMIN ?
Tuning for CRO
(Ericcson) and Unapropriate
YES
ACCMIN (Ericcson) setting for MAXRET
and TX ?
Tuning for
MAXRET (Ericcson) Performance
2 Monitoring to see
and TO (Ericcson)
impact after 2
troubleshooting
activities

2
Accessibility Performance
Optimization
SDCCH Congestion Rate/SDCCH Blocking Rate (1/4)

SDCCH adalah control


Secara keseluruhan
channel yang
channel SDCCH
digunakan oleh sistem
memainkan peranan
pada saat Location
penting dimana pada
Update (dengan mean
proses call setup
holding time 3,5 detik),
setiap user pasti
IMSI Detach (2,9 detik),
menggunakan kanal
Mobile Originated Calls
ini sebelum
(2,7 detik), Mobile
memperoleh kanal
Terminated Calls (2,9
TCH.
detik), SMS (6,2 detik).
Accessibility Performance
Optimization
SDCCH Congestion Rate/SDCCH Blocking Rate (2/4)

Start

High SDCCH
Congestion/Blocking Rate

YES NO
Hardware/TRX
Problem?
Fix Hardware/TRX
Problem
YES Lack SDCCH NO
Channel?

2 Add SDCCH
Channel 3

2
Accessibility Performance
Optimization
SDCCH Congestion Rate/SDCCH Blocking Rate (3/4)
3

YES Coverage NO
Problem/
Overshooting?
Do site audit and
physical/parameter
tuning related to YES High Location NO
coverage Area Update?

Check LAC Border, Load


Check parameter NO Sharing/Traffic
2 related to Sharing already
location update implemented?

YES
Implement Traffic
2 Sharing Strategy

2
Accessibility Performance
Optimization
SDCCH Congestion Rate/SDCCH Blocking Rate (4/4)

NO Adaptive Logical YES


Channel already
implemented?
Implemented
adaptive logical OPTIONAL FEATURE
NO Immediate
channel
Assignment on
TCH?
Activate feature
and monitor the Performance
2 Monitoring to
performance
see impact 2
after
troubleshooting
2 activities
Accessibility Performance
Optimization
SDCCH Drop Rate (1/7)
Pada saat proses-
proses MOC SDCCH
dapat mengalami
drop yang
disebabkan karena
faktor hardware,
interferensi, poor
coverage, overshoot
coverage atau
lainnya.

Dan apabila
kontribusinya besar
dapat mempengaruhi
turunnya KPI
accessibility sebuah
cell.
Accessibility Performance
Optimization
SDCCH Drop Rate (2/7)

Sistem
Ericsson

Data yang
ditampilkan berikut
hanya contoh.
Accessibility Performance
Optimization
SDCCH Drop Rate (3/7)

Sistem
Siemens

Data yang
ditampilkan berikut
hanya contoh.
Accessibility Performance
Optimization
SDCCH Drop Rate (4/7)

Sistem Nokia
Data yang
ditampilkan berikut
hanya contoh.
Accessibility Performance
Optimization
SDCCH Drop Rate (5/7)
Start

High SDCCH
Drop Rate

YES NO
Hardware/TRX
Problem?
Fix Hardware/TRX
Problem Low signal
YES NO
strength UL/DL
(RF Problem)?
2 Do site audit and
physical/parameter 3
tuning related to
coverage

2
Accessibility Performance
Optimization
SDCCH Drop Rate (6/7)
3

YES Bad Quality UL/DL NO


(RF Problem)?

Check TRX quality, YES Excessive Timing NO


check interfrence Advance/Distance
from other sites, to Limit?
check if any Antenna
eksternal Downtilt/Red YES Due to Abis
interference uce antenna Failure?
height/
reduce BTS Fix problem related
2 power to Abis link, Check NO
transmision alarm,
check transmisi
2
availability. 3

2
Accessibility Performance
Optimization
SDCCH Drop Rate (7/7)

YES Due to A-if NO


Failure?
Fix problem related
to A-if link, Check
alarm, check YES
Other Reason?
availability. Check
that configuration Check LAPD,
already correct in Remote Performance
MSS side. transcoder, Monitoring to
BCSU and see impact after 2
other element troubleshooting
activities
2

2
Accessibility Performance
Optimization
TCH Congestion Rate (1/5)

Alokasi kanal TCH dilakukan


setelah proses immediate
assignment berhasil. TCH
Blocking/Congestion terjadi apabila
tidak tersedia kanal TCH yang
available. Beberapa faktor seperti
kerusakan hardware, kurang
baiknya dimensioning untuk kanal
TCH adalah beberapa faktor
penyebab terjadinya TCH
Blocking/TCH Congestion.
Accessibility Performance
Optimization
TCH Congestion Rate (2/5)
Start

High TCH
Congestion/Blocking Rate

YES NO
Hardware/TRX
Problem?
Fix Hardware/TRX
Problem NO
YES Any site down
in surrounding
area?
2 Fix site down
3

2
Accessibility Performance
Optimization
TCH Congestion Rate (3/5)
3

NO Half Rate already YES


implemented?
Implement
half rate Coverage
YES NO
problem/
overshooting?

2 Do site audit and


physical/paramet YES Any missing
er tuning related adjacencies ?
to coverage

NO
Add neighbour
2
4
2
Accessibility Performance
Optimization
TCH Congestion Rate (4/5)

NO Load Sharing/Traffic YES


Sharing already
implemented?
Implement Traffic
Sharing Strategy Too many
YES NO
SDCCH
allocation?
Change SDCCH
2 to TCH 5

2
Accessibility Performance
Optimization
TCH Congestion Rate (5/5)
5

OPTIONAL FEATURE
Already
NO Implemented YES
assignment to
Implement another cell?
assignment to
another cell YES Possible for TRX NO
Upgrade?
TRX configuration already full
Upgrade TRX
Plan new site with
2 reason capacity

Performance
Monitoring to see
2 impact after
troubleshooting
activities
RETAINABILITY
PERFORMANCE
OPTIMIZATION

164
Retainability Performance
Optimization
TCH Drop Rate (1/7)

Sistem
Ericsson

Data yang
ditampilkan berikut
hanya contoh.
Retainability Performance
Optimization
TCH Drop Rate (2/7)

Sistem Nokia

Data yang
ditampilkan berikut
hanya contoh.
Retainability Performance
Optimization
TCH Drop Rate (3/7)

Sistem
Siemens

Data yang
ditampilkan berikut
hanya contoh.
Retainability Performance
Optimization
TCH Drop Rate (4/7)
Start

High TCH
Drop Rate

YES NO
Hardware/TRX
Problem?
Fix Hardware/TRX
Problem Low signal
YES strength UL/DL
(RF Problem)?
2 Do site audit and
physical/paramete 3
r tuning related to
coverage

2
Retainability Performance
Optimization
TCH Drop Rate (5/7) 3

YES Bad Quality UL/DL NO


(RF Problem)?

Check TRX quality, YES Any Missing NO


check interfrence neighbour?
from other sites,
check if any Do neighbour
eksternal audit and add YES Many handover
interference neighbour Failure?
Check if there is any
swapped sector, NO
2
2 check handover per
relation, fix problem
on target cell
4

2
Retainability Performance
Optimization
TCH Drop Rate (6/7)
4

NO DTX already YES


active?

Activate
DTX YES Excessive Timing
Advance/Distance
to Limit?
Antenna 5
2 Downtilt/Reduce
antenna height/
reduce BTS power

2
Retainability Performance
Optimization
TCH Drop Rate (7/7) 5

YES Due to Abis NO


Failure?

Fix problem related


to Abis link, Check
YES NO
transmision alarm, Due to A-if
check transmisi Failure?
availability. Fix problem related
to A-if link, Check
alarm, check YES
Other Reason?
availability. Check
2 that configuration Check LAPD,
already correct in Remote
MSS side. transcoder, BCSU
and other element

2
2
Performance
Monitoring to
2
see impact after
troubleshooting
activities
INTEGRITY
PERFORMANCE
OPTIMIZATION

172
Integrity Performance Optimization
Handover Success Rate (1/4)
Start

Low Handover
Success Rate

YES Missing Neighbour/ NO


Too many Neighbour
Add neighbour if any ?
missing neighbor/ Low Handover NO
Reduce if too many Attempt ?
neighbour
3
Check Handover
parameter / Do
2 site audit / Cell in
remote island

2
Integrity Performance Optimization
Handover Success Rate (2/4)

Check Handover Success


Rate per relation

YES NO
Low for overall
relation ?

Check if any co NO
YES
5 BCCH/BSIC with
surrounding
Do frequency cells ?
retune/ BSIC retune
4

2
Integrity Performance Optimization
Handover Success Rate (3/4)
4

NO TCH Congestion YES


on Target Cell ?

Solve TCH congestion /


Handover parameter YES Hardware Problem NO
tuning per relation on Target cell ?

Solve Hardware Problem Incorrect


/ Handover parameter YES Handover
2 tuning per relation Parameter per
cell?
Handover
Performance
Parameter tuning
Monitoring to see
2 2 impact after
2 troubleshooting
activities
Integrity Performance Optimization
Handover Success Rate (4/4)

Any YES
NO
Swapped
Sector ?

Solve Swapped Low signal


sector YES NO
strength UL/DL
(RF Problem)?

2 Do site audit and


physical/parameter tuning YES Incorrect Handover
related to coverage Parameter/
Threshold ?
Handover
2 Parameter tuning 2
DRIVE TEST

177
Tools : TEMS Investigation

TEMS sangat
powerfull dan Drivetest berguna
untuk analisis Pada umumnya
mudah coverage sebuah drivetest
digunakan. cakupan jaringan atau membutuhkan Laptop
Sampai saat ini cakupan sebuah cell. yang telah terinstal
rilis TEMS Drivetest software TEMS,
Investigation menggunakan sampel Handphone dan kabel
sudah sampai rilis data user perception datanya, dongle, serta
ke 11. pada coverage USB GPS.
tertentu.
INFO ELEMENT
PREPARATION

179
Info Element Preparation
Serving and Neighbour
menunjukkan informasi seperti Cell
name, BSIC, ARFCN, RxLev, C1,
C2, serving cell dan juga enam
neighbour list dengan Rxlevel
terbagus.

Radio Parameter menunjukkan


informasi kondisi radio saat ini
seperti RxLevel, RxQual, FER,
SQI, TA dll
2G

Current Channel menunjukkan


informasi yang berkaitan dengan
channel yang digunakan. Disini
akan didapatkan informasi
mengenai CGI, BSIC, BCCH
ARFCN dan juga Time Slot yang
dipergunakan.
Info Element Preparation
C/A menunjukkan level interferensi
dari adjacent channel.
2G

C/I diartikan Carrier-to-interference


ratio yang menunjukkan rasio
antara kuat sinyal bit-bit informasi
dan kuat sinyal bit-bit interference
yang tidak diinginkan. C/I
disebabkan karena adanya
interferensi yang disebabkan
karena penggunaan frequensi
yang sama oleh cell carrier dan
juga cell yang lain.
Current Channel menunjukkan
informasi yang berkaitan dengan
channel yang digunakan. Disini
akan didapatkan informasi
mengenai CGI, BSIC, BCCH
ARFCN dan juga Time Slot yang
dipergunakan.
What to measure?

RxLev dipergunakan
untuk mengukur kuat
sinyal yang diterima
oleh MS (dalam
satuan dBm).

RxQual menunjukkan
kualitas sinyal yang
diterima oleh MS.
Diukur dari Bit Error
Rate sinyal yang
diterima. Skala yang
digunakan pada
RxQual adalah 0
sampai 7.
INTERFERENCE CHECK
& FREQUENCY
SCANNING

183
Interference Check

Untuk mengecek adanya interferensi dapat dilakukan dengan


pengamatan pada jendela Radio Parameter dan Jendela
Current Channel, apabila RxQual atau C/I atau SQI pada
TRX yang dilakukan pengetesan jelek tetapi RxLevel pada
kondisi baik. Kemungkinan terjadi adanya interferensi. Perlu
adanya pengecekan frekuensi dan perlu dilakukannya frequeny
retune pada TRX tersebut.
Frequency Scanning

Co-BCCH ataupun Adjacent-


BCCH antara dua site yang
berdekatan dapat menimbulkan
Baik buruknya kualitas jaringan
tingginya interferensi diantara
GSM ditentukan dari baik-
kedua site tersebut. Adanya
buruknya perencanaan frekuensi.
overshooting coverage juga
dapat menimbulkan tingginya
interferensi.

Dengan melakukan drivetest kita


Dengan menggunakan metode
dapat mengetahui daerah
GSM Scanning kita dapat
dimana terdapat kuat sinyal yang
bagus (RxLevel bagus) tetapi
mengetahui list BCCH ARCFN
pada suatu daerah/spot dan
kualitas sinyalnya buruk (RxQual
mengetahui list BCCH ARFCN
jelek), hal ini dapat disebabkan
yang menjadi interference
oleh karena adanya interferensi
frequency.
di daerah atau spot tersebut.
Frequency Scanning
Untuk memulai scanning pada Combo Box
Scanning Task pilih Frequency Scanning.

Klik pada tombol Scan Properties.

Klik Pada tab Scanned


Channels centang pada Scan
selected channels kemudian
centang pada Manual
selection lalu klik Select dan
masukkan list ARFCN yang
ingin di-scan. Masukkan hanya
BCCH ARFCN yang
bersesuaian dangan BCCH
ARFCN pada operator yang
ingin diinvestigasi.

Klik tombol Start Scanning untuk memulai


scanning.

klik tombol Stop Scanning untuk


menghentikan proses scanning.
Frequency Scanning ...

Neighbour List Scanning


Mode
Neighbour list scanning
dapat digunakan sebagai
referensi sebuah cell yang
memiliki kuat sinyal bagus
tetapi belum ter-create
sebagai neighbour.
Pendeteksian berdasarkan
kuat sinyal BCCH ARFCN
yang terukur oleh sebab itu
hanya masukan list BCCH
pada operator yang ingin
diinvestigasi. Berikut
tampilan Neighbour List
Scanning Mode.
DRIVETEST KPI

188
Drivetest KPI
Call Setup Success Rate (CSSR)

Call Setup Successful Rate (%) = ((Total number of successful setup)/


(Total number of calls attempt))*100

Total number of successful setup = Jumlah mobile originating calls yang berhasil
menempati kanal trafik (TCH).

Total number of calls attempt = Jumlah total percobaan attempt untuk


melakukan mobile orginating call.

Dropped Call Rate (DCR)

Dropped Call Rate, dikenal juga sebagai TCH drop rate

Dropped Call Rate (%) = ((Call set-up Success) – (number of completed


calls)) / (Call set-up Success)*100
Drivetest KPI
Handover Success Rate (HOSR)

Handover Success Rate (%) = ((Total number of successful handovers) /


(Total number of handover attempts))*100

Handover per Call

Handover per call = (Total number of Handover success / total number of


call setup success)

Rx Level dan Rx Qual

Pada jaringan 2G kita dapat memperhitungkan RF Coverage dan RF Quality


dengan menganalisa sebaran Rx Level dan Rx Qual. Rx Level dipergunakan
untuk mengukur kuat sinyal yang diterima oleh MS (dalam satuan dBm)
sedangkan Rx Qual menunjukkan kualitas sinyal yang diterima oleh MS.
Diukur dari Bit Error Rate sinyal yang diterima. Skala yang digunakan pada Rx
Qual adalah 0 sampai 7.
Drivetest KPI
Rx Qual VS SQI
SQI (Speech Quality Index)
Adalah pengukuran quality yang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan RxQual.

Berikut beberapa kelemahan RxQual :


BER yang berfluktuasi (tinggi ke rendah atau sebaliknya) menyebabkan perceived
quality lebih rendah daripada BER yang konstan. Sedangkan RxQual hanya mengukur
rata-rata dari BER dan tidak dapat mengukur fluktuasi (deviasi) ini.
RxQual tidak memperhitungkan Frame Erasure Rate (FER).
Saat terjadi handover selalu mengakibatkan hilangnya sebuah frame, yang dapat
menyebabkan menurunnya kualitas di sisi user. Hal ini tidak terlihat pada RxQual.
Pemilihan speech code, level kualitas akan bervariasi setiap speech codec. Dimana
setiap speech codec memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Sedangkan pengukuran SQI juga memperhitungkan :


BER (bit Error Rate)
FER (Frame Erasure Rate)
Handover events
Komputasi yang berbeda untuk setiap speech codec
Speech Coding
FR, HR, EFR and AMR

Speech
Modulasi
Voice Coding Burst
GMSK
(FR, HR,
EFR)

Full Rate (FR), speech coding dengan bit rate : 13 kbit/s

Half Rate (HR), speech coding dengan bit rate : 5.6


kbit/s, kapasitasnya dapat dua kali full rate

Enhanced Full Rate (EFR),speech coding dengan bit


rate : 12,2 kbit/s. Ada peningkatan kualitas dibandingkan
dengan Full Rate dengan adanya noise free

Adaptive Multi Rate (AMR), speech codec bersifat


adaptif
DRIVETEST
IMPROVEMENT

193
Drive Test Improvements
Signal Strength Analysis

Shadowed Antenna Output Power Faulty Hardware

Visit site Check output power Check alarm & BTS Error
Check antenna installation Parameters log
Is there a better antenna BSPWRT - NON BCCH FREQ Visit site
position at same site? BSPWRB - BCCH FREQ

Height/down Tilt Missing Neighbor Site Location

Add reduce down tilt? Is the call dragged? Possible to move site?
Can antenna be placed Is low SS due to missing New antenna location at
lower or higher to give neighbor relations same site? Is it necessary
better coverage? to expand and build a new
site?
Drive Test Improvements
Interference Analysis

From DT logfile & map:


Possible Solutions:
What channel group suffer from
interference? HOP or Non HOP? Enable Frequency Hopping or add
frequencies to Hopping group.
Check Current channel information
in TEMS INV, hopping channel and Enable BTS Power Control, MS
hopping frequency. power control and make it less
aggressive.
Where does the interference come
from? Cell name? Change frequency of interferer or
Study map and logfile, look for co- interfered cell:
channel or adjacent channel Possible to find new frequency by
interference. using TEMS Scanning.
Does the interference lead to lower Down tilt or change antenna of
SQI? interferer.
Look at SQI measurement during Redo frequency plan.
high RxQual.
Add new site.
Use OSS statistic to assist analysis.
Drive Test Improvements
Handover Analysis (ping pong)

Analysis ..
• Identify UL/DL interference
• Imbalance link, e.g. most cases UL signal strength issue
• H/W defect, e.g. TRX, combiner, VSWR, etc.
• Cross or swap feeder
• Wrong handover parameter, e.g. UL/DL signal strength or quality
threshold
• Bad neighboring hysteresis parameters, e.g. HOM, etc
Drive Test Improvements
Call Setup Failure Analysis

Possible Solutions:
• Signal strength analysis
Analysis: • Interference analysis
• Low Signal Strength • Define more SDCCH or adaptive
• Interference SDCCH or direct TCH
assignment
• High Congestion on SDCCH
• Traffic sharing, redefine SDCCH
• High Congestion on TCH
to TCH, coverage tuning
• Transmission Fault
• Fix the transmission problem
• Faulty TRX/Hardware
• Replace faulty TRX
• BSC Processor Overload
• Cell is not defined in MSC. • BTS re-homing, upgrade BSC
capacity
• Define missing cell database in
MSC
Drive Test Improvements
Drop Call Analysis

Analysis ..
• Check the Radio environment just before drop:
 If High Rxqual for a longer period of time and RLINKT expire 
Interference problem.
 If Low SS DL, SSDL < MSSENS ( -104dBm)  low signal
strength problem.
 If TA > 63  too far from the cell.
• If DL radio is good, check the TX power. If there is MS power down
regulation when the MS is close to the cell. If full power  suspect
uplink interference or antenna, TMA problem.
• Verify or isolate the problem using OSS Statistic (Drop call and
reasons).
Drive Test Improvements
Sample Case: Missing Neighbor
Hal ini dapat
menyebabkan efek
"cell dragging“ ;
dimana MS
bergerak tetapi
masih dipegang
oleh cell lama
meskipun telah
melewati jarak
tertentu dan
seharusnya dilayani
oleh cell tetangga
yang RXLevel-nya
lebih bagus. Efek
ini juga dapat
menyebabkan
RXQual dan SQI
buruk karena
interferensi co-
channel.
Drive Test Improvements
Sample Case: Non-mutual Relation

Hal ini dapat


menimbulkan efek
yang sama dengan
efek "Missing
Neighbour".

Pastikan neighbour
relation dibuat “both
way” apabila
ditinjau dari site
database.

Untuk alasan
tertentu, hubungan
“one way”
diperbolehkan,
misalnya pada
lokasi penjara, dll
Drive Test Improvements
Sample
Frequency Case: Co-channel BCCH
scanning adalah
cara yang paling
praktis untuk
menemukan
sumber interferensi.
Jika lebih dari satu
BSIC terkodekan
untuk satu ARFCN
BCCH yang
diamati, kita dapat
menyimpulkan
adanya "co-channel
interference".
Dengan
mengetahui BSIC
dan memeriksa
pada site database
kita dapat
mengetahui cell
yang menjadi
sumber interferensi.
Drive Test Improvements
Sample Case: Swap Feeder and Crossed Feeder
Sebuah kasus
cross feeder, dapat
diidentifikasi
melalui Drive Test
dan biasanya
menunjukkan
banyak ping-pong
HO.
Kasus swap
feeder,
mangakibatkan MS
dilayani oleh Cell
yang salah,
misalnya pada
saat MS berada di
area main lobe
sektor 1, MS tidak
dilayani oleh sektor
1, tetapi diserving
oleh sektor 2.
Drive Test Improvements
Sample Case: Low Level Signal at Near Site
Adanya
halangan/medan
perbukitan menjadi
penyebab terjadinya
kasus ini, meskipun
tidak semuanya
disebabkan oleh
kondisi medan.
Seting CRO yang
terlalu tinggi
dibandingkan dengan
BTS yang dekat
dapat menjadi
penyebabnya. MS
akan “camp” pada
BTS yang jauh
meskipun Rx
Levelnya tidak terlalu
kuat tetapi karena
nilai C2 yang tinggi.
End of Training
Questions?
See you in other training class…
TELECOMMUNICATION TRAINING

 GSM Planning
 3G/WCDMA Planning
 GSM Optimization
 3G/WCDMA Optimization
 Wireless Broadband

ELECTRONICS TRAINING

 PCB Design with Eagle/Protel/OrCAD


 Microcontroller System For Beginners
 Microcontroller System For Advanced

TECHNOPRENEURSHIP TRAINING Contact Person :


Lingga Wardhana
Phone : +62 8562893622
Email : lingga.wardhana@floatway.com

Floatway Learning Centre Address :


Cipinang Elok 2 Blok BJ No. 2C
Cipinang Jakarta Timur
Phone : (+62 21) 85911547
Fax : (+62 21) 85911547
www.floatway.com

You might also like