You are on page 1of 14

Pengaruh Pelatihan dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Prestasi Kerja

Perawat di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Langsa

Prihatin Lumbanraja
Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Sumatera Utara Medan
Email: titienlbnraja@yahoo.com

Cut Nizma
Politeknik Negeri Medan

ABSTRACT
Job performance for a nurse is very important. One effort to improve job performance is by following
training and develop the job characteristics. Langsa DistrictGeneral Hospital has striven to enhance the job
performance for the nurses through training and development of job characteristics, but there is no equality
in training and for all nurses and they do not have positive attitudes toward job characteristics, either that
can satisfy them push it to improve their performance. Aim of this study to find out how the effect of training
and job characteristic on job performance of nurses and to know differences of the performance beetween
before and after training at Langsa District General Hospital. The problems to be solved in this study is what
the effect of training and job characteristics on job performance of the nurses and differences in job
performance before and after training. This research used descriptive survey and the comparative
method.The population in this study are all nurses who attended the training with minimal education DIIIof
nursing or equivalent. The population is consist of 152 nurses and 63 are chosen to be the samples. The result
of the first hypothesis of research show that training and job characteristics of task significance, autonomy
and feedback simultaneously have significance affect 32,3% of job performance while the rest equal to 67.7%
is not included in this research., partial test showed training variables, job characteristic of task significance,
autonomy and feedback have significance effect on job performance and dominant variable is training. The
results of second hipotesis showed the difference about the increase perfomance obtained by the nurse at
Langsa General Hospital earlier from 81.43 to 81.93 with a correlation of 0.963. The resultsshows that there
are significant differences that the nurses achievement before and after training.

Keywords: Training, job characteristics, job performance.

PENDAHULUAN perawat harus menjadi perawat yang profesional,


yaitu perawat yang memiliki kemampuan intelektual,
Latar Belakang teknikal dan interpersonal, bekerja berdasarkan stan-
dart praktek, memperhatikan kaidah etik dan moral.
Rumah Sakit Umum merupakan lembaga pela- Banyak faktor yang berhubungan dengan
yanan kesehatan masyarakat harus mampu bersaing prestasi kerja antara lain adalah faktor kemampuan
menghadapi rumah sakit swasta, terutama meng- kerja, motivasi, kepuasan kerja dan kondisi fisik
hadapi pesatnya peningkatan teknologi bidang pela- pekerjaan. Faktor kemampuan memiliki indikasi
yanan kesehatan yang dibarengi dengan semakin paling kuat dengan prestasi kerja perawat yang ada di
kompleknya kebutuhan masyarakat modren. Hal ini Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. Berdasarkan
memberikan pengaruh terhadap praktisi kesehatan wawancara dengan pihak manajemen Rumah Sakit
dalam mengimplementasikan sistem pelayanan masya- secara umum penilaian prestasi kerja perawat cukup
rakat, tidak terkecuali perawat apalagi selama ini baik namun dari berbagai faktor yang dinilai maka
perawat yang paling sering berinteraksi langsung kemampuan di bidang tindakan keperawatan memi-
dengan pasien, oleh karena itu prestasi kerja perawat liki indikasi paling rendah dibandingkan dengan
sangat diperlukan dalam sebuah Rumah Sakit. faktor-faktor lain yang dinilai, sehingga dibutuhkan
Dalam upaya untuk meningkatkan prestasi pelatihan dalam rangka memperbaiki kemampuan
kerjanya, maka seorang perawat dituntut untuk selalu khususnya kemampuan tindakan keperawatan.
melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas Prestasi kerja tidak hanya ditunjukkan melalui
pelayanan kesehatan. Untuk mencapai kualitas pela- kemampuan, namun juga motivasi merupakan faktor
yanan kesehatan yang baik tersebut maka seorang penting yang mempengaruhi prestasi kerja baik
142
Lumbanraja: Pengaruh Pelatihan dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Prestasi Kerja Perawat 143

motivasi internal maupun motivasi eksternal. Moti- Sikap perawat yang jarang mengajarkan pera-
vasi eksternal berupa gaji, insentif, fasilitas, dan lain- watan lanjutan setelah pasien pulang, serta kurang
lain pada dasarnya sudah cukup dipenuhi oleh pihak membantu dalam mengatasi kecemasan yang diderita
Rumah Sakit. Selain motivasi eksternal yang harus pasien menunjukkan betapa rendahnya pemahaman-
dipenuhi, motivasi internal merupakan motivasi yang nya tentang betapa pentingnya (signifikan) perannya
berasal dari dalam diri seseorang yang mampu bagi orang lain khususnya kepada para pasiennya.
menimbulkan kepuasan bagi orang tersebut dalam
bekerja. Faktor-faktor yang ada dalam motivasi Perumusan Masalah
internal antara lain adanya pengakuan, diberikan
tanggung jawab dan kebebasan dalam bekerja sesuai Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan
standar operasional. Faktor-faktor ini terdapat dalam masalah sebagai berikut:
muatan pekerjaan yang dikenal dengan nama karak- a. Sejauhmana pengaruh pelatihan dan karakteristik
teristik pekerjaan yang terdiri dari identitas tugas, pekerjaan terhadap prestasi kerja perawat di Badan
keragaman ketrampilan, signifikansi tugas, otonomi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Langsa ?
dan umpan balik. Perawat yang memliki sikap positif b. Apakah ada perbedaan prestasi kerja perawat
terhadap karakteristik pekerjaannya maka perawat sebelum dan sesudah pelatihan di Badan Pela-
tersebut akan semakin berorientasi dibidang pekerja- yanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Langsa?
annya. Perawat akan menekuni tugasnya dan kon-
sentrasi dalam bekerja, bertanggungjawab disertai Tujuan Penelitian
perasaan senang sampai diperoleh hasil yang me-
muaskan dengan kualitas yang tinggi dan dia akan Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah
berusaha semaksimal mungkin untuk mengembang- sebagai berikut:
kan diri agar mencapai prestasi tinggi dalam a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
perusahaan. Namun pada kenyataannya tidak semua pelatihan dan karakteristik pekerjaan terhadap
faktor-faktor yang ada dalam muatan pekerjaan ini prestasi kerja perawat di Badan Pelayanan
dimiliki oleh perawat seperti rendahnya otonomi, Kesehatan Rumah Sakit Umum Langsa.
kurangnya informasi atau umpan balik yang diperoleh b. Untuk mengetahui perbedaan prestasi kerja perawat
perawat dari hasil pekerjaannya dari atasan, rekan sebelum dan sesudah pelatihan di Badan
kerja dan pasiennya, serta kurangnya kesadaran dan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Langsa.
pemahaman betapa penting dan berarti tugasnya
sebagai perawat bagi orang lain khususnya pasiennya. Manfaat Penelitian
Rendahnya otonomi perawat terlihat dimana ia
selalu bertanya kepada dokter mengenai tindakan Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini
keperawatannya padahal semestinya ia memiliki adalah:
kesempatan untuk dapat merubah dan mengambil a. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi
keputusan sendiri dalam hal asuhan keperawatannya pihak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa dalam
sesuai kebutuhan pasien berdasarkan standar opera- membuat pelatihan yang tepat serta model karak-
sional pekerjaannya yang juga merupakan batasan teristik pekerjaan yang sesuai dengan keinginan
otonomi seorang perawat yaitu standar pengkajian, perawat yang akan memicu peningkatan prestasi.
standar diagnosa keperawatan, standar perencanaan, b. Sebagai bahan menambah khasanah penelitian
standar pelaksanaan, standar evaluasi. Hal ini mem- bagi Program studi Ilmu Manajemen Sekolah
beri dampak terhadap prestasi kerjanya, karena Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
perawat terlihat kurang mampu dan kurang percaya c. Sebagai bahan menambah pengetahuan dan
diri terhadap kemampuan asuhan keperawatannya. wawasan bagi peneliti dalam bidang manajemen
Hal lain yang terlihat adalah kurangnya men- sumber daya manusia, khususnya mengenai
dapatkan informasi (umpan balik) tentang hasil pengaruh pelatihan dan karakteristik pekerjaan
pekerjaannya baik dari atasan, rekan kerja maupun terhadap prestasi kerja.
pasien mengakibatkan ia tidak mengetahui apakah d. Sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya
hasil pekerjaannya sudah cukup baik atau tidak, agar yang akan melakukan penelitian sumber daya
ia dapat melakukan perbaikan apabila ada kekurangan manusia di masa yang akan datang, khususnya
terhadap hasil kerjanya sehingga ia dapat meningkat- yang berhubungan dengan pelatihan dan karak-
kan prestasi kerjanya. teristik pekerjaan.
144 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.12, NO. 2, SEPTEMBER 2010: 142-155

KAJIAN TEORITIS yang memiliki sifat penting khusus. Sementara


Mangkuprawira (2002) menyatakan bahwa, karak-
Pelatihan teristik pekerjaan adalah identifikasi beragam dimensi
pekerjaan yang secara simultan memperbaiki efisiensi
Menurut Mangkuprawira (2004), pelatihan me- organisasi dan kepuasan kerja. Sedangkan Sigit
rupakan sebuah proses yang mengajarkan penge- (2003) menyatakan bahwa, suatu pekerjaan yang
tahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar menarik bagi karyawan dan menyenangkan untuk
karyawan semakin terampil dan mampu melak- dikerjakan dapat menimbulkan motivasi bagi
sanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, karyawan.
sesuai dengan standar. Biasanya. Biasanya pelatihan Menurut Robbins (2008), bahwa signifikansi
merujuk pada pengembangan ketrampilan bekerja tugas atau tingkat pentingnya tugas adalah tingkatan
(vocational) yang dapat digunakan dengan segera. dimana pekerjaan tersebut memiliki dampak yang
Gomes (2000) menyatakan bahwa pelatihan substansial terhadap kehidupan atau pekerjaan orang
adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi lain. Sementara mengenai otonomi, Robbins (2008)
pekerjaan pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menyatakan bahwa otonomi adalah sampai sejauh
menjadi tanggung jawabnya, atau suatu pekerjaan mana karyawan berhak memberikan pendapatnya
yang ada kaitannya dengan pekerjaannya. dalam menentukan jadwal pekerjaan mereka,
Menurut Rivai (2006), ada beberapa faktor yang memilih perlengkapan yang akan mereka gunakan
perlu dipertimbangkan dan berperan dalam pelatihan dan memutuskan prosedur yang harus diikuti.
yaitu: (a) Efektifitas biaya, (b) Materi program yang Menurut Schutzenhofer dan Mutsser dalam
dibutuhkan, (c) Prinsip-prinsip pembelajaran, (d) Persatuan Perawat Nasional (2000), bahwa otonomi
Ketepatan dan kesesuaian fasilitas, (e) Kemampuan perawat adalah kebebasan perawat untuk bertindak
dan preferensi peserta pelatihan, (f) Kemampuan dan melaksanakan tindakan keperawatan dimana perawat
preferensi instruktur pelatihan. memiliki kemandirian dan pengaturan diri dalam
Sementara menurut Ranupandoyo dan Husnan membuat keputusan dan praktik keperawatan melalui
(2003), metode pelatihan untuk karyawan operasional kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan
antara lain adalah: tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan
a. On the Jon Training: Sistem ini memberikan tugas keperawatan sesuai dengan lingkup wewenang dan
kepada kemampuan atasan langsung dari karya- tanggung jawabnya berdasarkan keperawatan.
wan yang baru untuk melatih mereka. Cara ini Menurut Persatuan Perawat Nasional Indonesia
mempunyai efek fisik dan psikologis yang kuat (2000), batasan tindakan otonomi adalah standar
terhadap para karyawan yang dilatih karena pengkajian, standar diagnosis, standar perencanaan,
dijalankan. standar implementasi dan standar evaluasi.
b. Vestibule School: Merupakan bentuk pelatihan Robbins (2008), menyatakan bahwa umpan
dimana pelatihnya bukan atasan langsung, tetapi balik adalah sampai sejauhmana karyawan menerima
pelatih-pelatih khusus. Salah satu bentuk vestibule informasi yang mengungkapkan seberapa baik
school ini adalah simulasi. mereka melaksanakan tugas pada saat bekerja.
c. Apprenticeship: Biasa dipergunakan untuk pekerja- Semakin tinggi skor pencapaian karakteristik
pekerja yang membutuhkan ketrampilan yang pekerjaan, maka pekerjaan menunjukkan komplek-
relative tinggi. Program apprenticeship ini bisa sitas yang semakin tinggi, yang berarti semakin
mengkombinasikan on the job training dan peng- memberi tantangan dan semakin kuat menentukan
alaman dengan petunjuk-petunjuk di kelas dalam potensi bahwa pekerjaan itu sendirilah yang
pengetahuan tertentu. menciptakan motivasi internal, meningkatkan per-
d. Kursus-kursus khusus: Merupakan bentuk pengem- tumbuhan dan kepuasan kerja serta menambah
bangan karyawan yang lebih mirip pendidikan efektivitas kerja (Robbins, 2008).
dari pada pelatihan. Kursus-kursus ini biasanya
diadakan untuk memenuhi minat para karyawan Model Karakteristik Pekerjaan
dalam bidang-bidang pengetahuan tertentu (di luar
bidang pekerjaannya), seperti kursus bahasa asing. Dalam Robbins (2008), dikatakan bahwa
pendekatan klasik tentang desain pekerjaan yang
Karakteristik Pekerjaan diajukan oleh Hackman dan Oldman, dikenal dengan
istilah teori karakteristik pekerjaan (job charac-
Schermerhorn (2000) menyatakan bahwa karak- teristics theory).
teristik pekerjaan merupakan atribut-atribut tugas
Lumbanraja: Pengaruh Pelatihan dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Prestasi Kerja Perawat 145

Karakteristik
Pekerjaan
Keadaan
Psikologis Kritis Hasil
dan (b) Faktor motivasi. Sementara menurut
Ranupandoyo dan Husnan (2003), faktor-faktor yang
 Variasi Ketrampilan * Rasa berarti dalam * Motivasi kerja internal
mempengaruhi prestasi kerja adalah: (a) Kuantitas


Identitas Tugas
Signifikansi Tugas
pekerjaan yang
dialami
yang tinggi
kerja, (b) Kualitas kerja, (c) Keandalan, (d) Inisiatif,
* Kekuatan pertumbuhan
Yang tinggi
(e) Kerajinan, (f) Sikap, (g) Kehadiran. Sedangkan
 Otonomi * Tanggung jawab
Yang dialami untuk * Kepuasan pekerjaan
menurut Suprihanto (2000), ada beberapa faktor yang
hasil pekerjaan tinggi mempengaruhi prestasi kerja karyawan, yaitu: (a)
 Umpan Balik
dari pekerjaan
* Pengetahuan mengenai
hasil aktual dari yang
* Keefektifan pekerjaan Upah/Gaji, (b) Lembur/Premi, (c) Penghargaan-
tinggi penghargaan, (d) Hadiah, (e) Tunjangan Kesehatan
dan (f) Santunan Hari Tua.
Moderator
1. Pengetahuan dan Ketrampilan
2. Kekuatan yang membutuhkan pertumbuhan
3. kepuasan Penilaian Prestasi Kerja
Sumber : Robbins (2008)
Ukuran keberhasilan seorang karyawan dapat
Gambar 1. Model Karakteristik Pekerjaan dari Hackman diketahui melalui prestasi kerjanya, yang dapat
dan Oldman diperoleh dari penilaian prestasi kerjanya (Perfor-
mance Appraisal). Penilaian prestasi kerja ini pada
Menurut teori karakteristik pekerjaan ini, sebuah dasarnya merupakan salah satu faktor kunci guna
pekerjaan dapat melahirkan tiga keadaan psikologis mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan
dalam diri seorang karyawan yakni mengalami efisien. Langkah mengadakan penilaian prestasi kerja
makna kerja, memikul tanggung jawab akan hasil tersebut berarti suatu organisasi telah memanfaatkan
kerja, dan pengetahuan akan hasil kerja. Akhirnya, dengan baik atas sumber daya manusia yang ada
ketiga kondisi psikologis ini akan mempengaruhi dalam organisasi.
motivasi kerja secara internal, prestasi kerja, kepuasan Ada beberapa metode penilaian prestasi kerja
kerja, ketidakhadiran dan perputaran karyawan. yang dapat digunakan. Biasanya pimpinan memilih
Keadaan psikologis kritis ini dipengaruhi oleh metode yang akan meminimumkan konflik dengan
dimensi inti dari sebuah pekerjaan yang terdiri dari: karyawan yang akan dinilai, memberi umpan balik
keragaman keahlian, identitas tugas, signifikansi kepada karyawan yang akan dinilai secara relevan
tugas, otonomi dan umpan balik. dan membantu tercapainya tujuan perusahaan.
Adapun jenis metode penilaian prestasi dapat dibagi
Prestasi Kerja menjadi dua bagian, yaitu : metode yang berorientasi
pada masa lalu dan metode yang berorientasi pada
Simamora (2004), mengatakan bahwa prestasi masa depan.
kerja merupakan proses dengannya organisasi Metode yang berorientasi pada masa lalu, antara
mengevaluasi pelaksanaan kerja individu. Sedangkan lain:
menurut Mangkunegara (2007), prestasi kerja adalah a. Rating Scale: Pengukuran dilakukan berdasarkan
hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai skala prestasi (kuantitatif dan kualitatif) yang
oleh seorang karyawan dalam melaksanakan sudah baku.
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang b. Checklist: Metode ini memerlukan penilaian
diberikan kepadanya. untuk menyeleksi pernyataan yang menjelaskan
Banyak manfaat penilaian prestasi kerja, karakteristik karyawan.
menurut Wether dan Davis (2003) bahwa manfaat c. Critical Incident Method: pengukuran dilakukan
penilaian prestasi kerja sebagai berikut: (a) berdasarkan catatan aktivitas seorang karyawan
Meningkatkan prestasi kerja, (b) Penentuan dalam periode waktu tertentu yang dinyatakan
kompensasi, (c) Keputusan penempatan, (d) dalam perilaku positif dan negatif.
Kebutuhan pelatihan dan pengembangan, (e) d. Field Review Method: Pengukuran dilakukan
Pengembangan dan perencanaan karir, (f) Evaluasi dengan langsung meninjau lapangan
proses penyusunan karyawan, (g) Analisis ketidak e. Performance Test and Observation: Penilaian
akuratan informasi persomalia, (h) Analisis kesalahan prestasi kerja dapat dilaksanakan didasarkan pada
perencanaan pekerjaan (Job Design), (i) Kesempatan suatu test keahlian
yang sama. f. Comparative Evaluation Approach: Pengukuran
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi dilakukan dengan membandingkan prestasi kerja
prestasi kerja, menurut mangkunegara (2000) faktor- seorang karyawan dengan karyawan lain.
faktor tersebut antara lain: (a) Faktor kemampuan
146 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.12, NO. 2, SEPTEMBER 2010: 142-155

Sementara metode penilaian berdasarkan pada Menurut Robbins (2008) bahwa signifikansi
masa depan, antara lain: tugas atau tingkat pentingnya tugas adalah tingkatan
a. Self appraisal: teknik evaluasi ini berguna bila dimana pekerjaan tersebut memiliki dampak yang
tujuan evaluasi diri adalah untuk melanjutkan substansial terhadap kehidupan orang lain.
pengembangan diri. Robbins (2008) menyatakan bahwa, otonomi
b. Psicological appraisal: penilaian ini biasanya adalah sampai sejauh mana karyawan berhak
dilakukan oleh seorang psikolog, terutama memberikan pendapatnya dalam menjadwal pekerja-
digunakan untuk menilai potensi karyawan. an mereka, memilih perlengkapan yang akan mereka
c. Management By Objectives: Pengukuran ber- gunakan, memutuskan prosedur yang harus diikuti.
dasarkan pada tujuan2 pekerjaan yang terukur dan Menurut Schutzenhofer dan Mutsser dalam
disepakati bersama antara karyawan dan atasan- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (2000) bahwa
nya. Otonomi perawat adalah kebebasan perawat untuk
d. Assesment Center: bentuk penilaian yang di- bertindak melaksanakan tindakan keperawatan
standarisasi, tergantung pada tipe berbagai penilai. dimana perawat memiliki kemandirian dan
pengaturan diri dalam membuat keputusan dan
Kerangka Konseptual praktik keperawatan melalui kerjasama berbentuk
kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan dalam
Menurut Hasibuan (2001) “Pelatihan perlu memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
dilakukan oleh setiap perusahaan karena memberikan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya
manfaat bagi perusahaan khususnya karyawan dalam berdasarkan ilmu keperawatan.
meningkatkan prestasi kerjanya”. Menurut Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Rivai (2007) mengemukakan bahwa “Pelatihan (2000), batasan tindakan otonomi adalah standar
merupakan sebagai bagian pendidikan yang pengkajian, standar diagnosis, standar perencanaan,
menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan standar implementasi dan standar evaluasi.
meningkatkan ketrampilan di luar sistem pendidikan Menurut Robbins (2008) bahwa umpan balik
yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan adalah sampai sejauh mana karyawan menerima
metode yang lebih mengutamakan pada praktik dari informasi yang mengungkapkan seberapa baik
pada teori”. mereka melaksanakan tugas pada saat bekerja.
Selain pelatihan maka karakteristik pekerjaan Semakin tinggi skor pencapaian karakteristik
juga dapat meningkatkan prestasi kerja, karena pekerjaan, maka pekerjaan tersebut menunjukkan
muatan-muatan yang ada dalam karakteristik kompleksitas yang semakin tinggi, yang berarti
pekerjaan merupakan motivasi internal (intrinsik) semakin memberi tantangan dan semakin kuat
yang mendorong prestasi kerja. menentukan potensi bahwa pekerjaan itu sendirilah
Menurut teori karakteristik pekerjaan yang yang menciptakan motivasi internal, meningkatkan
diajukan Hackman dan Oldham dalam Robbins, pertumbuhan dan kepuasan kerja serta menambah
(2008) “Sebuah pekerjaan dapat melahirkan tiga efektivitas dan prestasi kerja (Robbins, 2008).
keadaan psikologis dalam diri seorang karyawan Menurut Mangkunegara (2007) bahwa “Prestasi
yakni mengalami makna kerja, memikul tanggung kerja karyawan adalah hasil kerja keras secara
jawab akan hasil kerja, dan pengetahuan akan hasil kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
kerja yang akan mempengaruhi motivasi kerja secara karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai
internal, kepuasan kerja dan keefektifan kerja”. dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Gibson, dkk, (2006) menyatakan “sikap Selanjutnya Simamora (2004) menyatakan
terhadap karakteristik pekerjaan secara positif dapat bahwa “Prestasi kerja karyawan adalah hasil kerja
menumbuhkan semangat kerja dan untuk mencapai karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas
prestasi kerja yang optimal”. berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan.
Perawat yang memiliki sikap positif terhadap Prestasi kerja karyawan akan tercapai apabila
karakteristik pekerjaannya maka perawat tersebut didukung oleh atribut individu, upaya kerja dan
akan semakin berorientasi di bidang pekerjaannya. dukungan organisasi”.
Perawat akan menekuninya dan konsentrasi, Rivai (2007) mengemukakan bahwa “Pelatihan
bertanggungjawab disertai perasaan senang sampai merupakan sebagai bagian pendidikan yang
diperoleh hasil yang memuaskan dan tinggi menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan
kualitasnya dan akan berusaha semaksimal mungkin meningkatkan ketrampilan di luar sistem pendidikan
untuk mengembangkan agar mencapai prestasi tinggi yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan
dalam perusahaan.
Lumbanraja: Pengaruh Pelatihan dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Prestasi Kerja Perawat 147

metode yang lebih mengutamakan pada praktik dari pengkajian, standar diagnosis, standar perencanaan,
pada teori”. standar implementasi dan standar evaluasi.
Selain pelatihan maka karakteristik pekerjaan Menurut Robbins (2008) bahwa umpan balik
juga dapat meningkatkan prestasi kerja, karena adalah sampai sejauh mana karyawan menerima
muatan-muatan yang ada dalam karakteristik informasi yang mengungkapkan seberapa baik
pekerjaan merupakan motivasi internal (intrinsik) mereka melaksanakan tugas pada saat bekerja.
yang mendorong prestasi kerja. Semakin tinggi skor pencapaian karakteristik
Menurut teori karakteristik pekerjaan yang pekerjaan, maka pekerjaan tersebut menunjukkan
diajukan Hackman dan Oldham dalam Robbins, kompleksitas yang semakin tinggi, yang berarti
(2008) “Sebuah pekerjaan dapat melahirkan tiga semakin memberi tantangan dan semakin kuat
keadaan psikologis dalam diri seorang karyawan menentukan potensi bahwa pekerjaan itu sendirilah
yakni mengalami makna kerja, memikul tanggung yang menciptakan motivasi internal, meningkatkan
jawab akan hasil kerja, dan pengetahuan akan hasil pertumbuhan dan kepuasan kerja serta menambah
kerja yang akan mempengaruhi motivasi kerja secara efektivitas dan prestasi kerja (Robbins, 2008).
internal, kepuasan kerja dan keefektifan kerja”. Menurut Mangkunegara (2007) bahwa “Prestasi
Gibson, dkk, (2006) menyatakan “sikap kerja karyawan adalah hasil kerja keras secara
terhadap karakteristik pekerjaan secara positif dapat kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
menumbuhkan semangat kerja dan untuk mencapai karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai
prestasi kerja yang optimal”. dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Perawat yang memiliki sikap positif terhadap Selanjutnya Simamora (2004) menyatakan
karakteristik pekerjaannya maka perawat tersebut bahwa “Prestasi kerja karyawan adalah hasil kerja
akan semakin berorientasi di bidang pekerjaannya. karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas
Perawat akan menekuninya dan konsentrasi, berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan.
bertanggungjawab disertai perasaan senang sampai Prestasi kerja karyawan akan tercapai apabila
diperoleh hasil yang memuaskan dan tinggi didukung oleh atribut individu, upaya kerja dan
kualitasnya dan akan berusaha semaksimal mungkin dukungan organisasi”.
untuk mengembangkan agar mencapai prestasi tinggi Secara skematis, kerangka konseptual dari
dalam perusahaan. penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Menurut Robbins (2008) bahwa signifikansi
tugas atau tingkat pentingnya tugas adalah tingkatan Pelatihan Prestasi Kerja
Sebelum Pelatihan
dimana pekerjaan tersebut memiliki dampak yang
substansial terhadap kehidupan atau pekerjaan orang Prestasi
lain. Karakteristik
Pekerjaan
Kerja

Robbins (2008) menyatakan bahwa, otonomi (Hackman dan


Oldham) :
adalah sampai sejauh mana karyawan berhak 1. Signifikansi
Tugas
Prestasi Kerja
Sesudah Pelatihan
memberikan pendapatnya dalam menjadwal pekerja- 2. Otonomi
3. Umpan Balik
an mereka, memilih perlengkapan yang akan mereka
gunakan, memutuskan prosedur yang harus diikuti.
Menurut Schutzenhofer dan Mutsser dalam Gambar 2. Kerangka Berpikir
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (2000) bahwa
Otonomi perawat adalah kebebasan perawat untuk Hipotesis
bertindak melaksanakan tindakan keperawatan
dimana perawat memiliki kemandirian dan peng- Berdasarkan kerangka berpikir, maka penelitian
aturan diri dalam membuat keputusan dan praktik ini dihipotesiskan sebagai berikut:
keperawatan melalui kerjasama berbentuk kolaborasi a. Pelatihan dan karakteristik pekerjaan berpengaruh
dengan klien dan tenaga kesehatan dalam memberi- terhadap prestasi kerja perawat di Badan
kan asuhan keperawatan sesuai dengan lingkup Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum
wewenang dan tanggung jawabnya berdasarkan ilmu Daerah Langsa.
keperawatan. b. Ada perbedaan prestasi kerja perawat sebelum dan
Menurut Persatuan Perawat Nasional Indonesia sesudah pelatihan di Badan Pelayanan Kesehatan
(2000), batasan tindakan otonomi adalah standar Rumah Sakit Umum Daerah Langsa.
148 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.12, NO. 2, SEPTEMBER 2010: 142-155

METODE PENELITIAN Populasi (N) sebanyak 152 orang perawat di


Rumah Sakit Umum Daerah Langsa dengan assumsi
Tempat dan waktu penelitian taraf kesalahan yang masih dapat ditolerir (e) sebesar
10%, maka jumlah sampel (n) dalam penelitian ini
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum adalah 63 orang
Daerah Langsa yang beralamat Jalan Ahmad Yani Selanjutnya pengambilan sampel dilakukan
No.1 Langsa. Waktu pelaksanaan dimulai dari bulan dengan metode simple random sampling dan
Januari 2010 sampai dengan Juni 2010. dilakukan secara proporsional berdasarkan golongan.
Adapun distribusi populasi dan sampel dapat dirinci
Metode Penelitian sebagaimana ditampilkan pada Tabel 3.1 berikut ini:

Pendekatan Penelitian Tabel 1. Populasi dan Sampel penelitian


Golongan Jumlah populasi Jumlah Sampel
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pen- (orang) (orang)
dekatan survey. Singarimbun dan Effendi (2003) II/c 40 40/152 x 63 = 20
menyatakan “ Penelitian Survey adalah penelitian II/d 34 34/152 x 63 = 14
yang mengambil sampel dari suatu populasi dan III/a 20 20/152 x 63 = 8
penggunaan kuesioner sebagai alat pengumpulan data III/b 18 18/152 x 63 = 7
yang pokok dan secara umum menggunakan metode III/c 15 15/152 x 63 = 6
statistik”. III/d 11 11/152 x 63 = 4
IV/a 9 9/152 x 63 = 3
Jenis Penelitian IV/b 5 5/152 x 63 = 1
Jumlah 152 63
Sumber: hasil penelitian 2010 (Data Diolah)
Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif.
Menurut Kuncoro (2003) bahwa “Penelitian Metode Pengumpulan Data
deskriptif kuantitatif meliputi pengumpulan data
untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan Metode pengumpulan data yang digunakan
mengenai status akhir dari suatu subjek penelitian”. dalam penelitian ini adalah:
a. Menggunakan daftar pertanyaan (questioner) yang
Sifat Penelitian diberikan kepada perawat Rumah Sakit Umum
Daerah Langsa yang menjadi responden pene-
Menurut Sekaran (2003) “Sifat penelitian adalah litian.
menjelaskan (deskriptif eksplanatory) fenomena yang b. Wawancara (interview) yang dilakukan kepada
terjadi di objek penelitian mengenai pengaruh pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Langsa
pelatihan dan karakteristik pekerjaan terhadap prestasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan
kerja perawat di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah dalam penelitian ini.
Sakit Umum Daerah Langsa”. c. Studi dokumentasi, pengumpulan data dan
informasi melalui dokumen Rumah Sakit.
Populasi dan Sampel.
Dokumen yang diperoleh antara lain:
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh 1. Penilaian prestasi kerja perawat (performance
perawat yang pernah mengikuti pelatihan dengan appraisal)
pendidikannya minimal D III keperawatan atau setara 2. Ruang dan jenis pelatihan yang diikuti perawat
yaitu sejumlah 152 orang. 3. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Langsa
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini 4. Jumlah tenaga kerja
menggunakan rumus Slovin dalam Umar (2008): 5. Struktur Organisasi
152 Jenis dan Sumber Data
n= = 63
1 + 152 (1050
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam
Keterangan: penelitian ini adalah:
n = Jumlah sampel a. Data primer yang diperoleh dengan melakukan
N = Jumlah populasi wawancara (interview) dan menyebarkan daftar
e = Taraf kesalahan yang masih dapat ditolerir pertanyaan (questioner).
Lumbanraja: Pengaruh Pelatihan dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Prestasi Kerja Perawat 149

b. Data sekunder diperoleh melalui studi doku- ketepatan dan kesesuaian fasilitas, kemampuan
mentasi berupa dokumen-dokumen yang diterbit- dan preferensi peserta pelatihan, kemampuan dan
kan Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. preferensi instruktur pelatihan.
b. Karakteristik Pekerjaan
Identifikasi Variabel Karakteristik pekerjaan merupakan atribut-atribut
tugas yang memiliki sifat penting khusus, yang
Identifikasi Variabel Hipotesis pertama terdiri dari:
1. Signifikansi tugas (X2.).
Berdasarkan perumusan masalah pertama dan Adalah tingkatan dimana pekerjaan tersebut
hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini memiliki dampak yang substansial terhadap
terdiri dari variabel bebas yaitu pelatihan (X1) dan kehidupan atau pekerjaan orang lain
karakteristik pekerjaan yang terdiri dari signifikansi
2. Otonomi (X3).
tugas, otonomi, umpan balik (X2.1., X2.2, X2.3.)
Adalah tingkatan dimana pekerjaan memerlu-
sedangkan variabel terikat (Y) adalah prestasi kerja.
kan kebebasan substansial, independensi dan
Identifikasi Variabel Hipotesis Kedua keleluasaan terhadap individu dalam menyusun
jadwal pekerjaan untuk menentukan prosedur-
Berdasarkan rumusan masalah kedua dan prosedur yang digunakan dalam melaksana-
hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini kannya.
maka data yang digunakan adalah data penilaian 3. Umpan balik (X4).
prestasi kerja perawat sebelum dilakukan pelatihan Adalah sampai sejauh mana karyawan mene-
dan sesudah dilakukan pelatihan dari responden yang rima informasi yang mengungkapkan seberapa
sama, yang terdiri dari tindakan keperawatan, disiplin, baik mereka melaksanakan tugas pada saat
atribut/kerapian, keramahan/sopan santun, tanggung bekerja.
jawab, kemudian dibandingkan untuk diuji perbedaan c. Prestasi Kerja (Y)
rata-rata antara yang sebelum dilakukan pelatihan dan Adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
sesudah dilakukan pelatihan, sesuai dengan pendapat yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
Arikunto (2006), apabila suatu penelitian menguji melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
keberartian perlakuan yang berbeda terhadap jawab yang diberikan kepadanya.
kelompok yang sama, maka langkah yang dilakukan
yaitu dengan melaksanakan pengumpulan data antara Definisi Operasional Variabel Hipotesis kedua
yang tidak mendapat perlakuan dan yang
mendapatkan perlakuan kemudian dibandingkan a. Prestasi Kerja
untuk diuji perbedaan rata-rata antara yang tidak Adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
mendapat perlakuan dan yang mendapat perlakuan. yang dicapai oleh seorang perawat dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
Definisi Operasional Variabel jawab yang diberikan kepadanya.
b. Nilai rata-rata prestasi kerja sebelum pelatihan
Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama Kriteria yang dinilai adalah: tindakan kepera-
watan, disiplin, atribut/kerapian, keramahan/
a. Pelatihan (X1 ) sopan santun, tanggung jawab.
Kegiatan untuk memperbaiki dan mengembang- c. Nilai rata-rata prestasi kerja sesudah pelatihan
kan sikap, perilaku, ketrampilan, dan pengetahuan Kriteria yang dinilai adalah: tindakan kepera-
para perawat sesuai dengan tujuan yang ingin watan, disiplin, atribut/kerapian, keramahan/
dicapai organisasi dengan melihat materi program sopan santun, tanggung jawab.
yang dibutuhkan, metode penyampaian materi,
150 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.12, NO. 2, SEPTEMBER 2010: 142-155

Tabel 2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama


Variabel/subvariabel Definisi Operasional Indikator Ukuran
Prestasi Kerja (Y) Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas 1. Tindakan keperawatan Skala
yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam 2. Disiplin Likert
melaksanakan tugasnya sesuai dengan 3. Atribut/kerapian
tanggung jawab yang diberikan kepadanya 4. Keramahan/sopan santun
5. Tanggung jawab
Pelatihan (X1) Kegiatan untuk memperbaiki dan 1. Materi program yang dibutuhkan. Skala
mengembangkan sikap,perilaku,ketrampilan 2. Metode penyampaian Materi Likert
dan pengetahuan para karyawan untuk tujuan 3. Kemampuan instruktur pelatihan
perbaikan dan pengembangan 4. Kemampuan dan preferensi peserta
pelatihan
5. Ketepatan dan kesesuaian fasilitas
Karakteristik Pekerjaan (X2) Merupakan atribut-atribut tugas yang
memiliki sifat penting khusus
1. Signifikansi Tugas (X2.1.) Pentingnya peran perawat bagi kehidupan 1. Pentingnya peran perawat bagi Skala
pasien selama pasien di rumah sakit maupun organisasi. Likert
setelah pulang ke rumah. 2. Pentingnya pekerjaan seorang perawat
bagi pasien
3. Pentingnya pekerjaan sebagai perawat
karena sangat berpengaruh bagi pasien.
4. Pentingnya pekerjaan perawat karena
mempengaruhi kesejahteraan diri sendiri
5. Pentingnya pekerjaan perawat bagi
kebahagiaan pasien

2. Otonomi (X2.2) Kesempatan yang diterimanya sebagai 1. Kesesuaian tugas dan wewenang yang Skala
perawat untuk mengambil keputusan asuhan diterima perawat Likert
pasien 2. Kebebasan perawat merubah rencana
asuhan pasien sesuai perubahan
kebutuhan pasien
3. Kemandirian perawat dalam mengambil
keputusan penyuluhan pasien di unit
masing-masing
4. Keterlibatan perawat dalam menentukan
kebijakan sehubungan dengan praktek
keperawatan
3. Umpan Balik (X.2.3) Informasi pekerjaan yang diterima oleh 1. Peran kotak saran dalam membantu Skala
perawat dari pasien, rekan kerja,dokter dan perawat untuk mengetahui kualitas Likert
supervisor akibat pekerjaan itu sendiri. pekerjaan mereka
2. Informasi dari sesama perawat di unit
masing-masing tentang pelaksanaan
kegiatan keperawatan
3. Informasi dari kepala ruangan tentang
penampilan kerja perawat
4. Informasi dari dokter tentang baik
tidaknya perawat bekerja
5. Informasi dari pasien tentang baik
tidaknya perawat bekerja

Tabel 3. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua


Variabel Definisi Operasional Indikator (Nilai) Ukuran
Prestasi Kerja Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas 1. Tindakan keperawatan Skala rasio
yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam 2. Disiplin
melaksanakan tugasnya sesuai dengan 3. Atribut/kerapian
tanggung jawab yang diberikan kepadanya 4. Keramahan/sopan santun tanggung jawab
Nilai rata-rata prestasi kerja Penilaian Prestasi Kerja sebelum pelatihan Penilaian tentang: Skala rasio
sebelum pelatihan 1. Tindakan keperawatan
2. Disiplin
3. Atribut/kerapian
4. Keramahan/sopan santun
5. Tanggung jawab
Nilai rata-rata prestasi kerja Penilaian Prestasi Kerja sesudah pelatihan Penilaian tentang: Skala rasio
sesudah pelatihan 1. Tindakan keperawatan
2. Disiplin
3. Atribut/kerapian
4. Keramahan/sopan santun
5. Tanggung jawab
Lumbanraja: Pengaruh Pelatihan dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Prestasi Kerja Perawat 151

Model Analisis Data Uji Parsial

Model Analisis Data Hipotesis Pertama Kriteria pengujian hipotesis untuk uji secara
parsial adalah:
Metode analisis yang digunakan dalam hipotesa − H0: b1,b2 = 0 (Pelatihan, karakteristik pekerjaan
pertama adalah metode regressi linear berganda yang terdiri dari signifikansi tugas, otonomi,
dengan bantuan SPSS versi 16, dengan formulasi umpan balik secara parsial tidak berpengaruh
sebagai berikut: terhadap prestasi kerja perawat)
− Ha: b1,b2 ≠ 0 (Pelatihan, karakteristik pekerjaan
Y =a +b1X1+b2X2.+ b3X3+b4 X4 + e yang terdiri dari signifikansi tugas, otonomi,
dimana: umpan balik secara parsial berpengaruh terhadap
Y =Prestasi Kerja prestasi kerja perawat di Badan Pelayanan
X1 =Pelatihan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Langsa).
X2. =Signifikansi Tugas Alat uji statistik yang digunakan untuk
X3 =Otonomi menerima atau menolak hipotesis adalah uji statistik t
X4 =Umpan Balik (Uji t) dua arah, dengan ketentuan apabila hasil thitung >
a =Konstanta ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima atau thitung < ttabel,
b1 =Koefisien regressi variabel pelatihan maka H0 diterima dan Ha ditolak.
b2,b.3,b4 =Koefisien regressi variabel karakteristik
pekerjaan. Model Analisis Data Hipotesis Kedua
e = error
Metode analisis yang digunakan dalam hipotesis
Pengaruh variabel independen terhadap variabel kedua adalah dengan menggunakan uji t berpasangan.
dependen diuji dengan tingkat kepercayaan 95% atau Jumlah sampel sebelum pelatihan sama dengan
α = 5 % dengan uji serempak dan uji parsial. jumlah sampel sesudah mendapat pelatihan (n1 = n2),
maka digunakan rumus t tes sebagai berikut:
Uji Serempak D
t=
Kriteria pengujian hipotesis untuk uji serempak
S
n
adalah sebagai berikut:
Dimana:
− H0 : b1, b2. = 0 (Pelatihan, karakteristik pekerjaan
= Rata-rata sampel ( rata-rata perbedaan prestasi
yang terdiri dari signifikansi tugas, otonomi, kerja sebelum dan sesudah mengikuti
umpan balik secara serempak tidak berpengaruh pelatihan)
terhadap prestasi kerja perawat di Badan S = Standart Deviasi
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum n = Jumlah sampel
Daerah Langsa).
− Ha : b1, b2. ≠ 0 (Pelatihan, karakteristik pekerjaan Hipotesis kedua yang diajukan dalam
yang terdiri dari signifikansi tugas, otonomi, penelitian ini adalah sebagai berikut:
umpan balik secara serempak berpengaruh Ho: Tidak ada perbedaan prestasi kerja perawat
terhadap prestasi kerja perawat di Badan Rumah Sakit Umum Daerah Langsa sebelum
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dan sesudah mendapat pelatihan.
Daerah Langsa). H1: Ada perbedaan prestasi kerja perawat Rumah
Sakit Umum Daerah Langsa sebelum dan
Peneliti menguji apakah hipotesis yang diajukan sesudah mendapat pelatihan.
diterima atau ditolak dengan menggunakan uji
statistik F (Uji F) dan uji signifikansi Apabila nilai Alat uji statistik yang digunakan untuk mene-
Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. rima atau menolak hipotesis adalah:
Pengujian signifikansi dapat dilihat dari besarnya nilai a. Jika thitung <- t tabel(- α/2,n-1) berarti tolak Ho dan
signifikansi yang diperoleh, yaitu apabila nilai terima Ha
signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, atau.
tetapi apabila nilai signifikansi > 0,05 maka Ho b. Sig. ( 2-tailed) < α (0.025), berarti tolak Ho
diterima dan Ha ditolak. c. Sig. ( 2-tailed) > α (0.025), berarti terima Ho
152 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.12, NO. 2, SEPTEMBER 2010: 142-155

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN pengaruhnya terhadap prestasi kerja perawat di


Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum
Pembahasan Hasil Penelitian Daerah Langsa ditunjukkan pada Tabel 5.
Hipotesis Pertama
Tabel 5. Nilai Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Hipotesis pertama yang diajukan dalam Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square
penelitian ini adalah pelatihan dan karakteristik Square Estimate
pekerjaan berpengaruh secara serempak terhadap 1 .568(a) .323 .276 .69402
prestasi kerja perawat di Badan Pelayanan Kesehatan a Predictors: (Constant), umpan balik, signifikansi tugas, otonomi,
pelatihan
Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. b. Dependent Variable: Prestasi Kerja
Pengujian mengenai pengaruh pelatihan dan Sumber: Hasil Penelitian, 2010 ( Data Diolah)
karakteristik pekerjaan secara serempak terhadap
prestasi kerja perawat di Badan Pelayanan Kesehatan Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa nilai
Rumah Sakit Umum Daerah Langsa dilakukan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,323 atau
dengan menggunakan uji statistik F (Uji F). Apabila
32,3%. Hal ini berarti bahwa kemampuan
nilai Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima dan
juga dengan menggunakan uji signifikansi. Hasil
variabel bebas, yaitu pelatihan (X1) dan karak-
pengujian signifikansi dapat dilihat dari besarnya nilai teristik pekerjaan (X2) menjelaskan pengaruhnya
signifikansi yang diperoleh, yaitu apabila nilai terhadap prestasi kerja perawat di Badan
signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum
tetapi apabila nilai signifikansi > 0,05, maka Ho Daerah Langsa (Y) sebesar 32,3% sedangkan
diterima dan Ha ditolak. sisanya sebesar 67,7% merupakan variabel yang
Hasil pengujian hipotesis secara serempak dapat tidak diteliti. Variabel-variabel lain yang tidak
dilihat pada Tabel 4. diteliti tersebut antara lain adalah faktor upah/gaji
lembur/premi, penghargaan-penghargaan, hadiah,
Tabel 4. Hasil Pengujian Secara Serempak tunjangan kesehatan, santunan hari tua. Hal ini
ANOVA(b)
Sum of Mean sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Model df F Sig.
Squares Square Suprihanto (2000).
1 Regression 13.332 4 3.333 6.920 .000(a) Pengujian mengenai pengaruh variabel
Residual 27.937 58 .482
Total 41.269 62 pelatihan (X1) dan karakteristik pekerjaan (X2)
a Predictors: (Constant), Umpan balik, Otonomi, signifikansi secara parsial terhadap prestasi kerja perawat di
tugas, Pelatihan Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit
b Dependent Variable: Prestasi Kerja
Sumber: Hasil Penelitian, 2010 ( Data Diolah) Umum Daerah Langsa (Y) digunakan uji
statistik t (uji t). Apabila nilai t hitung > nilai ttabel,
Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai Fhitung maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya
sebesar 6,920. Dengan menggunakan tingkat apabila nilai t hitung < nilai ttabel, maka H0 diterima
kepercayaan (confidence interval) 95% atau dan Ha ditolak. Hasil pengujian hipotesis secara
alpha = 5% maka diperoleh Ftabel sebesar 2,53. parsial dapat dilihat pada Tabel 6.
Oleh karena Fhitung > Ftabel (6,920 > 2,53) maka
Ho ditolak dan Ha diterima, demikian juga hasil Tabel 6. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial
Coefficients(a)
uji signifikansi diperoleh nilai signifikansi .000, Unstandardized
oleh karena nilai signifikasi .000 < 0.05, maka Standardized
Coefficients
Model Coefficients t Sig.
H0 ditolak dan Ha diterima, artinya secara B
Std.
Beta
Error
serempak variabel pelatihan, dan karakteristik 1 (Constant) -6.809 2.271 -2.998 .004
pekerjaan mempunyai pengaruh signifikan Pelatihan .992 .236 1.006 4.203 .000
terhadap prestasi kerja perawat di Badan Signifikansi
.604 .147 .478 4.111 .000
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Tugas
Otonomi .882 .342 .591 2.583 .012
Daerah Langsa. Umpan Balik .411 .167 .488 2.456 .017
Kemampuan variabel pelatihan (X1) dan a Dependent Variable: Prestasi Kerja
karakteristik pekerjaan (X2) menjelaskan Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)
Lumbanraja: Pengaruh Pelatihan dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Prestasi Kerja Perawat 153

Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial Ho: Tidak ada perbedaan prestasi kerja perawat
diperlihatkan pada Tabel 6 di atas dapat dirumuskan Rumah Sakit Umum Daerah Langsa sebelum
persamaan regresi yaitu: dan sesudah mendapat pelatihan.
Y = -6.809 + 0.992X1 + 0.604X2.1 + 0.882X2.2 + H1: Ada perbedaan prestasi kerja perawat Rumah
0.411X2.3 Sakit Umum Daerah Langsa sebelum dan
Nilai thitung dari setiap variabel independen akan sesudah mendapat pelatihan.
dibandingkan dengan nilai ttabel dengan menggunakan
tingkat kepercayaan (confidence interval ) 95% atau Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan
= 5% (0.05/2 = 0.025), maka diperoleh nilai ttabel paired sample ditunjukkan pada Tabel 7.
sebesar 2.00.
Hasil pengujian hipotesis secara parsial me- Tabel 7. Paired Samples Statistics
nunjukkan bahwa variabel pelatihan (X1) memiliki
Variabel Mean Std. Deviation
nilai thitung (4.203) > ttabel (2) dan signifikansi .000 <
Rata-Rata Prestasi Kerja Sebelum
0.05, maka keputusannya adalah menolak H0 dan Ha Pelatihan
81,43 1,65
diterima. Hal ini berarti variabel pelatihan ber-
Rata-Rata Prestasi Kerja Sesudah
pengaruh secara signifikan terhadap prestasi kerja Pelatihan
81,93 1,64
perawat di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)
Umum Daerah Langsa
Variabel signifikan tugas memiliki nilai thitung Berdasarkan Tabel 7 Paired Samples menunjuk-
(4.111) > ttabel (2) dan signifikansi .000 < 0.05, maka kan bahwa rata-rata nilai yang diperoleh perawat di
keputusannya adalah menolak H0 dan Ha diterima. Rumah Sakit Umum Daerah Langsa mengalami
Hal ini berarti variabel signifikansi tugas berpengaruh kenaikan dari 81,43 menjadi 81,93 .dengan standar
signifikan terhadap prestasi kerja perawat di Badan deviasi prestasi kerja sebelum pelatihan 1,65 dan
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah sesudah pelatihan 1,64. Kenaikan rata-rata nilai
Langsa. prestasi kerja ini sebesar 0,50 (81,93-81,43),
Variabel otonomi memiliki nilai thitung (2.583) >
mengindentifikasikan pelatihan dapat meningkatkan
ttabel (2) dan signifikansi .012 < 0.05, maka
ketrampilan, pengetahuan, dan sikap, sehingga
keputusannya adalah menolak H0 dan Ha diterima.
mempengaruhi prestasi kerja.
Hal ini berarti variabel otonomi berpengaruh secara
Sejalan dengan pendapat Mangkuprawira (2004)
signifikan terhadap prestasi kerja perawat di Badan
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah bahwa pelatihan merupakan sebuah proses meng-
Langsa. ajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap
Variabel umpan balik memiliki nilai thitung agar karyawan semakin terampil dan mampu
(2.456) > ttabel (2) dan signifikansi .017 < 0.05, maka melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin
keputusannya adalah menolak H0 dan Ha diterima. baik, sesuai dengan standart.
Hal ini berarti bahwa variabel umpan balik
berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi kerja Tabel 8. Paired Samples Correlations
perawat di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Variabel Correlation
Umum Daerah Langsa. Prestasi Kerja sebelum Pelatihan &
0,963
Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa Prestasi Kerja sesudahPelatihan
yang paling dominan berpengaruh terhadap prestasi Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)
kerja adalah variabel pelatihan yaitu sebesar 4,203.
Hal ini sejalan dengan pendapat Hasibuan (2001) Tabel 8 juga menunjukkan korelasi positif antara
“Pelatihan perlu dilakukan oleh setiap perusahaan prestasi kerja sebelum dan sesudah pelatihan sebesar
karena memberikan manfaat bagi perusahaan 0,963 (hampir mendekati 1) yang menunjukkan ada
khususnya karyawan dalam meningkatkan prestasi hubungan yang sangat signifikan antara prestasi kerja
kerjanya”. sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan, hal ini
mengindikasikan bahwa apabila perawat mengikuti
Hipotesis Kedua pelatihan maka hasil pelatihan tersebut akan mampu
meningkatkan prestasi kerja. Karena dengan hasil
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian pelatihan tersebut maka berbagai kekurangan perawat
ini adalah terdapat perbedaan prestasi kerja perawat dalam menerapkan praktek-praktek keperawatannya
sebelum dan sesudah mendapat pelatihan di Badan dapat diperbaiki dan semakin ditingkatkan, sehingga
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah dengan demikian prestasi kerja mereka akan semakin
Langsa. meningkat.
154 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.12, NO. 2, SEPTEMBER 2010: 142-155

Tabel 9. Paired Samples Test itu perlu pelatihan yang berhubungan dengan
Variabel t df Sig. (2-tailed)
pelaksanaan tugas khususnya pelatihan tindakan
Prestasi Kerja Sebelum keperawatan. Demikian juga agar perawat
Pelatihan & Prestasi Kerja -8,926 62 ,000 merasakan betapa penting perannya, dan timbul
Sesudah Pelatihan kepercayaan diri, serta memiliki pengetahuan atas
Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah) hasil pekerjaannya maka perlu adanya pemberian
motivasi kepada perawat berupa pujian,
Demikian juga berdasarkan Tabel 9 dengan α = pemberian tanggungjawab apabila ia memiliki
0,05/2= 0,025 dan df= n-1 (63-1=62), terlihat bahwa kinerja baik dan juga kritik serta saran yang
nilai t hitung adalah sebesar - 8,926 dan t tabel 2,390, membangun atas kinerjanya yang kurang baik
sehingga t hitung <- t tabel –α/2,n-1, atau nilai sig ( 2- sehingga ia akan memperbaiki kesalahannya. Hal
tailed) sebesar 0,000 < 0.025, maka H0 ditolak dan Ha ini akan membuat perawat bekerja lebih tekun,
diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang penuh tanggungjawab dan senang hati yang akan
signifikan antara prestasi kerja perawat sebelum memuaskan pasien maupun perawat.
pelatihan dengan sesudah pelatihan di Badan 2. Perawat diharapkan terus belajar dan menggali
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah pengetahuan dengan mengikuti pelatihan, karena
Langsa. terdapat perbedaan prestasi kerja sesudah
mengikuti pelatihan dibandingkan sebelum
KESIMPULAN DAN SARAN mengikuti pelatihan yaitu berupa peningkatan
prestasi kerja dalam hal tindakan keperawatan,
Kesimpulan kedisiplinan, kerapian, sopan santun, dan
tanggungjawab, sehingga diharapkan menjadi
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, perawat yang memiliki pengetahuan dan
maka dapat disimpulkan sebagai berikut: ketrampilan tinggi, berdisiplin serta mampu
1. Pelatihan dan karakteristik pekerjaan yang terdiri menguasai teknologi sehingga ia menjadi perawat
dari signifikansi tugas, otonomi dan umpan balik profesional yang akan menunjang prestasi
secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kerjanya.
prestasi kerja perawat di Badan Pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. DAFTAR PUSTAKA
Hal ini berarti bahwa pelatihan dan karakteristik
pekerjaan yang terdiri dari signifikansi tugas, Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian
otonomi dan umpan balik sangat diperlukan Suatu Pendekatan Praktik, PT Rineka Cipta,
dalam menunjang prestasi kerja perawat di Badan Jakarta.
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum
Daerah Langsa. Secara parsial pelatihan dan Azis, Abdul, 2008. http://www.scribd.com/doc/19239
karakteristik pekerjaan yang terdiri dari 739/16348814, Pengaruh Pelatihan Terhadap
signifikansi tugas, otonomi dan umpan balik Motivasi dan Kinerja Perawat di Rumah Sakit
berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja Umum Daerah Undata Palu (dikunjungi 25
perawat di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah November 2009).
Sakit Umum Daerah Langsa. Bungin, Burhan, 2005. Metodologi Penelitian Kuan-
2. Terdapat perbedaan prestasi kerja perawat titatif, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Penerbit
sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan di Kencana , Jakarta.
Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum
Daerah Langsa. Pelatihan yang telah diikuti oleh Gibson, Ivancevish, Donelly, 2006. Organizations
perawat dapat meningkatkan prestasi kerja. Behaviour, 12th Edition, Boston.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate
Saran
Dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
penulis sarankan sebagai berikut: Gomes, Faustino Cardoso, 2000. Manajemen Sumber
1. Pelatihan dan karakteristik pekerjaan yang terdiri Daya Manusia, Edisi Pertama, Cetakan
dari signifikansi tugas, otonomi, dan umpan balik Kedua, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
perlu lebih ditingkatkan agar kualitas perawat
sesuai dengan tujuan perusahaa yaitu meningkat- Gujarati, Damodar, 2003. Basic Econometric, 4th
kan pembangunan kesehatan masyarakat. Untuk Edition, Mc.Graw- Hill, Inc, New York.
Lumbanraja: Pengaruh Pelatihan dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Prestasi Kerja Perawat 155

Handoko, T. Hani, 2000. Manajemen Sumber Daya ________, 2005. Performance Appraisal. Edisi
Manusia, BPFE, Yogyakarta. Pertama, Cetakan Kedua, Penerbit PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Hasibuan, Melayu SP, 2001. Manajemen Sumber
Daya Manusia, Edisi Revisi Cetakan Kelima, Robbins,S, 2008. Perilaku Organisasi, Edisi Kedua-
CV Haji Mas Agung, Jakarta. belas, Penerbit Salemba Empat,Jakarta.
Kreitner, Robert dan Angelo Kinichi, 2005. Perilaku Sekaran, U, 2003. Research Methods for Business: A
Organisasi, Buku 2, Edisi Kelima, Pener- Skill Building Approach, Fourth Edition, Jhon
jemah: Erly Suandy, Penerbit Salemba Empat, Willey & Sons, New York.
Jakarta.
Schermon, R,Jhon, Jr, 2000. Manajemen, Cetakan
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2007. Evaluasi Kinerja Ketiga, Penerjemah: Parnawa Putranta,dkk,
Sumber Daya Manusia, Cetakan ketiga, Penerbit ANDI, Yokyakarta.
Penerbit PT Refika Aditama, Bandung.
Sigit, Soehardi, 2003. Perilaku Organisasional,
_______, 2006. Perencanaan dan Pengembangan Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata
Sumber Daya Manusia, Cetakan Kedua, Tamansiswa, Yogyakarta.
Penerbit PT Refika Aditama, Bandung.
Simamora, Henry, 2004. Manajemen Sumber Daya
Mangkuprawira, Tb. Sjafri, 2002. Manajemen Manusia, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama,
Sumber Daya Manusia Strategik, Cetakan Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta.
Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
Singarimbun, dan Effendi, 2003. Metode Penelitian
_______, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Survey, Cetakan Kedua, Penerbit PT. Pustaka
Strategik, Cetakan ketiga, Penerbit Ghalia LP3ES Indonesia, Jakarta.
Indonesia, Jakarta.
Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan
Nawawi, H. 2002. Manajemen Sumber Daya Ketujuh, Penerbit CV Alfabeta, Bandung.
Manusia Untuk Bisnis yang Kompetitif, Gajah
Suprihanto, Jhon, 2000. Penilaian Kinerja dan
Mada University Press, Yogyakarta.
Pengembangan Karyawan Penerbit University
Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Press, Yokyakarta.
Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medi-
Susilowati, B.M. 2005. http:/digilib.uns.ac.id.
ka, Jakarta.
Analisis Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan,
Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2000. Standar Motivasi, Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Praktek Keperawatan, Jakarta. Perawat Dr. Oen Surakarta. (dikunjungi 4
Desember 2009).
Ranupandojo, Heidjrachman, dan Suad Husnan,
2003. Manajemen Personalia, Edisi Kedua, Umar, Husein, 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi
Cetakan Pertama, Penerbit BPFE UGM, dan Tesis Bisnis, Edisi Revisi, Cetakan
Yokyakarta. Keempat, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada,
Rivai, Veithzal, 2006. Manajemen Sumber Daya Jakarta.
Manusia Untuk Perusahaan, Dari Teori ke Werther, William B, dan Keith Davis, 2003. Human
Praktek, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Resources and Personnel Management, 5th
Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Edition, McGraw-Hill, Inc, New York.

You might also like