Professional Documents
Culture Documents
Ina Ratnamiasih
Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan, Bandung
Jl. Tamansari No. 6-8 Bandung 40116
E-Mail: inaratnamiasih@gmail.com
Rajesri Govindaraju
E-Mail: Rajesri_g@gmail.ti.itb.ac.id
Budhi Prihartono
E-Mail: budhipri@widyatama.ac.id
Iman Sudirman
ABSTRACT
There are many studies about factors influencing the hospital service quality. They’re focused on those
aspects of the services directly felt by the patient. Problems that cause the low service quality had been studying,
continually. In this preliminary study, factors influencing the service quality that are related to clinical human
resources competency are explored. Factors that mediate the relationship between human resource competency
and service quality, namely job satisfaction, also discussed in this study so as to obtain a comprehensive picture
of the factors that cause the service quality. This study is an exploratory study. A single case study was executed
at a private hospital in Bandung. A number of semi-structured interviews were executed with a number of doctors,
hospital managers and nurses. Questionnaires were distributed to a number of nurses. The results showed that
the the clinical human resource competency influences the hospital service quality through job satisfaction.
ABSTRAK
Banyak penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan rumah sakit lebih
menekankan pada aspek-aspek pelayanan yang langsung dirasakan oleh pasien. Problem yang menyebabkan
kualitas pelayanan rumah sakit masih kurang optimal terus diteliti. Pada penelitian pendahuluan ini, problem
yang berasal dari aspek sumber daya manusia (SDM) terutama aspek kompetensinya dieksplorasi, khususnya
kompetensi dokter dan perawat. Faktor yang menjadi perantara hubungan antara kompetensi SDM dan kualitas
pelayanan, yaitu kepuasan kerja, dibahas pula dalam penelitian ini, sehingga dapat diperoleh gambaran yang
komprehensif mengenai faktor yang menyebabkan kualitas pelayanan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan
kasus diambil pada satu rumah sakit swasta yang ada di Bandung. Wawancara dengan model semi terstruktur
dilakukan pada beberapa dokter, sekretaris bagian rawat inap, dan perawat. Kuesioner terbuka diberikan pula
pada beberapa perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi dokter dan perawat mempengaruhi
kualitas pelayanan rumah sakit melalui kepuasan kerja karyawan.
Kata Kunci: kualitas pelayanan, kompetensi sumber daya manusia, kepuasan kerja.
49
PENDAHULUAN
Kualitas pelayanan rumah sakit yang rendah
dapat membahayakan bagi pasien misalnya dengan
Arus globalisasi menuntut adanya percepatan meningkatnya risiko malpraktik. Pentingnya kualitas
pembangunan. Hal ini berakibat pada besarnya peran pelayanan menyebabkan banyak penelitian yang
kesehatan penduduk untuk mendukungnya. Di lain telah dilakukan baik pada organisasi rumah sakit
pihak, berbagai kondisi masyarakat, termasuk kondisi maupun organisasi lainnya. Sebagian besar penelitian
perekonomian telah menyebabkan tingkat kesehatan mengenai kualitas pelayanan menggunakan dimensi
penduduk yang masih rendah. Pada tahun 2010 servqual dari Parasuraman. Adapun dimensi
indeks kesehatan masyarakat Indonesia menduduki kualitas pelayanan pada penelitian ini menggunakan
peringkat ke 110 dari 172 negara di dunia. Kondisi pendekatan yang digunakan oleh Duggirala et al.,
kesehatan masyarakat yang masih rendah merupakan (2008) yaitu infrastruktur, proses perawatan, prosedur
indikasi bahwa rumah sakit masih belum berfungsi administratif, jaminan keamanan, kualitas layanan
sebagaimana mestinya. personal, dan tanggung jawab sosial.
Rumah sakit merupakan organisasi yang ber Bagi pasien, kualitas pelayanan yang diberikan
fungsi melayani kesehatan masyarakat. Kualitas oleh personal rumah sakit semakin mempercepat
pelayanan rumah sakit di Indonesia masih dirasakan kesembuhannya. Berdasarkan hasil penelitian
kurang memuaskan. Beberapa keluhan yang muncul Karassavidou et al. (2009) dapat diketahui, bahwa
disebabkan adanya perbedaan persepsi mengenai dimensi personal (human factor) dianggap penting bagi
pelayanan yang dirasakan oleh pasien rawat inap di pasien. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Chilgren
kelas 3 dengan di VIP. Keluhan terjadi bukan hanya (2008) yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan
pada aspek infrastruktur, namun juga pelayanan dari yang diharapkan oleh pasien meliputi kecepatan waktu
Sumber Daya Manusianya. Waktu tunggu pasien pelayanan, sikap dan perilaku karyawan (dokter dan
untuk dilayani seringkali sangat terlambat dan tidak karyawan lainnya), serta kejelasan informasi yang
sesuai dengan jadwal praktik yang sudah ditetapkan diberikan. Untuk menghasilkan kualitas pelayanan
(Jonirasmanto, 2009; Supratman dan Prasetyo, 2010). yang sesuai dengan harapan pasien, kompetensi
Kriteria kualitas pelayanan rumah sakit dapat SDM, terutama SDM yang berhubungan langsung
berubah sesuai dengan preferensi pasien. Oleh dengan proses perawatan, sangat penting
karena itu penting bagi rumah sakit untuk terus Kompetensi SDM dalam melayani pasien bukan
memantau preferensi pasien sehingga tidak salah hanya dilihat dari keahlian dan pengetahuannya,
dalam mempersepsikan kriteria kualitas pelayanan namun juga melalui kondisi emosionalnya. Menurut
yang diharapkannya. Pentingnya mengukur kualitas Shi (2007), kompetensi SDM merupakan karakteristik
pelayanan karena kepuasan pasien ditentukan oleh seorang karyawan seperti motivasi, sifat, keahlian,
kualitas pelayanan yang dirasakannya (Duggirala persepsi diri, peran sosial, atau bahasa tubuh, yang
et al., 2008; Thai, 2008). menghasilkan kinerja efektif atau superior.
Choi (2006) menyatakan bahwa, kualitas Brewster et al. (2000) mengatakan bahwa istilah
pelayanan merupakan kesan relatif mengenai tingkat kompetensi SDM kadang digunakan pula untuk istilah
inferioritas atau superioritas dari organisasi dan kapabilitas, atau keahlian, pengetahuan, atribut, dan
karyawannya. Di lain pihak, Mukherjee dan Malhotra karakteristik lainnya. Wickramasinghe dan Joyza
(2006), mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai (2007) menjelaskan bahwa kompetensi SDM secara
hasil dari interaksi antar manusia yaitu antara pemberi umum merupakan karakteristik individual yang
jasa dengan konsumen. Definisi lain menjelaskan menyebabkan kinerja seseorang efektif dan superior.
bahwa kualitas pelayanan sebagai harapan mengenai Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak
kualitas pelayanan merupakan harapan, keinginan, hanya satu faktor, namun terdapat seperangkat faktor
sesuatu yang harus disampaikan oleh penyedia jasa, kompetensi SDM yang membedakan antara kinerja
harapan normatif, standar ideal, pelayanan yang superior dengan kinerja rata-rata. Hal ini merupakan
diinginkan, dan tingkat pelayanan yang diharapkan karakteristik personal, pengalaman, motivasi, dan
oleh konsumen (Dyke et al., 1999). atribut lainnya. Kompetensi adalah perilaku, sehingga