You are on page 1of 8

Suhardi, Pengaruh Pelatihan dan Lingkungan Kerja … 1

PENGARUH PELATIHAN DAN LINGKUNGAN KERJA


TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(Studi pada Karyawan Perusahaan Jasa Tour Dan Travel di Kota Batam)

Suhardi
Universitas Putera Batam

ABSTRACT

Batam city into a city that attract tourists to visit and serve as a destination for MICE
(Meeting, Incentive, Conference and Exhibition). With the number of tourists impact also
on the tour and travel companies to provide a variety of tours that can be offered to
tourists. The aim of this study was to determine the effect of training, work environment
on the tour and travel service company in Batam on employee performance. Data were
analyzed quantitatively by using validity, reliability test, multiple linear coefficient, T test, F
2
test and R by using application software SPSS 20.0 for Windows. The results showed
that the variables pelatihan and working environment together have a significant effect on
employee performance. Furthermore, from the results of this study also showed that in
partial training and working environment have a significant effect on employee
performance. It is shown from the results obtained from the partial test shows for training
variable (X1) has a significance value of t for 4.643 and for the work environment
variables (X2) has a significance value of t by 9.664. And a simultaneous test of
significance F value of 0.000 <of = 0.05. As well as Training and Working Environment
variables can contribute to variable employee performance for coefficient of determination
(R square) of 0.463 or 46.3% while the remaining 53.7% is contributed by other variables
not included in this study.

Keywords: training, work environment, performance

ABSTRAK

Kota Batam menjadi kota yang menarik perhatian wisatawan untuk dikunjungi dan
dijadikan sebagai destinasi MICE (Meeting, Incentive, Conference and Exhibition).
Dengan banyaknya wisatawan berdampak juga pada perusahaan tour dan travel dengan
menyediakan berbagai wisata yang dapat ditawarkan kepada wisatawan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan, lingkungan kerja pada
perusahaan jasa tour dan travel di Kota Batam terhadap kinerja karyawan. Data dianalisis
secara kuantitatif dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, Koefisien linier
2
berganda , uji T, uji F dan R dengan menggunakan aplikasi Software SPSS 20.0 for
windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pelatihan dan lingkungan kerja
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Selanjutnya
dari hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa secara parsial variabel pelatihan dan
lingkungan kerja karyawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini
ditunjukkan dari hasil yang didapat dari uji parsial menunjukkan untuk variabel pelatihan
(X1) memiliki nilai signifikansi t sebesar 4.643 dan untuk variabel lingkungan kerja (X2)
memiliki nilai signifikansi t sebesar 9.664. Dan uji simultan nilai signifikansi F sebesar
0,000 < dari = 0,05. Serta variabel Pelatihan dan Lingkungan Kerja mampu
memberikan kontribusi terhadap variabel Kinerja karyawan sebesar nilai koefisien
determinasi (R square) sebesar 0,463 atau 46,3% sedang sisanya 53,7 % merupakan
kontribusi dari variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Kata kunci : pelatihan, lingkungan kerja, kinerja


2 Coopetition, Volume VI, Nomor 1, Maret 2015,1–8

1. PENDAHULUAN prestasi kerja karyawannya dengan memberi


Pariwisata merupakan salah satu sektor kesempatan untuk mengikuti pelatih-an.
penting dalam perekonomian Indonesia, di- Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rivai
mana pariwisata menjadi salah satu penyum- (2009: 212), “Pelatihan sangat penting bagi
bang devisa negara. Perkembangan pariwisata karyawan baru, maupun karya-wan yang sudah
yang sedemikian pesat merupakan fenomena lama. Pelatihan, secara singkat didefinisikan
global di kalangan industri pariwisata maupun sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan
penggunanya. Secara ekonomi, par-wisata prestasi kerja saat ini dan prestasi kerja di
memberi dampak pada perluasan usaha dan masa mendatang”.
kesempatan kerja, peningkatan income perka- Pada dasarnya kinerja karyawan merupakan
pita dan peningkatan devisa negara. hasil proses yang kompleks, dan dipengaruhi
Kota Batam menjadi kota yang menarik oleh banyak faktor, baik berasal dari faktor
perhatian wisatawan untuk dikunjungi karena internal maupun faktor eksternal, termasuk di
selain letaknya sangat strategis dan berdekatan dalamnya adalah faktor lingkungan kerja yang
dengan Negara Singapura maupun Malaysia, juga berperan penting terhadap kinerja
kota Batam juga dijadikan sebagai destinasi karyawan. Faktor-faktor lingkungan kerja
MICE (Meeting, Incentive, Conference and memberikan dampak besar terhadap karyawan,
Exhibition) tentunya akan menjadi daya tarik baik terhadap hasil negatif atau hasil positif
lain untuk dikunjungi oleh wisatawan domestik (Chandrasekar, 2011). Selama dekade terakhir,
maupun mancanegara. Kegiatan Industri MICE faktor-faktor lingkungan kerja dari pekerja
di kota Batam tergolong sebagai industri baru kantor telah berubah, karena perubahan
masa kini yang menunjukkan bahwa MICE beberapa faktor, seperti lingkungan sosial,
sebagai salah satu sektor dalam bisnis teknologi informasi dan cara-cara yang fleksibel
pariwisata. mengatur proses kerja (Hasun dan Makhbul,
Dengan banyaknya wisatawan yang 2005).
berkunjung di kota Batam, berdampak juga Mengingat betapa pentingnya pelatihan dan
pada perusahaan tour and travel Kota Batam lingkungan kerja karyawan dalam upaya
dengan menyediakan berbagai wisata yang peningkatan kinerja kerja karyawan yang pada
dapat di tawarkan kepada wisatawan manca- akhirnya dapat meningkatkan produktivitas,
negara maupun wisatawan domestik, didukung maka pada penelitian ini, penulis menganalisis
oleh tersedianya fasilitas transportasi umum, lebih jauh bagaimana pengaruh pelatihan
hotel dan resort dengan standar berkelas dan lingkungan kerja karyawan terhadap kinerja
internasional. Oleh karena itu perusahaan tour karyawan pada perusahaan Jasa Tour dan
dan travel harus memiliki keunggulan kompetitif Travel di Kota Batam.
(competitive advantage) agar dapat bersaing, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
minimal untuk mempertahankan operasi peru- mengetahui dan menjelaskan pengaruh
sahaan. Salah satu keunggulan kompetitif yang variabel Pelatihan (X1) terhadap Kinerja
penting bagi perusahaan adalah karyawan karyawan (Y); untuk mengetahui dan
perusahaan, karena karyawan merupakan menjelaskan pengaruh variabel Lingkungan
penggerak operasi perusahaan. Jika kinerja Kerja (X2) terhadap Kinerja karyawan (Y); dan
karyawan perusahaan baik, maka kinerja untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh
perusahaan juga akan meningkat. Untuk variabel Pelatihan (X1) dan Lingkungan Kerja
meningkatkan kinerja yang berkualitas serta (X2) secara bersama-sama terhadap Kinerja
terlatih perlu dilaksanakan pelatihan untuk karyawan (Y).
dapat mendukung program-program perusa-
haan yang telah ditetapkan. Pelatihan meru- 2. KAJIAN PUSTAKA
pakan solusi untuk membangun kemampuan 2.1. Pelatihan
sumber daya manusia yang diharapkan mampu Menurut Handoko (2001: 104) mengemuka-
untuk meningkatkan keterampilan karyawan, kan bahwa Pelatihan (training) dimaksudkan
yang pada akhirnya akan berpengaruh untuk memperbaiki penguasaan berbagai
terhadap hasil kerja dan prestasi kerja keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja
karyawan. Oleh karena itu, perusahaan tertentu, terinci dan rutin. Latihan menyiapkan
selalu berusaha untuk meningkat-kan para karyawan untuk melakukan pekerjaan-
Suhardi, Pengaruh Pelatihan dan Lingkungan Kerja … 3

pekerjaan sekarang. Sedang menurut Dessler individu, perusahaan dan masyarakat.


(2004:216) mengemukakan bahwa pelatihan Lingkungan Kerja yang kondusif memberi-
merupakan proses mengajarkan keterampilan kan rasa aman dan memungkinkan karyawan
yang dibutuhkan karyawan untuk melakukan untuk dapat bekerja optimal. Jika karyawan
pekerjaannya. menyenangi lingkungan kerja dimana dia
Vietzal Rivai (2009: 222) berpendapat bekerja, maka karyawan tersebut akan betah di
bahwa pelatihan sebagai bagian pendidikan tempat kerjanya, melakukan aktivitas-nya
yang menyangkut proses belajar untuk sehingga waktu kerja dipergunakan secara
memperoleh dan meningkatkan keterampilan efektif. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak
diluar sistem pendidikan yang berlaku dalam memadai akan dapat menurunkan kinerja
waktu yang relatif singkat dengan metode yang karyawan.
lebih mengutamakan pada praktik dari pada
teori. Sedangkan menurut Mathis (2006: 302), 2.3. Kinerja
pelatihan adalah suatu proses dimana orang- Menurut Robbins dan Coulter (2005: 226)
orang mencapai kemampuan tertentu untuk berpendapat bahwa kinerja adalah hasil kerja
membantu mencapai tujuan organisasi. individu atau kelompok dalam mencapai tujuan
Byars dan Rue (2008: 161), mengemukakan yang telah ditetapkan organisasi sesuai dengan
pendapatnya pelatihan adalah learning process periode waktu yang telah ditetapkan. Kelompok
that involves the acquisition of skills, concepts, atau organisasi terdiri dari beberapa individu,
rules, or attitude to enhance employee perform- sehingga kinerja individu akan mempengaruhi
ance .Sedang menurut Oemar Hamalik kinerja kelompok atau organisasi. Sedang
(2005:10) Pelatihan adalah suatu tindakan menurut Mathis dan Jackson (2006: 378)
(upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja mengatakan bahwa pada dasarnya kinerja itu
dalam bentuk pemberian bantuan kepada adalah apa yang dilakukan atau yang tidak
tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga dilakukan karyawan.
professional, pelatihaan dalam satuan waktu Pengertian lain dari Anwar Prabu Mangku-
yang bertujuan untuk meningkatkan kemam- negara (2009: 67) berpendapat kinerja adalah
puan kerja pegawai dalam bidang pekerjaan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
tertentu guna meningkatkan efektivitas dan dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksa-
produktivitas dalam suatu organisasi. nakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab
Jadi, proses pelatihan memiliki keterikatan yang diberikan kepadanya.
dengan berbagai tujuan organisasi dan
pelatihan juga ditujukan pada pengembangan Hipotesis
karyawan, baik dalam bidang kecakapan, H1 : Pelatihan mempunyai pengaruh
pengetahuan, keterampilan, keahlian, sikap signifikan terhadap kinerja karyawan.
dan tingkah laku pegawai serta lebih kepada H2 : Lingkungan kerja mempunyai pengaruh
sifat praktis. signifikan terhadap kinerja karyawan.
H3 : Pelatihan dan Lingkungan kerja secara
2.2. Lingkungan Kerja bersama-sama mempunyai pengaruh
Menurut Sedarmayanti (2011: 2) Lingkung- signifikan terhadap kinerja karyawan.
an kerja adalah keseluruhan alat perkakas
dan bahan yang dihadapan kerjanya baik 3. METODE
sebagai perorangan maupun sebagai kelom- 3.1. Variabel Penelitian
pok. Dia membagi jenis lingkungan kerja ini Variabel bebas (Variabel Independen) yaitu
terbagi menjadi dua, yaitu: lingkungan kerja tipe variabel yang menjelaskan atau mempe-
fisik dan lingkungan kerja non fisik. Sedangkan ngaruhi variabel yang lain. Dalam penelitian ini
menurut Swastha dan Sukotjo (2002: 26) yang menjadi variabel bebas adalah Pelatihan
menyatakan lingkungan perusahaan dapat (X1), Lingkungan Kerja (X2). Varibel Terikat
diartikan sebagai keseluruhan dari faktor- (Variabel Dependen) yaitu tipe veriabel yang
faktor ekstern yang mempengaruhi baik dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel inde-
organisasi maupun kegiatannya. Adapun arti penden. Dalam penelitian ini yang menjadi
lingkungan kerja secara luas mencakup semua variabel terikat adalah Kinerja Karyawan (Y).
faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi Untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
4 Coopetition, Volume VI, Nomor 1, Maret 2015,1–8

seseorang/sekelompok orang tentang fenome- b. Analisis Data Inferensial : berfungsi untuk


na atau gejala sosial yang terjadi pada variabel- meramalkan dan mengontrol keadaan
variabel tersebut, dalam penelitian ini minggu- atau kejadian. Analisis inferensial yang
nakan Skala Likert dengan opsi ‘sangat setuju’ digunakan dalam penelitian ini adalah
diberi nilai 5; ‘setuju’ diberi nilai 4; ‘kurang Regresi Linier Berganda. Agar dapat
setuju’ diberi nilai 3; ‘tidak setuju’ diberi nilai 2; memperoleh nilai estimasi terbaik atau tidak
dan ‘sangat tidak setuju’ diberi nilai 1. bias maka sebelum dilakukan analisis hasil
model regresi terlebih dahulu dilakukan uji
3.2. Populasi dan Sampel asumsi klasik yang digunakan adalah uji
Ditinjau dari tujuan penelitian, penelitian ini normalitas, uji multikolinearitas, uji
diklasifikasikan sebagai penelitian dasar (basic autokorelasi, dan uji heterokedastis itas.
research). Jenis penelitian yang digunakan Pengujian hipotesis yang digunakan adalah
adalah penelitian penjelasan (explanatory uji t , uji f dan koefisiensi determinasi.
research), maksudnya adalah suatu penelitian Metode analisis data dengan menggunakan
yang sering disebut penelitian pengujian aplikasi Software SPSS 20.0 for windows.
hipotesis, yaitu penelitian yang menganalisis
hubungan antar variabel-variabel yang dirumu- 4. HASIL PEMBAHASAN
skan. Populasi dalam penelitian ini adalah 4.1. Pemenuhan Asumsi Klasik
seluruh karyawan perusahaan Tour dan Travel
yang ada di kota Batam yang menjadi anggota 1. Uji Normalitas
dari ASITA (Association of the Indonesia Tours Dari hasil uji normalitas pada grafik di
and Travel Agencies) Batam pada tahun 2015, bawah menunjukkan bahwa nilai residu
tercatat sebanyak 64 perusahaan dengan total berdistribusi normal, hal ini terlihat dari
karyawan sebanyak 629 orang. Teknik peng- bentuk kurva yang membentuk lonceng
ambilan sampel dalam penelitian ini adalah (bell-shaped curve), sehingga dapat disim-
Purposive Sampling yaitu teknik penentuan pulkan data berdistribusi normal.
sampel dengan berdasarkan kriteria-kriteria
atau pertimbangan tertentu, Sugiyono (2012:
117) dengan jumlah sampel sebanyak 190
orang karyawan saja dari 6 perusahaan tour &
travel, yaitu PT JJ Tour & Travel sebanyak 65
orang, PT Desindo Sukses Tour & Travel
sebanyak 64 orang; PT Seven Flower Tour &
Travel sebanyak 18 orang; PT Pattra Tour &
Travel sebanyak 15 orang; PT Mega Holidays
Tour & Travel sebanyak 15 orang, dan PT
Dignity Cargo Wisata Tour & Travel sebanyak
13 orang. Pertimbangannya adalah karena
karyawannya lebih dari 12 orang, sedang untuk
perusahaan tour & travel lainnya memiliki
karyawan yang kurang dari 12 orang.

3.3. TEKNIK ANALISIS DATA


Teknik analisis data yang digunakan adalah:
1. Analisis deskriptif : digunakan untuk
menggambarkan data penelitian, seperti Dari gambar grafik P-P Plot di bawah dapat
data responden beserta distribusi item dari dijelaskan bahwa data cenderung berada
masing-masing variabelnya yang disekitar garis diagonal dan mengikuti garis
ditabulasikan dalam bentuk tabel, lalu diagonal dan tidak ada titik yang terletak
kemudian dibahas secara deskriptif. Tolak jauh dari garis sehingga dapat disimpulkan
ukur dari pendeskripsian ini adalah dengan data dalam penelitian ini yang telah
pemberian angka, baik dalam jumlah terdistribusi secara normal.
maupun persentase.
Suhardi, Pengaruh Pelatihan dan Lingkungan Kerja … 5

(dependen) Kinerja Karyawan. Pengujian ini


dapat dilakukan dengan dua cara, 1. Dengan
uji t agar dapat melihat koefisien regresi parsial
yang digunakan untuk mengetahui tingkat
pengaruh masing-masing variabel bebas
(independen) yaitu Pelatihan dan Lingkungan
Kerja terhadap variabel terikat (dependen) yaitu
Kinerja Karyawan. 2. Dengan uji F yang digu-
nakan untuk mengetahui besarnya koefisien
regresi atau menguji tingkat signifikansi
variabel bebas terhadap variabel terikat. Da-
lam menghitung hasil pengujian ini, mengguna-
kan bantuan aplikasi SPSS 20.00 for windows
diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y
= a + b1X1 + b2X2
a
Coefficients

Unstandardized Standardized
2. Uji Heteroskedastisitas Coefficients Coefficients
Model t Sig.
Std.
Heteroskedastisitas berarti adanya B
Error
Beta

variasi residual yang tidak sama untuk (Constant) 10.025 1.522 6.586 .000
semua pengamatan, atau terdapatnya 1 Total_Pelatihan .185 .040 .263 4.643 .000

variasi residual yang semakin besar pada Total_Ling_Kerja .426 .044 .548 9.664 .000
a. Dependent Variable: Total_Kinerja
jumlah pengamatan yang semakin besar.
Pengujian gejala heterokedastisitas meng-
Dari tabel di atas diperoleh persamaan regresi,
gunakan scatterplot, hasil uji heteroske-
yaitu : Y = 10.025 + 0.185 X1 + 0.426 X2
dastisitas disajikan pada gambar berikut:
Persamaan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut ;
1. Konstanta (a) = 10.025, menunjukkan besar-
nya Kinerja karyawan, jika pelatihan dan
lingkungan kerja karyawan sebesar nol,
maka besarnya Kinerja karyawan sebesar
10.025.
2. Koefisien regresi Pelatihan b1 sebesar
0.185, menunjukkan besarnya pengaruh
pelatihan terhadap pelatihan terhadap
Kinerja karyawan, koefisien regresi bertanda
positif menunjukkan Pelatihan berpengaruh
searah terhadap Kinerja karyawan, yang
Dari gambar scatterplot di atas terlihat berarti setiap adanya peningkatan Pelatihan
titik-titik menyebar secara acak, tidak kepada karyawan, akan meningkatkan
membentuk sebuah pola tertentu, serta Kinerja karyawan sebesar 18.5 % (dengan
tersebar baik di atas maupun di bawah asumsi variabel lainnya konstan).
angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak 3. Koefisien regresi Lingkungan kerja b2 sebe-
terjadi heteroskedastisitas pada model sar 0.426, menunjukkan besarnya penga-
regresi. ruh Lingkungan kerja karyawan terhadap
Kinerja karyawan, koefisien regresi bertanda
4.2. PENGUJIAN HIPOTESIS positif menunjukkan Lingkungan kerja ber-
Analisis koefisien regresi pada penelitian ini pegaruh searah terhadap Kinerja karyawan,
merupakan pengujian terhadap derajat signify- yang berarti setiap adanya peningkatan dari
kansi hubungan dan besarnya pengaruh dari Lingkungan kerja akan meningkatkan Kiner-
variabel bebas (independen) Pelatlihan dan ja karyawan sebesar 42.6% (dengan asumsi
Lingkungan Kerja terhadap variabel terikat variabel lainnya konstan).
6 Coopetition, Volume VI, Nomor 1, Maret 2015,1–8

1. Uji t Uji koefisien determinasi (R square) untuk


Dari hasil uji t yang ditunjukkan pada tabel di mengetahui jumlah/persentase sumbangan
atas, dapat dijelaskan sebagai berikut : pengaruh variabel Pelatihan (X1) dan
a. Variabel Pelatihan (X1) mempunyai nilai Lingkungan Kerja (X2) secara bersama-sama
signifikansi 0.000 lebih kecil dari = memberi pengaruh terhadap variabel Kinerja
0.05. Atau t hitung sebesar 4.643 > t Karyawan. Hasil analisis di atas, dapat
tabel, berarti bahwa secara parsial diketahui nilai koefisien determinasi (R
variabel Pelatihan (X1) berpengaruh square) sebesar 0.463. Angka ini menunjuk-kan
signifikan terhadap variabel Kinerja Pelatihan dan Lingkungan kerja mampu
karyawan (Y). Hipotesis pertama (H1) memberikan kontribusi terhadap variabel
diterima. Kinerja karyawan sebesar 46.3%, sedangkan
b. Variabel Lingkungan kerja (X2) mempu- sisanya sebesar 53.7% disebabkan oleh
nyai nilai signifikasi 0,000 lebih kecil dari variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
= 0.05. Atau t hitung sebesar 9.664 > t penelitian ini.
tabel, berarti bahwa secara parsial
variabel Lingkungan kerja (X2) berpe- 4.3. IMPLIKASI HASIL PENELITIAN
ngaruh signifikan terhadap variabel Hasil analisis menunjukkan bahwa pelatihan
Kinerja karyawan (Y). Hipotesis kedua berpengaruh signifikan terhadap kinerja karya-
(H2) diterima. wan. Pengaruh tersebut adalah pengaruh
positif, yang artinya semakin baik Pelatihan
2. Uji F diberikan maka akan berdampak semakin tinggi
Uji F digunakan untuk menunjukkan juga Kinerja karyawan. Demikian juga
apakah secara bersama-sama variabel sebaliknya, semakin tidak diberikan Pelatihan
Pelatihan dan Lingkungan kerja kerja, akan berdampak rendahnya Kinerja
berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan. karyawan. Berarti Pelatihan kerja bagi
Hasil analisis data dapat disajikan karyawan sangat penting untuk diterapkan
sebagai berikut : dalam suatu perusahaan. Dengan adanya
pelatihan akan berdampak meningkatkan
ANOVA
Sum of df Mean F Sig.
Kinerja karyawan dalam bekerja secara lebih
Squares Square efektif dan efisien terutama dalam menghadapi
Regression 91.621 6 15.270 28.405 .000 perubahan-perubahan yang terjadi, seperti
Residual 98.379 183 .538 perubahan teknologi, perubahan metode kerja,
Total 190.000 189 menuntut pula perubahan sikap, tingkah laku,
Dependent Variable: Total_Kinerja keterampilan dan pengetahuan, dan sebagai-
Predictors: Total_Pelatihan Total_Ling_Kerja
nya. Oleh karena itu apabila perusahaan ingin
Dari hasil uji F tabel di atas diperoleh berkembang, maka pelatihan bagi karyawan
nilai signifikansi F sebesar 0.000 lebih mutlak harus diberikan dan mendapatkan
kecil dari = 0.05, atau f hitung sebesar perhatian yang serius.
28.405 > dari f tabel, jadi variabel Hasil analisis berikutnya adalah Lingkungan
Pelatihan (X1) dan variabel Lingkungan kerja juga berpengaruh signifikan terhadap
kerja (X2) secara bersama-sama Kinerja karyawan. Pengaruh tersebut adalah
berpengaruh signifikan terhadap variabel pengaruh positif, yang artinya bahwa ling-
Kinerja karyawan (Y), sehingga kungan kerja yang baik akan menimbulkan rasa
hipotesis ketiga (H3) diterima. nyaman bagi karyawan. Rasa nyaman dan
senang tersebut akan mempengaruhi karyawan
Koefisien Determinasi untuk lebih bersemangat dan giat serta tekun
Model Summary dalam bekerja, sehingga pada akhirnya akan
R Adjusted Std. Error of meningkatkan Kinerja karya-wan. Begitu juga
Model R
Square R Square the Estimate sebaliknya, apa bila keadaan pada lingkungan
kerja buruk, tidak nyaman, maka akan
a
1 .681 .463 .458 3.35632 berdampak pada penurunan kinerja karyawan.
Suhardi, Pengaruh Pelatihan dan Lingkungan Kerja … 7

5. SIMPULAN DAN SARAN Halim, Sartika Hayulinanda. (2012). Analisis


5.1. Simpulan Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.
sebagai berikut ; Sinar Galesong Pratama Makasar. Fakultas
1. Bahwa variabel Pelatihan dan Lingkungan Ekonomi dan Bisnis, Universitas
kerja baik secara parsial maupun secara Hasanuddin, Makasar.
bersama-sama memiliki pengaruh signifikan
Hamalik. Oemar, (2005). Pengembangan
terhadap Kinerja Karyawan pada perusa-
Sumber Daya Manusia Manajemen
haan jasa tour dan travel di kota Batam.
Pelatihaan Tenaga Kerja Pendekatan
2. Dari dua variabel yang diteliti yaitu variabel
Terpadu. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Pelatihan dan Lingkungan kerja, yang
memiliki pengaruh dominan terhadap Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen
Kinerja karyawan adalah faktor Lingkungan Personalia dan Sumber Daya Manusia.
kerja. BPFE. Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu S.P., (2011). Manajemen
5.2. Saran Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.
Dari hasil penelitian dan simpulan di atas, Jakarta.
ada beberapa saran yang dapat disampaikan ;
1. Sehubungan faktor pelatihan dan lingkung- Mailisa (2014), Pengaruh Pelatlihan,
an kerja berpengaruh signifikan terhadap Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja
Kinerja karyawan, maka perusahaan dapat Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas
meningkatkan (minimal mempertahankan) Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
pelatihan yang sudah berjalan, serta terus Aset Daerah Kota Tanjung Pinang.
memperhatikan kondisi kenyamanan dari Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja
lingkungan kerja karyawan, supaya karya- Ali Haji Tanjungpinang.
wan dapat merasa betah dalam bekerja Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Manaje-
sehingga pekerjaannya dapat terselesaikan men Sumber Daya Manusia Perusahaan.
dengan tepat waktu. Remaja Rosdakarya. Bandung.
2. Karena masih ada faktor lain yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan, yang tidak Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. (2006).
diteliti pada penelitian ini, seperti : Human Resource Manage-ment.
penghargaan, motivasi kerja, gaya kepe- Salemba Empat. Jakarta.
mimpinan, dan lain-lainnya, disarankan un- Mowen, John., dan Minor, Michael. (2004),
tuk penelitian berikutnya dapat menambah Perilaku Konsumen. Edisi Kelima, Jilid
variabel- variabel lain tersebut. Pertama, Erlangga, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA Nitisemito, Alex S. 1986. Manajemen


Personalia. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Assauri, Sofyan. (2004), Manajemen Pemasar- Pratisto, Arif. (2009), Statistik Menjadi Mudah
an. Cetakan ketujuh, Raja Grafindo. Jakarta. Dengan SPSS 17. Elex Media Komputindo,
Budi, Purbayu. dkk. (2005), Analisi statistika Jakarta.
dengan Microsoft Excel & SPSS. Andi, Rachmawati, Ike Kusdyan. (2008). Menejemen
Yogyakarta. Sumber Daya Manusia. Andi. Yogyakarta.
Citra Indah Zuana, dkk (2014) Pengaruh Reksohadiprodjo, Sukanto. (2000). Organisa-
Pelatihan dan Lingkungan Kerja Karyawan si Perusahaan : Teori, Struktur dan Perilaku.
terhadap Prestasi Kerja Karyawan (studi BPFE. Yogyakarta.
pada Karyawan PT. Jamsostek (persero)
Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani Sagala.
Kantor Cabang Malang) Fakultas Ilmu
(2009). Manajemen Sumber Daya Manusia
Administrasi Universitas Brawijaya, Jurnal
untuk Perusahaan. Rajawali Pers. Jakarta.
Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 7 No. 1
Januari 2014 Robbins, Stephen P. Dan Judge, Timothy A.
(2008). Perilaku Organisasi. Salemba
8 Coopetition, Volume VI, Nomor 1, Maret 2015,1–8

Empat. Jakarta. karyawan Pada PD BPR Bank Pasar


Klaten, Yogyakarta: Jurnal pendidikan LIPI /
Sedarmayanti. (2007). Menejemen Sumber
Vol.11 No. 1.
Daya Manusia, Reformasi Birokrasi, dan
Menejemen Pegawai Negeri Sipil. PT. Swastha, Basu dan Ibnu Sukotjo. 2002.
Rafika Aditama. Bandung. Pengantar Bisnis Modern. Liberty.
Yogyakarta.
Sedarmayanti. (2011). Tata Kerja dan
Produktivitas Kerja. CV Mandar Maju. Swasto, Bambang. (2011). Manajemen
Bandung. Sumber Daya Manusia. UB Press . Malang.
Suhadi, M. (2005). Pengaruh Motivasi kerja
dan Lingkungan Kerja terhadap kinerja

You might also like