You are on page 1of 12

PENGARUH ON THE JOB TRAINING DAN OFF THE JOB TRAINING TERHADAP

KINERJA KARYAWAN
(Studi Pada Karyawan Bagian Kantor PTPN V Unit Kebun Lubuk Dalam
Kabupaten Siak)

By :
Hidayatul Rahmi1 & Suryalena2
hidayatulrahmi73@gmail.com
1
Student of Business Administration Courses, Faculty of Social Science And Political
Science, University of Riau
2
Lecturer of Business Administration Courses, Faculty of Social Science And Political
Science, University of Riau

Program study of Business Administration, Majority of Adminitration Science, Faculty of


Social Science And Political Science, University of Riau
Kampus Binawidya JL. HR. Subrantas Km. 12,5 Pekanbaru 28293

ABSTRACT
This study used 3 variables, namely: on the job training, off the job training, and employee
performance. The on the job training had 2 dimensions, coaching and job rotatian. In the
variable off the job training have 2 dimensions of simulation and presentation of information.
In the variable Employee Performance has 3 dimensions of the quantity of work, quality of
work, and timeliness. Objects in this study are employees of the Division at PTPN V Unit
Kebun Lubuk In Siak Regency amounting to 77 employees. The analysis used in this research
is Validity Test, Reliability Test, Simple Linear Regression, Multiple Linear Regression,
Determination Test (R2), Individual for Significant Test (t test) and Significant Test (F test).
The results showed the influence of On The Job Training and Off The Job Training on
Employee Performance. The more frequent the On The Job Training and Off The Job
Training then the better level of Employee Performance on the. Subsequently, the resulted
data from quisoner is calculated and tested with statistics through SPSS program. The
calculated result is known that R square is coefficient of determination. So that, it obtained
the value of R square is about 0,511. It is meaned that the influence of variable On The Job
Training and Off The Job Training variables was 51.1%. to employee perfomance variables.

Keywords : On The Job Training, Off The Job Training, employee performance

PENDAHULUAN baik pada tingkat nasional maupun


Dalam menghadapi persaingan bisnis di internasional, maka para karyawan harus
era globalisasi saat ini, persaingan antar beradaptasi atas perubahan dalam
perusahaan semakin gencar dan teknologi teknologi, seperti munculnya teknologi
yang semakin maju menimbulkan baru atau metode kerja baru di perusahaan.
tantangan bagi perusahaan untuk Situasi seperti ini membuat perusahaan
melakukan perubahaan pada berbagai membutuhkan sumber daya manusia yang
aspek dalam pengelolan perusahaan. mempunyai pengetahuan, ketrampilan,
Menghadapi perubahan dan persaingan kemampuan tinggi dan terlatih yang dapat

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 1


memfokuskan kemampuan mereka pada orang mendapatkan kapabilitas untuk
tugas dan tanggung jawab untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan
kepentingan perusahaan. organisasional. Menurut Dessler (2006:
Sumber daya manusia merupakan aset 280), pelatihan adalah proses mengajar
terpenting perusahaan karena perannya ketrampilan yang dibutuhkan karyawan
sebagai subyek pelaksana kebijakan dan baru untuk melakukan pekerjaannya.
kegiatan operasional perusahaan. Sumber Pelatihan sangat penting bagi karyawan
daya yang dimiliki oleh perusahaan seperti baru maupun karyawan lama, karena
modal, metode dan mesin tidak bisa pelatihan merupakan suatu kegiatan untuk
memberikan hasil yang optimum apabila meningkatkan kinerja karyawan saat ini
tidak didukung oleh sumber daya manusia dan di saat yang akan datang (Rivai dan
yang mempunyai kinerja yang optimum. Sagala, 2009: 212). Dari sudut pandang
Mangkunegara (2003: 61) inilah tampak arti penting dari program
mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil pelatihan bagi karyawan untuk
kerja secara kualitas dan kuantitas yang meningkatkan pengetahuan (knowledge),
dicapai oleh seorang pegawai dalam keahlian (skill), dan sikap (attitude)
melaksanakan tugasnya sesuai dengan karyawan. Hal tersebut memaksa
tanggung jawab yang diberikan perusahaan untuk memberikan pelatihan
kepadanya. Oleh karena itu, organisasi kepada karyawan baik karyawan baru
harus mampu menjaga dan meningkatkan maupun karyawan lama, sehingga
kinerja sumber daya manusia yang karyawan dapat bekerja sesuai dengan
dimiliki, serta memaksimalkan potensi dari target perusahaan.
sumber daya manusia tersebut. Dalam melakukan kegiatan pelatihan,
Memahami pentingnya keberadaan terdapat dua metode yang dapat dilakukan
SDM di era global saat ini salah satu upaya yaitu metode on the job traning dan off the
yang harus dicapai oleh perusahaan adalah job training (Swasto, 2011: 67). Pemilihan
dengan meningkatkan kualitas SDM, metode pelatihan sumber daya manusia
dengan meningkatkan kualitas Sumber yang tepat akan berdampak pada
Daya Manusia diharapkan karyawan dapat peningkatan kinerja karyawan. Pengertian
bekerja secara produktif dan profesional on the job training secara umum adalah
sehingga kinerja yang dicapainya suatu proses yang terorganisasi untuk
diharapkan akan lebih memuaskan sesuai meningkatkan keterampilan, kebiasaan
standar kerja yang dipersyaratkan. kerja dan sikap karyawan. Menurut
Program pelatihan bagi karyawan Swasto (2011: 67) on the job training
adalah hal yang tak terhindarkan sebagai yaitu kegiatan pelatihan yang dilakukan
salah satu strategi untuk menjaga dan ditempat kerja, dimana seorang
meningkatkan kinerja karyawan. Suatu mempelajari pekerjaan dengan
program pelatihan yang baik harus mampu melaksanakannya secara aktual dalam
meningkatkan dan mempertahankan pekerjaan. Pada dasarnya setiap karyawan
keunggulan karyawan secara kualitas dan memperoleh pelatihan ditempat kerja
kuantitas. Program pelatihan harus selalu ketika menjadi karyawan baru. Sedangkan
dievaluasi untuk menjaga agar target dan pengertian off the job training menurut
sasaran yang dituju tetap relevan dengan Simamora (2006: 320) adalah off the job
situasi dan kondisi terkini yang dihadapi training diselenggarakan dilokasi yang
oleh perusahaan. Pelatihan-pelatihan yang terpisah atau pelatihan yang berlangsung
diberikan kepada karyawan akan pada waktu karyawan yang dilatih tidak
mendorong dan memotivasi karyawan melaksanakan pekerjaan rutin/biasa.
untuk bekerja lebih giat. Kesimpulan dari pengertian diatas adalah
Mathis dan Jackson (2006: 301), adanya perbedaan tempat
pelatihan adalah sebuah proses dimana penyelenggaraan dan materi yang

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 2


diberikan antara on the job training dan off (Simamora, 2004: 327). Oleh karena itu
the job training. Metode pelatihan on the peneliti tertarik untuk mengadakan
job training dilakukan ditempat kerja yang SHQHOLWLDQ GHQJDQ MXGXO ³Pengaruh On
sesungguhnya dan memberikan materi The Job Training dan Off The Job
berupa tugas-tugas kepada karyawan Training Terhadap Kinerja Karyawan
untuk dikerjakan. Sedangkan metode off (Studi Pada Karyawan Bagian Kantor
the job training dilaksanakan diluar tempat PTPN V Unit Kebun Lubuk Dalam
kerja dan memberikan materi-materi Kabupaten Siak)´
tertentu untuk diberikan kepada peserta
pelatihan. KAJIAN PUSTAKA
Dalam rangka untuk mengetahui 1. Pelatihan
pengaruh pelatihan on the job training dan Proses pelatihan sumber daya
off the job training terhadap kinerja manusia merupakan salah satu cara yang
peneliti memilih Perseroan Terbatas dilakukan perusahaan untuk
Perkebunan Nusantara V (PTPN V) unit meningkatkan kinerja karyawan.
kebun Lubuk Dalam yang merupakan Pelatihan merupakan aspek yang
salah satu unit kerja yang dikelola PTPN V penting untuk dilaksanakan secara terus-
Riau, dibawah Kementrian BUMN yang menerus dan terarah sesuai dengan
mengusahakan perkebunan kelapa sawit kebutuhan dan target yang diharapkan
sebagai usaha utamanya. PT Perkebunan oleh perusahaan. Mondy (2008: 210)
Nusantara V unit kebun Lubuk Dalam mendefinisikan pelatihan sebagai
berupa kebun sawit inti dengan luas HGU aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk
7168 ha dan kebun sawit plasma seluas memberi para pembelajar pengetahuan
15.000 ha serta dilengkapi pabrik dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
pengolahan kelapa sawit yang pekerjaan mereka saat ini.
menghasilkan minyak sawit atau CPO Manfaat pelatihan
berkapasitas 45 ton/jam. Karena kegiatan Pelatihan mempunyai andil besar dalam
program pelatihan yang dilakukan menentukan efektifitas dan efesiensi
karyawan PT Perkebunan Nusantara V organisasi. Menurut Simamora (2004:
unit kebun Lubuk Dalam rutin dilakukan 278) beberapa manfaat nyata yang
dengan tujuan untuk menyiapkan tenaga ditangguk dari program pelatihan dan
kerja yang berkompeten dan bertanggung pengembanagan adalah :
jawab pada pekerjaannya, dan pada x Meningkatkan kuantitas dan
akhirnya nanti para tenaga kerja dapat kualitas produktivitas.
meningkatkan kinerjanya. x Mengurangi waktu belajar yang
Dari latar belakang yang telah diuraikan diperlukan karyawan untuk
di atas, terlihat bahwa pentingnya peranan mencapai standar kinerja yang
penelitian khususnya mengenai dapat diterima.
pelaksanaan on the job training dan off the x Membentuk sikap, loyalitas, dan
job training untuk memelihara dan kerja sama yang lebih
meningkatkan kinerja karyawan, on the job menguntungkan.
training dan off the job training x Memenuhi kebutuhan perencanaan
merupakan metode yang selalu digunakan sumber daya manusia.
oleh pihak perusahaan untuk melatih x Mengurangi frekuensi dan biaya
karyawannya agar lebih terampil dan dapat kecelakaan kerja.
meningkatkan kinerja karyawan, sehingga x Membantu karyawan dalam
pihak manajer perusahaan dapat peningkatan dan pengembangan
mengambil langkah yang tepat dalam pribadi mereka.
mengelola karyawannya sedemikian rupa
sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 3


2. On the job training ini, seorang pelatih akan memberikan
On the job training (OJT) adalah praktek atau contoh kerja nyata secara
suatu proses yang terorganisasi untuk langsung kepada karyawan yang dilatih.
meningkatkan keterampilan, pengetahuan, Sedangkan menurut Mangkunegara
kebiasaan kerja dan sikap karyawan. On (2009: 58) tujuan coaching adalah
the job training merupakan pelatihan memberikan bimbingan kepada pegawai
yang dilakukan di tempat kerja, dimana bawahan dalam menerima suatu pekerjaan
seorang mempelajari pekerjaan dengan atau tugas dari atasan.
melaksanakannya secara aktual dalam Ada beberapa ciri-ciri coaching menurut
pekerjaan dan pada dasarnya setiap Mangkunegara (2009: 58), yaitu:
karyawan memperoleh pelatihan a. Coaching biasanya dilakukan
ditempat kerja pada waktu mereka dengan pengawasan langsung yang
memasuki perusahaan (Swasto, 2011: berhubungan dengan pelaksanaan
67). pekerjaan.
Karena sebagian besar pekerjaan dalam b. Merupakan proses waktu yang lama.
industri dapat dipelajari dalam periode c. Didasarkan hubungan atasan dan
waktu yang relatif singkat, metode on the bawahan.
job training digunakan secara luas. On the d. Pelaksanaan langsung pada area
job training (OJT) meliputi semua upaya pekerjaan.
pelatihan karyawan di tempat kerja Tujuan coaching menurut Jaques dan
sesungguhnya. Pelatihan di tempat kerja Clement (1994: 195) adalah sebagai
dapat berfaedah dalam melatih karyawan berikut:
yang di angkat, memutakhirkan kemahiran x Membantu karyawan untuk
karyawan yang sudah berpengalaman memahami peluang penuh dalam
ketika diperkenalkannya teknologi baru, jabatannya yaitu jangkauan tipe
pelatihan silang karyawan di dalam sebuah penugasan yang tersedia bagi
departemen atau unit kerja, dan karyawan sesuai dengan jabatannya
pengorientasian karyawan yang ditransfer dan memberikan gambaran mengenai
atau dipromosikan ke pekerjaan baru manfaat apa saja yang dapat ambil
mereka. Filosofi dasar OJT adalah bahwa dari peluang penugasan tersebut.
para karyawan belajar melalui pengamatan x Membantu karyawan dalam belajar
terhadap rekan-rekan kerja atau pengetahuan baru misalnya metode,
manajernya dalam melakukan pekerjaan teknologi dan prosedur.
dan mencoba untuk meniru perilaku x Membawa nilai karyawan lebih
mereka itu (Simamora, 2004: 317). sejalan dengan nilai dan filosofi
Menurut Swasto (2011: 67) ada perusahaan.
beberapa macam pelatihan di tempat x Membantu karyawan
kerja diantaranya adalah sebagai berikut: mengembangkan kebijaksanaannya,
1. Bimbingan misalnya dengan pengalaman yang
2. Rotasi jabatan dimiliki oleh atasan, mampu
3. Penugasan sementara menyelesaikan masalah yang serupa.
4. Instruksi pekerjaan x Membantu karyawan memperbaiki
5. Program magang perilaku-perilaku yang tidak sesuai
Bimbingan (Coaching) dengan jabatannya.
Coaching merupakan metode Menurut Stone (1998: 14-15)
pelatihan dimana manajemen mengungkapkan Lima Prinsip Coaching
memberikan bimbingan dan contoh atau sebagai berikut:
model kepada karyawan dalam 1. Mengumpulkan informasi
pelaksanaan pekerjaan rutin mereka 2. Mendengarkan
(Sofyandi, 2008: 117). Dalam metode

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 4


3. Menyadari/peka dengan yang terjadi 6. Untuk pelaksanaan hukuman atau
di sekitarnya sanksi atas pelanggaran-pelanggaran
4. Mengajar karyawan yang dilakukan karyawan.
5. Memberikan umpan balik 7. Alat pendorong atau spirit kerja
Rotasi Jabatan meningkat melalui persaingan-
Menurut Swasto (2011: 67) rotasi persaingan terbuka.
jabatan adalah dimana karyawan dari 8. Untuk memberikan pengakuan-
satu pekerjaan pindah ke pekerjaan lain pengakuan atas prestasinya.
dalam jangka waktu yang telah 9. Untuk tindakan pengamanan yang
direncanakan. Dengan demikian lebih baik.
keterampilan karyawan akan bertambah 10. Untuk menyesuaikan pekerjaan
pada pekerjaan baru tersebut. Sedangkan dengan kondisi fisik karyawan.
menurut Mangkunegara (2009: 58) 11. Untuk mengatasi perselisihan antar
rotasi jabatan adalah perpindahan posisi sesama karyawan
karyawan dari satu pekerjaan ke Kelemahan metode ini adalah bahwa
pekerjaan lainnya. kerja yang produktif dapat terganggu
Menurut Mathis dan Jackson (2006: karena kekacauan periodik riil yang
191) rotasi jabatan adalah proses disebabkan perubahan semacam itu, dan
pemindahan seseorang dari satu pekerjaan keterbatasan banyaknya keahlian kerja
ke pekerjaan lain. Biasanya setiap yang dapat diasah selama periode waktu
perusahaan memiliki kebijakan-kebijakan yang lebih pendek. Manajer yang disodori
sendiri dalam penerapan waktu rotasi rotasi pekerjaan dapat menjadi tidak
jabatan. Ada yang berkala (Mingguan, berminat dalam membuat dan mengikuti
Bulanan, Tahunan) dan tidak berkala. proyek jangka panjang. Manajer dapat pula
Menurut Simamora (2004: 320) tujuan WHUJRGD ³PHOLNXLGDVL DVHW PDQXVLD´ GDODP
rotasi pekerjaan adalah memperluas latar upaya meningkatkan record pribadi
belakang bisnis trainee. Individu-individu menyangkut keluaran maksimal dan biaya
berpindah melalui serangkaian pekerjaan minimal. Kelemahan ini dapat diperbaiki
sepanjang periode enam sampai dua tahun. dengan memperpanjang interval waktu
Karena melakukan setiap pekerjaan, rotasi, membatasi rotasi hanya untuk posisi
mereka menyerap keahlian, pengalaman, asisten, dan mengukur aset manusia
dan pengetahuan baru yang berhubungan melalui survei moral kerja (Simamora
dengan pekerjaan tersebut. Sering 2004: 320).
digunakan dalam rangka mempersiapkan Tujuan dari rotasi jabatan menurut
individu-individu untuk posisi manajemen, Kaymaz (2010: 72) yaitu:
rotasi pekerjaan memberikan orientasi di a) Mengurangi kebosanan atau tingkat
berbagai fungsi pekerjaan dengan biaya kejenuhan
yang rendah. b) Mempersiapkan karyawan untuk
Menurut Hasibuan (2002: 102) rotasi sistem manajemen yang lebih baik
jabatan memiliki manfaat sebagai berikut: c) Meningkatkan produktivitas
1. Meningkatkan produktivitas. d) Meningkatkan pengetahuan dan
2. Menciptakan keseimbangan antara keterampilan
tenaga dengan komposisi jabatan.
3. Memperluas atau menambah 3. Off The Job Training
pengetahuan karyawan. Menurut Simamora (2006: 320) off the
4. Menghilangkan rasa jenuh atau job training diselenggarakan dilokasi
bosan karyawan terhadap pekerjaan. yang terpisah. Program pelatihan ini
5. Memberikan perangsang agar memberikan kepada individu-individu
karyawan mau meningkatkan karir keahlian dan pengetahuan yang mereka
yang lebih tinggi. butuhkan untuk mengerjakan pekerjaan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 5


pada waktu yang terpisah dari waktu kerja pengambilan keputusan skala kecil
reguler mereka. Kursus, workshop, yang dibuat sesuai dengan kondisi
seminar, dan simulasi komputer adalah perusahaan yang nyata (Handoko,
contoh khas program off the job training. 2001: 114). Tujuan metode ini adalah
Terdapat dua bentuk umum dari off the job untuk melatih para karyawan dalam
training. Program in house yang pengambilan keputusan dan cara
dikoordinasikan oleh karyawan organisasi mengelola kegiatan bisnis dalam
dan diselenggarakan di dalam fasilitas perusahaan.
pelatihan perusahaan; dan program off-site d. Pembelajaran Aksi (Vestibule Training)
yang diadakan jauh dari organisasi dan Menurut Swasto (2011: 69) bentuk
disponsori oleh asosiasi profesional, latihan ini dilaksanakan oleh pelatih-
institusi pendidikan, atau konsultan pelatih khusus. Perlengkapan yang
pelatihan independen. akan digunakan karyawan dalam
Menurut Swasto (2011: 69) ada beberapa pelaksanaan kerja atau perlengkapan
macam off the job training yaitu sebagai pengganti ditempatkan pada ruang
berikut: terpisah.
1. Simulasi e. Latihan Laboraturium (Laboratory
2. Presentasi Informasi Training)
Simulasi Menurut Swasto (2011: 69) teknik ini
Mangkunegara (2009: 54) merupakan bentuk pelatihan kelompok,
mengemukakan bahwa metode simulasi terutama digunakan untuk
adalah suatu situasi atau peristiwa mengembangkan keterampilan-
menciptakan bentuk realitas atau imitasi keterampilan antar pribadi. Salah satu
dari realitas. Simulasi ini merupakan bentuk latihan laboratorium yang paling
pengkondisian suatu keadaan yang terkenal adalah latihan kepekaan.
mendekati kondisi nyata pada pekerjaan. Tujuan pelatihan ini adalah untuk
Diantara metode-metode simulasi yang meningkatkan kepekaan dan
paling umum digunakan adalah sebagai kepercayaan manajerial, serta
berikut: meningkatkan penghargaan bagi
a. Metode Studi Kasus sumbangan orang lain.
Menurut Mangkunegara (2009: 55) f. Program-program Pengembangan
studi kasus adalah uraian tertulis atau Eksekutif
lisan tentang masalah yang ada atau Menurut Swasto (2011: 69) program
tentang keadaan selama waktu tertentu, pengembangan eksekutif biasanya
baik secara nyata maupun hipotesis. diselenggarakan di lembaga-lembaga
b. Role Playing pendidikan.
Menurut Swasto (2011: 69) teknik ini
merupakan suatu cara yang Presentasi Informasi
memungkinkan para petatar untuk Menurut Swasto (2011: 69) tujuan
memainkan berbagai peran yang utama metode-metode presentasi
berbeda. Menurut Mangkunegara (penyajian) informasi adalah untuk
(2009: 56) manfaat dari metode ini mengajarkan berbagai pengetahuan,
yaitu belajar melalui perbuatan, sikap, konsep atau keterampilan baru
menekankan sensitivitas manusia dan kepada peserta. Metode-metode yang
interaksinya, dan menimbulkan minat sering digunakan adalah:
dan keterlibatan tinggi. a. Kuliah
c. Business Game Kuliah merupakan suatu ceramah yang
Business game merupakan metode disampaikan secara lisan untuk tujuan-
pelatihan dan pengembangan dengan tujuan pendidikan. Mangkunegara
menciptakan suatu simulasi (2009: 55) mengemukakan keuntungan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 6


metode kuliah adalah dapat digunakan hidup dan sikap mental yang hampir sama
untuk kelompok besar sehingga biaya antara satu dengan yang lainnya. Dimana
peserta menjadi rendah dan dapat semuanya ingin mencapai keberhasilan
menyajikan banyak bahan untuk meningkatkan taraf hidupnya,
pengetahuan dalam waktu yang relatif sehingga muncul keinginan untuk
singkat. mengembangkan dan meningkatkan
b. Programmed instruction kemampuan dirinya dalam bekerja.
Metode ini menggunakan mesin Kinerja karyawan merupakan suatu hal
pengajar atau komputer untuk yang sangat penting dalam upaya instansi
memperkenalkan kepada peserta topik untuk mencapai tujuan. Kinerja seorang
yang harus dipelajari dan merinci karyawan merupakan hal yang bersifat
serangkaian langkah dengan umpan individual, karena setiap karyawan
balik langsung pada penyelesaian mempunyai tingkat kemampuan yang
setiap langkah. Masing-masing peserta berbeda - beda dalam mengerjakan
bisa menetapkan kecepatan belajarnya tugasnya. Pihak manajemen dapat
sendiri (Handoko, 2001: 116). mengukur karyawan atas unjuk kerjanya
c. Self study berdasarkan kinerja dari masing - masing
Teknik ini biasanya menggunakan karyawan.
modul-modul atau manual-manual Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil
tertulis dan kaset-kaset. Teknik ini kerja secara kualitas dan kuantitas yang
berguna bila para karyawan terbesar dicapai oleh seorang pegawai dalam
secara geografis atau bila proses belajar melaksanakan tugasnya sesuai dengan
hanya memerlukan sedikit interaksi tanggung jawab yang diberikan
(Swasto, 2011: 70). kepadanya (Mangkunegara, 2009: 67).
d. Analisis transaksional Menurut Dharma (2003: 335) untuk
Menurut Swasto (2011: 70) teknik ini menjamin keberhasilan kinerja dan untuk
digolongkan psikologi kilat yang dapat mempermudah pengukuran kinerja, maka
dilakukan sendiri. Berbagai organisasi sebelumnya harus ditetapkan standar
memanfaatkan hubungan antar pribadi. dalam mengukur kinerja. Adapun standar
e. Presentasi video tersebut adalah :
Presentasi TV, film, slides dan a. Kuantitas Kerja
sejenisnya adalah serupa dengan Kuantitas kerja berhubungan dengan
bentuk kuliah. Metode ini biasanya jumlah barang atau jasa yang dihasilkan
sebagai bahan atau alat pelengkap oleh seorang karyawan dalam suatu
bentuk-bentuk pelatihan lainnya periode tertentu. Kuantitas kerja yang baik
(Swasto,2011: 70). dinilai dari total jumlah produksi yang
f. Konferensi dihasilkan oleh karyawan. Berarti
Mangkunegara (2009: 55) kuantitas kerja adalah jumlah total yang
mendefinisikan metode koferensi harus diselesaikan oleh karyawan, dimana
sebagai suatu pertemuan formal bisa melebihi standar yang telah ditetapkan
tempat terjadinya diskusi atau maupun sesuai dengan standar yang telah
konsultasi tentang suatu yang penting. ditetapkan.
b. Kualitas Kerja
4. Kinerja Kualitas kerja berhubungan dengan
Istilah kinerja berasal dari kata Job nilai mutu suatu produk berupa barang
Performance atau Actual Performance atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan,
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya apakah produk tersebut sesuai dengan
yang dicapai oleh seseorang). Di dalam standar yang telah ditetapkan oleh
menjalankan aktifitas kerjanya, pada perusahaan dan apakah masyarakat akan
umumnya manusia mempunyai pandangan menyukai produk tersebut. Kualitas adalah

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 7


baik atau tidaknya mutu produk yang Lubuk Dalam, Kabupaten Siak (berada ±
dihasilkan dengan membandingkan standar 90 km arah timur kota Pekanbaru dan ± 40
yang telah ditetapkan. km arah barat kota Siak Sri Indrapura).
Dengan demikian dapat disimpulkan 2. Populasi dan Sampel Penelitian
bahwa kualitas adalah mutu atau nilai guna a. Populasi
suatu barang atau jasa yang telah Populasi dalam penelitian ini adalah
dihasilkan. Baik buruknya kualitas suatu karyawan bagian kantor PTPN V Unit
barang atau jasa dapat dilihat dari Kebun Lubuk Dalam Kabupaten Siak
kepuasan konsumen yang pada akhirnya yang berjumlah 77 orang.
akan memutuskan untuk melakukan b. Sampel
pembelian lagi atau tidak terhadap barang Teknik pengambilan sampel pada
dan jasa tersebut. penelitian ini melalui metode sensus
c. Waktu Kerja atau keseluruhan dari total populasi
Efektivitas kinerja karyawan dapat dijadikan sampel yaitu karyawan bagian
dilihat dari sedikit atau banyaknya waktu kantor PTPN V Unit Kebun Lubuk
yang diperlukan untuk menyelesaikan Dalam Kabupaten Siak yang berjumlah
suatu pekerjaan yang diberikan padanya. 77 orang.
Waktu kerja dapat digunakan sebagai 3. Jenis dan Sumber Data
ukuran efektivitas kinerja karyawan karena Guna memperoleh data yang
berhubungan dengan biaya yang dibutuhkan, penulis menghimpun data
dikeluarkan perusahaan setiap menitnya. berupa:
Waktu kerja merupakan bahan a. Data primer
pertimbangan untuk mengukur baik Data primer merupakan data yang
buruknya kinerja seorang karyawan. diperoleh langsung dari responden
Semakin cepat dan baik seorang karyawan berdasarkan kepada kerangka penelitian
menyelesaikan pekerjaannya maka kinerja dan pihak yang berkepentingan
karyawan tersebut sangat baik. terhadap permasalahan penelitian yang
menjadi key informan dalam penelitian
ini adalah asisten umum PTPN V Unit
HIPOTESIS Kebun Lubuk Dalam Kabupaten Siak.
H1 : Diduga ada pengaruh on the job b. Data Sekunder
training terhadap kinerja Data jumlah karyawan, data absensi,
karyawan bagian kantor PTPN V sejarah, struktur organisasi, data on the
Unit Kebun Lubuk Dalam job training dan off the job training
Kabupaten Siak. yang dilakukan oleh karyawan, PTPN
H2 : Diduga ada pengaruh off the job V Unit Kebun Lubuk Dalam Kabupaten
training terhadap kinerja karyawan Siak.
bagian kantor PTPN V Unit Kebun
Lubuk Dalam Kabupaten Siak. 4. Teknik pengumpulan Data
H3 : Diduga ada pengaruh antara on the Teknik pengumpulan data dalam
job training dan off the job training penelitian ini adalah:
terhadap kinerja karyawan bagian a) Wawancara
kantor PTPN V Unit Kebun Lubuk Metode pengumpulan data dengan
Dalam Kabupaten Siak. cara berkomunikasi dengan
mengadakan tanya jawab kepada
METODE PENELITIAN pihak PTPN V Unit Kebun Lubuk
1. Lokasi penelitian Dalam Kabupaten Siak untuk dapat
Penelitian ini dilakukan di PTPN V memperoleh informasi mengenai hal,
Unit Kebun Lubuk Dalam berada kondisi, serta situasi yang
diwilayah Desa Lubuk Dalam, Kecamatan bersangkutan dengan masalah yang

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 8


sedang dilakukan penelitian. Yang terhadap kinerja karyawan
menjadi informan untuk wawancara menggunakan uji F diperoleh hasil
adalah asisten umum PTPN V Unit Fhitung (38,608) > Ftabel (3,12). Jadi
Kebun Lubuk Dalam Kabupaten Siak. dengan demikian maka Ho ditolak dan
b) Angket (Questioner) Ha diterima. Artinya variable on the job
Daftar pertanyaan yang diberikan training (X1) dan off the job training
kepada responden untuk menggali (X2) berpengaruh terhadap variabel
data sesuai dengan permasalahan dependen kinerja karyawan (Y) PTPN
penelitian yaitu sejauh mana pengaruh V Unit Kebun Lubuk Dalam Kabupaten
on the job training dan off the job Siak.
training terhadap kinerja karyawan
bagian kantor PTPN V Unit Kebun KESIMPULAN DAN SARAN
Lubuk Dalam Kabupaten Siak. 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
5. Teknik Analisis Data dilandasi dengan kajian teori dan
Teknik analisis data pada penelitian perumusan masalah yang telah dibahas,
ini menggunakan analisis deskriptif dan selanjutnya dapat diambil kesimpulan
analisis kuantitatif. Alat uji statistik sebagai berikut :
menggunakan SPSS 17 yaitu uji validitas, 1. On the job training yang dilakukan oleh
uji realibilitas, analisis regresi linear karyawan bagian kantor PTPN V Unit
sederhana, analisis regresi linear berganda, Kebun Lubuk Dalam Kabupaten Siak
analisis koefisien determinasi (R2), uji sudah efektif dan dilaksanakan dengan
parsial (uji t) dan uji simultan (uji F). baik, terlihat dari hasil rekapitulasi
dimensi on the job training. Maka dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan
1. PENGUJIAN HIPOTESIS 1 (H1) on the job training yang dilakukan oleh
Hasil output uji hipotesis on the job perusahaan dapat diterima oleh
training menggunakan uji t diperoleh karyawan, namun pelaksanaan on the
hasil thitung (6,230) > ttabel (1,992). job training yang dilakukan belum
Artinya variable on the job training maksimal dan masih terdapat karyawan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja yang kurang atau belum memahami apa
karyawan PTPN V Unit Kebun Lubuk itu on the job training.
Dalam Kabupaten Siak. Maka dapat 2. Off the job training yang dilakukan oleh
disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) karyawan bagian kantor PTPN V Unit
ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) Kebun Lubuk Dalam Kabupaten Siak
diterima. sudah efektif dan dilaksanakan dengan
2. PENGUJIAN HIPOTESIS 2 (H2) baik, terlihat dari hasil rekapitulasi
Hasil output uji hipotesis off the job dimensi off the job training yaitu
training menggunakan uji t diperoleh simulasi dan presentasi. Maka dapat
hasil thitung (5,023) > ttabel (1,992). diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan
Artinya variable off the job training off the job training yang dilakukan oleh
berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan dapat diterima oleh
karyawan PTPN V Unit Kebun Lubuk karyawan dan dilaksanakan dengan
Dalam Kabupaten Siak. Maka dapat baik, namun masih ada pelaksanaan off
disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) the job training yang belum maksimal
ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) dan masih terdapat karyawan yang tidak
diterima. memperdulikan dan tidak mengikuti
3. PENGUJIAN HIPOTESIS 3 (H3) pelaksanaan off the job training yang
Hasil output uji hipotesis on the job diberikan oleh perusahaan.
training dan off the job training

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 9


3. Kinerja karyawan bagian kantor PTPN terhadap kinerja karyawan yaitu hasil
V Unit Kebun Lubuk Dalam Kabupaten pengujian hipotesis (uji t).
Siak sudah memiliki kinerja yang baik, 6. On the job training dan off the job
terlihat dari hasil rekapitulasi dimensi training berpengaruh signifikan
kinerja karyawan yaitu kuantitas kerja, terhadap kinerja karyawan bagian
kualitas kerja, dan ketepatan waktu. kantor PTPN V Unit Kebun Lubuk
Namun dari segi ketepatan waktu masih Dalam Kabupaten Siak. Karena
kurang dan perlu ditingkatkan lagi, pelaksanaan on the job training dan off
karena pekerjaan yang dilakukan oleh the job training yang diberikan oleh
karyawan kadang belum tepat waktu perusahaan kepada karyawan baik maka
dan sesuai target. dapat meningkatkan kinerja karyawan
4. On the job training berpengaruh ke arah yang lebih baik. Dari hasil
signifikan terhadap peningkatan kinerja penelitian terbukti bahwa on the job
karyawan bagian kantor PTPN V Unit training dan off the job training
Kebun Lubuk Dalam Kabupaten Siak. memiliki pengaruh yang signifikan
Karena pelaksanaan on the job training terhadap kinerja karyawan dari hasil uji
yang diberikan oleh perusahaan kepada analisis linear berganda dan uji
karyawan dapat meningkatkan kinerja F/simultan.
karyawan. Hal ini berarti bahwa on the 2. Saran
job training merupakan salah satu Berdasarkan hasil penelitian dan dari
faktor yang memiliki pengaruh terhadap kesimpulan-kesimpulan diatas, maka
kinerja karyawan atau dengan kata lain penulis mencoba memberikan saran yang
dilaksanakan atau tidak mungkin dapat digunakan sebagai
dilaksanakannya on the job training sumbangan pemikiran bagi perusahaan
dalam perusahaan merupakan faktor yang akan datang. Adapun saran dari
yang mempengaruhi kinerja karyawan. penulis sebagai berikut :
Hal ini dapat juga dilihat dari hasil 1. Untuk menambah pengetahuan,
penelitian terbukti bahwa on the job keterampilan, pengalaman dan
training berpengaruh signifikan wawasan, serta meningkatkan
terhadap kinerja karyawan yaitu hasil kebiasaan kerja dan sikap karyawan
pengujian hipotesis (uji t). bagian kantor PTPN V Unit Kebun
5. Off the job training berpengaruh Lubuk Dalam Kabupaten Siak,
signifikan terhadap peningkatan kinerja perusahaan harus meningkatkan
karyawan bagian kantor PTPN V Unit pelaksanaan on the job training supaya
Kebun Lubuk Dalam Kabupaten Siak. karyawan lebih mudah dalam
Karena pelaksanaan off the job training mengerjakan pekerjaan yang diberikan
yang diberikan oleh perusahaan kepada oleh karyawan dan target tercapai, serta
karyawan dapat meningkatkan kinerja pelatihan di tempat kerja dapat
karyawan. Hal ini berarti bahwa off the bermanfaat dalam melatih karyawan
job training merupakan salah satu yang di angkat, ditransfer atau
faktor yang memiliki pengaruh terhadap dipromosikan ke pekerjaan baru
kinerja karyawan atau dengan kata lain mereka.
dilaksanakan atau tidak 2. Off the job training yang diadakan oleh
dilaksanakannya off the job training PTPN V Unit Kebun Lubuk Dalam
dalam perusahaan merupakan faktor Kabupaten Siak maupun yang diikuti
yang mempengaruhi kinerja karyawan. oleh karyawan bagian kantor PTPN V
Hal ini dapat juga dilihat dari hasil Unit Kebun Lubuk Dalam Kabupaten
penelitian terbukti bahwa off the job Siak sudah baik, tetapi off the job
training berpengaruh signifikan training perlu ditingkatkan baik dari
segi pelaksanaannya maupun peserta

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 10


yang mengikutinya, karena masih ada 5. Off the job training di PTPN V Unit
karyawan yang kurang berpartisipasi Kebun Lubuk Dalam Kabupaten Siak
mengikuti off the job training harus lebih ditingkatkan lagi karena
dikarenakan pelaksanaan off the job karyawan bagian kantor juga harus tahu
training dilakukan di luar ruang lingkup apa ± apa pekerjaan karyawan
pekerjaan atau tidak pada waktu kerja lapangan, cara yang tepat untuk
hal ini menyebabkan karyawan malas mengetahui hal tersebut adalah dengan
untuk keluar untuk mengikuti off the mengikuti off the job training misalnya
job training, ada juga off the job yang berupa seminar pengetahuan
training yang dilakukan pada saat hari tentang sawit yang harus diikuti
karyawan bekerja jadi karyawan tidak karyawan kantor maupun karyawan
akan mau meninggalkan pekerjaannya lapangan karena mereka bekerja di
hanya untuk menghadiri pelatihan PTPN V Unit Kebun Lubuk Dalam
berupa off the job training, jadi Kabupaten Siak yang bergerak dalam
diharapkan bagi perusahaan untuk lebih bidang perkebunan sawit. Jika off the
menghimbau karyawannya supaya job training rutin dilakukan dan
mengikuti off the job training karena karyawan rajin mengikuti pelaksanaan
mempunyai manfaat untuk karyawan off the job training maka pengetahuan
dalam bekerja. dan wawasan karyawan akan bertambah
3. Kinerja karyawan PTPN V Unit Kebun tidak hanya pada bidang pekerjaan yang
Lubuk Dalam Kabupaten Siak perlu digelutinya, maka hal ini akan
ditingkatkan lagi. Untuk meningkatkan berpengaruh terhadap peningkatan
kinerja karyawan perusahaan harus kinerja karyawan itu sendiri.
lebih memberikan penghargaan, 6. Pelaksanaan on the job training dan off
motivasi dan support kepada karyawan the job training pada PTPN V Unit
untuk bekerja lebih giat untuk mencapai Kebun Lubuk Dalam Kabupaten Siak
target, serta pimpinan juga harus perlu ditingkatkan lagi, dengan cara
memberikan kepercayaan dan tanggung melaksanakan on the job training dan
jawab kepada karyawan sehingga off the job training dengan rutin dan
karyawan akan lebih percaya diri dan mengajak karyawan untuk
semangat dalam bekerja karena berpartisipasi dalam pelaksanaannya.
diberikan kepercayaan dan tanggung Karena dengan diadakannya on the job
jawab tersebut. training dan off the job training maka
4. On the job training di PTPN V Unit dapat meningkatkan pengetahuan
Kebun Lubuk Dalam Kabupaten Siak (knowledge), keahlian (skill), dan sikap
harus ditingkatkan lagi karena dengan (attitude) karyawan. Hal tersebut
diadakannya on the job training membuat karyawan dalam mengerjakan
karyawan lebih terbantu dalam pekerjaannya akan lebih mudah,
mengerjakan pekerjaannya dan akan sehingga kinerja karyawan akan
lebih tahu tugas dan tanggung jawabnya meningkat.
dalam bekerja, serta membantu
menambah pengalaman pada bidang DAFTAR PUSTAKA
pekerjaan lain bagi karyawan yang Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber
mengikuti rotasi jabatan. Jika on the job Daya Manusia. Jilid 1 Edisi
training dilakukan dengan rutin dan Kesepuluh. Jakarta: PT INDEKS
terstruktur maka akan memberikan Dharma, Agus. 2003. Manajemen
dampak dan pengaruh yang baik untuk Supervisi. Jakarta: PT. Raja
kinerja karyawan PTPN V Unit Kebun Grafindo Persada.
Lubuk Dalam Kabupaten Siak. Gomes, Faustino Cardoso. 2000.
Manajemen Sumber Daya

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 11


Manusia. Yogyakarta: CV ANDI Universitas Brawijaya Press (UB
OFFSET. Press).
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Umar Husein. 2011. Metode Penelitian
Personalia dan Sumber Daya Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Ed.
Manusia. Yogyakarta: BPFE. 2. Jakarta: Rajawali Pers.
Hariandja, Marihot Tua Effendi. 2003.
Manajemen Sumber Daya Jurnal dan Skripsi:
Manusia, Jakarta: PT Gramedia Adha mychel edie eka saputra, dkk. 2015.
Widiasarana Indonesia. Pengaruh On The Job Training dan
Hasibuan, Malayu S.P. 2002. Manajemen Off The Job Training Terhadap
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kinerja pada Karyawan Di Pt.
BumiAksara. Bank Pembangunan Daerah Jawa
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2009. Timur, Tbk Cabang Pare. Jurnal
Manajemen Sumber Daya Manusia Administrasi Bisnis. Universitas
Perusahaan, Cetakan Kesembilan. Brawijaya : Malang.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Eka pratiwi yuniarti, dkk. 2011. Pengaruh
Offset. On The Job Training dan Off The
Mathis R. L. dan Jackson J. H, 2006. Job Training Terhadap Kinerja
Manajemen Sumber Daya Karyawan di PT Pelabuhan
Manusia. Jilid 1 Edisi Sepuluh. Indonesia III (Persero) Surabaya.
Jakarta: Salemba Empat. Jurnal Administrasi Bisnis.
Mondy, R Wayne. 2008. Manajemen Universitas Brawijaya : Malang.
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlinda Ragawanti, dkk. 2014. Pengaruh
Erlangga. On The Job Training dan Off The
Riduwan Dan Sunarto H. 2007. Pengantar Job Training Terhadap Kinerja
Statistika. Bandung: Alfabeta. Karyawan di PR. Sejahtera Abadi.
Rivai, Veithzal dan Sagala Ella jauvani. Jurnal Administrasi Bisnis.
2009. Manajemen Sumber Daya Universitas Brawijaya : Malang.
Manusia untuk Perusahaan. Indrayati, Monic Aprilia 2014. Analisis
Jakarta: Rajawali Pers. Pengaruh Rotasi Pekerjaan dan
Simamora, Henry. 2004. Manajemen Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Sumber Daya Manusia. Karyawan Melalui Kepuasan Kerja
Yogyakarta: STIE YKPN. di PT. Bank Tabungan Negara
_______________. 2006. Manajemen (Persero) Tbk. Kantor Cabang
Sumber Daya Manusia Ed.3. Semarang. Skripsi: Universitas
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Diponegoro, Semarang.
Ekonomi YKPN. Nugroho, A. Eko. Hassanuddin, Basri.
Sofyandi, Herman. 2008. Manajemen Dan Brasit, Nurdin. Pengaruh
Sumber Daya Manusia. coaching terhadap motivasi kerja
Yogyakarta: PT. Graha Ilmu. dan kerja individual. Universitas
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Hasanuddin, 16. 1-4.
Bandung: ALFABETA.
________. 2014. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: ALFABETA
Supriyanto dan Masyhuri Machfuds. 2010.
Metodologi Riset Manajemen
SumberDaya Manusia. Malang:
UIN-MALIKI PRESS.
Swasto, Bambang. 2011. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Malang:

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 12

You might also like