Professional Documents
Culture Documents
1 Maret 2019
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta
R. Ati Haryati
Cara Sitasi: Haryati, R. A. (2019). Analisis Pelaksanaan Program Pelatihan dan Pengembangan Karyawan: Studi
Kasus Pada PT Visi Sukses Bersama Jakarta. Widya Cipta, 3(1), 91–98.
Abstract - The importance of employee training and development programs is a necessity for companies that want
to improve the capabilities, knowledge and experience of employees in the company. The problems that arise in
training and development carried out by the company are often not in accordance with the needs of the company,
and individual assignments so as not to support the work performance and career of employees. PT Visi Sukses
Bersama works to improve employee productivity by conducting employee training and development programs for
3 (three) months, the goal is that employees who have been selected in the recruitment and selection stages carry
out their duties well and reduce errors or gaps in the knowledge held by employees . The method used in this study
is a qualitative descriptive data collection method, namely observation, interview and literature study. The results
of this research indicate that there is a series of procedures from determining participant criteria, determining
needs, selecting methods, making decisions and making evaluations of the implementation of training and
employee performance collaborated in the Kirkpatrick Evaluation Model. The results of this study were also
supported by an analysis of the obstacles encountered in the training program and the following development
solutions.
92 R. Ati Haryati
Widya Cipta, Volume 3 No. 1 Maret 2019
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791
individu yang bekerja sama demi tujuan penjelasan-penjelasannya, bahkan jika perlu
bersama. boleh dicoba mempraktekkannya.
5. Pelatihan kreativitas (creativity training)
Salah satu rancangan yang lazim diterapkan 4. Simulation
adalah brainstorming dimana para partisipan Simulation merupakan situasi atau kejadian yang
diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan ditampilkan semirip mungkin dengan situasi
sebebas mungkin. yang sebenarnya tapi hanya merupakan tiruan
saja. Simulasi merupakan suatu teknik untuk
Metode pelatihan harus berdasarkan kepada mencontoh semirip mungkin terhadap konsep
kebutuhan pekerjaan tergantung pada berbagai faktor, sebenarnya dari pekerjaan yang akan
yaitu waktu, biaya, jumlah peserta, tingkat dijumpainya.
pendidikan dasar peserta, latar belakang peserta, dan
lain-lain. 5. Apprenticeship
Metode ini adalah suatu cara untuk
1. On The Job mengembangkan keahlian pertukangan sehingga
Para peserta latihan langsung bekerja di tempat para karyawan yang bersangkutan dapat
untuk belajar dan meniru suatu pekerjaan mempelajari segala aspek dari pekerjaannya.
dibawah bimbingan seorang pengawas. Metode
pelatihan dibedakan dalam 2 cara: 6. Classroom Methods
a. Cara informasi yaitu pelatih menyuruh Metode pertemuan dalam kelas lecture
peserta latihan untuk memperhatikan orang (pengajaran), conference (rapat), programmed
lain yang sedang melakukan pekerjaan, instruction, metode studi kasus, role playing,
kemudian ia diperintahkan untuk metode diskusi, dan metode seminar.
mempraktekkannya.
b. Cara formal yaitu supervisor menunjuk 2. Pengembangan
seorang karyawan senior untuk melakukan
pekerjaan tersebut, selanjutnya para peserta Berbicara masalah pengembangan sumber daya
pelatihan melakukan pekerjaan sesuai manusia, sebenarnya dilihat dari dua aspek, yaitu
dengan cara-cara yang dilakukan karyawan kuantitas dan kualitas.
senior.
On the job dapat pula latihan dilakukan dengan Siagian dalam (Wicaksono, 2016) mengartikan
menggunakan bagan, gambar, pedoman, contoh “Pengembangan (development) berbeda penger-
yang sederhana, demonstrasi, dan lain-lain. tiannya dengan pelatihan (training). Pengertian ini
Kebaikan cara on the job ini ialah para peserta menekankan bahwa pengembangan meru-pakan
belajar langsung pada kenyataan pekerjaan dan suatu proses pendidikan jangka panjang bagi para
peralatan. Adapun keburukannya adalah karyawan manajerial untuk mempe-roleh penguasaan
pelaksanaan sering tidak teratur (tidak konsep-konsep abstrak dan teoritis secara
sistematis) dan kurang efektif jika pengawas sistematis.”.
kurang pengalaman.
Menurut Armstrong dalam (Lolowang et al., 2016)
2. Vestibule “Pengembangan sumber daya manusia berkaitan
Vestibule adalah metode latihan yang dilakukan dengan tersedianya kesempatan dan pengembangan
dalam kelas atau bengkel yang biasanya belajar, membuat program-program training yang
diselenggarakan dalam suatu perusahaan industri meliputi perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi
untuk memperkenalkan pekerjaan kepada atas program-program tersebut”.
karyawan baru dan melatih mereka mengerjakan
pekerjaan tersebut. Melalui percobaan dibuat Marwansyah (2016:155) mendefinisikan
suatu duplikasi dari bahan, alat-alat, dan kondisi “Pengembangan adalah pelaksaan setiap aktivitas
yang akan mereka tertentu dalam situasi kerja yang mengarah pada pembelajaran
yang sebenarnya. berkesinambungan dan pengembangan diri dan yang
berkontribusi mewujudkan tujuan-tujuan individu
3. Demonstration and Example dan organisasi”.
Demonstration and example adalah metode
latihan yang dilakukan dengan cara peragaan dan Menurut Lee dan Bruvord dalam (Kurniawan, 2012),
penjelasan bagaimana cara-cara mengerjakan Pengembangan sumber daya manusia memiliki peran
sesuatu pekerjaan melalui contoh-contoh atau yang vital dalam upaya mengarahkan, mendorong,
percobaan yang di demonstrasikan. memotivasi peningkatan/pengembangan kemampuan
Demonstrasi merupakan metode latihan yang dan keterampilan para karyawan yang
sangat efektif karena peserta melihat sendiri diimplementasikan pada pekerjaannya untuk
teknik mengerjakannya dan diberikan
93
Analisis Pelaksanaan Program Pelatihan dan Pengembangan Karyawan: Studi Kasus Pada PT Visi Sukses
Bersama Jakarta
mencapai keefektifan sumber daya manusia dalam Dengan pengembangan, manager semakin cakap
organisasi.” dan cepat dalam mengambil keputusan yang
lebih baik, karena technical skill, human skill,
Menurut Martoyo dalam (Massie et al., 2015) dan managerial skill-nya lebih baik.
mendefinisikan ”pengembangan karier merupakan 9. Kepemimpinan
suatu kondisi yang menunjukkan adanya sebuah Dengan pengembangan, kepemimpinan seorang
peningkatan-peningkatan status seseorang pada suatu managerakan lebih baik human relations-nya
organisasi dalam jalur karier yang telah ditetapkan lebih luwes, motivasinya lebih terarah sehingga
dalam organisasi yang bersangkutan”. pembinaan kerja sama vertical dan horizontal
semakin harmonis.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan 10. Balas Jasa
bahwa pengembangan adalah suatu proses Dengan pengembangan, balas jasa, (gaji, upah
perencanaan pembelajaran atau pengelolaan insentif, dan benefits) karyawan akan meningkat
karyawan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. karena prestasi kerja mereka semakin besar.
11. Konsumen
Menurut Hasibuan (2016:70), tujuan pengembangan Pengembangan karyawan akan memberikan
hakikatnya menyangkut hal-hal berikut: manfaat yang baik bagi masyarakat konsumen
karena mereka akan memperoleh barang atau
1. Produktivitas Kerja pelayanan yang lebih bermutu.
Dengan pengembangan, produktivitas kerja
karyawan akan meningkatkan kualitas dan Menurut Hasibuan (2016:85), kendala
kuantitas produksi semakin baik, karena pengembangan yang dilakukan pasti selalu ada dan
technical skill, human skill, dan manajerial skill kita harus berusaha memenuhi pengaruh kendala-
karyawan yang semakin baik. kendala tersebut. Kendala-kendala pengembangan
2. Efisiensi akan menghambat lancarnya pelaksanaan latihan dan
Pengembangan karyawan bertujuan untuk pendidikan, sehingga sasaran yang tercapai kurang
meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan memuaskan.
baku, dan mengurangi daya mesin-mesin. 1. Peserta
3. Kerusakan Peserta pengembangan mempunyai latar
Pengembangan karyawan bertujuan untuk belakang yang tidak sama atau heterogen, seperti
mengurangi kerusakan barang, produksi, dan pendidikan dasarnya, pengalaman kerjanya, dan
barang-barang mesin karena karyawan semakin usianya. hal ini akan menyulitkan dan
ahli dan terampil dalam melaksanakan menghambat kelancaran pelaksanaan latihan dan
pekerjaannya. pendidikan karena daya tangkap, persepsi, dan
4. Kecelakaan daya nalar, mereka terhadap pelajaran yang
Pengembangan bertujuan untuk mengurangi diberikan berbeda.
tingkat kecelakaan karyawan, sehingga jumlah 2. Pelatih atau Instruktur
biaya pengobatan yang dikeluarkan perusahaan Pelatih atau instruktur yang ahli dan menstranfer
berkurang. pengetahuannya. Kepada para peserta latihan dan
5. Pelayanan pendidikan sulit didapat. Akibatnya, sasaran
Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan yang diinginkan tidak tercapai.
pelayanan yang lebih baik dari karyawan kepada 3. Fasilitas Pengembangan
nasabah perusahaan. Karena pemberian Fasilitas sarana dan sarana pengembangan yang
pelayanan yang baik merupakan daya penarik dibutuhkan untuk latihan dan pendidikan sangat
yang sangat penting bagi rekanan-rekanan kurang atau tidak baik. Misalnya, buku-buku,
perusahaan bersangkutan. alat-alat, dan mesin-mesin, yang akan digunakan
6. Moral untuk praktek kurang atau tidak ada. Hal ini akan
Dengan pengembangan, moral karyawan akan menyulitkan dan menghambat lancarnya
lebih baik karena keahlian dan keterampilannya pengembangan.
sesuai dengan pekerjaannya sehingga mereka 4. Kurikulum
antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya Kurikulum yang ditetapkan dan diajarkan kurang
dengan baik. serasi atau menyimpang serta tidak sistematis
7. Karier untuk mendukung sasaran yang diinginkan oleh
Dengan pengembangan, kesempatan untuk pekerjaan atau jabatan peserta bersangkutan.
meningkatkan karier karyawan semakin besar, Untuk menetapkan kurikulum dan waktu
karena keahlian, keterampilan, dan prestasi mengajarkanya yang tepat sangat sulit.
kerjanya lebih baik. Promosi ilmiah biasanya 5. Dana Pengembangan
didasarkan kepada keahlian dan prestasi kerja Dana yang tersedia untuk pengembangan sangat
seseorang. terbatas, sehingga sering dilakukan secara
8. Konseptual
94 R. Ati Haryati
Widya Cipta, Volume 3 No. 1 Maret 2019
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791
METODOLOGI PENELITIAN 1
95
Analisis Pelaksanaan Program Pelatihan dan Pengembangan Karyawan: Studi Kasus Pada PT Visi Sukses
Bersama Jakarta
96 R. Ati Haryati
Widya Cipta, Volume 3 No. 1 Maret 2019
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791
pengembangan pada PT Visi Sukses Bersama, 2. Pembelajaran mengetahui sejauh mana daya
dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu: serap peserta program pelatihan pada materi
1. Untuk menilai program-program yang telah pelatihan yang telah diberikan.
diadakan oleh PT Visi Sukses Bersama, maka
3. Perilaku diharapkan setelah mengikuti pelatihan
diadakan evaluasi mengenai pelatihan dan
pengembangan, apakah target-target yang telah terjadi perubahan tingkah laku peserta
ditetapkan tercapai atau tidak. Pada PT Visi (karyawan) dalam melakukan pekerjaan.
Sukses Bersama evaluasi diadakan secara 4. Hasil untuk menguji dampak pelatihan terhadap
berjalan. maksudnya, penilaian dilakukan setelah kelompok kerja atau organisasi secara
karyawan mengikuti pelatihan dan keseluruhan.
pengembangan.
Tabel 2. Hasil Evaluasi Pelatihan dengan Model
Karyawan tersebut harus memberikan laporan Kirkpatrick
secara tertulis kepada perusahaan. Laporan berisi No Level Keterangan
kinerja karyawan tersebut yang berkaitan dengan 1 Reaksi Peserta pelatihan memberikan
pengetahuan yang telah didapat dari pelatihan reaksi sangat positif terhadap
dan pengembangan, laporan yang diterima materi, trainer dan metode
perusahaan dari karyawan yang mengikuti pelatihan
pelatihan dan pengembangan akan terus 2 Pembelajaran Karyawan mengikuti proses
diperiksa untuk mengetahui perkembangan pembelajaran dengan baik. Hal
ini dilihat dari antusiasme selama
kemampuan karyawan tersebut. Bagi karyawan
pelaksanaan pelatihan
yang mengalami peningkatan kemampuan dan 3 Perilaku Peserta mampu menerapkan 3S
mampu mengajarkannya pada karyawan lain setelah materi disampaikan
akan mendapat penghargaan dari perusahaan, 4 Hasil Setelah pelatihan, peserta
baik berupa bonus maupun promosi jabatan. membuat rencana tindak lanjut
(RTL) yang akan diaplikasikan di
tempat kerja
2. Pada bulan keempat setelah melaksanakan Sumber: PT Visi Sukses Bersama
pelatihan dan pengembangan, maka karyawan
akan dievaluasi dalam melakukan pekerjaan. Pada program pelatihan dan pengembangan ini juga
Pemantauan dilakukan tanpa sepengetahuan tidak terlepas dari kendala. Berikut kendala yang
karyawan, apabila karyawan yang menunjukkan dihadapi PT Visi Sukses Bersama dalam pelaksanaan
kemajuan, maka karyawan tersebut akan pelatihan dan pengembangan yang telah
ditetapkan menjadi karyawan kontrak selama 1 dilaksanakannya:
(tahun) lamanya, dengan mentanda tangani surat
perjanjian kerja. Dan apabila pelaksanaan 1. Kendala Pelatihan dan Pengembangan
pelatihan dan pengembangan telah selesai dalam Kendala yang muncul saat pelatihan dan
waktu lebih dari 3 (tiga) bulan telah dilakukan pengembangan karyawan pada PT Visi Sukses
evaluasi, karyawan tidak menunjukkan hasil Bersama berada pada sumber daya manusianya
kinerja yang kurang baik dengan pelatihan dan sendiri. Karyawan yang telah ditunjuk untuk
pengembangan yang diberikan, maka Supervisor mengikuti pelatihan diberi perintah secara
Seleksi akan memberitahukan kepada Manajer langsung oleh perusahaan melalui surat resmi.
HRD untuk membuat keputusan yang sesuai Untuk karyawan yang berhalangan mengikuti
dengan isi surat perjanjian kerja, selanjutnya harus memberikan keterangan yang jelas seperti
pihak Manajer HRD akan membuat Surat sedang sakit, namun banyak karyawan yang
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) untuk dapat tidak mengikuti pelatihan tanpa memberitahukan
ditanda tangani langsung oleh karyawan. atau ijin pada pihak perusahaan sehingga peluang
terbuang sia-sia. Karyawan masih beranggapan
Model evaluasi Kirkpatrick merupakan model bahwa kegiatan tersebut tidak penting.
evaluasi pelatihan yang dikembangkan pertama kali Kurangnya kesadaran dan displin dari karyawan
oleh Donald L. Kirkpatrick telah dikembangkan di PT ini yang membuat beberapa kali pengadaan
Visi Sukses Bersama dengan menggunakan empat pelatihan kurang menuai hasil yang maksimal.
level dalam mengkategorikan hasil-hasil pelatihan.
Empat level tersebut adalah level reaksi, 2. Cara mengatasi kendala Pelatihan dan
pembelajaran, perilaku dan hasil. Pengembangan
Setiap perusahaan pasti akan memiliki kendala
Keempat level dapat dirinci sebagai berikut: yang dihadapi saat pelatihan tidak terkecuali
1. Reaksi dilakukan untuk mengukur tingkat reaksi pada PT Visi Sukses Bersama. Adapun cara
yang didisain agar mengetahui opini dari para mengatasi kendala yang dilakukan oleh PT Visi
peserta pelatihan mengenai program pelatihan. Sukses Bersama yaitu Digantikan oleh karyawan
97
Analisis Pelaksanaan Program Pelatihan dan Pengembangan Karyawan: Studi Kasus Pada PT Visi Sukses
Bersama Jakarta
yang lain sesuai dengan diskripsi bidang Kinerja Karyawan Bank Sulselbar. Ekonomi
kerjanya sehingga peluang tidak terbuang sia-sia. Dan Keuangan, 16(4), 391–408.
Lolowang, M. G., Adolfina, & Lumintang, G. (2016).
Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan
KESIMPULAN
Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja
Berdasarkan hasil analisa data pembahasan yang Karyawan Pada PT. Berlian Kharisma Pasifik.
telah disusun dalam penulisan laporan tugas akhir Emba, 4(2), 177–186.
ini, maka penulis dapat menarik beberapa Marwansyah. (2016). Manajemen Sumber Daya
kesimpulan sebagai berikut: Manusia. Bandung: CV. Alfabeta.
Massie, R., Tewal, B., & Sendow, G. (2015).
1. Pelatihan dan pengembangan melalui tahapan Pengaruh Perencanaan Karir, Pelatihan dan
penentuan kriteria, identifikasi kebutuhan, Pengembangan Karir Terhadap Kinerja
pemilihan metode, pembuatan keputusan, Pegawai Pada Museum Negeri Provinsi
pelaksanaan dan evaluasi. Sulawesi Utara, 15(05), 635–645.
Onibala, N. R., Tewal, B., & Sendow, G. M. (2017).
2. Evaluasi pelatihan dan pengembangan
Pengaruh Pendidikan, Pelatihan dan
karyawan, dilakukan melalui penilaian selama
Pengembangan Karir Terhadap Kinerja
pelaksanaan dan hasil kinerja karyawan,
Pegawai Pada Kantor Pelayanan Kekayaan
termasuk menggunakan evaluasi dengan model
Negara dan Lelang Manado. Emba, 5(2), 2790–
Kirkpatrick 4 level.
2798.
3. Kendala pelaksanaan pelatihan dan Simamora, Henry. (2015). Manajemen Sumber Daya
pengembangan, ada beberapa karyawan yang Manusia. Yogyakarta: STIE-YKPN
tidak bersedia hadir dalam kegiatan tersebut Wicaksono, Y. S. (2016). Pengaruh Pelatihan dan
dengan berbagai alasan. Solusi dari kendala Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam
tersebut adalah menunjuk karyawan lain untuk Rangka Meningkatkan Semangat Kerja dan
menggantikan sebagai peserta. Kinerja Karyawan (Studi di SKM Unit V PT.
Gudang Garam, Tbk Kediri). Jurnal Bisnis Dan
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, maka
Manajemen, 3(1), 31–39.
pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan
karyawan di PT Visi Sukses Bersama telah
terlaksana dengan baik, namun perlu adanya
peningkatan yang lebih baik dalam sistem
pemilihan karyawan yang akan mengikuti pelatihan
dan pengembangan agar program ini mendapat hasil PROFIL PENULIS
yang maksimal di semua bagian.
R. Ati Haryati, SH, MH. merampungkan studi S1
dan S2 Hukum di Universitas Jayabaya Jakarta.
REFERENSI Selain berkarir di dunia pendidikan di ASM BSI
Jakarta, juga menekuni bidang hukum dan terlibat
Andayani, N. R., & Makian, P. (2016). Pengaruh aktif di beberapa organisasi sosial yang berkaitan
Pelatihan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap dengan bidang hukum. Adapun mata kuliah yang
Kinerja Karyawan Bagian PT. PCI Elektronik diampu antara lain: KNBI dasar, KNBI lanjut,
International (Studi pada Karyawan PT PCI Hukum dan Etika Bisnis.
Elektronik International). Jurnal Akuntansi,
Ekonomi Dan Manajemen Bisnis, 4(1), 41–46.
https://doi.org/10.1098/rsta.2015.0118
Hasibuan, S.P Malayu. (2016). Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Yogyakarta: BPFE
Kurniawan, A. W. (2012). Pengaruh Kepemimpinan
Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Terhadap Kepuasan Kerja, Motivasi Kerja, dan
98 R. Ati Haryati