You are on page 1of 9

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN

INTRA KRANIAL PADA KLIEN POST TREPANASI DI INSTALASI RAWAT


INTENSIF RSD dr. SOEBANDI JEMBER

Herman Adi Cahyono*, Komarudin**, Ali Hamid***


*Alumni FIKes Universitas Muhammadiyah Jember.
**Dosen FIKes Universitas Muhammadiyah Jember.
***Dosen FIKes Universitas Muhammadiyah Jember.

Abstract

Mobilization is one’s ability to move freely, easily and, regularly to fulfill the needs of
healthy life. The intra cranial pressure (ICP) is the pressure inside the intracranial cavity.
Trepanation is an action of opening the cranial bone in the attempt of reaching the brain
to ease the definitive surgical treatments performed to the patients with head trauma.
This research employs Queasy experiment design with One Group Pree Test and Post
Test Design which intends for identifying the effectiveness of the early mobilization on
the variation of the intracranial pressure. The population of this research is the post-
trepanation clients who undergo treatments at the intensive care unit of dr. Soebandi
Regional Hospital Jember. The sample of this research is 16 individuals with varied age
ranges. The sampling collection technique used in this research is accidental sampling.
Data is taken using observation. The results of this research reveal that the average IP
value prior to performing early mobilization therapy is 5.4412 mmHg, while the average
IP value after performing early mobilization is 4,8562 mmHg. Based on the results of
the statistical testing using the Paired T-Test with the margin of error α = 0,05, the p
value is 0,001. Based on those results, this research concludes that the early mobilization
therapy plays a significant effect on the intracranial variation of the post-trepanation
patients at the intensive care unit of dr. Soebandi Regional General Hospital Jember.
This research recommends that early mobilization therapy is improved as the basic
therapy for treating post-trepanation therapy since early mobilization therapy is an
economical, readily available, as well as a practical treatment, respectively.

Keywords: Early Mobilization, Intra Cranial Pressure (ICP), Trepanation


Bibliography 21 (2003-2013)

PENDAHULUAN
Trepanasi merupakan suatu tindakan melibatkan kulit kepala, tulang dan
membuka tulang tengkorak dengan tujuan jaringan otak atau kombinasinya (SPM,
mencapai otak untuk tindakan RS Dr. Sardjito). Cedera kepala
pembedahan definitif pada pasien dengan merupakan salah satu penyebab kematian
cedera kepala. Cedera kepala merupakan dan kecelakaan utama pada kelompok usia
serangkaian kejadian patofisiologik yang produktif dan sebagian besar terjadi akibat
terjadi setelah trauma kepala, yang dapat
kecelakaan lalu lintas (Mansjoer, dkk, prevalensi kecelakan lebih tinggi,
2000). biasanya karena kecelakan kendaraan
Salah satu masalah umum yang sangat bermotor khususnya sepeda motor yang
sering dijumpai keadaan gawat pada berpotensi sangat besar untuk terjadinya
cedera kepala adalah Peningkatan tekanan kematian dan lebih dari 70% dari kasus
intra kranial (selanjutnya disingkat TIK). ini menyebabkan cedera kepala yang
Untuk melakukan perawatan yang benar sangat berat.
dan baik pada pasien semacam ini,
Setiap tahun kejadian TBI (Traumatic
diperlukan pengertian tentang konsep
Brain Injuri) diAmerika Serikat
hubungan antara pasien dengan tekanan
diperkirakan 180-220 kasus per 100.000
intra kranial meningkat diperlukan
penduduk. Di Amerika Serikat, dengan
penilaian yang jeli dan perawatan yang
penduduk hampir 300 juta, sekitar
terus menerus. Disamping itu juga
600.000 TBI bru terjadi pertahun. 10%
memerlukan pembatasan tindakan yang
dari cedera yang fatal dapat
dapat memperbesar kerusakan yang ada.
mengakibatkan hampir 550.00 orang
Asuhan keperawatan hrus didasarkan pada
dirawat dirumah sakit. (Istiajid, dkk,
kondisi masing-masing pasien, dengan
2012).
memperhatikan respon pasien terhadap
perubahan lingkungan. Peningkatan TIK
Data di Jawa Timur belum tersedia,
(16 mmHg atau lebih) merupakan keadaan
sementara di RSD dr. Soebandi Jember
yang mengancam jiwa. Disebutkan,
berdasarkan pada data dari rekam medis
bahwa didalam rongga tengkorak terdapat
tercatat tahun 2011 terdapat 468 kasus
tiga macam komponen yaitu otak yang
cedera otak berat 121 diantaranya
setengah padat, darah yang ada
dilakukan tindakan medis berupa operasi
dipembuluh darah otak dan cairan
trepanasi, tahun 2012 terdapat 464 kasus
serebrospinal.
dan dilakukan operasi trepanasi sebanyak
228 kasus, sedangkan untuk tahun 2013
Hampir 10 juta cidera kepala terjadi di
mulai bulan Januari hingga Agustus
Amerika Serikat, sekitar 20% merupakan
tercatat 318 kasus cedera otak berat dan
yang serius yang berpotensi untuk
telah dilakukan tindakan berupa operasi
menyebabkan cidera otak. Pada laki-laki
trepanasi sebanyak 153 kasus.
berumur kurang dari 35 thun mempunyai
Dengan banyaknya kasus cedera otak sudah ditempeli metline. Menggunakan
berat yang dilakukan tindakan waterpass tentukan titik nol yaitu sejajar
pembedahan berupa operasi trepanasi dengan meatus auditorius eksterenus ,
yang ada di RSD dr. Sobandi Jember, alirkan drain EVD pada bloodset dengan
penulis tertarik untuk melakukan cara membuka saluran pada threeway
penelitian dengan judul “ pengaruh stopcock tutup saluran kearah
mobilisasi dini terhadap perubahan pembuangan kemudian amati undulasi
tekanan intra kranial pada klien dengan pada bloodset, ukur mulai dari titik nol
post trepanasi di Instalasi Rawat Intensif dan catat dilembar observasi kemudian
RSD dr. Soebandi Jember". dilakukan mobilisasi klien dilakukan
mobilisasi dini secara pasif berupa : ROM
METODOLOGI PENELITIAN pasif ekstremitas atas dan bawah sesuai
Penelitian ini menggunakan desain dengan SPO.
eksperimen semu (Quasy Experiment)
Hasil pengukuran/observasi yang
dengan rancangan One Group Pree Test
dilakukan didokumentasikan pada lembar
and Post Test Design. Populasi pada
observasi yang telah disediakan, dan
penelitian ini adalah semua pasien post
untuk menjaga confidently (kerahasiaan)
trepanasi di Instalasi Rawat Intensif RSD
dilakukan anomanimity (tanpa nama) pada
dr. Soebandi Jember sebanyak 31
lembar pengukuran tersebut, cukup
responden. Sampel pada penelitian ini
diberikan coding berdasarkan kriteria
adalah semua klien post trepanasi di
sampel dan nomor urut sampel tersebut.
Instalasi Rawat Intensif RSD dr. Soebandi
Setelah data terkumpul kemudian
Jember. Dalam penelitian ini teknik
ditabulasi dan dilakukan anlisa data.
sampling yang digunakan adalah
accidental sampling.
Uji yang digunakan dalam penelitian ini
adalah paired t-test, dengan tingkat
Peneliti melakukan pengukuran TIK
kesalahan (α=alpha) = 0,05, artinya bila
sesuai SPO yang ada, yaitu dengan cara :
nilai p ≤ 0,05 maka H1 diterima yang
menyambungkan bloodset dengan
artinya Mobilisasi dini mempengaruhi
threeway stopcock pada slang EVD dan
tekanan intra cranial pada klien port
menempelkannya pada standar infus yang
trepanasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Distribusi TIK sebelum pemberian terapi mobilisasi dini
di Instalasi Rawat Intensif RSD dr. Soebandi Jember
Januari - Pebruari 2014
N 16
Mean 5.4412
Median 5.1800
Mode 5.18a
Std. Deviasi .71820
Minimum 4.44
Maksimum 6.66
Tabel 1. Menunjukkan bahwa nilai rerata TIK responden sebelum dilakukan mobilisasi
dini adalah 5.4412

Distribusi frekuensi TIK sesudah pemberian terapi mobilisasi dini


di Instalasi Rawat Intensif RSD dr. Soebandi Jember
Januari - Pebruari 2014
N 16
Mean 4.8562
Median 4.4400
Mode 4.44
Std. Deviasi .53830
Minimum 4.44
Maksimum 5.92
Tabel 2. Menunjukkan bahwa nilai rerata TIK responden sesudah dilakukan mobilisasi
dini adalah 4.8562

Rerata TIK sebelum dan sesudah dilakukan mobilisasi dini


di Instalasi Rawat Intensif RSD dr. Soebandi Jember
Januari - Pebruari 2014
Tindakan Pengukuran Rerata TIK N p-value Korelasi
Sebelum Mobilisasi 5.4412 16
.001 .611
Sesudah Mobilisasi 4.8562 16
Tabel 3. Menunjukkan bahwa nilai rerata dilakukan mobilisasi dini adalah 4.8562
TIK responden sebelum dilakukan mmHg. Dari uji T-test didapatkan p-value
mobilisasi dini adalah 5.4412 mmHg dan 0.001 yang artinya H1 diterima. Dengan
nilai rata-rata TIK responden setelah demikian dapat disimpulkan bahwa,
mobilisasi dini berpengaruh terhadap denagan post trepanasi.
perubahan tekanan intra kranial pada klien

Tekanan intra kranial sebelum pemberian menghubungkan intra kranial dengan


terapi mobilisasi dini. Berdasarkan hasil rongga subaraknoid didaerah spinal yang
penelitian diketahui bahwa tekanan intra meskipun agak dapat dimelarkan. Namun
kranial sebelum pemberian terapi kemampuan demikian ini juga sangat
mobilisasi dini adalah rata-rata sebesar terbatas jika ada perubahan tekanan itra
5.44412 mm Hg, dengan nilai minimum kranial yang mendadak misalnya akibat
4.44 mm Hg dan maksimum 6.66 mm Hg. perdarahan intra serebral akut, edema otak
Nilai TIK normal berkisar antara 4 sampai atau lesi massa (Lombardo,2006). Antara
15 mmHg, yang berfluktuasi dengan ketiga komponen tersebut saling
perubahan tekanan darah, irama berkaitan, apabila salah satu komponen
pernafasan, batuk, mengejan. Tekanan tersebut mengalami gangguan maka
intra kranial bergantung pada koponen yang lain akan berusaha untuk
keseimbangan volume dari tiga macam menyetabilkan tekanan didalam rongga
komponen intra kranial yaitu jaringan otak intra kranial, apabila terjadi kenaikan
(80 - 87%), cairan serebrospinal (9 – 10%) volume otak maka pembuluh darah otak
dan darah yang berada didalam pembuluh akan mengalami vasokontriksi sehingga
darah (1 – 10%) yang ketiganya berada darah akan mengalir kearah ekstra kranial,
dalam rongga tengkorak yang sangat begitu juga cairan serebro spinalis akan
kaku. mengalir kearah kanalis medulaspinalis
untuk selanjutnya diabsorpsi oleh
Tekanan intra kranial sesudah pemberian
pembuluh darah sehingga tekanan di
terapi mobilisasi dini. Dari hasil
dalam rongga kranial tetap seimbang.
pengukuran tekanan intra kranial sesudah
Tetapi hal tersebut tejadi apabila kenaikan
dilakukan mobilisasi dini di dapatkan
volumenya terjadi secara perlahan-lahan.
tekanan rata-rata sebesar 4.852 mmHg,
dengan nilai minimum 4.44 mmHg dan Pengaruh mobilisasi dini terhadap
nilai maksimum 5.92 mmHg. Rongga perubahan tekanan intra kranial pada klien
tengkorak yang kaku ini mempunyai dengan post trepanasi. Berdasarkan data
“jendela” yaitu foramen magnum yang dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
mobilisasi dini mempunyai pengaruh peningkatan tekanan oleh berbagai hal
terhadap perubahan tekanan intra kranial juga akan terabsorpsi kedalam pembuluh
pada klien dengan post trepanasi yang di darah sehingga tekanan di dalam intra
buktikan dengan tingkat korelasi sebesar kranial juga berkurang.
0.611 dan nilai signifikasi sebesar 0.012.
Mekanisme kompensasi berupa penurunan
Sedangkan dari uji paired test di dapatkan
volume komponen ini terjadi dengan jalan
nilai sig (2-tailed) sebesar 0.001, yang
memindahkan atau menggeser cairan
artinya H1 diterima.
serebrospinal kedalam kanalis spinalis
Perubahan tekanan intra kranial pada
atau diabsorpsi homeostasis bila
penelitian ini antara sebelum dilakukan
peningktan volume kecil, atau
mobilisasi dini dengan setelah mobilisasi
peningkatan volume terjadi dengan
dini sebagian besar responden
perlahan-lahan (misalnya pada tumor otak
menunjukkan penurunan, hal ini terlihat
yang tumbuhnya lambat). Mula-mula
pada tekanan intra kranial mean sebelum
terjadi penyempitan ventrikel dan rongga
dilakukan mobilisasi dini sebesar 5.4412
subaraknoid yang menyebabkan
mmHg dan 4.8562 mmHg sesudah
pemindahan sejumlah cairan serebrospinal
dilakukan mobilisasi dini. Penurunan TIK
kedalam rongga subarakhnoid didaerah
ini terjadi karena pada saat klien
lumbal, kemudian menjadi kompresi
dilakukan mobilisasi terjadi peningkatan
sistem vena yang bertekanan rendah.
penggunaan oksigen oleh jaringan otot
Keadan ini akan menyebabkan vena-vena
sehingga tubuh melakukan kompensasi
otak dan sinus mengempis (kolaps) dan
berupa peningakatan irama jantung atau
terjadi peningkatan absorpsi cairan
hearth rate, sehingga terjadi peningakatan
serebrospinal kedalam sistem vena.
aliran darah keseluruh tubuh termasuk
Namun demikian ada batas pada saat
juga ke pembuluh darah di otak,
kompensasi tidak dapat dilakukan lagi,
menyebabkan pembuluh darah arteri dan
meskipun perubahan volume berjalan
vena perifer mengalami vasodilatasi
lambat. Bila terjadi penambahan volume
akibat dari vasodilatasi ini, cairan
mendadak, maka (1) cairan serebrospinal
interstisiel yang berlebih akan di absorpsi
segera bergeser kearah ekstra kranial dan
kedalam pembuluh darah termasuk juga
(2) darah dipembuluh darah diotak
cairan cerebrospinal yang mengalami
bergeser ke ekstra kranial dengan cara
vasokontriksi. Kedua mekanisme ini dapat sudah naik kendaraan di jalan raya, dan
menampung 5% kenaikan volume intra yang memprihatin justru orang dewasa
kranial, sebelum terjadi peningkatan TIK. bisa juga ibunya dengan bangga
Namun demikian jika cadangan dibonceng dibelakang. Padahal secara
kemampuan untuk melakukan kompensasi hukum anak usia sekolah dasar atau
tidak mampu lagi bekerja, tekanan dalam kurang dari tujuh belas tahun tidak
sistem meningkat. Oleh karena itu vena- diperkenankan mengendarai kendaraan
vena cerebral tidak mempunyai katup, bermotor apalagi mengendarai di jalan
selanjutnya TIK meningkat. Peningkatan raya. Dari segi emosional anak-anak usia
ini dapat terjadi dengan cepat. sekolah dasar belum mampu melakukan
Peningkatan volume intra kranial 8 – 10 kontrol emosional yang diperlukan dalam
% dapat menyebabkan kematian, terutama mengendarai kendaraan bermotor.
bila terjadi secara cepat. Bila tekanan
Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004:
berkembang dengan cepat, jaringan otak
53) masa remaja adalah peralihan dari
akan mengalami herniasi kebawah menuju
masa anak dengan masa dewasa yang
keforamen magnum. Kondisi pasien akan
mengalami perkembangan semua aspek/
memburuk dengan cepat jika
fungsi untuk memasuki masa dewasa.
meningkatnya tekanan intra kranial
Rentang waktu usia remaja ini biasanya
sampai dengan menyamai tekanan arteri
dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun =
rata-rata (MAP), karena aliran darah otak
masa remaja awal, 15 – 18 tahun =
akan terhenti yang menghasilkan iskemia
masa remaja pertengahan, dan 18 – 21
dan infark otak.
tahun = masa remaja akhir.
Berdasarkan kelompok umur pada
Remaja mengalami puncak
penelitian ini, mayoritas responden adalah
emosionalitasnya, perkembangan emosi
dengan umur antara 10 – 20 tahun sebesar
tingkat tinggi. Perkembangan emosi
25%, hal ini terjadi dikarenakan pada
remaja awal menunjukkan sifat sensitif,
perilaku pengendara terutama sepeda
reaktif yang kuat, emosinya bersifat
motor. Seperti yang sering penulis jumpai
negatif dan temperamental (mudah
di daerah pinggiran kota banyak anak-
tersinggung, marah, sedih, dan murung).
anak usia dibawah belasan tahun bahkan
Sedangkan remaja akhir sudah mulai
masih duduk dibangku sekolah dasar
mampu mengendalikannya. Remaja yang Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta
berkembang di lingkungan yang kurang
: Rineka Cipta
kondusif, kematangan emosionalnya
Carpenito, L. J., (2004). Rencana Asuhan
terhambat. Sehingga sering mengalami
dan Dokumentasi Keperawatan,
akibat negatif berupa tingkah laku “salah Jakarta : EGC
suai”, misalnya : Agresif seperti melawan,
Harsono, dkk. (2005). Kapita selekta
keras kepala, berkelahi, suka menggangu neurologi, Edisi Kedua.
Yogyakarta : Gajah Mada
dan lain lainnya. Lari dari kenyataan
University Press.
(regresif) : suka melamun, pendiam,
Indriyani, D., dkk (2013). Panduan
senang menyendiri, mengkonsumsi obat
Penulisan Skripsi, Jember :
penenang, minuman keras, atau obat Fakultas Ilmu Kesehatan
Unversitas Muhammadiyah
terlarang.
Jember

Istiadi, dkk. (2012). Pengauh Respon


KESIMPULAN
Time terhadap Penderita dengan
Tekanan intra kranial rata-rata sebelum Cedera Kepala di RSD Saiful
Anawar Malang. Malang :
diberikan mobilisasi dini adalah 5.4412
Laboratorium bedah saraf FKUB
mm Hg dengan batas bawah 4.44 mmHg
Irfan, M. (2010). Fisio Terapi Bagi Insan
dan batas atas 6.66 mmHg. Tekanan intra
Stroke, Yogyakarta : Graha Ilmu.
kranial rata-rata sesudah diberikan
mobilisasi dini adalah 4.8562 mm Hg Lombardo, M. C., dalam Price, S. A., dan
Wilson, L. W.(2005). Patofisiologi
dengan batas bawah 4.44 mmHg dan batas Konsep Klinis Proses-proses
atas 5.92 mmHg. Pemberian mobilisasi Penyakit, Volume 1, Jakarta : EGC

dini berpengaruh secara signifikan Lumbantobing, S.M. (2004). Neurologi


terhadap penurunan tekanan intra kranial Klinik Pemeriksaan Klinik dan
Mental, Jakarta : Balai Penerbit
pada klien dengan post trepanasi di RSD Fakultas Kedokteran Universitas
dr. Soebandi Jember dengan P-value Indonesia.

0.001. Mubarak, W. I. dan Chayatin N. (2007).


Ajar Kebutuhan Dasar Manusia
Teori dan Aplikasi dalam Praktik,
DAFTAR PUSTAKA Jakarta : EGC
Alimul, A. A.,(2003). Riset Keperawatan
dan Teknik Penulisan ilmiah,
Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmojo, S., (2008). Metodologi Tim (2007). Materi Pelatihan ICU,
Penelitian kesehatan, Edisi revisi, Surabaya : Instalasi rawat Intensif
Jakarta : rineka Cipta. & Reanimasi Bag. / SMF
Anastesiologi & Reanimasi FK
Nurfaise,.(2013). Hubungan Cedera Unair – RSD dr. Soetomo.
Kepala dengan Gambaran CT
Scan pada Penderita Cedera WHO (2005). Pedoman Perawataan
Kepala di RSU dr. Soedarso Pasien, Jakarta : EGC
Periode Mei – Juli 2012. Tanjung
pura : Vol. 1, No. 1. Jurnal
Mahasiswa PSPD FK. Universitas
Tanjung Pura

Perry, A. G., Potter, P. A., (2006)


Fundamental Keperawatan,
Jakarta : EGC.

Rosidi, C. H. dan Nurhidayat, S. (2007).


Buku Ajar Trauma Kepala Asuhan
Keperawatan Klien Dengan
Cedera Kepala, Yogyakarta :
Ardana Media.

Setiadi, (2007). , Konsep dan Penulisan


Riset Keperawatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu

Smeltzer, S. C. dan Bare, B. G., (2002).


Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & suddarth, Jakarta :
EGC.

Suprayitno, (2005). Manajemen


Penelitian , Jakarta : Rineka Cipta.

Sutcliffe, A. J. (2007) Traumatic Brain


Injury: Critical Care Management
dalam Marshall, M. F., Trauma
Critical Care, Volume 2,(section D
Chapter 12). New York : Informa
Healthcare USA, Inc.

Terapi Manual Regio Lutut, (2009),


http://www.ilmufisioterapi.info/ter
api-manual-pada-regio-lutut.html,
diperoleh 23 Nopember, 2013

You might also like