You are on page 1of 9

JURNAL ILMIAH TEKNIK MESIN CYLINDER, Vol. 1 No.

2, October 2014: 45– 52

KAJIAN PENGERING GABAH DENGAN WADAH PENGERING


BERBENTUK SILINDER DANMEKANISME PENGADUK PUTAR

Nusyirwan
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Andalas
Kampus Limau Manis, Padang, Indonesia. 25163
Email: nusyirwan@ft.unand.ac.id

Abstract
Rice yield in this market are still drained manually by using the power of the Sun and drying
process is done in a long time. Moisture content of the product is not uniform, and the resulting
dried grain capacity is limited, because it requires a big place in the drying process. Rice dryers
available on the market have not been manufactured with quality drying is not good because of the
uneven results of drying and drying inefficient. With the above background, the dryer can be
designed to work in continuous material and product is can occur at any time. Equipment dryers
are equipped with commutator so that drying can take place constantly. Testing is done is to take a
sample of every 1 kg of rice and measured levels of moisture content. Drying characteristics of
optimization testing is to control the speed of the stirrer shaft, and evaluate the results of testing the
uniformity of drying is to divide the result of drying to 8 mass fraction is then weighed their
respective weight. Tests using rice dryer drum drying with a stirring mechanism, it can be
concluded that the decrease in moisture content and degree of drying and drying time is affected by
the speed of rotation of the agitator shaft is linear. Testing is done by varying the agitator rotation
rpm 30, 35 and 40 rpm rpm. On lap 40 rpm going very fast drying results in the material to be
cracked. In this study, drying time is used for drying rice as much as 8 kg with a level of 24% to
14% is 30 minutes with stirring speed 35 rpm,and the uniformity of drying results 86.6%.

Key Words: Drum dryer, water content, drying process, uniformity of drying

1. Pendahuluan cuaca. Untuk hal tersebut perlu dikembangkan


suatu alat pengering yang dapat dimanfaatkan
Indonesia merupakan negara pengkonsumsi
oleh masarakat secara langsung.Masarakan
beras terbesar di Asia Tenggara dengan angka
melakukan penjemuran gabah dengan
132 kg per kapita tiap tahun, peningkatan
kebutuhan beras di Indonesia mencapai 1,6 % memanfaatkan panas sinar matahari. Untuk
mencegah bercampurnya kotoran, kehilangan
per tahun [1].Kelembaban yang tinggi
butiran gabah, memudahkan pengumpulan
menyebabkan kondisi padi mudah memburuk
gabah dan menghasilkan penyebaran panas
terutama di daerah yang beriklim tropis. Pada
yang merata, maka penjemuran harus
musim hujan pengeringan padi tidak dapat
dilakukan dengan menggunakan alas.
berjalan secara optimal sehingga menyebabkan
Penggunaan alas untuk penjemuran telah
pembusukan dan penurunan kualitas beras
berkembang dari anyaman bambu, kemudian
yang berkualitas. Beberapa petani mengalami
menjadi lembaran plastik/terpal dan terakhir
kendala untuk menjemur gabah pada musim
lantai dari semen/beton.
hujan. Untuk itu bantuan teknologi sangat
diperlukan untuk mengatasi hal tersebut.
Beberapa cara penjemuran secara tradisional
Sumatera Barat memiliki lahan yang luas
yaitucara penjemuran dengan menggunakan
untuk sebagai produsen gabah tetapi daerah ini
lantai penjemuran dengan berbagai bentuk
memiliki curah hujan yang cukup tinggi.
lantai atau ditambah alas. Berbagai alas
Untuk melakukan pengeringan dengan bantuan
penjemuran dapat berbentuk dari lantai semen
matahari langsung terhalang dengan keadaan
45
JURNAL ILMIAH TEKNIK MESIN CYLINDER, Vol. 1 No. 2, October 2014: 45– 52

yang merupakan alas penjemuran terbaik. kadar air gabah akibat radiasi sinar matahari.
Permukaan lantai dapat dibuat rata atau Menurut penelitian [3] kadar air yang
bergelombang. Lantai jemur rata berkurang dapat mencapai sekitar 20%
pembuatannya lebih mudah dan murah, namun dansisanya sekitar 6 % dari kadar air tersebut
tidak dapat mengalirkan air hujan secara cepat tidak dapat dikurangi lagi karena kadar air
bahkan adakalanya menyebabkan genangan air yang tinggal adalah kadar air kesetimbangan.
yang dapat merusakkan gabah. Lantai jemur
bergelombang lebih dianjurkan, karena dapat Untuk mempertahankan berat material hasil
mengalirkan sisa air hujan dengan cepat. Pada pengeringan yang konstan dan mencegah
lantai jemur bergelombang ini, jika terjadi kerusakanmikrobiologigabah dilakukan
hujan tiba-tiba dapat dilakukan pengumpulan berbagai teknik pengeringan gabah untuk
material secara cepat untuk mencegah terjadi mempertahankan kualitas gabah yang
basahnya material. dihasilkan. Misalnya menjaga temperatur
pengeringan yang tidak tinggi dan laju udara
panas yang tidak terlalu besar. Untuk hal
2.Tinjauan Pustaka tersebut pengeringan tidak mudah dilakukan
Kelembaban yang tinggi menyebabkan kondisi dalam waktu yang cepat karena dibutuhkan
padi mudah memburuk terutama di daerah proses pengurangan kadar uap air keudara
yang beriklim tropis. Pada musim hujan secara perlahan dan alamiah yang tergantung
pengeringan padi tidak dapat berjalan secara karakteristik gabah. Untuk melakukan proses
optimal sehingga menyebabkan pembusukan pengeringan diperlukan proses yang teliti dan
dan penurunan kualitas beras yang tidak boleh terhenti sampai kadar air dalam
berkualitas[2].Permasaalahan lain adalah material tidak bisa dikurangi lagi. Jika
kesalahan dalam proses pemilihan alat pengeringan dihentikan secara tiba-tiba
penggering. Proses pengeringan yang tidak material yang telah kering dapat kembali
tepat dapat menurunkan mutu gabah sampai menyerap uap air yang ada diudara sehingga
mencapai 2,13 %[2]. material tidak kering sempurna. Untuk
membuang air yang masuk kembali ke
Pengeringan padi yang dilakukan masyarakat material diperlukan energi tambahan yang
saat ini masih secara manual (konvensional) lebih besar. Keseragaman hasil produk proses
dengan memanfaatkan energi cahaya matahari pengeringan merupakam standarkualitas suatu
atau di jemur sehingga membutuhkan waktu produk prealatan pengering.
yang lama, sangat tergantung dengan keadaan
cuaca, kadar air produk yang dihasilkan tidak 2. MetodePenelitian
seragam, dan kapasitas padi yang dihasilkan
terbatas karena membutuhkan tempat yang
luas dalam proses pengeringan tersebut serta
biaya operasional yang besar[3].
Adapun beberapa jenis alat pengering yang
telah ada dipasaran antara lain adalah Flat
Bed Dryer, Screen Conveyor, Tunnel Dryer,
Tray Dryer dan Drum Dryer. Namun
kelemahan pada berbagai alat pengering
jenisini material tidak dibalik secara Gambar 1. Alat Pengering Padi Tipe Drum
bergantian sehingga produk yang dihasikan Dryer Dengan Mekanisme Pengaduk
tidak merata.
Keterangan dan fungsi alat:
Pengeringan gabah yang dilakukan secara 1. Tungku pemanas berguna untuk
tradisional dilakukan dengan sumber energi pengeringan sesuai
menggunakanalas atau lantai dibawah sinar dengan standar pengeringan. Bahan
matahari langsung yang dapat mengurangi bakar adalah batok kelapa 8 kg dan
46
JURNAL ILMIAH TEKNIK MESIN CYLINDER, Vol. 1 No. 2, October 2014: 45– 52

segera secara terus menerus ditambah pertama kedalam hopper inlet , kemudian buka
bila temperatur ruangan pengering pengatur masukan secara perlahan, setelah
turun dari 60 oC.Standar penguapan padi telah masuk seluruhnya tutup kembali
untuk 100 kg gabah kering sawah pengatur masukan.(5) Hitung waktu padi
menjadi gabah kering giling berada di dalam drum selama 20 menit
distandarkan dengan berat air diuapkan menggunakan stopwatch. (6) Buka pengatur
tiap 100 kg gabah basah adalah = 24 keluaran pada hopper outlet secara perlahan,
kg. Perkiraan kalor penguapan 650 setelah padi keluar seluruhnya tutup kembali
kkal/kg air =15.600 kkal. Jika batok pengatur keluaran. (7) Timbang berat padi
kelapa digunakan sebagai bahan bakar menggunakan timbangan digital kemudian
dengan sekam tersebut 20 kg bahan catat hasil penurunan massanya. (8) Lakukan
baku= 2.000 kkal =40.000 kkal. Untuk prosedur 4-7 untuk padi dari daerah yang
pengujian 8 kg gabah kering mengacu berbeda dengan penambahan waktu 10 menit
keperbandingan standar tersebut diatas. tiap proses berikutnya hingga masa akhir padi
hampir tidak mengalami penurunan(massa
2. Blower digunakan untuk meniupkan
padi telah konstan).
udara panas yang telah dipanaskan
pada tungku pemanas.
3. Motor 4.1 Pengujian Optimasi Karakteristik
listriksebagaidigunakanmemutarpenga Pengeringan
dukdengandaya ¼ HP. Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan
4. Invertor untuk pengaturan putaran karakteristik pengeringan padi yang baik dan
pengaduk. optimal menggunakan drum dryer dengan
mekanisme pengaduk putar, sehingga nantinya
5. Pengaduk dengan enam buah (6)buah
akan dilakukan perbandingan waktu
lengan pengaduk yang dipasang pada
pengeringan dengan putaran masing-masing
sudut yang berbeda 90.o.
pengaduk.Prosedur pengujian yang dilakukan
sebagai berikut : (1) Persiapkan padi sebanyak
3. Pengujian Kadar Air Rata-rata 8 kg dan batok kelapa ± 6 kg. (2) Atur putaran
motor menggunakan slide regulator dan ukur
Pengujian kadar air rata-rata padi dilakukan putaran poros pengaduk hingga kecepatan 30
dengan pengambilan sampel (padi) dari rpm menggunakan tachometer.(3)
beberapa daerah yang berbeda kemudian Hidupkanblower dan ukur temperatur di dalam
dilakukan pengeringan sampai dicapai berat drum hingga mencapai kisaran 60 oC
material hasil pengeringan yang konstan atau menggunakan thermometer. (4) Masukkan
kadar air kesetimbangan. Pengujian ini padi tersebut kedalam hopper inlet. (5) Hitung
berguna untuk mendapatkan kadar air rata-rata waktu padi berada di dalam drum selama 20
dalam padi dari beberapa tempat yang berbeda menit menggunakan stopwatch. (6) Buka
dan kemudian hasilnya digunakan untuk pengatur keluaran pada hopper outlet secara
pengujian selanjutnya. Pengujian harus perlahan. (7) Timbang berat padi
mengacu pada standar pengujian yang baku menggunakan timbangan digital kemudian
yaitu [ SNI No. 4512.1 –TAN-1998].Prosedur catat hasilnya. (8) Lakukan prosedur 4-7 untuk
pengujian yang dilakukan sebagai berikut : (1) padi yang sama dengan penambahan waktu 10
Persiapkan alat pengering, padi sebanyak 1 kg menit tiap proses berikutnya hingga waktu
, dan batok kelapa 1 kg. (2) Atur putaran pengeringan seluruhnya mencapai 60 menit.
motor menggunakan slide regulator dan ukur (9) Lakukan prosedur 4-8 untuk kecepatan 35
putaran poros pengaduk hingga kecepatan 40 rpm dan 40 rpm dengan massa padi yang lain
rpm menggunakan tachometer.(3) Nyalakan dengan prosedur yang sama. Setiappengujian
blower dan ukur temperatur di dalam drum ini harus mengacu pada standar[ SNI No.
hingga mencapai kisaran 60 oC menggunakan 4512.1 –TAN-1998].
thermometer. (4) Masukkan padi dari daerah
47
JURNAL ILMIAH TEKNIK MESIN CYLINDER, Vol. 1 No. 2, October 2014: 45– 52

. 6. Gelas Ukur : Mencatat volume


gabahhasilproduk
4.2 Pengujian Keseragaman
HasilPengeringan
Pengujian keseragaman pengeringan dilakukan 4.4 Metode Analisis Pengolahan Data.
untuk melihat apakah hasil pengeringan padi 1. Kadar air
merata atau tidak. Dengan menggunakan alat Kadar air adalah perbanding anantara berat air
pengering padi tipe drum dryer diharapkan di dalam gabah terhadap berat gabah yang
hasil dari pengeringan padi merata karena mengandung air tersebut menurut [4].
adanya mekanisme pengaduk yang dipakai
..............................(1)
pada alat pengering ini. Sehingga padi hasil
pengeringan dengan kadar air yang merata Keterangan: : kadar air dalam padi (%)
akan menghasilkan produk yang baik. : massa air dalampadi (kg)
Prosedur pengujian yang dilakukan sebaagai : massa padi kering (kg)
berikut : (1) Persiapkan padi sebanyak 8 kg 2. Massa air yang diuapkan
dan batok kelapa ± 6 kg. (2) Atur putaran Untukmenghitungmassa air yang diuapkan,
motor menggunakan slide regulator hingga dapat menggunakan persamaan sebagai berikut
kecepatan putaran poros pengaduk 35 rpm.(3) ini :
Nyalakan blower dan ukur temperatur di .......................(2)
dalam drum hingga mencapai kisaran 60 oC
menggunakan thermometer. (4) Masukkan Keterangan : :massa air yang diuapkan (kg)
padi ke dalam hopper inlet , kemudian buka :massagabah (kg)
pengatur masukan secara perlahan, setelah itu : kadar air awal (%)
tutup pengatur masukan. (5) Hitung waktu : kadar air yang diharapkan (%)
padi berada di dalam drum selama 10 3. Laju penguapan
menit.(6) Setelah 10 menit, buka pengatur Laju penguapan air sangatlah berpengaruh
keluaran pada hopper outlet secara perlahan, dalam proses pengeringan, yang
setelah padi keluar seluruhnya tutup kembali menggambarkan bagaimana kecepatan
pengatur keluaran.(7) Hasil pengeringan pengeringan tersebut berlangsung. Laju
dibagi menjadi delapan (8) bagian dengan penguapan dinyatakan dengan berat air yang
masing-masing bagian akan diukur perbedaan diuapkan persatuan waktu (disaat kadar air
berat masanya dengan melakukan ±14%). Dapat dihitung menggunakan
penimbangan berat masing-masing.(8) persamaan berikut:
Lakukan prosedur 2-7 dengan penambahan ............................(3.3)
waktu 10 menit setiap proses berikutnya Keterangan: : laju penguapan air (gr/menit)
sampai waktu pengeringan mencapai 100 : massa air yang diuapkan (gr)
menit.
: waktu pengeringan (menit)
4. Laju massa udara pengeringan
Laju udara pengeringan dapat diketahui
4.3 Alat Ukur Pengujian
dengan persamaan berikut :
1. Speed Kontrol Motor : .............................(3.4)
Untukmengaturkecepatanpengaduksesuaid
engan yang diinginkan Keterangan: : laju massa udara
2. Timbangan Digital : menimbang pengering (kg/jam).
produk hasil pengeringan : laju penguapan air (kg/jam).
3. Stopwatch :untuk mencatat waktu : kelembaban mutlak udara
pengeringan padakeluaran (kg/m3).
4. Tachometer : mencatat putaran pengaduk : kelembaban mutlak udara
didalam drum (kg/m3).
5. Thermometer : mencatat waktu periode
5. Debit aliran udara
pengeringan
Debit aliran udara dapat diketahui dengan
48
JURNAL ILMIAH TEKNIK MESIN CYLINDER, Vol. 1 No. 2, October 2014: 45– 52

persamaan berikut: Keterangan : : efisiensi penguapan (%)


...............................(3.5) : energi untuk menguapkan air
Keterangan : : debit aliran udara (m3/jam). (kJ/jam)
: laju massa udara pengeringan : energi untuk memanaskan udara
(kg/jam). (kJ/jam)
:volume spesifik udara pengering b. Efisiensi pemanasan
(m3/kg). ...............(3.11)
6. Energi pemanasan
Untuk mengetahui energi panas dihasilkan Keterangan: : efisiensi pemanasan (%)
oleh bahan bakar [4]. : energi panas dari sumber panas
............................(3.6) (kJ/jam)
Keterangan : : kalor bahan bakar (Watt/jam). : energi untuk memanaskan udara
: nilai kalor bahan bakar (kJ/kg). (kJ/jam)
: massa bahan bakar (kg). c. Efisiensi penggunaan
Karena pemanasan ini bersifat konveksi maka, ......................(3.12)
energi yang dihasilkan oleh tungku pemanas Keterangan : : efisiensi penggunaan panas total
dapat dihitung dengan menggunakan (%)
persamaan : : efisiensi penguapan air (%)
..............(3.7)
: efisiensi pemanasan udara (%)
Keterangan: : koefisien perpindahan panas
konveksi (W/m2.K). 5. Hasil Dan Pembahasan
: luasan (m2).
: suhu didalam silinder (K). Pengujian kadar air rata – rata dilakukan pada
: suhupadasaluranmasuk (K).
padi yang berasal dari daerah yang berbeda
Sedangkan energi untuk memanaskan udara yaitu dari daerah Padang, Pariaman, Solok dan
pengering dapat dihitung dengan Sawahlunto. Adapun hasil pengujian yang
menggunakan persamaan: diperoleh terlihat pada Gambar 2.
................(3.8)
Keterangan : : energi untuk memanaskan
udara (kJ/jam).
: laju massa udara pengering
(kg/jam).
: entalpi pada saluran masuk.
: entalpi pada drum.
Energi panas yang digunakan untuk
penguapan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:
Gambar 2. Grafik Persentase Kadar Air Padi
.........................(3.9) Setiap Daerah Pengambilan Sampel
Keterangan : : energi untuk menguapkan air
(kJ/jam).
: laju penguapan air (kg/jam). Dari hasil pengujian yang terlihat pada
: panas laten penguapan air Gambar 2 dapat dianalisis bahwa persentase
(kJ/kg air). kadar air rata - rata padi yang paling tinggi
7. Efesiensi pengeringan adalah padi yang diambil dari daerah Padang
Efisiensi pengeringan terdiri atas efisiensi yaitu persentase kadar air rata – ratanya
pemanasan, efisiensi pemanasan dan efisiensi mencapai 27,2 %, kemudian barulah padi dari
penggunaan panas total, ini dapat dihitung Pariaman, Sawahlunto dan Solok dan yang
dengan menggunakan persamaan berikut: rendah adalah Sawahlunto.Persentase kadar
a. Efisiensi penguapan airrata-rata dari seluruh sampel yang diuji
................(3.10) adalah 24,22 %.
49
JURNAL ILMIAH TEKNIK MESIN CYLINDER, Vol. 1 No. 2, October 2014: 45– 52

didapatkan penurunan massa maksimal


mencapai 6799 gram dan kadar air maksimal
5.1 Hasil Pengujian Optimasi Karakteristik
dalam padi mencapai 9,28%. Pada proses
Pengeringan
pengeringan dengan putaran 35 rpm ini
Pengujian optimasi karakteristik pengeringan penurunan massa dengan kadar air padi 14%
dilakukan dengan menggunakan padi yang terdapat pada massa 7180 gram dalam waktu
berasal dari Pariaman yang memiliki 30 menit dengan kadar air dalam padi sebesar
persentase kadar air 24,28 % sebanyak 8 kg 14,04 %.
berat basah. Pengujian dilkukan dengan
mevariasikan putaran poros pengaduk dan Pada putaran poros pengaduk 40 rpm dan
dilihat pengaruhnya terhadap pengeringan waktu pengeringan 20, 30, 40, 50, 60 menit
padi. Adapun hasil pengujian yang diperoleh didapatkan penurunan massa dan kadar air
terlihat pada Gambar 3 adalah kadar air maksimal mencapai 6057 gr dan kadar air
terhadap waktu pengeringan berdasarkan maksimal dalam padi mendekati 0% (material
putaran pengaduk. Pada putaran 40 rpm air sangat kering sekali dengan permukaan retak-
sangat cepat menguap tapi dari pengamatan retak)[6]. Pada putaran 40 rpm terjadi
material mengalami retak-retak. Penurunan pengeringan lebih. Pengeringan yang
kadar air yang cepat tidak baik untuk material. demikian tidak dianjurkan karenakualitas
material menjadi rusak tidak sesuai dengan
standar [ SNI No. 4512.1 –TAN-1998].

Laju pengeringan dipengaruhi oleh massa air


yang diuapkan terhadap waktu dan putaran
poros pengaduk, dapat dilihat dari Gambar 4.

Gambar 3. Grafik Penurunan Massa Terhadap


Waktu Pengeringan

5.2 Pengaruh Putaran Poros Pengaduk


Pada putaran poros pengaduk 30 rpm dan
waktu pengeringan 20, 30, 40, 50, 60 menit Gambar 4.Grafik Laju Pengeringan Pada Masing-
didapatkan penurunan massa dan kadar air Masing Putaran Pengaduk.
berbanding lurus terhadap waktu, semakin
lama waktu pengeringan maka semakin sedikit Laju pengeringan tertinggi terjadi pada putaran
massa dan kadar air padi. Syarat pengeringan poros pengaduk 40 rpm yang mencapai 53,341
padi yang baik adalah kandungan air dalam gr/menit. Dikarenakan kecepatan poros
padi harus mencapai 14% [5]. Pada proses pengaduk yang relatif tinggi sehingga kadar air
pengeringan dengan putaran 30 rpm ini yang harus dicapai ± 14% tidak terpenuhi.
penurunan massa dengan kadar air padi 14% Laju pengeringan yang sangat drastis dari
terdapat pada massa 7198 gram dalam waktu ketiga putaran poros pengaduk terjadi padi
40 menit dengan kadar air dalam padi sebesar waktu 20 menit dan selanjutnya laju
14,26 %. pengeringan menurun hal ini disebabkan
karena kadar air dalam padi sudah semakin
sedikit.
Pada putaran poros pengaduk 35 rpm dan
waktu pengeringan 20, 30, 40, 50, 60 menit
50
JURNAL ILMIAH TEKNIK MESIN CYLINDER, Vol. 1 No. 2, October 2014: 45– 52

Pada putaran poros pengaduk 30 rpm mekanisme pengaduk adalah sebagai


didapatkan laju pengeringan maksimum 25,93 beikut :
gr/menit dan memenuhi syarat kadar air
minimum dalam padi 14,26% dengan waktu
pengeringannya 40 menit. Berikutnya pada
putaran poros pengaduk 35 rpm didapatkan 5.4 Membandingkan Alat Yang Dibuat
laju pengeringan maksimum 33,31 gr/menit dengan Pengering Yang Telah Ada.
dan memenuhi syarat kadar air minimum
dalam padi 14,04% dengan waktu Pada Mesin Pengering Gabah Kontinyu
pengeringannya 30 menit. Berdasarkan Kapasitas 60 kg dan Daya 1890 Watt,
Gambar 4, maka laju pengeringan dengan diperoleh waktu pengeringan untuk
putaran poros pengaduk 35 rpm lebih baik dan mengeringkan padi sebanyak 60 kg selama 4
dirasa lebih optimal penggunaanya jam 56 menit [5]. Waktu optimal pengeringan
dibandingkan dengan putaran poros pengaduk untuk memproduksi 1 kg padi dari alat
30 rpm. pengering [5]:

5.3 Hasil Pengujian Keseragaman


Pengeringan
Sedangkan dengan alat pengering padi tipe
Hasil pengujian keseragaman pengeringan
drum dryer dengan mekanisme pengaduk
dilakukan dengan mengambil hasil
berkapasitas 8 kg selama 30 menit. Waktu
pengeringan padi yang berasal dari Pariaman
optimal pengeringan untuk memproduksi 1 kg
menjadi delapan (8) massa kemudian
padi dari alat pengering padi tipe drum dryer
dikeringkan selama 10-100 menit dengan
dengan mekanisme pengaduk adalah sebagai
putaran 35 rpm. Hasil pengujian keseragaman
berikut:
pengeringan dapat dilihat pada Gambar 5.

Setelah dilakukan perhitungan waktu optimal


pengeringan dari alat yang sudah ada
dibandingkan dengan alat pengering padi tipe
drum dryer dengan mekanisme pengaduk
ternyata alat pengering yang sudah ada
menghasilkan waktu pengeringan 4,93
menit/kg padi dan alat pengering tipe drum
dryer dengan mekanisme pengaduk
mengasilkan waktu pengeringan 3,75
Gambar 5.Grafik Penurunan Massa Padi Terhadap menit/kg. Artinya alat pengering tipe drum
Waktu Untuk Pengeringan Yang Seragam dryer dengan mekanisme pengaduk lebih
Hasil pengujian keseragaman pengeringan unggul dan efisien waktu pengeringan
didapatkan dengan menghitung : dibandingkan dengan yang telah ada, sehingga
1. Untuk waktu 100 menit didapatkan hasil untuk memproduksi padi kering dengan kadar
penurunan massa padi rata – rata yaitu air ±14% lebih cepat dan kondisi kering padi
berkisar antara 963,13 gr sampai dengan lebih merata karena adanya mekanisme
833,88 gr dan perubahan massa air dalam pengadukan.
padi rata – rata yaitu berkisar antara 36,88
gr sampai dengan 166,13 gr. 6. Simpulan
2. Persentase ketidakseragaman (tidak
merata) dari hasil pengeringan padi Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian
menggunakan drum dryer dengan pengujian alat pengering padi tipe drum dryer
51
JURNAL ILMIAH TEKNIK MESIN CYLINDER, Vol. 1 No. 2, October 2014: 45– 52

dengan mekanisme pengaduk adalah 2006. Kerjasama Perum BULOG


diperolehnya hasil karakteristik pengeringan dengan FATETA IPB.
sebagai berikut : [2] Soponronarit, S. Luangmalawat, P.
 Persentase kandungan air tertinggi terdapat Prachayawarakon,S. Nathakaranakule,
pada padi yang berasal dari daerah Padang. A. 2007. Effect of Temperature on
Persentase kandungan air terkecil terdapat Drying Characteristics and Quality of
pada padi dari daerah Solok. Cooked Rice. Bangkok: Journal of
 Penurunan massa padi, kadar air, dan laju Food Egineering. LWT 41, 716-723.
pengeringan sangat dipengaruhi oleh [3] Athajariyakul, S and Leephakreeda, T.
putaran poros pengaduk. Semakin tinggi 2006. Fluidized Bed Paddy Drying in
putaran poros pengaduk maka semakin Optimal Conditions Via Adaptive
cepat penurunan massa dan kadar air padi, Fuzzy Logic Control.Bangkok: Journal
serta semakin tinggi laju pengeringan yang of Food Engineerig.75, 104-114.
terjadi. [4] K, D. Mustofa. 2011. Pengaruh Waktu
 Putaran poros pengaduk yang memenuhi Pengeringan Terhadap Kadar Air
syarat pengeringan berdasarakan Gabah Pada Mesin Pengering Gabah
persentase kadar air 14% dalam padi Kontinyu Kapasitas 100 Kg danDaya
adalah 35 rpm dalam waktu 30 menit 1890 W.UI :Jurusan Teknik Mesin
dengan kapasitas 8 kg. Politeknik Negeri Jakarta.
 Hasil pengeringan padi menggunakan [5] Perry, Robert H. Perry’s. Chemical
drum dryer dengan mekanisme pengaduk Engineers’ Handbook Sixth Edition.
menghasilkan persentase keseragaman USA: McGraw-Hill
pengeringan 86,6 %. [6] Sofwan, Irham. 2008 Perancangan,
 Berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk Pembuatan dan Pengujian Alat
mengeringkan padi dalam 1 kg alat Pemisah .Partikel Padat Dengan Sesi
pengering tipe drum dryer lebih unggul Seperasi 50 cm dan Plat Penampug
dan efisien waktu pengeringannya, yaitu Berbentuk Setengah Bola. Indonesia:
waktu yang dibutuhkan untuk Universitas Andalas
mengeringkan 1 kg padi adalah 3,75 [7] White, Frank M. 2003. Fluid Mechanic 4th
menit/kg. Edition. USA: Mc. Graw-Hill.

Ucapan Terima Kasih


Penelitian dilakukan pada Laboratorium
Perancangan Elemen Mesin Jurusan teknik Mesin
Universitas Andalas. Ucapan Terima kasih
disampaikan pada pihak pimpinan Jurusan Teknik
yang dapat memfasilitasi penelitian ini dalam
pengadaan peralatan yaitu satu buah set-up
pengujian mesin pengering yang dilengkapi
dengan instrumen pengukurannya.

Daftar Pustaka
[1] Sidik, Mulyo. 2006.Prospect of Rice
Production and Food Security in East
Asia, Di dalam Peningkatan Daya
Saing Beras Nasional Melalui
Perbaikan Kualitas., Lokakarya
Nasional. Jakarta: 13-14 September

52

You might also like