Professional Documents
Culture Documents
26(2): 10-19 Pengamh status gizi ibu selama kehamilan dan menyusui Anies Irawati; dkk
PENDAHULUAN
ejalan dengan progam 'Rimery Hedth Care:
S
(4). Status gizi ibu selama menyusui mentpakan
yang mendapat dukungan dari WHO dan efek dari status gid ibu sebdum hamil dan selana
diprunosikan oleh UNICEF (1984) yang hamil (peningkatan berat badan sdama hamil) (5).
melipu6 'growth monitoring: 'oral rehihation: Ini berarh kemungkinantidak semua ibu mempunyai
'breastfeeding promdion' den 'immunizelion' kemampuan yang sarna dalam menyusui. Status
(GOBI), juga pada 'Intemational Breastfeeding gizi ibu sebelum hamil, selama hamil dan selama
Week 1 - 4 August 1994' dan keputusan tentang menyusul kemungkinan berhubungan dengan
'47th World Assembly 9 May 1994' tentang 'Infant keberhasilan menyusui.
and Young Child Nutntion', keduanya secara Pertambahan berat badan ibu selana
khusus menggariskan kebijaksanaan tentang AS1 hamil tergantung pada status gizi ibu sebelum
eksklusif (1). Pada tahun 2004, sesuai anjuran hamil. Ibu yang memiliki status gizi baik selama
WHO. Departemen Kesehatan telah menetapkan hamil, cadangan l m a k tubuhnya (fat deposfl
program AS1 eksklusf selama enam bulan. cukup untuk menyusui bayinya sampai 4 - 4
Kenyataannya, di beberapa negara berkembang, bulan*. Sebaliknya, ibu yang status gizinya kurang,
sebagian besar ibu bdum memberikan AS1 secara cadangan lemak lubuhnya kemungkinan bdak
eksklusif sebab sebagian besar bayi sudah cukup untuk menyusui bayinya s a m p a l 4 4 bulan.
mendapat makanan lain sebelum ia berumur empat Selama kehamilan, metabdisme tubuh ibu becubah
sehingga berat badan ibu berlambah. Keleblhan
bulan.' Alasan pemberian makanan lain secara d~ni energi tubuh disimpan dalam bentuk lemak di
antara lain karena AS1 tidak cukup, yang ditandai bawah janngan subkutan tubuh dan kaki.
dengan bayi menangis (2.3). Selanjutnya, simpanan lemak dalam tubuh
Selama menyusui, terjadi mobilisasi d~gunakan untuk mmroduksi AS1 (6.7).
lemak tubuh lbu untuk memroduksi AS1 dan sebagaimana telah dibuktikan bahwa selma
simpanan l m a k ibu dengan status gizi kurus lebih menyusui tejadi penurunan berat badan ibu secara
rendah dan simpanan lemak tubuh pada ibu n m a l bermakna (8).
ditimbang dengan menggunakan timbangan digital pmporsi. Penga~hstatus gizi ibu (sebelum dan
SECCA dengan ketelilian 0,l kg. Berat badan ibu seiama hamii, serta selama menyusui) dan masing-
sebelum hamii ditentukan dengan menggunakan masing faktor lainnya tehadap kebehasitan
rumus esbmasi berat badan ibu sebelum ham I yang menyusui dianalisis dengan regresi logistik. Regresi
d~kembangkanolen Achadl (10) (terlamplr) T~nggi logistik ganda dipergunakan untuk mengonfirmasi
badan ibu ditentukan dengan menggunakan kontribusi p e n g a ~ hstatus gizi ibu (sebelum dan
' m i ~ t o i s e dengan
' ketelilian 0.1 cm. Selanjutnya, selama hamil, serta selama menyusui) dengan
status gizi ibu (pra-hamil dan menyusui) ditetapkan mengontml faktor lainnya. Analisis yang sama juga
menurut lndeks Massa Tubuh (IMT), yaitu berat dilakukan untuk mengetahui besar risiko status gizi
badan (dalam kilogram) per Enggi badan (dalam ibu (selama harnil dan selama menyusui) terhadap
keberhasilan menyusui. Analisis dilakukan dengan
meter) kuadrat, dan dikategwikan sebagai berikut
menggunakan perangkat lunak komputer.
(9): Ibu kurus bila IMT < 18,5 dan ibu normallgemuk
bila IMT 2 18.5. Status gizi ibu hamil ditentukan
menurut peningkatan berat badan selama HASlL DAN BAHASAN
kehamilan yang dihitung atas dasar berat badan ibu
sebelum melahirkan dikurangi berat badan ibu pra- Hasil penelitian ini disajikan dalam empat
bagian. Bagian pettama, data tentang kuanlitas dan
hamii (18). Ibu dengan status gizi pra-hamil kurus
kualitas AS1 yang dikonsurnsi bayi. Bagian kedua
tetap diikutkan dalam penelidan ini dan
tentang karakteristik ibu, bayi dan sosial ekonomi.
diperlakukan sebagai variabel pengganggu. Bagian ketiga tentang status gizi ibu selama harnil
Status kesehatan ibu ditentukan menurut dan selama menyusui dalam hubungannya dengan
pemeriksaan dokter Puskesmasbidan setempat. keberhasilan menyusui. Bagian keempat tentang
Konsumsi gizi ibu selama menyusui diukur setiap faktor yang berkaitan dengan kebethasilan
bulan dengan menggunakan metode fwd recall2 x menyusui.
24 jam (19). Umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, Jumlah ibu yang direkrut sebagai
jumlah anggota mmah tangga, pengeluaran ~ m a h responden penelitian ini S e l ~ ~ h n ybejumlah
a 270
tangga per bulan dikumpulkan dengan ibu dengan umur kehamilan kurang dari 12 minggu.
menggunakan kuesioner tersbuktur dan ditanyakan Di antara jumlah tersebut hanya sebanyak 234 ibu-
kepada ibu oleh pembantu ahli gizi. Data tersebut bayi yang dapat dianalisis datanya, sedangkan
dikurnpulkan satu kali, yaitu pada saat ibu sebanyak 36 ibu-bayi dmpout karena bayi
menyatakan bersedia terlibat pada penelitian ini. meninggal, ibu-bayi meninggal, bayi sakit, ibu sakit,
Berat badan bayi (termasuk bwat badan pindah, lahir prematur dan lahir BBLR, dan enam
bayi lahir) diukur dengan menggunakan timbangan bayi lidak dianalisis sebab datanya tidak lengkap.
bay1 (baby scale) digital merk Hitachi denqan
ketelifian 10 gram. ~ a n j a nbadan ~ bayi diikur
Kuantkas dan Kualkas AS1 yang Dikonsuml
dengan menggunakan papan pengukur panjang Bay1
badan bayi dengan ketelitian 0.1 cm. Status
kesehatan bayi ditentukan setiap bulan sejak bayi Kuantitas AS1 yang dikonsumsi oleh bayi
lahir sampai bayi berurnur 4 bulan yang dilakukan kelompok 'menyusui behasil' secara bermakna
menurut pemeriksaan dokter Puskesmaslbidan. lebih besar dibandingkan dengan kelompok
Jenis kelamin bayi, dikumpulkan dengan 'menyusui tidak berhasil' (P=O,OO) (Tabel 1). Makin
menggunakan kuesioner tersbuktur. Pola makan bertambah umur bayi, kuantitas AS1 yang
bayi dikumpulkan dengan cara wawancara dengan dikonsurnsi m n d e ~ n gsemakin banyak. Kuantitas
bantuan kuesioner teflt~ktur.Beberapa faktor lain AS1 yang dikonsumsi bayi pada umur satu sampai
tidak dikumpulkan datanya, seperti stres. ernpat bulan lebih rendah dari bayi di Madura pada
pemeriksaan hormon oksitoksin dan prolaktin, umur yang sama (12). Perbedaan tersebut
karena indikator untuk menentukan faktor tersebut kemungkinan terjadi karena cara pengukuran yang
belum tersedia. Penggunaan konbasepsi hormonal berbeda, di mana pada penelitian ini setiap kali
juga tidak dianalisis datanya karena semua ibu penimbangan untuk pengukuran kuantitas ASI.
belum menggunakan konbasepsi h o m a l selama koreksi banyaknya urinlfeses (insensible water loss)
penelitian ini berlangsung. diukur melalui penimbangan baby diapers yang
Untuk mengetahui karakteristik subjek, dipakai bayi setiap kali disusui. Dengan cara ini,
dilakukan analisis distribusi hekuensi dan besar kemungkinan terjadi kebowran dapat dieliminasi
PGM 2003.26(2): 10--19 Pengamhstatus gizi ibu selama kehamilan dan menyusui Anies Irawati; dkk
sehingga data kuantitas AS1 yang dipemleh lebih dikonsumsi bayi. Atas dasar titik potong 65% dari
akurat. AKG, konsumsi energi dari AS1 sedikitnya sebanyak
Kandungan energi dan karbohirat per 100 364 kkal (Muhilal et a/, 1996). Atas dasar titik
gram AS1 yang dikonsumsi bayi kelompok potong tersebut, terdapat sebanyak 50,4% (116
'menyusui berhasil' lebih besar secara benakna bayi) y a y mengonsumsi energi sebanyak > 65%
dibandingkan dengan kelompok bayi 'menyusui dari AKG (2 364 kkal) dan sebanyak 49,6% (116
tidak berhasil'. Kandungan protein dan lemak per bayi) yang mengonsumsi energi dari AS1 < 65% dari
100 gram AS1 yang dikonsumsi bayi kelompok AKG (< 364 kkal). Ini berarti. sebanyak 50,4% ibu-
'menyusui berhasil' cenderung sama dengan bayi bayi yang 'menyusui berhasil' dan sebanyak 49,696
kelompok 'menyusui tidak berhasil' (Tabel 1). ibu-bayi yang 'menyusui tidak berhasil'.
Keberhasilan menyusui ditentukan
bedasarkan konsumsi energi dari AS1 yang
Tabel 1
Kuantitas dan Kualitar AS1 Menurut Keberhasilan Menyusul
I
Kebe~
Karakterlstik Me"""-'
Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa Konsumsi energi, lemak dan karbohidrat
inisiasi AS1 pada kelompok 'menyusui berhasil' dan dari AS1 pada bayi kelompok 'menyusui berhasil'
kelompok 'rnenyusui tidak berhasil' tidak berbeda secara bermakna lebih besar dibandingkan dengan
bermakna. Demikian juga inisiasi makanan lain kelompok 'menyusui tidak berhasil'. Namun,
pada kelompok 'menyusui tidak berhasil' tidak beda konsumsi pmtein dari AS1 pada bayi kelompok
'menyusui berhasil' tidak berbeda dibandingkan
bermakna dengan kelompok 'menyusui berhasil'. dengan kelompok 'menyusui tidak berhasil'. Rasio
Namun, ada kecenderungan bayi pada kelompok konsumsi energi dari AS1 terhadap total konsumsi
'menyusui berhasil' mendapat makanan lain lebih energi (dari AS1 + makanan lain) pada kelompok
lambat (38.2 hari) dibandingkan dengan kelompok 'menyusui berhasil' lebih besar secara bermakna
'menyusui tidak berhasil' (347 hari). Sebagian dibandingkan dengan kelompok 'menyusui tidak
besar bayi mendapat inisiasi AS1 pada umur lebih behasil'.
dari 2 hari (sekitar 4 M O % ) dan sebagian besar
bayi juga mendapat makanan lain pada umur 1-2
hari, yaitu sebanyak 5&&0%.
PGM 2003.26(2): 10--19 P e n g a ~ hstahfs gizi ibu selama kehamilan dan menyusui Anies Irawati; dkk
label 2
Pola Pemberirn M a h n pada Bayl Menurut Kebethasllan Menyusui
Keberhasilan Menyusui
KaraMerhtik Menyusui
Berhasil Tidak Nilal P
n.118 n = 116
Rasio konsumsi energi dari AS1 lhdp total 87,3 i 9,4 80,5 i 7,2 0.00
(AS1 + makanan lain)
Rasio konsumsi energi dari AS1 lhdp AKG 646 i 7,2 60,7 i 8,9 0,M
Kelmpok 'nmnyusui berhasil' : konsumsi energi dari AS1 r 65% AKG
Kelmpok 'nmnyusui tidak berhasil' :konsumsi energl dari AS1 c 65% AKG
Karakteristik Bayl, lbu dan Sosial Ekonoml kurus dan ibu nonnal pada kelompok 'menyusui
Hasil analisis pada Tabel 3 berikut Gdak berhasil' lebih rendah dari kelompok
menunjukkan bahwa karakteristik ibu, bayi dan 'menyusui berhasil'.
keadaan sosial ekonomi kedua kelompok tersebut Rata-rata pertambahan berat badan ibu
tidak berbeda bennakna. Pada kedua kelompok, selama kehamilan pada penelitian ini tidak berbeda
proporsi bayi laki-iaki lebih banyak dari bayi dengan penelitian sebelumnya, yaitu sebanyak 9,O
perempuan. Walaupun Mak berbeda bennakna, kg (10,ll) dan lebih tinggi dari peningkatan berat
ada kecenderungan bayi kelompok 'menyusui tidak badan selama hamil pada ibu di Madura (6,6 kg)
behasil' lebih sering dan lebih lama mengalami (12). Hasil analisis menunjukkan, tidak ada
sakit infeksi dibandingkan dengan kelompok perbedaan peningkatan berat badan ibu, baik pada
'menyusui berhasil'. trimester 2, trimester 3 maupun total (selama
hamil), pada kedua kelompok tersebut. ~amun,
Status Gizl Ibu Sebelum Hamll, Selama Hamll, peningkatan berat badan selama kehamilan pada
.. ~.
dan Selama Menyusui Menurut Keberhasilan
menyusul
~ ibu kurus pada kelompok 'menyusui berhasil' lebih
besar dibandingkan dengan kelompok 'menyusui
Sebagian besar ibu memulai kehamllan Gdak berhasil'. Walaupun Mak berbeda bennakna,
dengan status gizi baik. Hanya sekitar 18% ibu proporsi ibu kurus dengan peningkatan berat badan
kelompok 'menyusui berhasil' dan sekitar 19% ibu s 9 kg pada kelompok 'menyusui berhasil' lebih
kelompok 'menyusui Gdak berhasil' yang bentatus sedikit dibandingkan dengan ibu kurus pada
gizi kurus (IMT c 18,5) sebelum hamil. Nilai IMT ibu kelompok'menyusuiGdak berhasil'.
PGM 2003.26(2): 10-19 Pengawh status gizi ibu selarna keharnilan dan menyusui Anies Irawati; dkk
label 3
Karakteristik Ibu, Bay1 dan Sosial Ekonomi Menurut Keberhasllan Menyusui
4
asilan Men usu~
4 Nilai I 1
.""Umur (tahun) mean f SD 25.6 f 5,9 25,2 f 5,8
Penddikan (tahun) mean f SD 5,2 f 2,s 5,2 f 2,2
Paritas (kali) mean f SD 2.7 f 2.0 2,9 f 2.0
Frekuensi sakit infeksi (kali) mean f SD 2.9 f 2.7 3.4 f 2.9
Bayi
Jenis kelamin
Laki-laki %
Perempuan %
Berat bayi lahir (gram) mean f SO
Panjang bayi lahir (cm) mean f SD
Lama sakit infeksi (hari) mean f SO
Sosial ekonmi
Rasio pengeluaran panganttotal mean f SD 76.0 f 16.3 76,O f 16.1 0,98
Jumlah anggota rumah tangea mean f SD 4 , 6 i 1,9 4,s f 2.0 0.64
Kelompok'menyusuiberhasil' : konsurnsi energi dari AS1 r 65%AKG
Kelompok'menyusui tidak behasil' : konsumsi energi dari AS1 < 65% AKG
Tabel 4
Status G l d Ibu Sebelum Hamil, Selama Hamil dan Selama Menyusui Menurut
Keberhasilan Menyusui
I Antropometri
dan Status G i d
I Keberhasilan Menyusui
Berhasil
(n=118)
I Tidak Berhasil
(n= 116)
Nilai
P
Kurus Normal Kurus Normal
Pra hamll:
IMT rneanfSD 18,1*2.3 21.1*2,5 17.2f2.2 20,8f2,4 0,W2
Slatus gizi % 18.6 81.4 19,8 80.2 0.05
Selama hamil:
Peningkatan beat meant SD 8,3 i2,l 9.8 f 2.6 7.9 f2,O 9.8 * 2,8 0,882
badan (kg)
Trimester 2 mean f SO 3,9 f 2,7 4.8 f 2.2 3.8 f 2,O 4,6 f 2.2 0,4@
Trimester 3 mean f SD 4.1 f 2.5 5.0 f 2,4 $9 i2,6 *
4.8 2.4 0.44'
Status gizi' % 20,O 80,O 21,6 78,4 0.45
Selama menyusui:
IMT pasca
melahikan meanfSD 18,3t2.6 24,9f2,5 18.2t2.3 25.3i2.5 0.Z2
1 bulan meanfSD 18,0f2,6 24,8f2,7 18,0f2.4 25,1f2,4 0,512
2 bulan meanfSD 17.8f2.5 24,6f2,7 17,7*2.3 25,0f2,6 0.622
3 bulan meanfSD 17.6f2.6 24,5f2,5 17.4i2.4 25.0f2.6 0.342
4 bu!an meanfSD 17.3f2.3 24.4+2,6 17.1i2.4 24.9f2.5 0.43?
Status gizi' parca
melahikan
1 bulan
2 bulan 11.0 89,O
3 bulan 14.4 85.6 9.5
4 bulan 16.1 12,O
Kelompok 'menyusui brhssil' : konsumsi energi dari AS1 r 65% AKG
Kelmwk 'rnenvusui, - tidak
~ berhasil'
~ : konsumsi enemi dari AS1 < 65% AKG
'
~ ~ F~ ~ ~~ ~~ ~~ ~ ~ ~ ~
Nilai IMT ibu selama menyusui pada makin turun dan pmporsi ibu kuws semakin
kelompok 'menyusui berhasil' dan kelompok bertambah. Pmporsi ibu kurus pada kelompok
'menyusui tidak berhasil' berbeda bermakna 'menyusui behasir lebih banyak dibandingkan
(P<0,05). Sebelum menyusui, nilai rata-rata IMT ibu dengan kelompok 'menyusui tidak berhasil'. Cieh
dan pmporsi ibu kurus pada kedua kelompok juga sebab itu, agar status gizi ibu selama menyusui
tidak berbeda bermakna. Arlinya, ibu pada kedua tidak bertambah b u ~ kmaka
, selama menyusui ibu
kelompok tersebut muiai menyusui dengan status hams mengonsumsi zat gizi daiam jumlah yang
gizi yang sama. Pada kedua kelompok tersebut cukup (20). Gambaran proporsi ibu kurus selama
teriihat bahwa makin lama ibu menyusui, nilai IMT menyusui disajikan pada Gambar 1 berikut.
20
% 18
16
14
12
10
8 Fd Berhasil
6
4 OTdk Berhasil
2
0
0 1 2 3 4
Bulan
Garnbar 1
Pmponl Ibu Kurus (IMT e f8,5) Selama Menyusul Ernpat Bulan
Menurut Keberhaallan Menyusul
Tabel 5
Pengafuh Faktor Ibu. Bayi dan Soaial Ekonomi terhadap Keberhasilan Menyusui
Bayi yang diinisiasi AS1 dan diinisiasi energi dan 4 M % dari AKG untuk pmtein (15).
makanan lain lebih dari satu hari berisiko menyusui Dengan dernikian, konsumsi energi dan pmtein ibu
tidak berhasil lebih besar dibandingkan dengan bayi selama menyusui belum wkup untuk memenuhi
yang diinisiasi AS1 dan diinisiasi makanan lain kebutuhan bayi.
kurang dari satu hari (RR = 2,32 dan RR = 2,39).
lnteraksi antara inisiasi AS1 dan inisiasi makanan
lain memberi risiko lebih besar terhadap menyusui KESIMPULAN
tidak berhasil dibandingkan dengan masing-masing 1. Status gizi ibu selama hamil tidak berpengaruh
faktor (RR = 3,21). Ibu yang bayinya mendapat pada keberhasilan menyusui. Ini berarti, status
inisiasi AS1 lambat (lebih dari sehari) dan mendapat gizi ibu sebelum dan seiama hamil bukan
inisiasi makanan lain tedalu cepat (kurang dari menjadi hambatan bagi bayi untuk
sehari) mempunyai risiko menyusui tidak berhasil mengmsumsi energi dari AS1 sedikiblya 65%
sebesar 3,21 kali dibandingkan dengan ibu yang dari AKG.
bayinya mendapat insiasi AS1 cepat (kurang dari
sehari) dan mendapat inisiasi makanan lain lambat 2. Status gizi ibu selama menyusui berpengaruh
(lebih dari sehari). Penundaan inisiasi AS1 memberi pada keberhasilan menyusui. Ini berarti, status
peluang bayi mendapat makanan prelaktal (21) gizi ibu selama menyusui dapat menjadi
sehingga kemampuan mengisap AS1 rendah. hambatan bagi bayi untuk mengonsumsi
Akibatnya, kuantitasAS1 yang dikonsumsi bayi tidak energi dari AS1 sedikitnya 65% dari AKG.
banyak (13). Keadaan ini yang memiw ibu memberi Makin lama menyusui, jumlah ibu dengan
makanan lain secara dini karena kuantitas AS1 yang status gizi kurus semakin bertambah, dan
dikonsumsi dianggap tidak cukup sehingga proporsi ibu kurus pada kelompok 'menyusui
kuantitas AS1 yang dikonsumsi bayi sedikit. berhasil' lebih banyak dibandingkan dengan
Penelitian yang dilakukan di daerah kelompok 'menyusui tidak berhasil'. Selama
perdesaan dengan kondisi lingkungan yang beium masa menyusui, ibu kurus berisiko menyusui
baik ini memberi gambaran bahwa status gizi ibu tidak berhasil sebesar 2,26-2,56 kali
selama menyusui menyebabkan konsumsi energi dibandingkan dengan ibu berstatus gizi
dari AS1 yang dikonsumsi bayi kurang dari 60% normallgemuk.
AKG. Rendahnya konsumsi energi dari AS1
dipengaruhi oleh status gizi ibu selama menyusui;
tidak dipengaruhi oleh status gizi ibu sebelum hamil
SARAN
dan selama hamil (Tabel 4). Konsumsi energi dan zat gizi ibu selama
Pada penelitian ini, waiaupun ibu memulai menyusui h m s diupayakan menwkupi kebutuhan
kehamilan dengan status gizi baik, tetapi agar bayi mendapat energi dari AS1 dengan jumlah
pertambahan berat badan selama kehamilan lebih yang lebih dari 65% AKG.
rendah dari ~ e h a ~ s n y(13
a kg) (18). Keadaan ini
dapat menyebabkan simpanan lemak dalam tubuh
ibu sedikit (22,23). Akibabrya, walaupun setelah RUJUKAN
melahirkan sebagian besar status gizi ibu normal, 1. Departemen Kesehatan RI. Sehat dan Cedas
namun selama menyusui makin banyak ibu yang berkat Air Susu Ibu Eksklusif. Seminar Sehari.
kurus. Selama menyusui lerjadi mobilisasi lemak Jakarta, 19 Juli 1994.
tubuh ibu untuk memmduksi AS1 (22,24,25).
2. Utomo 6. HeaHh and Social Dimensions of
Konsumsi energi dan zat gizi makro yang belum
Infant Feeding: Lessons from lndramayu, West
mencukupi kebutuhan ibu selama menyusui
kemungkinan sebagai penyebab status gizi ibu Java. A Thesis submitted for the degree of
kurus semakin bertambah (26). Pada penelitian ini, Doctor of Philosophy, Demography Program.
Division of Demography and Sociology,
konsumsi energi dan protein ibu selama menyusui
Research School of Social Sdence.
pada kelompok 'menyusui berhasil' tidak berbeda
dengan kelompok 'menyusui Cdak berhasil, yaitu 3. lrawati A; dkk. P e n g a ~ hStatus Gizi lbu
*
sebanyak 1162 482 kkalori dan 1098 i 369 Sebelum den Selama Kehamilan Terhadap
*
kkalori serta 31 9 gram dan 30 i 9 gram pmtein Keb?rhasilan Pemberian Air Susu Ibu. Bogor:
Pusat Penelitien dan Pengembangen Giu' dan
(data tidak disajikan). Jumlah tenebul hanya
memenuhi kecukuoan sebesar 48-51% AKG untuk Makanan. 2002. Laporan Penelitian
PGM 2003.26(2):91-21 Pengamh status gizi ibu selama kehamilan dan menyusui Anies Irawati; dkk